makalah pcl

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kampus merupakan suatu tempat ataupun perantara mahasiswa menuntut sebagian ilmu dari yang diajarkan oleh dosennya. Dan juga sebagai sarana pembentukan jatidiri seseorang. Sebab, kampus sendiri dapat diibaratkan sebagai suatu Negara kecil yang dapat menjadi besar dan berkembang jika pola berpikir orang didalamnya baik. Dalam Kampus juga terdapat nilai-nilai politik, agama, ekonomi, hukum dll yang berhubungan dengan pembentukan karakter suatu Negara. Dan para mahasiswa juga menjadi cikal bakal pemimpin yang nantinya akan memimpin Negara ini dimasa depan. Pancasila merupakan dasar Negara RI yang sudah disusun oleh para pendiri bangsa dan diamanatkan kepada para penerusnya hingga sekarang agar menjadi tolak ukur pembentukan karakter suatu bangsa. Jadi sudah seharusnya para pemuda khususnya mahasiswa saat ini memahami dan dapat juga

Upload: prima-joe

Post on 30-Dec-2014

72 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pcl

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kampus merupakan suatu tempat ataupun perantara mahasiswa

menuntut sebagian ilmu dari yang diajarkan oleh dosennya. Dan juga

sebagai sarana pembentukan jatidiri seseorang. Sebab, kampus sendiri

dapat diibaratkan sebagai suatu Negara kecil yang dapat menjadi besar dan

berkembang jika pola berpikir orang didalamnya baik. Dalam Kampus

juga terdapat nilai-nilai politik, agama, ekonomi, hukum dll yang

berhubungan dengan pembentukan karakter suatu Negara. Dan para

mahasiswa juga menjadi cikal bakal pemimpin yang nantinya akan

memimpin Negara ini dimasa depan.

Pancasila merupakan dasar Negara RI yang sudah disusun oleh

para pendiri bangsa dan diamanatkan kepada para penerusnya hingga

sekarang agar menjadi tolak ukur pembentukan karakter suatu bangsa. 

Jadi sudah seharusnya para pemuda khususnya mahasiswa saat ini

memahami dan dapat juga mengimplementasikan pancasila tersebut dalam

menjalani kehidupan khususnya didalam kampus. Karena dari kampuslah

pola pikir mahasiswa akan terbentuk, apakah yang dilakukan para

pemimpin di Negara ini sudah sesuai dengan yang diamanatkan oleh para

pendiri bangsa selama ini.  Sebab, saat ini kesucian pancasila seperti di

nodai oleh "tangan kotor" orang yang tidak bertanggung jawab atas

amanat yang telah rakyat berikan kepadanya.

Page 2: Makalah Pcl

1.2. Rumusan Masalah

1.      bagaimana jika dalam reformasi dan dalam kehidupan dalam

kampus tidak menggunakan paradigma, khususnya tidak

menggunakan pancasila sebagai paradigma reformasi maupun

kehidupan dalam kampus?

2.      Bagaimana cara mengaktualisasikan pancasila tersebut di

perguruan tinggi atau kampus dan pada reformasi?

3. Bagaimana cara mengimplementasikan pancasila terhadap

kehidupan kampus?

1.3. Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui fungsi paradigma dalam reformasi dan dalam

kampus.

2.      Memahami serta dapat mengaktualisasikan pancasila dalam

kampus dan pada reformasi.

3. Mengetahui implementasi pancasila terhadap kehidupan kampus.

Page 3: Makalah Pcl

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma

Istilah paradigma pada awalnya berkembang dalam filsafat ilmu

pengetahuan. Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah tersebut

dalam dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya yang

berjudul “The Structure Of Scientific Revolution”, paradigma adalah suatu

asumsi-asumsi dasar dan teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai)

sehingga merupakan suatu sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu

pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu

pengetahuan itu sendiri.

Dalam ilmu-ilmu sosial manakala suatu teori yang didasarkan pada suatu

hasil penelitian ilmiah yang mendasarkan pada metode kuantitatif yang mengkaji

manusia dan masyarakat berdasarkan pada sifat-sifat yang parsial, terukur,

korelatif dan positivistik, maka hasil dari ilmu pengetahuan tersebut secara

epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja dari obyek ilmu pengetahuan yaitu

manusia.

Dalam masalah yang populer istilah paradigma berkembang menjadi

terminologi yang mengandung konotasi pengertian sumber nilai, kerangka pikir,

orientasi dasar, sumber asas serta tujuan dari suatu perkembangan, perubahan

serta proses dari suatu bidang tertentu termasuk dalam bidang pembangunan,

reformasi maupun dalam pendidikan.

Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem nilai

acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan berpikir; atau jelasnya sebagai sistem

nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka

arah/tujuan bagi ‘yang menyandangnya’.

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang pancasila sebagai

paradigma kehidupan kampus. Kehidupan kampus yang kita ketahui terdiri dari

Page 4: Makalah Pcl

beberapa elemen, yaitu : mahasiswa, dan dosen. Sekelompok elemen tersebutlah

yang mengisi kehidupan kampus setiap harinya. Fungsi dari kampus itu sendiri

adalah selain untuk wadah sarana pendidikan juga sebagai tempat

menimba/mendapatkan ilmu, dimana elemen mahasiswa memegang peran utama

dalam mengatur, mengendalikan, dan mentaati segala peraturan yang ada di

kampus. Pancasila sebagai landasan yang utama tidak hanya berlaku dalam satu

unsur saja, namun terdapat dalam berbagai unsur yaitu : ilmu pengetahuan,

hukum, HAM, sosial politik, ekonomi, kebudayaan, dll. Dalam arti, bahwa

pancasila bisa diterapkan dan dijalankan dalam unsur-unsur tersebut sesuai

dengan nilai-nilai yang terdapat pada pancasila tersebut (sila ke-1 s/d sila ke-5). 

Kampus yang terdiri dari 2 elemen, tentunya memiliki jumlah kapasitas

yang besar. Maksudnya adalah, dalam kampus tidak hanya terdiri dari beberapa

orang namun terdiri dari ratusan bahkan ribuan orang. Tentunya setiap orang

memiliki keyakinan agama yang berbeda. Seperti kita ketahui kita mengenal

adanya 5 agama (kristen, katholik, islam, budha, hindu). Sehingga perlulah

pola/acuan berfikir untuk tidak melakukan sikap diskriminatif terhadap agama

yang satu dengan yang lain, kaum mayoritas dengan kaum minoritas. Agar nilai-

nilai agama yang kita punya tidak menimbulkan pelanggaran melainkan contoh

bagi orang lain. Sebagaimana yang terdapat pada sila ke-1 dalam pancasila. 

Selain itu, setiap mahasiswa juga berhak untuk mendapatkan suatu prestasi

ketika mahasiswa tersebut sudah melaksanakan kewajibannya (IPK). Hal ini

berkaitan dengan nilai kemanusiaan yang terdapat dalam sila ke-2, dimana

mahasiswa berhak mendapatkan haknya ketika kewajibannya sudah dilakukan.

Namun perlu juga kesesuaian antara kewajiban yang dilakukan dengan hak yang

diterima. Kemudian, dalam pergaulan kampus semakin sulit dibedakan antara

mahasiswa yang senior dengan yang junior karena ketika golongan tersebut

menyatu terkadang mempunyai sikap yang kurang sopan ketika berbicara &

berperilaku. Sehingga nilai moral yang ada tidak sesuai lagi dengan perilaku yang

sebagaimana mestinya.

Banyaknya orang yang terdapat dalam kampus, juga mempunyai berbagai

keanekaragaman. Contohnya: suku, bahasa, dan budaya. Keanekaragaman

Page 5: Makalah Pcl

tersebut cenderung membuat kita terkadang malu atau bahkan tidak mengakui.

Sehingga terkadang timbulah suatu perpecahan antar mahasiswa, walaupun tidak

dalam skala yang besar. Paradigma yang seharusnya dilakukan adalah menjadikan

keanekaragaman ini sebagai landasan bahwa semua orang dapat menyatu,

menghargai, dan mengakui walaupun terdapat beberapa perbedaan dalam hal

bahasa dan budayanya. Paradigma tersebut telah tertanam dalam pancasila sila ke-

3 sebagai nilai persatuan. 

Kemudian, kampus yang adalah sebagai wadah tentunya tidak secara

langsung berdiri sendiri. Pasti ada proses dan orang yang memegang peranan

dalam hal tersebut. Maka, antara pihak kampus dengan mahasiswa yang ada

didalamnya harus mempunyai sikap yang transparan dan bijaksana. Sehingga

tidak menimbulkan konflik antara kedua lapisan tersebut. Paradigmanya adalah

agar tercapainya suatu tujuan yaitu pendidikan yang bermutu dan berkualitas baik,

mempunyai makna bahwa pendidikan dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk

mahasiswa seperti yang tertuang dalam pancasila sila ke-4 sebagai nilai

kerakyatan. 

Seiring dengan perkembangan jaman dimana terjadi perpindahan orde dari

orde lama ke orde baru, nilai-nilai pancasila pun semakin dilupakan. Padahal

dengan pancasila tersebutlah segala sesuatunya menjadi sangat berharga.

Pancasila yang terdapat dalam unsur ilmu pengetahuan berkaitan juga dengan

kehidupan kampus, karena kampus sendiri mempunyai tujuan yang berkaitan

dalam ilmu pengetahuan. Paradigma kehidupan yang terdapat dalam kampus

adalah dimana dalam setiap kehidupan sehari-harinya terdapat interaksi antara

dosen dengan mahasiswa . Sesuai dengan nilai keadilan yang terdapat dalam sila

ke-5, menyatakan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Hubungannya apa? Kampus sebagai wadah yang tepat dalam mendapatkan ilmu,

menandakan bahwa dosen adalah seorang pengajar dan mahasiswa adalah sebagai

pelajar. Artinya,dosen harus mensejahterakan mahasiswanya dengan menuangkan

ilmu yang dia punya kepada mahasiswanya tanpa harus melakukan perbedaan

dalam mendapatkan ilmu agar terciptanya suatu elemen mahasiswa yang pintar,

radikal, dan berkompeten dalam bidangnya. 

Page 6: Makalah Pcl

Jadi, pancasila sebagai landasan yang utama harus dijaga, dilakukan, dan

ditaati nilai-nilainya agar setiap nilainya tersebut dapat membawa bangsa ini

menjadi bangsa yang bermartabat dan sederajat dengan negara lainnya.

2.2 Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Kampus

2.1.1. Aktualisasi pancasila

Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi

obyektif dan subyektif. Aktualisasi Pancasila obyektif yaitu aktualisasi Pancasila

dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara

antara lain legislatif, eksekutif maupun yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-

bidang aktualisasi lainnya seperti politik, ekonomi, hukum terutama dalam

penjabaran ke dalam undang-undang, GBHN, pertahanan keamanan, pendidikan

maupun bidang kenegaraan lainnya. Adapun aktualisasi Pancasila subyektif

adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral

dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat. Aktualisasi yang subyektif

tersebut tidak terkecuali baik warga negara biasa, aparat penyelenggara negara,

penguasa negara, terutama kalangan elit politik dalam kegiatan politik perlu

mawas diri agar memiliki moral Ketuhanan dan Kemanusiaan sebagaimana

terkandung dalam Pancasila.

2.1.2. Tridarma Perguruan Tinggi

Peranan perguruan tinggi dalam usaha pembangunan mempunyai tugas

pokok menyelenggarakan pendidikan dan pegajaran di atas perguruan tingkat

menengah berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dengan cara ilmiah  yang

meliputi: pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi

Perlu diketahui, bahwa pendidikan tinggi sebagai institusi dalam masarakat

bukanlah merupakan menara gading yang jauh dari kepentingan masyarakat,

melainkan senantiasa mengembangkan dan mengabdi kepada masarakat. Maka

Page 7: Makalah Pcl

menurut PP. No. 60 Th. 1999, bahwa Perguruan Tinggi mempunyai 3 tugas

pokok, yaitu:

a. Pendidikan tinggi

b. Penelitian

c. Pengabdian terhadap masyarakat

1. Pendidikan Tinggi

Lembaga pendidikan tinggi memiliki tugas melaksanakan

pendidikan untuk menyiapkan, membentuk dan menghasilkan sumber

daya yang berkualitas. Tugas pendidikan tinggi adalah :

Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat

menerapkan, mengembangkan dan atau memperkaya khasanah

ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi dan kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk

meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya

kebudayaan nasional. Pengembangan ilmu di perguruan tinggi

bukanlah value free (bebas nilai), melainkan senantiasa terikat nilai

yaitu nilai ketuhahan dan kemanusiaan. Oleh karena itu pendidikan

tinggi haruslah menghasilkan ilmuwan, intelektual serta pakar yang

bermoral ketuhanan yang mengabdi pada kemanusiaan.

2. Penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan telaah yang taat kaidah, bersifat obyektif

dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan menyelesaikan masalah dalam

ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

Dalam suatu kegiatan penelitian seluruh unsur dalam penelitian senantiasa

mendasarkan pada suatu paradigma tertentu, baik permasalahan, hipotesis,

landasan teori maupun metode yang dikembangkannya. Dalam khasanah ilmu

pengetahuan terdapat berbagai macam bidang ilmu pengetahuan yang masing-

masing memiliki karakteristik sendiri-sendiri, karena paradigma yang berbeda.

Page 8: Makalah Pcl

Bahkan dalam suatu bidang ilmu terutama ilmu sosial, antropologi dan politik

terdapat beberapa pendekatan dengan paradigma yang berbeda, misalnya

pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.

Dasar-dasar nilai dalam Pancasila menjiwai moral peneliti sehingga suatu

penelitian harus bersifat obyektif dan ilmiah. Seorang peneliti harus berpegangan

pada moral kejujuran yang bersumber pada ketuhanan dan kemanusiaan. Suatu

hasil penelitian tidak boleh karena motivasi uang, kekuasaan, ambisi atau bahkan

kepentingan primordial tertentu. Selain itu asas manfaat penelitian harus demi

kesejahteraan umat manusia, sehingga dengan demikian suatu kegiatan penelitian

senantiasa harus diperhitungkan manfaatnya bagi masyarakat luas serta

peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan.

3. Pengabdian kepada Masyarakat

Pengabdian kepada masyarakat adalah suatu kegiatan yang memanfaatkan

ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan

masyarakat. Realisasi pengabdian kepada masyarakat dengan sendirinya

disesuaikan dengan ciri khas, sifat serta karakteristik bidang ilmu yang

dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Aktualisasi pengabdian

kepada masyarakat ini pada hakikatnya merupakan suatu aktualisasi

pengembangan ilmu pengetahuan demi kesejahteraan umat manusia. Kegiatan

pengabdian kepada masyarakat sebenarnya merupakan suatu aktualisasi kegiatan

masyarakat ilmiah perguruan tinggi yang dijiwai oleh nilai-nilai ketuhanan dan

kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila.

Jadi, di Perguruan Tinggi atau yang biasa disebut dengan kampus, tidak

hanya mengajar akan tetapi mendidik. Dimana dengan didikan tersebut

mahasiswa akan lebih didampingi baik secara intelektual dan emosional. Contoh

umumnya adalah bagaimana cara mahasiswa bergaul dalam sehari-hari mereka

dengan berpedoman pada pancasila.

Page 9: Makalah Pcl

2.1.3. Budaya akademik

Budaya merupakan nilai yang dilahirkan oleh warga masyarakat yang

mendukungnya. Budaya akademik merupakan nilai yang dilahirkan oleh

masyarakat akademik yang bersangkutan. Masyarakat akademik di manapun

berada, hendaklah perkembangannya dijiwai oleh nilai budaya yang berkembang

di lingkungan akademik yang bersangkutan. Suatu nilai budaya yang mendorong

tumbuh dan berkembangnya sikap kerja sama, santun, mencintai kemajuan ilmu

dan teknologi, serta mendorong berkembangnya sikap mencintai seni.

Perguruan tinggi sebagai suatu institusi dalam masyarakat memiliki ciri

khas tersendiri disamping lapisan-lapisan masyarakat lainnya. Warga dari suatu

perguruan tinggi adalah insan-insan yang memiliki wawasan luas. Oleh karena itu

masyarakat akademik harus senantiasa mengembangkan budaya ilmiah yang

merupakan pokok dari aktivitas perguruan tinggi.

a. Kritis, senantiasa mengembangkan sikap ingin tahu segala sesuatu untuk

selanjutnya diupayakan jawaban dan pemecahannya melalui suatu kegiatan ilmiah

penelitian.

b. Kreatif, senantiasa mengembangkan sikap inovatif, berupaya untuk

menemukan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.

c. Obyektif, kegiatan ilmiah yang dilakukan harus benar-benar berdasarkan pada

suatu kebenaran ilmiah, bukan karena kekuasaan, uang atau ambisi pribadi.

d. Analitis, suatu kegiatan ilmiah harus dilakukan dengan suatu metode ilmiah

yang merupakan suatu prasyarat untuk tercapainya suatu kebenaran ilmiah.

e. Konstruktif, harus benar-benar mampu mewujudkan suatu karya baru yang

memberikan asas kemanfaatan bagi masyarakat.

f. Dinamis, ciri ilmiah sebagai budaya akademik harus dikembangkan

terusmenerus.

g. Dialogis, dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dalam masyarakat

akademik harus memberikan ruang pada peserta didik untuk mengembangkan

diri, melakukan kritik serta mendiskusikannya.

Page 10: Makalah Pcl

h. Menerima kritik, sebagai suatu konsekuensi suasana dialogis yaitu setiap insan

akademik senantiasa bersifat terbuka terhadap kritik.

i. Menghargai prestasi ilmiah/akademik, masyarakat intelektual akademik harus

menghargai prestasi akademik, yaitu prestasi dari suatu kegiatan ilmiah.

j. Bebas dari prasangka, budaya akademik harus mengembangkan moralitas

ilmiah yaitu harus mendasarkan kebenaran pada suatu kebenaran ilmiah.

k. Menghargai waktu, senantiasa memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien

mungkin, terutama demi kegiatan ilmiah dan prestasi.

l. Memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah, memiliki karakter ilmiah sebagai

inti pokok budaya akademik

m. Berorientasi ke masa depan, mampu mengantisipasi suatu kegiatan ilmiah ke

masa depan dengan suatu perhitungan yang cermat, realistis dan rasional.

n. Kesejawatan/kemitraan, memiliki rasa persaudaraan yang kuat untuk

mewujudkan suatu kerja sama yang baik. Oleh karena itu budaya akademik

senantiasa memegang dan menghargai tradisi almamater sebagai suatu tanggung

jawab moral masyarakat intelektual akademik.

2.1.4. Kampus Sebagai Pengembangan Hukum Dan HAM

Kampus merupakan wadah kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian

masyarakat, sekaligus merupakan tempat persemaian dan perkembangan nilai-

nilai luhur. Selain itu, Kampus merupakan wadah perkembangan nilai-nilai moral,

di mana seluruh warganya diharapkan menjunjung tinggi sikap yang menjiwai

moralitas yang tinggi dan dijiwai oleh pancasila.

Masyarakat kampus sebagai masyarakat ilmiah harus benar-benar

mengamalkan budaya akademik. Masarakat kampus wajib senantiasa bertanggung

jawab secara moral atas kebenaran obyektif, bertanggung jawab terhadap

masarakat bangsa dan negara, serta mengabdi pada kesejahteraan kemanusiaan.

Oleh karena itu sikap masarakat kampus tidak boleh tercemar oleh kepentingan-

kepentingan politik penguasa sehingga benar-benar luhur dan mulia.

Page 11: Makalah Pcl

2.1.5. Kampus Sebagai Sumber Pengembangan Hukum

Dalam rangka bangsa Indonesia melaksanakan reformasi dewasa ini suatu

agenda yang sangat mendesak untuk mewujudkan adalah reformasi dalam bidang

hukum dan peraturan perundang- undangan. Negara indonesia adalah negara yang

berdasarkan hukum, oleh karena itu dalam rangka melakukan penataan Negara

untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis maka harus menegakkan

supremasi hukum. Agenda reformasi yang pokok untuk segera direalisasikan

adalah untuk melakukan reformasi dalam bidang hukum. Konsekuensinya dalam

mewujudkan suatu tatanan hukum yang demokratis, maka harus dilakukan

pengembangan hukum positif.

Sesuai dengan tatib hukum Indonesia dalam rangka pengembangan hukum

harus sesuai dengan tatib hukum Indonesia. Berdasarkan tatib hukum Indonesia

maka dalam pengembangan hukum positif Indonesia, maka falsafah negara

merupakan sumber materi dan sumber nilai bagi pengembangan hukum. Hal ini

berdasarkan Tap No. XX/MPRS/1966, dan juga Tap No. III/MPR/2000. namun

perlu disadari, bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum dasar nasional,

adalah sumber materi dan nilai bagi penyusunan peraturan perundang-undangan di

Indonesia. Dalam penyusunan hukum positif di Indonesia nilai pancasila sebagai

sumber materi, konsekuensinya hukum di Indonesia harus bersumber pada nilai-

nilai hukum Tuhan (sila I), nilai yang terkandung pada harkat, martabat dan

kemanusiaan seperti jaminan hak dasar (hak asasi) manusia (sila II), nilai

nasionalisme Indonesia (sila III), nilai demokrasi yang bertumpu pada rakyat

sebagai asal mula kekuasaan negara (sila IV),  dan nilai keadilan dalam kehidupan

kenegaraan dan kemasyarakatan (sila V).

Selain itu, tidak kalah pentingnya dalam penyusunan dan pengembangan

hukum aspirasi dan realitas kehidupan masyarakat serta rakyat adalah merupakan

sumber materi dalam penyusunan dan pengembangan hukum.

2.1.6. Kampus Sebagai Kekuatan Moral Pembangunan Hak Asasi Manusia

Dalam penegakan hak asasi manusia, mahasiswa harus bersikap obyektif,

dan benar-benar berdasarkan kepentingan moral demi harkat dan martabat

Page 12: Makalah Pcl

manusia, bukan karena kepentingan politik terutama kepentingan kekuasaan

politik dan konspirasi kekuatan internasional yang ingin menghancurkan negara

Indonesia. Perlu kita sadari bahwa dalam penegakan hak asasi tersebut,

pelanggaran hak asasi dapat dilakukan oleh seseorang, kelompok orang termasuk

aparat negara, penguasa negara baik disengaja ataupun tidak disengaja (UU. No.

39 Tahun 1999).

Dasawarsa ini, kita melihat dalam menegakkan hak asasi seringkali kurang

adi. Misalnya kasus pelanggaran di Timur-timur, banyak kekuatan yang mendesak

untuk mengusut dan menyeret bangsa sendiri ke Mahkamah Internasional.

Namun, ratusan ribu rakyat kita. Seperti korban kerusuhan Sambas, Sampit, Poso

dan lainnya tidak ada kelompok yang mau memperjuangkannya. Padahal hak

asasi mereka sudah diinjak-injak, jelaslah kejadian serta menderitanya mereka

sama. Akan tetapi tetap tidak ada yang mau menolong.

Jadi, marilah kita sebagai mahasiswa pencetus terjadinya reformasi, mari

kita tujukan pada dunia bahwa kita mampu dalam merealisasikan semua cita-cita

dan tujuan dasar dari reformasi. Akan tetapi disamping itu, perlu kita sadari juga

bahwasanya kita merupakan mahasiswa sebagai tonggak dari penjunjung tinggi

hak asasi manusi masihlah belum maksimal kinerjanya untuk hal yang disebutkan

diatas. Maka, dari detik ini. Kita sebagai generasi bangsa haruslah benar-benar

menanamkan nilai-nilai pancasila dalam setiap prilaku kita. Dimanapun, dan pada

siapapun.

2.2 Implementasi nilai- nilai Pancasila1

1.      Ketuhanan yang Maha Esa

a.   Di dalam kampus fise jam – jam untuk kuliah sudah diatur sedemikian rupa

sehingga, jam kuliah tidak mengganggu jam untuk beribadah.

b.   Mahasiswa baru diwajibkan untuk menikuti pelatihan ESQ ( emotianal spiritual

quetion )

c.   Setiap mahasiswa baru yang beragama Islam diwajibkan mengikuti kegiatan

tutorial PAI untuk memperdalam ilmu agama.

1 Laporan-laporan EEDP Quality Assurance No. 1.2 1998

Page 13: Makalah Pcl

d.  Adanya Al- Islah sebagai organisasi di tingkat fakultas sebagai wadah bagi

mahasiswa muslim untuk mengembangkan wawasan Islamiah dan wawasan

dalam berorganisasi.

e.   Selain itu di universitas juga terdapat UKM ( Unit Kegiatan Mahasiswa) yang

menjadi wadah berkumpulnya mahasiswa yang berbeda agama. Misalnya saja

perkumpulan mahasiswa Budha, Kristen, Katolik, Protestan, Islam dan Hindhu.

2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab

Mahasiswa Uny terdiri dari berbagai macam latarbelakang budaya agama,

ras dan suku bangsa, tetapi dalam perbedaan itu, mereka bersatu dalam

kebersamaan. Didalam UNY tidak ada suatu pembedaan antara orang per orang,

khususnya di UNY  yang dalam penerimaan mahasiswanya dibuka melalui

beberapa jalur, tetapi semua diperlakukan sama. Entah itu yang masuk melalui

jalur SNPTN, Bidik Misi, Swadana, maupun jalur Kerjasama.

3.      Persatuan Indonesia

          Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak

terpecah. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan pengertian modern sekarang

ini, maka disebut nasionalisme. Nasionalisme adalah perasaan satu sebagai suatu

bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat.

          Contoh dalam kampus UNY, melalui organisasi kemahasiswaannya

mereka membentuk suatu jaringan perkumpulan mahasiswa dari berbagai

universitas di Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu bukti ada sikap dan

upaya untuk memjalin rasa kebersamaan diantara para mahasiswa sebagai bagian

dari pemuda Indonesia.

4.     Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijakanaan dalam Permusyawaratan/

Perwakilan

          Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-

keputusan yang diambil secara bulat. Apabila pengambilan keputusan secara bulat

itu tidak bisa tercapai, baru diadakan pemungutan suara. Kebijakan ini merupakan

Page 14: Makalah Pcl

suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi kepentingan

orang banyak.

          Contohnya di kampus UNY baik dikalangan dosen, senat, dan mahasiswa

mereka menerapkan suatu kebiasaan untuk melakukan musyawarah dan diskusi

bersama terkait dengan berbagai hal. Dari hal ini menunjukkan adanya penerapan

sila ke-4 dalam Pancasila.

5.      Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

          Keadilan berarti adanya persamaan dan saling menghargai karya orang

lain. Jadi seorang itu bertindak adil apabila orang  memberikan sesuatu orang lain

sesuai dengan haknya, misalnya seseorang berhak memperoleh X, sedangkan ia

menerima X, maka perbuatan itu adil.

          Contohnya di UNY setiap mahasiswa yang telah memenuhi syarat berhak

untuk mengikuti ujian akhir semester dan berhak memperoleh nilai sesuai dengan

kemampuannya. 

Page 15: Makalah Pcl

BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan kami yang ada hubungannya

dengan judul makalah ini.

Kami banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran

yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan

serta penyusunan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini

berguna bagi kami dan para mahasiswa ATI Tunas Bangsa cabang Jawa Tengah

wilayah Jepara pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

3.1. KESIMPULAN

a.         kesimpulan

Gerakan Reformasi terjadi disebabkan oleh lemahnya pandangan manusia

terhadap nilai-nilai Pancasila. Keinginan mereka untuk meraih kejayaan dengan

KKN justru membalikan fakta sesungguhnya. Peristiwa yang terjadi pada masa

lampau tepatnya tahun 1997 seharusnya dijadikan pelajaran oleh bangsa kita.

 Secara umum Pancasila merupakan dasar cita-cita reformasi di bidang

hukum, politik, ekonomi dan bidang pendidikan tidak mungkin dilakukan dengan

pemikiran secara teori namun haruslah mendasar dan memiliki landasan yang

mana bersumber pada nilai-nilai Pancasila.

Berdasarkan hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan individu,

masyarakat dalam pergaulannya berbangsa dan bernegara harus melaksanakan

hak dan kewajibansesuai tugas dan fungsinya. Maka diperlukan aturan yang

menjadi acuan dalam bertingkah laku yaitu Pancasila.Perguruan Tinggi

menyediakan layanan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat

akademik harus mengembangkan budaya ilmiah yang merupakan esensi pokok

dari aktivitas Perguruan Tinggi. Dalam dunia kampus masyarakat ilmiah harus

benar-benar mengamalkan budaya akademik. Agar tidak terjebak pada

Page 16: Makalah Pcl

kepentingan penguasa, masyarakat kampus harus bersifat objektif dan harus

mempertahankan apa yang harus dikehendakinya. Mereka pun harus bersumber

pada hati nurani serta sikap moral yang luhur yang bersumber pada ketuhanan dan

kemanusiaan.

3.2. SARAN

1.      Kepada pembaca diharapkan makalah ini dapat menabah wawasan mengenai

peranan Pancasila sebagai Paradigma.

2.       Kepada rakyat Indonesia diharapkan bisa menerapkan nilai-nilai pancasila

dalam melakukan gerakan Reformasi di bidang hukum, politik, dan Ekonomi serta

Pendidikan.

Page 17: Makalah Pcl

DAFTAR PUSTAKA

                Drs. H. KAELAN, M.S. Pendidikan Pancasila, Edisi Reformasi Tahun 2000,

Paradigma Yogyakarta.

                Almarsudi,Subandi.2006.pancasila dan UUD dlm Paradigma

Reformasi.jakarta:Rajawali Pers.

          http://exalute.wordpress.com/2008/07/24/pancasila-sebagai-paradigma-

reformasi

Laporan-laporan EEDP Quality Assurance No. 1.2 1998

F.Tjiptono & A. Diana Total Quality Management, Penerbit Andi Offset Yogyakarta 1995

International Standard ISO 90000,1994

ABET 2000, Engineering of Evaluation Process, 1997 – 1998 Pilot Visit.

Page 18: Makalah Pcl

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.2.1. Pengertian Paradigma

2.2.2. Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Kampus

2.2.3. Implementasi nilai- nilai Pancasila

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

3.1. SARAN

DAFTAR PUSTAKA