naskah publikasi hubungan antara...

30
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh : Jasmine Anisya Indriane Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009

Upload: hoangquynh

Post on 15-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN

AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA

Oleh :

Jasmine Anisya Indriane

Fuad Nashori

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

2009

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA

Telah disahkan pada tanggal :

________________

Oleh :

Fuad Nashori

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

2009

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN

AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA

Jasmine Anisya Indriane Fuad Nashori

Intisari

Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara kecemasan dengan agresivitas pada masa remaja. Subjek penelitian ini adalah remaja putra/putri, SMA, dengan usia 15 – 18

tahun. Subjek penelitian ini berjumlah 50 orang pada saat try out dan 112 orang pada saat pengambilan data penelitian.

Data dikumpulkan melalui skala yang disebarkan kepada subjek penelitian. Data tersebut kemudian dianalisis statistik menggunakan analisis product moment dari Person dengan bantuan program SPSS versi 15,00 for windows. Hasil analisis diperoleh bahwa koefisien korelasi (r) antara kecemasan dan agresivitas 0,209 dengan p (one-tailed) = 0,013 (p<0,05). Hasil lain yang diperoleh adalah kecemasan memiliki sumbangan efektif sebesar 4,4% terhadap agresivitas pada masa remaja.

Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan agresivitas. Khususnya pada masa remaja, semakin tinggi kecemasan maka semakin tinggi agresivitas, dan sebaliknya semakin rendah kecemasan maka semakin rendah agresivitas. Kata Kunci : Kecemasan, Agresivitas, Remaja

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam hidup ini seorang individu (terutama remaja) tidak akan lepas dari

permasalahan-permasalahan yang ada, karena masalah merupakan tanda

kehidupan. Masa remaja merupakan masa transisi di mana seorang individu

yang semula mengalami masa anak-anak beralih ke masa dewasa. Remaja

umumnya memiliki emosi yang masih labil. Tingkah laku individu yang berada di

usia remaja sangat dikuasai oleh emosinya. Tetapi selain itu, remaja juga

merupakan individu yang aktif, baik dalam bidang kreativitas, prestasi maupun

pergaulan.

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood

(suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago

tahun 1984 oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (http://www.e-

psikologi.com/remaja/10062.htm, 13 Agustus 2002) menemukan bahwa remaja

rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar

biasa” ke “sedih luar biasa”. Oleh karena itu remaja sering disebut kelompok

usia bermasalah. Masalah yang ditimbulkan dapat berasal dari diri sendiri

(internal) maupun dari lingkungan luar (eksternal). Contoh masalah dari diri

remaja itu sendiri adalah bila terjadi perubahan-perubahan fisik dan psikologis.

Teori agresivitas manusia muncul sebagai akibat kenyataan hidup yang selalu

memperoleh tekanan dari kondisi sekitar. Sementara fenomena anak muda

selalu ingin bebas dari tekanan, dan penuh idealisme.

Kecemasan termasuk salah satu penyebab terjadinya agresivitas,

kecemasan yang berlebihan akan mengakibatkan seseorang memiliki pikiran

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

2

yang kacau (dissipation) dan gaya atribusi bermusuhan (Krahe, 2005). Penelitian

Burks tahun 1999 (Krahe, 2005) memperlihatkan bahwa struktur pengetahuan

mengenai permusuhan menyebabkan seseorang menginterpretasi stimulus

sosial dengan cara yang lebih negatif sehingga mereka berkemungkinan untuk

merespons dengan cara agresif.

Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Mu’arifah (2005)

menyatakan bahwa individu yang mengalami kecemasan akan berdampak pada

gangguan terhadap fungsi pikiran, fisiologis, psikologis serta mengganggu organ

tubuh lainnya yang akan menimbulkan perilaku agresif. Kecemasan dapat

mempengaruhi munculnya perilaku agresif, meskipun banyak faktor lain yang

mempengaruhinya.

Lingkungan sekitar juga dapat membuat seseorang berperilaku agresif.

Lingkungan yang dimaksud di sini bisa berupa lingkungan ekonomi, suhu udara

yang panas atau polusi, bahkan anonimitas pun dapat mengakibatkan tindakan

agresif.

Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara

kecemasan dengan agresivitas pada masa remaja.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah teori-teori

psikologi, terutama psikologi perkembangan, psikologi klinis dan psikologi

sosial, yang berkaitan dengan permasalahan kecemasan terhadap perilaku

agresivitas pada remaja.

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

3

2. Manfaat Praktis

Mampu memberikan informasi serta masukan yang berguna bagi

masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya bahwa tingkat

kecemasan tertentu dapat menimbulkan perilaku agresif. Perilaku agresif

tersebut dapat membahayakan dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dikembangkan beberapa cara agar remaja

dapat memanage perilaku mereka dengan baik dan dapat melakukan

tindakan-tindakan yang positif.

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

4

TINJAUAN PUSTAKA

Agresivitas

Agresivitas adalah suatu perilaku yang dengan sengaja dilakukan untuk

menyakiti, memamerkan permusuhan atau perilaku yang dapat melukai orang

lain dan merugikan orang lain.

Aspek-Apek Agresivitas

Buss & Perry (1992) mengemukakan tiga klasifikasi besar untuk agresi,

yaitu agresi fisik-verbal, agresi aktif-pasif, dan agresi langsung-tidak langsung.

Ketiga klasifikasi tersebut saling berinteraksi sehingga ada delapan bentuk agresi

yaitu :

a. Agresi fisik-aktif secara langsung, misalnya menusuk, menembak,

memukul, menampar orang lain.

b. Agresi fisik-aktif secara tidak langsung, misalnya membuat jebakan untuk

mencelakakan orang lain.

c. Agresi fisik-pasif secara langsung, misalnya tidak memberi jalan kepada

orang lain.

d. Agresi fisik-pasif secara tidak langsung, misalnya menolak untuk

melakukan sesuatu atau menolak mengerjakan perintah orang lain.

e. Agresi verbal-aktif secara langsung, misalnya memaki atau mengumpat

orang lain.

f. Agresi verbal-aktif secara tidak langsung, misalnya menyebar gossip

tentang orang lain.

g. Agresi verbal-pasif secara langsung, misalnya menolak berbicara dengan

orang lain atau menolak untuk menjawab pertanyaan orang lain.

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

5

h. Agresi verbal-pasif secara tidak langsung, misalnya memboikot pendapat

orang lain tetapi tidak mau menyampaikan pendapat sendiri.

Faktor-Fator yang Mempengaruhi Agresivitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas adalah provokasi, isyarat

agresi, alkohol dan obat-obatan terlarang, media massa dan karakteristik individu

yang dibagi menjadi dua yaitu jenis kelamin dan kondisi fisik.

Munculnya tingkah laku agresif disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

a. Perasaan frustasi, yaitu gangguan atau kegagalan dalam mencapai suatu

tujuan sehingga menyebabkan individu marah dan menjadi frustasi.

b. Imitasi, merupakan suatu kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang

lain yang dibentuk dan ditentukan oleh pengalamannya terhadap perilaku

orang lain, seperti pada saat anak melihat orang lain berperilaku agresif

maka anak akan menirunya.

c. Penguatan (reinforcement), merupakan suatu mekanisme utama untuk

memunculkan proses belajar dengan member reinforcement. (Hidayat

2004)

Pada kenyataannya dapat dilihat bahwa laki-laki lebih berperilaku agresif

daripada perempuan (Lauer & Lauer, 2000). Menurut teori biologi, hal tersebut

disebabkan hormon testosterone pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan

perempuan. Hormon testosterone dipercaya sebagai pembawa sifat agresif

(Sarwono, 2002).

Sementara menurut Satoe (Sunardi, 1995) penyebab perilaku agresif

adalah iri hati, kebebasan yang sangat dibatasi, perintah dari seseorang yang

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

6

menjengkelkan, tekanan, perasaan cemas, tersinggung perasaan dan

kehormatannya, serta dihina orang lain.

Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang, dimana

orang tersebut merespon ancaman yang ada dan datang kepadanya dengan

perasaan tertekan serta tidak nyaman.

Aspek-Aspek Kecemasan

Bucklew (1980) mengatakan bahwa pada umumnya para ahli membagi

kecemasan manjadi dua tingkatan :

Tingkat Psikologis, yaitu kecemasan yang bentuknya nampak sebagai

gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

perasaan tidak menentu, dan sebagainya.

Tingkat Fisiologis, yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi atau

terwujud pada gejala fisik, terutama pada fungsi sistem syaraf, misal tidak dapat

tidur, jantung berdebar, keluar keringat dingin berlebihan, sering gemetar, perut

mual, dan sebagainya.

Pola kecemasan setiap orang bersifat unik. Beberapa orang bisa lebih

takut daripada orang lain. Kecemasan tidak hanya tergantung dari variabel

kemanusiannya melainkan juga rangsang yang membangkitkan kecemasan

(Acocella dan Colhoun, 1995). Dalam batas-batas tertentu kecemasan diperlukan

dalam aktivitas dan kelangsungan hidup.

Mather (Acocella dan Colhoun, 1995) menyebutkan bahwa reaksi

kecemasan mempunyai tiga komponen, yaitu emosional, kognitif dan fisiologis.

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

7

a. Komponen emosional, yaitu komponen kecemasan yang berkaitan dengan

persepsi individu terhadap pengaruh psikologis terhadap kecemasan.

b. Komponen kognitif, yaitu adanya kekhawatiran individu terhadap

konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami dari pengharapan

dan anggapan yang negatif tentang diri sendiri.

c. Komponen fisiologis, yaitu reaksi tubuh terhadap adanya kecemasan yang

muncul dapat mendorong timbulnya gerakan-gerakan bagian tubuh

tertentu.

Tipe Kepribadian Pencemas

Seseorang akan mengalami gangguan cemas ketika individu tidak

mampu mengatasi stressor psikososial yang sedang dihadapinya (Hawari, 2001).

Tetapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial yang

bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan tipe

kepribadian sebagai berikit :

a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang

b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir)

c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum

d. Tidak midah mengalah

e. Sering merasa bersalah, menyalahkan orang lain

f. Gerakan serba salah, tidak tenang dan bila duduk gelisah

g. Sering kali mengeluh serta khawatir berlebihan terhadap penyakit

h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah

i. Dalam mengambil keputusan sering bimbang dan ragu

j. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali diulang-ulang

k. Ketika sedang emosi sering kali bertindak histeris

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

8

Dinamika Psikologis Kecemasan dan Agresivitas

Baron & Byrne (2004) menyebutkan bahwa agresivitas dapat diartikan

sebagai perilaku atau kecenderungan perilaku yang diniati untuk menyakiti orang

lain, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut Edleson (Thalib, 2002)

perilaku agresif secara fisik meliputi menjambak rambut, melemparkan sesuatu,

menghentakkan kaki, mendorong, mencubit, mencekik, menyerobot, menampar,

menendang, mengigit, memukul, meninju, dan serangan menggunakan objek

berupa senjata tajam atau senjata api. Sedangkan perilaku agresif secara verbal

meliputi menolak berbicara, berteriak, menjerit, mengutuk, menghina, mencaci

maki, memfitnah, dan menyebar gossip.

Menurut Satoe (Sunardi, 1995) salah satu faktor yang mempengaruhi

agresivitas adalah kecemasan. Kecemasan sendiri merupakan suatu respon

yang disebabkan oleh adanya ancaman yang sumbernya tidak diketahui,

samara-samar dan bersifat internal (Kaplan dkk, 1997).

Kecemasan lazim dialami oleh setiap makhluk hidup, terutama manusia.

Rasa cemas yang timbul dapat disebabkan berbagai macam hal. Kecemasan

yang dirasakan setiap orang berbeda-beda. Tergantung dari pengendalian diri

yang dimilikinya. Semakin tinggi pengendalian diri yang dimilikinya, maka ia akan

dapat menaggulangi rasa cemasnya dengan baik. Kecemasan yang tinggi dapat

menyebabkan seseorang berperilaku dan bertindak agresif. Perilaku agresif

tersebut diyakini oleh sebagian orang sebagai pelarian dari rasa cemas yang

dirasakan.

Kecemasan termasuk salah satu penyebab terjadinya agresivitas,

kecemasan yang berlebihan akan mengakibatkan seseorang memiliki pikiran

yang kacau (dissipation) dan gaya atribusi bermusuhan (Krahe, 2005). Penelitian

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

9

Burks tahun 1999 (Krahe, 2005) memperlihatkan bahwa struktur pengetahuan

mengenai permusuhan menyebabkan seseorang menginterpretasi stimulus

sosial dengan cara yang lebih negatif sehingga mereka berkemungkinan untuk

merespons dengan cara agresif.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mu’arifah (2005) menunjukkan

adanya hubungan positif antara kecemasan dengan agresivitas. Penelitan

menyatakan bahwa individu yang mengalami kecemasan akan berdampak pada

gangguan terhadap fungsi pikiran, fisiologis, psikologis serta mengganggu organ

tubuh lainnya. Distorsi kognisi mengganggu fungsi pemikiran sehingga

berpengaruh terhadap persepsi proses berfikir dan terkait dengan proses hasil

pemikiran tersebut, kondisi fisik yang terganggu mengakibatkan ketidaktenangan

serta berakibat pada munculnya perilaku negatif diantaranya adalah agresivitas,

demikian juga dengan kondisi emosional, memiliki keterkaitan erat dengan

perilaku agresif tersebut.

METODE PENELITIAN

Subjek Penelitian

Karakteristik umum subjek yang menjadi sasaran penelitian :

a) Remaja putra / putri

b) SMA Negeri 4 Metro, Lampung

c) Usia 15-18 tahun

d) Tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

10

Metode Pengumpulan Data

Skala Agresivitas

Skala sikap terhadap perilaku agresivitas adalah skala yang mengungkap

sikap individu terhadap perilaku agresivitas yang timbul pada situasi tertentu.

Skala ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu aspek-aspek agresivitas

dari Buss & Perry (1992). Skala ini mengungkap delapan aspek dilakukannya

perilaku agresivitas, yaitu agresi fisik-aktif secara langsung, agresi fisik-aktif

secara tidak langsung, agresi fisik-pasif secara langsung, agresi fisik-pasif secara

tidak langsung, agresi verbal-aktif secara langsung, agresi verbal-aktif secara

tidak langsung, agresi verbal-pasif secara langsung, dan agresi verbal-pasif

secara tidak langsung.

Tabel 1 Sebaran Aitem Skala Agresivitas

(Sebelum Uji Coba)

Aspek

Butir Jumlah Favorable Unfavorable

Fisik, Aktif, Langsung

1, 14, 21, 24 10, 19 6

Fisik, Aktif, Tidak Langsung

22, 25, 31 9, 46, 48 6

Fisik Pasif, Langsung

4, 26, 41, 47 12, 45 6

Fisik, Pasif, Tidak Langsung

5, 23, 39, 42 8, 34 6

Verbal, Aktif, Langsung

7, 13, 16, 32 6, 36 6

Verbal, Aktif, Tidak Langsung

27, 40, 43 30, 33, 37 6

Verbal, Pasif, Langsung

11, 15, 18, 44 3, 35 6

Verbal, Pasif, Tidak Langsung

17, 20, 29, 38 2, 28 6

Total 30 18 48

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

11

Skala perilaku agresif ini disajikan dalam bentuk kalimat favorable dan

unfavorable, yang harus direspon oleh subjek dengan empat alternatif pillihan,

yaitu “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai” (S), “Tidak Sesuai” (TS), dan “Sangat Tidak

Sesuai” (STS). Skor jawaban skala sikap terhadap perilaku agresivitas berkisar

antara 1 sampai 4.

Kriteria pemberian skor untuk aitem favorable dengan jawaban “Sangat

Sesuai” (SS) mendapat skor 4, “Sesuai” (S) mendapat skor 3, “Tidak Sesuai”

(TS) mendapat skor 2, dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS) mendapat skor 1.

Sedangkan untuk aitem unfavorable dengan jawaban yang “Sangat Sesuai” (SS)

mendapat skor 1, “Sesuai” (S) mendapat skor 2, “Tidak Sesuai” (TS) mendapat

skor 3, dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS) mendapat skor 4.

Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat perilaku

agresivitas seseorang. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka

semakin rendah tingkat perilaku agresivitas seseorang.

Skala Kecemasan

Skala sikap terhadap kecemasan adalah skala yang mengungkap sikap

individu terhadap perasaan cemas. Skala ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan

mengacu pada teori sikap dan aspek-aspek kecemasan dari Bucklew (1980).

Skala ini mengungkap dua tingkatan kecemasan, yaitu tingkat psikologis dan

tingkat fisiologis.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

12

Tabel 2 Sebaran Aitem Skala Kecemasan

(Sebelum Uji Coba)

Aspek

Butir Jumlah

Favorable Unfavorable

Psikologis

2, 8, 10, 13, 14, 16,18, 19, 20, 27,

29, 33, 36, 37

4, 28, 32, 34, 35, 40, 41, 43, 44,

45, 46, 47

26

Fisiologis

1, 3, 5, 6, 9, 11, 15, 21, 22, 23, 25, 26, 30, 31

7, 12, 17, 24, 30, 38, 39, 42, 48, 49, 50, 51, 52

26

Total 27 25 52

Skala sikap terhadap kecemasan ini disajikan dalam bentuk kalimat

favorable dan unfavorable, yang harus direspon oleh subjek dengan empat

alternatif pillihan, yaitu “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai” (S), “Tidak Sesuai” (TS),

dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS). Skor jawaban skala sikap terhadap perilaku

agresivitas berkisar antara 1 sampai 4.

Kriteria pemberian skor untuk aitem favorable dengan jawaban “Sangat

Sesuai” (SS) mendapat skor 4, “Sesuai” (S) mendapat skor 3, “Tidak Sesuai”

(TS) mendapat skor 2, dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS) mendapat skor 1.

Sedangkan untuk aitem unfavorable dengan jawaban yang “Sangat Sesuai” (SS)

mendapat skor 1, “Sesuai” (S) mendapat skor 2, “Tidak Sesuai” (TS) mendapat

skor 3, dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS) mendapat skor 4.

Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat

kecemasan seseorang. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka

semakin rendah tingkat kecemasan seseorang.

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

13

Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan akan dianalisis menggunakan teknik statistik.

Model analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis

product moment dari Pearson. Analisis Product Moment digunakan karena

analisis korelasional yang dapat dipakai untuk menguji hubungan antara dua

variabel. Untuk mempermudah perhitungan uji validitas dan reliabilitas dari

angket penelitian ini maka dilakukan analisis menggunakan komputasi melalui

program komputer dari Statistical Package for Social Sience (SPSS) 15,00 for

windows.

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

14

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang bersekolah di tingkat

Sekolah Menengah Atas. Berjenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan,

dengan usia antara 15-18 tahun. Untuk lebih jelasnya gambaran umum

mengenai subjek penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh dari skala

yang disebarkan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3 Deskripsi Subjek Penelitian

No Faktor Kategori Jumlah 1 Jenis Kelamin a. Laki-laki

b. Perempuan 49 63

2 Kelas a. XI IPS 1 b. XI IPS 2 c. XI IPS 3 d. XI IPS 4 e. XI IPS 5

30 26 28 26 28

3 Usia a. 15 tahun b. 16 tahun c. 17 tahun d. 18 tahun

- 6

88 18

Kriteria kategorisasi ditetapkan peneliti guna mendapatkan informasi

tentang keadaan kelompok subjek pada variabel yang diteliti. Cara ini dilakukan

berdasarkan suatu asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan

estimasi terhadap skor subjek dalam populasinya dan skor tersebut terdistribusi

secara normal. Azwar (1997) menyatakan bahwa kriteria kategori dapat

digunakan sebagai acuan dalam mengelompokkan keadaan subjek pada skor

data empiris yang telah diperoleh. Tujuan deskripsi ini adalah untuk mengetahui

tinggi dan rendahnya hasil subjek dalam penelitian (Azwar, 1997).

Pelaksanaan penelitian ini peneliti memanfaatkan deskripsi data

penelitian yaitu dengan membuat kategorisasi masing-masing variabel di atas

dengan menggolongkan subyek dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

15

rendah. Kategori tinggi, sedang dan rendah ini dibuat berdasarkan Mean

Hipotetik dan Standar Deviasi. Untuk Mean Hipotetik, diperoleh dari skor

maksimal ditambah dengan skor minimal kemudian hasilnya dibagi dua,

sedangkan untuk Standar Deviasi diperoleh dari skor maksimum dikurangi

dengan skor minimum kemudian hasilnya dibagi enam. Skor yang diperoleh

dapat dijadikan kategorisasi pada penelitian ini sehingga terbagi menjadi 3

kriteria, yaitu:

1. Tinggi, dengan skor > m + 1 sd

2. Sedang, dengan skor m-1 sd <X ≤ m + 1 sd

3. Rendah, dengan skor ≤ m-1 sd

Keterangan : m = mean hipotetik

S = standar deviasi

Tabel 4

Deskripsi Data Penelitian

Variabel Hipotetik Empirik Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Agresivitas

41

164

102,5

20,5

50

115

79,69

12,68

Kecemasan

28

112

70

14

52

84

67,80

6,70

Skala Agresivitas

Skala agresivitas terdiri atas 41 aitem dengan skor aitem minimum 1 dan

maksimum 4, rentangan skor minimum-maksimum adalah 41-164 dengan jarak

sebaran sebesar 123. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa deviasi

standar (sd) skala Agresivitas adalah 123 : 6 = 20,5 sedangkan mean hipotetik

(mean) sebesar 102,5 dan mean empiris (M) 79,69. Maka batas kelompok tinggi

adalah 102,5 + 1 (20,5) = 123 dan batas kelompok rendah 102,5 – 1 (20,5) = 82.

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

16

Setelah mendapat batas kelompok tinggi dan batas kelompok rendah

maka subjek yang mendapat skor di bawah 82 dalam skala agresivitas dapat

dikatakan memiliki tingkat tagresivitas taraf rendah. Sebaliknya subjek yang

memiliki skor di atas 123 dikatakan memiliki tingkat agresivitas taraf tinggi.

Berdasarkan sebaran skor hipotetik dari skala agresivitas dapat diuraikan

hasil kategorisasi untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian sebagai

berikut :

Tabel 5 Kriteria Kategorisasi Skala Agresivitas

Kategori Rumus Norma Jumlah Persentase Tinggi

Sedang Rendah

X > 123 82 < x ≤ 123

X ≤ 82

0 44 68

0% 39,29% 60,21%

Total 112 100%

Melihat kriteria yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa subjek penelitian yang memiliki mean empirik sebesar 79,69 termasuk

dalam kategori rendah.

Skala Kecemasan

Skala kecemasan pada penenlitian ini tersiri atas 28 aitem dengan

skor minimal aitem sebesar 1 dan skor maksimal sebesar 4 dengan rentang

minimal dan maskimal adalah 28-112, sehingga memiliki jarak sebaran 84.

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa deviasi standar (sd) pada skala

kecemasan adalah 84 : 6 = 14 sedangkan mean hipotetik sebesar 70 dan mean

empirik (M) sebesar 67,80. Maka batas kelompok tinggi adalah 70 + 1 (14) = 84

dan batas kelompok rendah 70 – 1 (14) = 56. Setelah mendapatkan batas

kelompok tinggi dan batas kelompok rendah, maka subjek yang mendapat skor

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

17

di bawah 56 dalam skala kecemasan dapat dikatakan memiliki tingkat

kecemasan dalam taraf rendah. Sebaliknya subjek yang memiliki skor di atas 84

dalam skala kecemasan dapat dikatakan memiliki tingkat kecemasan dalam taraf

tinggi.

Berdasarkan sebaran skor hipotetik dari skala kecemasan dapat

diuraikan hasil kategorisasi untuk mengetahui keadaan kelompok subjek

penelitian sebagai berikut :

Tabel 6 Kriteria Kategorisasi Skala Kecemasan

Kategori Rumus Norma Jumlah Persentase Tinggi

Sedang Rendah

X > 84 56 < x ≤ 84

X ≤ 56

0 105

7

0% 93,75% 6,25%

Total 112 100%

Melihat kriteria yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa subyek yang memiliki mean empirik sebesar M = 67,80 termasuk dalam

kategori sedang.

Uji Asumsi

Sebelum melakukan analisis data dengan, terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Tujuan dilakukannya uji

asumsi ini adalah agar dapat mengetahui apakah syarat-syarat untuk melakukan

uji hipotesis bisa memberikan hasil yang dapat menjawab hipotesis, dengan

maksud agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang

seharusnya diperoleh. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan bantuan program

statistik SPSS version 15.00 for Windows.

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

18

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran data

penelitian yang terdistribusi secara normal dalam sebuah populasi. Uji

normalitas dilakukan pada tiap variabel untuk mengetahui apakah data

statistik parametik yang diperoleh dapat memenuhi distribusi kurve normal

atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas dilakukan dengan

menggunakan tes One-Sample Kolmogorof-Smirnov Test.

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas

Variabel Skor K-S-Z p Kategori Agresivitas Kecemasan

1,010 1,069

0,260 0,203

Normal Normal

Hasil uji normalitas menunjukkan sebaran yang normal pada skala

agresivitas dengan koefisien KS-Z 1,010 dan p= 0,260 (p > 0.05). Sedangkan

pada skala kecemasan juga menunjukkan sebaran yang normal dengan

koefisien KS-Z 1,069 dan p= 0,203 (p > 0.05). Dengan hasil uji normalitas

yang demikian, maka uji asumsi normalitas untuk kedua skala terpenuhi

dengan distribusi yang normal.

b. Uji Linieritas

Uji asumsi linieritas ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan

yang linier antara kecemasan dengan tingkat agresivitas, Uji linearitas

bertujuan untuk melihat sebaran dari tingkat-tingkat yang merupakan nilai

dari variabel-variabel penelitian sehingga dapat ditarik garis lurus yang

menunjukkan sebuah hubungan linear antara variabel-variabel tersebut.

Uji linieritas pada variabel agresivitas dan tingkat kecemasan

menunjukkan hasil yang linier dimana F = 5,093 dan p = 0,027 (p < 0.05).

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

19

Dengan hasil tersebut dapat diperlihatkan bahwa hubungan antara

agresivitas dan kecemasan memenuhi asumsi linieritas.

Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji linearitas, tahap selanjutnya

adalah melakukan analisis terhadap data untuk melakukan uji terhadap hipotesis.

Hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah ada hubungan antara kecemasan

dengan tingkat agresivitas.

Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan program SPSS versi

15.00 for Windows diperoleh hasil bahwa koefisien korelasi (r) antara kecemasan

dan agresivitas = 0,209 dengan p (one-tailed) = 0,013 (p<0,05). Hal ini

menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dan agresivitas

pada masa remaja. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat

kecemasan, maka semakin tinggi tingkat agresivitas pada masa remaja. Dengan

demikian, hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya dapat diterima.

Hasil lain yang diperoleh adalah nilai koefisien determinan (R-Squared)

sebesar 0,044 yang berarti bahwa kecemasan memiliki sumbangan efektif

sebesar 4,4% terhadap tingkat agresivitas pada masa remaja.

Analisis Tambahan

Analisis tambahan yang dilakukan adalah analisis regresi. Analisis

tersebut dilakukan untuk mangetahui seberapa jauh dan dominan hubungan

antara aspek-aspek variabel kecemasan terhadap variabel agresivitas.

Aspek variabel kecemasan terdiri dari dua yaitu aspek fisiologis dan

aspek psikologis. Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan pada

Page 23: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

20

penelitian ini, didapat hasil bahwa aspek fisiologis yang paling berpengaruh

terhadap agresivitas pada masa remaja. Adjust (R Square) sebesar 0.032 yang

berarti bahwa aspek fisiologis mampunyai kontribusi sebesar 3,2% terhadap

agresivitas pada masa remaja.

Pembahasan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara kecemasan

dengan agresivitas pada masa remaja. Analisis data variabel kecemasan dan

variabel agresivitas yang menggunakan teknik korelasi product moment Pearson

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dilihat dari hasil korelasi (rxy)

sebesar 0,209 dan p = 0,013 atau p < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan tingkat agresivitas pada

masa remaja. Semakin tinggi tingkat kecemasan maka akan semakin tinggi pula

tingkat agresivitas, sebaliknya semakin rendah tingkat kecemasan maka akan

semakin rendah pula tingkat agresivitasnya. Dengan demikian, hipotesis yang

telah peneliti ajukan sebelumnya dapat diterima.

Tinggi rendahnya hubungan antara kecemasan dengan agresivitas

menunjukkan seberapa besar pengaruh kecemasan terhadap tingkat agresivitas

pada masa remaja. Hasil penelitian ini mendukung hasil temuan penelitian dari

Perjuangan (2006) yang mengindikasikan bahwa persepsi mengenai kekerasan

psikologis dalam keluarga yang berakibat adanya perasaan tertekan akan

berpengaruh dengan kecenderungan perilaku agresif pada remaja.

Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Mu’arifah (2005)

menyatakan bahwa individu yang mengalami kecemasan akan berdampak pada

gangguan terhadap fungsi pikiran, fisiologis, psikologis serta mengganggu organ

tubuh lainnya yang akan menimbulkan perilaku agresif. Kecemasan dapat

Page 24: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

21

mempengaruhi munculnya perilaku agresif, meskipun banyak faktor lain yang

mempengaruhinya. Remaja yang memiliki kecemasan yang tinggi cenderung

tidak mampu mengontrol dirinya untuk melakukan sesuatu sehingga

mengakibatkan timbulnya tindakan agresif yang dianggap sebagai pemecahan

masalah yang sedang dan telah dialaminya.

Berdasarkan kriteria kategorisasi dan data penelitian yang diperoleh,

skor subjek penelitian untuk variabel agresivitas bergerak dibawah dari 82.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini

dikategorikan memiliki tingkat agresivitas yang rendah. Keadaan tersebut

menunjukkan bahwa remaja yang menjadi subjek penelitian ini mempunyai

tingkat untuk berperilaku agresif yang rendah. Rendahnya tingkat agresivitas

remaja sekarang menurut peneliti disebabkan karena sikap cuek yang dianut

remaja sekarang, selama itu tidak mengganggu mobilitas kehidupan sehari-hari.

Selain itu rendahnya perilaku agresif bisa juga disebabkan karena didikan yang

baik dari keluarga maupun sekolah. Hal tersebut tentu dapat membentuk pribadi

yang tidak cenderung untuk melakukan tindakan agresif.

Secara umum agresivitas adalah suatu perilaku yang dengan sengaja

dilakukan untuk menyakiti, memamerkan permusuhan atau perilaku yang dapat

melukai orang lain dan merugikan orang lain. Banyak faktor yang dapat

mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku agresif, antara lain ialah :

(a) Perasaan frustasi, yaitu gangguan atau kegagalan dalam mencapai suatu

tujuan sehingga menyebabkan individu marah dan menjadi frustasi. (b) Imitasi,

merupakan suatu kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang lain yang

dibentuk dan ditentukan oleh pengalamannya terhadap perilaku orang lain. (c)

Penguatan (reinforcement), merupakan suatu mekanisme utama untuk

Page 25: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

22

memunculkan proses belajar dengan member reinforcement (Hidayat 2004).

Faktor-faktor tersebut merupakan faktor lainnya yang dapat menyebabkan

individu untuk berlaku agresif.

Melihat hasil penelitian ini, dapat dipahami jika kecemasan berfungsi

sebagai pendorong bagi individu untuk melakukan agresivitas. Pengaruh

kecemasan bermacam-macam mulai dari reaksi fisik, psikis sampai tindakan baik

yang aktif maupun pasif. Dalam keadaan yang cemas, individu akan secara

otomatis dapat melakukan apapun untuk sedikit meredakan rasa cemas yang

dirasakan. Perilaku agresif pun dipercaya akan mengurangi sedikit rasa cemas

atau paling tidak sebagai pelarian dari rasa cemas yang dirasakan. Cara untuk

meredakan kecemasan pun berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang

masing-masing individu. Bila remaja mampu mengendalikan agresivitas dengan

sendirinya berarti remaja tersebut sudah mampu menahan dorongan negatif

dalam dirinya karena pengaruh kecemasan.

Berdasarkan hasil analisis data juga diketahui bahwa sumbangan efektif

variabel kecemasan terhadap variabel agresivitas sebesar 4,4%. Berarti masih

ada 95,6% faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan

agresivitas.

Di samping itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka

dilanjutkan dengan analisis tambahan (analisis regresi) yang menghasilkan data

bahwa terdapat aspek dari kecemasan yang paling berpengaruh terhadap

agresivitas, yaitu aspek fisiologis yang cukup memberikan kontribusi dalam

agresivitas. Aspek fisiologis dapat mendorong timbulnya gerakan-gerakan bagian

tubuh tertentu. Aspek fisiologis apabila terjadi terus menerus dan dalam jangka

waktu yang lama akan mengakibatkan timbulnya reaksi otomatis dari setiap

Page 26: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

23

individu. Reaksi yang ditimbulkan berbeda-beda antara satu individu dengan

individu yang lainnya. Reaksi yang timbul disini termasuk perilaku agresivitas.

Apabila seseorang merasakan suatau kecemasan secara berkelanjutan, maka

akan berdampak pada perilaku yang dilakukannya.

Kelemahan penelitian ini adalah adalah dari segi angket yang cenderung

mengandung unsur social desirability yang cukup tinggi di mana subjek mengisi

angket berdasar kesesuaian dengan norma-norma sosial atau ingin dianggap

baik oleh lingkungan.

Page 27: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

24

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa ada

hubungan yang signifikan antara kecemasan dan agresivitas pada masa remaja,

dengan koefisien korelasi (r) = 0,209 dan p = 0,013 atau p < 0,05. Semakin tinggi

tingkat kecemasan maka akan semakin tinggi pula tingkat agresivitas, sebaliknya

semakin rendah tingkat kecemasan maka akan semakin rendah pula tingkat

agresivitasnya. Dengan demikian, hipotesis yang telah penulis ajukan

sebelumnya dapat diterima.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa

kecemasan mempengaruhi agresivitas pada masa remaja. Kecemasan

merupakan salah satu penyebab remaja untuk melakukan agresivitas. Dalam

penelitian ini dari dua aspek kecemasan, aspek fisiologis memiliki peranan paling

besar dalam mempengaruhi agresivitas pada masa remaja, reaksi-reaksi

fisiologis yang berperan cukup besar sebagai penyebab remaja melakukan

agresivitas dan dapat berfungsi sebagai prediktor.

Hasil lain yang diperoleh adalah nilai koefisien determinan (R-Squared)

sebesar 0,044 yang berarti bahwa kecemasan memiliki sumbangan efektif

sebesar 4,4% terhadap agresivitas pada masa remaja.

Page 28: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

25

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang diperoleh,

maka dengan ini peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru dan Orang Tua

Guru dan orang tua dapat memberikan pengarahan yang baik agar remaja

mampu mengelola agresivitas yang ditimbulkan oleh kecemasan. Arahkan

remaja untuk melakukan agresivitas yang positif agar remaja dapat

berperilaku positif pula. Remaja merupakan cikal bakal penerus bangsa, jadi

hendaknya lah di pupuk sejak dini agar menjadi penerus bangsa yang baik.

2. Bagi Remaja

Remaja hendaknya mampu mengelola dorongan agresivitas yang muncul.

Memotivasi diri sendiri untuk mampu mengelola dorongan agresivitas yang

negatif ke arah agresivitas yang positif. Dengan berperilaku positif maka kita

tentu akan mendapatkan manfaat yang positif pula, dan manfaat yang positif

itu akan berguna bagi tahap perkembangan selanjutnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dilihat dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa kecemasan telah memberikan

sumbangan efektif sebesar 4,4% terhadap agresivitas. Hal ini berarti bahwa

masih terdapat sumbangan efektif lain yang dapat mempengaruhi agresivitas.

Saran yang dapat diberikan bagi peneliti selanjutnya adalah dapat

menambah variasi lain yang mungkin dapat mempengaruhi agresivitas.

Selain itu perlu dikontrol lagi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam

penelitian ini dan penelitian mengenai hubungan antara kecemasan dengan

Page 29: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

26

agresivitas tersebut diharapkan dapat diterapkan pada subjek penelitian lain

dan bukan remaja saja. Bila masih ingin menggunakan subjek penelitian

yang sama, yakni remaja, maka peneliti selanjutnya dapat menggunakan

metode penelitian yang berbeda. Misalnya dengan metode eksperimental,

metode kuantitatif-komparatif, seperti antara siswa sekolah negeri dengan

siswa sekolah berbasis keagamaan, ataupun dengan metode kualitatif

dengan fokus penelitian yang lebih khusus lagi. Peneliti selanjutnya dapat

menggunakan variabel bebas yang berbeda, seperti religiusitas, status sosial

ekonomi keluarga, pola asuh, faktor teman sebaya (peer group), dan

sebagainya.

Page 30: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah...NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh :

27

DAFTAR PUSTAKA

Acocella, JR. and Calhoun, J.P. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. (Alih bahasa, Satmoko, RS.) Semarang : IKIP Press.

Azwar, S. 1997. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Buss, A.H, & Perry, M. 1992. The Agression Questionary Journal of Personality Social Psychology. Vol 63, No. 3, 452-459.

Baron, B.A. & Byrne, D. 2004. Social Psychology : Understanding Human Interaction. Boston Allyn and Bacon.

Hawari, D. 2001. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hidayat, S. 2004. Hubungan Perilaku Kekerasan Fisik Ibu Pada Anaknya Terhadap Munculnya Perilaku Agresif Pada Anak SMP. Jurnal Provitae Volume 1, No.1. Hal 83-92. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara. Jakarta.

Lauer, R.H., & Lauer, J.C., 2000. Marriage and Family : The Quest for Intimacy (4th ed). Boston : McGraw-Hill.

Kaplan, H.I., Sadock, B.J., and Grebb, J.A. 1997. Sinopsis Psychiatry. Alih Bahasa : Widjaja Kusuma. Jakarta : Binarupa Aksara.

Krahe, B. 2005. Perilaku Agresif (Diterjemahkan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mu’arifah, A. 2005. Hubungan Kecemasan dan Agresivitas. Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No. 2 (Agustus). Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

Perjuangan, I. 2006. Hubungan Antara Persepsi Mangenai Kekerasan Psikologis Dalam Keluarga Dengan Kecenderungan Perilaku Agresif Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

Setiono, L.H. 2002. Beberapa Permasalahan Remaja. 13 Agustus 2002. http://www.e-psikologi.com/remaja/204.htm.

Sunardi. 1995. Ortopedagogik Anak Tuna Laras Jilid 1. Jakarta : Dirjen PT Depdikbud.

Thalib, S.B. 2002. Dinamika Sosial Psikologis Perilaku Kekerasan Siswa. Jurnal Ilmiah Psikologi “Arkhe”, VII (2). 80-90.