naskah publikasi hubungan antara...

22
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TAHAN BANTING (HARDINESS) DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Oleh: RIA ANDIANI YULIANTI DWI ASTUTI, S.Psi., M.Soc.Sc., Psi PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

Upload: dominh

Post on 18-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TAHAN BANTING

(HARDINESS) DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN

Oleh:

RIA ANDIANI

YULIANTI DWI ASTUTI, S.Psi., M.Soc.Sc., Psi

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TAHAN BANTING

(HARDINESS) DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN

Telah Disetujui Pada Tanggal

_________________

Dosen Pembimbing Utama

(Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc., Psi)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TAHAN BANTING

(HARDINESS) DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN

Ria Andiani

Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc., Psi

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis apakah ada hubungan negatif antara kepribadian tahan banting (hardiness) dengan stres kerja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kepribadian tahan banting (hardiness) dengan stres kerja pada karyawan. Semakin tinggi kepribadian tahan banting (hardiness) karyawan maka semakin rendah stres kerja karyawan. Sebaliknya, semakin rendah kepribadian tahan banting (hardiness) karyawan maka semakin tinggi stres kerja karyawan.

Subyek pada penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Jawa Pos Yogyakarta. Subyek penelitian ini berjumlah 50 responden, terdiri dari 38 laki-laki dan 12 perempuan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang disusun sendiri oleh peneliti. Adapun skala yang digunakan adalah skala stres kerja dengan mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Robbins (2004) dan skala kepribadian tahan banting (hardiness) dengan mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Kobasa (1982) .

Metode analis data yang digunakan menggunakan program SPSS (Statistical Programme for Social Science) 12.00 for Windows untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kepribadian tahan banting (hardiness) dengan stres kerja. Hasil korelasi product moment dari pearson menunjukan angka korelasi sebesar r = -0,590 dan p = 0,000 (p < 0,01) yang artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepribadian tahan banting (hardiness) dengan stres kerja pada karyawan. Jadi hipotesis yang diajukan pada penelitian ini diterima. Sedangkan sumbangan efektif yang diberikan variabel kepribadian tahan banting (hardiness) terhadap variabel stres kerja sebesar 34,8% yang berarti masih ada 65,2% faktor lain yang mempengaruhi stres kerja yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor pengalaman seseorang, locus of control, kemampuan pribadi dan dukungan sosial.

Kata Kunci : Stres Kerja, Kepribadian Tahan Banting (Hardiness)

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

PENGANTAR

Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki tujuan - tujuan yang

hendak dicapai, dan tujuan - tujuan tersebut dapat diraih dengan cara

mendayagunakan dan mengolah sumber daya yang ada. Menurut Kartono (2002)

ada empat tipe kategori sumber daya di dalam sebuah perusahaan atau organisasi

yaitu, keuangan atau finansial, fisik, manusia, dan teknologi. Aset paling penting

yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan atau organisasi dan sangat

diperhatikan oleh manajemen adalah aset manusia.

Menurut Wijono (2006), sumberdaya manusia yang berkualitas

merupakan salah satu faktor penentu agar perusahaan dapat bekerja secara efektif

dan maksimal untuk dapat bersaing di pasar global. Kinerja sumber daya manusia

yang baik merupakan hal yang terpenting bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Sebuah perusahaan yang ingin berkembang dengan pesat, harus memiliki sumber

daya menusia yang mampu menampilkan kinerja yang baik. Meskipun sumber

daya manusia itu merupakan kunci keberhasilan dalam perusahaan, namun pada

kenyataannya pengalaman mereka dalam bekerja terkadang memunculkan

persoalan dalam pekerjaan, seperti target kerja yang meleset, pekerjaan yang

terbengkalai, hubungan interpersonal yang memburuk dan seterusnya, dalam hal

ini stres kerja pun akan terjadi.

Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia. Anoraga (1995)

menyebutkan stres adalah suatu tekanan psikis atau emosi pada diri seseorang.

Stres tidak selalu berkaitan dengan hal - hal yang negatif, tetapi stres juga dapat

digunakan untuk membangkitkan semangat. Selye (dalam Riggio, 2003)

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

membedakan antara distress yang merupakan hal yang destruktif dan eustress,

yang merupakan kekuatan yang positif. Stres diperlukan untuk menghasilkan

prestasi yang tinggi. Stres dalam jumlah tertentu dapat mengarah pada gagasan -

gagasan yang inovatif dan output yang konstruktif.

Salah satu fenomena stres yang sering terjadi adalah stres kerja. Stres

kerja pada intinya mengacu pada suatu kondisi dari pekerjaan yang dirasa

mengancam individu. Stres kerja muncul sebagai suatu bentuk ketidakharmonisan

antara individu dengan lingkungan kerjanya (Nuzulia, 2005). Kreitner & Kinicki

(2001) mengatakan, stres kerja merupakan suatu interaksi antara kondisi kerja

dengan sifat - sifat pekerja yang mengubah fungsi fisik maupun psikis yang

normal. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa stres kerja adalah suatu tuntutan

pekerjaan yang tidak dapat diimbangi oleh kemampuan pekerja.

Menurut hasil statistik di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 40%

pekerja merasa pekerjaannya sangat menekan, karena tuntutan tugas yang

berlebih. Bahkan di tengah lautan stres di tempat kerja seperti saat ini, 25 %

pekerja di Amerika Serikat menganggap pekerjaan adalah hal yang paling

menekan dalam kehidupan mereka www.solusisehat.net/tips_kesehatan.php?id=8

Dewasa ini tempat kerja yang berubah dan bersaing menambah tingkat

stres di kalangan para pekerja. Sebuah survey yang dilakukan atas pekerja

Amerika Serikat menemukan bahwa 46 % merasakan pekerjaan mereka penuh

dengan stres dan 34 % berpikir serius untuk untuk keluar dari pekerjaan mereka

12 bulan sebelumnya karena stres di tempat kerja mereka

http://idtesis.bligspot.com/2008/03/mengelola-stre-kerja.html

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

Sasono (2004) memperkirakan bahwa stres kerja di Indonesia akan terus

meningkat sejalan dengan perkembangan zaman. Diahsari (2001) menyebutkan

bahwa stres yang dialami individu dapat terjadi dalam jangka waktu yang berbeda

- beda. Permasalahan akan muncul apabila stres terjadi dalam jangka waktu yang

lama dengan intensitas yang cukup tinggi. Sebagai akibatnya individu akan

mengalami kelelahan fisik maupun mental. Penelitian mengenai stres kerja

dilakukan oleh Halim (dalam Widyasari, 2007) dengan menggunakan 76 sampel

karyawan sebuah perusahaan swasta di Jakarta, hasil penelitian menunjukkan

bahwa 76 karyawan tersebut mengalami stres di tempat kerja akibat tidak sanggup

menyelesaikan beban kerja yang menumpuk (overload) dan dikejar deadline

setiap harinya. Para karyawan tersebut mengeluh sering sakit kepala, mudah lelah,

jenuh dan lebih sensitif dari biasanya.

Menurut Schultz & Schultz (1998), stres yang diderita dalam jangka

waktu cukup lama dalam situasi yang menuntut keterlibatan emosional tinggi

akan mengakibatkan kelelahan fisik, mental, dan emosional. Luthans (2005),

mengatakan terdapat studi yang dilakukan oleh Delloitte dan Touche di Amerika

Serikat menemukan bahwa 84 % dari pekerja dilaporkan merasakan ketegangan

atau tekanan psikis yang dialami pekerja dari hari ke hari, ditandai dengan

kelelahan fisik, mental, dan emosional yang berhubungan dengan stres kronik

akibat stres kerja di tempat kerjanya.

Berdasarkan wawancara informal yang penulis lakukan dengan redaktur

pelaksana PT. Jawa Pos Group Yogyakarta, diperoleh informasi bahwa selama

rentang tahun 2000-2007 karyawan PT. Jawa Pos merasa bahwa mereka semakin

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

memerlukan banyak waktu dan energi dalam melakukan pekerjaan. Data yang

penulis dapatkan dari wawancara informal menunjukkan beberapa permasalahan

yang dialami karyawan PT. Jawa Pos yaitu sebanyak 64% karyawan merasa

beban pekerjaan mereka berlebih (overload), sebanyak 60% karyawan tidak

memiliki waktu untuk menyelesaikan tugas (deadline) dan sebanyak 56%

karyawan harus melakukan terlalu banyak tugas rangkap di tempat kerja.

Sehingga dapat dikatakan bahwa tuntutan tugas dan tuntutan peran menjadi

sumber stres bagi karyawan PT. Jawa Pos Group Yogyakarta. Dampak yang

terjadi karena banyaknya tuntuan tugas dan tuntutan peran yang dialami karyawan

PT. Jawa Pos adalah karyawan tidak mampu menulis berita - berita yang

diperoleh dengan tepat waktu dan hanya mengutip sumber berita dari internet saja,

akibatnya koran yang akan terbit esok hari tidak bisa menyajikan berita - berita

yang aktual.

Riggio (2003) memberikan gambaran adanya tiga dimensi akibat stres

kerja yang dialami karyawan yaitu : a) kelelahan emosional yang ditandai dengan

perasaan frustrasi, putus asa, sedih, tidak berdaya, tertekan, dan merasa terjebak.

Ditambah mudah tersinggung dan marah tanpa alasan yang jelas; b)

depersonalisasi, ditandai dengan menjauhnya individu dari lingkungan sosial,

apatis, tidak peduli terhadap lingkungan dan orang - orang di sekitarnya; c)

rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri, yaitu individu tidak pernah merasa

puas dengan hasil karyanya sendiri, merasa tidak pernah melakukan sesuatu yang

bermanfat bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut memberikan dampak

buruk seperti menurunnya produktivitas kerja dan kinerja karyawan karena stres

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

kerja yang dialami, sehingga menyebabkan perusahaan tidak bisa memperoleh

tenaga karyawannya dengan optimal.

Pendapat tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Lenny

(2006), mengungkapkan bahwa hampir semua pekerja yang mengalami stres di

tempat kerja pada mulanya adalah orang - orang yang bersemangat, energik,

optimistik, dan memiliki prinsip yang kuat, serta mau bekerja keras untuk meraih

prestasi. Mereka tidak mengenal istilah gagal dan tidak mudah menyerah.

Faktor kepribadian yang diduga dapat berperan dalam mengungkap stres

adalah kepribadian tahan banting (hardiness). Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh NIOSH (National Institute For Occupational Safety And

Health) yang menyatakan bahwa penyebab stres dapat berasal dari dalam diri

individu yaitu usia, kondisi fisik, dan faktor kepribadian maupun dari luar

individu baik dari lingkungan keluarga, lingkungan kerja, cita - cita maupun

ambisi (Muchtar, 2004). Kepribadian tahan banting (hardiness) merupakan salah

satu faktor kepribadian yang ikut memberikan pengaruh terhadap stres kerja

tersebut.

Maddi dan Kobasa (1984) mengungkapkan bahwa individu yang

mempunyai kepribadian tahan banting (hardiness) memiliki kontrol pribadi,

komitmen dan siap dalam menghadapi tantangan. Sedangkan Schultz & Schultz

(1998) mengartikan kepribadian tahan banting sebagai suatu struktur kepribadian

yang dapat digunakan dalam menjelaskan perbedaan individu ketika mengalami

stres yang terjadi sehingga individu mampu mengatasi stres tersebut.

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

Menurut Hadjam (2004) kepribadian tahan banting (hardiness)

mengurangi pengaruh kejadian-kejadian hidup yang mencekam dengan

meningkatkan penggunaan strategi penyesuaian, antara lain dengan menggunakan

sumber-sumber sosial yang ada di lingkungannya untuk dijadikan tameng,

motivasi, dan dukungan dalam menghadapi masalah ketegangan yang

dihadapinya dan memberikan kesuksesan. Saat menghadapi kondisi yang

menekan, individu yang tahan banting juga akan mengalami stres atau tekanan.

Namun tipe kepribadian ini dapat menyikapi secara positif keadaan tidak

menyenangkan tadi agar dapat menimbulkan kenyamanan melalui cara-cara yang

sehat.

Schultz & Schultz (1998) mengatakan bahwa salah satu strategi

penyesuaian yang dimiliki kepribadian tahan banting (hardiness) adalah dengan

menggunakan sumber-sumber sosial di sekitarnya. Salah satu lingkungan yang

dapat dikatakan sebagai lingkungan sosial adalah lingkungan kerja. Dalam

lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan individu-individu yang

berlainan dalam lingkup pekerjaan. Kepribadian tahan banting (hardiness) sangat

dibutuhkan untuk membuat keputusan yang berat dan dalam situasi yang

menekan. Kepribadian tahan banting (hardiness) dapat mengontrol individu

mengatasi stres yang sedang dialami di lingkungan kerja agar dapat tetap survive

dan selalu berpikir positif dalam menghadapi masalah. Individu yang memiliki

kepribadian tahan banting (hardiness) akan mampu bertahan dalam situasi -

situasi yang mendesak dalam menghadapi tuntutan dan tantangan pekerjaan yang

mungkin menimbulkan stres kerja.

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh

karyawan PT. Jawa Pos yaitu sebanyak 50 orang karyawan.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala. Peneliti akan menggunakan dua buah skala untuk

mengukur kedua variabel, yaitu:

1. Skala Stres Kerja

Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur stres kerja yaitu skala

stres kerja. Skala stres kerja yang digunakan merupakan skala modifikasi dari

Bellinda (2006) berdasarkan teori Robbins (2006), terdiri dari tiga aspek yaitu

gejala fisik, gejala psikis, dan gejala perilaku.

2. Skala Kepribadian Tahan Banting (Hardiness)

Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur kepribadian tahan

banting (hardiness) yaitu skala kepribadian tahan banting (hardiness). Skala

kepribadian tahan banting (hardiness) yang digunakan merupakan skala

modifikasi dari Sudirman (2007) berdasarkan aspek-aspek kepribadian tahan

banting (hardiness) dari Kobasa (1982), yaitu commitment, control, dan

challenge.

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

C. Metode Analisis Data

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu mencari

hubungan antara kepribadian tahan banting (hardiness) dengan stres kerja pada

karyawan. Untuk metode analisis data, peneliti menggunakan analisis statistik.

Penelitian menggunakan statistik korelasi product moment Pearson. Teknik

korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

kepribadian tahan banting (hardiness) dengan stres kerja pada karyawan. Untuk

pengolahan data, peneliti menggunakan program komputer SPSS 12.00 for

Windows.

HASIL PENELITIAN

1. Hasil Uji Asumsi

Sebelum melakukan analisis data , terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan uji linieritas

merupakan syarat sebelum dilakukannya pengetesan nilai korelasi, dengan

maksud agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang

seharusnya ditarik (Hadi, 2001).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel penelitian ini

terdistribusi secara normal atau tidak. Kaidah yang digunakan yaitu jika p>0,05

maka sebaran data normal, sedangkan jika p<0,05 maka sebaran data tidak

normal.

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

Uji normalitas dengan menggunakan teknik one-sample Kolmogorof-

Smirnov Test dari program SPSS 12.00 for Window menunjukkan nilai K-SZ

sebesar 0,887 dengan nilai p = 0,411 (p > 0,05) untuk stres kerja dan nilai K-SZ

sebesar 0,724 dengan p = 0,671 (p > 0,05) untuk kepribadian tahan banting

(hardiness). Hasil uji normalitas ini menunjukkan bahwa stres kerja dan

kepribadian tahan banting (hardiness) memiliki sebaran normal.

b. Uji Linieritas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel kepribadian

tahan banting (hardiness) dan stres kerja memiliki hubungan yang linear.

Hubungan antara kedua variabel dikatakan linier apabila p<0,05 begitu pula

sebaliknya, hubungan antara kedua variabel dikatakan tidak linier apabila p>0,05.

Hasil uji linearitas dengan menggunakan program SPSS (Statistic Program For

Social Science) 12.00 for Windows dengan teknik Bivariation Linear

menunjukkan F = 37,532; p = 0,000. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat

dikatakan bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah linier karena p<0,05.

2. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui adanya hubungan antara kepribadian tahan banting

(hardiness) dengan stres kerja, maka digunakan uji korelasi dengan menggunakan

korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan program komputer

SPSS (Statistic Program For Social Science) 12.00 for Windows.

Hasil analisis data menunjukkan korelasi antara variabel kepribadian tahan

banting (hardiness) dengan stres kerja, nilai rxy = -0,590 dengan p = 0,000

(p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

signifikan antara kepribadian tahan banting (hardiness) dengan stres kerja, dengan

demikian hipotesis diterima.

Analisis koefisien determinasi pada korelasi kepribadian tahan banting

(hardiness) dengan stres kerja pada karyawan menunjukkan angka sebesar 0,348.

Ini berarti bahwa sumbangan efektif kepribadian tahan banting (hardiness)

terhadap stres kerja sebesar 34,8 % dan 65,2 % disebabkan faktor lain yang tidak

diikutsertakan dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang telah

diajukan, yaitu ada hubungan negatif antara kepribadian tahan banting (hardiness)

dengan stres kerja dapat diterima. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan

teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r)

sebesar -0,590 dengan p = 0,000 (p<0,01), dengan hasil tersebut dapat diartikan

bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepribadian tahan

banting (hardiness) dengan stres kerja. Semakin tinggi kepribadian tahan banting

(hardiness), maka semakin rendah stres kerja karyawan dan semakin rendah

kepribadian tahan banting (hardiness), maka semakin tinggi stres kerja karyawan.

Hal tersebut diatas juga didukung oleh kategorisasi yang dihasilkan oleh

responden dalam penelitian ini. Hasil pengkategorian dengan membandingkan

mean hipotetik dan mean empirik pada skala stres kerja berada dalam kategori

rendah hingga sedang yaitu sebesar 72%, sedangkan hasil kategorisasi dengan

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

membandingkan mean hipotetik dan mean empirik pada skala kepribadian tahan

banting (hardiness) berada pada kategori sedang hingga tinggi yaitu sebesar 78%

dan yang berada dalam kategori sangat tinggi sebesar 22%, hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar subyek penelitian ini memiliki stres kerja yang rendah..

Rendahnya stres kerja pada subyek penelitian disebabkan oleh tingginya

tingkat kepribadian tahan banting (hardiness) yang dimiliki. Karyawan yang tahan

banting akan mampu bertahan dalam situasi-situasi yang mendesak, dalam

menghadapi tuntutan dan tantangan pekerjaan yang menimbulkan stres di tempat

kerja, dan sebaliknya karyawan yang tidak tahan banting akan mudah menyerah

atau mudah putus asa dalam menghadapi masalah serta seringkali mengalami

kesulitan dalam menghadapi situasi yang menekan yang dapat menjadi stressor

(Kreitner & Kinicki, 2001). Hal ini menunjukkan bahwa kepribadian tahan

banting (hardiness) mempunyai peran sebagai tameng/perisai (buffer) kehidupan

yang berupa kejadian-kejadian yang menekan dan mengancam serta berperan

sebagai penguat atas diri seseorang. Individu yang mempunyai kepribadian tahan

banting (hardiness) memiliki komitmen (commitment), kontrol (control), dan siap

menghadapi tantangan (challenge), artinya perubahan-perubahan yang terjadi di

dalam diri maupun di luar dirinya dilihat sebagai suatu kesempatan untuk tumbuh

dan bukan sebagai suatu ancaman terhadap dirinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Maddi dan Kobasa (1984)

yang menyebutkan bahwa saat dihadapkan pada stressor yang menekan, individu

yang memiliki kepribadian tahan banting (hardiness) bukan hanya mengalaminya

sebagai suatu yang menekan, tapi juga sesuatu yang menarik dan penting

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

(komitmen), minimal sebagai sesuatu yang dapat dipengaruhi (kontrol), dan

sebagai nilai yang berpotensi bagi pengembangan diri (tantangan). Dengan

menginterpretasikan stressor sebagai sesuatu yang menantang dan tidak

berbahaya maka individu akan terhindar dari stres dan tetap berpikir positif

terhadap kejadian-kejadian yang mengancam. Hal ini sesuai juga dengan hasil

penelitian Sudirman (2007) yang menyatakan bahwa karyawan yang memiliki

kepribadian tahan banting (hardiness) mampu bertindak proporsional dan tidak

mudah menyerah walaupun berada di bawah tekanan stres di tempat kerja, karena

karyawan tersebut memiliki kecenderungan yang baik terhadap komitmen

(commitment), kontrol (control), dan tantangan (challenge) sehingga cenderung

lebih optimis jika dibandingkan dengan karyawan yang kurang memiliki

kepribadian tahan banting (hardiness).

Stres di tempat kerja dapat dipandang sebagai sumber stres atau stressor

yang dapat menyebabkan reaksi berupa reaksi fisiologis, psikolologis dan perilaku

pada karyawan. Namun, terganggu atau tidaknya individu tergantung pada

persepsi individu terhadap stressor kerja tersebut, yaitu sebagai peristiwa positif

dan tidak berbahaya (eustress) atau sebagai peristiwa yang berbahaya dan

mengancam (distress). Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh terhadap

respon yang muncul. Kepribadian tahan banting (hardiness) dapat mempengaruhi

pandangan individu terhadap kejadian-kejadian menekan yang dialami dan

pandangan tersebut akan mempengaruhi bagaimana individu mengatasi masalah

yang dihadapi. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Nugraheni (2000) yang

menyatakan bahwa kepribadian tahan banting sebagai coping stress memunculkan

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

persepsi positif pada perawat dalam menyikapi hal-hal yang menjadi pembangkit

stres potensial sehingga stressor-stressor tersebut direspon secara positif. Perawat

yang memiliki kepribadian tahan banting (hardiness) cenderung untuk mengatasi

masalah secara lebih efektif serta memiliki sikap yang optimis daripada perawat

yang tidak memiliki kepribadian tahan banting (hardiness).

Penyebab terjadinya stres di tempat kerja selain job requirement, seperti

status karier dan status pekerjaan yang tidak jelas, hubungan interpersonal,

kondisi dan situasi pekerjaan adalah beban tugas. Beban tugas yang berlebih

(overload) dapat mengakibatkan kelelahan dan ketegangan pada individu jika

tidak diimbangi oleh kemampuan yang dimiliki sehingga stres kerja pun terjadi.

Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lenny (2006) yang

menyebutkan bahwa beban kerja yang berlebih (overload) secara kuantitas dan

kualitas dapat menyebabkan kelelahan dan ketegangan pada karyawan. Beban

kerja yang berlebih (overload), besar pengaruhya kepada stres kerja.

Sumbangan efektif variabel kepribadian tahan banting (hardiness)

terhadap stres kerja cukup besar, yaitu sebesar 34,8 %. Berarti terdapat 65,2 %

disebabkan faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Faktor-

faktor tersebut kemungkinan dapat berupa pengalaman seseorang, locus of

control, kemampuan pribadi dan dukungan sosial (Robbins, 2006). Hal ini

didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuzulia (2005) yang

menyebutkan bahwa terdapat perbedaan stres kerja antara subjek yang memiliki

tingkat self-efficacy dan problem focused coping tinggi dengan memperhatikan

stressor stres kerja dengan subjek yang memiliki tingkat self-efficacy dan problem

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

focused coping rendah. Hal yang serupa juga sesuai dengan riset dari National

Institute For Occupational Safety and Health (Muchtar, 2004) yang menyatakan

bahwa penyebab stres dapat berasal dari dalam diri individu yaitu usia, kondisi

fisik, dan faktor kepribadian maupun faktor dari luar individu baik dari

lingkungan keluarga, lingkungan kerja, cita-cita maupun ambisi.

Secara keseluruhan, penulis mengakui bahwa penelitian ini masih

mempunyai kekurangan ataupun kelemahan terutama mengenai pengambilan data

penelitian, idealnya peneliti harus melakukan pengamatan dan pengawasan secara

langsung saat subjek penelitian melakukan pengisian kuesioner penelitian akan

tetapi karena padatnya jam kerja subjek dan banyaknya kesibukan subjek hal itu

belum memungkinkan untuk dilakukan. Selain itu, ada beberapa aitem yang

kurang tepat dengan budaya Indonesia. Adapun kekurangan dalam proses

pelaksanaan pengambilan data dalam penelitian ini yaitu terdapat beberapa angket

yang tidak langsung diisi oleh subyek pada saat proses pengambilan data, namun

angket dibawa pulang yang kemudian dikumpulkan kembali kepada peneliti dan

ada juga ada yang meletakkannya saja di atas meja kerja dengan maksud agar

peneliti dapat langsung mengambilnya tanpa mengetahui diri subjek yang

sebenarnya. Kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini diharapkan menjadi

bahan pertimbangan bagi peneliti yang hendak mengadakan penelitian dengan

topik serupa agar dapat lebih menyempurnakan penelitiannya.

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang sangat

signifikan antara kepribadian tahan banting (hardiness) dengan stres kerja. Hal ini

berarti semakin tinggi kepribadian tahan banting (hardiness) karyawan maka

semakin rendah stres kerja karyawan. Begitu pula sebaliknya semakin rendah

kepribadian tahan banting (hardiness) karyawan maka semakin tinggi stres kerja

karyawan. Jadi hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara

kepribadian tahan banting (hardiness) dengan stres kerja pada karyawan dapat

diterima.

SARAN

Dalam penelitian tentunya masih ada banyak kekurangan, begitu juga

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, sehingga penulis merasa perlu

memberikan saran-saran yang dapat membangun yang ditujukan kepada beberapa

pihak. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, ada beberapa hal yang

dapat disarankan, antara lain:

1. Karyawan PT. Jawa Pos

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada hubungan antara

kepribadian tahan banting (hardiness) dengan stres kerja. Oleh karena itu,

diharapkan para karyawan dapat bertahan (survive) dalam berbagai situasi

khususnya dalam menghadapi stres di tempat kerja yaitu dengan selalu optimis,

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

mampu untuk menganalisis penyebab dari masalah, selalu meningkatkan

pengendalian emosi, mampu untuk mengatur impuls, memiliki self - efficacy,

mampu untuk meraih apa yang diinginkan, serta mampu untuk berempati.

2. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan PT. Jawa Pos dapat melakukan langkah-langkah untuk

menindaklanjuti penelitian ini dengan melakukan program pelatihan tentang

kepribadian tahan banting untuk para karyawannya. Program pelatihan tersebut

dapat digunakan perusahaan sebagai sarana placement dan recruitment bagi

karyawan maupun calon karyawan yang akan bekerja di PT. Jawa Pos.

3.Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk menggali lebih lanjut

mengenai kepribadian tahan banting maupun stres kerja hendaknya dapat

memodifikasi aspek-aspek yang ada di dalam variabel berdasarkan teori-teori

yang lebih bervariasi dan juga dapat menambahkan variabel moderator untuk

memperkaya wawasan dalam ilmu pengetahuan. Peneliti selanjutnya sebaiknya

menambah referensi buku dan jurnal-jurnal industri terbaru, khususnya yang

berbahasa asing. Selain itu peneliti selanjutnya juga diharapkan lebih cermat

dalam memilih waktu pengambilan data, agar para subyek dapat benar-benar

dalam kondisi yang siap untuk menjawab atau memberikan merespon pada skala

penelitian, sehingga tidak akan ada angket yang dibawa pulang dan lupa untuk

dikembalikan.

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, A. 2004. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Jakarta : UMM Press

Anoraga, P. 1995. Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Bellinda, M. I. 2006. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Stres Kerja Pada Distributor. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Croon, E. M & Sluiter, J. K. 2004. Stressful Work, Psychological Job Strain, and

Turnover : A 2-Year Prospective Cohort Study of Truck Drivers. Journal of Applied Psychology. Vol. 89, No. 3, 442-454.

Diahsari, E. Y. 2001. Kontribusi Stres Pada Produktivitas Kerja. Anima,

Indonesian Psychological Journal. Vol. 16, No. 4, 361-371. Hadjam, R. 2004. Peran Kepribadian Tahan Banting Pada Gangguan Somatisasi.

Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 19, No. 2, 122-135. Hadi, S. 2001. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Iswanto, Y. 2001. Analisis Hubungan Antara Stres Kerja, Kepribadian, Dan Kinerja Manajer. http://www.psi.ut.ac.id/jurnal/111yun.htm

Kartono, K. 2002. Psikologi Sosial Untuk Manajemen, Perusahaan dan Industri.

Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Kobasa, S. C. 1982. Hardiness and Health : A Prospective Study. Journal of

Personality and Social Psychology, Vol. 42, No.1, 168-177. Kreitner, R & Kinicki, A. 2001. Organizational Behavior. 5th ed. New York :

Irwin McGraw-Hill. Lenny, I. 2006. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat

Di Rumah Sakit Umum Daerah Pekanbaru. Jurnal Psikologi. Vol. 2, No.1, 11-17.

Luthans, F. 2005. Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Yogyakarta : Andi Offset.

Maddi, S. R & Kobasa, S. C. 1984. Personality Theories, A Comparative

Analysis. Illinois : Dow Jones-Irwin. Muchtar, R. 2004. Hubungan Antara Resilience Dengan Stres Kerja Pada

Karyawan PT. Telkom Divre VI Balikpapan. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

Nugraheni, A. L. 2000. Hubungan Antara Kepribadian Hardiness Dengan Burnout Pada Perawat. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Nuzulia, S. 2005. Peran Self-Efficacy Dan Strategi Coping Terhadap Hubungan

Antara Stressor Kerja Dan Stres Kerja. Psikologika, Nomor 19 tahun X, 32-40.

Riggio, R. E. 2003. Introduction to Industrial / Organizational Psychology. 4th ed.

New Jersey : Prentice Hall. Rini, J. F. 2008. Menyiasati Stres Kerja. www.solusisehst.net/tips_kesehatan.php?id=8 Robbins, S. P. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh. Jakarta : PT. Indeks

Kelompok Gramedia. Sasono, E. 2004. Mengelola Stres Kerja. http://www.idtesis.blogspot.com/2008/03/mengelola-stres-kerja.html. Schultz, D. P & Schultz, S. E. 1998. Psychology and Work Today : An

Introduction to Industrial and Organizational Psychology. New Jersey : Prentice Hall.

Sudirman, S. 2007. Hubungan Hardiness Dengan Penerimaan Diri Pada

Karyawan Yang Mengalami Karier Stagnan. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Sujanto, A. 1991. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara.

Suyanto, N. A. 2006. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Semangat Kerja Pada Disributor Multi Level Marketing PT. Harmoni Dinamik Semarang. Jurnal Psikologi Proyeksi, Vol 1, No 1, 1-10.

Widhiastuti, H. 2002. Studi Meta-Analisis Tentabg Hubungan Antara Stres Kerja

Dengan Prestasi Kerja. Jurnal Psikologi. No. 1, 28 – 42. Widyasari, P. 2007. Stres Kerja. http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/stres-kerja.html. Wijono, S. 2006. Pengaruh Kepribadian Tipe A dan Peran Terhadap Stres Kerja

Manajer Madya. INSAN, Vol. 8, No. 3, 188-197.

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · negatif antara kepribadian tahan banting ... yang merupakan kekuatan yang

Identitas Penulis

Nama : Ria Andiani

Alamat : Aspol Balapan Blok i No.9

No HP : 081808206685