pendekatan penyelesaian konflik dan tanah...

26
12/20/2016 1 KEBIJAKAN AGRARIA NASIONAL PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH TERLANTAR VISI DAN MISI Visi: terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong; Misi: keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum; mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim; mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera; mewujudkan bangsa yang berdaya saing; mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan

Upload: dinhminh

Post on 16-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

1

KEBIJAKANAGRARIANASIONAL

PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIKDAN TANAH TERLANTAR

VISI DAN MISI

• Visi: terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadianberlandaskan gotong-royong;

• Misi: keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber dayamaritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negarakepulauan; mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dandemokratis berlandaskan Negara hukum; mewujudkan politik luar negeribebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim; mewujudkankualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera;mewujudkan bangsa yang berdaya saing; mewujudkan Indonesia menjadinegara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingannasional; mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalamkebudayaan

Page 2: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

2

NAWA CITA

• Kami akan menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenapbangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara

• Kami akan membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun tatakelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya

• Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuatdaerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan

• Kami akan menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistemdan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya

• Kami akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia• Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional• Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor strategis ekonomi domestik• Kami akan melakukan revolusi karakter bangsa• Kami akan memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial

Indonesia

REGULASI POKOK

UUD NRI 1945

• Pasal 33 ayat 1,2dan 3 UUD 1945.

PERATURANDASAR

• UU Nomor 5Tahun 1960TentangPeraturan DasarPokok-PokokAgraria

Page 3: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

3

REKOMENDASI PROGRAM/KEBIJAKAN AGRARIA NASIONAL:

Landasan Hukum : konsideran, pasal 2,3, dan 19

UU No 5 Tahun 1960 (UUPA)

Landasan Politik : Nawacita

PENDAFTARAN TANAHNASIONAL

Program ini dijalankansecara nasional dg stelselaktif negara, dana APBN,untuk percepatan layanan

kepastian hukum HAT,dalam waktu 10 tahunterdiri dari 5 th untuk

pendaftaran tanah, 5 thuntuk penyelesaian

sengketa keperdataan.Program ini akan

mengurangi sengketa agrariaterutama akibat mal praktek

administrasi

REDISTRIBUSI TANAH danPENYELESAIAN KONFLIK

AGRARIA

Program ini dilaksanakanterhadap tanah terlantar

dan kawasan hutan produksikonversi yg segera

dilepaskan Kemenhut, harusdilakukan koordinasi antarsektor untuk percepatan

program redistribusi,koordinasi menyangkut :peta, aset, kebijakan bagiredistribusi tanah. Dana

APBN. Program inidiintegrasikan untuk

penyelesaian konflik agraria.

SINKRONISASIKELEMBAGAAN

SEKTORAL

Program ini programberkelanjutan untuk

sinkronisasi peta menujusingle map (one map policy),

sinkronisasi data aset,sinkronisasi kebijakan. Jikaprogram ini dijalankan, makaakan berimplikasi pula untukpenyelesaian konflik agraria

sruktural

PENATAGUNAAN TANAH

Program ini merupakanprogram ‘harian’ sebagai

pelaksanaan UU

Paradigma Baru

DariKEBIJAKAN

PERTANAHAN

Ke KEBIJAKANAGRARIA

Page 4: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

4

WILAYAHPENYELESAIA

N KONFLIK

WILAYAHPANGAN

WILAYAHTANAH

TERLANTAR

WILAYAHPERTUMBUHAN EKONOMI

9 JUTAHA

PROGRAM POKOK

JOKOWI-JK• REDISTRIBUSI TANAH 9 JUTA HA

• PENYELESAIAN KONFLIK AGRARIA

• KEDAULATAN PANGAN

• PERTUMBUHAN SEKTOR PERTANIAN

ASSET REFORM

3 PRINSIP :

Kesejahteraan Sosial, Ekonomi Produktif, Lingkungan Hidup

PILAR I

REGULASI

PILAR II

ONE MAPPOLICY

(KEBIJAKANPETA TUNGGAL)

PILAR IIIREDISTRIBUSI

(REDISTRIBUSIPARTISIPATIF)

PILAR IVPEMBERDAYAA

N-

PENDAMPINGAN

Page 5: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

5

PETA REGULASI DAN TIPOLOGI KONFLIK

PILAR IREGULASI

Rejim Kebijakan Agraria Sektoral

KOLONIAL

HUTAN

1. Bosch Reglement 1865,Ordonantie 1927 diubah dng

Ordonantie 1932, 1935, 1937, 1939(Hutan Jawa)

2.Zelfbestuur daerah swapradja(Hutan Luar Jawa dan Yogya)

NON HUTAN/AGRARIA

1. Agrarische Wet 1870

2. Buegerlijk Wetboek 1880

AWALKEMERDEKAAN

AGRARIA

melingkupi semuaSDA

DI BAWAH UUPA

ORDE BARU-KINI

HUTAN

UU NO 5 Tahun 1967, diubahdengan UU No 41 Tahun 1999

Tentang Kehutanan

PERTANAHAN

1.PP No 24 Tahun 1997 tentangPendaftaran Tanah

2.PP No 40 Tahun 1996 TentangHGU, HGB, dan HP

Page 6: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

6

ORLANASIONALISASI

PERKEBUNAN EKS KOLONIAL

UU Darurat No 8 tahun 1954 tentangPenyelesaian Soal Pemakaian Tanah

Perkebunan oleh Rakyat.

PP Nomor 23 tahun 1958 tentangPenempatan Semua Perusahaan Belanda

di Bawah Penguasaan Pemerintah RepublikIndonesia,

Undang-undang No. 86 tahun 1958Tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda

PP Nomor 24 tahun 1958 tentangPenempatan Semua Perusahaan-

perusahaan Perkebunan/pertanian MilikBelanda di Bawah Penguasaan Pemerintah

Republik Indonesia

PP No 2 Tahun 1959 Tentang pokok-pokok pelaksanaan Undang-undangNasionalisasi Perusahaan Belanda

PP No 3 Tahun 1959 TentangPembentukan Badan Nasionalisasi

Perusahaan Belanda

ORBAPENYERTAAN MODAL

NEGARA

Kebijakan penanaman modalnegara tahun 1980-an pada

perusahaan perkebunan negaradan rekonsolidasi perkebunan

besar ke tangan negara. Sejumlahkebijakan itu adalah : PP Nomor 7tahun 1981 tentang Pengalihan

Bentuk Perusahaan NegaraPerkebunan menjadi PerusahaanPerseroan (persero), dst hingga

PP Nomor 13 tahun 1990 tentangPengalihan Bentuk Perusahaan

Perkebunan XIX menjadiPerusahaan Perseroan (Persero).

REFORMASI

TANAH PERKEBUNANMENJADI ASET NEGARA

UU No 1 tahun2004 Tentang

PerbendaharaanNegara

UU No 19 tahun2003 Tentang

BUMN

KRONOLOGI REGULASIPERKEBUNAN NEGARA

JEPANG

1942-1945, instruksiJepang untuk pembukaan

kawasan hutan bagikeperluan logistik perang

ORLA

Surat KetetapanGunsaikanbu KeizaibutyoNomor 1686/GKT tanggal

1 September 1945,mengembalikan kekuasaan

ke tangan Republik danmengembalikan

pengelolaan hutan Jawapada jawatan kehutanan

ORBA DANREFORMASI

UU No 5 Tahun 1967 jo UUNo 41 Tahun 1999

PP No 72 Tahun 2010menyerahkan pengelolaan

hutan Jawa pada Perhutani

KRONOLOGIREGULASI HUTAN

JAWA

Page 7: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

7

REJIM KEBIJAKAN• UU hingga peraturan teknisPERATURAN

PERUNDANG2AN

• Insitusi-institusi yang terkaitpemberian ijin konsesiINSTITUSI

• Bentuk-bentuk ijin konsesiLISENSI

• Bentuk-bentuk konsesi yangdiberikanKONSESI

• Bentuk-bentuk konflikKONFLIK

PERKEBUNAN

Page 8: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

8

PERKEBUNAN NEGARA• UU No 5 Tahun 1960 Ttg UUPA, UU No 1 tahun 2004,

Ttg Perbendaharaan Negara, UU No 19 Tahun 2003 TtgBUMN

• Keppres No 32 Tahun 1979

• Juklak Permen BUMN No 02/MBU/2010

PERATURAN

PERUNDANG2AN

• Kementerian BUMN

• Kementerian Keuangan

• BPN

• Perusahaan Negara Perkebunan

INSTITUSI

• HGU (hak guna usaha)LISENSI

• PerkebunanKONSESI• Konflik klaim dengan masyarakat adat, petani, dll,

termasuk dengan masyarakat/petani yang telahmemiliki bukti hak di antaranya penerima TOL (tanahobjek land reform 1960-an), pemegang girik, dll.KONFLIK

PERKEBUNAN SWASTA• UU No 5 Tahun 1960 Ttg UUPA

• PP No 40 tahun 1997 Tentang HGU, HGB dan HakPakai

• Keppres No 32 Tahun 1979

PERATURAN

PERUNDANG2AN

• Departemen Pertanian (Dirjen Perkebunan)

• BPN

• Kepala daerahINSTITUSI

• Surat ijin lokasi dari kepala daerah (kabupaten)

• HGU (hak guna usaha)LISENSI

• PerkebunanKONSESI• Konflik klaim dengan masyarakat adat, petani, dan lain-

lain

• Perkebunan tanpa ijin HGU (illegal)

• Perkebunan hanya dengan ijin operasi

• Perkebunan swasta terlantar

KONFLIK

Page 9: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

9

PERKEBUNAN SAWIT• UU No 5 Tahun 1960 Ttg UUPA

• UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaha Daerah

• PP No 40 tahun 1997 Tentang HGU, HGB dan HakPakai

• Keppres No 32 Tahun 1979

• Permenhut No 60 Tahun 2012

PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

• Departemen Pertanian (Dirjen Perkebunan)

• Kementerian Kehutanan

• BPN

• Kepala Daerah (termasuk Bupati)

• Perusahaan perkebunan

INSTITUSI

• HGU (hak guna usaha)

• Ijin lokasi Kepala daerah (padahal ijin lokasi bukanlahhak untuk mengelola perkebunan)LISENSI

• PerkebunanKONSESI• Konflik klaim dengan masyarakat adat, petani, dan lain-

lain

• Perkebunan sawit hanya dengan ijin lokasi

• Perkebunan tanpa HGU

• Ekspansi perkebunan sawit di kawasan hutan

KONFLIK

KEHUTANAN

Page 10: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

10

Hutan Konservasi

• UU No 41 Tahun 1999 Ttg kehutanan, UU No 5 Tahun1990 Konservasi SDA hayati dan Ekosistemnya

• PP 10 Tahun 2010,PP No 28 tahun 2011, KepmenhutNo 399/KPTS-II/1990, Kepmenhut 634/KPTS-II/1996,Kemenhut 32/KPTS-II/2001, Permenhut No 50 tahun2011

PERATURAN

PERUNDANG2AN

• Kementerian Kehutanan

• Kementerian Pekerjaan Umum (RTRW/P)

• Gubernur (untuk Taman hutan raya propinsi)INSTITUSI

• SK Pengukuhan kawasanLISENSI

• Kawasan konservasi, lindung, hutan raya propinsi, dllKONSESI

• Perubahan alih fungsi

• Konflik klaim dengan masyarakat adat

• Pengusiran warga/masyarakat adatKONFLIK

Hutan Taman Nasional

• UU No 41 Tahun 1999 Ttg kehutanan, UU No 5 Tahun1990 Konservasi SDA hayati dan Ekosistemnya

• PP 10 Tahun 20101, PP No 68 Tahun 1998

PERATURAN

PERUNDANG2AN

• Kementerian Kehutanan

• Kementerian Pekerjaan Umum (RTRW)INSTITUSI

• SK Pengukuhan kawasan Taman NasionalLISENSI

• Kawasan taman nasionalKONSESI

• Konflik klaim dengan masyarakat adat

• Pengusiran paksa warga/masyarakat adat

• KriminalisasiKONFLIK

Page 11: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

11

Hutan Restorasi Ekosistem

• UU No 41 Tahun 1999 Ttg kehutanan, UU No 5 Tahun 1990Konservasi SDA hayati dan Ekosistemnya

• PP 10 Tahun 20101, PP No 61/Menhut II/2008

• Permenhut No 50/Menhut II/2010

PERATURAN

PERUNDANG2AN

• Kementerian Kehutanan

• Kementerian Pekerjaan Umum (RTRW)

• Perusahaan/lembaga pengelola restorasi ekosistemINSTITUSI

• SK Pengukuhan kawasanLISENSI

• Restorasi kawasanKONSESI

• Konflik klaim dengan masyarakat adat

• Pengusiran paksa warga/masyarakat adat

• KriminalisasiKONFLIK

Hutan HPH/HPHTI

• UU No 41 Tahun 1999 Ttg Kehutanan,

• PP 10 Tahun 20101, PP No 22 tahun 1967

• Permenhut No 50/Menhut II/ 2010

PERATURAN

PERUNDANG2AN

• Kementerian Kehutanan

• Kementerian Pekerjaan Umum (RTRW)

• Perusahaan Pemegang hak

• LIPI (ketua tim penentuan batas)INSTITUSI

• SK Pengukuhan kawasanLISENSI

• Kawasan HPH/HPHTIKONSESI

• Konflik klaim dengan masyarakat adat

• Pengusiran paksa warga/masyarakat adat

• KriminalisasiKONFLIK

Page 12: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

12

Hutan Jawa

• UU No 5 tahun 1967 diubah dengan 41 Tahun 1999 Ttg Kehutanan

• PP No 72 tahun 2010 tentang Perusahaan Kehutanan Negara

PERATURAN

PERUNDANG2AN

• Kementerian Kehutanan

• PerhutaniINSTITUSI

• Pengelolaan hutan langsung oleh Perhutani, tanpa adanya SKpengukuhan kawasanLISENSI

• Pengelolaan kawasan hutan negara di Jawa, kecuali DIY dantaman nasionalKONSESI

• Konflik klaim tata batas dengan masyarakat

• Konflik pengelolaan hutan (PHBM)

• Tumpang tindih kawasan dengan non hutan

• Alih fungsi kawasan huta

KONFLIK

Karakteristik Konflik Agraria

PERKEBUNAN SWASTA

• Mal administrasi perijinan/perolehan HGU

• Perkebunan terlantar

• Tumpangtindih tanah rakyat dan/adat

• Perampasan paksa tahun 1965/66

PERKEBUNAN NEGARA

• Perampasan paksa tahun setelahnasionalisasi 1958 dan 1965/66

• Perkebunan negara terlantar

• Ekspansi di luar HGU

• Tumpang tindih tanah rakyat dan/adat

TUMPANG

TINDIH

KEHUTANAN

•Tumpang tindih tanah rakyat dan/adat

•Ekspansi perkebunan ke kawasan hutan

•Rekonsolidasi hutan Jawa tahun 1970an

•Perubahan fungsi hutan menjadi lahanpertanian dan permukiman/sarana publik

Page 13: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

13

KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK

PILAR I

Objek Program Redistribusi 9 Juta HaA. OBJEK INVENTARISASI TANAH TERLANTAR TAHUN 2012

4.801.875 hektar terindikasi terlantar, dari lebih > 1000 hak atas tanah

(HGU, HGB, HP, HPL) dan ijin lokasi.

B. OBJEK INVENTARISASI MELALUI SKEMA KAWASAN HUTANKONVERSITerdapat perbedaaan data KLHK dan BPN (2012) yaitu : dataRKNmenyebutkan luas hutan produksi yang dapat dikonversi 17, 94 jutahektar (per April 2011)., sementara data BPN (2012) menyebutkan20.030.589 hektar kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK).Dari luas tersebut, potensi tanah objek reforma agraria adalah 8.149.941hektar terdapat di 17 propinsi, 104 kabupaten, 629 lokasi.

C. OBJEK TANAH HASIL PENYELESAIAN KONFLIK AGRARIA/PERTANAHAN

Page 14: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

14

Tiga Pendekatan RegulasiPenyelesaian Konflik

A. Pendekatan TanahTerlantar

• PP No 11 Tahun 2010Tentang Penertibandan PendayagunaanTanah Terlantar

B. PendekatanPenyelesaian Tanah

dalam Kawasan Hutan

• Peraturan BersamaMendagri, Menhut,Men PU, Kepala BPNNo 79 Tahun 2014,No PB.3/Menhut-11/2014, No17/PRT/M/2014, No8/SKB/X/2014Tentang Tata CaraPenyelesaianPenguasaan TanahYang Berada DiDalam KawasanHutan

C. PendekatanPenyelesaian Konflik

• Peraturan KepalaBPN No 3 Tahun2011 TentangPengelolaanPengkajian danPenanganan KasusPertanahan

OBJEK INVENTARISASI TANAH TERLANTARTAHUN 2012

4.801.875 hektar terindikasi terlantar, dari lebih > 1000 hak

atas tanah (HGU, HGB, HP, HPL) dan ijin lokasi.

Page 15: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

15

Landasan Hukum

TANAH TERLANTAR :

1. Penertiban Tanah Terlantar (PP No 11 Tahun2010)

2. Pelepasan dari Menteri BUMN untuk HGUterlantar pada perkebunan negara ( UU No 1tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negaradan UU No 19 tahun 2003 Tentang BUMN)

Strategi Regulasi PenyelesaianKonflik Berbasis Perkebunan

WILAYAHPENYELESAIA

N KONFLIK

WILAYAHTANAH

TERLANTAR

PP No. 11 Tahun 2010 tentangPenertiban dan PendayagunaanTanah Terlantar

Kelembagaan : KementerianAgraria dan Tata Ruang/BPN

Ruang lingkup objek :Penyelesaian ijin dan HGUperkebunan swasta

Mengecualikan HGU perkebunannegara.

Page 16: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

16

PP No 11 Tahun 2010OBJEK

Pasal 2

Hak milik, HGU, HGB,HP, hak pengelolaan,

ijin

Pasal 3

Pengecualian terhadapbarang milik negara, dan

tanah yang dikuasailangsung pemerintah

KELEMBAGAAN

BPN

PROSEDUR :

1. Identifikasi danpenelitian

2. Peringatan (3x)

3. Penetapan :

a. Penertiban seluruhluasan hak

b. Revisi sebagian luasbidang

PERUNTUKAN

1. Reforma Agraria

2. Cadangan strategisnegara

Objek Inventarisasi Melalui Skema KawasanHutan Konversi

Ada dua data berbeda antara BPN dan Kementerian Kehutanan :

pertama, Data Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) 2011-2030,luas hutan produksi yang dapat dikonversi 17, 94 juta hektar (per April2011).

kedua, Sementara sumber data BPN menyebutkan 20.030.589 hektarkawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK). Dari luas tersebut,potensi tanah objek reforma agraria adalah 8.149.941 hektar terdapat di17 propinsi, 104 kabupaten, 629 lokasi.

Berada dalam domain kewenangan Kementerian Kehutanan untukdilepaskan dan selanjutnya masuk dalam domain kewenangan BPN.

Page 17: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

17

Kawasan Hutan Produksi Konversi :1. Kebijakan Menteri : a). kebijakan pelepasan kawasan hutan

konversi oleh Kemenhut menjadi status non hutan masukdalam kewenangan BPN untuk redistribusi; b). Perubahandalam RKN (Rencana Kehutanan Nasional);

2. Perubahan Tata Ruang melalui perubahan RT/RW (tataruang/tata wilayah);

3. Pelaksanaan Peraturan Bersama 4 (empat) Menteri .

Strategi Regulasi PenyelesaianKonflik Berbasis Kehutanan

Men Agraria dan TataRuang/BPN

MENHUT MENDAGRI MEN. PU

Peraturan Bersama Menteri 4 (empat) Menteri(Mendagri, Menhut, Men PU, Ka BPN )

No : 79 Tahun 2014

No : PB.3/Menhut-11/2014

No : 17/PRT/M/2014

No : 8/SKB/X/2014

Tentang Tata Cara Penyelesaian PenguasaanTanah Yang Berada Di Dalam Kawasan Hutan

Leading Sector Kelembagaan :

PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATARUANG/BPN

Ruang lingkup Objek :

Kehutanan termasuk kehutanan Jawa.

Page 18: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

18

Perber 4 MenteriOBJEK

Pasal 1 ayat 2:

Kawasan hutantetap, termasukmeliputi objekhutan Jawa.

Pasal 8 :

Bidang tanahsudah dikuasai

>20 tahun

KELEMBAGAAN

Pemdamembentuk IP4 T,td: BPN , DinasKehutanan, Balai

Pemantapankawasan hutan,

dinas tataruang,Camat,Lurah/Kades

PROSEDUR

1. Inventarisasi

2. Perubahankawasan hutan

3. Revisi tataruang

PERUNTUKAN

1. Penyesuaiantata ruang

2. Sertifikasi

Tanah objek penyelesaian konflik agraria

memerlukan pengaturan kebijakanperuntukan tanah pasca penyelesaian konflikagraria, diprioritaskan untuk redistribusi tanahbagi rakyat.

Page 19: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

19

REVISI REGULASI TERBATAS UNTUKPERCEPATAN REALISASI 9 JUTA

HEKTAR DALAM RANGKA REFORMAAGRARIA

SATU:

Menggunakan PP No 11 Tahun 2010Tentang Penertiban dan Pendayagunaan

Tanah dengan perubahan terbatas :

1. Menghapus ketentuan pasal 3 huruf( b)

2. Memasukkan pasal baru penguatankebijakan BPN

DUA :

Menggunakan Peraturan Bersama 4(empat) Menteri: Mendagri, Menhut, Men

PU, Kepala BPN

Tentang Tata Cara PenyelesaianPenguasaan Tanah Yang Berada Di

Dalam Kawasan Hutan

Penyusunan Juknis Menteri Agraria/BPNsebagai turunan Perber dengan muatan :

1. Optimalisasi kinerja KantorPertanahan/Kanwil BPN dengan

membentuk tim inventarisasi dan analisadata tanah dalam kawasan hutan

2. Juknis memasukkan keterlibatan unsurmasyarakat dan/organisasi rakyat/petani

dalam tim Kantor Pertanahan/KanwilPertanahan

TIGA

Membentuk Permen Agraria dan TataRuang/BPN tentang Peruntukan ,

Penggunaan, dan Ppemanfaatan TanahObjek Penyelesaian Konflik Agraria

Muatan Pokok :

1. Peruntukan, penggunaan, danpemanfatan tanah objek konflik yang

telah diselesaikan menjadi objek ltanahredistribusi kepada rakyat/petani

2. Tatacara redistribusi kepadarakyat/petani menyangkut : alokasi,

verifikasi penerima tanah, keterlibatanserikat tani

3. Sertifikat kolektif (subjek plural/banyakdalam 1 sertifikat HAT)

PERUBAHAN POKOK PP No 11TAHUN 2010 :

PASAL 3 MENJADI BERBUNYI :

• Tidak termasuk obyekpenertiban tanah terlantarsebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 adalah tanahHak Milik atau Hak GunaBangunan atas namaperseorangan yang secaratidak sengaja tidakdipergunakan sesuai dengankeadaan atau sifat dantujuan pemberian haknya.

PENAMBAHAN PASAL BARUBERBUNYI:

• Pelaksanaan penertibantanah terlantar adalahkebijakan negara yang tidakmenjadi objek perkara tatausaha negara dan perdata.

38

Page 20: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

20

Penyusunan Juknis Menteri Agraria & Tata Ruang/Ka.BPN Sebagai Turunan Perber 4 Menteri

KELEMBAGAAN KEMENTERIAN

• Penyesuaian dengan Perpres165 Tahun 2014 TentangPenataan Tugas dan FungsiKabinet Kerja, pasal 7.

• Bahwa tugas dan fungsi tataruang yang ada di KementerianPU, kini berada dalam domainKementerian Agraria/TataRuang.

• Dengan demikian terkaitperubahan kawasan hutanPerber 4 Menteri pasal 11, 13,kewajiban penyerahan hasilanalisis Kanwil BPN/KantorPertanahan dan SK PerubahanBatas Kawasan Hutan olehDirjen Planologi kepadaKementerian PU berubahmenjadi kepada KementerianAgraria dan Tata Ruang/Ka. PN

KELEMBAGAAN INTERNAL

• Optimalisasi kinerja KantorPertanahan/Kanwil BPN denganmembentuk tim inventarisasidan analisa data tanah dalamkawasan hutan

AKOMODASI PARTISIPASIRAKYAT

• Juknis memasukkan keterlibatanunsur masyarakat adat dan/organisasi rakyat/petani dalamkepanitiaan tim inventarisasidan analisa data tanah dalamkawasan hutan KantorPertanahan/Kanwil Pertanahan .

• Akomodasi terhadap teknologidata publik, dalam Perberteknologi yang digunakan adalahGPS, maka dibuka kemungkinanpenggunaan data pembandingdari drone publik.

TANTANGAN

PARADIGMABIROKRASI

•Paradigmaadministratif

•Turunannya adalahskema “sertifikasi”semata

•Rentan disimpangkanmenjadi programsertifikasi regulerdengan objek tanahreguler

•Tidak menyelesaikanprogram mendasartanah terlantar danpenyelesaian konflik

PERILAKUBIROKRASI

•Kapasitas SDM

•Resistensi kebijakankarena ‘kemapananwatak’

•Komitmen birokrasitidak sungguh-sungguh

•Penyimpanganlapangan olehbirokrasi

PERLAWANANPEMILIK EKSPERKEBUNAN

•Gugatan terhadap SKpenertiban tanahterlantar

•Gugatan terhadappenyelesaian konflik

•Modus kerjasamadengan internal BPNdan Pengadilan untukmemenangkangugatan

‘PENUMPANGGELAP’/SUPRA

TANI

•Oknum Pemda danDesa yang mengambilkeuntungan untukturut sertamemperolehbenefit/tanah dariobjek tanahredistribusi

•Mendorong mobilitastanah vertikal kepadasubjek non petani,supra desa, kelompokmodal

PETANI

•Watak subsistensi

•Keterbatasan modal,pengetahuan, jaringan

Page 21: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

21

ONE MAP POLICY(KEBIJAKAN PETA TUNGGAL)

PILAR 2

SINKRONISASI BERDASAR PERPRES NO165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN

TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA

BPN

PU

(TataRuang)

KLHK

KLHK

KementerianAgraria danTata Ruang

/BPN

42

Page 22: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

22

METODOLOGINEGARA

• Regulasi

• Peta/objek

• Kelembagaan

• Kewenangan

METODOLOGIRAKYAT

• Pengetahuanrakyat (termasukpengetahuansejarah, sosial)

• Teknologipemetaanpartisipatif rakyat(Drone, dll) dalammemetakan objek

• Kelembagaanrakyat

Diperlukan jembatan untukmempertemukan metodologinyanegara dan metodologinya rakyat

TUJUAN :1. Mengakomodasi pengakuan

historis dan sosial (asasrecognisi)

2. Mengatasi problem tumpangtindih klaim antar institusi

negara dan rakyat3. Menyelesaikan konflik

METODOLOGINEGARA

REGULASI

1. Sinkronisasi sejumlah UUyaitu : UUPA, UU Penataan

Ruang, UU Informasi Geospasial,UU Kehutanan, UU Desa, baikmelalui perubahan UU maupunpenyusunan peraturan teknis

seperti PP atau peraturanbersama beberapa kementerian.

2. Substansi sinkronisasipengaturan: metodologi pemetaan,

hasil pemetaan, kewenanganpenetapan peta tunggal, danakomodasi partisipasi rakyat

dalam penetapan, penataan danperubahan peta, serta

pengetahuan (sosial dan sejarah)dan penggunaan teknologi

pemetaan rakyat.

PETA

1. Sinkronisasi metodologi (skala,teknologi,dll)

2. Sinkronisasi peta yang sudahada

3. Sinkornisasi peta partisipatifrakyat

KELEMBAGAAN

1. Sinkronisasi lembaga terkaitPerpres 165 tahun 2014 Tentang

Penataan Tugas dan FungsiKabinet Kerja, di mana fungsi tata

ruang bukan lagi berada padaKemneterian Pekerjaan Umum,namun masuk dalam tupoksi

kementerian Agraria dan TataRuang/Kepala BPN

KEWENANGAN

1. Sinkronisasi kewenangan tiap-tiap lembaga dalam hal :

penetapan, peruntukan, penataan,perubahan.

Page 23: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

23

REDISTRIBUSI:REDISTRIBUSI PARTISIPATIF

PILAR 3

Regulasi : Prinsip 3 Tepat SOP(Subjek, Objek, Prosedur)

TERKAIT PP11/2010

Alt 1. Pembentukan RPP ReformaAgria

Alt 2. Penyusunan Juknis TataCara Pendayagunaan Tanah Objek

Penertiban Tanah Terlantar

TERKAITPERKABAN NO

3/2011Alt. 1. Penyusunan Perkaban baru

tentang Tatacara danPendayagunaan Tanah Objek

Hasil Penyelesaian Konflik Agraria

Alt 2. Penyusunan Juknis Tatacara Pendayagunaan Tanah ObjekHasil Penyelesaian Konflik Agraria

Page 24: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

24

PEMBERDAYAAN-PEDAMPINGAN:PENDEKATAN MULTI PIHAK INTERAKTIF

PILAR 4

TANTANGAN : PRODUKTIVITAS LAHAN UNTUKMENOPANG KEDAULATAN PANGAN

Tanah sebagai lahanproduksi bagi petani

Katalisator :

1. Modal produksi (kredit,CSR,dll), sarana prasaranaproduksi

2. Capacity building(pendampingan,pemberdayaan)

3. Hubungan denganpasar/pemasaran produksi

4. Membangun industripangan berbasisorganisasi rakyat lokal

Kedaulatan Pangan

NEGARA (Kem.AgrariaTata Ruang/BPN):

menyediakan regulasidana/APBN untuk

memastikan legalitaskolektif petani penggarap

menerima tanah

PIHAK KETIGA :Donor, CSR, NGO,Filantropi, Ahli2,

Perguruan Tinggi, dll

KEY WORD:PRODUKTIVITAS

KERJASAMA LINTASKEMENTERIANMENYEDIAKAN: kredit tanpaagunan tani, saprodi,teknologi, pendampinganproduksi, dll

Page 25: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

25

WILAYAHPANGAN

WILAYAHPERTUMBUHAN EKONOMI

MINUS DANA, EXPERT(AHLI), PROGRAM UNTUKPENDAMPINGAN PASCA

REDISTRIBUSI

TanahTerlantar

Peny.Konflik

Eks Hutan

MENDORONG KERJA BERSAMA MULTISTAKEHOLDER DALAM MENDORONGPERGERAKAN EKONOMI PRODUKTIF BERBASIS RAKYAT

PASCA REDISTRIBUSI TANAH

Lembaga donor, CSRPerusahaan,Filantropi,Bantuan LN, KelompokAhli, dll

SUMBERDANA

LSM, OrganisasiRegional, Organisasilokal, kewirausahaansosial, peneliti sosial,dll

SUMBERAKTOR

AGRARIAManajemen program,

manajemendana,manajemen

pengetahuan,monitoring dan

evaluasi

MEET THE NEED(Mempertemukan

Sumber dana dan aktoragraria )

AGRARIANSUMMIT(Forum

Multistakeholder)

Page 26: PENDEKATAN PENYELESAIAN KONFLIK DAN TANAH …epistema.or.id/download/Fikri-Kebijakan_Penyelesaian_Konflik_2015.pdf · KEBIJAKAN PENYELESAIAN KONFLIK PILAR I Objek Program Redistribusi

12/20/2016

26

SEKIAN…