pengalamankonf bali2008

56
Saya Mengalami Fenomena–Fenomena Aneh Salam hormat kepada Shifu yang Agung, Salam Falun Dafa Hao kepada seluruh praktisi. Nama saya : AA Gd Wiraatmaja. Saya praktisi Bali yang berlatih di Denpasar. Umur saya 33 tahun dan pekerjaan saya menjual lukisan di Sukawati. Kadang-kadang pada waktu-waktu tertentu, bila mood saya muncul saya melukis, walaupun sebelumnya saya tidak pernah belajar melukis. Sejak kecil saya menekuni olahraga silat. Kegemaran saya ini saya tekuni sampai saya dewasa dan puncaknya saat saya kuliah. Saya senang membaca buku-buku spiritual. Saya sering membeli dan membacanya. Dari buku-buku tersebut saya mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang selalu muncul dalam diri saya. Siapakah jati diri saya yang sebenarnya, dan apa sebenarnya tujuan hidup saya? Begitu banyak buku yang saya baca tetapi saya belum mendapatkan jawabannya. Sampai akhirnya kira-kira lima tahun yang lalu. Saya pergi ke toko buku Gramedia untuk mencari buku spiritual. Di suatu rak saya melihat buku Zhuan Falun terpajang dan sangat menarik minat saya untuk membacanya. Saya lalu membaca daftar isinya dan secara cepat saya membaca bagian– bagian yang menarik minat saya. Saat itu saya menyimpulkan, buku ini isinya tentang peningkatan kesadaran, dan saya merasa buku inilah yang akan bisa memberi jawaban atas apa yang sedang saya cari-cari tentang hakikat hidup. Sayang sekali saat itu saya tidak membawa uang yang cukup. Dua hari berikutnya saya kembali ke Gramedia untuk membelinya tetapi saya tidak menemukannya. Penjaga toko mengatakan buku itu sudah habis. Saya berusaha mencari buku tersebut ke toko-toko lain tetapi tidak menemukannya. Beberapa kali saya kembali ke Gramedia tetapi tetap saja saya tidak mendapatkannya. Saya menyerah. Enam bulan kemudian, saya datang lagi ke Gramedia. Buku itu tetap saja tidak ada. Saya keluar dari Gramedia dengan perasaan kecewa. Saat saya sampai di lobby pertokoan Duta Plaza, saya melihat seorang anak kecil berbaju kuning, yang umurnya kira-kira enam tahun. Mata saya tertuju pada tangannya yang sedang memegang buku Zhuan Falun. Aneh, bagaimana dia bisa 1

Upload: chandra-hartanto

Post on 12-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

falundafa

TRANSCRIPT

Saya Mengalami Fenomena–Fenomena Aneh

Salam hormat kepada Shifu yang Agung,

Salam Falun Dafa Hao kepada seluruh praktisi.

Nama saya : AA Gd Wiraatmaja. Saya praktisi Bali yang berlatih di Denpasar. Umur

saya 33 tahun dan pekerjaan saya menjual lukisan di Sukawati. Kadang-kadang pada

waktu-waktu tertentu, bila mood saya muncul saya melukis, walaupun sebelumnya

saya tidak pernah belajar melukis. Sejak kecil saya menekuni olahraga silat.

Kegemaran saya ini saya tekuni sampai saya dewasa dan puncaknya saat saya kuliah.

Saya senang membaca buku-buku spiritual. Saya sering membeli dan membacanya.

Dari buku-buku tersebut saya mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang selalu

muncul dalam diri saya. Siapakah jati diri saya yang sebenarnya, dan apa sebenarnya

tujuan hidup saya? Begitu banyak buku yang saya baca tetapi saya belum

mendapatkan jawabannya.

Sampai akhirnya kira-kira lima tahun yang lalu. Saya pergi ke toko buku Gramedia

untuk mencari buku spiritual. Di suatu rak saya melihat buku Zhuan Falun terpajang

dan sangat menarik minat saya untuk membacanya. Saya lalu membaca daftar isinya

dan secara cepat saya membaca bagian–bagian yang menarik minat saya. Saat itu

saya menyimpulkan, buku ini isinya tentang peningkatan kesadaran, dan saya merasa

buku inilah yang akan bisa memberi jawaban atas apa yang sedang saya cari-cari

tentang hakikat hidup. Sayang sekali saat itu saya tidak membawa uang yang cukup.

Dua hari berikutnya saya kembali ke Gramedia untuk membelinya tetapi saya tidak

menemukannya. Penjaga toko mengatakan buku itu sudah habis. Saya berusaha

mencari buku tersebut ke toko-toko lain tetapi tidak menemukannya. Beberapa kali

saya kembali ke Gramedia tetapi tetap saja saya tidak mendapatkannya. Saya

menyerah.

Enam bulan kemudian, saya datang lagi ke Gramedia. Buku itu tetap saja tidak ada.

Saya keluar dari Gramedia dengan perasaan kecewa. Saat saya sampai di lobby

pertokoan Duta Plaza, saya melihat seorang anak kecil berbaju kuning, yang umurnya

kira-kira enam tahun. Mata saya tertuju pada tangannya yang sedang memegang

buku Zhuan Falun. Aneh, bagaimana dia bisa memiliki Zhuan Falun? Saya dekati anak

itu dan bertanya padanya, “Dik, dimana adik membeli buku ini?” Anak kecil tersebut

tersenyum dan tiba-tiba menyodorkan buku Zhuan Falun tersebut kepada saya, dan

berkata, ”Buku ini untuk kamu!” Saya kaget, secara spontan dan tanpa pikir panjang

saya menerima buku itu, dan dengan mata terpejam saya menciumnya sebagai tanda

syukur saya telah mendapatkannya. Ketika saya kembali membuka mata saya dan

akan menyampaikan terimakasih kepada anak tersebut, anak tersebut tidak ada di

hadapan saya. Ia sirna dari hadapan saya. Saya mencari-cari anak itu dan bertanya

pada orang-orang di sekitar tempat itu apakah melihat anak kecil tersebut. Namun tak

seorangpun yang mengatakan tahu. Saya menaiki tangga, sampai ke lantai parkir di

1

lantai atas, namun tetap saja saya tidak menemukannya. Saya menghentikan

pencarian saya, dan berjanji pada diri saya, bahwa suatu saat jika ada yang

menginginkan buku ini saya akan memberikannya. Saat ini saya sudah tidak memiliki

buku tersebut, saya tidak ingat kepada siapa buku itu saya berikan.

Buku Zhuan Falun bagi saya adalah buku yang luar biasa. Saya tidak pernah

menemukan dari buku lain tentang kesadaran hidup sebagaimana yang diuraikan

dalam buku Zhuan Falun. Saya juga merasakan keanehan dari buku itu. Setiap kali

saya menghadapi masalah, saya membaca buku itu. Sebelum membacanya saya

melihat foto Shifu, dan aneh saya melihat Shifu tersenyum dan kadang-kadang

tertawa yang menyejukkan hati saya, dan terasa Shifu mendorong saya untuk

membacanya. Saya membacanya, dan saya menemukan masalah yang sedang saya

hadapi. Dan dari apa yang saya baca, saya seringkali mendapat pemahaman bahwa

masalah yang saya hadapi adalah cobaan hidup saya, dan bahwa saya sedang

membayar karma saya.

Saya membaca buku Zhuan Falun sejak lima tahun yang lalu. Tetapi saya ikut latihan

raga setelah tahun ketiga sejak saya membaca buku. Ini terjadi karena saya tidak

tahu dimana tempat berlatih. Sejak saya mulai membaca buku tersebut, entah kenapa

adik-adik dan kakak-kakak saya seperti memusuhi saya. Mereka mendiamkan saya,

dan mereka selalu mencemooh setiap kali melihat saya membaca buku Zhuan Falun.

“Buku apa yang dibaca?”, dengan sinis mereka mengucapkan kata-kata itu kepada

saya. Saya diam saja tidak menganggapi mereka. Tetapi lama kelamaan pada

akhirnya ketika saya tidak mempedulikan sikap mereka, mereka kembali seperti

sediakala.

Dalam perjalanan hidup saya setelah saya berkultivasi Falun Dafa saya juga

mengalami fenomena-fenomena aneh yang lain, beberapa diantaranya :

Konflik di Tempat Kerja

Saya pernah bekerja di sebuah kantor cargo yang dimiliki oleh sebuah Bank Swasta.

Teman-teman kerja saya semuanya berusaha berebut jabatan. Saya tidak setuju

dengan cara-cara mereka namun saya diam saja. Dari Zhuan Falun saya mendapat

pemahaman bahwa jabatan tidak perlu dikejar. Mereka tidak senang dengan diri saya.

Lama-lama saya tidak tahan dengan sikap mereka, dan akhirnya saya berhenti

bekerja dari kantor tersebut. Enam bulan kemudian saya mendengar kantor itu

bangkrut dan tutup.

Saya kemudian pindah bekerja di perusahaan cargo milik orang Jepang. Kembali saya

menghadapi situasi yang sama. Saya kembali menghadapi konflik perasaan yang

penyebabnya sama seperti saat saya bekerja di perusahaan cargo yang terdahulu.

Saya akhirnya berhenti bekerja di perusahaan tersebut. Hal yang sama terjadi lagi.

Perusahaan cargo itu juga gulung tikar. Saya tidak tahu apakah kebangkrutan

perusahaan-perusahaan tersebut ada hubungannya dengan diri saya, namun yang

jelas saya dua kali menghadapi hal yang nyaris sama.

2

Dikeroyok Orang-orang yang Tidak Dikenal

Suatu hari saya naik sepeda motor melintasi Jalan Bypass Prof. DR Ida Bagus Mantra.

Tiba-tiba entah dari mana datangnya, saya dihadang oleh segerombolan orang yang

bersenjata pedang. Jumlah mereka sekitar sepuluh orang. Saya sama sekali tidak

mengenal seorangpun di antara mereka. Tanpa berkata apa-apa, mereka langsung

mengeroyok saya dan berusaha membantai saya habis-habisan. Saya berusaha

berkelit mempertahankan diri dengan tangan kosong. Beberapa kali saya rasakan

telapak tangan saya terluka oleh pedang mereka. Saat pembantaian berlangsung,

tiba-tiba datang seseorang yang saya tidak kenal masuk ke arena perkelahian. Melihat

kedatangan orang tersebut, orang-orang yang mengeroyok saya tiba-tiba

menghentikan pembantaian, mereka tampak ketakutan dan lari menjauhi saya.

Tangan saya terluka dan mengeluarkan darah yang cukup banyak.

Orang-orang yang ada di sekitar tempat perkelahian menolong saya dan membawa

saya ke Puskesmas terdekat. Perawat Puskemas mengatakan tangan saya harus

dijahit, tetapi Puskesmas tersebut tidak mempunyai obat bius. Saya katakan, “Jahit

saja Bu, tidak perlu pakai obat bius!” Tangan saya dijahit sebanyak duabelas jahitan.

Sampai di rumah saya mengambil buku Zhuan Falun dan membacanya. Dari buku

saya menemukan permasalahan yang sedang saya hadapi. Saya memahaminya

bahwa saya sangat berketerikatan dengan dunia silat, dan saya juga memahami

bahwa dalam hal ini saya tidak berspesialisasi tunggal. Sejak saat itu saya tidak lagi

berlatih silat.

Sinar Lukisan Mengembang

Saya memiliki sebuah lukisan hasil karya saya sendiri. Saya melukis diri saya sendiri,

saya terlukis sedang duduk melakukan Fa Zheng Nian dengan posisi tangan lotus. Di

sekitar tubuh saya, saya lukis lingkaran cahaya yang mengelilingi tubuh saya. Di

setiap pojok dari lukisan terlukis bidadari yang mengelilingi lingkaran cahaya tersebut.

Suatu saat ketika saya sedang duduk-duduk memandang lukisan tersebut, tiba-tiba

saya melihat cahaya yang mengelilingi tubuh saya di lukisan membesar dan

mengembang. Saya tidak mengerti mengapa ini terjadi. Saya tidak percaya dengan

penglihatan saya. Malamnya saya memeriksakan mata ke dokter mata, dokter mata

mengatakan bahwa mata saya normal. Setelah kejadian itu saya seringkali melihat

cahaya pada lukisan tersebut mengembang. Lukisan tersebut pernah ditawar orang

seharga limabelas juta namun tidak saya berikan.

Didatangi Anak-anak Kecil

Saya tinggal di suatu komplek perumahan BTN di Sukawati. Masyarakat di sekitar

perumahan percaya bahwa lokasi tempat saya tinggal adalah lokasi tempat tinggal

makhluk-makhluk gaib. Menurut cerita yang tersebar, beberapa kali anak-anak di

komplek perumahan memperoleh uang ribuan yang tercecer di bawah pohon pisang.

Suatu malam secara tiba-tiba di ruang tamu rumah saya, tampak anak-anak kecil

sedang duduk-duduk. Umur mereka sekitar tiga tahun dan tidak berbusana. Jumlah

3

mereka sekitar sepuluh orang. Saya tidak tahu bagaimana mereka bisa masuk ke

rumah saya padahal rumah saya terkunci rapat. Tidak mungkin ada orang yang bisa

masuk ke rumah saya. Mereka duduk diam saja dan saya pun mendiamkan mereka.

Tidak lama kemudian mereka lenyap dari pandangan saya.

Zhuan Falun Menyembuhkan Orang Belanda

Saya memiliki seorang teman bisnis barang-barang kerajinan. Ia orang Belanda, dan

saya biasa memanggilnya Mr. Spell. Ia fasih berbahasa Indonesia dan juga bahasa

Bali. Setelah melakukan bisnis berulang-ulang, tiba-tiba saja ia tidak muncul-muncul.

Cukup lama dia tidak muncul dan saya berpikir tentu ada hal yang tidak beres dengan

dirinya. Saya berusaha mencari informasi kemana dia begitu lama tidak datang-

datang. Akhirnya saya memperoleh kabar bahwa dia sedang sakit dan diopname di

rumah sakit Sanglah sejak enam bulan yang lalu.

Saya datang menjenguknya dan saya tidak lupa membawa buku Zhuan Falun. Dari

penjelasannya dan juga penjelasan dokter rumah sakit, ia ternyata menderita sakit

jantung yang cukup parah. Selama enam bulan di rumah sakit ia hanya tergeletak di

tempat tidur terus menerus dan tidak mampu bangun. Ia pernah didatangi tim dokter

dari Singapore untuk mengobatinya. Tim dokter tersebut dikirim oleh perusahaan

asuransi yang menanggung kesehatannya. Namun ia tetap saja tidak kunjung

sembuh.

Setelah berbincang-bincang dengannya, kepadanya saya berkata, “Saya membawa

buku yang berjudul Zhuan Falun. Sebuah buku yang luar biasa. Apakah anda mau

saya bacakan buku Zhuan Falun ini untuk menolong sakit anda? Jika anda bersedia

dan karma anda tidak terlalu besar maka buku ini akan dapat menolong anda!” Ia

mengatakan bersedia, dan saya bacakan buku Zhuan Falun dengan suara keras

sebanyak satu ceramah.

Esoknya saya kembali menengoknya ke rumah sakit. Ajaib, saya lihat dia sudah duduk

di tempat tidur. Ia mengatakan, ia tidak tahu kenapa ia merasa lebih segar dan

mampu untuk duduk. Dia bercerita, bahwa kemarin saat saya membacakan Zhuan

Falun ia merasakan sekujur tubuhnya panas dan ia merasa gelisah. Selesai bercerita

ia minta dibacakan Zhuan Falun lagi. Kembali saya membacakannya sebanyak satu

ceramah. Kepadanya saya berjanji bahwa esok saya akan datang lagi membacakan

Zhuan Falun.

Saya menepati janji saya, pada keesokan harinya saya kembali datang menjenguknya.

Dan tanpa saya duga sebelumnya, ia saya lihat sedang jalan-jalan. Ia bercerita, ia

sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dia alami. Menurutnya, dokter rumah

sakit juga terheran-heran melihat proses perkembangan kesehatannya yang luar

biasa. Saya katakan padanya, “Buku Zhuan Falun inilah yang telah menyembuhkan

anda!” Ia percaya dengan apa yang saya katakan, dan ketika saya selesai

membacakan buku Zhuan Falun itu untuk ketiga kalinya, ia meminta buku tersebut

4

untuk dibawanya ke Belanda. Ia mengatakan akan membaca buku itu di negerinya

dan ia meminta VCD Latihan Falun Dafa. Di kemudian hari saya bisa mendapatkan

VCD latihan dan mengirimnya ke Belanda.

Itulah semua fenomena-fenomena yang saya alami. Apa yang saya ceritakan pada

teman-teman bukannya karena saya ingin menyampaikan kelebihan saya, tetapi

hanya sekedar membagi pengalaman yang saya alami pada tingkat saya. Saya

percaya teman-teman yang Xiulian akan bisa dengan hati jernih untuk menyimak

pengalaman saya ini, dan dapat memahaminya tanpa berketerikatan apapun.

Jika ada yang salah dengan apa yang telah saya sampaikan, mohon teman-teman sudi

untuk meluruskannya.

Denpasar, 1 Juli 2007

* * * * * * * * * * * * *

MELEPAS KETERIKATAN

PADA PERASAAN KEKELUARGAAN

Salam hormat kepada Shifu Yang Agung,

Salam gigih maju kepada seluruh praktisi,

Nama saya : Arum. Oleh teman–teman, saya biasa dipanggil Ibu Arum. Saya praktisi

Denpasar. Suami saya anggota TNI di Kodam Udayana. Saya mempunyai empat orang

anak, dua orang perempuan dan dua orang laki–laki. Anak saya yang keempat lahir

setelah anak saya yang nomor tiga berumur 10 tahun, dan saat ini ia berusia dua

tahun.

Suami saya tidak mendukung tetapi juga tidak melarang saya ikut Falun Dafa. Ia

mendalami aliran spiritual yang saya tidak tertarik untuk mengikutinya, karena tidak

cocok dengan nurani saya. Anak saya yang pertama dan kedua sama seperti ayahnya.

Mereka tidak begitu mendukung namun tidak menentang saya untuk berkultivasi

Falun Dafa. Anak saya yang ketiga karena umurnya masih kecil, ia belum memiliki

respon yang pasti dengan apa yang saya lakukan dalam kegiatan spiritual. Meski ia

sering bingung, saya merasakan ia percaya bahwa Falun Dafa pilihan ibunya adalah

baik.

Sejak kecil saya berkeinginan untuk menjadi orang baik. Saya berpikir, bahwa dengan

menjadi orang baik maka saya akan mampu mengatasi segala masalah hidup saya.

Dalam hidup saya, sebelum saya memperoleh Dafa, saya juga selalu berdoa agar saya

bisa menyelesaikan tugas hidup saya. Namun saya tidak pernah tahu apa tugas hidup

saya yang sebenarnya. Ketidak tahuan ini dan keinginan menjadi orang baik

5

menyebabkan saya menjadi gelisah sepanjang hidup saya. Saya terus menerus

mencoba mencari jawabannya untuk mengatasi kegelisahan saya. Pada akhirnya saya

menyimpulkan, saya harus mendapatkan guru spiritual yang sejati, yang bisa

membimbing saya untuk mengatasi kegelisahan saya, yang bisa menunjukkan makna

dari hidup saya yang sebenarnya.

Sudah banyak aliran spiritual yang saya coba ikuti, jajagi dan mendalaminya. Namun

saya belum juga menemukannya. Saya bahkan pernah kuliah di Perguruan Tinggi

Swasta di Denpasar, hanya semata–mata karena keinginan saya mendapatkan guru

sejati tersebut. Saya tetap saja merasa saya tidak pernah menemukan guru sejati

yang saya cari.

Sampai pada akhirnya, pada bulan Pebruari 2005. Saya jalan–jalan di Lapangan Bajra

Sandhi di Denpasar. Ketika saya melihat ke arah teras timur monumen saya melihat

dari jauh ada spanduk yang berisi tulisan: ”Tempat Latihan Falun Dafa”. Saya jadi

teringat dengan artikel yang pernah saya baca dan menyentuh hati saya pada tahun

1999. Dalam artikel itu ditulis bahwa praktisi Falun Gong dianiaya oleh pemerintah

China walaupun sebenarnya Falun Gong itu baik. Saat itu saya bersimpati dengan

Falun Gong. Saya bertanya–tanya dalam hati, apakah mungkin ini yang dimaksud

dengan Falun Gong sebagaimana artikel yang pernah saya baca. Saya lalu masuk ke

arena tempat orang–orang yang sedang berlatih Falun Dafa. Lalu saya ikut berlatih.

Sore harinya saya ke Gramedia membeli buku Zhuan Falun sebagaimana yang

disarankan praktisi yang melatih saya. Dalam tiga hari saya selesai membacanya. Dan

ketika saya selesai membacanya, tiba–tiba saja saya tersadar dan merasa yakin

bahwa inilah guru sejati yang saya cari–cari selama ini.

Dalam awal–awal perjalanan saya berkultivasi, saya kemudian teringat kembali

dengan doa–doa saya sebelum berkultivasi yakni untuk bisa melakukan tugas–tugas

hidup saya sebagaimana mestinya, yang seperti telah saya ceritakan sama sekali

tidak mengetahui apa sebenarnya tugas–tugas saya tersebut. Melalui membaca buku

Zhuan Falun dan ceramah–ceramah Shifu, enam bulan setelah saya berkultivasi Falun

Dafa, saya kemudian menyadari bahwa melakukan tiga hal itulah yang merupakan

tugas hidup saya yang seharusnya saya jalani. Saya menyadari bahwa berklarifikasi

dan menyelamatkan makhluk hidup adalah suatu tugas yang harus saya jalani di

samping saya belajar Fa, berlatih, dan Fa Zheng Nian.

Saya mulai berusaha, setiap saat memompa semangat saya untuk selalu melakukan

klarifikasi. Dalam setiap kesempatan, disela-sela waktu luang mengurus bayi, saya

menemui orang–orang yang saya kenal untuk berklarifikasi. Saya membagi–bagi

brosur, membagi–bagikan koran The Epoch Time dan Daijuan kepada orang–orang

yang saya temui. Saya juga menaruh brosur– brosur di warung–warung yang saya

kenal dan juga di ATM–ATM.

6

Dan kemudian, muncul dalam benak saya Cirebon, sebuah kota di Jawa Barat. Saya

berpikir, kenapa saya tidak berklarifikasi di Cirebon? Kota ini bagaikan magnit yang

semakin hari semakin kuat menarik diri saya agar sesegera mungkin melakukan

klarifikasi pada penduduknya, dan saya menjadi terobsesi agar bisa membuka tempat

latihan di Cirebon. Saya yakin, dengan adanya tempat latihan di Cirebon, maka

klarifikasi di kota Cirebon akan berjalan meluas secara otomatis.

Dan mulailah saya rajin pulang ke Cirebon, tetapi dalam waktu yang singkat-singkat.

Setiap kali saya pulang ke Cirebon saya selalu mengutamakan waktu saya untuk

melakukan klarifikasi. Seperti yang saya lakukan di Bali, saya juga membagi–bagi

brosur ke Mall–mall, menaruhnya di ATM–ATM, dan berklarifikasi pada orang–orang

yang saya temui. Kegiatan ini sudah beberapa kali saya lakukan, namun tetap saja

saya tidak berhasil untuk membuka tempat latihan. Tidak pernah ada orang yang

menyatakan keinginannya untuk berlatih Falun Dafa. Saya merasa sedih, dan saya

berpikir pasti ada sesatu yang salah dengan diri saya. Kegagalan ini menyebabkan

saya terus berpikir keras untuk mencari jalan agar saya bisa mengatasinya.

Suatu hari, saat saya membaca ceramah Shifu di New York tanggal 24 Nopember

2004. Beliau mengatakan, “Saya cemas, saya cemas demi kalian, waktu sudah

semakin mendesak. Anda sekalian telah melihat, perubahan situasi juga sangat besar.

Jika penganiayaan ini mendadak berakhir, maka sudah tidak ada kesempatan apapun,

segalanya sudah akan ditentukan”.

Membaca ceramah ini, saya berpikir, saya tidak boleh berlengah–lengah. Saya merasa

saya harus sesegera mungkin untuk bergerak melakukan klarifikasi. Sekaranglah

saatnya untuk melakukan klarifikasi, tidak ada waktu lagi untuk melakukannya lain

kali. Saya merasa saya harus segera berangkat ke Cirebon.

Akhirnya pada bulan Oktober 2007. Saya memutuskan untuk kembali lagi ke Cirebon,

dan juga memutuskan saya harus tinggal di Cirebon dalam waktu yang lama, paling

tidak tiga bulan. Tidak mungkin dalam waktu yang singkat–singkat seperti

sebelumnya. Pengalaman yang lalu mengajarkan, saya tidak pernah berhasil

membuka tempat latihan jika saya tinggal dalam waktu yang terlalu singkat.

Namun tidaklah begitu gampang untuk menjalankan rencana ini. Muncul konflik

perasaan pada diri saya. Bagaimana tidak, saya punya keluarga, punya suami dan

anak–anak yang membutuhkan saya. Jika saya tinggalkan mereka, maka tidak akan

ada yang mengurus mereka, dan rasanya saya mengingkari harkat saya sebagai

seorang istri dan ibu. Mereka tentunya akan sakit hati dengan kepergian saya, dan

tentunya saya akan kehilangan cinta mereka. Anak saya yang nomor tiga menangis

berkepanjangan ketika saya ceritakan rancana saya ini. Hati saya terenyuh.

Di sisi lain, kesadaran saya sebagai seorang praktisi yang sedang Xiulian Falun Dafa

juga semakin mencuat. Saya adalah seorang praktisi Falun Dafa, saya sedang

7

mengemban kewajiban untuk melakukan tiga hal. Dan Shifu sudah mengingatkan

saya bahwa saya harus segera melakukan penyelamatan manusia. Saat–saat

tersadarkan seperti ini, saya berpikir, selaku seorang yang Xiulian semestinya saya

tidak boleh larut pada perasaan dan pikiran sebagai seorang manusia. Ya saya tidak

boleh berpikir sebagai seorang manusia biasa.

Saya Terombang–ambing dalam Konflik Perasaan yang Berkepanjangan.

Saya kemudian mencoba mencari ke dalam dan mencari penyelesaian lewat Fa. Saya

lalu secara intensif mendalami ajaran Shifu yang menyangkut masalah yang sedang

saya hadapi.

Pada ceramah Shifu di Los Angeles 28 Pebruari 2004, saya menemukan tulisan Shifu

sebagai berikut :

Tanya : Di daerah kami ada seorang pengikut Dafa karena sibuk dengan pekerjaan

Dafa sehingga mengabaikan kewajiban yang harus dipikulnya dalam keluarga.

Shifu : Praktisi yang mengajukan pertanyaan ini sepertinya juga punya keterikatan,

jangan memanfaatkan ucapan Shifu. Yang saya beritahu kalian adalah dimanapun

juga harus menjadi seorang yang baik, juga harus supaya orang-orang mengatakan

anda adalah seorang pengikut Dafa. Pekerjaan keluarga harus ditangani dengan baik,

urusan dalam lingkungan kerja harus ditangani dengan baik. Sebagai pengikut Dafa,

bagaimana hasil Xiulian anda, bagi orang-orang di dunia justru terwujud dalam hal-hal

tersebut. Anda mengatakan kultivasi saya baik, saya adalah pengikut Dafa, tetapi

anda justru berpenampilan tidak baik di dalam hal-hal tersebut bagi orang-orang di

dunia, jadi bagaimana dapat mewujudkan Xiulian anda itu baik, (tertawa) bukankah

demikian? Tentu saja, ada sebagian pengikut Dafa kita kultivasinya memang baik,

hanya saja telah mengabaikan pada aspek tersebut, tetapi kondisi dari kultivasi yang

baik bukan ditampilkan secara buatan, melainkan terbawa sendiri oleh orang Xiulian.

Di Jingwen pada artikel Larangan bagi Orang Yang Xiulian, di paragraf yang terakhir,

Shifu mengatakan :“Terikat dengan hubungan perasaan kekeluargaan, pasti akan

dibuat letih olehnya, terjerat olehnya, tersiksa olehnya, dengan memegang erat tali

hubungan perasaan kekeluargaan akan mengganggunya seumur hidup, pada akhir

usianya menyesalpun sudah terlambat”.

Dari Ceramah dan Jingwen tersebut saya memperoleh pemahaman bahwa sebagai

seorang Xiulian, saya harus mampu melepas keterikatan diri pada perasaan termasuk

keterikatan diri pada perasaan kekeluargaan. Saya hanya membutuhkan suatu

keberanian untuk melepaskan diri dari ketakutan akan perasaan kekeluargaan. Saya

harus berani meninggalkan keluarga saya.

Sempat terpikir oleh saya, ”Apakah tindakan saya tidak terlalu ekstrim?” Dan ketika

terpikirkan hal ini, saya kemudian secara tiba–tiba tersadar bahwa keluarga saya,

suami dan anak–anak saya adalah pribadi–pribadi yang mandiri. Mereka mampu untuk

tidak terlalu menggantungkan diri mereka pada istri dan ibu mereka. Beberapa kali

saya telah meninggalkan mereka ke Cirebon, dan ketika saya kembali berkumpul

dengan mereka, saya merasa mereka tetap dalam kondisi semula seperti sebelum

8

saya tinggalkan, tidak ada yang berubah, baik hidup mereka maupun cinta mereka

kepada saya. Kami selalu berkumpul kembali secara utuh sebagaimana semula

sebelum saya pergi ke Cirebon.

Tekad saya untuk melepaskan diri dari keterikatan pada keluarga semakin kuat

setelah saya kemudian membaca Ceramah Shifu di Chicago 23 Mei 2004. Shifu

berkata : ”Kejahatan akan memanfaatkan segala celah kekosongan, setiap gerak

pikiran dan perbuatan kalian semuanya diamati dengan tamak dan buas oleh

kejahatan. Apa yang kalian jadikan keterikatan maka kejahatan akan memperkuatnya,

bila pikiran kalian tidak lurus mereka akan membuat kalian jadi tidak rasional.”

Saya akhirnya berangkat ke Cirebon. Seluruh waktu saya pergunakan untuk

melakukan klarifikasi dan membagi–bagikan brosur ke pelosok–pelosok Cirebon. Satu

bulan sudah berlalu. Tetap saja tidak seorang pun yang tertarik untuk berlatih Falun

Dafa. Saya tetap belum mampu untuk membuka tempat latihan. Di hadapan foto

Shifu, saya menunduk malu, sedih, dan meneteskan air mata tanpa saya sadari. Saya

sudah cukup lama meninggalkan keluarga, namun usaha saya tetap sia–sia. Aneh,

saya merasa hal seperti ini tidak mungkin terjadi. Tidak mungkin tidak ada seorang

pun penduduk Cirebon yang tidak memiliki jodoh pertemuan dengan Dafa.

Saya mencoba dengan hati jernih mencari ke dalam. Dan secara tiba–tiba bisa

menemukan jawabannya. Ternyata selama ini saya terkungkung oleh keterikatan saya

pada perasaan kekeluargaan, perasaan terhadap orang tua, perasaan sungkan

terhadap orang tua. Ceritanya : ketika saya awal–awal pulang ke Cirebon, saya secara

terbuka bercerita pada kedua orang tua saya, bahwa saya telah berkultivasi tunggal

pada Falun Dafa. Ayah saya tidak secara terbuka menyatakan melarang, namun saya

tahu beliau tidak setuju dengan apa yang saya lakukan. Tidak demikian dengan ibu

saya. Beliau dengan keras menentang keputusan saya, dan berkata pada saya, ”Awas

kalau kamu di sini menyebarkan Falun Dafa!”

Cukup lama saya tidak berani melawan mereka, dan saya berusaha menjaga tindakan

saya agar tidak menyakiti hati mereka. Saya tidak berani melakukan klarifikasi di

hadapan mereka, dan juga tidak berani melakukannya pada tetangga–tetangga orang

tua saya. Dan kini saat saya mencari ke dalam, saya tersadar bahwa saya telah

terkungkung begitu kuat dan begitu lama dengan keterikatan perasaan saya. Saat itu

juga saya kemudian bertekad, saya akan mendobrak keterikatan saya pada perasaan

terhadap orang tua, dan saya memutuskan mulai besok akan melakukan klarifikasi

pada tetangga.

Aneh, esok harinya datang ke rumah saya tetangga yang namanya bu Joko. Ia

mengeluh menderita bermacam–macam penyakit. Dan tanpa berpikir panjang, tanpa

terikat oleh perasaan sungkan dan takut pada orang tua, saya langsung melatihnya

perangkat gerakan I, III, dan IV dua kali putaran. Esoknya ia datang kembali dan

9

menyatakan tubuhnya terasa lebih enak dan lebih sehat. Lalu saya latih lagi, dan saya

mengajak kedua orang tua saya untuk ikut berlatih.

Bu Joko yang sudah sembuh ternyata berklarifikasi pada tetangga–tetangga lainnya,

dan mulailah mereka berdatangan untuk ikut berlatih. Kami berlatih di rumah saya

termasuk kedua orang tua saya. Karena semakin banyak yang ikut berlatih, akhirnya

saya buka latihan secara terbuka di balai kampung saya tinggal. Di luar itu setiap

malam ada sekitar lima sampai delapan orang yang berlatih di rumah saya. Kami juga

sempat sekali berlatih di lapangan umum di Kota Cirebon.

Tidak terasa, tiga bulan saya telah meninggalkan keluarga saya. Anak saya yang

ketiga telah berulangkali menelpon saya, meminta agar saya pulang. Keinginan saya

untuk bisa membuat orang–orang Cirebon berlatih sudah terwujud. Sudah

sepantasnya saya pulang untuk merawat keluarga saya setelah sekian lama saya

tinggalkan. Saya pikir, jika situasi memerlukan, maka saya bisa kembali lagi ke

Cirebon pada kesempatan yang lain.

Saya kembali ke keluarga saya, dan saya menemukan mereka tetap seperti sediakala,

tidak ada yang berubah. Saya merasa, rumah saya, kehidupan mereka, cinta mereka

kepada saya, dan juga cinta saya kepada mereka tetap seperti semula. Saya yakin

Shifu telah melindungi saya dan keluarga saya, beliau telah mengatur segalanya, dan

ini terjadi karena saya berjalan pada jalan Dafa.

Saya sadar bahwa apa yang saya lakukan bukanlah sesuatu yang istimewa. Pekerjaan

seperti ini bisa dilakukan oleh setiap praktisi karena apa yang diberikan oleh Shifu

kepada semua praktisi adalah sama.

Sebenarnya, pada awalnya saya malu untuk menceritakan semuanya ini, tetapi saya

pikir seandainya ini dapat bermanfaat bagi teman–teman praktisi, maka semestinya

saya tidak menyimpan sendiri pengalaman kultivasi ini.

Mohon teman-teman sudi untuk meluruskan jika ada yang salah dengan cerita saya.

Denpasar, 25 Juni 2008

* * * * * * * * * * * * *

Pengalaman Wayan Suastana

Salam hormat kepada Shifu, salam kepada rekan-rekan praktisi.

Nama saya Wayan Suastana praktisi dari Bali.

 

10

Saya mulai berlatih Falun Dafa pada pertengahan tahun 2005. Ketika itu seorang

teman memperkenalkan Falun Dafa kepada saya di tempat kerja. Saat pertama kali

mendengar, saya sangat bersemangat dan ingin segera berlatih. Namun setiap kali

saya ingin ikut berlatih selalu saja ada halangan yang merintangi, mulai dari

kesibukan, rasa malas dan gangguan-gangguan lain. Seiring waktu berjalan, dengan

tekad yang kuat, akhirnya saya dapat menembus segala rintangan yang menghalangi.

Saya dibimbing berlatih, saya sangat antusias mengikutinya. Apalagi setelah saya

memperoleh manfaat yang luar biasa, segala keluhan mulai dari penyakit, susah tidur,

stress dan sifat emosional berangsur-angsur lenyap.

 

Setelah beberapa kali berlatih Gong oleh beberapa teman pembina, saya dianjurkan

membaca buku "Zhuan Falun", belajar bersama dan membaca ceramah-ceramah

Shifu yang lain. Mulai saat itulah saya mengerti sedikit demi sedikit tentang

bagaimana kita seharusnya berperilaku sebagai seorang praktisi, serta apa itu Xiulian.

Seperti apa yang Shifu katakan, "Kita yang duduk di sini datang untuk belajar Dafa

jadi anda harus mengaggap diri selaku seorang praktisi Gong, dan anda juga harus

membuang keterikatan hati." (Zhuan Falun)

 

Dari pemahaman itulah saya selalu berusaha meluangkan waktu untuk lebih banyak

lagi belajar Fa dan juga berlatih Gong. Setelah beberapa kali belajar Fa bersama, saya

mendapatkan suatu peningkatan pemahaman tentang bagaimana memancarkan

pikiran lurus dan klarifikasi fakta. Pada awalnya saya hanya ikut-ikutan melakukan

pose tangan mengikuti apa yang dilakukan oleh para pembina dan praktisi lainnya.

Seiring dengan belajar Fa yang lebih mendalam dan sering mendengar pengalaman

teman praktisi lain, saya mendapat pemahaman akan betapa pentingnya kita

memancarkan pikiran lurus, serta mengapa seorang pengikut Dafa harus melakukan

pemancaran pikiran lurus. Ini seperti yang disebutkan oleh Shifu, "Sedangkan tujuan

pengikut Dafa memancarkan Zheng Nian, anda sekalian juga telah jelas, utamanya

adalah memberantas kehidupan jahat yang mengendalikan manusia berbuat jahat

terhadap Dafa, yang menganiaya pengikut Dafa dan menganiaya orang-orang di

dunia, serta menyelamatkan manusia dan semua makhluk, dilakukan untuk

memberantas mereka yang menciptakan rintangan bagi pelurusan Fa, maka adalah

amat penting." (Ceramah Fa Great New York 20 April 2003)

Dari itu, saya selalu berusaha memperbaiki diri setahap demi setahap dalam

memancarkan pikiran lurus. Saya berusaha melakukan pada jam-jam yang sudah

ditetapkan untuk pemancaran pikiran lurus, agar kejahatan yang menyebabkan

manusia menganiaya praktisi Dafa tercerai berai.

 

Belajar Fa, Fa Zheng Nian, dan klarifikasi fakta adalah tiga hal yang harus dilakukan

oleh seorang pengikut Dafa di masa Pelurusan Fa. Mengapa seorang pengikut Dafa

harus mengklarifikasi fakta? Pertanyaan itu selalu muncul dari benak saya. Pada tahap

permulaan saya memahami, klarifikasi fakta kiranya sudah cukup bagi saya dengan

cara ikut serta berlatih Gong di tempat-tempat umum. Namun setelah saya belajar Fa

11

lebih mendalam, saya mulai mengerti apa yang saya lakukan belum sepenuhnya

benar. Lalu saya mulai keluar mendengarkan bagaimana teman-teman praktisi

melakukan klarifikasi fakta. Saat pertama kali saya menyampaikan klarifikasi fakta

kepada seseorang di sebuah toko, badan saya terasa terguncang sangat keras. Rasa

takut, malu, dan perasaan buruk lainnya campur aduk seakan muncul ke permukaan.

Untunglah saya cepat menyadari bahwa saya adalah seorang pengikut Dafa yang

seharusnya tidak memiliki perasaan seperti itu. Setelah perasaan dapat saya kuasai,

akhirnya orang yang saya berikan brosur menerima dengan senang hati. Itu adalah

pengalaman pertama saya melangkah keluar mengklarifikasi fakta.

 

Pemahaman saya tentang klarifikasi fakta saat itu hanyalah sebatas bertujuan untuk

mengungkap kejahatan PKC agar penganiayaan terhadap orang yang berlatih Falun

Gong di China segera dihentikan. Setelah belajar Fa lebih banyak lagi saya mulai

mendapat pemahaman baru bahwa klarifikasi fakta bukan hanya sebatas itu, tetapi

bertujuan untuk menyelamatkan makhluk hidup. Seperti yang dikatakan Shifu, "Saya

mengatakan pengikut Dafa adalah sungguh luar biasa, di dalam babak penganiayaan

yang begitu berat, kalian masih mengungkapkan fakta sebenarnya kepada manusia di

dunia, menyelamatkan semua makhluk. Kehidupan-kehidupan yang kalian selamatkan

itu, coba anda semua pikirkan, apakah itu seorang manusia yang sederhana dan

biasa-biasa saja? Jika dia betul-betul mewakili padanan badan langit yang sangat

besar, ketika anda mengklarifikasi fakta pada dia, yang anda selamatkan adalah

badan langit yang sangat besar, kelompok kehidupan yang sangat besar, yang

diselamatkan adalah seorang penguasa, seorang raja." (Ceramah, Tur keliling Amerika

Utara Maret 2002)

 

Dari Ceramah Shifu tersebut saya mulai berpikir, bagaimana caranya agar dapat

melakukannya lebih baik lagi? Saya mulai memanfaatkan momen-momen penting

yang berhubungan dengan klarifikasi fakta. Seperti menyebar brosur di ruas-ruas

jalan, memasuki warung-warung, menyebar buku "9 komentar" ke pertokoan etnis

Tionghoa, menyebar brosur di saat berlangsungnya aksi mogok makan menentang

kekejian PKC merampas organ tubuh praktisi Falun Gong di China, menyebar buku

Laporan Dugaan Pengambilan Organ ke beberapa Rumah Sakit dan juga penyebaran

brosur klarifikasi fakta dari rumah ke rumah penduduk yang sampai saat ini masih

berlangsung. Banyak pengalaman yang saya dapatkan di saat mengklarifikasi fakta.

 

Suatu ketika, saya menghubungi saudara saya yang berprofesi dokter, saya

menyarankan agar dia membaca buku Laporan Dugaan Pengambilan Organ Tubuh

Praktisi Falun Gong di China. Dia menjawab, "Sekarang saya tidak ada waktu, nanti

saja kita bertemu di rumah." Kemudian saya datang ke rumahnya dan saya diterima

dengan baik. Setelah itu saya mulai menceritakan apa yang dialami praktisi Falun

Gong di China sejak 20 Juli 1999, bagaimana PKC menindas, menganiaya bahkan

mengambil organ tubuh praktisi Falun Gong hidup-hidup untuk di perjualbelikan. Dia

manggut-manggut saja sambil membolak-balikkan buku yang saya berikan. Setelah

saya klarifikasi lebih jauh lagi, diapun mulai berbicara dengan saya, "Kenapa kamu

12

ikut-ikutan politik orang lain, saya harap kamu berhati-hati, karena saya lihat itu

adalah seperti suatu organisasi yang ingin menggulingkan kekuasaan China dari luar

negeri!" Banyak lagi kata-kata pedas yang tidak bisa saya ungkapkan. Bahkan saya

sampai divonis tidak akan lama bertahan berlatih Falun Dafa. Saya sempat tertegun

sejenak, dan mulai menyadari bahwa apa yang saya lakukan dari awal adalah salah,

saya melakukan ini semua bukan seperti seorang praktisi Dafa, dimana saya

menganggap enteng suatu persoalan tanpa pikiran lurus. Bahkan apa yang saya

lakukan tadi adalah seperti seorang manusia biasa yang bercerita kepada manusia

lain, bukan sebagai seorang praktisi Dafa yang sedang mengklarifikasi fakta kepada

suatu kehidupan yang perlu diselamatkan. Setelah saya menyadari ini semua, saya

pancarkan Pikiran Lurus agar segala kejahatan yang ada dalam pikirannya musnah.

Setelah itu saya dengan pelan dan lembut mulai menceritakan lagi apa sebenarnya

Falun Dafa itu, mulai awal dikenalkan latihan Falun Gong pada tahun 1992 sampai

saat dimulainya penindasan di tahun 1999 dan pengambilan organ yang masih

berlangsung sampai saat ini. Bahkan saya juga menceritakan manfaat apa yang telah

saya dapatkan dari berlatih Falun Dafa, yang mana telah mengembalikan kondisi

kesehatan saya dan seluruh keluarga. Setelah selesai saya menjelaskan semuanya,

diapun akhirnya terdiam sejenak dan mengatakan apa yang ia katakan tadi adalah

suatu dialog yang mana dia sebut sebagai suatu perdebatan agar suasana tidak

menjadi kaku. Setelah itu dia mulai bisa menerima apa yang saya ungkapkan tentang

kekejaman PKC terhadap praktisi Falun Gong. Serta berkata bahwa semua fakta

kebenaran ini akan dia sampaikan kepada teman-temannya sesama dokter.

 

Ini adalah ujian saya yang berharga. Shifu hanya melihat hati dan pikiran lurus kita.

Sebenarnya banyak pengalaman lain yang saya alami selama menjadi praktisi Falun

Dafa. Tetapi itu semua merupakan suatu proses yang harus saya jalani. Sekalipun

masih jatuh bangun dalam banyak ujian Xinxing, dengan pikiran lurus dan hati yang

tulus saya tidak akan mengendurkan diri untuk lebih banyak lagi melangkah keluar

mengklarifikasi fakta agar lebih banyak lagi orang mengetahui fakta kebenaran

tentang Falun Dafa. Sehingga lebih banyak lagi makhluk hidup bisa terselamatkan.

 

Terima kasih kepada Shifu yang terhormat, terima kasih kepada teman-teman

praktisi. Jika ada kekurangan dari apa yang saya sampaikan, mohon ditunjukkan.

Salam Gigih Maju

* * * * * * * * * * * * *

Pengalaman Ratna

Perkenalkan nama saya Ratna, praktisi dari Jakarta. Saya merasa senang bisa hadir di

sini berbagi pengalaman dengan teman-teman praktisi dari seluruh Indonesia dan dari

negara lain. Kesempatan untuk berkumpul seperti ini merupakan suatu hal yang

sangat berharga bagi saya.

13

Saya mendapatkan Fa pada awal tahun 2006. Dalam waktu yang singkat Fa begitu

menyatu dalam diri saya dan begitu banyak hal yang luar biasa yang saya dapatkan

dalam perjalanan Xiulian saya. Saya berusaha menjalankan tiga permintaan Shifu

dengan sebaik-baiknya. Meskipun terkadang saya juga mengalami gangguan sehingga

Xiulian saya menjadi kendur dalam suatu jangka waktu. Tapi Shifu dengan belas

kasihnya yang sangat besar selalu mengingatkan saya dengan berbagai cara sehingga

saya bisa gigih kembali.

Klarifikasi fakta merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus dijalankan

oleh seluruh praktisi saat ini. Pada suatu hari saya membaca ceramah Shifu yang

mengatakan bahwa Partai Komunis China telah mengubah rakyat China begitu

mengerikan seperti hantu, dalam pikiran dan hati saya langsung terlintas betapa

menyedihkan rakyat China yang tidak bersalah. Dicuci otak dan dibentuk sehingga

seperti saat ini, padahal mereka merupakan kehidupan-kehidupan tingkat tinggi

dengan bakat dasar dan De yang besar, yang datang ke dunia ini demi Dafa.

Lewat beberapa hari setelah saya membaca ceramah Shifu tadi, saya mulai

mengalami kejadian-kejadian yang saya yakin merupakan pengaturan Shifu untuk

saya lalui dalam perjalanan klarifikasi fakta saya. Tanpa sengaja dalam perjalanan

menjemput anak saya sekolah, saya melihat papan reklame bahwa ada pameran

pengusaha-pengusaha China, langsung saya menyadari bahwa Shifu memberikan

kesempatan untuk saya melakukan klarifikasi terhadap mereka, maka besoknya saya

bersama dua teman praktisi datang ke sana dan bersama-sama membagikan Koran

Dajiyuan diselipkan Jiu Ping. Ternyata beberapa dari orang-orang China itu sudah

mengetahui tentang Falun Gong, mereka dengan ramah mau mendengar penjelasan

saya. Bahkan ada satu pria setengah baya yang mengancungkan jempol sembari

tersenyum melihat apa yang kami lakukan. Satu hal yang saya ingin utarakan di sini

bahwa kemampuan bicara Mandarin saya terbatas, tapi keberanian untuk berbicara

itu mengalir begitu saja karena dalam hati saya yakin Shifu selalu di samping saya

dan membantu saya.

Sejak saat itulah bisa dibilang setiap saya pergi melakukan pekerjaan Dafa atau dalam

kehidupan sehari-hari saya selalu dipertemukan dengan orang-orang China. Dan saya

berusaha untuk tidak melewatkan kesempatan untuk berbicara dengan mereka dan

memberitahukan fakta yang sesungguhnya tentang Falun Gong. Bisa dikatakan saya

juga mencari mereka, karena di Jakarta orang-orang China yang bekerja dan

membuka usaha cukup banyak, maka saya juga mendatangi tempat-tempat usaha

mereka memberikan brosur dan Jiu Ping.

Pernah pada saat saya menjaga pameran lukisan dua hari berturut-turut saya bertemu

dengan orang-orang China dan dalam pembicaraan dengan mereka, saya menyadari

bahwa banyak dari mereka mengetahui bahwa Falun Gong baik dan bahwa

pemerintah Komunis China mereka yang buruk. Namun terkadang juga saya bertemu

14

dengan mereka yang masih teracuni oleh kejahatan, dengan semampunya saya

berusaha menjelaskan yang sebenarnya, memberikan Jiu Ping untuk mereka baca dan

VCD klarifikasi. Dari pengalaman Dewa saya selama ini ada satu hal penting yang

saya sadari bahwa kita harus memperkuat Zheng Nian kita saat melakukan klarifikasi,

dengan Zheng Nian sikap mereka yang semula keras dan galak bisa berubah lunak

dan pada akhirnya banyak dari mereka mengatakan sebenarnya mereka tahu bahwa

Falun Gong adalah baik, hanya saja mereka begitu takutnya sehingga menutupi

kenyataan sebenarnya.

Saat saya memberikan Jiu Ping dan VCD klarifikasi kepada beberapa orang-orang

China yang bekerja di Jakarta, mereka meminta saya kembali menemui mereka

karena mereka ingin mengembalikan lagi setelah mereka membaca dan

menontonnya. Mereka berkata tidak berani untuk membawa pulang ke negaranya

karena pasti akan langsung ditangkap. Pernah saya memberikan brosur serta Jiu Ping

ke satu orang China yang berprofesi sebagai pengajar musik, dia juga merasa cemas

menerimanya, lalu bertanya pada saya, apakah saya bisa menjamin dia bila

membawa pulang buku ini tapi tidak akan ditangkap polisi, dengan yakinnya saya

menjawab, apa yang saya berikan adalah suatu hal yang sangat sangat baik, Dewa

pasti akan melindungi anda. Sesaat dia terdiam namun tak lama kembali bertanya,

Dewa apakah itu? Ternyata orang-orang China itu benar-benar tidak mengerti tentang

keberadaan Dewa, Komunis China begitu jahatnya telah menghapus makna itu,

sehingga tidak heran kondisi manusia di China sudah dalam taraf yang menyedihkan.

Namun ada juga sebagian dari mereka yang sudah memiliki keyakinan, seperti

pemeluk agama Kristiani, sehingga berbicara dengan orang-orang ini lebih mudah

karena mereka juga merasakan bahwa agama merekapun ditindas di negaranya

sendiri.

Pernah juga di saat saya membagikan brosur di suatu tempat, saya memberikan

brosur berbahasa Indonesia kepada satu orang China, saya tidak menyadari

sebelumnya ternyata dia kembali menghampiri saya dan mengembalikan brosur

tersebut lalu menanyakan apakah saya memiliki brosur dalam bahasa Mandarin

karena dia tidak bisa membacanya, saya dengan senang hati segera memberikan

brosur Mandarin kepadanya beserta Jiu Ping dan VCD. Bisa dibayangkan masih begitu

banyak orang-orang di luar sana terutama orang-orang China yang ingin mengetahui

fakta yang sebenarnya dan mengharapkan pertolongan kita. Ada satu kalimat yang

bagi saya tidak boleh lupa untuk diucapkan kepada mereka, tolong kalian ingat selalu

bahwa Falun Dafa adalah baik. Sebaris kalimat yang sangat luar biasa dan biasanya

setelah saya mengucapkannya mereka seperti tersadar dan menganggukkan kepala.

Satu hal yang harus kita perhatikan bahwa kita harus memperlakukan diri kita sebagai

orang Xiulian dimanapun kita berada. Maka dari itu terutama di saat kita

mengklarifikasi fakta, kita harus menunjukkan keramahan dan kebaikan kita terhadap

mereka, meskipun dalam kondisi mereka tidak menerima penjelasan kita, atau

bahkan memarahi kita, kita tetap harus tersenyum dan memperlihatkan bahwa Dafa

15

adalah baik, Dafa membuat kita menjadi orang yang benar-benar baik, sehingga

mereka akan menilai dengan sendirinya dari tindak tanduk kita. Ada satu pengalaman

di mana saya mengklarifikasi fakta ke dua orang ibu dari China yang anak-anaknya

satu sekolah dengan anak saya. Dari pertama saya memberikan brosur mereka tidak

mau menerima, bahkan langsung menjauhi saya. Setiap kali berpapasan dengan saya

mereka membuang muka, namun saya tidak pantang mundur. Saya selalu tersenyum

dan menyapa mereka setiap bertemu. Dan setiap di dekat mereka, saya selalu

memancarkan Zheng Nian, sehingga pada akhirnya mereka mulai bersikap baik dan

ramah. Sehingga pada suatu hari mereka mau berbicara dan mendengarkan

penjelasan saya mengenai Falun Gong.

Saat membaca ceramah Shifu tahun 2008 di New York yang lalu, beberapa baris

kalimat yang begitu mengena di hati saya yaitu Shifu berkata bahwa “. . peningkatan

anda adalah nomor satu, tanpa peningkatan anda apapun tidak ada yang patut

dibicarakan, juga tidak patut membicarakan penyelamatan makhluk hidup. Tanpa

peningkatan anda, tanpa anda mencapai kesempurnaan, makhluk hidup yang anda

selamatkan hendak pergi ke mana? Siapa yang mau menerima?” Karena terkadang di

saat kita sibuk dengan pekerjaan membuktikan kebenaran Fa, kita sering lupa untuk

mengkultivasi diri kita sendiri, akhirnya apapun yang dikerjakan menjadi tidak berjalan

dengan lurus. Maka dari itu sesibuk apapun, tiga hal yang Shifu minta harus tetap

saya jalankan dengan sebaik-baiknya.

Di atas merupakan sebagian dari pengalaman saya dalam melakukan klarifikasi fakta,

saya menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus saya perbaiki dan

jalan yang saya lalui selanjutnya harus dilakukan dengan lebih baik lagi. Terima kasih

Shifu dengan belas kasihnya selalu membimbing Xiulian saya selama ini.

* * * * * * * * * * * * *

Pengalaman Luh Gede Sri Bakti Asih

Salam kepada Shifu yang terhormat,

Salam kepada semua rekan praktisi,

Nama saya Luh Gede Sri Bakti Asih, usia 13 tahun, kelas III SMP. Saya mendapatkan

Fa lima tahun yang lalu bersama orang tua saya.

Setelah belajar Falun Dafa banyak perubahan yang terjadi pada diri saya, terutama

masalah kesehatan. Semenjak berlatih Falun Dafa saya tidak pernah lagi berobat ke

dokter, Falun Dafa benar-benar mengubah saya, baik jiwa dan raga. Berikut adalah

beberapa pengalaman serta pemahaman saya selama berlatih dan berkultivasi Falun

Dafa.

Menghilangkan Kebiasan Menonton Televisi dan Memasang Poster-poster di

Kamar

16

Setelah lama belajar Fa saya baru menyadari bahwa menonton televisi adalah tidak

baik. Kebanyakan acara di televisi bisa mengganggu Xinxing seseorang, khususnya

berita kriminal dan sinetron. Saya sempat terlena dengan semua ini, sampai-sampai

saya bertengkar dan berkelahi dengan adik saya gara-gara memperebutkan channel

televisi. Saya menjadi lupa kalau saya adalah seorang praktisi Dafa. Saya mudah

terpikat oleh acara-acara yang ada di televisi karena saya kurang dalam belajar Fa.

Ayah saya menyadari kalau saya mempunyai keterikatan menonton televisi. Beberapa

kali ayah memindahkan televisi ke atas almari agar saya dan adik tidak bisa

menonton. Saya dianjurkan lebih banyak belajar Fa. Lama saya memahami tindakan

ayah, saya hanya menganggap beliau tidak senang saya banyak menonton televisi.

Karena saya belum mengerti maksud ayah, saya merengek terus agar TV diturunkan.

Saya berjanji akan mau belajar Fa dengan baik jika TV diturunkan. Ayah saya tidak

mengijinkan, sebab saya mau belajar Fa karena ada syarat. Karena terus merengek,

ibu saya merasa kasihan. Ibu membantu saya menurunkan TV tanpa sepengetahuan

ayah. Saya sangat senang karena bisa nonton televisi lagi.

Malam hari, sepulang ayah dari tempat kerja, ayah melihat TV sudah diturunkan. Ayah

tidak menegur saya karena ibu terlebih dulu menjelaskan kepada ayah bahwa saya

mau berubah dan rajin membantu orang tua. Setelah dilihat beberapa hari saya juga

tidak ada perubahan, akhirnya TV itu diangkat lagi oleh ayah ke atas almari dan

berpesan tidak ada siapa pun yang boleh menurunkan TV itu tanpa sepengetahuan

ayah.

Walau dinaikkan lagi, saya juga belum menyadari. Saya menggunakan jurus ampuh

saya merengek-rengek kepada ibu, agar mau membantu saya menurunkan TV.

Akhirnya ayah saya kasihan juga, lalu TV diturunkan lagi. Hal ini terus berlangsung

sampai beberapa kali. Selain itu saya juga gemar menempelkan poster-poster favorit

saya di dinding kamar. Adik saya juga terpengaruh untuk ikut mengoleksi gambar-

gambar dari film favoritnya. Karena lama saya tidak bisa menyadari, akhirnya ayah

menunjukkan isi ceramah Shifu pada Lokakarya Kreasi Seni Lukis 21 Juli 2003 di

Washington DC, Guru berkata: “Coba anda sekalian pikirkan, manusia mempunyai

karma, kalian adalah pengikut Dafa semuanya tahu, segala yang digambar oleh

manusia selalu membawa unsur-unsur dari pelukisnya sendiri. Dalam karya seorang

seniman, segala keadaan pribadinya beserta segala keadaan dari orang yang dilukis

selalu terbawa di dalam lukisan itu. Seorang manusia biasa menggambar sebuah

garis, saya akan tahu orang ini adalah orang apa, dia mengidap penyakit apa, berapa

besar karmanya, keadaan pikirannya, keadaan keluarganya dan lain-lain. Sedangkan

orang yang digambar juga sepenuhnya menampilkan segala pikiran dan segala unsur

yang terbawa oleh tubuhnya di dalam lukisan, termasuk besar kecilnya karma. Siapa

saja yang memasang lukisan dari gambar tokoh tersebut di rumah, maka karma dari

tokoh dalam lukisan juga tersebar keluar dari lukisan, benda seperti ini dipasang di

rumah, orang yang memasang itu apakah mendapat keuntungan? Atau menderita

kerugian? Karma dapat tersebar, ia berkaitan dengan orang tersebut, dengan tiada

hentinya tersebar ke dalam rumah orang yang memasang lukisan. Manusia tidak

17

dapat melihat hubungan keterkaitan benda-benda, sesungguhnya manusia juga dapat

merasa tidak nyaman.”

Setelah saya dapat memahami ceramah Shifu, saya lepas poster-poster yang saya

pasang di dinding kamar. Saya juga menguatkan niat saya untuk tidak menonton TV

lagi. Adegan-adegan yang ada di TV sungguh mempengaruhi saya. Setiap saat ingin

mengetahui kelanjutan ceritanya. Lebih-lebih acara sinetron, tanpa sadar saya telah

mengembangkan rasa suka dan tidak suka terhadap tokoh-tokoh dalam sinetron

tersebut. Tanpa sadar saya telah mengagumi dan mengakui tokoh tersebut. Saya

praktisi Dafa, apa pantas saya mengagumi mereka? Saya tidak tahu berapa banyak

karma yang dimiliki oleh tokoh tersebut. Kalau seandainya tokoh tersebut terus

melekat di dalam hati saya, bukankah karmanya akan mempengaruhi Xiulian saya?

Kenapa Qing yang begitu berat saya baru menyadarinya?

Akhirnya saya memutuskan untuk tidak menonton TV lagi, kemudian acara nonton TV

saya gantikan dengan menonton video-video gala dan pawai. Waktu-waktu senggang

saya, sekarang saya gunakan untuk lebih banyak belajar Fa dan melakukan pekerjaan

Dafa. Belakangan ini saya mulai aktif mengikuti belajar Fa bersama dengan para

praktisi dewasa.

Berkat belajar Fa dengan gigih, prestasi saya di sekolah terus meningkat. Dulu saya

tidak pernah mendapat juara kelas apalagi juara umum. Sekarang saya terus meraih

juara umum di sekolah. Inilah kemuliaan Falun Dafa yang sudah saya rasakan selama

ini.

Sering Diperlakukan Tidak Baik oleh Teman-teman di Sekolah

Beberapa teman sekolah, suka mengejek dan menjaili saya. Selain saya, teman-teman

yang lain juga sering mereka kerjain. Saya juga sempat dipalak atau dimintai uang

oleh mereka, tapi saya tidak bersedia memenuhi permintaan mereka, kemudian

mereka merebut aksesoris saya lalu menghancurkannya. Saya kurang tahu mengapa

mereka berbuat begitu kepada saya, mungkin mereka iri terhadap prestasi saya.

Suatu hari saya memakai jaket ke sekolah. Begitu pelajaran dimulai, saya

menyimpannya di kolong bangku sekolah. Pada saat bell istirahat berbunyi, saya

bersama teman lainnya meninggalkan kelas pergi ke kantin. Namun beberapa teman

yang suka usil ini masih ada di dalam kelas. Selain mereka, ada seorang teman lain

juga tidak meninggalkan kelas. Sekembali dari kantin, saya telah menemukan jaket

dan seluruh isi kotak pensil saya hilang. Menurut seorang teman yang tidak

meninggalkan kelas, sekelompok teman yang suka usil kepada saya telah membuang

isi kotak pensil saya ke semak-semak melalui jendela dan menyembunyikan jaket

saya.

Karena saking seringnya saya diperlakukan seperti itu, kesabaran saya saat itu benar-

benar habis, saya menangis. Karena tidak bisa membendung rasa marah, saya

membentak-bentak mereka, mereka tetap tidak mau mengaku. Setelah bell pulang

18

sekolah berbunyi, mereka akhirnya mengaku dan meminta maaf kepada saya serta

mengembalikan jaket yang mereka sembunyikan.

Sampai di rumah, saya menceritakan semua kejadian tersebut kepada ibu. Ibu

menegur saya agar lain kali tidak seperti itu lagi. Seharusnya saya berterima kasih

kepada mereka, bahkan harus tersenyum saat diperlakukan tidak adil. Setelah

kejadian itu, saya mulai bisa memahami dan mengubah sikap saya.

Setelah satu minggu berlalu mereka membuat ulah lagi. Saya diejek oleh mereka dan

salah satu dari mereka memukul saya. Lalu saya ingat kata-kata Guru di dalam buku

Zhuan Falun bahwa “. . dipukul tidak membalas, dicaci juga tidak membalas.”

Setelah saya mengingat kata-kata Guru, saya pun mengucapkan terima kasih di

dalam hati dan tersenyum kepada mereka. Lalu tanpa disadari mereka meminta maaf

kepada saya. Saya tidak menyalahkan mereka, bahkan saya sempat mencari ke

dalam, mengapa mereka berlaku seperti itu? Mungkin di kehidupan yang lalu saya

pernah memperlakukan mereka seperti itu. Sampai saat ini mereka tidak pernah lagi

memperlakukan saya tidak baik. Bahkan mereka yang dulunya sering iri dengan

prestasi saya, sekarang malah mendukung saya untuk terus menjadi juara di sekolah.

Mimpi sedang Mengklarifikasi Fakta

Pada suatu malam, saya bermimpi berada dalam sebuah gedung bertingkat sedang

mengklarifikasi fakta bersama dengan para praktisi lainnya. Pada saat menyebarkan

materi klarifikasi fakta, ada orang yang menerima dan ada yang menolak.

Setelah lama mengklarifikasi fakta, ada seorang petugas berlari dan dia berkata,

“kebakaran…kebakaran…kebakaran…!” Saat itu saya dan semua rekan-rekan praktisi

sama sekali tidak panik dan hanya mengatakan “Falun Dafa Hao…!!! Falun Dafa

Hao…!!!” Lalu saya dan semua praktisi berjalan keluar lewat jendela, dan

menyeberang melalui kabel listrik.

Saya merasa aneh, berjalan di atas kabel listrik seperti berjalan biasa di atas tanah.

Setelah saya dan semua praktisi tiba di tempat parkir, gedung itu pun meledak.

Orang-orang yang menolak menerima brosur ikut musnah bersama dengan gedung

tersebut.

Saya mencoba memahami mimpi saya, selama ini saya kurang Fa Zheng Nian dan

mengklarifikasi fakta. Itu merupakan isyarat dari Guru untuk lebih rajin Fa Zheng Nian

dan mengklarifikasi fakta. Guru selalu berkata kepada kita agar melakukan tiga hal

dengan baik, yang merupakan tuntutan sebagai seorang praktisi Dafa di masa

pelurusan Fa. Kita harus lebih banyak menyelamatkan orang-orang dengan

mengklarifikasi fakta, mengungkap kebenaran Dafa kepada orang-orang di dunia.

Demikian pengalaman saya, jika ada kata-kata yang kurang tepat mohon diluruskan.

Salam kepada Shifu yang terhormat,

19

Salam kepada semua rekan praktisi.

* * * * * * * * * * * * *

Mengetuk Nurani Pejabat

Salam hormat kepada Shifu,

Dan Salam hormat kepada teman–teman praktisi.

Saya adalah seorang praktisi dari Bali. Saya pertama kali mendengar nama Falun Dafa

pada tahun 2002. Saat itu seorang teman yang menjadi praktisi Falun Dafa

mengatakan pada saya : “Kalau kamu ingin sehat maka ikutlah berlatih Falun Dafa”.

Saat itu saya tidak begitu memperhatikan ucapan teman saya tersebut. Sampai

akhirnya pada tanggal 1 Pebruari 2007. Ketika saya jalan–jalan di lapangan Bajra

Sandhi Denpasar, saya melihat sekelompok orang berbaju kuning sedang berlatih

senam di teras timur monumen Bajra Sandhi. Saya berpikir apakah ini Falun Dafa

sebagaimana yang dimaksud oleh teman saya pada tahun 2002 tersebut. Saya lalu

mendekat memasuki arena orang–orang yang sedang berlatih. Saya kemudian

didekati oleh salah seorang praktisi, dan ketika saya mengatakan bahwa saya

berminat untuk ikut latihan, praktisi tersebut langsung melatih saya. Mulai saat itu

saya lalu menekuni latihan Falun Dafa.

Nama saya : Nyoman Liper. Umur saya saat ini 63 tahun. Pendidikan saya hanya

sampai di Sekolah Rakyat enam tahun, sekolah yang sederajat dengan Sekolah Dasar

sekarang. Saya adalah pensiunan pegawai Telkom. Status saya di Telkom adalah

Sopir. Status ini saya jalani sejak awal menjadi pegawai sampai saya pensiun, lebih

kurang selama 27 tahun. Tugas saya pada awalnya adalah melayani para karyawan

yang melakukan dinas keluar kota. Kemudian oleh perusahaan, saya ditugaskan untuk

melayani para pejabat Telkom, baik pejabat tertinggi di Telkom Bali maupun pejabat–

pejabat Kantor Pusat yang kebetulan datang berkunjung ke Bali. Saya tidak hanya

terbatas melayani pejabat-pejabat Telkom tersebut saja, tetapi juga keluarganya,

istrinya, anak-anaknya dan juga orang tuanya.

Sebagai seorang sopir pejabat, dalam menempatkan diri, saya harus selalu sadar

dengan status saya. Saya setiap saat harus sadar bahwa status dan pendidikan saya

rentangnya sangat jauh dengan status dan pendidikan pejabat yang saya layani. Saya

harus bisa menempatkan diri agar tidak menyinggung perasaan pejabat yang saya

layani. Saya harus berlaku sopan, seringkali harus ekstra sopan. Malah kadang–

kadang terkesan bahwa saya sepertinya orang yang rendah diri. Selama dua puluh

tujuh tahun saya harus berlaku seperti itu. Dan ternyata ini berpengaruh pada

karakter saya. Saya telah terbentuk menjadi orang yang kurang percaya diri dan

peragu. Karakter seperti ini juga muncul saat saya berhadapan dengan orang-orang di

masyarakat.

20

Setelah saya menjadi praktisi, saya berusaha agar setiap hari berlatih. Saya juga

berusaha belajar Fa serajin mungkin, dan saya masuk dalam kelompok belajar Fa yang

ada ditempat saya berlatih. Dari belajar berkelompok tersebut saya memperoleh

pemahaman bahwa di samping kita belajar, berlatih, dan Zheng Nian, masih ada satu

lagi kewajiban yang harus dijalani seorang praktisi pada masa Pelurusan Fa ini yakni

melakukan klarifikasi.

Pertama kali saya melakukan klarifikasi adalah pada waktu diadakan kegiatan

klarifikasi secara berkelompok. Pada kegiatan itu kami melakukan klarifikasi dari satu

toko ke toko di sepanjang jalan–jalan utama di kota Denpasar. Kami tidak hanya

berklarifikasi memperkenalkan Falun Dafa saja, tetapi juga disertai dengan memohon

dukungan dari orang–orang yang diklarifikasi. Dukungan dari mereka diwujudkan

dalam bentuk tanda tangan di atas Formulir Petisi Sejuta Tanda Tangan Global. Isi

petisi tersebut meminta agar rejim Komunis China menghentikan penyiksaan terhadap

praktisi Falun Gong sebelum pesta Olimpiade berlangsung.

Klarifikasi dilakukan berkelompok. Masing–masing kelompok terdiri dari paling sedikit

dua orang praktisi. Saya satu kelompok dengan seorang praktisi yang sepertinya

belum begitu berpengalaman melakukan klarifikasi. Saat itulah muncul kembali

karakter saya yang tidak percaya diri. Saya merasa ragu apakah saya akan mampu

melakukan klarifikasi. Namun mungkin karena ada teman pendamping, akhirnya saya

berpikir, saya harus menunjukkan pada teman saya, bahwa saya mampu melakukan

klarifikasi. Saya menghapus keragu–raguan saya, dan dengan kemampuan yang

seadanya saya melakukan klarifikasi dari satu toko ke toko yang lain.

Dengan tersendat–sendat kami berpindah dari satu toko ke toko berikutnya. Akhirnya

pekerjaan klarifikasi dapat kami selesaikan. Hasilnya menurut pendapat saya tidak

terlalu menggembirakan, saya merasa tidak memperoleh dukungan tanda tangan

yang maksimal dari orang–orang yang kami temui. Selesai berklarifikasi, saya duduk

dengan hati yang tenang. Saya mengingat–ingat kembali pekerjaan klarifikasi yang

baru saja selesai saya lakukan. Saya merasa telah melakukan pekerjaan yang cukup

besar dalam hidup saya. Dan tiba–tiba saja saya tersadar, bahwa barusan telah terjadi

keanehan yang terjadi pada diri saya. Saya ternyata mampu menghadapi orang–

orang dengan hati yang ringan saat berklarifikasi. Dafa begitu agung, ia telah

memberi kekuatan dan keberanian pada diri saya. Saya yakin, saya tidak akan

mungkin melakukan pekerjaan semacam ini jika dilakukan sebelum saya berkultivasi

Falun Dafa.

Klarifikasi berikutnya juga dilakukan secara berkelompok ke rumah-rumah penduduk,

saya mulai lebih bisa menyesuaikan diri. Setelah klarifikasi berkelompok, dilakukan

klarifikasi secara pribadi. Klarifikasi kali ini ditujukan pada para pejabat pemerintah

dan disertai pengumpulan tanda tangan mereka. Setiap pejabat diharapkan untuk

memberikan dukungan tanda tangan dalam satu formulir, tidak berkelompok seperti

saat klarifikasi yang saya lakukan sebelumnya. Kami menyebut formulir petisi ini Petisi

21

VIP. Bagi saya klarifikasi yang harus saya jalani kali ini adalah klarifikasi yang sangat

luar biasa. Betapa tidak, saya diminta melakukan klarifikasi sendirian kepada para

pejabat, tanpa didampingi seorang temanpun. Ya harus sendirian.

Saya betul–betul terkejut diberi tugas ini. Lebih–lebih teman–teman bercerita bahwa

melakukan klarifikasi pada para pejabat sangat sulit. Sulit untuk bertemu dan juga

sulit untuk mendapatkan tanda tangan. Tiba–tiba saja saya merasa diri saya menjadi

kecil. Saya merasa diri saya seperti kembali menjadi sopir yang melayani pejabat.

Saya merasa takut, ragu–ragu dan tidak percaya diri.

Mungkin koordinator klarifikasi bisa menangkap ketakutan dan keraguan yang

terpancar pada wajah saya. Ia langsung mencoba memompa keberanian saya. Dan

pada saat berikutnya ia menunjukkan Ceramah Shifu di New York 20 April 2003.

Diceramah itu Shifu mengatakan : “Saya sering mengatakan, kita tidak mengejar

perolehan atau kehilangan dalam dunia, bukankah demikian? Saya melakukan suatu

hal paling mengutamakan proses, karena didalam proses tersebut dapat membuat

orang-orang mengenal fakta sebenarnya, didalam proses dapat menyelamatkan

orang-orang di dunia, didalam proses dapat menyingkap fakta sebenarnya”. Dari

ceramah ini saya memperoleh pemahaman, bahwa dalam melakukan pekerjaan Dafa

yang paling penting adalah melakukan proses atas pekerjaan itu sendiri, dan jangan

terikat akan hasil dari pekerjaan tersebut. Ceramah ini tiba–tiba saja mengungkap

latar belakang rasa takut yang tumbuh pada diri saya. Ya, saya sebenarnya takut

karena merasa tidak akan mampu untuk memperoleh tanda tangan para pejabat.

Saya kemudian berpikir, jika Shifu mengatakan yang terpenting adalah proses, lalu

apa yang mesti saya takutkan?

Ia juga menunjukkan ceramah yang lain, yakni ceramah Shifu di Sanfransisco 5

Nopember 2005. Disitu tertulis : “Hadapi semua yang ada di depan mata anda

selayaknya orang Xiulian, maka apapun dapat berhasil dilewati (tepuk tangan). Anda

seyogianya berpikir, jika seorang Dewa menghadapi masalah seperti ini bagaimana

dia menyikapi? Di saat anda tidak berhasil melewati, maka anda cobalah berpikir

secara demikian, anda lewati secara demikian, sikapilah secara demikian.”

Cuplikan ceramah ini begitu luar biasa. Ceramah ini mampu menghapus keraguan

saya dan menumbuhkan rasa percaya diri saya. Ya saya adalah orang Xiulian, saya

tidak semestinya berkarakter ragu dan tidak percaya diri.

Oleh koordinator klarifikasi saya diberi tugas untuk melakukan klarifikasi pada lima

orang pejabat. Hari pertama saya menghadap Kepala Kantor Keluarga Berencana dan

Kepala Kantor Statistik. Saat saya datang saya tidak bisa bertemu mereka, karena

mereka sedang dinas luar. Kepada Kepala Bagian Tata Usaha Kantor tersebut saya

mengatakan bahwa saya akan kembali esok hari. Kepala Bagian Tata Usaha Kantor

Statistik malah menawarkan pada saya untuk menitipkan Brosur dan Petisi Sejuta

Tanda Tangan kepadanya. Ia berjanji akan menyerahkannya jika Kepala Kantor

22

Statistik sudah datang dari dinas luar. Saya setuju dan meyerahkan Brosur, Jurnal dan

Formulir Petisi kepada beliau.

Keesokan harinya pertama–tama saya menghadap Kepala Kantor Statistik. Kepada

beliau saya menguraikan apa itu Falun Dafa, bahwa Falun Dafa mampu menyehatkan

tubuh dan membentuk orang menjadi baik. Saya juga menginformasikan bahwa

praktisi Falun Dafa yang di China sampai saat ini masih juga ditindas, semata-mata

karena Partai Komunis China merasa takut kekuasaannya akan ‘terancam’ jika Falun

Dafa dibiarkan terus berkembang. Saya kemudian menyampaikan permohonan pada

beliau, untuk bersedia mendukung penghentian penindasan terhadap praktisi Falun

Dafa di China, dengan membubuhkan tandatangan beliau pada formulir Petisi VIP.

Sambil tersenyum beliau berkata : “Saya sudah sering kali membaca tentang Falun

Dafa, dan saya bersimpati dengan perjuangan anda untuk menghentikan penindasan

terhadap praktisi Falun Dafa di China. Petisinya sudah saya tanda tangani kemarin

dan sekarang Bapak bisa minta pada Kepala Bagian Tata Usaha saya”. Saya kaget

mendengar ucapan beliau, begitu gampang beliau membubuhkan tandatangannya.

Saya kemudian mengucapkan terimakasih dan mengambil Petisi tersebut. Saya

melihat ke Formulir Petisi VIP, ternyata beliau juga menulis Jabatan beliau. Luar biasa.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Statistik. Beliau

juga bersimpati dengan perjuangan praktisi Falun Dafa untuk menghentikan

penindasan terhadap praktisi Falun Dafa di China, dan menanda tangani formalir Petisi

VIP yang saya sodorkan pada beliau.

Selanjutnya saya ke Kantor Keluarga Berencana. Kepala Kantor menerima saya.

Seperti biasa, saya menjelaskan Falun Dafa dan penindasan terhadap praktisi Falun

Dafa di China, dan memohon dukungan tanda tangan beliau. Beliau bisa menerima

apa yang saya jelaskan, tetapi beliau mengatakan bahwa tidak bisa memberi tanda

tangan, karena tanda tangan beliau hanya untuk kegiatan yang berhubungan dengan

kantornya saja. Saya menjawab bahwa tidak menjadi masalah, pemberian tanda

tangan adalah bersifat sukarela, dan saya tetap mengucapkan terimakasih atas waktu

yang diluangkan beliau untuk saya.

Pejabat berikutnya yang harus saya temui adalah Camat Denpasar Barat, Kapolsek

Denpasar Utara dan Danramil Denpasar Barat. Kepada bapak Camat seperti biasa

saya jelaskan hal–hal yang menyangkut Falun Dafa dan saya juga mohon dukungan

tanda tangan beliau. Saat beliau membaca petisi, saya sempat memancarkan Zheng

Nian. Tanpa saya duga beliau menandatangani Petisi. Beliau lalu menyerahkan Petisi

tersebut pada saya, dan karena beliau belum mengisi nama dan Jabatan maka saya

menghubungi staf beliau. Mereka lalu melengkapinya dengan nama dan Jabatan

Camat dan membubuhkan stempel di atasnya.

23

Menemui Kapolsek saya tidak menemui kesulitan. Setelah saya menjelaskan maksud

kedatangan saya, dan setelah kami berdialog, saya menyodorkan formulir Petisi VIP.

Beliau membacanya dan secara spontan beliau membubuhkan tandatangannya

beserta jabatannya. Saya betul–betul kaget, beliau begitu gampang membubuhkan

tandatangannya.

Selesai di Kapolsek saya melanjutkan perjalanan saya ke Koramil. Saya tidak bisa

bertemu beliau karena beliau sedang dinas luar. Demikian juga hari berikutnya. Baru

pada hari ketiga saya bisa bertemu dengan beliau. Beliau menyambut saya dengan

begitu simpatik. Beliau mengajak saya ngobrol dengan ramah, dan setelah saya

selesai menjelaskan maksud kedatangan saya beliau berkata : “Kapolsek dan Camat

menelpon saya. Kami bertiga baru saja melakukan koordinasi dan menyimpulkan,

bahwa untuk menandatangani petisi, kami semestinya berkonsultasi dulu kepada

atasan kami masing–masing. Dan maaf saya tidak bisa memberi tanda tangan, dan

sesuai dengan pesan pak Camat dan Kapolsek, mohon petisi yang ditandatangani oleh

beliau dikembalikan melalui saya”. Saya kaget, saya tidak bisa berkata apa-apa, dan

tidak mungkin untuk menolak permintaannya. Formulir VIP dari Camat dan Kapolsek

saya serahkan pada beliau.

Keluar dari kantor Koramil, di atas sepeda motor yang saya naiki untuk pulang, saya

terus menerus bertanya dalam hati. Kenapa mereka berbuat seperti itu? Kenapa

mereka begitu gampang untuk menarik kembali dukungannya pada praktisi Falun

Dafa yang tertindas? Saya akhirnya menyimpulkan, alasan satu–satunya mereka

melakukan hal seperti itu adalah karena mereka manusia biasa. Ya, karena mereka

manusia biasa. Manusia biasa sangat kuat keterikatannya pada nama dan

kepentingan. Mereka menjadi takut tanpa alasan yang jelas, takut kalau tanda tangan

mereka pada Petisi bisa berdampak pada kehilangan jabatan. Ketakutan mereka

demikian kuat, sampai-sampai mereka terpaksa mengingkari hati nuraninya.

Saya sebenarnya menyayangkan sikap mereka yang tidak konsisten dengan apa yang

telah dilakukan sebelumnya, tetapi saya tidak terlalu mempersoalkannya. Bagi saya

yang terpenting bukanlah tanda tangan mereka, tetapi saya telah menjelaskan

dengan panjang lebar tentang Falun Dafa dan penindasan yang terjadi di China. Saya

telah melakukan proses klarifikasi sebagaimana yang diwajibkan pada saya. Seperti

yang diajarkan oleh Shifu, saya telah melakukan proses dan saya tidak perlu terikat

dengan hasil.

Demikian pengalaman saya, jika ada yang salah mohon diluruskan.

Denpasar, 29 Juni 2008

* * * * * * * * * * * * *

Jalur Pembuktian Kebenaran Dafa Melalui Pameran Lukisan

24

‘Sejati-Baik-Sabar’

Salam hormat kepada Shifu, salam kepada rekan-rekan praktisi.

Pada kesempatan ini saya hendak berbagi pengalaman pribadi saya, yang menuntun

saya menekuni jalur pembuktian kebenaran Dafa dan penyelamatan makhluk hidup

melalui Pameran Seni ‘Sejati-Baik-Sabar.’

Pelukis Aliran Abstrak yang Memperoleh Fa

Saya sebelumnya adalah seorang pengamat seni dan pelukis otodidak dari aliran

realis, surealis, semi abstrak hingga yang terakhir mengikuti aliran lukisan abstrak.

Saya terbiasa melukis dengan mengendurkan kesadaran utama, sehingga banyak

makhluk lainnya yang menggerakkan kesadaran serta kuas saya dan secara otomatis

hasilnya semakin abstrak, semakin tidak beraturan; walaupun di satu sisi banyak

pengagumnya. Seorang guru kebatinan pernah mengatakan bahwa di belakang tubuh

saya ada dewa. Ada pula orang yang melihat ‘sesuatu yang bergerak-gerak’ pada

lukisan saya, sehingga menjadi ketakutan.

Setelah memperoleh Dafa, saya banyak mendapatkan manfaat yang tak ternilai bagi

kesehatan jiwa raga serta memahami prinsip-prinsip alam semesta yang tidak akan

diperoleh oleh manusia biasa. Kemudian saya menyadari bahwa perjalanan seni lukis

saya dilihat dari prinsip Fa Shifu, cara melukis dan hasil lukisan saya betul-betul telah

menyimpang dari prinsip alam semesta ‘Sejati-Baik-Sabar.’

Suatu hari, ketika saya hendak melukis lagi seperti sediakala, saya merasa

“kemampuan saya” untuk melukis dengan melepas kendali kesadaran utama, telah

hilang. Guru telah memurnikan kembali jiwa saya dan menuntun saya kembali ke jalan

lurus, dan saya sadar apa yang selama ini saya kejar sebagai seorang seniman:

ketenaran nama dan kepentingan pribadi telah membuat saya lupa diri, kehilangan

arah dan terjerumus ke dunia yang penuh ilusi. Semua mentalitas demikian harus

dilepas, kalau tidak saya akan selalu menumpuk karma yang bergunung-gunung,

disamping itu perbuatan saya (melalui karya-karya lukisan saya) juga akan

mencelakakan dan merusak moral orang-orang yang mengagumi karya-karya saya.

Saat itu saya hanya berpikir: Saya sangat beruntung telah memperoleh Dafa, karena

Dafa adalah yang paling berharga, lebih berharga dari pada jiwa saya.

Beberapa Pengalaman Klarifikasi Fakta

Pada sebuah persiapan pawai di masa awal penyebaran Falun Gong di Jakarta, saya

ditugaskan untuk membuat spanduk-spanduk pawai. Saat itu medan lingkungan

persiapan pawai tidak baik atau kurang lurus, banyak praktisi yang merasa ragu. Saat

itu saya belum pernah membuat spanduk, sehingga timbul perasaan bingung.

Keangkuhan diri juga mengganggu: seorang pelukis yang pernah menjual karya-

25

karyanya ke ibu-ibu/istri menteri negara dan beberapa orang terkenal lainnya,

sekarang mengapa hanya menorehkan kuasnya untuk membuat spanduk pawai saja

tidak mampu. Tapi saya cepat sadar bahwa pikiran buruk itu harus disingkirkan dan

pikiran lurus harus diperkuat, saya harus melakukan porsi yang menjadi tanggung

jawab saya dengan baik; akhirnya pembuatan spanduk lancar dan pawainya juga

sukses.

Begitu pula ketika saya turut membagikan Koran Dajiyuan dalam skala besar, di benak

sempat timbul keluhan, pikiran yang mempertanyakan pekerjaan yang sesungguhnya

mulia ini. Tentu saja, sejalan dengan pikiran yang tidak lurus, hasil yang diperoleh

juga tidak baik. Banyak orang menolak koran dari tangan saya. Setelah saya

meluruskan diri, saya merasakan perubahan pada sikap orang-orang, mereka sambil

tersenyum menerima koran-koran yang saya sebarkan.

Pada saat persiapan pameran lukisan keliling di Sumatera yang serba mendadak, 3

hari sebelum pergi ke Sumatera, kami baru memesan 36 lukisan dan juga 36

bingkainya di tempat yang berbeda. Pemilik galeri bingkai kami desak untuk

menyelesaikan 36 bingkai dalam waktu 3 hari. Pemilik galeri bingkai bertanya pada

saya: “Kapan rencana pamerannya?” dan saya jawab, “Empat hari lagi dan hari ketiga

kami sudah harus berangkat ke Sumatera.” Saat itu kebetulan kami punya liburan

hanya 2 minggu sementara harus mengadakan pameran di 4 kota di Sumatera yang

jaraknya lumayan jauh, yaitu: Jambi, Pekan Baru, Palembang dan Lampung. Pemilik

galeri tersebut sangat heran mendengar rencana kami dan berkata: “Berani sekali

menjalani pameran di 4 kota dan juga lukisannya belum selesai dibingkai,” Saya

menjawab: “Kami bermodalkan keyakinan yang kuat bahwa pameran kami pasti

terlaksana.” Dan akhirnya pesanan lukisan, bingkai, dan pameran di empat kota

Sumatera terlaksana sesuai dengan rencana.

Walaupun banyak rintangan dan cobaan besar yang kami hadapi dalam melaksanakan

pameran keliling di Sumatera, hal-hal tersebut tidak menggoyahkan tekad para

praktisi yang turut serta, karena hal-hal tersebut kami anggap sebagai hal yang kecil,

sehingga semua ujian dapat dilewati dengan baik. Dan saya senantiasa mengingat Fa

Shifu yang saya pahami sebagai berikut: “. .jika masalah kecil kita anggap besar,

maka masalahnya jadilah besar; jika masalah besar kita anggap kecil, maka

masalahnya jadilah kecil.”

Dari peristiwa ini saya semakin memahami artikel Shifu tanggal 01 September 2004 -

“Lepaskan Hati Manusia, Selamatkan Manusia di Dunia”:

“Apa pun yang kita lakukan janganlah menggunakan hati manusia, karena dengan

hati manusia tidak akan bisa menyelamatkan manusia, Sang Sadar-lah yang bisa

menyelamatkan manusia, karena Sang Sadar tidak memiliki hati manusia.”

Pemahaman Baru Mengenai Pameran Lukisan ‘Sejati-Baik-Sabar’

26

Dari sejarah yang telah lampau–melalui banyak belajar Fa, saya menyadari bahwa apa

pun yang diciptakan dan terjadi di alam semesta ini merupakan persiapan bagi

datangnya pelurusan Fa. Terbentuknya Triloka, dinasti demi dinasti yang silih

berganti, datangnya para Sang Sadar seperti Yesus, Sakyamuni; termasuk dalam skala

yang lebih kecil, apa yang telah saya jalani dan pelajari terutama di bidang seni lukis,

tentu juga dipersiapkan untuk pelurusan Fa. Banyaknya rintangan dan cobaan hidup

telah menempa diri dan membuat saya semakin matang serta semakin memahami

kebenaran Fa Shifu maupun makna pelurusan Fa ini. Namun meskipun menyadari,

tetapi saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan secara konkret di bidang seni lukis

ini.

Sejak menjadi praktisi, saya jarang sekali berhubungan dengan kalangan seniman dan

pengamat seni, tidak seperti sebelumnya, benak saya dipenuhi dengan hal-hal yang

berhubungan dengan seni modern. Setelah banyak belajar Fa, pandangan hidup

banyak berubah, apa yang saya temui dan apa yang saya kerjakan selalu

dihubungkan dengan Fa Shifu sehingga apa yang saya kerjakan setiap harinya selalu

berhubungan dengan tiga hal yaitu: belajar Fa, memancarkan pikiran lurus, dan

klarifikasi fakta.

Ketika “Ceramah Fa di Lokakarya Kreasi Seni Lukis 2003” dipublikasikan, saya merasa

inilah jalur yang telah Shifu atur untuk saya. Menyadari sepenuhnya semua

pengalaman hidup saya yang penuh pengembaraan, pengejaran ketenaran, jatuh

bangun di bidang seni lukis adalah dipersiapkan untuk hari ini–saat datangnya Shifu

meluruskan Fa. Semua ini memberikan saya suatu pemahaman dan tanggung jawab

yang mendalam akan pentingnya kembali meluruskan kesenian umat manusia melalui

Pameran Seni Lukis Keliling ‘Sejati-Baik-Sabar.’

Shifu berkata dalam Ceramah Fa di Lokakarya Kreasi Seni Lukis tersebut:

“Moralitas manusia akan sedikit terjadi perubahan dalam periode yang berbeda.

Moralitas manusia mempengaruhi kesenian manusia, dan kesenian sebaliknya juga

mempengaruhi manusia. Anda sekalian telah melihat, kesenian dewasa ini, ada

banyak merupakan sesuatu yang dihasilkan di bawah kendali kesadaran modern,

sedangkan manusia modern sudah jauh melampaui lingkup dan standar moralitas

yang seharusnya dimiliki oleh umat manusia, dengan demikian apa yang disebut

kesenian yang dihasilkan itu sudah bukan lagi kebudayaan.”

Dalam ceramah yang sama, Shifu mengutarakan:

“Jika manusia memandang sesuatu yang buruk sebagai yang indah, maka moralitas

manusia telah punah.”

Dari kutipan Ceramah Shifu tersebut saya memahami melalui kesenian kita dapat

meningkatkan moralitas umat manusia, sementara perkembangan kesenian

dipengaruhi oleh para seniman. Saya berpikir merupakan tanggung jawab para

praktisi yang berkecimpung ataupun yang memiliki minat dalam bidang seni untuk

27

mengubah pola pikir para seniman agar kembali memahami apa itu seni budaya

manusia yang sesungguhnya dan ortodoks.

Baru-baru ini, Himpunan Dafa di seluruh dunia antara lain diminta agar mendorong

Pameran Seni Lukis Keliling ‘Sejati-Baik-Sabar’ di negaranya masing-masing, dimana

rekan-rekan praktisi kemudian memberikan kepercayaan kepada saya untuk menjadi

koordinator pameran seni lukis. Dan saya berpikir penunjukan sebagai koordinator

bukanlah suatu kebetulan.

Ketentuan baru dari Artists Center menekankan agar pameran seni lukis ini

dilaksanakan secara lebih serius, profesional dan penuh tanggung jawab, tidak seperti

pameran lukisan sebelum-sebelumnya, yang terutama lebih menekankan pada

klarifikasi fakta, tetapi sekarang sungguh-sungguh bertujuan untuk meluruskan

kesenian umat manusia serta meluruskan moralitas manusia melalui seni lukis.

Setelah memperoleh pemahaman baru ini, saya mulai lagi berhubungan dengan

kalangan seniman dan pengamat seni dengan tujuan untuk memperkenalkan

kesenian ortodoks kepada mereka, karena para seniman inilah yang memegang peran

dalam membentuk kesenian umat manusia; agar mereka mengetahui apa itu

kesenian yang berkualitas tinggi, kembali melukis dengan menggunakan jiwa yang

tulus murni dan moralitas tinggi.

Dari pengalaman berdiskusi dengan seniman-seniman, banyak dari mereka

beranggapan apa yang kami jelaskan belum pernah mereka dapatkan melalui studi

formal ataupun non-formal.

Pada kesempatan yang baik ini, di saat rekan-rekan berkumpul dalam jumlah besar,

saya hendak menggugah kepedulian rekan-rekan sekalian untuk turut berpartisipasi

mensukseskan kegiatan ini, karena hal ini sangat penting dan juga para pelukisnya

dibimbing langsung oleh Shifu kita yang belas kasih. Mengutip kembali kata-kata Shifu

dalam Ceramah Fa di Lokakarya Kreasi Seni Lukis 2003: “Mengapa kita hari ini

mengadakan pertemuan ini? Saya beri tahu anda semua, hal apa pun yang dilakukan

pengikut Dafa pada hari ini dalam sejarah, semuanya adalah sangat penting. Kemarin

saya masih mengatakan, bahwa pengikut Dafa melakukan apa saja, masyarakat

manusia yang tidak lama kemudian juga akan ikut melakukan. Saat kini di masa

pelurusan Fa, segala sesuatu di atas dunia sedang bergerak dalam kisaran Dafa, ini

adalah pasti, karena Triloka diciptakan demi pelurusan Fa.”

Lebih lanjut dikatakan dalam ceramah yang sama:

“Ketika moralitas masyarakat manusia merosot hingga tahap yang demikian, konsep

manusia juga telah terjadi perubahan yang demikian. Maka setelah mengalami

perubahan dan berkembang hingga tahap begini, ingin agar manusia sendiri

melangkah kembali semula adalah tidak mungkin. Orang apa pun, teori apa pun, cara

apa pun juga tidak dapat membuat manusia kembali lagi, hanya Dafa yang mampu

28

mengatasi. Kalian adalah datang mengikuti saya menolong semua makhluk,

bersamaan pula, di dalam makna kita menolong semua makhluk juga mengandung

penolongan terhadap moralitas manusia serta manusia yang tertolong itu kelak akan

bagaimana eksis, bagaimana hidup dan hidup di bawah kondisi bagaimana. Dapat

juga dikatakan, pengikut Dafa tidak hanya menolong semua makhluk, juga sedang

membuka sebuah jalan hidup manusia yang sebenarnya bagi semua makhluk di masa

mendatang. Semua ini adalah yang sedang dilakukan oleh pengikut Dafa di dalam

membuktikan kebenaran Fa.”

Demikian sekelumit pengalaman dan pemahaman saya. Terima kasih kepada Shifu

atas penyelamatannya dan salam gigih maju kepada rekan-rekan praktisi.

Heshi

Bachtijar - Juli 2008

* * * * * * * * * * * * *

Pentingnya Menjaga Pikiran Lurus Dalam Berbagai Situasi

Salam hormat kepada Guru, salam kepada rekan-rekan praktisi.

Saya, Sukendro praktisi asal Jakarta dan memperoleh Dafa pada tahun 2001.

Berikut saya hendak berbagi pengalaman saya mengatasi gangguan pada penglihatan

dan melakukan klarifikasi fakta melalui telepon ke China.

Gangguan Penglihatan pada Mata

Sekitar dua tahun yang lalu, para praktisi melakukan penyebaran koran Era Baru

skala besar, terutama ke wilayah pemukiman orang-orang Tionghoa, dimana saya

secara aktif turut serta dalam kegiatan tersebut. Suatu hari, tiba-tiba mata sebelah kiri

terganggu, penglihatan terasa kabur. Pada awalnya saya tidak terlalu

mempedulikannya, namun keadaan semakin memburuk. Semula saya menduga

mungkin karena katarak, jadi saya mengunjungi seorang dokter spesialis mata,

ternyata dokter tersebut tidak dapat menjelaskan akar permasalahannya dan hanya

menyatakan telah terjadi infeksi mata, memberikan resep obat anti-infeksi. Karena

ada keraguan, saya tidak makan obatnya.

Minggu demi minggu berlalu, meskipun penglihatan terganggu dan kabur, menyadari

tanggung jawab penyelamatan makhluk hidup yang diemban setiap praktisi pada

masa Pelurusan Fa, saya tetap turut serta membagikan Koran Era Baru secara

konsisten dan terus hadir pada lokasi tempat latihan Gong kami.

Suatu sore setelah diskusi telepon dengan seorang yang saya anggap pakar dalam hal

katarak, saya menjadi bertambah yakin bahwa masalah pada penglihatan saya adalah

katarak. Kemudian saya berencana pergi ke dokter spesialis ternama untuk

29

pemeriksaan katarak. Dan setelah bertanya kepada beberapa kerabat, saya

direkomendasikan agar pergi ke dokter tertentu, tetapi karena dokter ini sangat

ternama, saya harus menunggu sekitar satu mingguan.

Saat tiba waktu konsultasi, saya didampingi keluarga dan saudara. Hati bertambah

bingung dan khawatir bahwa yang semula saya duga gejala katarak, ternyata menurut

dokter spesialis ini bukan katarak. Saat itu juga dokter segera melakukan pemeriksaan

lain dengan peralatan canggihnya. Sebelumnya kedua mata saya diberikan obat tetes,

terasa sangat pedas. Menurut hasil pemeriksaan, telah terjadi pendarahan pada mata

kiri saya. Dokter tersebut segera memberikan resep obat dengan tujuan

menghentikan pendarahan agar tidak bertambah parah.

Setelah meminum obat, sore harinya saya merasa tidak tahan, rasa sakit kepala yang

belum pernah saya alami. Bersama istri, saya segera pergi ke rumah sakit terdekat, di

mana dokter jaga menyarankan rawat darurat agar dokter spesialis otak dapat segera

melakukan pemeriksaan. Setelah diperiksa, ternyata obat yang diberikan spesialis

mata merupakan obat pengental darah (untuk mengurangi meluasnya pendarahan).

Karena tubuh saya tidak dapat menerima, obat itu berefek menaikkan tekanan darah

secara dramatis. Saat itu saya diberikan infus untuk mengencerkan darah kembali dan

dianjurkan agar dirawat inap. Dalam hati timbul perasaan bahwa saya tidak perlu

rawat inap, saya akan baik-baik saja dan saya utarakan ke pihak rumah sakit.

Kemudian saya diminta menjalankan pemeriksaan darah. Hasil tes darah terlihat rata-

rata nilainya di luar dari yang semestinya.

Dokter spesialis otak merujuk saya ke dokter spesialis mata lainnya, kemudian dokter

spesialis mata ini menyarankan saya menemui spesialis yang lain lagi. Seperti di-

pingpong ke berbagai dokter spesialis tanpa akhir. Setelah diperiksa di sana-sini,

akhirnya dokter spesialis mata yang terakhir menyatakan bahwa mata dengan

penglihatan kabur ini sudah merupakan yang terbaik, dia mengatakan akan memberi

suntikan ke dalam mata untuk mengantisipasi keadaan semakin memburuk. Baru saat

itulah bangkit pikiran lurus saya, bahwa apa yang dikatakan dokter itu sesungguhnya

tidak berlaku untuk saya, bukankah saya orang Xiulian? Pulang ke rumah saya

meminta istri agar membatalkan semua janji dengan dokter-dokter lainnya. Saya

percaya akan segera sembuh setelah melewati waktu sekian lama. Saya mulai tidak

mempedulikan gangguan penglihatan tersebut dan sepenuhnya menyangkal

pengaturan kekuatan lama. Saat pikiran lurus seorang praktisi muncul, Dafa

menunjukkan keagungannya: hanya dalam beberapa minggu, mata saya sembuh

kembali tanpa bantuan obat-obatan. Bahkan tanpa saya sadari, pikiran bahwa saya

terkena penyakit telah dilepaskan. Selama proses ini, pada permukaan seperti yang

tertera pada diagnosa para dokter terlihat sangatlah menakutkan dan mencemaskan.

Setiap menemui dokter, acapkali dikatakan sangat sayang kalau saya sampai

kehilangan penglihatan, padahal masih muda. Saya merasa sangat beruntung dapat

menjadi pengikut Dafa pada masa Pelurusan Fa, dan mengingat baik-baik ajaran Guru:

“Kami mengatakan, baik atau buruk yang akan terjadi berasal dari pikiran sekilas

30

seseorang, beda pikiran sekilas ini juga akan membawa konsekuensi yang berbeda.”

(Zhuan Falun, Ceramah 4).

Klarifikasi Fakta dan Menyelamatkan Makhluk Hidup Melalui Telepon ke

China

Banyak cara yang bisa digunakan oleh para praktisi untuk klarifikasi fakta, salah

satunya adalah klarifikasi lewat telepon. Karena fitnahan, kebohongan yang terus

dihembuskan Partai Komunis China melalui media-medianya, masih banyak orang

yang belum mengetahui fakta kebenaran Falun Dafa, terutama di China. Dari hasil

klarifikasi melalui telepon selama ini, sungguh terasa orang-orang sedang menunggu

kita untuk menyelamatkan mereka. Masih banyak orang yang tidak tahu tentang

keindahan dan keagungan Dafa, dan banyak yang teracuni oleh kebohongan Partai

Komunis China.

Saya mengingat kembali kata-kata Guru dalam “Ceramah Fa Keliling Amerika Utara

tahun 2002”:

“Kalian jangan meremehkan selembar brosur, sebuah materi bacaan, sebuah

pembicaraan telepon, sebuah faksimile serta berbagai informasi yang ditujukan ke

dalam negeri (Tiongkok), efek kegunaannya adalah cukup besar, efek kegunaannya

yang menggentarkan dan memusnahkan terhadap kejahatan adalah besar sekali,

betul-betul adalah besar sekali"

Ceramah Fa pada Konferensi Fa Chicago tahun 2004: “Segala sesuatu yang dilakukan

oleh pengikut Dafa di daerah lain semua adalah dilakukan berkisar pada tubuh utama

Dafa di daratan Tiongkok ini, untuk menghentikan penganiayaan kejahatan,

mengurangi tekanan terhadap pengikut Dafa di daratan Tiongkok, juga sedang

membantu pengikut Dafa di daratan Tiongkok mengklarifikasi fakta. Secara

keseluruhan, dilihat dari situasi pembuktian kebenaran Fa secara kesatuan dari

pengikut Dafa, semua pengikut Dafa secara dasar dapat mengembangkan fungsinya

sebagai pengikut Dafa di masa pelurusan Fa.”

Awalnya, saya diminta oleh rekan praktisi untuk mempelajari cara menelepon ke

China. Setelah mempelajarinya, segera saya coba sendiri di rumah dan tidak berhasil.

Setelah beberapa waktu saya dengan segala upaya mencoba lagi dan walaupun dapat

terhubung keluar, hasilnya tetap tidak sempurna. Kadangkala timbul rasa frustasi.

Rekan-rekan praktisi yang berada di luar negeri ikut membantu, walaupun demikian

hasil tetap sama, masih tetap tidak sempurna dan banyak hambatan.

Hingga kurang lebih sebulan kemudian saya baru berhasil mendapatkan sambungan

kabel telepon lain untuk dicoba kembali. Ternyata baru diketahui bahwa pada

sambungan kabel yang saya pasang, ada bagian yang kendor. Mulai saat itulah saya

baru mulai dapat melakukannya dengan baik. Namun demikian, gangguan tidak

berhenti begitu saja, muncul lagi beberapa hal lainnya.

Pada tahap awal sebelum memulai panggilan telepon, saya memancarkan pikiran

lurus terlebih dahulu di depan perangkat telepon, hal ini berlangsung setiap hari

31

hingga kurang lebih sebulan. Hingga sekarang tetap saya tambahkan saat melakukan

pemancaran pikiran lurus secara global pada empat waktu yang telah ditetapkan.

Pada suatu pagi, sambungan telepon terputus sehingga saya tidak dapat menelepon

keluar, setelah diperiksa ternyata ujung sambungan telepon terputus. Di lain waktu

terjadi lagi kabel yang baru dibeli ternyata setelah dipakai hanya beberapa hari

terputus pada pertengahan kabel, hal mana tidak dapat terlihat dari luar, sempat

membuat saya bingung karena tidak terdeteksi, apalagi mengingat kabelnya baru.

Akhirnya setelah diperiksa berulang-ulang, baru ditemukan permasalahannya. Pada

akhir bulan Juni 2008, ada lagi kejadian dimana kabel A dan B yang berfungsi baik

selama ini, tiba-tiba pada pada suatu pagi saat saya hendak menggunakannya sudah

tidak berfungsi, setelah saya mencoba balikkan konektor kabelnya ternyata bisa.

Padahal tempat saya memasang teleponnya tidak ada orang lain yang mengganggu,

hingga sekarang kabel tetap dalam posisi terbalik namun tetap berjalan dengan baik.

Apa yang hendak saya utarakan di sini, adalah segala hal yang pada permukaan

terlihat seperti ‘gangguan teknis,’ berdasarkan pemahaman saya, sesungguhnya

merupakan suatu bentuk gangguan kejahatan pada dimensi lain untuk merintangi

upaya klarifikasi fakta kita. Saya menyadari proses pengiriman materi klarifikasi

melalui telepon juga merupakan proses meluruskan dan meningkatkan diri.

Pada awalnya, saya sangat memperhatikan reaksi pendengar telepon. Merasa senang

jika mereka mau mendengar apalagi menyatakan mundur dari PKC, dan merasa

kecewa kalau telepon segera ditaruh sebelum didengar hingga selesai. Beberapa kali

mengalami penolakan, saya pikir bahwa saya harus utamakan belas kasih dalam

melaksanakan ini. Selain itu, jangan sampai timbul keterikatan mengharapkan atau

memaksakan sesuatu dan tanpa sadar mengedepankan keinginan sendiri dan

menyikapinya dengan sifat hati manusia. Pendengar telepon mau mendengar atau

tidak, hati ini tidak boleh ikut tergerak. Selama dalam proses tersebut, yang

dipertahankan adalah belas kasih dan pikiran lurus.

Guru berkata pada “Ceramah Fa pada konferensi Fa di New York Tahun 2008”:

“Memang, ada sebagian orang berbuat sangat buruk, dia telah kehilangan

kesempatan yang ditakdirkan, telah kehilangan kesempatan, itu sudah tidak dapat

diselamatkan. Tetapi sebagai pengikut Dafa, juga adalah berkultivasi dalam

kesesatan, menolong manusia di dalam kesesatan, sehingga tidak dapat

membedakan hal-hal tersebut. Maka kalian dapat menjumpai kesulitan, dapat

menjumpai orang yang tak dapat diyakini dengan alasan yang masuk akal,

sesungguhnya ada sebagian orang memang tidak dapat diselamatkan, tidak pantas

diselamatkan, kalian juga akan menjumpai mereka. Namun jangan dikarenakan hal

tersebut sehingga mempengaruhi klarifikasi fakta, mempengaruhi cara-cara klarifikasi

fakta, atau telah mengubah cara kerja yang benar dari kalian.”

32

Mohon tunjukkan dengan belas kasih apabila ada sesuatu yang kurang tepat.

Terima kasih Guru! Terima kasih rekan-rekan praktisi! Heshi!

Jakarta, 5 Juli 2008

* * * * * * * * * * * * *

Pengalaman Wayan Sumiarta

Salam hormat kepada Shifu, salam kepada rekan-rekan praktisi.

Nama saya Sumiarta praktisi dari Bali.

Klarifikasi Lewat Pesan SMS dan Xiao Bang Shou

Dalam Tanya Jawab Chicago, 26 juni 1999 Shifu berkata “Anda semua tahu benda

apapun di saat ia begitu dihasilkan ia sudah memiliki jiwa, termasuk mesin dan barang

produk yang dihasilkan oleh pabrik. Asalkan suatu benda berhasil diproduksi, begitu

barang produknya muncul, dalam ruang dimensi lain ia sudah diisi dengan sebuah

kehidupan, oleh sebab itu benda apapun juga adalah hidup.”

Shifu juga berkata “…sesungguhnya segala sesuatu di atas dunia ini bukan secara

kebetulan. Sebuah kehidupan, sebuah benda, semuanya adalah datang demi Dafa ini,

terbentuk demi Dafa, tercipta demi Dafa, termasuk seluruh manusia.” (Ceramah Fa

Washington DC 24 Juli 2004)

Terciptanya phonsel dan Xiao Bang Shou juga tidak suatu kebetulan, jadi dia juga

adalah suatu kehidupan yang eksis demi Dafa, tercipta demi pelurusan Fa yang dapat

membantu kita dalam membuktikan kebenaran Fa.

Suatu hari saya mendapat e-mail dari teman praktisi mengenai program SMS ke

Daratan Cina yang berisi pesan Tuidang (mundur dari PKC) berbahasa Mandarin

beserta nomor-nomor phonsel orang-orang di daratan Cina. Saya sangat antusias

menanggapinya. Saya pahami ini suatu hal yang luar biasa. Kebanyakan mereka yang

teracuni kebohongan PKC adalah etnis Tionghoa. Sementara saya tidak bisa

berbahasa Mandarin sehingga menjadi halangan bagi saya untuk klarifikasi fakta ke

mereka. Begitu juga kalau orang-orang dari Cina daratan mendekati tempat latihan

kami kebanyakan dari mereka tidak mau menerima brosur yang kami berikan, mereka

kelihatan ketakutan. Kita bisa bayangkan bila saatnya tiba akan ada berapa banyak

makhluk hidup akan turut termusnahkan apabila di hati mereka berisi hal-hal yang

tidak baik tentang Dafa dan tidak menentukan sikap mundur dari PKC.

Seperti apa yang Shifu katakan “Seseorang tidak mundur dari partai, niscaya adalah

satu elemen, satu partikel darinya, satu bagian yang terbentuk olehnya, maka juga

telah menjadi objek yang dibasmi oleh para Dewa." (Memutar Roda Kepada Dunia

Manusia)

33

Saya meminta untuk dikirimi pesan singkat dan beberapa nomor phonsel. Setelah

dikirim saya mulai dengan cara baru dalam membuktikan kebenaran Fa. Saya

mencoba mengirim pesan ke beberapa nomor tetapi tidak bisa terkirim. Saya

mencobanya berulang kali juga tetap tidak mau terkirim. Saya mencari kedalam pasti

ada yang kurang pada diri saya. Saya memancarkan pikiran lurus, pesan yang saya

kirim ini siapapun tidak boleh menghalangi, ini adalah demi makhluk hidup bisa

terselamatkan. Setelah itu baru muncul dalam benak saya bahwa saya kurang

menyertakan kode negara +86 untuk Negara Cina. Setelah itu SMS berjalan lancar

semua sukses terkirim.

Tapi dalam hati ada keraguan walaupun di laporan phonsel saya pesan itu sukses

terkirim, saya masih ragu apakah pesan SMS ini dapat mereka terima. Lalu saya

mencoba menelpon langsung ke salah satu nomor dan ia mengangkatnya. Saya

bingung apa yang harus saya katakan, lalu terbersit sekilas pikiran untuk bilang

''Falun Dafa Hao''. Ia menjawab dengan bahasa Mandarin, saya tidak mengerti apa

yang ia katakan. Saya mengatakan ''Falun Dafa Hao'' beberapa kali lalu telpon saya

tutup. Saya merasa dengan pesan singkat SMS sangat efektif sekali. Ia bisa langsung

diterima oleh pemilik phonsel tersebut dan mau tidak mau mereka pasti membaca

pesan yang dikirim. Lagi pula ia tidak mengenal batasan tempat dan waktu, kapan

kita ada waktu luang kita bisa melakukannya. Ada beberapa dari mereka membalas

SMS yang dikirim. Karena saya tidak bisa membacanya lalu saya teruskan pesan itu ke

teman praktisi yang bisa berbahasa mandarin dan minta jawaban untuk dikirim balik.

Dengan adanya balasan dari mereka ini menambah keyakinan saya bahwa pesan itu

mereka terima dan mereka membacanya.

Setelah sukses melakukan sendiri, saya mengajak beberapa teman bersama-sama

melakukannya. Pada awalnya saya berpikir ini hanya bisa dilakukan bagi mereka

yang punya phonsel yang ada fasilitas bahasa Mandarin saja. Tetapi ternyata tidak.

Semua phonsel bisa melakukannya. Ini berawal saat seorang praktisi sangat gelisah

ingin melakukan sendiri dari phonselnya. Tetapi phonselnya tidak bisa membaca

karakter Mandarin, yang terlihat hanya kotak-kotak saja. Kami melakukan percobaan.

Dia mengirim pesan yang kotak-kotak itu ke phonsel saya ternyata yang saya terima

berupa karakter Mandarin. Percobaan ini menjebol halangan bagi teman-teman yang

phonselnya tidak bisa membaca karakter Mandarin, sehingga lebih banyak teman-

teman yang bisa melakukan hal ini dan lebih banyak dari mereka terselamatkan.

Pesan-pesan SMS tiap periode waktu tertentu diperbaharui menurut situasi. Kami juga

ada beberapa SMS yang khusus ditujukan kepada mereka yang bertanggung jawab

langsung terhadap penganiayaan. Mereka ini benar-benar teracuni. Beberapa hari

yang lalu saya mendapat jawaban dari wakil kepala pengadilan kota Renqiu. Jawaban

SMS darinya bernada menghina. Dengan bantuan teman praktisi kami menjawabnya

dengan belas kasih.

34

Halangan terjadi di saat pikiran lurus saya kurang kuat. Di saat pulsa habis dari rumah

sudah berencana mau membeli pulsa, tetapi tidak jadi sampai beberapa hari pulsa

saya kosong sehingga tidak bisa melakukan SMS. Begitu juga di saat akan melakukan

SMS disibukkan dengan pekerjaan lain yang tidak berarti sehingga lupa. Saya

menyadari ini adalah gangguan yang sangat serius. Saya belajar Fa, memperkuat

pikiran lurus untuk menerobosnya.

Segala sesuatu yang kita lakukan untuk membuktikan kebenaran Fa bukan hal yang

sederhana. Shifu berkata “Setiap hal yang dilakukan oleh pengikut Dafa juga jangan

dipandang kecil. Sepatah kata, sehelai selebaran, sebuah klik (tekanan) yang ditekan

di atas keyboard, sebuah pembicaraan telepon, sepucuk surat dari anda, semuanya

memerankan fungsi yang sangat besar; kehidupan yang telah mengerti fakta

sebenarnya juga merupakan media hidup, mereka juga sedang mengklarifikasi fakta.

Akan menimbulkan pengaruh yang sangat besar di tengah masyarakat. Anda sekalian

juga telah melihat hasilnya, juga telah melihat satu sisi kalian yang mempunyai

keampuhan itu, oleh sebab itu pengikut Dafa seterusnya masih tetap tiga hal ini yang

dilakukan: mengkultivasi diri sendiri dengan baik, mengklarifikasi fakta, dan

memancarkan Zheng Nian memberantas kejahatan.” (Chicago, 22 juni 2003)

Berbeda halnya dengan Xiou Bang Shou (XBS), ia adalah sebuah alat yang berguna

untuk Klarifikasi Fakta secara langsung ke Tiongkok melalui telepon internet. XBS

terdiri dari voip modem, internet dial up modem dan konektor. Untuk bekerja, XBS

harus dibantu sebuah perangkat komputer dan koneksi internet broadband. XBS

bekerja secara otomatis menelpon nomor-nomor telepon yang ada di Tiongkok dan

begitu tersambung akan menyiarkan secara otomatis program suara yang sudah

direkam sebelumnya, seperti suara kebenaran Dafa, pengambilan organ, bencana

alam, gempa bumi, peristiwa Flusing dan banyak lagi. Jadi kita tidak perlu berbicara

dengan orang-orang yang mengangkat telepon. Pesan yang disampaikan lebih detail

dari pada SMS. Dan mereka bisa langsung mundur dari PKC dengan menekan tombol

angka 2, 3, atau 4 pada pesawat telepon mereka. Xiou Bang Shou ini memang adalah

alat yang khusus dibuat dengan tujuan menelepon secara systematis kepada

masyarakat yang ada di daratan China. Jadi alat ini juga berfungsi sebagai alat

klarifikasi fakta.

Banyak halangan yang saya hadapi di saat awal mau memasang alat ini. Alat sudah

dikirim tapi belum bisa beroperasi karena gangguan dalam pemasangan koneksi

internet broadband. Hujan yang terus menerus, teknisi jatuh dari tiang, walau tidak

ditempat kami tapi menghambat pekerjaannya, laptop teknisi yang dipasang rusak,

setelah dipasang tidak ada signal sehingga harus ditambah boster, setelah signal

bagus, baru akan dicoba stasiun pusat internet kena petir, sehingga harus menunggu

beberapa hari untuk bisa beroperasi. Ini ujian bagi saya. Saya mencari kedalam dan

menyadari, untuk menjalankan XBS ini dibutuhkan waktu dan komitmen yang cukup

besar dan juga pikiran lurus yang kuat karena XBS ini juga adalah salah satu senjata

Fa bagi praktisi untuk klarifikasi Fakta, tentu kejahatan tidak tinggal diam. Kelancaran

program XBS ini sangat berhubungan dengan kondisi Xiulian dan Pikiran Lurus kita

sebagai individu maupun sebagai satu kesatuan tubuh.

35

Banyak keterikatan saya terekspose dalam menjalankan alat ini. Satu ketika saya

memeriksa folder XBS yang berisi data mereka-mereka yang telah menentukan sikap

mengundurkan diri dari PKC. Hati saya tergerak merasa senang bukan main karena

banyak yang mundur dari PKC dan mereka terselamatkan. Setelah itu banyak

gangguan terjadi, internet selalu putus sehingga siaran XBS terhenti beberapa hari. Di

saat mau membeli pulsa, tidak bisa walau sudah dengan jalan yang menurut saya

benar. Selama beberapa hari saya mencoba untuk membeli pulsa tetapi gagal. Saya

sadari dalam hal ini bukan alatnya yang salah, bukan internetnya yang bermasalah

tetapi diri saya sendiri yang ada celah kebocoran terlalu senang sehingga kejahatan

memanfaatkan celah ini untuk mengganggu. Shifu dalam Zhuan Falun berkata

“..Sekali gembira sudah merupakan keterikatan hati, rasa puas diri.” hari berikutnya

saya mencoba lagi membeli pulsa dengan suasana hati yang berbeda, aneh dengan

cara yang sama transaksi bisa diterima.

Pernah juga suatu hari ketiga XBS tidak ada yang angkat sama sekali. Saya curiga

kenapa ke tiganya bermasalah. Saya cek semua alat tidak ada masalah. Setelah

menelpon teman praktisi diingatkan untuk cek pulsanya dan ternyata benar satu hari

full XBS jalan tanpa pulsa. Ini celah kebocoran yang serius. Saya tidak memandang

penting pekerjaan ini lupa memeriksa segala penunjang pengoperasian saat mulai

menjalankannya.

Meluruskan Diri Sendiri Dalam Melewati Ujian

Beberapa bulan yang lalu saya mengalami kecelakaan jatuh dari sepeda motor

sepulang dari latihan pagi. Pergelangan kaki kanan bengkak sehingga saya tidak

dapat berjalan. Saat itu hati saya sempat goyah terjadi perdebatan sengit dalam diri.

Satu sisi mendesak untuk melakukan pemeriksaan medis atau ke pengobatan

alternatif. Sisi yang lain membisikkan anda adalah orang Xiulian bukan manusia biasa.

Saat terjadi peperangan batin ini terngiang kata-kata Shifu dalam ceramah Fa untuk

praktisi Australia “…tidak pernah terdengar bahwa Dewa di atas langit bila ada suatu

masalah, timbul suatu masalah lalu mencari manusia di bumi untuk

menyelesaikannya....” Saya sadar bahwa saya adalah orang Xiulian yang sangat jauh

berbeda dengan manusia biasa didalam memandang suatu masalah. Prinsip yang

berlaku adalah berbeda. Ini adalah ujian bagi saya. Shifu berkata “..setiap rintangan

setiap kesulitan selalu merupakan persoalan untuk dapat berkultivasi atau jatuh ke

bawah” (Zhuan Falun).

Lalu saya mencoba menghubungi salah seorang teman praktisi untuk minta

bantuannya, tetapi teleponnya tidak aktif. Akhirnya saya mengambil buku Zhuan

Falun dan membacanya dengan hati tenang tidak menghiraukan kaki yang

membengkak. Selang beberapa menit teman praktisi yang tadi saya coba hubungi

36

tiba-tiba datang dan saya minta bantuannya agar membalut kaki saya supaya bisa

diangkat.

Saat itu di daerah kami ada kegiatan klarifikasi turun ke ruas-ruas jalan. Saya

membayangkan teman-teman di bawah terik matahari dari gang ke gang, rumah ke

rumah, pintu ke pintu menyebarkan informasi tentang kebenaran Falun Dafa. Hati

saya menangis karena saya hanya bisa berbaring di tempat tidur tidak dapat lagi bisa

bergabung dengan mereka. Dengan kejadian ini saya mencari ke dalam dan

menemukan banyak celah kebocoran dalam perjalanan Xiulian saya. Saya sadari

semakin menjelang terakhir tuntutan kita semakin ketat kita harus sesuai dengan

tuntutan dimana tingkat kita berada. Sedikit celah kebocoran akan dimanfaatkan oleh

kejahatan untuk menganiaya kita.

Saya tidak mengakui penganiayaan ini. Supaya bisa berjalan, saya memakai tongkat

penyangga sehingga tidak lagi memberatkan orang lain, dimana sebelumnya saya

selalu digendong saat mau pergi ke kamar kecil atau ke dapur. Banyak teman-teman

berkunjung ke rumah, baik baca bersama maupun yang hanya sekedar melihat

kondisi saya. Beberapa dari mereka memberi saya uang mungkin karena kasihan

melihat kondisi saya. Saya menolaknya dengan baik-baik, tapi mereka bersikeras.

Saya serba salah, untuk menyenangkan hatinya saya terima saja. Saya sadar ini ujian

lagi untuk saya. Saya adalah seorang praktisi Xiulian tidak layak menerima pemberian

ini. Lalu uang pemberian itu saya belikan pulsa untuk keperluan SMS ke Cina.

Selang beberapa hari saya pergi ke dokter untuk mencari surat keterangan bahwa

saya sementara tidak dapat bekerja. Dokter menyarankan untuk foto rontgen. Saya

dikasi surat rujukan. Sampai di rumah saya berpikir, kalau di foto rontgen saya jadi

tahu keadaan kaki saya. Begitu mengetahui tentunya menjadi beban pikiran bagi

saya. Saya teringat kata Shifu dalam Zhuan Falun “Oleh karena itu kalian coba

pikirkan, anda telah meminta dia meramal, bukankah anda sudah mendengar maupun

percaya? Bukankah itu telah menyebabkan beban psikologis? Menyebabkan beban,

hati anda memikirkannya, bukankah itu adalah keterikatan hati? Lalu bagaimana

keterikatan hati ini dapat disingkirkan? Apakah bukan secara buatan telah menambah

lagi suatu kesulitan? Apakah tidak harus mengalami penderitaan yang lebih banyak

baru dapat menyingkirkan keterikatan hati yang timbul ini?..”Maka saya putuskan

untuk tidak melakukan pemeriksaan medis apapun, sehingga sampai saat ini saya

tidak tahu apakah tulang pergelangan kaki saya patah atau tidak. Saya mengompres

kaki yang bengkak dengan air hangat. Setiap hari saya disibukkan dengan rutinitas ini.

Sampai akhirnya saya menyadari ini keterikatan lain yang ada pada diri saya. Untuk

apa saya mengompresnya? Dalam hati ada keinginan supaya cepat sembuh, bengkak

agar cepat mengempis, di hati yang paling dalam belum bisa melepas keterikatan ini.

Walau di permukaan saya kelihatan gigih pergi keluar ikut melakukan latihan

bersama, baca bersama, berkoordinasi, melakukan workshop, mencari ruangan untuk

konferensi hari ini, saya melakukan dengan bantuan tongkat penyangga. Saya

berdalih tidak mengakui pengaturan kekuatan lama, sementara di hati masih

37

menggenggam keterikatan ingin cepat sembuh agar dapat melakukan pekerjaan Fa.

Hati ini digenggam oleh kejahatan sehingga tongkat penyangga terlalu lama bersama

dengan saya.

Saya merasa ditampar saat membaca ceramah Shifu New York, 21 Nopember 2004.

Shifu berkata “Ada orang mengatakan, setelah sembuh dari penyakit saya dapat

melakukan berapa banyak hal yang baik untuk Dafa, mengapa penyakit saya tidak

sembuh? Karena kesembuhan anda, Xiuilan anda, anda menjadi pengikut Dafa,

semuanya membawa syarat, berkat sembuhnya penyakit anda maka anda baru

berkultivasi, anda baru percaya. Xiulian adalah tanpa syarat, tanpa ada yang dimohon

namun memperoleh dengan sendirinya.“ (Tanya Jawab Konfrensi Fa International New

York, 21 Nopember 2004)

Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada teman praktisi yang selalu

mengingatkan saya. Setiap ia melihat saya keluar latihan dan melihat saya masih

memakai tongkat dia berkata, “Lo kok tongkatnya belum dibuang pak?” Shifu

mengingatkan saya lewat teman ini. Kata-kata itu seraya memukul saya agar saya

memperkuat pikian lurus dan melewati penderitaan ini dengan pikiran lurus. Begitu

pikiran lurus muncul tongkat juga akan dengan sendirinya dibuang. Shifu berkata ,

“Bagi orang Xiulian, yang ditekankan adalah pikiran lurus. Jika pikiran lurus sangat

kuat, apapun juga dapat anda tangkal, apapun dapat dilakukan. Karena anda adalah

orang Xiulian, anda adalah orang yang melangkah di atas jalan Dewa, anda adalah

orang yang tidak dikendalikan oleh unsur-unsur manusia biasa dan prinsip hukum

tingkat rendah.” (Tanya Jawab Ceramah Fa di Los Angeles, 25 Februari 2006)

Pada suatu hari teman praktisi yang satu tempat kerja dengan saya menyampaikan

komentar teman-teman di tempat kerja berkenaan dengan keadaan saya. Ada yang

berkata “kapan bisa sembuh kalau tidak dibawa ke dokter, sementara tamu sekarang

ramai pekerjaan banyak.” Hati saya tergerak mendengarnya. Tetapi dengan cepat

saya sadari ini adalah petunjuk dari Shifu lewat perkataan manusia biasa untuk

menunjukkan keterikatan saya, keterikatan akan kenyamanan. Saya berpikir saya

akan bekerja setelah sembuh total dan tidak memakai tongkat lagi. Tetapi Shifu

mengingatkan saya bahwa saya adalah seorang praktisi bukan manusia biasa. Maka

dari itu saya memutuskan untuk masuk kerja. Anggota tubuh saya yang lain tidak

cedera sehingga masih bisa melakukan pekerjaan. Esoknya saya menelpon manager

tempat saya bekerja memberitahu bahwa saya akan bekerja, tolong saya dipindah

sementara ke tempat yang memungkinkan saya bisa bekerja dengan kondisi kaki

belum normal. Dia menyarankan saya untuk istirahat dulu tapi saya mengatakan saya

masih bisa kerja. Karena desakan saya akhirnya saya dipindah sementara ke bagian

lain.

Hari pertama saya bekerja banyak teman-teman yang bertanya, anda kenapa? Apa

ada yang patah? Apa sudah ke dokter? Saya bilang sudah. Apa sudah ke tukang pijat?

38

Saya bilang sudah. Setiap yang bertanya seperti itu saya jawab sama. Sampai suatu

malam saya merenung dan baru menyadari akan pengaturan Shifu. Saya mengalami

kejadian ini tidak suatu kebetulan banyak teman-teman menghampiri saya tanpa

diundang kenapa saya tidak mengatakan fakta kebenaran kepada mereka.

Sebenarnya ini merupakan kesempatan bagi saya untuk membuktikan kebenaran Fa.

Kenapa saya tidak berkata jujur bahwa saya tidak menggunakan terapi medis apapun

dan hanya berlatih Falun Dafa. Saya menangis dalam hati apakah saya seorang

praktisi Falun Dafa? Setelah mencari ke dalam saya menemukan keterikatan saya,

yaitu takut dibilang ekstrim. Di mata manusia biasa kaki bengkak seperti itu kelihatan

ekstrim kalau tidak melakukan pemeriksaan medis apapun. Saya masih berdalih

membenarkan diri bahwa memang saya sudah ke dokter tetapi hanya untuk minta

surat keterangan dan sudah dipijat karena saya kadang-kadang memijatnya sendiri.

Tentunya di benak mereka tidak berpikir seperti itu. Ini adalah menyangkut apakah

dalam situasi menderita seperti itu apakah kita masih bisa membuktikan kebenaran

Fa. Seandainya saya katakan saya ke dokter spesialis A atau ke tukang pijat B kalau

saatnya mereka melihat saya bisa berjalan normal apa yang ada di benak mereka.

Tentunya dokter A atau tukang pijat B bukan Falun Dafa. Padahal semua ini berkat

Dafa.

Esoknya saya masuk kerja dengan hati yang berbeda, saya akan mengatakan apa

adanya terhadap mereka yang bertanya. Dan benar ada beberapa teman mendekati

saya dan menanyakan hal yang sama. Setiap teman yang bertanya saya menjawab,

“saya tidak melakukan pemeriksaan medis, saya hanya berlatih Falun Dafa.” Di sini

baru saya bisa melihat sikap mereka terhadap Falun Dafa. Ada yang positif, ada juga

yang negatif. Yang positif, mereka bertanya lebih banyak tentang Falun Dafa. Saya

bisa menjelaskan lebih banyak kepada mereka tentang fakta kebenaran terutama di

lingkungan kerja saya yang baru. Tapi ada juga seorang teman begitu saya

mengatakan saya tidak menggunakan terapi apapun selain berlatih Falun Dafa, dia

memalingkan muka dan pergi begitu saja. Saya merasa kasihan melihatnya. Ada juga

yang mengatakan “Falun Dafa itu bagus tapi pemeriksaan medis juga perlu, gimana

kalau tulang busuk di dalam, nanti bisa diamputasi.” Sikap mereka dan kata-kata

mereka semua menguji hati saya. Itu adalah perkataan manusia biasa, saya adalah

praktisi Xiulian prinsip yang berlaku tentu berbeda. Seperti apa yang Shifu katakan

“Selain itu, jika seseorang ingin Xiulian, bukan merupakan suatu hal yang mudah.

Sudah saya katakan, ini adalah hal yang luar biasa serius, bahkan hal yang melampaui

manusia biasa, dan lebih sulit dibandingkan dengan hal apa pun yang ada pada

manusia biasa. Bukankah itu supernormal? Oleh karena itu ketentuan yang dikenakan

pada anda juga selalu lebih tinggi dibandingkan segala apa pun yang berlaku di

tengah manusia biasa.” (Zhuan Falun)

Di saat istirahat ada teman praktisi mendekati saya mengatakan, ada teman praktisi

yang berkata, “Ia begitu gigih kenapa masih juga dapat masalah seperti itu?” Saya

katakan padanya, “Tolong anda klarifikasi ke mereka, ini merupakan ujian bagi

mereka juga.” Shifu berkata, “Praktisi muncul karma penyakit yang parah, tak lain

39

adalah untuk dua tujuan. Pertama ialah biar dia muncul keadaan seperti ini, lihat

orang di sekitarnya bagaimana memandang hal ini. Lihat bagaimana hati anda

bergolak, lihat apakah hati anda terusik, bukankah ini masalahnya? Jika hati kalian

semua bergolak, wah, dia kultivasinya begitu baik, bagaimana dia bisa begini?

Keterikatannya bangkit, hati manusia semua muncul keluar. Ada yang berpikir: dia

saja begini, apakah saya dapat berhasil? Berbagai macam sifat hati manusia semua

bangkit keluar. Maka kekuatan lama lalu berkata: kami melakukan hal ini betul bukan?

Tujuan kami membiarkan karma penyakitnya begitu parah ialah untuk menguji

mereka apakah berpikiran lurus atau bersifat hati manusia, kami telah berbuat betul

bukan? Coba anda lihat pengikut anda, hati manusianya bukankah semua bangkit

keluar? Ada begitu banyak hati manusia yang bangkit keluar, maka harus disingkirkan

khusus terhadap hati manusia tersebut. Dengan demikian karma penyakit praktisi

bersangkutan diperbesar, untuk melihat apakah kalian masih berkultivasi atau tidak.”

(Tanya jawab San Fransisco 5 Nopember 2005)

Shifu maha belas kasih, satu persatu keterikatan saya muncul bersamaan dengan itu

menyingkirkannya. Begitu kita meluruskan diri sendiri, berasimilasi dengan Fa,

percaya terhadap Shifu dan Fa, niscaya keajaiban akan muncul. Sekarang kedua

tongkat sudah saya lepaskan saya bisa berjalan normal kembali berkat Shifu. “Falun

Dafa Hao”

Dalam Hongyin “Derita Pikiran Dan Hatinya” Shifu berkata,

Mencapai kesempurnaan memperoleh buah status Buddha,

Mengalami penderitaan dianggap bahagia.

Lelah tubuh belum dianggap derita,

Berkultivasi hati paling susah dilewati.

Tiap rintangan harus diterobos,

Di mana-mana semua ada iblis.

Ratusan derita sekaligus menimpa,

Coba melihat bagaimana dia bisa hidup.

Bisa menelan derita dunia,

Keluar duniawi adalah Buddha. 

Ini adalah pengalaman dan pemahaman pribadi saya yang terbatas. Terima kasih

kepada Shifu terhormat, terima kasih kepada teman-teman praktisi.

* * * * * * * * * * * * *

40

Pengalaman Heri Santoso

Salam hormat kepada Shifu, Salam kepada rekan-rekan praktisi.

Nama saya Heri Santoso praktisi dari Bali.

Saya dilahirkan di Trenggalek Jawa Timur. Sudah sembilan tahun menetap di Bali. Tiga

tahun lalu saya sempat pulang ke Jawa dan membuka usaha di sana. Saya kembali ke

Jawa karena di Bali usaha cukup sepi. Namun baru setahun saya menetap di Jawa,

saya terdorong ingin kembali ke Bali. Saya tidak mengerti, mengapa ada keinginan

untuk kembali ke Bali.

Ternyata jodoh pertemuan dengan Fa menanti saya di Bali. Saya masih ingat saat

bertemu teman lama sewaktu mengisi bensin di SPBU. Saya menyapa teman saya dan

bertanya, “Mau kemana Pak?’’ Teman saya menjawab, “Mau latihan meditasi!” Saya

tanya kembali, “Meditasi apa Pak?” Teman saya menjawab, “Falun Dafa!” Teman saya

mengatakan latihan Falun Dafa baik untuk kesehatan dan gratis pula. Saya tanya lagi,

“Apa saya boleh ikut?” Teman saya menjawab, “Boleh, tentu saja boleh!” Saya

berpikir waktu itu, ada latihan bagus untuk kesehatan dan gratis, tidak ada salahnya

saya mencoba. Saya sekedar saja berpikir, kalau baik, saya akan teruskan, kalau

tidak, saya akan berhenti!

Sejak saat itu saya mulai menekuni Falun Dafa. Saya mulai belajar latihan, membeli

buku Zhuan Falun dan buku Gigih Maju. Setelah membaca buku Zhuan Falun, saya

sangat terkejut. Isi buku Zhuan Falun sangat luar biasa, pelajaran ini benar-benar saya

cari-cari selama ini. Dulu semasih kecil kakek saya sering berkata tentang apa itu

“sangkan paraning dumadi” (bahasa Jawa) yaitu “balik kembali ke jati diri yang asli.”

Saya sadar bahwa Falun Dafa adalah ajaran tingkat tinggi. Sesuatu yang tidak dapat

dinilai dengan uang. Dari itu ingin rasanya saya mengabarkan kabar baik ini ke

keluarga di Jawa karena anak dan istri masih di Jawa. Saya putuskan untuk pulang ke

Jawa. Saya mulai menceritakan kebaikan Falun Dafa kepada teman-teman dan

keluarga. Ternyata ada tiga orang yang mau berlatih. Saya di Jawa hanya sepuluh

hari. Saya balik ke Bali lagi untuk bekerja sambil mendalami Falun Dafa. Belum ada

satu bulan saya mendapat kabar rumah di Jawa dilanda banjir. Saya pun pulang lagi

menengok anak istri. Berkat belas kasih Shifu semua selamat tetapi semua ternak

saya habis dibawa air. Saya merenung dan berpikir apakah ini ujian dari Shifu? Saya

teringat kata Shifu “Sebagai seorang praktisi Xiulian, segala kerisauan yang ditemui di

tengah manusia biasa semuanya adalah menjalani cobaan, segala pujian yang dialami

semuanya adalah ujian.” (Gigih Maju I “Orang Xiulian Dengan Sendirinya Berada

Didalamnya”)

41

Shifu selalu mengingatkan untuk mencari ke dalam dan berkultivasi hati. Saya

kuatkan hati, ini mungkin sebagian dari pembayaran karma saya. Langkah saya tidak

surut. Saya masih bisa berlatih Gong di Jawa, malah yang ikut menjadi sembilan

orang. Suatu hari keponakan saya yang berusia 9 tahun ikut diajak ayahnya ke tempat

kami berlatih bersama. Di saat sedang berlatih dia takut sampai bersembunyi di

belakang punggung ayahnya. Dia mengatakan bahwa ia melihat gadis-gadis turun dari

langit menyebarkan bunga. Shifu telah memperkuat keyakinan saya terhadap Falun

Dafa.

Ujian Xinxing

Setelah musibah itu, saya putuskan untuk kembali ke Bali dan menetap di Bali

bersama keluarga di rumah bibi. Dari hari ke hari saya semakin giat belajar dan

berlatih. Kadang sering mengalami pemurnian dan berkat keteguhan terhadap Shifu

dan Fa saya mampu melewatinya. Tubuh semakin ringan dan betul-betul saya merasa

sehat. Kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merokok, berjudi, marah-marah berangsur-

angsur hilang. Istri dan bibi saya sekarang ikut berlatih Falun Dafa. Kami sekeluarga

mendapat keharmonisan dari Falun Dafa.

Pada suatu masa, saat saya kurang belajar Fa, pikiran gelisah, malas, kacau, tidak

tentram. Saya adalah pedagang kerupuk keliling. Suatu ketika saya mendatangi salah

seorang pelanggan dan bertanya, “Ibu mau pesan krupuk berapa?” Ibu itu malah

memarahi saya dan mengomel bahwa kerupuknya tidak laku. Saya sangat terkejut,

kok tumben ibu ini marah-marah! Dengan gontai saya menyebrang jalan. Saya

menganggap ini adalah ujian Xinxing. Tiba-tiba dari arah depan, ada sepeda motor

dengan kecepatan tinggi menabrak saya. Saya tidak bisa menghindar, kaki saya

dihantam roda sepeda motor sampai-sampai sepeda terpental beberapa meter ke

depan. Saya masih tetap dalam posisi berdiri, celana saya robek, kaki saya sedikit

lecet, ternyata Shifu telah menolong saya. Saya tidak apa-apa. Orang-orang

berkerumun dikiranya saya terluka parah. Saya katakan ke mereka saya tidak apa-

apa. Andai kata saya tidak belajar Falun Dafa mungkin akan berakibat fatal. Saya

ingat ceramah Shifu “Kami mengatakan, baik atau buruk yang akan terjadi berasal

dari pikiran sekilas seseorang, beda pikiran sekilas ini juga akan membawa

konsekuensi yang berbeda.” (Zhuan Falun)

Tidak ada kata-kata lagi yang bisa diucapkan selain terima kasih kepada Shifu. Dalam

hati saya berjanji akan menjadi praktisi yang baik.

Klarifikasi Fakta

Setelah saya menonton ceramah Shifu untuk praktisi Australia 2007, Shifu

menekankan untuk melakukan tiga hal dengan lebih baik. Waktu sudah sangat

mendesak. Saya berpikir, waktu sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi, saya harus

mampu memanfaatkan waktu dengan baik. Salah satu dari ketiga hal yang harus

dilaksanakan adalah klarifikasi fakta. Saya malas, takut, dan enggan untuk keluar

klarifikasi fakta. Tapi saya harus lakukan. Pertama kali keluar hati saya dag-dig-dug,

42

panas dingin dan kaki keringatan. Bahkan sepertinya sulit berkata Falun Dafa Baik

kepada orang-orang. Saya berpikir, Shifu pasti membimbing saya. Ketika saya

menyebarkan brosur, ternyata banyak yang bertanya. Dengan gugup saya

menjelaskan. Dan lama kelamaan ternyata saya bisa juga, saya merasa amat senang.

Semakin lama seiring belajar Fa dengan baik saya semakin berani. Saya mulai

berkoordinasi untuk melakukan kegiatan berkelompok membagikan brosur di jalan-

jalan, meminta dukungan Petisi Sejuta Tanda Tangan, masuk kantor keluar kantor

pemerintahan menyebarkan Jurnal Falun Dafa. Pokoknya semua kegiatan bersama

saya selalu ikut. Juga di saat spanduk kami diambil dibawa ke Polres, saya bersama

teman-teman praktisi menghadap menjelaskan fakta kebenaran kepada Bapak Kasat

Intel. Walau pada awalnya kami diterima dengan galak, tetapi dengan belas kasih

kami jelaskan fakta kebenaran. Akhirnya beliau bisa mengerti bahwa Falun Dafa Baik.

Kami juga pernah diundang ke Kodim. Saya dan teman-teman datang menjelaskan

fakta kebenaran dan mereka pun bisa memahami. Terima kasih Shifu, sekarang saya

sudah tidak takut lagi.

Selain melakukan secara berkelompok saya juga melakukan secara pribadi.

Dimanapun saya bertemu orang, saya selalu berusaha berbicara tentang Falun Dafa.

Menceritakan manfaat dan kebaikan Falun Dafa, penindasan yang dialami praktisi di

Cina. Saya selalu membawa brosur dan Koran Epoch Time untuk bahan klarifikasi.

Setiap saya datang ke warung-warung membawa kerupuk, orang-orang berseru “itu

kerupuk Falun Gong datang…!”

Suatu hari saat menghadiri pameran lukisan, saya tertarik akan pengalaman praktisi

Kanada yang menjual ikan dan sambil membawa booklet Falun Dafa. Ditanya oleh

pembeli, “Ibu jualan ikan kok sambil bawa booklet? Ya, saya praktisi Falun Dafa, saya

ingin memberi tahu bahwa teman-teman saya di Cina lagi ditindas.” Dalam perjalanan

pulang saya berpikir ibu-ibu jualan ikan saja bisa, saya juga harus bisa. Saya kan

jualan juga! Tapi bagaimana caranya? Akhirnya saya menemukan ide, saya pasang

gambar-gambar di gerobak kerupuk. Atas bantuan seorang praktisi, saya akhirnya

mendapatkan beberapa gambar. Jadi sebelah kiri dan kanan ada 12 gambar

semuanya. Pada awalnya gambar penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong saya

takut memasangnya. Tapi pada malam harinya saya bermimpi. Sewaktu saya

klarifikasi fakta saya ditangkap oleh banyak polisi, saya meronta-ronta dan

dimasukkan ke dalam sel. Saya merasa sangat takut, saya berpikir pasti teman-teman

praktisi akan membantu saya. Lalu saya terjaga ternyata hanya sebuah mimpi.

Esoknya saya ceritakan mimpi ini kepada rekan praktisi. Ia berkata hati-hati dalam

membawa gambar-gambar itu dan siapkan jawaban kalau ada yang bertanya. Saya

sempat ragu dan bimbang, lalu setelah Fa Zheng Nian saya putuskan untuk

membawanya berjualan.

Setiap saya parkir sepeda motor, gambar yang saya pasang selalu menjadi tontonan

orang-orang. Mereka bertanya, “Mas ini kenapa kok disiksa begini?” Saya menjelaskan

secara teliti tentang penindasan terhadap praktisi Falun Gong di China. Ada yang haru

bahkan menitikkan air mata karena kasihan. Ada seorang tokoh desa bertanya, “Kok

43

berani memasang gambar seperti ini?” Saya lalu menjelaskan bahwa yang saya

pasang adalah fakta kebenaran yang terjadi di China. Yang lain bertanya, “Apa sudah

dapat ijin?” Saya sambil lalu menjawab, “Ngapain harus minta ijin, ini kan gerobak

saya sendiri saya tidak melanggar dan merugikan orang lain?” Lalu orang itupun bisa

mengerti. Ada juga yang mengatakan, “Ini kan dilarang di Cina?” Kesempatan itu saya

gunakan menjelaskan apa sebenarnya Falun Gong dan berklarifikasi fakta. Ada juga

yang mengatakan, “Ini dagang kerupuk, kok ikut-ikutan kampanye!” Apapun

tanggapan masyarakat, positip maupun negatip adalah hal baik bagi saya untuk

mengklarifikasi fakta sehingga banyak masyarakat tahu kebenaran dan kebaikan

Falun Dafa.

Mari kita sama-sama bergegas keluar, banyak masyarakat belum tahu tentang

kebenaran Falun Gong dan mengapa latihan ini mengalami penindasan di China. Kalau

ada kemauan dalam hati, Shifu pasti akan memberi jalan demi penyelamatan makhluk

hidup yang lebih banyak.

Ini adalah pengalaman dan pemahaman saya yang dangkal, mohon tunjukkan apabila

ada yang tidak tepat.

Terima kasih Shifu,

Terima kasih teman-teman praktisi.

44