pprint1

4
Pengaruh Proses Menua Terhadap Perubahan Gingiva Teguh wibowo Mahasiswa kedokteran gigi Program Study Kedokteran gigi Universitas Sriwijaya Palembang - Indonesia Pendahuluan Proses menua atau penuaan adalah sesuatu hal yang tidak dapat kita hindari. Proses tersebut merupakan proses biologik yang alami ditandai dengan berbagai macam perubahan-perubahan jaringan yang disebabkan berbagai faktor serta dipengaruhi oleh waktu. Proses ini juga ditandai dengan kemunduran kemampuan sel dalam menjalankan fungsinya (degeneratif sel) bahkan sampai kematian. Proses ini mempengaruhi berbagai jaringan dan organ dalam tubuh manusia. Hal ini karena proses penuaan mempengaruhi perubahan sel-sel tubuh. Perubahan tersebut termasuk pada perubahan yang terjadi dirongga mulut manusia. Dalam rongga mulut sendiri terdapat beberapa organ, yang diklasifikasikan menjadi jaringan keras dan jaringan lunak. Jaringan keras terbagi atas, gigi. Sedangkan untuk jaringan lunak terdiri atas. Gigi terdiri atas berbagai bagian, mulai dari email, dentin, sementum, pulpa, dan jaringan pendukung gigi. Jaringan pendukung gigi disebut juga sebagai jaringan periodontal. Gingiva merupakan salah satu elemen jaringan yang menyusun periodontium selain tulang alveolar, sementum dan ligamen periodontal. Seperti halnya jaringan lain, jaringan periodontal juga mengalami perubahan akibat dari proses menua. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut, selain karena faktor alami yaitu usia, perubahan tersebut juga dapat disebabkan oleh penyakit. Penelitian silang menunjukkan bahwa prevalensi dan keparahan dari penyakit periodontal meningkat sejalan usia.(5,6,7). Penelitian Amerika lainnya (15), menunjukkan bahwa usia secara tidak langsung berhubungan dengan parameter berikut : • Adanya peradangan gingiva ( gingivitis ) • Akumulasi plak dan kalkulus • Resesi gingiva • Kedalaman poket periodontal Secara umum penyakit yang menyerang periodontal terbagi atas gingivitis dan periodontitis. Pembahasan A. Proses Menua Proses penuaan merupakan hal yang wajar yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup dalam hidupnya, termasuk manusia. Proses menua adalah proses biologis dimana hilangnya kemampuan sel-sel dalam jaringan untuk mengganti atau memperbaiki dan mempertahankan fungsi pada keadaan normalnya. Proses ini tidak dapat dihindari oleh manusia. Ilmu yang mempelajari tentang penuaan ialah gerontologi. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penuaan yang digunakan untuk mencari dan mengklarifikasi penyebab dan konsekuensi penuaan.2 Pengetahuan tentang batasan lanjut usia penting untuk kita ketahui, menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) batasan Lanjut usia meliputi: • Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. • Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun • Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun • Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun B. Perubahan gingiva Jaringan periodontal disebut juga dengan jaringan pendukung gigi. Jaringan ini terdiri dari Gingiva, Ligamen periodontal, Sementum, dan Processus alveolaris. Gingiva adalah bagian dari mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi lingir (ridge) alveolar. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya gingiva merupakan bagian dari apparatus pendukung gigi yang membentuk hubungan dengan gigi. Gingiva berfungsi untuk melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. Ada tidaknya jaringan ini tergantung oleh gigi itu

Upload: dindaisaw

Post on 14-Nov-2015

228 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ppp

TRANSCRIPT

Pengaruh Proses Menua Terhadap Perubahan GingivaTeguh wibowoMahasiswa kedokteran gigiProgram Study Kedokteran gigi Universitas SriwijayaPalembang - Indonesia

PendahuluanProses menua atau penuaan adalah sesuatu hal yang tidak dapat kita hindari. Proses tersebut merupakan proses biologik yang alami ditandai dengan berbagai macam perubahan-perubahan jaringan yang disebabkan berbagai faktor serta dipengaruhi oleh waktu. Proses ini juga ditandai dengan kemunduran kemampuan sel dalam menjalankan fungsinya (degeneratif sel) bahkan sampai kematian. Proses ini mempengaruhi berbagai jaringan dan organ dalam tubuh manusia. Hal ini karena proses penuaan mempengaruhi perubahan sel-sel tubuh.Perubahan tersebut termasuk pada perubahan yang terjadi dirongga mulut manusia. Dalam rongga mulut sendiri terdapat beberapa organ, yang diklasifikasikan menjadi jaringan keras dan jaringan lunak. Jaringan keras terbagi atas, gigi. Sedangkan untuk jaringan lunak terdiri atas. Gigi terdiri atas berbagai bagian, mulai dari email, dentin, sementum, pulpa, dan jaringan pendukung gigi. Jaringan pendukung gigi disebut juga sebagai jaringan periodontal. Gingiva merupakan salah satu elemen jaringan yang menyusun periodontium selain tulang alveolar, sementum dan ligamen periodontal. Seperti halnya jaringan lain, jaringan periodontal juga mengalami perubahan akibat dari proses menua. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut, selain karena faktor alami yaitu usia, perubahan tersebut juga dapat disebabkan oleh penyakit. Penelitian silang menunjukkan bahwa prevalensi dan keparahan dari penyakit periodontal meningkat sejalan usia.(5,6,7). Penelitian Amerika lainnya (15), menunjukkan bahwa usia secara tidak langsung berhubungan dengan parameter berikut : Adanya peradangan gingiva ( gingivitis ) Akumulasi plak dan kalkulus Resesi gingiva Kedalaman poket periodontal

Secara umum penyakit yang menyerang periodontal terbagi atas gingivitis dan periodontitis.

PembahasanA. Proses MenuaProses penuaan merupakan hal yang wajar yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup dalam hidupnya, termasuk manusia. Proses menua adalah proses biologis dimana hilangnya kemampuan sel-sel dalam jaringan untuk mengganti atau memperbaiki dan mempertahankan fungsi pada keadaan normalnya. Proses ini tidak dapat dihindari oleh manusia.Ilmu yang mempelajari tentang penuaan ialah gerontologi. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penuaan yang digunakan untuk mencari dan mengklarifikasi penyebab dan konsekuensi penuaan.2 Pengetahuan tentang batasan lanjut usia penting untuk kita ketahui, menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) batasan Lanjut usia meliputi: Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahunB. Perubahan gingivaJaringan periodontal disebut juga dengan jaringan pendukung gigi. Jaringan ini terdiri dari Gingiva, Ligamen periodontal, Sementum, dan Processus alveolaris.Gingiva adalah bagian dari mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi lingir (ridge) alveolar. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya gingiva merupakan bagian dari apparatus pendukung gigi yang membentuk hubungan dengan gigi. Gingiva berfungsi untuk melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. Ada tidaknya jaringan ini tergantung oleh gigi itu sendiri, dimana ketika gigi sudah tidak ada perlahan-lahan gingiva pun akan menghilang.Dalam keadaan sehat gingiva bewarna merah muda (pink) keras, mempunyai tepi yang tajam seperti pisau (knife edge) dan scalop agar sesuai dengan kontur gigi-geligi. Warna dari gingival bervariasi antara orang yang berkulit terang dengan orang yang berkulit gelap, hal ini disebabkan karena jumlah pigmen melanin pada epithelium, derajat kreatinisasi epithelium dan vaskularisasi serta sifat fibrosa dari jaringan ikat dibawahnya. Untuk sifat imunitasnya gingiva memiliki efisiensi mekanisme pertahanan tersendiri yang mencakup :1. Aliran saliva dan kandungan saliva, misalnya lisozim, Ig A2. Pergantian sel dan deskuamosi permukaan.3. Aktivasi mekanisme imun.

Dentogingival merupakan perlekatan antara gigi dengan mukosa mulut. Perlekatan ini merupakan satu-satunya perlekatan pada tubuh antara jaringan lunak dengan jaringan kalsifikasi yang terpapar terhadap lingkungan eksternal.

Papila interdental mengisi ruangan yang terdapat diantara sela-sela gigi. Gingiva terbagi menjadi 2 bagian yaitu margin gingiva dan attached gingiva.Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan pada gingiva. Diantaranya karena usia itu sendiri dan karena faktor penyakit. Perubahan karena faktor UsiaKarena sifat dari sel tubuh manusia yang memiliki usia yang terbatas, secara perlahan dengan bertambahnya usia manusia khususnya ketika kita mencapai usia lansia mengakibatkan sel-sel dalam tubuh kita secara alami akan mengalami proses degeneratif. Dimana akan terjadi kemunduran-kemunduran dari kemampuan fungsinya sendiri dan kemampuan mekanisme imunitasnya sehingga akan mudah terekspos penyakit.Hal itu juga berlaku pada gingiva, gingiva akan menngalami serangkaian perubahan terkait faktor alami ini. Sel epitel dari gingiva akan bertambah tipis, kurang berkeratin dan terdapat kepadatan sel. Keratinisasi epitel gingiva yang menipis dan berkurang terjadi berkaitan dengan usia. Keadaan ini berarti permeabilitas terhadap antigen bakteri meningkat, resistensi terhadap trauma fungsional berkurang, atau keduanya.6 Jaringan ikatnya sendiri, akan berubah dari tekstur yang halus menjadi lebih padat dan jaringan bertekstur kasar. Komponen seluler dari jaringan ikat gingiva akan berkurang. Pada sambungan antara epitel dan jaringan ikat juga berubah sesuai usia dari sambungan (antarmuka) tipe lingir (ridge) menjadi tipe papila.(23ndith). Salah satu penelitian epidemiologi awal mengenai prevalensi penyakit periodontal dan tanggalnya gigi pada populasi dewasa diAmerika serikat menunjukkan bahwa penyakit periodontal tidak umum terjadi pada usia 18 tahun.(3ndith) bahkan, setelah usia 40 tahun terjadi kerusakan keadaan tak bergigi yang cepat dan pada usia 60 tahun, sekitar 60 % gigi-geligi sudah tanggal dan hanya 20 % subjek yang masih bergigi.4ndithPerubahan karena faktor PenyakitPenyakit-penyakit yang sering mengenai gingiva diantaranya adalah gingivitis (peradangan pada gingiva) dan resesi gingiva. Gingivitis adalah peradangan pada gingiva, dengan tanda atau gejalanya adalah nyeri lokal atau menyeluruh pada gingiva, rasa gatal dalam gingiva, halitosis, perdarahan gingiva akibat penyikatan gigi, adanya bercak-bercak darah pada bantal dipagi hari, membengkaknya gingiva dan terbentuknya poket gingiva.4 Patogensis dari gingivitis terdiri dari 4 tahap (stage) yaitu :1. Stage I gingivitis : Inisial lesionManifestasi pertama dari inflamasi ginggiva adalah perubahan vaskularisasi yaitu dilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah. Secara klinis, respon awal ginggiva terhadap bakteri plak ini tidak kelihatan.

2. Stage II gingivitis : The Early LesionThe early lesion berkembang dari initial lesion dalam 1 minggu setelah permulaan akumulasi plak. Secara klinis, early lesion mugkin tampak seperti gingivitis awal, yang berkembang dari inisial lesion. Tanda-tanda klinis eritema dapat terlihat, terutama proliferasi kapiler dan peningkatan formasi loop kapiler antara rete pegs atau ridges.

3. Stage III gingivitis : The Estabilished lesionEstablished lesion karakteristiknya berupa predominan sel plasma dan limfosit B dan kemungkinan berhubungan dengan pembentukan batas poket gingival kecil dengan poket epithelial. Pada gingivitis kronis (stage III), yang terjadi 2 atau 3 minggu setelah permulaan akumulasi plak, pembuluh darah menjadi engorged dan padat, vena kembali dirusak, dan aliran darah menjadi lambat. Hasilnya adalah anoxemia ginggiva local, yang ditandai dengan adanya corak kebiru-biruan pada gusi yang merah.

4. Stage IV gingivitis : The Advance LesionPerluasan lesi kedalam tulang alveolar merupakan karakter dari stage ke empat yang disebut advanced lesion. Secara mikroskopik, terdapat fibrosis pada gingival dan manifestasi inflamasi yang menyebar dan kerusakan jaringan imunopatologi. Pada dasarnya,dalam advanced lesion, sel plasma berlanjut mendominasi jaringan ikat, dan neutrofil berlanjut mendominasi epithelial junction dan celah gingival.Penelitian gingivitis eksperimental memberikan fakta empiris bahwa akumulasi biofilm bakteri pada permukaan gigi bersih menghasilkan perkembangan proses inflamasi di sekitar jaringan gingival. Pada dasarnya, tanda-tanda klinis gingivitis berupa : kemerahan pada jaringan gusi, perdarahan , perubahan kontur, dan adanya kalkulus atau plak. Pemeriksaan histology pada gingival yang mengalami inflamasi menyebabkan ulserasi epithelium. Perbaikan ulserasi pada epithelium ini tergantung pada proliferasi atau regenerasi dari aktivitas sel epitel.

Tanda klinis yang ditemukan pada gingivitis yaitu : Perdarahan gingiva saat probing Perdarahan gingiva karena faktor lokal Perdarahan gingiva karena dampak dari faktor sistemik Perubahan warna pada gingiva Perubahan warna terkait dengan faktor sistemik Perubahan konsistensi gingiva Perubahan tekstur permukaan gingiva Perubahan posisi gingiva Perubahan kontur gingiva

Penyakit gingiva lainnya y sering terjadi Resesi gingiva . Resesi merupakan terlihatnya permukaan akar dengan bagian apex pada posisi gingiva. Posisi sebenarnya adalah bagian di mana terdapat pelekatan epitel pada gigi, sedangkan posisi yang terlihat adalah bagian puncak batas gingiva. Terdapat dua jenis resesi: Visible (terlihat), yang secara klinis bisa terlihat, dan Hidden (tersembunyi), yang tertutupi oleh gingiva dan hanya bisa diukur dengan memasukkan sebuah alat pada bagian yang berepitel.Resesi merujuk pada lokasi gingiva, bukan pada kondisinya. Gingiva yang menyusut selalu mengalami inflamasi, tapi mungkin normal, kecuali untuk posisinya. Resesi bisa terdapat pada salah satu gigi atau suatu kelompok gigi atau dapat secara umum pada keseluruhan mulut. Resesi gingiva meningkat seiring usia; peristiwa ini bervariasi dari 8% pada anak-anak sampai 100% setelah usia 50 tahun. Hal ini membuat beberapa peneliti berasumsi bahwa resesi merupakan sebuah proses fisiologis yang berkaitan dengan usia.

KesimpulanProses menua adalah suatu proses yang alami dimana terjadi kemunduran dan berkurangnya kemampuan sel dalam melaksanakan berbagai fungsinya. Gingiva merupakan jaringan lunak dalam rongga mulut yang termasuk dari bagian periodontium, yang juga mengalami perubahan tersebut. Perubahan gingiva ini terdiri dari berbagai faktor yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses menua. Perubahan sel, baik secara alami (karena faktor langsung dari usia) maupun karena akibat dari penyakit yang mengenai jaringan gingiva, merupakan faktor yang sangat mendasar dalam menghubungkan perubahan gingiva dengan proses menua. Perubahan gingiva secara alami pasti akan terjadi akibat dari sifat dasar sel yang memiliki usia yang terbatas dan akan dipercepat dengan faktor penyakit yang menyerang gingiva, begitu juga dengan sebaliknya.Solusi dari akibat penuaan organ rongga mulut a. Perubahan warna Intrinsik, karena penuaan aging/ penuaan gigi cenderung menguning Solusi : Bleaching menggunakan bahan kimia (peroksida) yang akan terurai menjadi hydrogen peroksida menjadi radikal bebas yang menyebabkan organic dalam email gigi dimana molekul organic besar, sehingga lebih kecil dan lebih sedikit merefreksikan cahaya sehingga lebih putih b. Jika gigi goyah akibat jaringan penyangga yang tidak baik Solusi : Splinting. Jika gigi anda goyang, dan mulai sakit saat dipakai mengunyah atau menggigit makanan, tetapi ingin tetap mempertahankan gigi yang goyang tersebut, salah satu caranya adalah dengan splinting gigi. Splinting adalah menyatukan beberapa gigi yang goyang dengan gigi pegangan sebelahnya yang kuat sebagai penyangga dengan kawat pilin seperti pagar sehingga setiap beban kunyah tersebar merata pada kelompok gigi yang telah di splint, daripada hanya bertumpu pada gigi yang goyang. Splinting terbagi menjadi 3 tipe yaitu splinting sementara, splinting permanen, dan splinting penjaga. Splinting sementara dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu ekstra korona dan intra korona. Splinting ekstra korona menggunakan kawat yang ditempelkan diluar gigi, menyambung pada beberapa gigi, sehingga gigi lebih kuat, sedangkan pada intra korona kawat dimasukkan pada beberapa gigi yang sudah dibuat saluran, kemudian disemen/ bonding agar gigi lebih stabil. Splinting permanen biiasanya menggunakan crown untuk menstabilkan gigi yang goyang ke gigi sebelahnya yang kuat. Sedangkan splinting penjaga diperuntukkan pada pasien yang memiliki kebiasaan buruk menggeretakkan gigi, sehingga splinting ini mencegah gigi terkena beban yang berlebihan.c. Tulang alveolar yang resorpsi Solusi : Bone grafting yang tujuannya mengurangi kedalaman poket periodontal, peningkatan pelekatan secara klinik, pengisian tulang di daerah defek dan degenerasi tulang baru, semen dan ligament periodontal d. Gigi yang tanggal Solusi : pemasangan protesa Namun pada penuaan karena lanjut usia, ada beberapa factor yang harus diperhatikan : 1. Tidak semua gigi tersisa harus dicabut. Jangan paksakan untuk membuat gigi tiruan penuh 2. Kondisi jarak dimensi vertical tinggi wajah dalam arah vertical pada lansia secara fisiologis selalu berkurang dan sifatnya irreversible, hal ini karena resorbsi alveolar ridge. Hal ini menyebabkan gigi tiruan menjadi tidak stabil karena gigi tiruan tidak cekat lagi ada tempatnya.