qbd2_pb17_erni_1306377354
DESCRIPTION
pengelolaan bencanaTRANSCRIPT
![Page 1: QBD2_PB17_Erni_1306377354](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081908/55cf87e755034664618b6104/html5/thumbnails/1.jpg)
Nama : Erni Destiarini
NPM : 1306377354
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
1. Jelaskan mengenai siklus bencana!
Siklus bencana merupakan upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana , kegiatan pencegahan bencana , tanggap darurat , dan
rehabilitasi. Pada prinsipnya siklus bencana dibagi menjadi 3 tahap yaitu “preimpact,”
“transimpact,” dan “postimpact” atau ada juga yang menggambarkan sebagai
“kesiapsiagaan bencana,” “tanggap darurat,” and “pemulihan bencana”.
Siklus bencana juga dapat dirtikan sebagai manajemen bencana yaitu hal yang sangat
diperlukan sebagai tindakan dalam penanggulangan bencana untuk mengurangi bahkan
mencegah dampak bencana yang mungkin terjadi mengingat saat ini semakin
banyak bencana alam yang terjadi.
2. Jelaskan mengenai tahapan pada setiap siklus bencana !
Tahap preimpact adalah waktu pra-bencana.
Upaya mempergunakan kemampuan untuk secara tepat dan cepat merespon bencana.
Hal-hal yang dilakukan meliputi: Penyusunan rencana tanggap darurat bencana untuk
deteksi dini, mengembangkan sistem peringatan dini, peningkatan kemampuan diri
dalam menghadapi bencana dan perencanaan serta riset untuk kesiapsiagaan darurat
bencana. Data dasar bencana dan informasi tentang kesiapan bencana juga dapat
dikumpulkan.
Tahap transimpact adalah upaya-upaya untuk mengurangi akibat ancaman bencana.
Tahapan ini berfokus pada peringatan, evakuasi, respon cepat dan aktifitas
penanggulangan bencana seperti pengelolaan air bersih, pembangunan tanggul banjir
dan tempat evakuasi.
![Page 2: QBD2_PB17_Erni_1306377354](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081908/55cf87e755034664618b6104/html5/thumbnails/2.jpg)
Tahap postimpact adalah upaya pemulihan dan rehabilitasi pascabencana.
Penting untuk dicatat bahwa ketiga tahapan ini tidak berdiri sendiri melainkan dapat
saling tumpang tindih bahkan dapat terjadi bersamaan tergantung dari hasil yang terjadi.
Gambar 1. Siklus Bencana
3. Jelaskan langkah pengelolaan bencana
Tahap pencegahan :
Early detection (deteksi dini) upaya penyusunan rencana tanggap darurat bencana
Mitigasi yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana baik secara fisik
struktural melalui pembuatan bangunan bangunan fisik maupun non fisik struktural
melalui perundang- undangan dan pelatihan
![Page 3: QBD2_PB17_Erni_1306377354](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081908/55cf87e755034664618b6104/html5/thumbnails/3.jpg)
Early warning (peringatan dini) adalah upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa
kemungkinan bencana akan segera terjadi, yang menjangkau masyarakat (accesible),
segera (immediate), tegas tidak membingungkan (coherent), dan resmi (official)
Evacuation (Evakuasi) memindahkan korban ke lingkungan yang lebih aman dan nyaman
untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut
Tahap respon bencana :
Rapid assesment and rapid respons adalah upaya yang dilakukan segera pada saat
kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa
penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian
Triage adalah proses khusus memilih korban berdasarkan beratnya cedera atau penyakit
untuk menentukan prioritas perawatan gawat darurat medik serta prioritas transportasi
first treatment
Tahap rehabilitasi :
Capacity building masyarakat
Pembangunan sarana dan prasarana dasar
Pembangunan sarana sosial masyarakat
Membantu masyarakat memperbaiki rumah
Pemulihan kegiatan bisnis dan ekonomi
4. Jelaskan mengenai rapid need health assessment
Rapid need health assessment merupakan suatu cara evaluasi secara cepat mengenai
keadaan daerah yang terkena bencana, biasanya diilakukan segera setelah terjadi bencana.
Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan cara mendata atau menyediakan informasi mengenai
kebutuhan, tindakan yang memungkinkan untuk dilakukan, dan sumber daya yang
dibutuhkan, serta menilai sejauh mana kerusakan yang terjadi dan dampak dari kerusakan
yang disebabkan oleh bencana tersebut, dan juga menilai kebutuhan dan kapasitas penduduk
yang terkena bencana untuk memenuhi kebutuhan hidup nya pada saat tanggap darurat.
![Page 4: QBD2_PB17_Erni_1306377354](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081908/55cf87e755034664618b6104/html5/thumbnails/4.jpg)
Gambar 2 : contoh kuisioner rapid need health assessment
![Page 5: QBD2_PB17_Erni_1306377354](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081908/55cf87e755034664618b6104/html5/thumbnails/5.jpg)
Referensi :
Koenig KL, Schultz CH. Koenig and Schultz’s Disaster Medicine Comprehensive Principles and
Practices. Cambridge: Cambridge University Press; 2010. P9-10
(Pan American Health Organization, 2000) Chapter 2
International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. Disaster Emergency Needs
Assessment. http://www.parkdatabase.org/files/documents/2000_Disaster-Emergency-
Needs-Assessment_Disaster-Preparedness-Training-Programme_IFRC.pdf (accessed 10
Maret 2015)