referatii
DESCRIPTION
wordTRANSCRIPT
![Page 1: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/1.jpg)
1
I. PENDAHULUANKanker ovarium adalah kanker keenam yang paling sering ditemukan di seluruh
dunia setelah kanker payudara, serviks, kolon rektum, lambung, corpus uteri dan
paru. Angka kejadian tertinggi ditemukan di bagian utara Eropa Barat, Amerika
Serikat dan Kanada. Sedangkan angka kejadian terendah ditemukan di Asia, Afrika
dan Amerika Latin. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada
kanker ginekologi, yaitu 57% dari semua kematian kanker ginekologi dan
merupakan penyebab kematian keempat, yaitu 5% dari semua jenis kanker pada
wanita.1,2,3
Secara umum kanker ovarium dikelompokkan kedalam 3 kelompok besar, tumor
dari epitel permukaan ovarium, tumor sel germinal dan tumor stroma gonad. Tumor
metastasis pada ovarium hanya sedikit dari keganasan ovarium, yang paling Bering tumor
metastatik dari kolon, sedangkan Krunkenberg tumor adalah adenokarsinoma musin
yang biasanya metastatik dari lambung. 4
Tumor sel granulosa (TSG) pertama kali diuraikan oleh Von Rokitansky pada
tahun 1885, dan diberi nama tersebut oleh Von Werdt pada tahun 1911. Tumor sel
granulosa adalah salah satu tumor stroma gonad ovarii Bering disebut jugs sebagai
tumor sex-cord stromal atau tumor sex-cord mesenchymal. Kelompok tumor dari sel
granulosa, sel teka, sel sertoli, sel Leydig atau precursor dari sel-sel tersebut secara
sendiri-sendiri atau kombinasi beberapa sel. 1,4,5
Referat ini akan membahas mengenai tumor sel granulosa, angka kejadian,
etiologi, patogenesis, patologi, gejala klinik dan penatalaksanaannya.
II. ANGKA KEJADIAN
Angka kejadian kanker ovarium meningkat sesuai kenaikan umur, 3 per 100.000
pada wanita < 30 th, menjadi 54,4 per 100.000 pada wanita 70-80 tahun. Tumor
stroma gonad kurang lebih 5% dari seluruh kanker ovarium dan merupakan
mayoritas tumor ovarium fungsional yang memproduksi hormon. Karena
manifestasi klinik yang khas itu tumor stroma gonad pada anak dan wanita muda dapat
ditemukan dalam keadaan dini ( stadium I ), dan umumnya unilateral. 1,5,6,7
![Page 2: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/2.jpg)
2
Tumor sel granulosa lebih kurang 2% dari seluruh kanker ovarium dan merupakan
keganasan terbanyak dari kelompok tumor stroma gonad. Di Amerika Serikat dan Eropa
angka kejadian dua kali lipat dibandingkan dengan di Asia dan Afrika (0,90 vs 0,52 per
100.000 wanita).1,6,7,8,9
Tumor sel granulosa dapat terjadi pada semua umur, namun sebagian besar terjadi
setelah pubertas dengan median umur 50 tahun, hanya kira-kira 5% terjadi sebelum
pubertas. Prevalensi keganasan pada tumor sel granulosa bervariasi antara 3- 58%. 1,6,7,8,9
Dari 307 kasus tumor stroma pada Emil Noval Ovarian Tumor Registry, 23%
tumor sel granulosa, 37% tumor campuran granulosa-teka, 29% tekoma dan 11%
luteinized, sisanya tumor lain-lain.10
Umur (tahun) Jumlah Kasus
Anak
12-40
41-50
51-60
61-79
3
27
28
32
28
118
Angka kejadian tumor sel granulosa berdasarkan umur sebanyak 118 kasus telah
dilaporkan oleh Evans AJ,dkk Penyebaran kasus dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel.l. Distribusi usia kasus tumor sel granulose 9
III. BATASANTumor sel granulosa adalah suatu tumor yang ditandai oleh adanya sel-sel dengan
gambaran morfologi sel-sel granulosa; sel-sel yang membentuk teka eksterna, teka
interna dan jaringan kolagen yang memproduksi fibroblast yang biasanya tampak
bersama-sama sel granulosa atau diluar sel-sel granulosa. 11
IV. ETIOLOGI
![Page 3: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/3.jpg)
3
Walaupun penyebab kanker ovarium belum diketahui, namun beberapa faktor
lingkungan dan reproduksi telah dirasakan berperan dalam menyebabkan kanker
ovarium. Banyak data yang menyatakan hal-hal tersebut meskipun banyak sekali
kontroversi. Faktor-faktor tersebut antara lain; 2,3
A. Usia
Kanker ovarium lebih banyak ditemukan (>50%) pada usia lebih dari 50 tahun,
TSG lebih banyak ditemukan pada masa menopause.
B. Infeksi Virus
Infeksi virus dinyatakan dapat mengurangi risiko atau meningkatkan risiko
terjadinya kanker ovarium, misalnya pasien infeksi virus parotitis telah dilaporkan
angka kejadian kanker ovarium rendah, sedangkan infeksi mumps berat secara
kontras mungkin menyebabkan kegagalan ovarium dini sehingga menyebabkan
peningkatan gonadotropin yang merangsang proliferasi epitel permukaaan ovarium
bahkan menyebabkan neoplasma. Juga infeksi rubella dan influenza perannya
dalam menyebabkan kanker ovarium masih merupakan kontroversi.
C. Diet
Diet tinggi lemak yang terlihat pada negara maju menunjukkan peningkatan
angka kejadian kanker ovarium dibandingkan di negara-negara dengan
konsumsi perkapita lemak yang lebih rendah. Juga pemakaian kopi disebutkan
meningkatkan risiko sedangkan pada penelitian lain kopi dinyatakan tidak
berhubungan dengan risiko kanker ovarium.
D. Talk
Pemakaian talk dan kontak dengan ashes dinyatakan meningkatkan risiko
meskipun masih belum ada kesepakatan, namun pada penelitian epidemiologi
terhadap binatang telah terbukti
E. Paritas
Multiparitas berhubungan dengan menurunnya risiko kanker ovarium, yaitu
0,6 -0,8 risiko relatif dibandingkan nuligravida. Setiap kehamilan menurunkan
risiko lebih kurang 10-15%. Menyusui disebutkan mereduksi risiko namun
lamanya menyusui yang menurunkan risiko belum diketahui
![Page 4: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/4.jpg)
4
F. Infertilitas
Disebutkan bahwa wanita infertil mempunyai risiko lebih tinggi untuk terjadinya
kanker ovarium dan pada wanita infertil yang secara seksual aktif yang tidak
memakai kontrasepsi mempunyai risiko 6 kali dibandingkan wanita yang tidak
mempunyai masalah infertilitas setelah 10 tahun atau lebih. Menurut Whittemore,
dkk pemakaian gonadotropin untuk induksi ovulasi pada wanita infertil
meningkatkan risiko kanker ovarium
G. Kontrasepsi Oral
Beberapa penelitian telah menyatakan efek proteksi kontrasepsi oral terhadap
terjadinya kanker ovarium, pengurangan risiko 30-60% tergantung lamanya
pemakaian. Menurut WHO kontrasepsi oral menurunkan risiko kanker ovarium
menjadi 0,75 dimana di Amerika Serikat dapat mencegah 1.700 kasus setiap tahun.
Hal yang sangat menarik dan lebih membingungkan beberapa penelitian prospektif
dimana pengikatan tuba yang dilaporkan Hankinson, dkk menemukan hubungan
terbalik antara penderita yang telah dilakukan ligasi tuba dengan berkembangnya
kanker ovarium
H. Genetik
Walaupun terjadinya kanker ovarium dalam keluarga jarang, tapi dapat terjadi pada
lebih kurang 5% kasus. Menurut Piver,dkk dari 658 keluarga dengan 1.568 kasus
kanker ovarium melaporkan hubungan kasus, dimana yang terbesar adalah
hubungan antara ibuputri terjadi 49,5%, hubungan saudara-saudara adalah 38,5%
dari keluarga yang terdaftar.
V. PATOGENESIS
Patogenesis terjadinya tumor sel granulosa belum diketahui secara jelas. Komposisi
tumor sel granulosa sama dengan yang ditemukan pada lapisan granulosa folikel de
Graaf, sel-sel neoplastik Bering kali terletak pada stroma yang membentuk teka.
Tumor sel granulosa diduga berasal dari folikel yang mengalami atretik atau folikel
yang mengalami disorganisasi yang berasal dari sel-sel granulosa embrional yang tidak
aktif, epitel germinal, atau dari jaringan mesenkim ovarium.8,9
Telah banyak teori yang diusulkan tetapi belum memuaskan sebagaimana terjadinya
tumor sel granulosa. Baik penelitian yang memakai radiasi sinar X maupun dengan
![Page 5: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/5.jpg)
5
transplantasi sel limpa, setelah terjadi degenerasi ovum dan disorganisasi folikel
menyebabkan sel-sel granulosa dan epitel germinativum berproliferasi sangat cepat.
Hal ini memberi dugaan bahawa oosit bekerja sebagai pengatur jaringan sekitar, jika ini
terjadi pada saat menopause dimana kadar FSH meningkat sedangkan tidak terdapat
ovum sebagai pengatur, maka sisa-sisa sel granulosa berproliferasi tak terkontrol. Ini
merupakan hipotesis yang menawan namun tumor sel granulosa yang terjadi pada
wanita muda mungkin melalui patogenesis yang berbeda. Teori terjadinya TSG
akibat radiasi yang menyebabkan proliferasi sel-sel granulosa ini disokong oleh
beberapa sarjana antara lain Meyer, Furth Butterwort, Mc Kay.8,11,12
Novak, 1934 menyatakan TSG berasal dari sel-sel granulosa yang tak aktif pada
ovarium namun kemudian dia mendukung konsep bahwa asal tumor dari sel-sel
progranulosa-protekal stroma ovarium yang tidak berdiferensiasi dan mengusulkan
terminologi Feminizing mesenchymoma untuk TSG dan tekoma. Li, Gardner dan Biskind
melaporkan secara eksperimental terbentuknya TSG pada tikus dengan transplantasi
ovarium intra limfa.
Telah disepakati bahwa TSG terjadi akibat respon terhadap kadar FSH yang
tinggi. Pada suatu penelitian terbentuknya tumor dapat dihambat dengan pemberian
estrogen atau testosteron sedangkan pemberian progesteron akan merangsang
terbentuknya tumor melalui mekanisme yang berliku (circumstance). 12
Bukti klinik TSG memproduksi estrogen terlihat kebanyakan wanita dengan
TSG terjadi peningkatan eksresi estrogen urin. Tetapi pada TSG yang terjadi diluar
ovarium biasanya tidak estrogenik. Hal ini membuat dugaan bahwa sel granulosa saja
tidak dapat memproduksi estrogen. Pada penelitian in vitro hal ini belum dapat
dipastikan karena belum dapat dipastikan kemurnian sel sewaktu dilakukan penelitian.
Namun pada beberapa penelitian menunjukkan TSG dapat memproduksi estrogen
malalui jalur delta-5 (the delta-5 pathway), yang mengejutkan pada sel granulosa
ovarium normal kemungkinan memakai jalur delta-4. Sel teka dapat memproduksi
estrogen malalui jalur delta-5, ini memberi dugaan pada TSG, sel teka yang berperan besar
dalam produksi estrogen8
![Page 6: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/6.jpg)
6
VI. KLASIFIKASI DAN STADIUM KLINIK
Klasifikasi tumor sel granulosa eperti dikutip dari WHO adalah sebagai berikut
Granulosa-stromal cell tumours
I. Granulosa cell tumour groupa. Adult granulosa cell tumourb. Juvenile granulosa cell tumour
II. Thecoma-fibroma group
a. Thecoma, not otherwise specified
* typical
*luteinized
b. Fibroma
c. Cellular fibroma
d. Fibrosarcoma
e. Stromal tumour with minor sex cord elements
f. Sclerosing stromal tumour
g. Signet-ring stromal tumour
h. Unclassified (fibrothecoma)
Stadium klinik kanker ovarium merupakan landasan untuk menentukan strategi
penatalaksanaan. Berbeda dengan kanker lainnya, pada kanker ovarium penentuan
stadium dilakukan dengan cara pembedahan (laparatomi). Penentuan stadium
dengan cara pembedahan memungkinkan untuk menemukan penyebaran yang hanya
tampak secara mikroskopik.
Pada pembedahan kanker ovarium beberapa prosedur harus dijalankan(Tabel 2).
Volume dan perluasan kanker ovarium pada saat diagnosis dibuat, sangat
mempengaruhi prognosis. Perluasan ini dapat dinyatakan dalam tingkatan stadium.
Meskipun cara pembagian ini bermacam- macam tetapi untuk keseragaman
digunakan pembagian menurut FIGO tahun 1985. Dapat dilihat pada tabel 3.
![Page 7: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/7.jpg)
7
1. Insisi vertikal melewati pusat2. Aspirasi cairan rongga peritoneum untuk pemeriksaan sitologi, bila tidak ada cairan
peritoneum dilakukan bilasan peritoneal pada:
a. Daerah dibawah diapragma
b. Lateral dari kolon asenden dan kolon desenden (paracolic gutter)
c. Kavum Dauglasi
3. Pengamatan dan perabaan daerah hati, ginjal, mesentrium,usus halus dan usus besar4. Tindakan pembedahan sesuai keadaan tumor, serta persyaratan pembedahan
konservasi(hanya ooforektomi unilateral saja), atau histerektomi totalis dan salpingo-ooforektomi bilateralis
5. Omentektomi6. Biopsi pada setiap pelekatan7. Limfadenektomi kelenjar getah bening pelvic dan para aorta
Tabel.2. Prosedur Pembedahan untuk Penentuan Stadium Kanker Ovariumf
STADIUM BATASAN
Stadium I Tumor terbatas pada ovarium
I a Tumor terbatas pada satu ovarium, tak ada tumor dipermukaan luar, kapsul utuh
I b Tumor terdapat pada dua ovarium, dipermukaan luar licin, kapsul utuh.
I c Tumor pada satu atau dua ovarium dengan tumor dipermukaan satu atau dua
ovarium, atau kasul ruptur atau didapatkan sel ganas pada cairan asites, atau
sitologi bilasan peritoneum positif.
Stadium II Tumor tumbuh pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke organ pelvis lain.
II a Penyebaran atau metastasis ke tuba dan uterus
II b Penyebaran ke organ pelvis lain termasuk ke peritoneum.
II c Sesuai dengan II a, atau II b, dengan asites atau sitologi peritoneal positif
Stadium III Tumor pada satu atau dua ovarium dengan implantasi anak sebar diluar pelvis
dan/atau KBG retroperitoneal atau inguinal positif.
Adanya metastasis hati superfisial dinilai sebagai stadium III
III a Tumor terbatas pada pelvis minor, KGB negatif, tetapi dengan penyebaran
mikroskopik pada permukaaan peritoneal abdomen.
III b Tumor pada satu atau dua ovarium dengan penyebaran pada peritoneum,
dengan diameter tidak lebih dari 2 cm, KGB negative
III c Terdapat implatasi tumor di abdomen dengan diameter lebih dari 2 cm, dan/atau
KGB inguinal atau retro peritoneAl positif.
Stadium IV Pertumbuhan meliputi satu atau dua ovarium dengan metastase jauh ;
bila ada efusi pleura, sitologi harus positif, metastasis perenkin hepar.
Tabel.3. Stadium Kanker Ovarium 1,7,10
![Page 8: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/8.jpg)
8
VII. MANIFESTASI KLINISTumor sel granulosa mungkin terjadi pada semua usia tapi biasanya lebih sering terjadi
pada menopause. Gejala tidak spesifik seperti massa pada pelvik, nyeri
abdomen atau pembengkakan abdomen, terjadi pada 30-40% pasien dan dengan
satu macam gejala saja terjadi pada kira-kira 20% pasien. Keluhan lain meskipun
jarang seperti terpuntir, pecah atau pendarahan di dalam tumor mungkin
menyebabkan nyeri abdomen akut. Lebih dari 75% kasus TSG disertai gejala
gangguan hormonal, sedangkan kasus yang hanya di tandai gangguan hormonal
terjadi pada kurang lebih 50% kasus.6,8,12,13
TSG yang terjadi pada wanita prepubertas akan terjadi pubertas prekok yang
ditandai oleh pembesaran payudara, perdarahan pervaginam, tumbuhnya pubes,
gangguan pertumbuhan badan dan terjadi penutupan efifisis dini. Pada wanita
premenapause ditandai oleh pendarahan uterus tak teratur, tetapi kadang-kadang
terjadi amenorea, pada keadaan perdarahan uterus abnormal beberapa penderita
datang dengan nyeri abdomen dan pada pemeriksaan fisik ditemukan massa pada
pelvik atau abdomen. Pada wanita pascamenopause perdarahan pascamenopause adalah
gejala tersering.6,8,13,14
Gejala yang disebabkan produksi hormon steroid seks pada TSG yang
umumnya memproduksi estrogen dapat berupa perdarahan uterus abnormal dan
abnormalitas endometrium yaitu hiperplasia endometrium baik tipe kistik (32%),
atipik (6%) bahkan dapat terjadi adenokarsinoma endometrium (5-10%). Estrogen
plasma dan eksresi estrogen urin meningkat dan normal kembali setelah
pengangkatan tumor. Sebagian kecil TSG yang androgenik menyebabkan virilisasi
dengan gejalah amenorea, hirsutisme, akne, perubahan suara (deepning of voice)
dan payudara atropi, dapat regresi setelah pengangkatan tumor.6,8,15,16,17
VIII. DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAANTumor sel granulosa jarang bilateral, meskipun diagnosis TSG merupakan
diagnosis patologi anatomi dan kadang-kadang ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan histopatologi setelah histerektomi atas indikasi lain, seperti
hiperplasia endometrium atau karsinoma endometrium dimana tumor masih
terlalu kecil sehingga tak terdeteksi pada pemeriksaan ginekologis preoperatif,
![Page 9: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/9.jpg)
9
namun jika ditemukan massa tumor maka pada pembelahan tumor akan
didapatkan:
Gambaran Makroskopik ;1,8,11,13
A. Ukuran bervariasi mulai sangat kecil beberapa centimeter sampai 30 cm dengan
berat terbesar yang pernah dilaporkan 150 pound
B. Berkapsul tipis, Bering pecah
C. Pada potongan melintang dapat tampak jaringan semisolid/padat, berwarna
kuning, abuabu tergantung jumlah jaring-kolagen dan kandungan lipid sel, juga dapat
ditemui daerah nekrosis dan perdarahan.
D. Biasanya multikistik berisi jaringan semisolid atau cairan jernih, darah atau
bekuan darah
Gambaran Mikroskopik
Sel granulosa dan sel teka biasanya dapat dibedakan secara morfologi,
histokimia dan pengecatan khusus. Pada tekoma adanya sel granulosa dapat
dibedakan, namun pada TSG dimana sel granulosa sangat dominan maka sangat
sulit menyingkirkan adanya sel teka, hal ini mungkin sel-sel granulosa menginduksi
sel sekitarnya menjadi theca like cells. Tekoma murni perlu ditentukan karena
tekoma hampir seluruhnya jinak. Akhir-akhir ini ada kecenderungan ahli patologi
menggabungkan TSG-Tekoma dan disebut Granulosa-theca cells tumor.
Sel-sel neoplastik dapat bulat, oval, atau angular dengan sitoplasma eosinofilik
denganm Batas sel tak jelas, inti relatif besar dengan karyoplasma vesikuler atau
kompak, sel-sel tumor lutein kadang-kadang terlihat.s,iz,is,is
Gambaran histopatologi yang dapat ditemukan pada TSG berdasarkan prognosis
yaitu well differentiated termasuk disini adalah tipe folikuler, insuler,trabekuler
dan less differentiated adalah tipe difus, tipe gyriform dan watered silk.
A. Tipe Folikuler
Pada tipe folikuler dapat terlihat dalam 3 jenis yaitu : mikrofolikuler yang tampak
seperti roset yang dinamakan oleh Khlden sebagi Call-exner bodies. Call-exner bodies
adalah sel-sel tumor sel granulosa yang membentuk gambaran seperti pulau-pulau
atau kelompok sel yang bersambungan membentuk pulau-pulau, atau kelompok sel
yang bersambungan membentuk ruang mikrofolikuler, yang biasanya berisi sisa
jaringan mati, atau sel tumor yang berdegenerasi hialin yang eosinofilik.
![Page 10: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/10.jpg)
10
Gambaran seperti ini kadang-kadang dapat ditemukan pada folikel de Graaf, tetapi
pada inti sel granulosa yang membentuk Call exner bodies ditandai oleh bentuk inti
yang oval atau anuler. Mikrofolikuler yang mengandung area likuifaksi di dalam
pulau-pulau sel granulosa, gambaran ini ditemukan pada lebih kurang 50% TSG.
Mikrofolikuler yang dibatasi oleh sel-sel yang membentuk lingkaran yang terbentuk
dari sel folikel de Graaf neonatus gambaran ini jarang ditemukan.g> 11,i
Fig.55 granulosa cell tumour microfollicular pattern call-exner bodies
B. Tipe insuler
Kelompok atau pulau – pulau dibentuk sel-sel granulose polygonal kecuali pada bagian tepinya , tanpa polaritas dan sedikit mikrofolikel.8
![Page 11: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/11.jpg)
11
C. . Tipe trabekuler.
Sel-sel tumor membentuk pita , satu, dua, atau beberapa sel dalam matrik sel stoma yang mungkin terdapat komponen sel teka interna dan ekterna . Jika pita-pita sedikit dan stroma sedikit sering disebut watered silk.
D. Tipe Difuse
Gambaran tumor sel granulose yang berbentuk difuse yang sebenarnya disebut sarkomatoid mungkin dibentuk oleh baik sel polygonal dan sel spindle ( sel seperti kumparan ) yang runcing. 8,11
![Page 12: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/12.jpg)
12
E. Tipe Gyriform
Gambaran histopatologi endometrium pada penderita TSG, dapat hiperplasia endometrium, bahkan adenokarsinoma endometrium.6,7,8,11i
IX. TERAPI
Penatalaksanaan pada TSG prinsipnya lama dengan tumor ovarium lainnya yaitu
pembedahan, radiasi atau kemoterapi. Dasar pengobatan apada TSG berkaitan dengan
faktor usia, keinginanan pasien dan sisa tumor setelah pembedahan. Pembedahan
pada TSG tidak banyak berbeda dengan teknik pembedahan tumor ovarium pada
umumnya. Secara singkat tindakan penatalaksanaan pada tumor sel granulosa dapat
dilihat pada tabel5.1,4
Pada penderita anak-anak, dewasa muda dengan stadium IA cukup dilakukan
salpingiektomi unilateral (SOU), sedangkan pada penderita yang telah terjadi
penyebaran dilakukan debulking (pengambilan masa tumor sebanyak mungkin).
Terapi adjuvan pascaoperasi masih merupakan kontroversi sedangkan
keuntungan terapi adjuvan pada stadium I belum dapat dipastikan. Radiasi
pascaoperasi secara lugs disetujui sebagai terapi adjuvan untuk mengontrol sisa tumor
pascaoperasi dan sel-sel tumor metastatik, bahkan ada beberapa yang menganjurkan
untuk melakukan radiasi secara rutin pascaoperasi pada wanita pascamenopause
![Page 13: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/13.jpg)
13
ataupun terhadap semua kasus. Pada tumor sel granulosa yang dilakukan debulking
dengan residu kurang dari 2 cm, tumor pecan maka cenderung dilakukan radioterapi
abdominal, bila residu tumor lebih dari 2 cm, kemoterapi lebih dianjurkan, beberapa
regimen kemoterapi yang dianjurkan ialah AcFUCy, VAC,PVB.1,8,16,18
Tabel.4. Penatalaksanaan Tumor Sel Granulosa.1,8,9,11,16
X. PROGNOSISTumor sel granulosa jarang ganas. Jika secara klinik ganas pada saat
ditemukan, maka biasanya penyebaran terhadap jaringan sekitar atau daerah yang
kontak langsung, tidak ke rongga abdomen yang lebih jauh atau metastasis jauh.
Residif biasanya terjadi pada 5 tahun pertama setelah terapi, kadang-kadang setelah
20-30 tahun setelah operasi. Tumor residif cenderung terlokalisir di abdomen atau
pelvis, penyebaran hematogen sangat jarang terjadi tetapi pernah dilaporkan terjadi
di paru, hati, tulang dan otak. Survival rate pada tumor set granulosa dapat dilihat
pada tabel 6.
Stadium Tindakan
Stadium Ia Pada kasus yang terjadi pada anak, wanita muda masih ingin anak hanya
dilakukan SOU, dengan ovarium kontralateral diperiksa seksama, jika ada
pembesaran lakukan insisi/biopsi, peinantauan ketat
Pada kasus yang terjadi pada wanita menopause, atau anak cukup,
dianjurkan untuk histerektomi karena risiko adenokarsinoma
endometrium meningkat.
StadiumIb-III Histerektomi total + Salpingooforektomi bilateral (HT + SOB), debulking
tumor metastasis
Pasca operasi:o Residu tumor < 2 cm Radiasi abdomen/pelviso Residu tumor > 2 cm Sitostatika kombinasi
Operasi second lock dilakukan sebelum kemoterapi dihentikan.
StadiumIV Tindakan bedah debulking tumor
Kemoterapi kombinasi
![Page 14: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/14.jpg)
14
Lama SetDiagnosis
Survival (%) Koreksi Survival sesuai stadium Sur. Raterelatif
Kasar Koreksi I II III & IV
I Thn 77.0 78.5 90.2 100.0 41.2 0.776
5 Thn 58.7 61.2 75.5 76.9 23.5 0.614
10 '1'hn 48.8 55.8 75.5 64.1 16.8 0.547
15 Thn 37.5 49.9 62.9 64.1 16.8 0.463
Tabel5. Survival Rate pada Tumor Sel Granulosa
Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis pada tumor sel granulosa antara lain :'8,11,14
A. Gambaran histopatologiGambaran histopatologi tumor berhubungan dengan prognosis. Kottmeier
menyatakan gambaran sarkomatus menandakan prognosis yang jelek. Tumor
dengan diferensiasi baik prognosis baik, diferensiasi jelek prognosis jelek
B. Cara pembedahan
Pembedahan konservatif (Salpingooforektomi unilateral/bilateral) menghasilkan kematian dan residif sebesar 57% lebih tinggi dibandingkan tindakan yang lebih radikal yaitu histerektomi total abdominal + salpingooforektomi bilateral dengan angka residif sebesar 26%
C. Lain-lain
Aktivitas hormonal dengan manifestasi gangguan menstruasi dihubungkan
dengan prognosis yang baik, sedangkan adanya nyeri dan penurunan berat badan
dan kelelahan menandakan prognosis yang buruk
XI. RINGKASANTumor sel granulosa adalah tumor stroma gonad yang terbanyak dan merupakan
mayoritas tumor fungsional serta jarang menjadi ganas.
Angka kejadian tumor sel granulosa adalah 5% dari kanker ovarium, lebih
tinggi di negara dengan konsumsi lemak perkapita lebih tinggi (0,92 vs 0,52 per
100.000), terjadi pada-sernua umur dan terbanyak pada usia menopause.
Etiologi dan patogenesis terjadinya tumor sel granulosa belum pasti tetapi beberapa
faktor yang mungkin berperan antara lain: usia, infeksi virus, diet, talk, paritas,
![Page 15: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/15.jpg)
15
infertilitas, kontrasepsi oral dan genetik.
Patogenesis terjadinya tumor sel granulosa bermula dari kerusakan ovum
yang diduga sebagai pengatur jaringan sekitar menyebabkan proliferasi sel
granulosa tak terkendali.
Terapi pada tumor sel granulosa tergantung pada stadium, usia , jumlah anak,
yaitu pembedahan, dilanjutkan radiasi atau sitostatika kombinasi.
![Page 16: REFERATii](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081421/5695d0a51a28ab9b029349c8/html5/thumbnails/16.jpg)
16
XII. RUJUKAN1. Nurrana L, Kanker Ovarium. Sub. Bagian Onkologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi
FKUI/RSCM, Jakarta 1993; 36-402. Boente MP, Godwin AK, Hogan M. Screening imaging and early diagnosis of
ovarian cancer. Clin. Obstet Gynecol 1994; 377-4913. Herbst AL. The epidemiology of ovarian carcinoma and the current status of tumor
markers to detect disease. Am J Obstet Gynecol 1994; 170: 1099-11074. Robboy SJ, Duggan MA, Kurman RJ. Gynecologic pathology in pathology. J.B.
Lippincott company, Philadelphia, 1996; 972-9815. Rodrigues M, Nguyen HN, Averet HE et al. National survey of ovarian carcinoma
XII. Cancer 1994; 73: 1245-12506. Piver MS. Handbook of Gynecologic Oncology. 2"d ed Boston: Little, Brown and
Company 1995; 5966,2927. Pankratz, Boyes DA, White GE et al. Granulosa cell tumour. Obstet Gynecol 1978;
52: 718-7238. Fox H, Langley FA. Malignant gonadal stromal tumours of ovary. In: Coppleson M,
ed. Gynecologic Oncology Fundamental Principles and clinical practice. Churchil Livingstone, New York, 1981: 687700
9. Disaia PJ, Creasman WT. Tumor derived from special gonadal stroma In: Clinical Gynecologic Oncology. 3 `h ed. St Louis, Missouri : Mosby Company, 1989; 437-441
10. Jones GS, Wentz AC, Burnett LS. Novaks textbook of gynecology. 11`" ed. Baltimore: William & Wilikins, 1992; 849-86
11. Scully RE. Tumor of the ovary and maldeveloved Gonads. Armed forced institute of pathology. Washington, D.C 1982; 152-174
12. Golston WR, Jonston WW, Fetter BF, et al. Clinicopathologic studies feminizing tumor of the ovary. Am J Obstet Gynecol 1971; 112: 422-429
13. Robbin SL, Kumar V. Basic Pathology part II. EGC, Jakarta, 1990; 396-39814. Ries LAG. Ovarian cancer: Survival and treatman differences by age. Cancer 1993;
71 : 524-52915. Serov SF, Scully, Sobin LH. Histological typing of ovarian tumours. Geneva, 1973;
42-5116. Schwart PE, Smith JP. Treatment of ovarian stromal tumours. Am J Obstet
Gynecol 1976: 125: 40241117. MacDonald PC, Grodin JM, Edman CD, Vellios F, Siiteri PK. Origin of estrogen in a
postmenopausal woman with a nonendocrine tumor of the ovary and endometrial hyperplasia. Obstet Gynecol1976; 47: 644-650
18. Moegni EM, Barnas B. Kemoterapi kanker ginekologik. Sub Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM, Jakarta, 1985; 51-61
19. Tavassoli FA, Devilee P. WHO Classification of Tumours. Pathology and Genetics of Tumours of The Breast and Female Genital Organ. IARC Press, Lyon, 2003; 113, 146-161