riset_pengalihan___pencatatan_aset_
DESCRIPTION
asdasdTRANSCRIPT
MEMO
Hari / Tanggal : 25 Juli 2013
Perihal : Hasil Riset Pemindahtanganan Aset dan Pencatatan Aset
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Per soalan
Bagaimanakah prosedur pengalihan aset dari pemerintah daerah (UPTJ) ke
BUMD?
Bagaimanakah prosedur pencatatan aset hasil pemindahtanganan tersebut
ke BUMD?
B. Peraturan Perundangan
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010
Tentang Standar Akuntansi Pemerintah (“PP SAP”)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah (“PP Nomor 6 Tahun 2006”)
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
Pedoaman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah (“Permendagri
Nomor 17 Tahun 2007”)
C. Prosedur Pengalihan Aset (Barang Milik Negara/Daerah)
Dalam Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 dalam pasal 81 menyatakan
Penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah dilakukan
dalam rangka pendirian, pengembangan, dan peningkatan kinerja badan
usaha milik daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki Pemerintah dan
swasta. Penyertaan modal pemerintah daerah dilaksanakan terhadap tanah
dan/atau bangunan yang telah diserahkan oleh pengguna kepada Kepala
Daerah atau terhadap tanah dan/atau bangunan yang sejak awal
direncanakan untuk penyertaan modal dan juga selain tanah dan/atau
bangunan. Kemudian kepala daerah menetapkan barang milik daerah
dan/atau bangunan yang akan dijadikan untuk penyertaan modal daerah
sesuai batas kewenangannya.
Tata cara Pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah atas Tanah dan/atau
Bangunan:
1
1. Pengelola mengajukan usul penyertaan modal Pemerintah Daerah
atas tanah dan/atau bangunan kepada Kepala Daerah disertai alasan
pertimbangan serta kelengkapan data;
2. Kepala Daerah membentuk Tim untuk meneliti dan mengkaji usul
yang disampaikan oleh pengelola;
3. Apabila Kepala Daerah menyetujui atas rencana penyertaan modal
tersebut, selanjutnya Kepala Daerah mengajukan permohonan
persetujuan kepada DPRD untuk menghapus/memindahtangankan
aset tersebut yang akan dijadikan sebagai penyertaan modal;
4. Setelah mendapat persetujuan DPRD, Kepala Daerah menetapkan
penghapusan terhadap aset tersebut, selanjutnya pengelola
menyiapkan rancangan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal
Daerah;
5. Setelah Peraturan Daerah ditetapkan., selanjutnya dilakukan
penyerahan barang dengan Berita Acara Serah Terima kepada
pihak ketiga selaku mitra penyertaan modal daerah;
6. Pelaksanaan penyertaan modal sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
7. Laporan pemindahtanganan diajukan oleh Kepala Daerah kepada
Menteri Dalam Negeri selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
setelah ditetapkan Keputusan Penghapusan.
Sebelum melakukan penyertaan modal pemerintah daerah, pemerintah
daerah harus melakukan manajemen pengelolaan aset berupa:
1. Melakukan inventarisasi aset:
- Inventarisasi Fisik mencakup: Lokasi dan alamat, jenis dan bentuk
aset, luas dan/jumlah aset, batas dan penunjuk khusus.
- Inventarisasi dari sisi legal: status legal penguasaan atau pemilikan
aset, batas dan waktu penguasaan aset. Ada atau tidaknya
permasalahan legal.
2
Pendataan Labelisasi
pengelompokkanpencatatan
2. Legal Audit
“Pendalaman lanjut terhadap status penguasaan aset: sistem dan
prosedur penguasaan/pengalihan aset, permasahalan yang timbul dari
penguasaan/pengalihan aset, pengkajian lanjut aspek legal dimasa
mendatang”.
3. Penilaan aset
- Penetapan Nilai aset sesuai hasil administrasi pencatatan dan
pengelompokan aset yang ada
- Catatan terhadap aset yang tidak dapat dinilai, sesuai dengan hasil
inventarisasi dan legal audit.
Pengaturan mengenai pengalihan aset diatur dalam (“PP Nomor 6 Tahun
2006”) sebagaimana diuraikan dibawah ini:
I. Melakukan Penilaian atas Barang Milik Negara/Daerah
1. Penilaian barang milik negara/daerah dilakukan dalam rangka
penyusunan neraca pemerintah pusat/daerah, pemamfaatan, dan
pemindahtanganan barang milik negara/daerah
2. Penetapan nilai barang milik negara/daerah dalam rangka
penyusunan neraca pemerintah pusat/daerah dilakukan dengan
berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
3. Penilaian barang milik negara dilakukan oleh tim yang ditetapkan
oleh pengelola barang, dan dapat melibatkan penilai independen
yang ditetapkan oleh pengelola barang.
4. Penilaian barang milik negara dilakukan oleh tim yang ditetapkan
oleh gubernur/bupati/walikota dan dapat melibatkan penilai
independen yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota.
5. Penilaian barang milik negara/daerah dilaksanakan untuk
mendapatkan nilai wajar, dengan estimasi terendah menggunakan
NJOP.
3
Inventarisasi Legal Audit Penilaian aset AAAAAASETAS
6. Hasil penilaian ditetapkan oleh pengelola barang untuk barang milik
negara dan gubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.
II. Penghapusan atas Barang Milik Negara/Daerah
1. Penghapusan barang milik negara/daerah meliputi:
a. Penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasa
pengguna;
b. Penghapusan dari daftar barang milik negara/daerah.
2. Penghapusan dilakukan apabila barang milik negara/daerah sudah
tidak berada dalam penguasaan pengguna barang dan/atau kuasa
pengguna barang;
a. Penghapusan dilakukana setelah mendapat persetujuan dari
pengelola barang untuk barang milik negara;
b. Pengguna barang setelah mendapat persetujuan
gubernur/bupati/walikota atas usul pengelola barang untuk
barang milik daerah.
c. Pelaksanaan atas penghapusan selanjutnya dilaporkan kepada
pengelola barang.
III. Pemindahtanganan atas Barang Milik Negara/Daerah
1. Pemindahtanganan merupakan tindak lanjut atas penghapusan
barang milik negara/daerah berasal dari penyertaan modal
pemerintah pusat/daerah.
2. Pemindahtanganan BMD untuk tanah dan/atau bangunan dan
selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) setelah mendapat
persetujuan DPRD yang usulan tersebut diajukakan oleh
Gubernur.
3. Pemindahan BMD selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai
sampai dengan rp 5.000.000,00 (lima miliar rupiah) dilakukan
oleh pengelola barang setelah mendapat persetujuan gubernur.
D. Pencatatan Aset
4
Pengaturan mengenai pencatatan Aset yang berupa penyertaan modal
pemerintah daerah diatur dalam PP Standar Akuntasi Pemerintah
sebagaimana berikut ini:
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah merupakan aset dalam PP SAP. PP
SAP menyatakan aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai
dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan
diharapkan dapat diperoleh baik oleh pemerintah maupun masyarakat
serta dapat diukur dalam satuan uang termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat
umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya. Aset dikualifikasikan kedalam aset lancar dan nonlancar.
Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang,
dan persediaan. Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka
panjang, dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun
tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan
masyarakat umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi
jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya.
a. Pencatatan dalam Neraca di kolom Aset-Investasi Jangka Panjang -
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah.
b. Pencatatan dalam Laporan Arus Kas dalam kolom Arus Kas dari
Aktivitas Investasi Arus Kas Keluar-Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah.
E. Kesimpulan
Prosedur pengalihan aset terdiri dari Penilaian, Penghapusan dan
Pemindahtanganan. Aset berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah
mengklasifikasian aset menjadi aset lancar dan aset nonlancar dimana penyertaan
modal daerah termasuk dalam klasifkasi investasi jangka panjang. Pencatatan dalam
Neraca adalan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dan dalam Laporan Arus Kas
adalah Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dalam Investasi Jangka Panjang.
5