rpp ctl fix
DESCRIPTION
contextual teaching learningTRANSCRIPT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA
Kelas / Semester : X (sepuluh) / Semester 2
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Suhu dan Kalor
Sub Pokok Bahasan : Mendeskripsikan pengertian suhu dan
pengukuran
Alokasi waktu : 3x45 menit
Standar Kompetensi
Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan
menggunakan peralatan.
Kompetensi Dasar
Mendiskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya
Hasil belajar
Siswa dapat menggunakan thermometer untuk mengukur suhu zat, membuat
thermometer sederhana dan membandingkan skala termometer Celcius
dengan termometer yang lain.
Indikator
1. Menggunakan termometer untuk mengukur suhu zat.
2. Membuat termometer sederhana, berskala berdasarkan sifat perubahan
volume.
3. Membandingkan skala termometer Celcius dengan termometer yang lain.
1
I. MATERI AJAR
Suhu dan Pengukuran
Jika tangan kita mencoba memegang sebongkah es, sedangkan tangan kiri
kita memegang air hangat, maka kita akan merasakan bahwa di antara kedua
benda tersebut terdapat perbedaan suhu. Berapa derajat perbedaan suhu tersebut?
Untuk mengetahui tinggi rendahnya suhu suatu zat kita gunakan alat yang disebut
thermometer.
Thermometer zat cair dirancang berdasarkan pengaruh perubahan suhu
terhadapvolume. Zat cair yang biasa digunakan adalah alcohol atau raksa yang
dimasukkan ke dalam pipa kapiler. Apabila pipa kapiler bersentuhan dengan
benda yang panas, maka alcohol atau raksa di dalam pipa sebelum dan sesudah
disentuhkan dengan benda yang panas diperlihatkan adanya perbedaan suhu.
Thermometer zat cair pada daerah pengukuran suhu antara -200C sampai
di atas 1000C banyak memnggunakan bahan raksa. Keuntungan menggunakan
bahan raksa antara lain :
Mudah dilihat karena mangkilap
Raksa tidak membasahi dinding kaca
Raksa merupakan penghantar panas yang baik,
Panas jenisnya kecil sehingga dengan perubahan panas sedikit cukup dapat
mengubah suhunya,
Suhu terendah atau titik beku raksa -390C dan titik didihnya 3570C
Thermometer yang menggunakan bahan raksa antara lain sebagai berikut.
a. Termometer Celcius (oC)
Dengan titik tetap skala sama dengan suhu es yang sedang mencair pada
tekanan I atm, yaitu 0oC. Titik tetap skala atas diambil suhu air yang mendidih
pada tekanan 1 atm yaitu 100oC. Thermometer celcius memiliki rentang skala
100o.
b. Termometer Reamur (oR)
Menggunakan skala 0oR yang sama dengan suhu es mencair dan skala 800R
yang sama dengan suhu uap air mendidih. Oleh karenanya thermometer
reamur terdapat rentang skala 80oR.
c. Termometer Fahrenheit (oF)
2
0o 0o 0o
100o 100o 100o
0oF ditetapkan sama dengan es dicampur garam (lebih dingin dari es yang
sedang mencair). Oleh sebab itu, 0oF lebih rendah dari 0oC atau 0oR. 0oC atau
0oR sama dengan 32oF. Untuk titik tetap atas Fahrenheit memilih suhu uap air
mendidih pada tekanan 1 atm dan ditetapkan 212oF. oleh karenanya 212oF =
100oC = 80oR.
Dari gambar di atas diperoleh perbandingan skala celcius, reamur, dan farhrenheit
adalah
tC : tR : tF = 100 : 80 : 180, atau
tC : tR : tF = 5 : 4 : 9
Hubungan skala celcius, reamur, dan Fahrenheit adalah sebagai berikut.
tC=59 (t F−32 ) tC=5
4tR tR=
49 ( tF−32 )
tF=95
tC+32 tR=45
tC tF=94
tR+32
dengan tC = suhu dalam skala celcius
tR = suhu dalam skala reamur
tF = suhu dalam skala Fahrenheit
Menurut Kelvin suhu uap air mendidih pada tekanan 1 atm adalah
373,15 K dan untuk pengukuran yang tidak memerlukan ketelitian dapat ditulis
373 K sehingga dapat diperoleh hubungan skala Kelvin dengan Celcius adalah :
T = (toC + 273) K
Setiap dapat membuat thermometer dengan skala sembarang, dengan
menggunakan perbandingan terhadap thermometer lain, asalkan pada saat
3
Aa
A
Ab
Ba
B
Bb
menentukan titik tetap atas maupun titik tetap bawah kedua thermometer berada
pada peristiwa yang sama.
Contoh:
P membuat thermometer dengan titik tetap atas Aa yaitu sama dengan air
mendidih dan titik tetap bawah Ab yang sama dengan suhu es melebur.
Q membuat thermometer dengan titik tetap atas Ba yaitu sama dengan suhu air
mendidih dan titik tetap bawah Bb yang sama dengan suhu es melebur. Apabila
kedua thermometer digunakan untuk mengukur suhu suatu benda, thermometer P
menunjukkan suhu A dan thermometer Q menunjukkan suhu B, maka
perbandingan antara perubahan suhu terhadap interval dasar masing-masing
thermometer adalah :
Diperoleh perbandingan :
A−Ab=B−Bb
Aa−Ab=Ba−Bb
II. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Kontekstual
Metode : - Diskusi Informasi
- Eksperimen
- Diskusi Kelompok
III.LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN / SKENARIO
PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal (±10 menit)
a) Guru mengucapkan salam pembuka kepada siswa.
b) Guru mengabsen kehadiran siswa.
4
Termometer Perubahan Suhu Interval Dasar
P
Q
A – Aa
B – Bb
Aa – Ab
Ba – Bb
c) Guru menyampaikan judul materi yang akan dibahas dalam proses
pembelajaran yaitu materi tentang Suhu dan Pengukuran.
d) Guru menyampaikan indikator-indikator yang harus dicapai oleh siswa
dalam proses pembelajaran. Adapun indikator yang harus dicapai adalah:
Menggunakan termometer untuk mengukur suhu zat.
Membuat termometer sederhana, berskala berdasarkan sifat
perubahan volume.
Membandingkan skala termometer Celcius dengan termometer yang
lain.
2. Kegiatan Inti (±115 menit)
Langkah /
TahapPerilaku Guru Perilaku Siswa
Kontruktivisme -Guru menggali pemahaman awal siswa
dengan memberikan video atau foto
mengenai fenomena-fenomena suhu dan
kalor dalam kehidupan sehari-hari yang
menyangkut tentang materi suhu dan
kalor. Contohnya:
1. Apa yang anda rasakan bila berada di
dekat api? Atau mungkin Sebaliknya apa
yang kalian rasakan bila berada di
ruangan ber-AC
2. Apa yang digunakan untuk mengukur
derajat suatu benda? Dan apa Satuan SI?
- Siswa mampu memberikan
tanggapan tentang fenomena
tersebut dengan pengetahuan
awal yang mereka miliki.
- Siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru
badan terasa panas bila
berada di dekat api, dan
badan terasa dingin bila
berada di ruangan ber-AC.
- Siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru
thermometer dengan satuan
kelvin
- Siswa diberikan kesempatan
untuk menyampaikan atau
5
mengajukan fenomena-
fenomena lainnya yang
berkaitan dengan materi suhu
dan kalor.
Learning
Community
-Guru membentuk kelompok belajar
untuk siswa karena diharapkan
kelompok yang terbentuk terdiri dari
anggota yang heterogen
Questioning -Guru hanya bersifat membimbing
siswanya dalam menemukan
jawabannya, tidak langsung memberikan
jawaban dari pertanyaan siswa tersebut.
Contoh permasalahan yang dihadapi
siswa yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah jika baju yang kita
pakai warnanya biru atau warna yang
lain?
2. Apakah peran kalor dalam proses
perubahan wujud tersebut?
- Siswa mencari tahu jawaban
dari permasalahan yang telah
disepakati melalui buku-buku
ataupun sumber belajar
lainnya seperti internet, dan
apabila siswa menemui
kesulitan dalam memahami
konsep-konsep yang ada di
dalam buku ataupun lainnya
maka siswa terlebih dahulu
berdiskusi di dalam
kelompoknya.
Inquiry -Guru menilai keaktifan siswa di kelas - Siswa berdiskusi dimasing-
masing kelompok, dimana
dengan adanya diskusi
dengan rekan-rekannya dan
juga dari proses bertanya
dengan gurunya maka siswa
akan benar-benar mengalami
sendiri proses penemuan
pengetahuannya.
Modelling -Guru akan menunjuk salah satu
kelompok yang dianggap mampu dalam
membahas setiap permasalahan yang
- Kelompok yang ditunjuk
akan melakukan presentasi di
depan kelas. Sedangkan
6
diajukan tadi untuk melakukan
presentasi didepan kelas.
siswa yang lain akan
mendengarkan presentasi
tersebut dan dapat
mengajukan pertanyaan
apabila ada perbedaan
pendapat mengenai
pembahasan masalah
tersebut.
Reflection -Guru akan memberikan beberapa
pertanyaan untuk menguji tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang
sudah mereka pelajari. Selain itu guru
juga akan mengaitkan beberapa materi
yang sudah diajarkan sebelumnya
dengan materi yang suhu dan kalor.
- Adapun contoh soal yang diberikan
terkait materi suhu dan pengukuran
yaitu:
1. Apa perbedaan antara suhu dan
pengukuran?
2. Kenapa jemuran yang ditaruh
dibawah terik matahari akan
kering?
3. Apakah perbedaan antara konduksi,
konveksi dan radiasi?
- Siswa kemudian akan
menjawab pertanyaan
tersebut dengan pemahaman
yang sudah mereka miliki
dan tentunya jawaban
tersebut akan diskor sesuai
dengan kriteria penilaian
yang sudah dimiliki oleh
guru.
Authentic
Assement
-Guru melakukan penilaian dimulai dari
awal kegiatan yaitu saat penggalian
pemahaman (berhipotesis) sampai pada
tahapan terakhir yaitu refleksi, dengan
ketentuan aspek yang dinilai yaitu
meliputi kognitif, psikomotor dan
- Pada tahapan ini yaitu siswa
diajarkan untuk menjadi
siswa yang aktif, karena
keaktifan siswa yang akan
dinilai.
7
afektif.
3. Kegiatan Penutup (±10 menit)
a. Guru meminta siswa untuk membuat simpulan dari hasil diskusi yang
dilakukan.
b. Guru memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi.
c. Guru dan siswa melakukan doa bersama.
d. Guru menyampaikan salam penutup.
IV. ALAT / BAHAN/ SUMBER BELAJAR
a. Papan tulis
b. Spidol dan penghapus
c. Peralatan praktikum
d. Media
e. Buku Referensi :
Purwanto, B. 2004. Fisika dasar teori dan implementasinya. IB. Surakarta:
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Surya, Y. 2003. Fisika itu mudah(untuk SMA IB). Jakarta: PT. Bina
Sumber Daya Mipa
Kanginan, M. 2004. Fisika untuk SMA kelas X. IA. Jakarta: Erlangga.
V. PENILAIAN
1. Aspek Kognitif
Laporan Praktikum
Tes tulis
2. Aspek Afektif
Lembar observasi
3. Aspek Psikomotor
Lembar observasi
SKENARIO PEMBELAJARAN FISIKA
SUHU DAN PENGUKURANNYA
8
1. Kegiatan Awal (±10 menit)
Guru : Guru memasuki ruangan dan mengucapkan salam: “Selamat pagi anak-
anak!”
Siswa : “Selamat pagi, Pak Guru!” (Siswa menjawab serempak)
Guru : “Bagaimana kabar kalian hari ini?”
Siswa : “Baik, Pak!”
Guru : “Sebelum memulai pelajaran marilah kita berdoa terlebih dahulu agar
apa yang kita pelajari hari ini dapat bermanfaat. Menurut agama dan
kepercayaan masing-masing, berdoa mulai!” Guru dan siswa berdoa
sejenak)” Berdoa selesai”!
Guru : “Anak-anak, ada yang tidak hadir pagi ini?” (Guru melakukan absensi)
Siswa : Tidak ada Pak Guru!” (Siswa menjawab serempak)
Guru : Baiklah, hari ini kita akan berbicara mengenai Suhu dan Pengukuran”.
(Guru membuka pelajaran dan menyampaikan indikator pembelajaran).
2. Kegiatan Inti (±115 menit)
a) Kontruktivisme
Guru : “Sekarang bapak ingin bertanya kepada kalian, Apa yang ada rasakan
bila berada di dekat api? Atau mungkin Sebaliknya apa yang kalian
rasakan bila berada di ruangan ber-AC” (Guru menunjuk salah satu dari
siswa)
Siswa : “kalau menurut saya, badan terasa panas bila berada di dekat api, dan
badan terasa dingin bila berada di ruangan ber-AC pak”
Guru : “Ya, itulah yang anda rasakan bila mengalami dua hal tersebut!” Saat
kita menyentuh sebuah benda, sifat yang disebut suhu atau temperatur
diterangkan berdasarkan indera suhu kita. Suhu tersebut akan
menunjukkan apakah benda itu akan terasa panas atau dingin. “Nah,
adakah yang tahu definisi suhu?”
Siswa : “Derajat panas suatu benda pak”
Guru : “Iya benar sekali, suhu menyatakan ukuran panas atau dinginnya suatu
benda”. Dalam pengukuran dan satuan, kalian sudah mengetahui satuan
dari suhu, ada yang ingat dan apa nama alat untuk mengukur suhu?”
9
Siswa : “Kelvin pak dan alatnya bernama termometer” (salah satu siswa
menjawab).
Guru : “Apa ada yang tahu apa saja fenomena-fenomena lainnya yang berkaitan
dengan materi suhu dan kalor?”
Siswa : “Saat memakai pakaian warna putih lebih nyaman karena warna putih
tidak cepat panas ketika terkena sinar matahari”(salah satu siswa
menjawab).
Guru : “Ya, bagus sekali. Ada yang memiliki contoh lain?”
Siswa : “balon yang ditaruh ditempat yang panas akan meledak karena akibat
panas yang diterima dari matahari”(salah satu siswa menjawab lagi).
Guru : “Ya pintar sekali”.
b. Questioning
Siswa : “Pak mengapa pada saat mengangkat panci yang panas digunakan kain
tidak langsung diambil dengan tangan?”(salah satu siswa bertanya)
Guru : “Apa ada yang bisa menjelaskan fenomena tersebut?”
Siswa : “Saya pak, karena jika diambil langsung tangan akan terasa panas”.
Guru : “Apakah ada yang memiliki jawaban lain?”
Seluruh siswa terdiam
Guru : “Baiklah disini bapak akan menjelaskan bahwa panci yang kita gunakan
merupakan konduktor yang baik sehingga sangat cepat menghantarkan
panas ke tangan kita, maka dari itu diperlukan kain untuk melindungi
tangan kita dari panas”
Guru : “Nah, untuk menambah wawasan kalian tentang suhu, kita akan
melaksanakan praktikum”.
c. Learning Community
Guru : membagi siswa menjadi 2 kelompok dengan anggota heterogen.
Siswa : membagi diri menjadi beberapa kelompok sesuai arahan yang diberikan
oleh guru.
d. Inquiry
10
Guru : membagikan LKS kepada masing-masing siswa, kemudian mengarahkan
siswa agar memahami LKS tersebut dengan mengaitkan percobaan
dengan materi yang ada pada buku pegangan masing-masing siswa.
Siswa : siswa membaca, memahami, dan mencari materi yang sesuai dengan
eksperimen yang terdapat dalam LKS.
Guru : meminta siswa agar melakukan eksperimen dan mencatat hasil
pengamatan yang diperoleh.
Siswa : melakukan eksperimen bersama anggota kelompok dengan merancang
eksperimen dan mencatat hasil pengamatan sesuai dengan petunjuk
dalam LKS.
Guru : meminta siswa untuk membuat laporan pratikum sesuai dengan format
yang disediakan secara berkelompok.
Siswa : berkerjasama dan berdiskusi dalam satu kelompok untuk membuat
laporan sesuai dengan format yang disediakan.
e. Modelling
Guru : meminta kelompok untuk menyiapkan diri dalam mempersentasikan
hasil diskusi dan laporan kelompok untuk didiskusikan dengan
kelompok lainnya. Kelompok yang mempersentasikan materi ditunjuk
secara acak.
Siswa : menyiapkan diri dengan mendiskusikan kembali hasil diskusi kelompok
dalam melakukan persentasi.
Guru : meminta siswa mengumpulkan laporan dan mengalihkan ke tahap
persentasi.
Siswa : mengumpulkan hasil diskusi dan menyiapkan diskusi persentasi dua
arah.
Guru : menunjuk salah satu kelompok yang menjadi kelompok penyaji di depan
kelas, sedangkan kelompok yang lain diatur agar fokus terhadap
kelompok tersebut dengan mengatur tempat duduk yang diarahkan ke
kelompok yang lain sehingga mereka saling berhadap-hadapan.
Siswa : siswa dalam satu kelompok yang ditunjuk untuk menyajikan materi
dengan mempersentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. Siswa
11
yang lain memperhatikan ke kelompok persentasi dengan mengatur
tempat duduk sesuai arahan guru.
Guru : memberikan kesempatan pada kelompok lain (kelompok yang tidak
persentasi) untuk memberikan masukan dan pertanyaan terhadap hasil
persentasi dari kelompok penyaji.
Siswa : mempersiapkan dan mengajukan pertanyaan dan masukan kepada
kelompok penyaji.
f. Reflection
Guru : memberikan pertanyaan umpan balik kepada siswa apabila ada
permasalahan yang belum terselesaikan.
Siswa : memikirkan setiap permasalahan serta bersama-sama memecahkan
masalah yang dihadapai.
Guru : “Mungkin diantara kalian sudah tahu untuk menentukan besar suhu
secara kuantitatif dari praktikum tadi?” (Guru menunjuk salah satu
siswa)
Siswa : “Dengan alat yang bernama thermometer pak”
Guru : “Iya benar”. “Ada berapa jenis thermometer yang sudah kalian kenal?”
Siswa : “Tiga pak”
Guru : “Coba kalian sebutkan!”
Siswa : (siswa menyebutkan jenis-jenis termometer)
Guru : “Iya itulah jenis-jenis thermometer”. Sekarang bapak ingin menjelaskan
hubungan dari skala thermometer tersebut”
(guru menjelaskan hubungan skala thermometer tersebut).
Guru : “Apakah kalian sudah mengerti?”
Siswa : “Sudah pak”
Guru : “kalau sudah, bapak punya beberapa soal, coba kalian perhatikan dan
jawab. (meminta siswa mengerjakan soal-soal pada slide didengan)
Siswa : (mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru).
Guru : Meminta siswa mengerjakannya soal-soal tersebut di depan kelas.
Siswa : siswa mengerjakan soal di depan kelas.
12
Guru : ”Apa yang dibuat teman anda sudah benar, sekarang bapak punya oleh-
oleh untuk kalian (Guru memutarkan film untuk tentang materi yang
telah dibahas
3. Kegiatan Penutup (±10 menit)
Guru : meminta siswa untuk membuat simpulan dari hasil diskusi yang
dilakukan.
Siswa : menyimpulkan hasil diskusi dan persentasi.
Guru : memperjelas dan merangkum hasil diskusi siswa yang dirasa kurang
tepat.
Siswa : menyimak penjelasan dari guru dan memperbaiki kesimpulan dan
rangkuman hasil diskusi yang masih salah.
Guru : menyampaikan tugas dan memberikan materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
13
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Petunjuk Praktikum
Pokok Bahasan : Suhu dan Kalor
Sub Pokok Bahasan : Suhu dan Pengukurannya
Kelas/Semester : X/ Semester 2
Alokasi waktu : ± 60 menit
Nama Kelompok:
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
I. Tujuan Pengamatan
a. Siswa mampu menggunakan alat ukur
b. Siswa mengetahui suhu awal dan akhir suatu zat cair dengan alat ukur
II. Alat dan Bahan
1. Termometer Celcius
2. Penyangga kaki tiga
3. spritus
4. gelas kimia
III.Landasan Teori
Jika kita dekat dengan api maka kita merasa ..., sedangkan bila kita
menyentuh es maka kita merasa …. Tetapi indera peraba kita tidak dapat
menyatakan secara tepat derajat panas dinginnya suatu benda. Saat kita
menyentuh sebuah benda, sifat yang disebut … diterangkan berdasarkan indera
suhu kita. … tersebut akan menunjukkan apakah benda itu akan terasa panas atau
dingin.
14
Semakin panas berarti … semakin …. Memperkirakan suhu tersebut
berarti kita menyatakan hanya secara kualitatif. Oleh karena itu, untuk
menyatakan suhu dengan tepat secara kuantitatif (dengan angka-angka), untuk
mengetahui tinggi rendahnya suhu suatu zat kita gunakan alat yang disebut …
IV. Langkah Kerja
1. Letakkan gelas kimia yang sudah berisi air di atas penyangga!
2. Ukur suhu awal dari air tersebut!
3. Hidupkan spritus dan taruh di bawah penyangga!
4. hitung suhu akhir dari air tersebut!
IV. DATA HASIL PERCOBAAN
Data hasil percobaan
NoJenis Zat
CairSuhu Awal Suhu Akhir
1. Air ….. …..
V. PERTANYAAN
1. Adakah perbedaan dari hasil percobaan kalian pada awal sampai akhir ?
apakah yang berbeda?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………
2. Selanjutnya dari hasil yang kalian peroleh konversikan ke dalam skala
Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin!
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
15
…………………………………………………………………………
………………………………
3. Apakah yang dapat anda simpulkan dari hasil pengamatan?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………
16
LEMBAR KERJA SISWA
Tes Pemahaman Siswa
Pilihan Ganda
1. Suhu suatu zat menyatakan ...
a. jumlah molekul zat
b. tingkat kenaikan volume zat
c. tingkat panas atau dinginnya suatu zat
d. tingkat pemuaian zat
2. Satuan Internasional (SI) yang digunakan untuk suhu adalah ...
a. celcius b. fahrenheit
c. reamur d. Kelvin
3. Suhu suatu zat diukur dengan ...
a. barometer b. termometer
c. higrometer d. Manometer
4. Pernyataan berikut ini benar, kecuali ...
a. suhu merupakan besaran turunan
b. alat ukur suhu adalah termometer
c. suhu menyatakan derajat panas sebuah benda
d. molekul-molekul sebuah benda bergetar cepat jika suhu dinaikkan
5. Air tidak dipakai untuk mengisi termometer. Hal ini karena ...
a. volume air tetap
b. tidak memuai ketika dipanaskan
c. memiliki pemuaian yang kecil
d. air membasahi dinding
Esai
1. Ubahlah nilai skala berikut dengan skala yang diminta:
a. 40⁰C . . . ⁰F . . . K . . . ⁰R
b. 60⁰R . . . ⁰C . . . ⁰F . . . K
c. 50⁰F . . . ⁰R . . . ⁰C . . . K
2. Pada siang hari, suhu dalam sebuah kamar adalah 350 C. Berapa suhu itu, bila
diukur dalam skala Fahrenheit?
3. Suhu sebuah ruangan yang menggunakan AC adalah 77°F. Berapa suhu itu,
bila diukur daam satuan derajat celcius!
4. Pada suhu berapakah skala yang sama antara Fahrenheit dan Celcius?
FORMAT PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif
No.Nama
Siswa
Instrument penilaian
Total NilaiLKS
Laporan
praktikumTugas (PR)
Kuis (tes
tertulis)
Tes
kognitif
1
2
dst.
2. Penilaian Psikomotorik
No.Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Total
NilaiMenyusun
alat
Menggunakan
AlatMengamati
Mengolah
Data Hasil
Pengamatan
Membuat
Pemecahan
Permasalahan
1
2
dst.
3. Penilaian Afektif
No.Nama
Siswa
Aspek yang dinilaiTotal Nilai
Kehadiran Kesiapan Keseriusan Kerjasama Partisipasi
1
2
dst.
Prosedur Penilaian
Untuk penilaian kognitif rentangan nilai dengan angka 0 s/d 100 sedangkan
untuk penilaian afektif dan psikomotorik dengan huruf A s/d E dengan
konversi sebagai berikut:
A (85≤100) C (50≤69) E (0≤29)
B (70≤84) D (30≤49)
Daftar Pustaka
Doantara yasa. Pendekatan kontekstual.Blog pada wordpress.com (diakses pada tanggal 6 April 2014)
Kanginan, M. 2004. Fisika untuk SMA kelas X. IA. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional.2003.Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning).Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP
Anonim.2011.Model Pembelajaran Kontekstual.Artikel.Tersedia pada: http://Model Pembelajaran Konstektual _ Diones Aliaski Blog.html (diakses tanggal 6 April 2014)