step_1.docx_laptor

29
 Step 1 Step 2 1. jenis dan penatalaksanaan keracunan 2. kegawatan darurat napza 3. klasifikasi napza Step 3. 1. Defenisi keracunan asetaminofin Lebih dari 100 jenis produk yang mengandung asetaminofen bisa dibeli secara  bebas, tanpa resep dokter. Sediaan untuk anak-anak tersedia dalam bentuk sirup, tablet dan kapsul. Asetaminofen bisa ditemukan dalam beberapa obat berikut: * Tylenol * Anacin-3 * Liquiprin * Panadol * Tempra. Kandungan asetaminofen dalam beberapa jenis sediaan obat dan kekuatannya: Supositoria (tablet/kapsul yang dimasukkan ke dalam anus atau vagina) : 120 mg, 125 mg, 300 mg, 600 mg - Tablet kunyah : 80 mg - Kekuatan normal : 325 mg - Kekuatan ekstra : 500 mg - Elixir: 325 mg/sendok teh, 160 mg/sendok teh, 1 20 mg/ sendok teh - Sirup : 160 mg/sendok teh, 130 mg/sendok teh - Obat tetes : 100 mg/mL, 120 mg/2,5 mL Asetaminofen adalah obat yang sangat aman, tetapi bukan berarti tidak berbahaya.

Upload: abdi-nusa-persada-nababan

Post on 09-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sfsfs

TRANSCRIPT

Step 1

Step 21. jenis dan penatalaksanaan keracunan2. kegawatan darurat napza3. klasifikasi napza

Step 3.1. Defenisikeracunan asetaminofinLebih dari 100 jenis produk yang mengandung asetaminofen bisa dibeli secara bebas, tanpa resep dokter. Sediaan untuk anak-anak tersedia dalam bentuk sirup, tablet dan kapsul. Asetaminofen bisa ditemukan dalam beberapa obat berikut:

* Tylenol* Anacin-3* Liquiprin* Panadol* Tempra.

Kandungan asetaminofen dalam beberapa jenis sediaan obat dan kekuatannya:Supositoria (tablet/kapsul yang dimasukkan ke dalam anus atau vagina) : 120 mg, 125 mg, 300 mg, 600 mg- Tablet kunyah : 80 mg- Kekuatan normal : 325 mg- Kekuatan ekstra : 500 mg- Elixir: 325 mg/sendok teh, 160 mg/sendok teh, 120 mg/ sendok teh- Sirup : 160 mg/sendok teh, 130 mg/sendok teh- Obat tetes : 100 mg/mL, 120 mg/2,5 mL

Asetaminofen adalah obat yang sangat aman, tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Sejumlah besar asetaminofen akan melebihi kapasitas kerja hati, sehingga hati tidak lagi dapat menguraikannya menjadi bahan yang tidak berbahaya. Akibatnya, terbentuk suatu zat racun yang dapat merusak hati. Keracunan asetaminofen pada anak-anak yang belum mencapai masa puber, jarang berakibat fatal. Pada anak-anak yang berumur lebih dari 12 tahun, overdosis asetaminofen bisa menyebakban kerusakan hati.

Gejala keracunan asetaminofen terjadi melalui 4 tahapan:

1. Stadium I (beberapa jam pertama) : belum tampak gejala2. Stadium II (setelah 24 jam) : mual dan muntah; hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa hati tidak berfungsi secara normal3. Stadium III (3-5 hari kemudian) : muntah terus berlanjut; pemeriksaan menunjukkan bahwa hati hampir tidak berfungsi, muncul gejala kegagalan hati4. Stadium IV (setelah 5 hari) : penderita membaik atau meninggal akibat gagal hati.

Gejalanya lainnya yang mungkin ditemukan:- berkeringat- kejang- nyeri atau pembengkakan di daerah lambung- nyeri atau pembengkakan di perut bagian atas- diare- nafsu makan berkurang- mual dan/atau muntah- rewel- koma.

Gejala mungkin baru timbul 12 jam atau lebih setelah mengkonsumsi asetaminofen. Tindakan darurat yang dapat dilakukan di rumah adalah segera memberikan sirup ipekak untuk merangsang muntah dan mengosongkan lambung. Di rumah sakit, dimasukkan selang ke dalam lambung melalui hidung untuk menguras lambung dengan air. Untuk menyerap asetaminofen yang tersisa, bisa diberikan arang aktif melalui selang ini. Kadar asetaminofen dalam darah diukur 4-6 jam kemudian.

Jika anak telah menelan sejumlah besar asetaminofen (terutama jika kadarnya dalam darah sangat tinggi), biasanya diserikan asetilsistein untuk mengurangi efek racun dari asetaminofen, yang diberikan setelah arang dikeluarkan. Kegagalan hati bisa mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku, karena itu diberikan suntikan vitamin K1 (fitonadion). Mungkin perlu diberikan transfusi plasma segar atau faktor pembekuan. Prognosis tergantung kepada jumlah asetaminofen yang tertelan dan tindakan pengobatan. Jika pengobatan dimulai dalam waktu 8 jam setelah keracunan, atau dosis yang tertelan masih dibawah dosis racun, maka prognosisnya sangat baik.

KERACUNAN ASPIRIN

Aspirin atau obat yang mirip dengan Aspirin (salisilat) biasanya tidak dianjurkan diberikan kepada anak-anak dan remaja karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye. Tetapi pada penyakit tertentu (misalnya artritis rematoid juvenil) pemberian Aspirin kepada anak-anak/remaja dibenarkan/diperlukan.

Aspirin ditemukan pada:

* Aspirin* Ecotrin* Anacin (kaplet dan tablet)* Alka Seltzer* Bufferin.

Overdosis Aspirin (salisilisme) pada anak yang telah meminum Aspirin dosis tinggi selama beberapa hari biasanya lebih berat. Bentuk salisilat yang paling beracun adalah minyak wintergreen (metil salisilat), yang merupakan komponen dari obat gosok dan larutan penghangat. Seorang anak dapat meninggal karena menelan kurang dari 1 sendok teh metil salisilat murni.

Gejala awal dari salisilisme adalah mual dan muntah, diikuti dengan pernafasan yang cepat, hiperaktivitas, peningkatan suhu tubuh dan kadang kejang. Anak menjadi mengantuk, mengalami kesulitan dalam bernafas dan pingsan. Kadar Aspirin yang tinggi dalam darah menyebabkan anak menjadi sering berkemih, dan hal ini bisa menyebabkan dehidrasi.

Dilakukan pengurasan lambung sesegera mungkin. Jika anak dalam keadaan sadar, diberikan arang aktif melalui mulut atau melalui selang yang dimasukkan ke dalam lambung. Untuk mengatasi dehidrasi ringan, anak diharuskan minum sebanyak mungkin (susu maupun jus buah). Untuk dehidrasi yang lebih berat, diberikan cairan melalui infus. Demam diatasi dengan kompres hangat. Untuk mengatasi perdarahan bisa diberikan vitamin K1. Prognosis tergantung kepada kadar salisilat dalam darah. Kadar yang bisa menimbulkan keracunan adalah 150-300 mg/kg berat badan.

KERACUNAN BAHAN KAUSTIK

Yang dimaksud dengan bahan kaustik adalah asam dan alkali kuat. Bahan kaustik (jika tertelan) bisa menyebabkan luka bakar dan secara langsung menyebabkan kerusakan pada mulut, kerongkongan serta lambung.

Beberapa keperluan rumah tangga yang mengandung bahan kaustik adalah pembersih jamban dan sabun pencuci piring; beberapa diantaranya mengandung bahan kaustik yang paling berbahaya, yaitu natrium hidroksida dan asam sulfat. Bahan tersebut terdapat dalam bentuk padat maupun cair. Pada sediaan padat, rasa panas yang ditimbulkan menempel pada permukaan yang lembab sehingga anak segera berhenti memakannya. Sedangkan sediaan cair tidak menempel, lebih mudah ditelan dan bisa menyebabkan kerusakan pada seluruh bagian kerongkongan.

Segera timbul nyeri dan sifatnya bisa berat. Daerah yang terbakar menjadi bengkak dan menelan menimbulkan nyeri. Pernafasan menjadi dangkal, dengan denyut nadi yang cepat dan lemah. Kadang pembengkakan menyebabkan tersumbatnya saluran udara. Sering terjadi syok (tekanan darah sangat rendah).

Bahan kaustik menyebabkan keruskan pada dinding kerongkongan atau lambung. Satu minggu atau lebih setelah keracunan, pada dinding kerongkongan maupun lambung yang mengalami kerusakan bisa terjadi perforasi (pembentukan lubang), yang kemungkinan disebabkan oleh muntah maupun batuk. Anak yang berhasil melalui masa awal kerusakan pada akhirnya bisa meninggal akibat infeksi karena bahan kaustik dari kerongkongan merembes ke dalam rongga dada. Meskipun pada awalnya hanya menimbulkan gejala yang rignan, tetapi beberapa minggu kemudian bisa terjadi penyempitan pada kerongkongan.

Pada kasus berat dengan bahan kaustik yang sangat kuat, kematian terjadi akibat:- tekanan darah yang sangat rendah- penyumbatan saluran pernafasan- perforasi kerongkongan- kerusakan jaringan- peradangan paru-paru.

Dengan bantuan endoskopi bisa diketahui beratnya kerusakan yang telah terjadi pada kerongkongan sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus segera diambil. Untuk melarutkan bahan kaustik, sebaiknya anak diberik minum sebanyak mungkin, yang terbaik adalah minum susu. Susu tidak hanya bersifat melindungi dan melembutkan selaput lendir, tetapi juga merupakan pengganti dari protein jaringan yang merupakan target dari bahan kaustik.

Baju yang terkena bahan kaustik segera dilepas dan kulit yang terkena segera dicuci bersih. Sebaiknya tidak dilakukan perangsangan muntah dan pengurasan lambung karena bisa memperburuk kerusakan yang telah terjadi. Antibiotik diberikan jika anak mengalami demam atau terdapat tanda-tanda perforasi kerongkongan. Pada kasus yang ringan, anak didorong untuk minum sebanyak mungkin cairan. Jika anak tidak mau minum, cairan bisa diberikan melalui infus.

Jika saluran pernafasan tersumbat oleh pembengkakan kerongkongan, mungkin perlu dilakukan trakeostomi (pembuatan lubang pada trakea). Jika terjadi penyempitan, dilakukan pembedahan untuk memasukkan sebuah selang ke dalam kerongkongan agar kerongkongan tidak menutup sepenuhnya; terapi dilatasi bisa dilakukan beberapa bulan kemudian. Untuk mengurangi peradangan, bisa diberikan kortikosteroid.

KERACUNAN TIMAH HITAM

Keracunan timah hitam (plumbisme) biasanya merupakan suatu keadaan kronis (menahun) dan kadang gejalanya kambuh secara periodik. Kerusakan yang terjadi bisa bersifat permanen (misalnya gangguan kecerdasan pada anak-anak dan penyakit ginjal progresif pada dewasa).

Timah hitam ditemukan pada

* Pelapis keramik* Cat* Batere* Solder* Mainan.

Pemaparan oleh timah hitam dalam jumlah relatif besar bisa terjadi melalui beberapa cara:

* Menelan serpihan cat yang mengandung timah hitam* Membiarkan alat logam yang mengandung timah hitam (misalnya peluru, pemberat tirai, pemberat alat pancing atau perhiasan) tetap berada dalam lambung atau persendian, dimana secara perlahan timah hitam akan larut* Meminum minuman asam atau memakan makanan asam yang telah terkontaminasi karena disimpan di dalam alat keramik yang dilapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus buah, minuman berkola, tomat, jus tomat, anggur, jus apel)* Membakar kayu yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam atau batere di dapur atau perapian* Mengkonsumsi obat tradisional yang mengandung senyawa timah hitam* Menggunakan perabotan keramik atau kaca yang dilapisi timah hitam untuk menyimpan atau menyajikan makanan* Minum wiski atau anggur yang terkontaminasi oleh timah hitam* Menghirup asap dari bensin yang mengandung timah hitam* Bekerja di tempat pengolahan timah hitam tanpa menggunakan alat pelindung (seperti respirator, ventilasi maupun penekan debu).

Pemaparan timah hitam dalam jumlah yang lebih kecil, terutama melalui debu atau tanah yang telah terkontaminasi oleh timah hitam, bisa meningkatkan kadar timah hitam pada anak-anak; karena itu perlu diberikan pengobatan meskipun tidak ditemukan gejala.

Pada dewasa, serangkaian gejala yang khas bisa timbul dalam waktu beberapa minggu atau lebih, yaitu berupa perubahan kepribadian, sakit kepala, di dalam mulut terasa logam, nafsu makan berkurang dan nyeri perut samar-samar yang berakhir dengan muntah, sembelit serta nyeri kram perut. Pada dewasa jarang terjadi kerusakan otak.

Pada anak-anak, gejalanya diawali dengan rewel dan berkurangnya aktivitas bermain selama beberapa minggu. Kemudian gejala yang serius timbul secara mendadak dan dalam waktu 1-5 hari menjadi semakin memburuk, yaitu berupa:- muntah menyembur yang berlangsung terus menerus- berjalan goyah/limbung- kejang- linglung- mengantuk- kejang yang tak terkendali dan koma.

Gejala kerusakan otak tersebut terutama terjadi akibat pembengkakan otak. Baik pada anak-anak maupun dewasa bisa terjadi anemia. Beberapa gejala bisa menghilang secara spontan, tetapi jika kembali terjadi pemaparan oleh timah hitam, gejalanya akan kembali memburuk.

Resiko tinggi ditemukan pada anak-anak yang tinggal di rumah tua/lama yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar timah hitam di dalam darah. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pengukuran jumlah timah hitam yang dibuang melalui air kemih, analisa contoh sumsum tulang serta rontgen perut dan tulang panjang.

Kapsul succimer akan berikatan dengan timah hitam dan membantu melarutkannya di dalam cairan tubuh sehingga dapat dibuang ke dalam air kemih. Efek sampingnya adalah ruam kulit, mual, muntah, diare, nafsu makan berkurang, terasa logam di mulut dan kelainan pada fungsi hati (kadar transaminase).

Jika kadar timah hitam cukup tinggi sehingga kemungkinan akan terjadi kerusakan otak, maka penderita segera dirawat. Dimercaprol dan kalsium dinatrium edetat diberikan melalui serangkaian suntikan. Pengobatan dilakukan selama 5-7 hari untuk menghindari berkurangnya cadangan logam yang penting dalam tubuh (terutama seng). Dimercaprol seringkali menyebabkan muntah, karena itu diberikan cairan infus. Pengobatan ini mungkin perlu diulangi dengan selang waktu tertentu.

Setelah pengobatan dihentikan, kadar timah hitam dalam darah biasanya kembali meningkat karena timah hitam yang tersisa di dalam jaringan tubuh dilepaskan. Untuk membantu membuangnya, penisilamin per-oral diberikan 2 hari setelah pemberian kalsium dinatrium edetat. Untuk menggantikan hilangnya logam lain selama pemakaian penisilamin, seringkali diberikan suplemen zat besi, seng dan tembaga.

Efek samping dari kalsium dinatrium edetat kemungkinan terjadi akibat berkurangnya seng, yaitu berupa kerusakan ginjal, kadar kalsium darah yang tinggi, demam serta diare. Kerusakan ginjal biasanya bersifat sementara. Penisilamin bisa menyebabkan ruam kulit, proteinuria (protein dalam air kemih) dan penurunan jumlah sel darah putih. Efek tersebut bersifat sementara dan akan menghilang pada saat pemakaian penisilamin dihentikan. Pada beberapa penderita, dimercaprol bisa menyebabkan hemolisis (penghancuran sel darah merah).

Obat-obat tersebut tidak digunakan sebagai tindakan pencegahan pada pekerja timah hitam atau siapapun yang terpapar oleh kadar timah hitam yang tinggi, karena dapat meningkatkan penyerapan timah hitam. Yang terpenting adalah mengurangi pemaparan oleh timah hitam. Jika anak-anak memiliki kadar timah hitam sebesar 10 mikrogram/dL atau lebih, maka sebaiknya pemaparan oleh timah hitam dikurangi.

Pemulihan sempurna mungkin memerlukan waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun, dan kemungkinan akan meninggalkan efek saraf yang permanen. Setelah mengalami keracunan timah hitam, sistem saraf dan otot bisa tidak berfungsi sebagaimana mestinya, Sistem pembuluh darah dan ginjal juga bisa mengalami gangguan. Anak yang bertahan hidup bisa mengalami kerusakan otak yang permanen.

KERACUNAN ZAT BESI

Sejumlah besar zat besi bisa menyebabkan diare, muntah, peningkatan jumlah sel darah putih dan kadar gula darah yang tinggi. Jika dalam waktu 6 jam pertama tidak timbul gejala dan kadar zat besi di dalam darah rendah, maka kecil kemungkinan terjadinya keracunan.

Zat besi ditemukan pada:

* Fero-sulfat (Feosol, Slow Fe)* Fero-glukonat (Fergon)* Fero-fumarat (Femiron, Feostat)* Suplemen mineral* Suplemen vitamin.

Gejala overdosis zat besi biasanya terjadi melalui beberapa tahap:

1. Stadium 1 (dalam waktu 6 jam)- muntah- rewel- diare- nyeri perut- kejang- mengantuk- penurunan kesadaran- perdarahan lambung (gastritis hemoragika) akibat iritasi saluran pencernaan.

Jika kadar zat besi di dalam darah tinggi, juga bisa terjadi:- pernafasan dan denyut nadi cepat- tekanan darah rendah- peningkatan keasaman darah.

Tekanan darah yang sangat rendah atau penurunan kesadaran selama 6 jam pertama menunjukkan bahwa keadaannya sangat serius.

2. Stadium 2 (dalam waktu 10-14 jam), terjadi perbaikan semu yang berlangsung selama 24 jam.

3. Stadium 3 (antara 12-48 jam).Bisa terjadi syok (tekanan darah sangat rendah), aliran darah ke jaringan berkurang dan kadar gula darah turun. Kadar zat besi dalam darah mungkin normal, tetapi pemeriksaan menunjukkan adanya kerusakan hati.Gejala lainnya adalah:- demam- peningkatan jumlah sel darah putih- kelainan perdarahan- kelainan konduksi listrik di jantung- disorientasi- gelisah- mengantuk- kejang- penurunan kesadaran.Bisa terjadi kematian.

4. Stadium 4 (setelah 2-5 minggu) : bisa terjadi komplikasi seperti penyumbatan usus, sirosis atau kerusakan otak.

Jika hasil pemeriksaa darah menunjukkan kadar zat besi yang rendah, dilakukan observasi selama 6 jam dan jika tidak timbul gejala, anak tidak perlu dirawat. Jika kadar zat besi tinggi atau timbul gejala, maka anak perlu dirawat.

Di rumah sakit dilakukan pengurasan lambung. Digunakan arang aktif, meskipun tidak banyak menyerap zat besi. Mungkin perlu dilakukan pencucian usus untuk membuang zat besi. Suntikan deferoksamin (yang akan mengikat zat besi di dalam darah) diberikan kepada anak yang memiliki kadar zat besi tinggi atau menunjukkan gejala.

Kekurangan zat besi akibat pengobatan dan perdarahan bisa menyebabkan anemia. Rontgen lambung atau usus bagian atas dilakukan 6 minggu atau lebih setelah keracunan, untuk mengetahui adanya penyempitan organ akibat iritasi lapisan saluran pencernaan. Prognosis biasanya baik, hanya sekitar 1% yang meninggal. Resiko kematian pada anak yang mengalami syok dan kesadarannya menurun adalah sebesar 10%.

Kematian bisa terjadi bahkan dalam waktu 1 minggu setelah keracunan, tetapi jika dalam waktu 48 jam gejala-gejalanya telah hilang, maka akan terjadi pemulihan sempurna.

KERACUNAN HIDROKARBON

Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon. Hidrokarbon banyak ditemukan di dalam minyak bumi, gas alam dan batubara. Keracunan hidrokarbon biasanya terjadi karena anak menelan hasil penyulingan minyak bumi, seperti bensin, minayk tanah, pengencer cat dan hidrokarbon terhalogenasi (misalnya karbon tetraklorida yang banyak ditemukan di dalam larutan dan pencair dry-cleaning atau etilen diklorida).

Kematian banyak terjadi pada remaja yang dengan sengaja menghirup atsiri. Sejumlah kecil bahan tersebut (terutama dalam bentuk cairan yang mudah mengalir) bisa masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Cairan yang lebih kental, yang digunakan pada semir furnitur, sangat berbahaya karena bisa menyebabkan iritasi dan pneumonia aspirasi yang berat.

Gejalanya terutama menyerang paru-paru dan usus; pada kasus yang sangat berat juga menyerang otak. Pada awalnya anak mengalami batuk dan tersedak, kemudian pernafasan menjadi cepat. Kulitnya tampak kebiruan karena berkurangnya kadar oksigen dalam darah. Selanjutnya terjadi muntah dan batuk yang menetap disertai megap-megap.

Pada anak yang lebih besar, sebelum terjadinya muntah, mereka mengeluh merasa terbakar/panas di lambung. Gejala neurologis meliputi mengantuk, koma dan kejang. Gejala yang lebih berat ditemukan pada anak yang telah menelan cairan yang lebih encer, minyak anjing laut mineral atau h idrokarbon halogenasi (misalnya karbon tetraklorida).

Bisa terjadi kerusakan pada ginjal dan sumsum tulang. Pada kasus yang berat, terjadi pembesaran jantung, denyut jantung yang tidak teratur dan henti jantung. Peradangan paru-paru yang cukup berat biasanya menyebabkan kematian dalam waktu 24 jam. Pemulihan pneumonia berlangsung dalam waktu 1 minggu; tetapi jika penyebabnya adalah karena menelan minyal anjing laut mineral, masa pemulihan biasanya memerlukan waktu 5-6 minggu.

Pada kasus yang berat, pneumonia dapat dilihat pada rontgen dada dalam waktu 2 jam setelah keracunan; pada 90% kasus, pneumonia bisa terlihat pada rontgen dada dalam waktu 6-8 jam. Jika dalam waktu 24 jam tidak tidak timbul gejala pneumonia, maka tidak akan terjadi pneumonia.

Kerusakan atau infeksi ginjal bisa terlihat dari hasil penghitungan sel darah putih dan analisa air kemih. Untuk memperkuat diagnosis dan membantu menentukan rencana pengobatan, dilakukan pengukuran kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah arteri.

Jika anak berada dalam keadaan sadar, segera minum segelas susu untuk melarutkan bahan yang tertelan dan mengurangi peradangan lambung. Jika terdapat tanda-tanda pneumonia (misalnya pernafasan cepat, denyut jantung cepat atau batuk), anak harus dibawa ke rumah sakit. Jika terjadi pneumonia diberikan terapi oksigen, ventilator, cairan infus dan pengawasan ketat.

Keracunan dalah masuknya zat yang berlaku sebagai racun, yang memberikan gejala sesuai dengan macam, dosis dan cara pemberiannya.

Seseorang dicurigai menderita keracunan, bila :1. Sakit mendadak.2. Gejala tak sesuai dengan keadaan patologik tertentu.3. Gejala berkembang dengan cepat karena dosis besar.4. Anamnese menunjukkan kearah keracunan, terutama kasus percobaan bunuh diri, pembunuhan atau kecelakaan.5. Keracunan kronis dicurigai bila digunakannya obat dalam waktu lama atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat kimia.

GEJALA UMUM KERACUNAN

1. Hipersalivasi (air ludah berlebihan)2. Gangguan gastrointestinal : mual-muntah3. Mata : miosis

PENATALAKSANAAN

1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun

a. Racun melalui mulut (ditelan / tertelan)1. Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu, telor mentah atau norit).2. Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan cara :

- Dimuntahkan :Bisa dilakukan dengan cara mekanik (menekan reflek muntah di tenggorokan), atau pemberian air garam atau sirup ipekak.Kontraindikasi : cara ini tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif (asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), kesadaran menurun dan penderita kejang.

- Bilas lambung : Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah. Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit, Natrium bicarbonat 5 %, atau asam asetat 5 %. Pembilasan sampai 20 X, rata-rata volume 250 cc.Kontraindikasi : keracunan zat korosif & kejang.

- Bilas Usus Besar : bilas dengan pencahar, klisma (air sabun atau gliserin).

b. Racun melalui melalui kulit atau mata

- Pakaian yang terkena racun dilepas- Cuci / bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau zat penetralisir (asam cuka / bicnat encer).- Hati-hati : penolong jangan sampai terkontaminasi.

c. Racun melalui inhalasi- Pindahkan penderita ke tempat aman dengan udara yang segar.- Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang terhisap, jangan menggunakan metode mouth to mouth.

d. Racun melalui suntikan- Pasang torniquet proximal tempat suntikan, jaga agar denyut arteri bagian distal masih teraba dan lepas tiap 15 menit selama 1 menit- Beri epinefrin 1/1000 dosis : 0,3-0,4 mg subkutan/im.- Beri kompres dingin di tempat suntikan

2. Mengeluarkan racun yang telah diserapDilakukan dengan cara :- Diuretic : lasix, manitol- Dialisa- Transfusi exchange

3. Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala- Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi : RJP- Gangguan sistem susunan saraf pusat : Kejang : beri diazepam atau fenobarbital Odem otak : beri manitol atau dexametason.

4. Pengobatan spesifik dan antidotum

a. Keracunan Asam / Basa Kuat (Asam Klorida, Asam Sulfat, Asam Cuka Pekat, Natrium Hidroksida, Kalium Hidroksida).

- Dapat mengenai kulit, mata atau ditelan.- Gejala : nyeri perut, muntah dan diare.- Tindakan : Keracunan pada kulit dan mata :- irigasi dengan air mengalir- beri antibiotik dan antiinflamasi. Keracunan ditelan / tertelan :- asam kuat dinetralisir dengan antasida- basa kuat dinetralisir dengan sari buah atau cuka- jangan bilas lambung atau tindakan emesis- beri antibiotik dan antiinflamasi.

b. Keracunan Alkohol / Minuman Keras

- Gejala : emosi labil, kulit memerah, muntah, depresi pernafasan, stupor sampai koma.- Tindakan : Bilas lambung dengan air Beri kopi pahit Infus glukosa : mencegah hipoglikemia.

c. Keracunan Arsenikum

- Gejala : mulut kering, kulit merah, rasa tercekik, sakit menelan, kolik usus, muntah, diare, perdarahan, oliguri, syok.- Tindakan : Bilas lambung dengan Natrium karbonat/sorbitol Atasi syok dan gangguan elektrolit Beri BAL (4-5 Kg/BB) setiap 4 jam selama 24 jam pertama. Hari kedua sampai ketiga setiap 6 jam (dosis sama). Hari keempat s/d ke sepuluh dosis diturunkan.

d. Keracunan Tempe Bongkrek

- Gejala : mengantuk, nyeri perut, berkeringat, dyspneu, spasme otot, vertigo sampai koma.- Tindakan : terapi simptomatik.

e. Keracunan Makanan Kaleng (Botulisme)

- Gejala : gangguan penglihatan, reflek pupil (-), disartri, disfagi, kelemahan otot lurik, tidak ada gangguan pencernaan dan kesadaran.- Tindakan : Bilas lambung dengan norit Beri ATS 10.000 unit. Ber Fenobarbital 3 x 30-60 mg / oral.

f. Keracunan Ikan

- Gejala : panas sekitar mulut, rasa tebal pada anggota badan, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri sendi, pruritus, demam, paralisa otot pernafasan.- Tindakan : Emesis, bilas lambung dan beri pencahar.

g. Keracunan Jamur

- Gejala : air mata, ludah dan keringat berlebihan, mata miosis, muntah, diare, nyeri perut, kejang, dehidrasi, syok sampai koma.- Tindakan : Emesis, bilas lambung dan beri pencahar. Injeksi Sulfas Atropin 1 mg / 1-2 jam Infus Glukosa.h. Keracunan Jengkol

- Gejala : kolik ureter, hematuria, oliguria anuria, muncul gejala Uremia.- Tindakan : Infus Natrium bikarbonat Natrium bicarbonat tablet : 4 x 2 gr/hari

i. Keracunan Singkong

- Gejala : Mual, nyeri kepala, mengantuk, hipotensi, takikardi, dispneu, kejang, koma (cepat meninggal dalam waktu 1-15 menit).- Tindakan : Beri 10 cc Na Nitrit 5 % iv dalam 3 menit Beri 50 cc Na Thiosulfat 25 % iv dalam 10 menit.

j. Keracunan Marihuana / Ganja

- Gejala : halusinasi, mulut kering, mata midriasis- Tindakan : simptomatik, biasanya sadar setelah dalam 24 jam pertama.

k. Keracunan Formalin

- Gejala : Inhalasi : iritasi mata, hidung dan saluran nafas, spasme laring, gejala bronchitis dan pneumonia. Kulit : iritasi, nekrosis, dermatitis. Ditelan/tertelan : nyeri perut, mual, muntah, hematemesis, hematuria, syok, koma, gagal nafas.- Tindakan : bilas lambung dengan larutan amonia 0,2 %, kemudian diberi minum norit / air susu

l. Keracunan Barbiturat

- Gejala : mengantuk, hiporefleksi, bula, hipotensi, delirium, depresi pernafasan, syok sampai koma.- Tindakan : Jangan lakukan emesis atau bilas lambung Bila sadar beri kopi pahit secukupnya Bila depresi pernafasan, beri amphetamin 4-10 mg intra muskular.

m. Keracunan Amfetamin

- Gejala : mulut kering, hiperaktif, anoreksia, takikardi, aritmia, psikosis, kegagalan pernafasan dan sirkulasi.- Tindakan : Bilas lambung Klorpromazin 0,5-1 mg/kg BB, dapat diulang tiap 30 menit Kurangi rangsangan luar (sinar, bunyi)n. Keracunan Aminopirin (Antalgin)

- Gejala : gelisah, kelainan kulit, laborat : agranolositosis- Tindakan : Beri antihistamin im/iv Beri epinefrin 1 %o 0,3 cc sub kutan.

o. Keracunan Digitalis (Digoxin)

- Gejala : anoreksia, mual, diare, nadi lambat, aritmia dan hipotensi- Tindakan : Propranolol KCl iv

p. Keracunan Insektisida Gol.Organofosfat (Diazinon, Malathion)

- Gejala : mual, muntah, nyeri perut, hipersalivasi, nyeri kepala, mata miosis, kekacauan mental, bronchokonstriksi, hipotensi, depresi pernafasan dan kejang.- Tindakan : Atropin 2 mg tiap 15 menit sampai pupil melebar Jangan diberi morfin dan aminophilin.

q. Keracunan Insektisida Gol.(Endrin, DDT)

- Gejala : muntah, parestesi, tremor, kejang, edem paru, vebrilasi s/d kegagalan ventrikel, koma- Tindakan : Jangan gunakan epinefrin Bilas lambung hati-hati Beri pencahar Beri Kalsium glukonat 10 % 10 cc iv pelan-pelan.

r. Keracunan Senyawa Hidrokarbon (Minyak Tanah, Bensin)

- Gejala : Inhalasi : nyeri kepala, mual, lemah, dispneu, depresi pernafasan Ditelan/tertelan : muntah, diare, sangat berbahaya bila terjadi aspirasi (masuk paru)- Tindakan : Jangan lakukan emesis Bilas lambung hati-hati Beri pencahar Depresi pernafasan : Kafein 200-500 mg im Pengawasan : kemungkinan edem paru.

s. Keracunan Karbon Mono-oksida (CO)

- Gejala : kulit dan mukosa tampak merah terang, nyeri dan pusing kepala, dispneu, pupil midriasis, kejang, depresi pernafasan sampai koma.- Tindakan : Pasang O2 bertekanan Jangan gunakan stimulan Pengawasan : kemungkinan edem otak

t. Keracunan Narkotika (Heroin, Morfin, Kodein)

- Gejala : mual, muntah, pusing, klulit dingin, pupil miosis, pernafasan dangkal sampai koma.- Tindakan : Jangan lakukan emesis Beri Nalokson 0,4 mg iv tiap 5 menit (atau Nalorpin 0,1 mg/Kg BB.Obat terpilih Nalokson (dosis maximal 10 mg), karena tidak mendepresi pernafasan, memperbaiki kesadaran, hanya punya efek samping emetik.Karenanya pada penderita koma tindakan preventif untuk aspirasi harus disiapkan.

NARKOBA DAN OVER DOSIS

Overdosis (OD) atau kelebihan dosis terjadi apabila tubuhmengabsorbsi obat lebih dariambang batas kemampuannya (lethaldoses). Biasanya, hal ini terjadi akibat adanyaproses toleransi tubuh terhadap obat yang terjadi terus menerus, baik yang digunakanoleh para pemula maupun para pemakai yang kronis. OD sering terjadi pada penggunaanNARKOBA golongan narkotik bersamaan dengan alkohol dan obat tidur/anti depresan,misalnya golongan barbiturat luminal, valium, xanax,mogadon/BK, dan lain-lain).GEJALA KLINIS YANG TIMBUL AKIBAT OVER DOSISAda beberapa gejala klinis yang dapat dilihat pada para pecandu yang mengalami gejalaover dosis, yakni:Penurunan kesadaranFrekuensi pernafasan kurang dari 12 kali per menitPupil miosisRiwayat pemakaian morfin atau heroin mempunyai ciri yang khas yakni tanda bekasjarum suntikPENANGANAN OVER DOSISUmumnya, mekanisme penanganan overdosis pada para pecandu NARKOBA yangdilakukan di rumah-rumah sakit atau klinik-klinik ketergantungan obat mempunyai dasarterapi yang sama. Upaya yang dilakukan ialah melakukan monitoring tanda-tanda vitaldari tubuh manusia, yang meliputi:Penanganan KegawatanBebaskan jalan nafasBerikan oksigen 100% sesuai kebutuhanPasang Infus Dextrose 5% emergensi NaCl 0,9% ,atau cairan koloid bila diperlukanBila diperlukan, pasang endotracheal tubePemberian Antidotum Nalokson.Tanpa hipoventilasi: Dosis awal diberikan 0,4 mg intra vena.Dengan hipoventilasi : Dosis awal diberikan1-2 mg intra vena.Bila tidak ada respon dalam 5 menit, berikan Nalokson 1-2 mg intra vena sehinggatimbul respon perbaikan kesadaran dan hilangnya depresi pernapasan, dilatasi pupil, atautelah mencapai dosis maksimal 10 mg.Bila tidak ada respon, lapor konsulen ke Tim Narkoba.Efek Nalokson akan berkurang 20 - 40 menit setelah pemberian dan pasien dapat jatuhdalam keadaan overdosis kembali, sehingga perlu pemantauan ketat terhadap tanda-tandapenurunan kesadaran, pernapasan, perubahan pada pupil, dan tanda vital yang lain selama24 jam.

3. klasifikasi napzaNAPZA dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

(1). NarkotikaNarkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Didalam Undang-undang RI No. 2 tahun 1997 zat narkotika dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :a. Narkotika golongan INarkotika golongan ini hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam ilmu pengobatan sera mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan. Contoh : Heroin (Putaw), Kokain, Ganja.b. Narkotika golongan IINarkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidinc. Narkotika golongan IIINarkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Kodein.(2). PsikotropikaPsikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebakan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Menurut Undang-undang RI No. 5 tahun 1997, psikotropika dibagi menjadi 4 golongan yaitu:a. Psikotropika golongan IPsikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : Ekstasi(5-metoksi-3,4-metilen-dioksiamfetamin), Shabu, LSD (lysergic acid diethylamide).b. Psikotropika golongan IIPsikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : Amfetamin, metilfenidat atau Ritalin.c. Psikotropika golongan IIIPsikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : Pentobarbital, Flunitrazepam.d. Psikotropika golongan IVPsikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : Diazepam, Bromazepam, Fenobarbital, Klonazepam, Klordiazepoxid, Nitrazepam seperti pil KB dan Dum.(3). Zat adiktif lainZat adiktif adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut narkotika dan psikotropika, meliputi :a. Minuman beralkoholMinuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etil alkohol yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika memperkuat pengaruh obat atau zat itu dalam tubuh manusia. Minuman beralkohol dibagi menjadi 3 golongan yaitu :a) Golongan A : kadar etanol 1-5 % (bir)b) Golongan B : kadar etanol 5-20 % (berbagai minuman anggur)c) Golongan C : kadar etanol 20-45 % (Whisky, Vodca, Manson House (Johny Walker)b. InhalasiInhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Contoh : Lem, Tiner, Penghapus cat kuku, Bensin.c. TembakauPemakaian tembakau yang mengandung nikotik sangat luas dimasyarakat, pemakaian rokok dan alcohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya

STEP 4.

1. KERACUNAN JAMUR (CENDAWAN)

Keracunanjamur dapat diakibatkan karena makan satu dari beberapa jenis dari jamur yang ada.Kekuatan racunnya bervariasi tergantung kepada:- jenis jamur- musim pertumbuhan jamur- cara memasak jamur.

Padakeracunanyang disebabkan oleh Inocybe dan Clitocybe, bahan yang berbahaya adalah muskarin.

Gejala yang timbul beberapa menit sampai 2 jam setelah makan, bisa berupa:- peningkatan produksi air mata dan air liur- pupil yang mengecil- berkeringat- muntah- kram perut- diare- pusing- linglung- koma- kejang (kadang-kadang).

Dengan pengobatan yang tepat, biasanya akan terjadi penyembuhan dalam waktu 24 jam, meskipun bisa terjadi kematian dalam waktu beberapa jam.

Keracunanfaloidin yang disebabkan karena memakan Amanita phalloides, gejalanya timbul dalam 6-24 jam.Gejala-gejala saluran pencernaan yang timbul mirip dengan keracunan muskarin, dan kerusakan ginjal bisa menyebabkan berkurangnya produksi air kemih atau tidak ada sama sekali.

Sakit kuning karena kerusakan hati akan muncul dalam 2-3 hari.

Kadang-kadang gejala akan hilang dengan sendirinya, tetapi hampir 50% penderita akan meniggal dalam 5-8 hari.

KERACUNAN TANAMAN DAN SEMAK-SEMAK

Keracunan akibat tanaman dan semak-semak terjadi karena makan daun-daunan dan buah-buahan dari tanaman dan semak-semak liar.

Akar hijau dan akar yang bertunas mengandung solanin, yang bisa menyebabkan mual ringan, muntah, diare dan kelemahan.

Fava beans menyebabkan pemecahan sel-sel darah merah (favisme), biasanya merupakan kelainan yang diturunkan.

Keracunan ergot dapat disebabkan karena makan gandum yang tercemar oleh jamur Claviceps purpures.Buah dari pohon Koenig menyebabkan muntah Jamaika.

KERACUNAN MAKANAN LAUT

Keracunan makanan lautbisa disebabkan oleh ikan bertulang atau kerang.Biasanyakeracunan ikanmerupakan akibat dari 3 jenis racun, yaitu siguatera, tetraodon atau histamin.

Keracunansiguatera dapat terjadi setelah makan salah satu dari ebih dari 400 jenis ikan dari pantai tropik di Florida, India Barat atau Pasifik. Toksin dihasilkan oleh dinoflagelata, suatu organisme laut yang sangat kecil, yang dimakan oleh ikan dan terkumpul di dalam dagingnya. Ikan yang lebih besar dan lebih tua lebih berracun daripada ikan yang lebih kecil dan lebih muda.

Gejala bisa dimulai dalam 2-8 jam setelah makan ikan. Kram perut, mual, muntah, dan diare dapat terjadi selama 6-17 jam. Selanjutnya akan timbul gatal-gatal, perasaan seperti tertusuk jarum, sakit kepala, nyeri otot, perasaan panas dan dingin yang silih berganti dan nyeri di daerah wajah.

Gejala dari keracunan tetraodon dari ikan puffer, yang paling banyak ditemukan di perairan Jepang, sama dengan keracunan siguareta. Kematian dapat terjadi akibat dari kelumpuhan otot-otot pernafasan.

KeracunanHistamin dari ikan makerel, tuna dan lumba-lumba biru (mahimahi), terjadi jika jaringan ikan yang rusak setelah ditangkap, menghasilkan histamin dalam jumlah yang besar. Jika dimakan, histamin akan segera menyebabkan kemerahan di muka. Juga bisa timbul mual, muntah, nyeri perut dan kaligata (urtikaria) yang terjadi beberapa menit setelah makan ikan tersebut. Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung kurang dari 24 jam.

Dari Juni sampai Oktober, terutama di pantai Pasifik dan New England, kerang-kerangan (remis, remis besar, tiram) dapat memakan dinoflagelata yang mengandung racun. Dinoflagelata ini ditemukan dalam jumlah besar di lautan pada waktu-waktu tertentu, dimana air tampak berwarna merah, dan disebut pasang merah.

Mereka menghasilkan toksin yang menyerang saraf (neurotoksin) dan menyebabkan keracunan kerang paralitik. Toksin ini akan tetap ada, bahkan setelah kerang tersebut dimasak.

Gejala awalnya berupa rasa tertusuk-tusuk jarum di sekitar mulut, dimulai dalam 5-30 menit setelah makan. Selanjutnya timbul mual, muntah dan kram perut. Sekitar 25% penderita mengalami kelemahan otot dalam beberapa jam berikutnya. Kadang-kadang kelemahan ini berkembang menjadi kelumpuhan pada lengan dan tungkai.

Kelemahan pada otot-otot pernafasan, kadang sedemikian beratnya sehingga menyebabkan kematian.

KERACUNAN BAHAN-BAHAN PENCEMAR

Keracunanbahan-bahan pencemar bisa menyerang orang-orang yang memakan :

buah-buahan dan sayur-sayuran yang tidak dicuci, yang disemprot dengan arsen, timah hitam atau insektisida organik larutan asam yang disimpan dalam wadah tembikar yang dilapisi timah hitam makanan yang disimpan dalam wadah yang dilapisi kadmium.

PENGOBATAN KERACUNAN MAKANAN

Untuk mengeluarkan racun dari tubuh, biasanya dilakukan pencucian lambung (lavase lambung, bilas lambung). Obat-obatan seperti sirup ipekak dapat digunakan untuk merangsang muntah dan obat pencahar digunakan untuk mengosongkan usus. Jika muntah dan mual berlangsung terus menerus, maka diberikan cairan intravena (melalui pembuluh darah) yang mengandung gula dan garam untuk memperbaiki dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Pereda nyeri mungkin diperlukan bila kram perut sangat hebat. Mungkin juga diperlukan alat Bantu nafas dan perawatan di ruang intensif. Siapapun yang menjadi sakit setelah makan jamur yang tidak dikenal, harus mencoba untuk segera muntah dan memeriksakan muntahannya ke laboratorium, karena jamur yang berbeda memerlukan penanganan yang berbeda pula. Atropin diberikan untuk keracunan muskarin. Pada keracunan faloidin, diberikan makanan yang mengandung banyak karbohidrat dan infus cairan dekstrosa dan natrium klorida, yang akan membantu memperbaiki kadar gula yang rendah dalam darah (hipoglikemia) yang disebabkan oleh kerusakan hati. Manitol, yang diberikan melalui infus, kadang-kadang digunakan untuk mengatasi keracunan siguatera yang berat. Anti-histamin (penghalang histamin) diberikan untuk mengurangi gejala-gejala karena keracunan histamin dari ikan.

2. overdosis dan narkobaRamuan ini merupakan versi khusus dari formula pembersih dan penguat organ liver, yang diadaptasi untuk menangani keracunan liver yang parah akibat minum-minuman keras (alkhohol) dan obat-obatan yang merupakan problem serius di seluruh dunia. keracunan obat bisa disebabkan obat bius seperti opium, amphetamine atau sama halnya dengan obat-obatan medis yang umumnya di resepkan seperti obat tidur dan anti depresi, dengan kerusakan yang seringkali di gabungkan dengan konsumsi alkhohol.Ramuan ini tidak hanya menghilangkan racun dalam organ liver saja dan rasa terbakar (peradangan), tetapi juga bisa digunakan untuk mengatasi sembelit parah yang seringkali menyertai kondisi seperti ini serta untuk meringankan penyumbatan kronis pada jaringan syaraf-syaraf simpatis dan organ-organ abdomen (penyumbatan perut bagian atas/ulu hati), ketegangan di dada dan rusuk-rusuk, otot-otot kendur dan perubahan warna kulit dan ketegangan syaraf.Komposisi dan cara kerja ramuan :1. Membuang racun pada hati dan mengatasi lembab panas yang bersifat menghalangi sistem bekerja dengan baik dan menghalangi energi dan darah mengalir dengan lancar, melancarkan BAB dan menghilangkan warna tidak normal yang muncul (Bupleureum, scutellaria macranatha, rhubarb, gardenia florida)2. Menambah darah, cairan dan Qi-energi perut serta menenangkan emosi penderita (white peony, chinese jujube)3. Menghangatkan sistem dan menghilangkan gejala mual-muntah (jahe, pinellia ternata)Rebus jahe segar sebesar jempol kaki (dikeprek dulu) hingga mendidih dalam wadah tertutup dengan 3 gelas air, sebelum diangkat masukan 4 kapsul ramuan diatas, tutup kembali hingga dingin.untuk diminum 3x masing-masing 1 gelas. Jika tidak memungkinkan minum 3 x 2 3 kapsul insya Alloh cukup.Keterangan :Hindari terlalu lelah, berbaring dan istirahat serta menghindari ekploitasi emosi yang berlebihan seperti marah, cemas, sedih, stresa dan emeosi-emosi lainnya penting dikerjakan.Hindari makanan cepat saji, bumbu-bumbu pedas, gula halus / gula pasir, tepung serta makanan yang digoreng..sea food segar, keong dan ikan gabus baik sebagai sumber protein, dan hindari daging sapi, kambing dan babi, untuk makan utama bisa menggunakan beras merah / beras hitam / beras organik, talbinah, oat, jewawut dll akan sangat membantu pemulihan kekenduran otot-otot serta kelemahan jaringan. Buah, sayur dan makanan tambahan seperti spirulina, alga biru, klorofil adalah suplemen yang baik bagi liver yang kering dan meradang (tidak cocok untuk kelemahan fungsi liver akibat limpa-ginjal lemah)Yang terpenting adalah memastikan segala sesuatu yang anda makan dan minum bersih serta bebas dari bahan tambahan yang mengandung racun seperti peptisida dan bahan pengawet. Hindari alkhohol, kafein, tembakau dan obat-obat lainnya yang akan memperburuk kondi yang ada.Harap diperhatikan bahwa obat-obatan yang di gunakan dalam Pengobatan barat Modern untuk merawat infeksi liver tidak terbukti efektif dalam praktek klinis, sedangkan obat-obatan Herbal Tradisional jika diterapkan dengan tepat dengan diet ketat dan petunjuk-petunjuk lainnya, insya Alloh akan membawa hasil positif bila masalahnya di tangani sebelum terjadi kerusakan yang permanen.