sumary_rmrb_05012012

14
v RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam negeri. Hal ini dipertegas di dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, yang pada Pasal 66 ditetapkan bahwa “Kementerian Dalam Negeri mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara”. Dalam rangka “menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri”, Kementerian Dalam Negeri memiliki cakupan tugas dan fungsi yang sangat luas, yakni pembinaan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, pembinaan penyelenggaraan pemerintahan umum, pembinaan penyelenggaraan otonomi daerah, fasilitasi pengelolaan pembangunan daerah, fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan, fasilitasi pemberdayaan masyarakat, fasilitasi penataan kependudukan dan pencatatan sipil, serta fasilitasi pengelolaan keuangan daerah. Luasnya cakupan tugas dan fungsi Kementerian Dalam Negeri tersebut, memerlukan susunan organisasi dan tata kerja yang tepat, dan didukung dengan jumlah dan kompetensi aparatur yang memadai, agar tugas dan fungsi tersebut dapat dilaksanakan secara efektif. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010, maka telah ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri (sebagai pengganti Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri). Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kementerian Dalam Negeri senantiasa melakukan upaya terbaik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah. Namun, harus diakui bahwa penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Dalam Negeri belum sepenuhnya mencapai kinerja yang diharapkan. Hal ini didasarkan pada beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Beberapa Permasalahan di Bidang Peraturan Perundang-undangan: a. Masih terdapat peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri yang memerlukan penataan ulang, karena sudah tidak sesuai dengan dinamika penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri; b. Belum dikaji seluruh peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri yang menghambat efektivitas pelaksanaan reformasi

Upload: gave-ganda

Post on 27-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

v

RINGKASAN EKSEKUTIF

Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara,

ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/

lembaga yang memiliki tugas penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam negeri. Hal ini

dipertegas di dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Organisasi Kementerian Negara, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Presiden Nomor 24

Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan

Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, yang pada Pasal 66 ditetapkan

bahwa “Kementerian Dalam Negeri mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang

pemerintahan dalam negeri untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan

pemerintahan negara”.

Dalam rangka “menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri”,

Kementerian Dalam Negeri memiliki cakupan tugas dan fungsi yang sangat luas, yakni

pembinaan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, pembinaan penyelenggaraan

pemerintahan umum, pembinaan penyelenggaraan otonomi daerah, fasilitasi pengelolaan

pembangunan daerah, fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan, fasilitasi

pemberdayaan masyarakat, fasilitasi penataan kependudukan dan pencatatan sipil, serta

fasilitasi pengelolaan keuangan daerah. Luasnya cakupan tugas dan fungsi Kementerian

Dalam Negeri tersebut, memerlukan susunan organisasi dan tata kerja yang tepat, dan

didukung dengan jumlah dan kompetensi aparatur yang memadai, agar tugas dan fungsi

tersebut dapat dilaksanakan secara efektif. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dari

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010, maka telah ditetapkan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri

(sebagai pengganti Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2002 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri).

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kementerian Dalam Negeri

senantiasa melakukan upaya terbaik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan

Pemerintah Daerah. Namun, harus diakui bahwa penyelenggaraan tugas dan fungsi

Kementerian Dalam Negeri belum sepenuhnya mencapai kinerja yang diharapkan. Hal ini

didasarkan pada beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Beberapa Permasalahan di Bidang Peraturan Perundang-undangan:

a. Masih terdapat peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh Kementerian

Dalam Negeri yang memerlukan penataan ulang, karena sudah tidak sesuai dengan

dinamika penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri;

b. Belum dikaji seluruh peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh

Kementerian Dalam Negeri yang menghambat efektivitas pelaksanaan reformasi

vi

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai

kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam Negeri dalam

rangka pelayanan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah;

c. Belum disusun seluruh peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

pelaksanaan program reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri,

seperti regulasi di bidang manajemen kepegawaian.

2. Beberapa Permasalahan di Bidang Organisasi:

a. Belum dilakukan diagnosis secara komprehensif terhadap tugas dan fungsi

Kementerian Dalam Negeri, sehingga masih terdapat tumpang tindih tugas antar unit

kerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri (contoh: tumpang tindih tugas antara

Ditjen Pemerintahan Umum dengan dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan);

b. Belum dilaksanakan Analisis Beban Kerja secara komprehensif terhadap tugas dan

fungsi Kementerian Dalam Negeri sebagai dasar dalam menetapkan jumlah dan

kompetensi aparatur yang dibutuhkan pada setiap unit kerja di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri;

c. Belum dilaksanakan upaya penguatan unit kerja yang mendukung keberhasilan

pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, khususnya

unit kerja yang membidangi organisasi, tatalaksana, kepegawaian, pendidikan dan

pelatihan, serta pelayanan publik.

3. Beberapa Permasalahan di Bidang Tatalaksana:

a. Belum dilaksanakan analisis secara komprehensif terhadap pola tatalaksana dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi pada setiap unit kerja di lingkungan di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri;

b. Belum terpolanya sistem ketatalaksanaan (business process), karena belum semua

proses penyelenggaraan tugas ditetapkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP)

untuk pelayanan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah;

c. Belum seluruh manajemen pelayanan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri

menggunakan teknologi informasi berbasis elektronik, baik melalui e-government

maupun e-office.

4. Beberapa Permasalahan di Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur:

a. Belum ditetapkan Standar Kompetensi Jabatan sebagai dasar dalam penetapan

kebijakan rotasi, mutasi, dan promosi aparatur Kementerian Dalam Negeri;

b. Belum disusun secara komprehensif Profil Kompetensi Pegawai di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri;

c. Masih relatif rendah disiplin kerja sebagian aparatur, yang mencerminkan belum

berubahnya pola pikir dan budaya kerja aparatur Kementerian Dalam Negeri;

d. Belum disusun secara komprehensif sistem pendidikan dan pelatihan aparatur

berbasis kompetensi;

vii

e. Belum terwujud perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur dalam menerima

berbagai perubahan melalui pelaksanaan reformasi birokrasi.

5. Beberapa Permasalahan di Bidang Pengawasan:

a. Masih terdapat penyalahgunaan wewenang pengelolaan keuangan negara

sebagaimana tercermin pada Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPK-RI);

b. Belum optimal tingkat efisiensi penggunaan keuangan negara, meskipun hasil audit

BPK-RI terhadap Laporan Keuangan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010

mendapat opini “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);

c. Belum efektif peran Aparatur Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam mendorong

peningkatan kepatuhan atas pengelolaan keuangan negara di lingkungan Kementerian

Dalam Negeri.

6. Beberapa Permasalahan di Bidang Akuntabilitas Kinerja:

a. Belum disusun Sistem Manajemen Kinerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

b. Belum disusun secara komprehensif Indikator Kinerja Utama (IKU) hingga unit kerja

terendah di lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

c. Masih diperlukan peningkatan kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) pada unit kerja Eselon I Kementerian Dalam Negeri, meskipun

LAKIP Kementerian Dalam Negeri pada Tahun 2010 telah mendapat kualifikasi ”B”.

7. Beberapa Permasalahan di Bidang Pelayanan Publik:

a. Belum seluruh prosedur pelayanan disusun dalam bentuk Standar Operasional

Prosedur (SOP), baik pelayanan kepada masyarakat maupun pelayanan/fasilitasi

penyelenggaraan pemerintahan daerah;

b. Masih terbatasnya tingkat transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik oleh

Kementerian Dalam Negeri;

c. Belum dilaksanakannya evaluasi kepuasan masyarakat dan Pemerintah Daerah

terhadap pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur Kementerian Dalam

Negeri.

Permasalahan-permasalahan tersebut harus diatasi melalui langkah-langkah penataan

dan pembenahan birokrasi Kementerian Dalam Negeri, yang akan dilaksanakan secara

bertahap dan berkesinambungan melalui pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri. Melalui pelaksanaan reformasi birokrasi, diharapkan akan

terwujud profil birokrasi Kementerian Dalam Negeri yang lebih berkualitas.

Oleh karena itu, dalam rangka penataan dan pembenahan birokrasi Kementerian

Dalam Negeri dalam rangka mewujudkan “tata kelola pemerintahan yang baik dan aparatur

pemerintahan yang bersih di lingkungan Kementerian Dalam Negeri”, maka Kementerian

Dalam Negeri melaksanakan reformasi birokrasi, dengan berpedoman pada:

viii

1. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

2010-2025;

2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2014.

Berpedoman pada kedua ketentuan tersebut, maka Kementerian Dalam Negeri

menyusun 2 (dua) dokumen kebijakan reformasi birokrasi, yakni: (1) Dokumen Usulan

Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri; dan (2) Road Map Reformasi Birokrasi

Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014. Kedua dokumen kebijakan reformasi birokrasi

tersebut diajukan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (selaku Ketua Tim

Reformasi Birokrasi Nasional) sebagai wujud kesiapan Kementerian Dalam Negeri dalam

melaksanakan reformasi birokrasi, serta menjadi dasar bagi Tim Reformasi Birokrasi Nasional

dalam melakukan penelaahan dan penilaian terhadap substansi program dan kegiatan

Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014.

Tujuan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri

adalah: (1) Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian

Dalam Negeri, yang ditunjukkan oleh peningkatan kepuasan masyarakat dan Pemerintah

Daerah dalam memperoleh pelayanan dari aparatur Kementerian Dalam Negeri, melalui

proses pelaksanaan tugas dan fungsi secara efektif, efisien, transparan, akuntabel, produktif,

dan berkinerja tinggi; dan (2) Terwujudnya perubahan pola pikir (mind-set) dan budaya kerja

(culture-set) aparatur Kementerian Dalam Negeri dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,

dengan lebih berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan

kualitas fasilitasi kepada Pemerintah Daerah.

Sedangkan sasaran pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam

Negeri adalah: (1) Terwujudnya produk peraturan perundangan-undangan di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan kebutuhan pelayanan kepada masyarakat dan

fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan daerah, melalui regulasi yang lebih tertib, tidak

tumpang tindih, dan kondusif; (2) Terwujudnya organisasi Kementerian Dalam Negeri yang

tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing), melalui penataan kembali struktur organisasi

sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi Kementerian Dalam Negeri, serta meningkatnya

peran unit kerja yang membidangi organisasi, tatalaksana, kepegawaian, kediklatan, dan

pelayanan publik dalam mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi; (3) Terwujudnya

sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan

terukur dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan fasilitasi penyelenggaraan

pemerintahan daerah, melalui penataan ketatalaksanaan (business process) di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance); (4) Terwujudnya sistem manajemen sumber daya manusia aparatur yang

ix

lebih efektif di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, melalui pengembangan instrumen-

instrumen kebijakan kepegawaian yang mendukung terlaksananya pola rekruitmen pegawai

yang lebih transparan, penyediaan database kepegawaian yang lebih akurat, peningkatan

disiplin dan etos kerja pegawai, pendidikan dan pelatihan pegawai yang berbasis kompetensi,

mutasi dan promosi pegawai yang lebih sesuai dengan kompetensi dan integritas pegawai,

serta peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya;

(5) Terwujudnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program dan kegiatan, keandalan

pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan, melalui upaya penguatan pengawasan dengan menerapkan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah atau SPIP di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; (6) Terwujudnya

peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur dan kinerja organisasi, melalui penetapan Sistem

Manajemen Kinerja sebagai dasar dalam penyusunan Indikator Kinerja Utama/IKU (Key

Performance Indicators/KPI’s) mulai dari eselon tertinggi hingga eselon terrendah, dan

peningkatan kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Kementerian Dalam

Negeri dan (7) Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan fasilitasi

penyelenggaraan pemerintahan daerah, melalui penataan sistem dan instrumen manajemen

pelayanan publik di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri, maka perlu ditetapkan “Kriteria Keberhasilan” untuk masing-

masing program dan kegiatan reformasi birokrasi. Dalam hal ini, Program dan Kegiatan,

serta Kriteria Keberhasilan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri,

adalah sebagai berikut:

1. Program Percepatan (Quick Win), dengan kegiatan:

a. Fasilitasi Pelayanan Pemanfaatan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)/

e-Procurement di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, dengan kriteria

keberhasilan:

Keluaran/Outputs: (1) Terlaksananya program e-procurement; (2) Terlaksananya

tugas unit kerja Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

Hasil/Outcomes: Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan

pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan Kemendagri.

b. Prosedur Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai

Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: (1) Terlaksananya pelayanan administrasi perjalanan dinas luar

negeri di lingkungan Kemendagri secara cepat, tepat, dan sederhana.

Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan para pemanfaat layanan administrasi

perjalanan dinas luar negeri di lingkungan Kemendagri.

x

c. Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Tromol Pos 888, kriteria kebehersilan:

Keluaran/Outputs: Terlaksananya pelayanan pengaduan masyarakat secara cepat

dan tepat dari aparatur Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan masyarakat dalam menerima hasil

penanganan pengaduan masyarakat.

d. Percepatan Pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terlaksananya pelayanan surat pemberian ijin penelitian secara

cepat, tepat, dan sederhana dari aparatur Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan para peneliti dalam menerima hasil

layanan surat pemberian ijin penelitian dari aparatur Kemendagri.

e. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan

Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang

Penjabaran APBD Provinsi, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Ditetapkannya secara cepat dan tepat Kepmendagri tentang

Evaluasi Rancangan Perda tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan

Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi.

Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan Pemerintah Daerah Provinsi atas layanan

Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan

Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi.

f. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan

Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang

Penjabaran Perubahan APBD Provinsi, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Ditetapkannya secara cepat dan tepat Kepmendagri tentang

Evaluasi Rancangan Perda tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan

Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi.

Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan Pemerintah Daerah Provinsi atas layanan

Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan

Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi.

g. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan

Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan

Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban dan Pelaksanaan APBD

Provinsi, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Ditetapkannya secara cepat dan tepat Kepmendagri tentang

Evaluasi Rancangan Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggung-

jawaban Pelaksanaan APBD Provinsi.

Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan Pemerintah Daerah Provinsi atas layanan

Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan

xi

APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi.

h. Proses Penyelesaian Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terlaksananya percepatan proses penyelesaian Keputusan

Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Hasil/Outcomes: Terlaksananya pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah secara tepat waktu.

i. Fasilitasi Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan

Secara Nasional, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: (1) Terlaksananya fasilitasi pengembangan e-KTP di

kabupaten/kota; dan (2) Terlaksananya pelayanan KTP secara elektronik bagi

setiap penduduk wajib KTP.

Hasil/Outcomes: Diperolehnya KTP berbasis NIK secara Nasional oleh seluruh

penduduk wajib KTP.

2. Program Manajemen Perubahan, dengan kegiatan:

a. Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terbentuknya Tim Reformasi Birokrasi di Lingkungan

Kementerian Dalam Negeri.

Hasil/Outcomes: Terbangunnya kesamaan persepsi, komimen, konsistensi, serta

keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi di

lingkungan Kemendagri.

b. Penyusunan strategi manajemen perubahan dan rencana implementasi, serta Strategi

komunikasi di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya dokumen Strategi Manajemen Perubahan dan

Rencana Implementasi, serta Strategi Komunikasi di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Terbangunnya kesamaan persepsi, komitem, konsistensi, serta

keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi di

lingkungan Kemendagri.

c. Sosialisasi dan Internalisasi kebijakan Reformasi Birokrasi Kemendagri, dengan kriteria

keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terselenggaranya sosialisasi dan internalisasi kebijakan

Reformasi Birokrasi Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Terbangunnya kesamaan persepsi, komitem, konsistensi, serta

keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi di

lingkungan Kemendagri.

xii

3. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, dengan kegiatan:

a. Penataan berbagai peraturan perundang-undangan di lingkungan Kemendagri, dengan

kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: (1) Teridentifikasinya peraturan perundang-undangan yang

diterbitkan oleh Kemendagri; (2) Tersedianya peta peraturan perundang-

undangan yang tidak harmonis dan tidak sinkron di lingkungan Kemendagri; dan

(3) Terlaksananya deregulasi dan regulasi peraturan perundang-undangan di

lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Tercapainya peraturan perundang-undangan yang harmonis dan

sinkron dan pelaksanaannya yang efektif dan efisien.

4. Program Penataan dan Penguatan Organisasi, dengan kegiatan:

a. Restrukturisasi/Penataan Tugas dan Fungsi Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya peta tugas dan fungsi unit kerja di lingkungan

Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan

fungsi Kemendagri, dan terhindarnya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat

mendorong percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.

b. Penguatan unit kerja yang menangani organisasi dan tatalaksana di lingkungan

Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terlaksananya penguatan unit kerja yang menangani fungsi

organisasi dan tatalaksana, agar mampu mendukung keberhasilan pelaksanaan

reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan

fungsi Kemendagri, dan terhindarnya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat

mendorong percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.

c. Penguatan unit kerja yang menangani kepegawaian di lingkungan Kemendagri,

dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terlaksananya penguatan unit kerja yang menangani fungsi

kepegawaian, agar mampu mendukung keberhasilan pelaksanaan reformasi

birokrasi di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan

fungsi Kemendagri, dan terhindarnya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat

mendorong percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.

d. Penguatan unit kerja yang menangani pendidikan dan pelatihan di lingkungan

Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terlaksananya penguatan unit kerja yang menangani fungsi

pendidikan dan pelatihan, agar mampu mendukung keberhasilan pelaksanaan

reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.

xiii

Hasil/Outcomes: Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan

fungsi Kemendagri, dan terhindarnya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat

mendorong percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.

e. Penguatan unit kerja pelaksana pelayanan publik di lingkungan Kemendagri, dengan

kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terlaksananya penguatan unit kerja yang menangani fungsi

pelayanan publik, agar mampu mendukung keberhasilan pelaksanaan reformasi

birokrasi di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanan tugas dan

fungsi Kemendagri, dan terhindarnya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat

mendorong percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.

5. Program Penataan Tatalaksana, dengan kegiatan:

a. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) di lingkungan Kemendagri, dengan

kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya dokumen SOP yang sudah disahkan dalam rangka

penyelenggaraan tugas dan fungsi Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Terselenggaranya transparansi, akuntabilitas, dan standarisasi

proses penyelenggaraan tugas dan fungsi Kemendagri.

b. Pengembangan e-government dan e-office di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria

keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersediannya e-government dan e-office di lingkungan

Kemendagri

Hasil/Outcomes: Terselenggaranya transparansi, akuntabilitas, dan standarisasi

proses penyelenggaraan tugas dan fungsi Kemendagri.

6. Program Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur, dengan

kegiatan:

a. Penataan Sistem Rekruitmen Pegawai di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria

keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terbangunnya sistem rekruitmen pegawai yang terbuka,

transparan, akuntabel, dan berbasis kompetensi.

Hasil/Outcomes: Diperolehnya para pegawai baru maupun yang sedang berkarier

yang memiliki tingkat kompetensi sesuai yang dipersyaratkan oleh jabatan di

lingkungan Kemendagri.

b. Analisis Jabatan di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya uraian jabatan di lingkungan Kemendagri

Hasil/Outcomes: Meningkatnya pemahaman dan penerapan atas uraian jabatan

yang mengandung tugas, tanggung jawab dan hasil kerja yang harus diemban

pegawai dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya di lingkungan Kemendagri

xiv

c. Evaluasi Jabatan di lingkungan Kemendagri. dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya peringkat jabatan di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Meningkatnya pemahaman dan penerapan atas uraian jabatan

yang mengandung tugas, tanggung jawab dan hasil kerja yang harus diemban

pegawai dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya di lingkungan Kemendagri

d. Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Lingkup Kemendagri, dengan kriteria

keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya dokumen Standar Kompetensi Jabatan di

lingkungan Kemendagri

Hasil/Outcomes: Terwujudnya Standar Kompetensi untuk masing-masing jabatan

dan tersedianya informasi secara komprehensif dan akurat tentang Profil

Kompetensi Individu Pegawai di lingkungan Kemendagri.

e. Pelaksanaan asesmen individu pegawai berdasarkan kompetensi, dengan kriteria

keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya peta ”Profil Kompetensi Individu Pegawai” di

lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Terwujudnya Standar Kompetensi untuk masing-masing jabatan

dan tersedianya informasi secara komprehensif dan akurat tentang Profil

Kompetensi Individu Pegawai di lingkungan Kemendagri.

f. Penerapan sistem penilaian kinerja pegawai lingkup Kemendagri, dengan kriteria

keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya indikator kinerja individu pegawai yang terukur di

lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Terwujudnya sistem pengukuran kinerja individu yang obyektif,

transparan, dan akuntabel di lingkungan Kemendagri.

g. Pengembangan database pegawai lingkup Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya data pegawai yang mutakhir dan akurat di

lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Berjalannya sistem informasi pegawai yang akurat, transparan,

dan akuntabel di lingkungan Kemendagri.

h. Pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terbangunnnya sistem dan proses pendidikan dan pelatihan

pegawai berbasis kompetensi di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Berjalannya sistem pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis

kompetensi yang dapat mengurangi kesenjangan antara Profil Kompetensi

Pegawai dengan Standar Kompetensi Jabatan di lingkungan Kemendagri.

xv

7. Program Penguatan Pengawasan, dengan kegiatan:

a. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Kemendagri,

dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terjadinya peningkatan ketaatan, efisiensi, dan efektivitas

pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: : (1) Tercapainya tujuan organisasi Kemendagri secara efisien

dan efektif serta taat pada peraturan; dan (2) Berjalannya pengelolaan keuangan

negara yang andal dan terpercaya.

b. Peningkatan Peran Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai Quality

Assurance dan Consulting di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: APIP yang lebih berperan dalam melakukan penguatan sistem

pengendalian intern, quality assurance dan konsultasi atas pelayanan

kepemerintahan di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: (1) Tercapainya tujuan organisasi Kemendagri secara efisien dan

efektif serta taat pada peraturan; dan (2) Berjalannya pengelolaan keuangan

negara yang andal dan terpercaya.

8. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dengan kegiatan:

a. Penguatan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Kemendagri,

dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terjadinya peningkatan kualitas Laporan Akuntabilitasi Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Berjalannya sistem akuntabilitas kinerja Kemendagri yang efektif.

b. Pengembangan Sistem Manajemen Kinerja di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria

keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terbangunnya sistem yang mampu mendorong tercapainya

kinerja organisasi Kemendagri yang terukur.

Hasil/Outcomes: Berjalannya sistem akuntabilitas kinerja Kemendagri yang efektif.

c. Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) setiap unit kerja di lingkungan

Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersusunnya IKU pada Kemendagri

Hasil/Outcomes: Berjalannya sistem akuntabilitas kinerja Kemendagri yang efektif.

9. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dengan kegiatan:

a. Penerapan Standar Pelayanan di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria

keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terimplementasinya penggunaan standar pelayanan dalam

pelayanan publik di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Terselenggaranya pelayanan publik yang lebih cepat, lebih aman,

lebih baik, dan lebih terjangkau di lingkungan Kemendagri.

xvi

b. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik di

lingkungan Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Terjadinya peningkatan partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Terselenggaranya pelayanan publik yang lebih cepat, lebih aman,

lebih baik, dan lebih terjangkau di lingkungan Kemendagri.

10. Program Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan, dengan kegiatan:

a. Monitoring pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria

keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya Laporan Hasil Monitoring Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Diperoleh dan dimanfatkannya data dan informasi mengenai

kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemendagri.

b. Evaluasi dan Pelaporan Tahunan Mengenai Perkembangan Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi di Lingkungan Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya Laporan Hasil Evaluasi Tahunan Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Diperoleh dan dimanfatkannya data dan informasi mengenai

kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemendagri.

c. Evaluasi dan Pelaporan Lima Tahunan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan

Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:

Keluaran/Outputs: Tersedianya Laporan Hasil Evaluasi Lima Tahunan Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemendagri.

Hasil/Outcomes: Diperoleh dan dimanfatkannya data dan informasi mengenai

kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemendagri.

Program dan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri akan

dilaksanakan pada Tahun 2010-2014. Rencana waktu pelaksanaan program dan kegiatan

reformasi birokrasi Kemendagri tersebut diatur secara bertahap sebagai berikut:

Tahun Pertama (Tahun 2010):

Membangun landasan yang kuat untuk menjamin efektivitas pelaksanaan reformasi

birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan target waktu yang telah

ditentukan, dengan langkah-langkah yang dilakukan:

a. Sosialisasi dan internalisasi kebijakan nasional reformasi birokrasi kepada seluruh

aparatur Kementerian Dalam Negeri;

b. Membentuk Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri;

c. Menyusun dokumen kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri, yang

meliputi: (1) Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri; dan

(2) Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014;

xvii

d. Melaksanakan kegiatan inisiasi reformasi birokrasi Kementerian Dalam Negeri, dengan

berpedoman pada arahan kebijakan nasional reformasi birokrasi.

Tahun Kedua (Tahun 2011):

Memperkuat komitmen aparatur untuk melaksanakan secara bertahap kegiatan reformasi

birokrasi, mempublikasi kebijakan reformasi birokrasi kepada masyarakat, serta

menyiapkan pedoman operasional pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri, dengan langkah-langkah yang dilakukan:

a. Melaksanakan sosialisasi dan internalisasi mengenai kebijakan reformasi birokrasi

Kementerian Dalam Negeri kepada apratur dan publikasi kepada masyarakat;

b. Menyusun dokumen-dokumen operasional, antara lain: (1) Pedoman Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri; (2) Strategi dan Rencana Aksi

Perubahan dalam proses Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri; (3) Pedoman

Sistem Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai Kementerian Dalam Negeri; dan

dokumen terkait lainnya;

c. Melaksanakan secara bertahap program dan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian

Dalam Negeri;

d. Memantau, mengevaluasi, dan menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Kementerian Dalam Negeri Tahun 2011.

Tahun Ketiga (Tahun 2012):

Melanjutkan pelaksanaan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian Dalam Negeri,

termasuk mereview kegiatan reformasi birokrasi yang sudah dilaksanakan, dengan

langkah-langkah yang dilakukan:

a. Melanjutkan penyusunan dokumen operasional reformasi birokrasi yang belum

diselesaikan tahun 2011;

b. Melaksanakan secara bertahap terhadap program dan kegiatan reformasi birokrasi di

lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

c. Review perkembangan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian

Dalam Negeri Tahun 2011;

d. Memantau, mengevaluasi, dan menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Kementerian Dalam Negeri Tahun 2012.

Tahun Keempat (Tahun 2013):

Melanjutkan pelaksanaan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian Dalam Negeri,

termasuk mereview kegiatan reformasi birokrasi yang sudah dilaksanakan, dengan

langkah-langkah yang dilakukan:

a. Melaksanakan secara bertahap program dan kegiatan reformasi birokrasi di

lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

b. Review perkembangan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian

Dalam Negeri Tahun 2012;

xviii

c. Memantau, mengevaluasi, dan menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di

lingkungan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2013.

Tahun Kelima (Tahun 2014):

Memantapkan pelaksanaan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian Dalam Negeri,

termasuk mereview kegiatan reformasi birokrasi yang sudah dilaksanakan, dengan

langkah-langkah yang dilakukan:

a. Review perkembangan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian

Dalam Negeri pada Tahun 2013;

b. Pelaksanaan secara bertahap program dan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri.

c. Memantau, mengevaluasi, dan menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Kementerian Dalam Negeri Tahun 2013.

d. Menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri Tahun

2014.

e. Menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri Tahun

2010-2014;

f. Penyiapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-

2019, termasuk penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri

Tahun 2015-2019.

Untuk mewujudkan keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan Reformasi

Birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, dibutuhkan dukungan anggaran yang

memadai, yakni: (1) Anggaran untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan

Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri sekitar Rp.15 miliar pertahun;

(2) Anggaran untuk pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai Kementerian Dalam Negeri

sekitar Rp.350 miliar pertahun; (3) Untuk mendukung pemberian Tunjangan Kinerja bagi

Pegawai Kementerian Dalam Negeri, maka dilakukan penghematan/efisiensi anggaran

sebagaimana exercise Tahun 2011 sebesar Rp.165 miliar, sehingga pemberian Tunjangan

Kinerja bagi Pegawai Kementerian Dalam Negeri dapat didukung dari anggaran yang

dialokasikan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Dalam Negeri.

Pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian

Dalam Negeri, merupakan tanggungjawab seluruh pegawai, yang difasilitasi oleh

Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri dan Tim Reformasi Birokrasi pada

masing-masing unit kerja Eselon I dan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian

Dalam Negeri.

Jakarta, 29 Desember 2011

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia