sumary_rmrb_05012012
TRANSCRIPT
v
RINGKASAN EKSEKUTIF
Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara,
ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/
lembaga yang memiliki tugas penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam negeri. Hal ini
dipertegas di dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, yang pada Pasal 66 ditetapkan
bahwa “Kementerian Dalam Negeri mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang
pemerintahan dalam negeri untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara”.
Dalam rangka “menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri”,
Kementerian Dalam Negeri memiliki cakupan tugas dan fungsi yang sangat luas, yakni
pembinaan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, pembinaan penyelenggaraan
pemerintahan umum, pembinaan penyelenggaraan otonomi daerah, fasilitasi pengelolaan
pembangunan daerah, fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan, fasilitasi
pemberdayaan masyarakat, fasilitasi penataan kependudukan dan pencatatan sipil, serta
fasilitasi pengelolaan keuangan daerah. Luasnya cakupan tugas dan fungsi Kementerian
Dalam Negeri tersebut, memerlukan susunan organisasi dan tata kerja yang tepat, dan
didukung dengan jumlah dan kompetensi aparatur yang memadai, agar tugas dan fungsi
tersebut dapat dilaksanakan secara efektif. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dari
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010, maka telah ditetapkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri
(sebagai pengganti Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri).
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kementerian Dalam Negeri
senantiasa melakukan upaya terbaik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan
Pemerintah Daerah. Namun, harus diakui bahwa penyelenggaraan tugas dan fungsi
Kementerian Dalam Negeri belum sepenuhnya mencapai kinerja yang diharapkan. Hal ini
didasarkan pada beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Beberapa Permasalahan di Bidang Peraturan Perundang-undangan:
a. Masih terdapat peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh Kementerian
Dalam Negeri yang memerlukan penataan ulang, karena sudah tidak sesuai dengan
dinamika penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri;
b. Belum dikaji seluruh peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh
Kementerian Dalam Negeri yang menghambat efektivitas pelaksanaan reformasi
vi
birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai
kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam Negeri dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah;
c. Belum disusun seluruh peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
pelaksanaan program reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri,
seperti regulasi di bidang manajemen kepegawaian.
2. Beberapa Permasalahan di Bidang Organisasi:
a. Belum dilakukan diagnosis secara komprehensif terhadap tugas dan fungsi
Kementerian Dalam Negeri, sehingga masih terdapat tumpang tindih tugas antar unit
kerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri (contoh: tumpang tindih tugas antara
Ditjen Pemerintahan Umum dengan dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan);
b. Belum dilaksanakan Analisis Beban Kerja secara komprehensif terhadap tugas dan
fungsi Kementerian Dalam Negeri sebagai dasar dalam menetapkan jumlah dan
kompetensi aparatur yang dibutuhkan pada setiap unit kerja di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri;
c. Belum dilaksanakan upaya penguatan unit kerja yang mendukung keberhasilan
pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, khususnya
unit kerja yang membidangi organisasi, tatalaksana, kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan, serta pelayanan publik.
3. Beberapa Permasalahan di Bidang Tatalaksana:
a. Belum dilaksanakan analisis secara komprehensif terhadap pola tatalaksana dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi pada setiap unit kerja di lingkungan di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri;
b. Belum terpolanya sistem ketatalaksanaan (business process), karena belum semua
proses penyelenggaraan tugas ditetapkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP)
untuk pelayanan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah;
c. Belum seluruh manajemen pelayanan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri
menggunakan teknologi informasi berbasis elektronik, baik melalui e-government
maupun e-office.
4. Beberapa Permasalahan di Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur:
a. Belum ditetapkan Standar Kompetensi Jabatan sebagai dasar dalam penetapan
kebijakan rotasi, mutasi, dan promosi aparatur Kementerian Dalam Negeri;
b. Belum disusun secara komprehensif Profil Kompetensi Pegawai di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri;
c. Masih relatif rendah disiplin kerja sebagian aparatur, yang mencerminkan belum
berubahnya pola pikir dan budaya kerja aparatur Kementerian Dalam Negeri;
d. Belum disusun secara komprehensif sistem pendidikan dan pelatihan aparatur
berbasis kompetensi;
vii
e. Belum terwujud perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur dalam menerima
berbagai perubahan melalui pelaksanaan reformasi birokrasi.
5. Beberapa Permasalahan di Bidang Pengawasan:
a. Masih terdapat penyalahgunaan wewenang pengelolaan keuangan negara
sebagaimana tercermin pada Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI);
b. Belum optimal tingkat efisiensi penggunaan keuangan negara, meskipun hasil audit
BPK-RI terhadap Laporan Keuangan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010
mendapat opini “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);
c. Belum efektif peran Aparatur Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam mendorong
peningkatan kepatuhan atas pengelolaan keuangan negara di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri.
6. Beberapa Permasalahan di Bidang Akuntabilitas Kinerja:
a. Belum disusun Sistem Manajemen Kinerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri;
b. Belum disusun secara komprehensif Indikator Kinerja Utama (IKU) hingga unit kerja
terendah di lingkungan Kementerian Dalam Negeri;
c. Masih diperlukan peningkatan kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) pada unit kerja Eselon I Kementerian Dalam Negeri, meskipun
LAKIP Kementerian Dalam Negeri pada Tahun 2010 telah mendapat kualifikasi ”B”.
7. Beberapa Permasalahan di Bidang Pelayanan Publik:
a. Belum seluruh prosedur pelayanan disusun dalam bentuk Standar Operasional
Prosedur (SOP), baik pelayanan kepada masyarakat maupun pelayanan/fasilitasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
b. Masih terbatasnya tingkat transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik oleh
Kementerian Dalam Negeri;
c. Belum dilaksanakannya evaluasi kepuasan masyarakat dan Pemerintah Daerah
terhadap pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur Kementerian Dalam
Negeri.
Permasalahan-permasalahan tersebut harus diatasi melalui langkah-langkah penataan
dan pembenahan birokrasi Kementerian Dalam Negeri, yang akan dilaksanakan secara
bertahap dan berkesinambungan melalui pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri. Melalui pelaksanaan reformasi birokrasi, diharapkan akan
terwujud profil birokrasi Kementerian Dalam Negeri yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, dalam rangka penataan dan pembenahan birokrasi Kementerian
Dalam Negeri dalam rangka mewujudkan “tata kelola pemerintahan yang baik dan aparatur
pemerintahan yang bersih di lingkungan Kementerian Dalam Negeri”, maka Kementerian
Dalam Negeri melaksanakan reformasi birokrasi, dengan berpedoman pada:
viii
1. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025;
2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2014.
Berpedoman pada kedua ketentuan tersebut, maka Kementerian Dalam Negeri
menyusun 2 (dua) dokumen kebijakan reformasi birokrasi, yakni: (1) Dokumen Usulan
Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri; dan (2) Road Map Reformasi Birokrasi
Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014. Kedua dokumen kebijakan reformasi birokrasi
tersebut diajukan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (selaku Ketua Tim
Reformasi Birokrasi Nasional) sebagai wujud kesiapan Kementerian Dalam Negeri dalam
melaksanakan reformasi birokrasi, serta menjadi dasar bagi Tim Reformasi Birokrasi Nasional
dalam melakukan penelaahan dan penilaian terhadap substansi program dan kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014.
Tujuan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri
adalah: (1) Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri, yang ditunjukkan oleh peningkatan kepuasan masyarakat dan Pemerintah
Daerah dalam memperoleh pelayanan dari aparatur Kementerian Dalam Negeri, melalui
proses pelaksanaan tugas dan fungsi secara efektif, efisien, transparan, akuntabel, produktif,
dan berkinerja tinggi; dan (2) Terwujudnya perubahan pola pikir (mind-set) dan budaya kerja
(culture-set) aparatur Kementerian Dalam Negeri dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
dengan lebih berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan
kualitas fasilitasi kepada Pemerintah Daerah.
Sedangkan sasaran pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam
Negeri adalah: (1) Terwujudnya produk peraturan perundangan-undangan di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan kebutuhan pelayanan kepada masyarakat dan
fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan daerah, melalui regulasi yang lebih tertib, tidak
tumpang tindih, dan kondusif; (2) Terwujudnya organisasi Kementerian Dalam Negeri yang
tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing), melalui penataan kembali struktur organisasi
sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi Kementerian Dalam Negeri, serta meningkatnya
peran unit kerja yang membidangi organisasi, tatalaksana, kepegawaian, kediklatan, dan
pelayanan publik dalam mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi; (3) Terwujudnya
sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan
terukur dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan fasilitasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah, melalui penataan ketatalaksanaan (business process) di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance); (4) Terwujudnya sistem manajemen sumber daya manusia aparatur yang
ix
lebih efektif di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, melalui pengembangan instrumen-
instrumen kebijakan kepegawaian yang mendukung terlaksananya pola rekruitmen pegawai
yang lebih transparan, penyediaan database kepegawaian yang lebih akurat, peningkatan
disiplin dan etos kerja pegawai, pendidikan dan pelatihan pegawai yang berbasis kompetensi,
mutasi dan promosi pegawai yang lebih sesuai dengan kompetensi dan integritas pegawai,
serta peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya;
(5) Terwujudnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program dan kegiatan, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan, melalui upaya penguatan pengawasan dengan menerapkan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah atau SPIP di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; (6) Terwujudnya
peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur dan kinerja organisasi, melalui penetapan Sistem
Manajemen Kinerja sebagai dasar dalam penyusunan Indikator Kinerja Utama/IKU (Key
Performance Indicators/KPI’s) mulai dari eselon tertinggi hingga eselon terrendah, dan
peningkatan kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Kementerian Dalam
Negeri dan (7) Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan fasilitasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah, melalui penataan sistem dan instrumen manajemen
pelayanan publik di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri, maka perlu ditetapkan “Kriteria Keberhasilan” untuk masing-
masing program dan kegiatan reformasi birokrasi. Dalam hal ini, Program dan Kegiatan,
serta Kriteria Keberhasilan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri,
adalah sebagai berikut:
1. Program Percepatan (Quick Win), dengan kegiatan:
a. Fasilitasi Pelayanan Pemanfaatan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)/
e-Procurement di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, dengan kriteria
keberhasilan:
Keluaran/Outputs: (1) Terlaksananya program e-procurement; (2) Terlaksananya
tugas unit kerja Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
Hasil/Outcomes: Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan
pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan Kemendagri.
b. Prosedur Administrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai
Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: (1) Terlaksananya pelayanan administrasi perjalanan dinas luar
negeri di lingkungan Kemendagri secara cepat, tepat, dan sederhana.
Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan para pemanfaat layanan administrasi
perjalanan dinas luar negeri di lingkungan Kemendagri.
x
c. Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Tromol Pos 888, kriteria kebehersilan:
Keluaran/Outputs: Terlaksananya pelayanan pengaduan masyarakat secara cepat
dan tepat dari aparatur Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan masyarakat dalam menerima hasil
penanganan pengaduan masyarakat.
d. Percepatan Pelayanan Surat Pemberitahuan Penelitian, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terlaksananya pelayanan surat pemberian ijin penelitian secara
cepat, tepat, dan sederhana dari aparatur Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan para peneliti dalam menerima hasil
layanan surat pemberian ijin penelitian dari aparatur Kemendagri.
e. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang
Penjabaran APBD Provinsi, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Ditetapkannya secara cepat dan tepat Kepmendagri tentang
Evaluasi Rancangan Perda tentang APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan
Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi.
Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan Pemerintah Daerah Provinsi atas layanan
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Provinsi dan Rancangan
Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi.
f. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang
Penjabaran Perubahan APBD Provinsi, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Ditetapkannya secara cepat dan tepat Kepmendagri tentang
Evaluasi Rancangan Perda tentang Perubahan APBD Provinsi dan Rancangan
Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi.
Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan Pemerintah Daerah Provinsi atas layanan
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Provinsi dan
Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi.
g. Penetapan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi dan Rancangan
Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggungjawaban dan Pelaksanaan APBD
Provinsi, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Ditetapkannya secara cepat dan tepat Kepmendagri tentang
Evaluasi Rancangan Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran Pertanggung-
jawaban Pelaksanaan APBD Provinsi.
Hasil/Outcomes: Meningkatnya kepuasan Pemerintah Daerah Provinsi atas layanan
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan
xi
APBD Provinsi dan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi.
h. Proses Penyelesaian Keputusan Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terlaksananya percepatan proses penyelesaian Keputusan
Pengangkatan/Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Hasil/Outcomes: Terlaksananya pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah secara tepat waktu.
i. Fasilitasi Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan
Secara Nasional, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: (1) Terlaksananya fasilitasi pengembangan e-KTP di
kabupaten/kota; dan (2) Terlaksananya pelayanan KTP secara elektronik bagi
setiap penduduk wajib KTP.
Hasil/Outcomes: Diperolehnya KTP berbasis NIK secara Nasional oleh seluruh
penduduk wajib KTP.
2. Program Manajemen Perubahan, dengan kegiatan:
a. Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terbentuknya Tim Reformasi Birokrasi di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri.
Hasil/Outcomes: Terbangunnya kesamaan persepsi, komimen, konsistensi, serta
keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi di
lingkungan Kemendagri.
b. Penyusunan strategi manajemen perubahan dan rencana implementasi, serta Strategi
komunikasi di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya dokumen Strategi Manajemen Perubahan dan
Rencana Implementasi, serta Strategi Komunikasi di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Terbangunnya kesamaan persepsi, komitem, konsistensi, serta
keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi di
lingkungan Kemendagri.
c. Sosialisasi dan Internalisasi kebijakan Reformasi Birokrasi Kemendagri, dengan kriteria
keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terselenggaranya sosialisasi dan internalisasi kebijakan
Reformasi Birokrasi Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Terbangunnya kesamaan persepsi, komitem, konsistensi, serta
keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi di
lingkungan Kemendagri.
xii
3. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, dengan kegiatan:
a. Penataan berbagai peraturan perundang-undangan di lingkungan Kemendagri, dengan
kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: (1) Teridentifikasinya peraturan perundang-undangan yang
diterbitkan oleh Kemendagri; (2) Tersedianya peta peraturan perundang-
undangan yang tidak harmonis dan tidak sinkron di lingkungan Kemendagri; dan
(3) Terlaksananya deregulasi dan regulasi peraturan perundang-undangan di
lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Tercapainya peraturan perundang-undangan yang harmonis dan
sinkron dan pelaksanaannya yang efektif dan efisien.
4. Program Penataan dan Penguatan Organisasi, dengan kegiatan:
a. Restrukturisasi/Penataan Tugas dan Fungsi Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya peta tugas dan fungsi unit kerja di lingkungan
Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan
fungsi Kemendagri, dan terhindarnya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat
mendorong percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.
b. Penguatan unit kerja yang menangani organisasi dan tatalaksana di lingkungan
Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terlaksananya penguatan unit kerja yang menangani fungsi
organisasi dan tatalaksana, agar mampu mendukung keberhasilan pelaksanaan
reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan
fungsi Kemendagri, dan terhindarnya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat
mendorong percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.
c. Penguatan unit kerja yang menangani kepegawaian di lingkungan Kemendagri,
dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terlaksananya penguatan unit kerja yang menangani fungsi
kepegawaian, agar mampu mendukung keberhasilan pelaksanaan reformasi
birokrasi di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan
fungsi Kemendagri, dan terhindarnya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat
mendorong percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.
d. Penguatan unit kerja yang menangani pendidikan dan pelatihan di lingkungan
Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terlaksananya penguatan unit kerja yang menangani fungsi
pendidikan dan pelatihan, agar mampu mendukung keberhasilan pelaksanaan
reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.
xiii
Hasil/Outcomes: Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan
fungsi Kemendagri, dan terhindarnya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat
mendorong percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.
e. Penguatan unit kerja pelaksana pelayanan publik di lingkungan Kemendagri, dengan
kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terlaksananya penguatan unit kerja yang menangani fungsi
pelayanan publik, agar mampu mendukung keberhasilan pelaksanaan reformasi
birokrasi di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pelaksanan tugas dan
fungsi Kemendagri, dan terhindarnya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat
mendorong percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri.
5. Program Penataan Tatalaksana, dengan kegiatan:
a. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) di lingkungan Kemendagri, dengan
kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya dokumen SOP yang sudah disahkan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Terselenggaranya transparansi, akuntabilitas, dan standarisasi
proses penyelenggaraan tugas dan fungsi Kemendagri.
b. Pengembangan e-government dan e-office di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria
keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersediannya e-government dan e-office di lingkungan
Kemendagri
Hasil/Outcomes: Terselenggaranya transparansi, akuntabilitas, dan standarisasi
proses penyelenggaraan tugas dan fungsi Kemendagri.
6. Program Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur, dengan
kegiatan:
a. Penataan Sistem Rekruitmen Pegawai di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria
keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terbangunnya sistem rekruitmen pegawai yang terbuka,
transparan, akuntabel, dan berbasis kompetensi.
Hasil/Outcomes: Diperolehnya para pegawai baru maupun yang sedang berkarier
yang memiliki tingkat kompetensi sesuai yang dipersyaratkan oleh jabatan di
lingkungan Kemendagri.
b. Analisis Jabatan di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya uraian jabatan di lingkungan Kemendagri
Hasil/Outcomes: Meningkatnya pemahaman dan penerapan atas uraian jabatan
yang mengandung tugas, tanggung jawab dan hasil kerja yang harus diemban
pegawai dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya di lingkungan Kemendagri
xiv
c. Evaluasi Jabatan di lingkungan Kemendagri. dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya peringkat jabatan di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Meningkatnya pemahaman dan penerapan atas uraian jabatan
yang mengandung tugas, tanggung jawab dan hasil kerja yang harus diemban
pegawai dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya di lingkungan Kemendagri
d. Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Lingkup Kemendagri, dengan kriteria
keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya dokumen Standar Kompetensi Jabatan di
lingkungan Kemendagri
Hasil/Outcomes: Terwujudnya Standar Kompetensi untuk masing-masing jabatan
dan tersedianya informasi secara komprehensif dan akurat tentang Profil
Kompetensi Individu Pegawai di lingkungan Kemendagri.
e. Pelaksanaan asesmen individu pegawai berdasarkan kompetensi, dengan kriteria
keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya peta ”Profil Kompetensi Individu Pegawai” di
lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Terwujudnya Standar Kompetensi untuk masing-masing jabatan
dan tersedianya informasi secara komprehensif dan akurat tentang Profil
Kompetensi Individu Pegawai di lingkungan Kemendagri.
f. Penerapan sistem penilaian kinerja pegawai lingkup Kemendagri, dengan kriteria
keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya indikator kinerja individu pegawai yang terukur di
lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Terwujudnya sistem pengukuran kinerja individu yang obyektif,
transparan, dan akuntabel di lingkungan Kemendagri.
g. Pengembangan database pegawai lingkup Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya data pegawai yang mutakhir dan akurat di
lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Berjalannya sistem informasi pegawai yang akurat, transparan,
dan akuntabel di lingkungan Kemendagri.
h. Pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terbangunnnya sistem dan proses pendidikan dan pelatihan
pegawai berbasis kompetensi di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Berjalannya sistem pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis
kompetensi yang dapat mengurangi kesenjangan antara Profil Kompetensi
Pegawai dengan Standar Kompetensi Jabatan di lingkungan Kemendagri.
xv
7. Program Penguatan Pengawasan, dengan kegiatan:
a. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Kemendagri,
dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terjadinya peningkatan ketaatan, efisiensi, dan efektivitas
pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: : (1) Tercapainya tujuan organisasi Kemendagri secara efisien
dan efektif serta taat pada peraturan; dan (2) Berjalannya pengelolaan keuangan
negara yang andal dan terpercaya.
b. Peningkatan Peran Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai Quality
Assurance dan Consulting di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: APIP yang lebih berperan dalam melakukan penguatan sistem
pengendalian intern, quality assurance dan konsultasi atas pelayanan
kepemerintahan di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: (1) Tercapainya tujuan organisasi Kemendagri secara efisien dan
efektif serta taat pada peraturan; dan (2) Berjalannya pengelolaan keuangan
negara yang andal dan terpercaya.
8. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dengan kegiatan:
a. Penguatan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Kemendagri,
dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terjadinya peningkatan kualitas Laporan Akuntabilitasi Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Berjalannya sistem akuntabilitas kinerja Kemendagri yang efektif.
b. Pengembangan Sistem Manajemen Kinerja di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria
keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terbangunnya sistem yang mampu mendorong tercapainya
kinerja organisasi Kemendagri yang terukur.
Hasil/Outcomes: Berjalannya sistem akuntabilitas kinerja Kemendagri yang efektif.
c. Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) setiap unit kerja di lingkungan
Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersusunnya IKU pada Kemendagri
Hasil/Outcomes: Berjalannya sistem akuntabilitas kinerja Kemendagri yang efektif.
9. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dengan kegiatan:
a. Penerapan Standar Pelayanan di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria
keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terimplementasinya penggunaan standar pelayanan dalam
pelayanan publik di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Terselenggaranya pelayanan publik yang lebih cepat, lebih aman,
lebih baik, dan lebih terjangkau di lingkungan Kemendagri.
xvi
b. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik di
lingkungan Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Terjadinya peningkatan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Terselenggaranya pelayanan publik yang lebih cepat, lebih aman,
lebih baik, dan lebih terjangkau di lingkungan Kemendagri.
10. Program Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan, dengan kegiatan:
a. Monitoring pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri, dengan kriteria
keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya Laporan Hasil Monitoring Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Diperoleh dan dimanfatkannya data dan informasi mengenai
kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemendagri.
b. Evaluasi dan Pelaporan Tahunan Mengenai Perkembangan Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi di Lingkungan Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya Laporan Hasil Evaluasi Tahunan Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Diperoleh dan dimanfatkannya data dan informasi mengenai
kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemendagri.
c. Evaluasi dan Pelaporan Lima Tahunan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan
Kemendagri, dengan kriteria keberhasilan:
Keluaran/Outputs: Tersedianya Laporan Hasil Evaluasi Lima Tahunan Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemendagri.
Hasil/Outcomes: Diperoleh dan dimanfatkannya data dan informasi mengenai
kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kemendagri.
Program dan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Kemendagri akan
dilaksanakan pada Tahun 2010-2014. Rencana waktu pelaksanaan program dan kegiatan
reformasi birokrasi Kemendagri tersebut diatur secara bertahap sebagai berikut:
Tahun Pertama (Tahun 2010):
Membangun landasan yang kuat untuk menjamin efektivitas pelaksanaan reformasi
birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan target waktu yang telah
ditentukan, dengan langkah-langkah yang dilakukan:
a. Sosialisasi dan internalisasi kebijakan nasional reformasi birokrasi kepada seluruh
aparatur Kementerian Dalam Negeri;
b. Membentuk Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri;
c. Menyusun dokumen kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri, yang
meliputi: (1) Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri; dan
(2) Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014;
xvii
d. Melaksanakan kegiatan inisiasi reformasi birokrasi Kementerian Dalam Negeri, dengan
berpedoman pada arahan kebijakan nasional reformasi birokrasi.
Tahun Kedua (Tahun 2011):
Memperkuat komitmen aparatur untuk melaksanakan secara bertahap kegiatan reformasi
birokrasi, mempublikasi kebijakan reformasi birokrasi kepada masyarakat, serta
menyiapkan pedoman operasional pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri, dengan langkah-langkah yang dilakukan:
a. Melaksanakan sosialisasi dan internalisasi mengenai kebijakan reformasi birokrasi
Kementerian Dalam Negeri kepada apratur dan publikasi kepada masyarakat;
b. Menyusun dokumen-dokumen operasional, antara lain: (1) Pedoman Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri; (2) Strategi dan Rencana Aksi
Perubahan dalam proses Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri; (3) Pedoman
Sistem Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai Kementerian Dalam Negeri; dan
dokumen terkait lainnya;
c. Melaksanakan secara bertahap program dan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian
Dalam Negeri;
d. Memantau, mengevaluasi, dan menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kementerian Dalam Negeri Tahun 2011.
Tahun Ketiga (Tahun 2012):
Melanjutkan pelaksanaan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian Dalam Negeri,
termasuk mereview kegiatan reformasi birokrasi yang sudah dilaksanakan, dengan
langkah-langkah yang dilakukan:
a. Melanjutkan penyusunan dokumen operasional reformasi birokrasi yang belum
diselesaikan tahun 2011;
b. Melaksanakan secara bertahap terhadap program dan kegiatan reformasi birokrasi di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri;
c. Review perkembangan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri Tahun 2011;
d. Memantau, mengevaluasi, dan menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kementerian Dalam Negeri Tahun 2012.
Tahun Keempat (Tahun 2013):
Melanjutkan pelaksanaan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian Dalam Negeri,
termasuk mereview kegiatan reformasi birokrasi yang sudah dilaksanakan, dengan
langkah-langkah yang dilakukan:
a. Melaksanakan secara bertahap program dan kegiatan reformasi birokrasi di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
b. Review perkembangan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri Tahun 2012;
xviii
c. Memantau, mengevaluasi, dan menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2013.
Tahun Kelima (Tahun 2014):
Memantapkan pelaksanaan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian Dalam Negeri,
termasuk mereview kegiatan reformasi birokrasi yang sudah dilaksanakan, dengan
langkah-langkah yang dilakukan:
a. Review perkembangan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri pada Tahun 2013;
b. Pelaksanaan secara bertahap program dan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri.
c. Memantau, mengevaluasi, dan menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kementerian Dalam Negeri Tahun 2013.
d. Menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri Tahun
2014.
e. Menyusun laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri Tahun
2010-2014;
f. Penyiapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-
2019, termasuk penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri
Tahun 2015-2019.
Untuk mewujudkan keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan Reformasi
Birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, dibutuhkan dukungan anggaran yang
memadai, yakni: (1) Anggaran untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan
Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri sekitar Rp.15 miliar pertahun;
(2) Anggaran untuk pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai Kementerian Dalam Negeri
sekitar Rp.350 miliar pertahun; (3) Untuk mendukung pemberian Tunjangan Kinerja bagi
Pegawai Kementerian Dalam Negeri, maka dilakukan penghematan/efisiensi anggaran
sebagaimana exercise Tahun 2011 sebesar Rp.165 miliar, sehingga pemberian Tunjangan
Kinerja bagi Pegawai Kementerian Dalam Negeri dapat didukung dari anggaran yang
dialokasikan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Dalam Negeri.
Pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri, merupakan tanggungjawab seluruh pegawai, yang difasilitasi oleh
Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Dalam Negeri dan Tim Reformasi Birokrasi pada
masing-masing unit kerja Eselon I dan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri.
Jakarta, 29 Desember 2011
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia