tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas · pdf fileibu desy handayani, s.st ... penulis...

66
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL BAYI DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : ARI HAPSARI B09 007 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Upload: haminh

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS

BOTOL BAYI DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN

SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

ARI HAPSARI

B09 007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten
Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten
Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di

Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini

disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat

kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti., M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Desy Handayani, S.ST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing dan selaku

Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk

dan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes, selaku Dosen Penguji I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran agar KTI ini

menjadi lebih baik.

5. Kepala Desa Sambirejo bapak Warsana dan Kepala Desa Blimbing bapak

Sunarto yang telah memberi ijin pada penulis dalam hal pengambilan data.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

v

6. Ibu Prapti, Amd.Keb dan ibu E. Yuliana Dewi Tamara, Amd.Keb, selaku

bidan desa Sambirejo yang telah membantu pada penulis dalam pengambilan

data.

7. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

8. Seluruh responden yang telah bersedia dan telah membantu memberikan

informasi mengenai higienitas botol bayinya.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

vi

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012

Ari Hapsari

B09 007

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL BAYI

DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN

SRAGEN

xv+ 51 halaman+ 17 lampiran+ 7 tabel+ 3 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang: Masalah angka kejadian diare dan gangguan sistem pencernaan

pada bayi berkaitan dengan kurangnya pemahaman dan perilaku manusia terhadap

kebersihan, salah satunya tentang higienitas botol bayi belum baik. Agar ibu dapat

mengetahui dan melaksanakan pola higienitas botol bayi, serta dapat menurunkan

angka kejadian diare, maka diperlukan pengetahuan yang baik tentang higienitas

botol bayi.

Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi.

Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian

diambil di Desa Sambirejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen pada bulan

Desember 2011 sampai Juli 2012. Jumlah sampel sebanyak 30 orang , dengan

teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner, sedangkan untuk mendapatkan kuisioner yang

berkualitas dilakukan uji validitas dan uji reabilitas dengan komputerisasi menggunakan program SPSS for Windows. Analisa data yang digunakan adalah

analisa univariat. Hasil Penelitian: Kriteria responden berdasarkan umur adalah 8 ibu (26,67%)

berusia <25 tahun, kemudian 21 ibu (70,00%) berusia 25-30 tahun, serta 1 ibu (3,33%) berusia >30 tahun, berdasarkan pendidikan responden adalah 7 ibu

(23,33%) tamat SMP, kemudian 21 ibu (70,00%) tamat SMA/SMK, serta 2 ibu

(6,67%) tamat PT, dan berdasarkan pekerjaan responden adalah 21 ibu (70,00%)

tidak bekerja (IRT), kemudian 8 ibu (26,67%) swasta, serta 1 ibu (3,33%) bekerja

sebagai buruh. Tingkat pengetahuan ibu dalam kategori baik yaitu sebanyak 3 ibu

(10%), kategori cukup sebanyak 12 ibu (40%), kategori kurang sebanyak 15 ibu

(50%).

Kesimpulan: Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Desa

Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen berumur 25-30 tahun

sebanyak 21 ibu (70%), tamat SMA/SMK sebanyak 21 ibu (70%), tidak bekerja

(IRT) sebanyak 21 ibu (70%), dan yang mempunyai pengetahuan kurang

sebanyak 15 ibu (50%).

Kata Kunci : Pengetahuan, higienitas, botol bayi. Kepustakaan : 27 literatur (tahun 2001 s/d 2011)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

vii

MOTTO

Nasib tidak akan dapat kita ubah tanpa manusia itu sendiri yang siap

mengubahnya karena sesungguhnya sukses adalah hak setiap orang (success

is my right). Sukses adalah milik siapa saja yang mau berjuang dengan

sungguh-sungguh (Andrie Wongso).

Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti. Tak ada yang fatal dengan cuma-

cuma, semua usaha dan juga kemenangan hari ini bukanlah kemenangan esok

hari, kegagalan hari ini bukanlah kegagalan esok hari (Kahlil Gibran).

Nasehat orangtua adalah sebuah bimbingan dan pengingat, bukan ancaman

yang membuat diri jadi takut dan nyali menciut. Gelap, tak akan menjadi

gelap bila kita memejamkan mata. Gelap, tak akan lagi menakutkan bila kita

percaya tak ada sesuatu yang menakutkan di sana (kapanlagi.com).

Kehidupan adalah hadiah pertama, cinta adalah hadiah kedua, dan pengertian

adalah hadiah ketiga (Marge Piercy).

Tiga kunci kehidupan adalah selalu bersyukur kepadaNya, tidak mengeluh

apa yang didapat hari ini, dan tidak boleh menyombongkan dari apa yang

telah didapat (Penulis).

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

viii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah Swt, karya kecil sederhana ini

penulis persembahkan kepada:

Bapak dan ibu sebagai wujud rasa hormat dan tanda bakti serta termakasih

atas doa yang terus mengalir, kasih sayang, pengorbanan, dan dorongan

semangat yang tak pernah berhenti.

Mbak Dewi, Mbak Nina, Mas Agus, Mas Dimas, dan si kecil Arden

terimakasih atas kasih sayang, dukungan, nasihat, dan segala doa yang

tiada henti-hentinya.

For my future imamku kelak semoga ridho Allah Swt menyertai dalam

meraih kemuliaan.

Sahabat-sahabatku “HAPPY FAMILY” (Fitri, Rosita, Nita, Wiad, Widy,

Ro’uf, Faridh, dan Bayu), Tika, Citra, Dewi, Ayu, Sri, Badriyah, Sisca,

Ifa, mbak Novi, Prima, Rischi, dan Titis yang selalu memberikan

dukungan dan semangat.

Teman-teman seperjuangan kebidanan angkatan 2009 terimakasih

kebersamaan selama ini.

Almamater tercinta STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten
Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................. vi

MOTTO...................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii

CURICULUM VITAE ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian. ................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian. ................................................................................ 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................................ 4

F. Sistematika Penelitian ........................................................................... 5

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

xi

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Teori dari Masalah yang Diteliti ............................................................. 7

1. Pengetahuan .................................................................................... 7

2. Higienitas Botol Bayi .................................................................... 17

B. Kerangka Teori .................................................................................... 29

C. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................ 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 30

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 30

D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 31

E. Teknik Pengambilan Data .................................................................... 35

F. Variabel Penelitian ............................................................................... 36

G. Definisi Operasional ............................................................................ 36

H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ......................................... 37

I. Etika Penelitian .................................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................................... 42

B Hasil Penelitian .................................................................................... 43

C Pembahasan ......................................................................................... 45

D Keterbatasan ........................................................................................ 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 49

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

xii

B. Saran ................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Prosedur penyimpanan ASIP…………………………………………. 28

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuisioner……………………………………………………. 35

Tabel 3.2 Definisi Operasional………………………………………………….. 37

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkanUmur………………….. 43

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan…………… 44

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan……………... 44

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas

Botol Bayi…………………………………………………………….. 45

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perbedaan Botol Susu……………………………………………..19

Gambar 2.2 Kerangka Teori…………………………………………………… 29

Gambar 2.3 Kerangka Konsep………………………………………………… 29

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadual Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2. Surat Permohonan Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 6. Surat Permohonan Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Responden

Lampiran 9. Informed Consent

Lampiran 10. Kuisioner

Lampiran 11. Kunci Jawaban

Lampiran 12. Correlations Uji Validitas dan Reabilitas

Lampiran 13. Tabulasi 1

Lampiran 14. Tabulasi 2

Lampiran 15. Tabulasi 3

Lampiran 16. Dokumentasi

Lampiran 17. Lembar Konsultasi

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya IPTEK yang diikuti dengan banyaknya

penyakit berbasis lingkungan yang sedang terjadi di Indonesia yang disebabkan

karena kurangnya pemahaman dan perilaku manusia terhadap kebersihan

belum baik (Mulyadi, 2008).

Cemaran bakteri E. sakazakii dalam susu formula menyadarkan

masyarakat mengenai pentingnya pemberian air susu ibu (ASI). ASI akan steril

apabila diminum langsung dari sumbernya. Tetapi gaya hidup modern yang

menuntut kaum ibu untuk bekerja di luar rumah menyebabkan pemberian ASI

secara langsung dari sumbernya menjadi menyulitkan. Penyelesaiannya, air

susu terpaksa diperah dan disimpan supaya bisa dikonsumsi oleh bayi kapan

saja. Ketika ASI diperah, ASI bersentuhan dengan berbagai obyek, mulai dari

tangan manusia, alat pemerah, botol susu, yang semuanya tidak steril.

Walaupun ASI sendiri steril, bersentuhan dengan benda-benda asing itu

menyebabkan pencemaran bakteri. Pencegahan pencemaran E. sakazakii

merupakan hal penting yang diperlukan untuk menjaga kebersihan tangan dan

botol susu (Tejo, 2011).

Faktor higienis adalah aspek yang terpenting dalam pemberian susu

botol. Bayi dapat mengalami sakit perut, atau infeksi hebat yang berasal dari

botolnya jika tidak disterilkan secara memadai (Gore dkk, 2001).

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

2

Susu formula merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri,

sehingga kontaminasi mudah terjadi terutama jika persiapan dan pemberian

kurang memperhatikan segi antiseptik. Pemberian susu formula yang tidak baik

dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada bayi. Faktor penyebab diare

tidak berdiri sendiri akan tetapi saling terkait dan sangat kompleks. Susu

formula sebagai salah satu makanan pengganti ASI pada anak yang

penggunaannya semakin meningkat. Cara pemberian susu formula yang benar

merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan angka kejadian diare pada

bayi dan balita akibat minum susu formula (Amiruddin, 2007).

Penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia, penyakit diare menjadi

penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi dan nomor

lima pada semua umur. Angka kesakitan yang terkena diare pada bayi yang

diberi ASI hanya 6%, yang diberi ASI dan susu botol 14%, sedang bayi yang

hanya diberi susu botol saja meningkat hingga 18% (Adiningsih, 2011).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Desa Sambirejo

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen sebanyak 88 ibu yang mempunyai

bayi dimana 58 hanya memberikan ASI saja kepada bayinya dan 30 ibu

menggunakan botol bayi dalam memberikan susu kepada bayinya. Wawancara

dilakukan terhadap 10 ibu yang menggunakan botol bayi terdapat 7 ibu kurang

mengerti tentang higienitas botol bayi dan 3 ibu belum mengerti tentang

higienitas botol bayi. Selanjutnya dari 10 ibu tersebut terdapat 7 ibu

menyatakan bahwa bayinya pernah mengalami diare saat hanya diberikan susu

formula maupun ASI yang menggunakan botol.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

3

Berdasarkan data di atas maka penulis dalam penelitian, ingin

mengetahui lebih lanjut mengenai pengetahuan ibu tentang higienitas botol

bayi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis ingin meneliti

“Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di Desa

Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di

Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendeskripsikan karakteristik ibu yang menggunakan botol bayi

berdasarkan kriteria umur, pendidikan, dan pekerjaan di Desa

Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.

b. Untuk mendeskripsikan ibu yang menggunakan botol bayi berdasarkan

kriteria tingkat pengetahuan baik, cukup, dan kurang.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu pengetahuan

Sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan tentang higienitas botol

bayi.

2. Bagi Peneliti

Mengerti dan menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam

menerapkan ilmu kebidanan khususnya tentang higienitas botol bayi,

metodologi penelitian, dan biostatistik.

3. Bagi Institusi

a. Bagi Desa Sambirejo

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan

yang lebih baik kepada warganya untuk memperhatikan higienitas

botol bayi sebelum diberikan kepada bayinya.

b. Bagi Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian

lebih lanjut tentang higienitas botol bayi.

E. Keaslian Penelitian

Berikut ini penelitian-penelitian yang berhubungan dengan Tingkat

Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi yang pernah dilakukan

sebelumnya :

1. Cucu Suherna (2009) dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

Penggunaan Air untuk Mengencerkan Susu Formula pada Bayi”. Penelitian

ini menggunakan metode cross sectional dan teknik sampling dengan cara

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

5

cluster random sampling. Hasil penelitian menyatakan mayoritas sebanyak

58,6% responden lulusan SMA, pengetahuan ibu di wilayah kerja

Puskesmas Balai Agung Sekayu secara umum sebanyak 57,5% responden

berpengetahuan baik.

2. Fatmalina Febri (2009) dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

Cara Membersihkan Botol Bayi”. Penelitian ini menggunakan metode

cross sectional dan teknik sampling dengan cara cluster random sampling.

Hasil penelitian menyatakan mayoritas sebanyak 67,8% responden bekerja,

pengetahuan ibu di Desa Soak Baru Kecamatan Ilir Palembang secara

umum sebanyak 57,5% responden berpengetahuan kurang.

3. Rini Mutahar (2009) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara

Penyimpanan setelah Pengenceran Susu dalam Botol”. Penelitian ini

menggunakan metode cross sectional dan teknik sampling dengan cara

cluster random sampling. Hasil penelitian menyatakan mayoritas sebanyak

63,3% lulusan SMA, pengetahuan ibu di wilayah Puskesmas Sekardangan

kabupaten Sidoarjo secara umum sebanyak 46,7% responden

berpengetahuan kurang.

Penelitian yang berhubungan dengan Higienitas Botol Bayi telah banyak

dilakukan oleh penulis-penulis lain seperti pada hasil penelitian di atas,

dimana mempunyai perbedaan dengan penelitian ini. Perbedaannya terletak

pada judul, subyek, waktu, lokasi, metode penelitian dan hasil. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik sampling jenuh.

Hasil penelitian menyatakan mayoritas sebanyak 70% berumur 25-30 tahun,

70% lulusan SMA/SMK, 70% tidak bekerja dan 50% responden

berpengetahuan kurang.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

6

F. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat peneletian, keaslian penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II. TINJUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan

diteliti, kerangka teoritis, dan kerangka konsep.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini tentang jenis dan rancangan penelitian lokasi

penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, pengumpulan data,

jalannya penelitian, variable penelitian, definisi operasional, teknik

pengolahan data, analisa data, dan etika penelitian.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil gambaran umum lokasi

penelitian, penelitian jalannya penelitian, karakteristik umur

responden, karakteristik pendidikan responden, karakteristik

pekerjaan responden, tingkat pengetahuan responden, pembahasan,

keterbatasan.

BAB V. PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dari Masalah yang Diteliti

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap

suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra

manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa,

dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over

behavior) (Notoatmodjo, 2010).

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan, yaitu:

1) Cara memperoleh Kebenaran Nonilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah

atau metode penemuan sistematik dan logis adalah dengan cara

nonilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi:

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

8

a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka

dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila

kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat

dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba)

and errors (gagal atau salah) atau metode coba salah coba-

coba.

b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

sengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Di kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang,

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut

baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya

diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi

berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi,

otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

9

ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain

menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau

membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris

ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan

karena orang yang menerima pendapat tersebut

menganggap bahwa yang dikemukannya ádalah benar.

d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi

pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa

pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

pengetahuan.

e) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Pemberian hadiah dan

hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang

masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak

dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

10

yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut

rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para

Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha

penalaran atau penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

sekali melaui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui

proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh

melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak

menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.

Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan

intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir

manusia pun ikut berkembang. Manusia akan mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Sehingga, dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya,

baik melalui induksi maupun deduksi.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang

bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

11

pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-

pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra.

Disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan

seseorang untuk memahami suatu gejala. Karena proses

berpikir induksi itu beranjak dari hasil pengamatan indra

atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa

induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal

yang abstrak.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum

pada kelas tetentu, berlaku juga kebenarannya pada semua

peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam

kelas itu.

2) Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode

penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi

penelitian (research methodology).

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

12

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Pengalaman

Menurut Notoatmodjo (2010), pengalaman merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman

diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara

pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka

orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan

mengulangi cara itu.

2) Pendidikan

Pendidikan itu menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan mudah

menerima informasi sehingga semakin banyak pula menerima

pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-

nilai baru yang diperkenalkan (Nursalam & Pariani, 2008).

3) Kepercayaan

Kepercayaan adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau

pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan.

Sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang

menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

13

dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang

sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan

informasi yang sama (Notoatmodjo, 2010).

4) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu keburukan atau tindakan yang harus

dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan diri sendiri dan

keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih

banyak cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan

banyak tantangan. Sedangkan bekerja merupakan kegiatan yang

menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempengaruhi terhadap

kehidupan keluarga (Nursalam & Pariani, 2008).

Ibu-ibu yang bekerja atau kesibukan sosial mempengaruhi

kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja.

Emansipasi dalam segala bidang kerja di kebutuhan masyarakat

menyebabkan turunnya kesediaan menyusui dan lamanya

menyusui. Persepsi masyarakat akan gaya hidup mewah membawa

dampak menurunnya kesediaan menyusui. Bahkan adanya

pandangan bagi kalangan tertentu bahwa susu botol sangat cocok

buat bayi dan terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang

selalu mau meniru orang lain, atau tanya untuk prestise. Merasa

ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. Budaya modern dan

perilaku masyarakat yang meniru negara barat mendesak para ibu

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

14

untuk segera menyapih anaknya dan memilih air susu buatan

sebagai jalan keluarnya (Arifin, 2004).

Pekerjaan berkaitan dengan pemberian ASI, ibu yang bekerja

cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui bayinya

akibat kesibukan bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja (Ibu

Rumah Tangga) mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui

bayinya (Amiruddin, 2006).

5) Dukungan keluarga

Dukungan atau support dari orang lain dan orang terdekat sangat

berperan dalam kesuksesan menyusu. Semakin besar dukungan

yang kita dapat untuk terus menyusui pada bayi semakin besar pula

kemampuan kita untuk dapat bertahan terus menyusui. Dukungan

suami maupun keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap

perilaku untuk menyusui. Ada beberapa ibu menyusui yang kurang

didukung dan ditakut-takuti atau dipengaruhi oleh suami, ibu,

mertua, serta keluarga sehingga akhirnya ibu beralih ke susu

formula (Nursalam & Pariani, 2008).

6) Umur

Menurut Nursalam & Pariani (2008), usia adalah umur individu

yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

15

belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman

dan kematangan jiwa.

d. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2010), di dalam domain kognitif

berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir,

berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang

berjenjang sebagai berikut :

1) Tahu (Know)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.

Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau

mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di

himpun atau dikenali (recall of facts).

2) Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding)

tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal

yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi

meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini

misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan,

menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang

sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

16

4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi

rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang

berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk

susunan berarti.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-

bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang

mengandung arti tertentu.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal

yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya,

sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang

hal yang sedang dinilainya.

e. Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2010), tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh

seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1) Pengetahuan baik

2) Pengetahuan cukup

3) Pengetahuan kurang

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

17

2. Higienitas Botol Bayi

a. Pengertian

Menurut UNICEF (2009), higienitas dapat didefinisikan dengan beberapa

pengertian, yaitu:

1) Bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan.

2) Kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan sehat

dan tubuh yang sehat.

3) Orang yang menjaga kebersihan dan lingkungannya serta makanan

yang dikonsumsi.

Menurut Safitri (2008), higienitas botol bayi merupakan tingkat kebersihan

pada peralatan bayi yang berupa botol, dot dan tutupnya.

b. Kriteria Higienitas Botol Bayi

Berikut beberapa kriteria tentang higienitas botol bayi

1) Persiapan memberikan susu dengan menggunakan botol

a) Menurut Farida (2008), ada banyak jenis botol dan dot yang

tersedia dengan berbagai gaya. Berikut ini beberapa hal yang perlu

diperhatikan ketika memilih botol susu :

(1) Ukuran Botol

Di pasaran terdapat berbagai ukuran botol yang biasanya

menyatu dengan dot. Ukuran kecil 30-50 ml, sedang 120 ml,

dan besar di atas 200 ml. Dianjurkan untuk menyesuaikan

ukuran botol dengan kebutuhan asupan susu bayi setiap kali

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

18

minum dan sangat tidak dianjurkan untuk menyisakan susu

dalam botol .

(2) Bahan Tahan Panas, Tidak Mudah Pecah, dan Tidak Beracun

Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan aman dan mudah.

Botol yang terbuat dari bahan gelas akan lebih awet, tahan

lama, dan proses sterilisasinya mudah. Tetapi, botol ini cukup

berat hingga kurang nyaman untuk digunakan dan mudah

pecah dan retak. Jika pecah akan sangat berbahaya bagi bayi.

Botol gelas juga mudah pecah atau retak ketika di sterilisasi,

dan bisa saja pecahan kaca masuk ke dalam makanan bayi.

Berbeda dengan botol plastik yang lebih tahan lama, tidak

mudah pecah, dan bayi aman memegang botol sendiri.

Menurut Budiman (2010), di dalam botol plastik terdapat

kandungan zat kimia berbahaya bernama Bisphenol-A (BPA)

berbahan polikarbonat yang banyak digunakan dalam kemasan

plastik, merupakan bahan yang dapat menimbulkan resiko

timbulnya gangguan kesehatan. Polypropylene adalah pilihan

terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan

dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan

makanan, botol minum dan yang terpenting botol minum untuk

bayi. Karekteristiknya adalah botol transparan yang tidak

jernih atau berawan. Bahan ini lebih kuat dan ringan dengan

daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

19

lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.

Sedangkan, Polycarbonate dapat mengeluarkan bahan

utamanya yaitu Bisphenol-A (BPA) ke dalam makanan dan

minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom

pada ovarium, penurunan produksi sperma dan mengubah

fungsi imunitas. Barang dengan bahan dasar ini tidak

dianjurkan digunakan untuk tempat makanan ataupun

minuman karena BPA dapat berpindah ke dalam minuman atau

makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan.

Bahayanya botol susu sangat mungkin mengalami proses

pemanasan.

Gambar 2.1 Perbedaan Botol Susu

Sumber: (Budiman, 2010)

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

20

(3) Tidak Banyak Gambar

Gambar yang terdapat di botol berisiko terkelupas saat

disterilisasi dalam air mendidih. Sedangkan botol dengan

aksesori, seperti kepala boneka atau mainan boleh dijadikan

pilihan, selama tidak menyulitkan proses sterilisasi atau

pemberian susu kepada bayi.

(4) Memiliki Ring Pengatur Deras

Ring pengatur deras dapat diputar ke arah tertentu, aliran susu

akan semakin deras atau sebaliknya. Ada tiga pengaturan yang

baku, yaitu lambat, sedang, dan cepat. Jadi, dapat diatur sesuai

kebutuhan. Bayi yang mengalami kelainan jantung sangat

dianjurkan mempunyai kelengkapan ini, karena bayi tidak

dianjurkan mengisap air susu terlalu deras. Jika tidak, napas

bayi dapat tersengal-sengal dan menimbulkan efek tersedak.

Ini juga dapat digunakan terutama untuk bayi 0-3 bulan.

Regulator akan membantu agar isi susu tidak keluar ketika

tidak diisap dan sangat membantu saat sedang menyusu

sehingga bayi tidur terlelap. Selain itu, sekat ini juga berguna

untuk menahan aliran susu jika botol miring atau terbalik.

Selain itu, saat bepergian dimana sering menyimpan botol

dalam tas dapat mengurangi kekhawatiran air susu yang

tumpah.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

21

(5) Botol Susu dengan Pegangan

Bayi 6 bulan ke atas dapat diberikan kesempatan untuk

memegang botol sendiri dan dapat menikmati susu. Sehingga

kemampuan motorik akan terlatih.

b) Cara membuat susu

Teknik membuat susu yang pertama adalah mencuci tangan

kemudian membuat susu sesuai dengan anjuran atau perintah dalam

kemasan. Kedua, menuangkan air matang yang hangat dalam

jumlah yang benar ke dalam botol yang telah disterilisasi lebih

dahulu dan kemudian menambahkan bubuk susu dalam jumlah

yang benar. Memasukkan bubuk susu terlalu banyak akan membuat

bayi menjadi sakit. Ketiga, menyimpan sisa susu di dalam kulkas

merupakan tindakan yang salah sehingga harus dibuang, dan yang

keempat, harus menggunakan susu yang baru dibuat saat

pemberian berikutnya (Safitri, 2008).

c) Peralatan sterilisasi

Membersihkan botol susu (dot) bayi, merupakan suatu tugas yang

tampak ringan. Tapi tidak dianjurkan untuk dilupakan atau

disampingkan, karena kebersihan dan kesterilan botol susu bayi

sangat penting bagi kesehatan bayi (Farida, 2008).

Menurut Safitri (2008), sebelum menggunakan botol atau dot baru,

pada saat akan menggunakan sebaiknya dicuci dan disterilkan

terlebih dahulu. Botol atau dot baru tersebut dicuci dalam air

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

22

hangat dengan sikat botol yang telah diberi sabun, kemudian dibilas

sampai bersih di air mengalir.

Berbagai metode sterilisasi mencakup:

(1) Sterilisasi dengan uap listrik, yang memerlukan waktu sekitar

10 menit, ditambah waktu untuk mendinginkan peralatan.

Kelebihannya tidak memerlukan pembilasan lagi setelahnya

dan memiliki kapasitas besar. Kekurangannya alat ini tidak

bisa dibawa-bawa karena memerlukan listrik, harus sering

dibersihkan dan memiliki harga yang cukup mahal.

(2) Steamer microwave, yang membutuhkan waktu sekitar 5

menit, peralatan tetap steril sampai dengan 3 jam jika penutup

dibiarkan pada tempatnya. Alat ini juga menggunakan uap

untuk menghilangkakn bakteri, tapi harganya lebih murah.

Kapasitas yang dimiliki tidak terlalu besar dan alat ini tidak

bisa mensterilkan alat makan seperti sendok atau mangkuk

logam.

(3) Peralatan disterilkan dengan merebus, yang membutuhkan

waktu sekitar 10 menit, panci tidak boleh digunakan untuk ke

perluan lain dan dot karena dapat rusak lebih cepat. Selain itu

segera angkat dan meniriskan botol kemudian menyimpan di

tempat yang yang bersih dan kering. Jika dibiarkan hingga air

menjadi dingin akan membuat mikroorganisme masuk dan

menempel di botol.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

23

Menurut Farida (2008), berikut adalah langkah-langkah yang

mungkin perlu dilakukan saat melakukan sterilisasi botol

dengan cara merebus:

(a) Mengumpulkan semua botol yang akan disterilkan.

Melepaskan tutup, nipple, tutup anti sedak, dan botolnya.

(b) Mengisi panci dengan 1/2 atau 3/4 air, lalu memanaskan di

atas kompor.

(c) Mengambil sabun pencuci piring dan melarutkan dalam

air hangat, lalu memberikan semua sabun pada bagian

botol, dan menggosok sampai bersih dengan

menggunakan spons lembut.

(d) Menggunakan sikat botol untuk menjangkau bagian yang

sulit dijangkau dengan tangan atau jari, lalu membilas

sampai busa hilang.

(e) Setelah air mendidih, memasukkan satu-persatu bagian

botol (tutup, nipple, tutup anti sedak, dan botol) ke dalam

panci. Merebus kira-kira 5 menit.

(f) Mengangkat botol dan bagian-bagiannya. Lalu menjepit

dengan penjepit botol, kemudian mengeringkannya.

(4) Tabung penyeteril dengan air dingin dapat digunakan baik

dengan pensteril khusus atau dalam wadah bersih yang sesuai

dengan penutup. Alat ini menggunakan larutan sterilisasi atau

tablet untuk membunuh bakteri. Segi positifnya alat ini tidak

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

24

membutuhkan tenaga yang besar dan bisa praktis dibawa

ketika sedang bepergian. Ini membutuhkan waktu sekitar 30

menit dan peralatan dapat dibiarkan dalam larutan sampai

dengan 24 jam, tetapi larutan ini harus diganti setiap hari

untuk menghilangkan bahan kimia dari larutan sterilisasi.

Menurut Farida (2008), setelah memiliki botol bayi yang telah

steril dan siap digunakan ada beberapa hal yang harus

diperhatikan:

(a) Setelah botol digunakan, membilas segera dengan air

dingin, atau merendam jika tidak langsung mencucinya.

(b) Memastikan semua bagian botol tersentuh saat dicuci dan

leher botol juga harus disikat. Karena sangat rentan

dengan bakteri yang berkembang biak.

(c) Botol dan dot mempunyai ketahanan bakteri 2-3 hari dari

waktu penyeterilan. Menyeterilkan botol dan dot dapat

dilakukan setiap 2-3 hari sekali, asalkan menyimpan botol

dan dot bayi tersebut di tempat yang bersih dan tidak

dianjurkan menyimpannya di dekat kompor atau oven.

(d) Selalu uji susu bayi pada pergelangan tangan untuk

memastikan tidak terlalu panas.

Apabila langsung membilas atau merendam botol setelah

digunakan dapat menyebabkan lapisan formula lengket dan

tetap berada di bawah yang sulit untuk dihapus dengan sikat

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

25

botol. Ada solusi yang sangat sederhana untuk ini.

Memasukkan sekitar dua sendok makan beras dalam botol.

Mengisi dengan air sabun sekitar 1/4 atau 1/2 bagian botol.

Mengocok dengan penuh semangat sampai noda hilang.

Memastikan untuk membilas botol dengan baik, dan botol

akan seperti baru lagi.

d) Tidak dianjurkan membuat susu dalam beberapa botol sekaligus

Paling ideal harus membuat satu botol susu setiap kali pemberian.

Risiko yang berhubungan dengan penggunaan susu formula bubuk

akan berkurang jika susu dibuat setiap kali pemberian, karena

semakin lama susu formula disimpan, semakin tinggi pula risiko

pertumbuhan bakteri dalam botol Tidak direkomendasikan untuk

membuat banyak susu formula dalam beberapa botol sekaligus dan

menyimpannya di dalam kulkas karena risiko pertumbuhan bakteri,

namun jika terpaksa melakukan ini harus menyimpan di bagian

belakang kulkas dan tidak di bagian pintu, untuk memastikan agar

botol-botol tersebut tetap berada dibawah 5 °C dan tidak pernah

menyimpan susu melebihi 24 jam (hal ini juga telalu lama untuk

bayi yang masih muda) (Safitri, 2008).

e) Tingkat keamanan susu botol

Membawa susu formula yang hangat dalam tas tertutup merupakan

hal yang tidak aman, karena susu hangat merupakan bahan yang

baik untuk pertumbuhan bakteri. Pilihan yang lebih aman adalah

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

26

membuat susu sesaat pemberian. Apabila keluar rumah, dapat

membawa air matang di dalam tempat minum tertutup yang siap

dicampur dengan bubuk susu formula ketika membutuhkannya.

Susu siap minum yang disimpan dalam kardus kecil merupakan

pilihan lain yang lebih mahal, namun lebih mudah dibawa dan

dapat dipindahkan dengan cepat ke dalam botol yang telah

disterilisasi. Jika bayi menolak susu yang memiliki suhu ruangan,

dapat menggunakan penghangat botol untuk perjalanan yang juga

dapat digunakan untuk menghangatkan botol dan tempat makanan

bayi (Safitri, 2008).

f) Kewaspadaan saat membuat susu botol dalam perjalanan

Ketika menggunakan air dalam botol untuk membuat susu, harus

memastikan tutupnya masih tersegel. Menggunakan air jernih dan

menghindari air dengan kandungan mineral yang tinggi seperti

natrium, nitrat, atau fluorida. Mendidihkan air di dalam ketel

seperti memasak peralatan seperti biasa. Botol besar berisi air

mineral harus di simpan dalam kulkas setelah dibuka. Untuk

kenyamanan, lebih baik menggunakan botol air mineral berukuran

kecil jika sedang dalam perjalanan. Selain itu dapat menggunakan

susu yang telah tersedia dalam kemasan dus sehingga tidak perlu

membawa sekaleng besar susu bubuk. Walaupun lebih mahal, ini

dapat mengurangi pekerjaan dan dapat memastikan higienitasnya

meskipun tanpa fasilitas yang memadai (Safitri, 2008).

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

27

g) Pentingnya kebersihan saat memberikan susu botol

Bayi yang mempunyai ukuran kecil lebih rentan terhadap infeksi

saluran cerna sehingga penting untuk memperhatikan kebersihan

saat memberikan susu botol. Salah satu aspek yang paling penting

saat memberikan susu botol adalah memastikan bahwa semua

peralatan yang digunakan dalam proses pemberian susu botol

cukup steril dan bersih tanpa ada sisa susu sebelumnya. Ini berarti

mensterilkan botol, dot, dan tutupnya. Jika bayi tidak

menghabiskan susunya, tidak dianjurkan memberikan sisanya di

waktu yang lain karena bakteri yang berada di dalam mulut bayi

bisa pindah ke botol dan kemudian bisa berkembang di dalam susu.

Ketika bepergian atau keluar rumah, perlu menjaga susu selama

perjalanan. Susu formula siap minum paling aman untuk diberikan

saat perjalanan, atau bisa menambahkan susu formula pada air

ketika membutuhkannya. Perubahan air yang berbeda

menyebabkan sakit perut pada bayi yang mendapatkan susu botol

yang diberi ASI (Safitri, 2008).

2) Penyimpanan Air Susu Ibu Perah (ASIP)

Mengenai penyimpanan Air Susu Ibu Perah (ASIP), dapat

menggunakan botol kaca (botol bekas minuman ukuran 140 ml) yang

tutupnya diganti dengan tutup karet atau plastik khusus untuk

menyimpan ASIP dan dapat juga menggunakan plastik kiloan.

Sebaiknya selalu memberikan tanggal serta volume dalam

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

28

plastik/botol yang akan digunakan untuk menyimpan ASIP sehingga

memudahkan proses pemberian ASIP pada bayi (Lita, 2011).

Mengenai prosedur penyimpanan ASIP dapat dilihat pada bagan di

bawah ini :

Tabel 2.1 Prosedur penyimpanan ASIP

ASI Suhu Ruangan Lemari es/kulkas Freezer

ASI yang baru saja

diperah (ASI segar)

Kolostrum : hari

ke-5 (12-24 jam

dalam suhu<25°C)

3-8 hari dengan

suhu 0-4°C

2 minggu

freezer yang

terdapat di

dalam lemari

es/ kulkas (1

pintu)

ASI matang : 24

jam dalam suhu 15°C 10 jam dalam

suhu 19-22°C 4-6 jam dalam suhu

25°C

Jangan simpan di

bagian pintu, tetapi simpan di bagian

paling belakang lemari es/kulkas-

paling dingin dan tidak terlalu

terpengaruh perubahan suhu

3-4 bulan

dalam freezer yang terpisah

dari lemari es/ kulkas (2

pintu). 6-12 bulan dalam

freezer khusus yang sangat

dingin(<18°C)

ASIP beku :

dicairkan dalam

lemari es/ kulkas

tapi belum

dihangatkan

Tidak lebih dari 4

jam ( yaitu jadwal

minum ASIP

berikutnya)

Simpan di dalam

lemari es/ kulkas

sampai dengan 24

jam

JANGAN

masukkan

kembali dalam

freezer

ASIP yang sudah

dicairkan dengan

air hangat

Untuk diminum

sekaligus

Dapat disimpan

selam 4 jam atau

sampai jadwal

minum ASIP

berikutnya

JANGAN

masukkan

kembali dalam

freezer

ASIP yang sudah

mulai diminum

oleh bayi dari botol

yang sama

Sisa yang tidak

dihabiskan harus

dibuang

Dibuang Dibuang

Sumber : (Lita, 2011)

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

29

B. Kerangka Teori

Keterangan:

: diteliti

: tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: (Notoatmojo, 2010)

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan

Ibu

Pengetahuan

1. Tahu

2. Memahami

3. Menerapkan

4. Analisa

5. Sintesis 6. Evaluasi

Tentang

Higienitas

Botol Bayi

Baik

Cukup

Kurang

Ekonomi

Sosial Budaya

Persiapan

Penggunaan

Penyeterilan

Penyimpanan

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010),

deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah lokasi dilakukannya penelitian

(Notoatmojo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sambirejo

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian (Notoatmojo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 2 Desember 2011 sampai 14 April 2012.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

31

ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya

(Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang

mempunyai bayi dimana menggunakan botol dalam memberikan susu di

Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen yang berjumlah

30 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2010).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yang digunakan

adalah Sampling Jenuh. Sampel pada penelitian ini yang diambil yaitu ibu

yang mempunyai bayi dimana menggunakan botol dalam memberikan

susu yang berjumlah 30 orang. Menurut Sugiyono (2007), Sampling Jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,

kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi

dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain Sampling Jenuh adalah

sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

D. Instrumen Penelitian

Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

kuisioner. Menurut Notoadmojo (2010), kuisioner adalah daftar pertanyaan

yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden (dalam hal

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

32

angket) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda – tanda

tertentu.

Alat pengukuran data atau pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan skala Guttman. Menurut Hidayat (2008), skala Guttman adalah

skala pengukuran dengan jawaban ya atau tidak, setuju atau tidak, dan benar

atau salah.

Kuisioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu adalah

kuisioner tertutup dengan pilihan jawaban benar dan salah. Jawaban benar

dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah jika pernyataan

negatif (unfavorable) mendapatkan nilai 1. Jawaban yang salah dengan

pernyataan positif (favorable) dan benar jika pernyataan negatif (unfavorable)

mendapatkan nilai 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda

centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.

Kuisioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Uji validitas dilakukan

pada ibu yang mempunyai bayi dimana menggunakan botol dalam

memberikan susu di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen

dengan jumlah responden 30 orang.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

33

product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.

Menurut Riwidikdo (2009), instrumen dikatakan valid apabila memenuhi

taraf signifikasi 5%. Rumus product moment adalah:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Sesuai rumus product moment di atas soal akan dikatakan valid

apabila rhitung>rtabel.

Hasil uji validitas pada penelitian ini yaitu dari 30 soal terdapat 2

soal yang tidak valid yaitu nomor 1 dan 4, dimana nilai kedua nomor

tersebut adalah 0, 275 dan 0, 213.

Selanjutnya dua soal tersebut tidak digunakan dalam penelitian ini.

Soal yang akan dinyatakan valid apabila memenuhi taraf signifikasi 5%.

Uji validitas ini mendapatkan 28 soal yang dinyatakan valid atau sahih.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010), reliabilitas menunjukkan pada suatu

pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensis, mengarahkan responden

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 ΣΣΣ−Σ

ΣΣΣ=

Nrxy

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

34

memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai

dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama

hasilnya.

Uji reliabilitas instrumen ini peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows dengan

nilai alpha minimal 0, 7. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

Σ−

=t

b

k

kri 2

2

11 σ

σ

Keterangan:

ri = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2

= Varians total

Uji reliabilitas dari hasil penelitian didapatkan nilai alpha 0,767>0,7.

Hasil uji dengan bantuan program komputer SPSS for Windows

menunjukkan bahwa nilai alpha adalah 0,767 sedangkan menurut

Riwidikdo (2009), hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha 0,7 sehingga

kuisioner dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai alat

pengumpulan data.

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

35

3. Kisi – kisi kuisioner.

Tabel 3.1 Kisi – kisi kuisioner

Variabel

penelitian

Indikator Nomor

pertanyaan

favorable

Nomor

pertanyaan

unfavorable

Jumlah

Tingkat

pengetahuan ibu

tentang

higienitas botol

bayi

Pengetahuan

tentang

persiapan

memberikan

susu dengan

menggunakan

botol

1, 3, 4, 5,

6, 8, dan

24

2, 7, 22, dan

23

11

Pengetahuan

tentang

penyeterilan

bol bayi dan

bagian-baginnya

11, 13, 15,

16, 17, 19,

dan 21

9, 10, 12,

14, 18, dan

20

13

Pengetahuan tentang

penyimpanan botol dan ASIP

27 25, 26, dan 28

4

Jumlah 28

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar pertanyaan

persetujuan dan membagikan kuisioner atau angket ibu yang menggunakan

botol bayi untuk memberikan susu di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo

Kabupaten Sragen, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.

Responden disuruh mengisi kuisioner sampai selesai dan kuisioner diambil

pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

36

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari

jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuisioner oleh

responden tentang pengetahuan higienitas botol bayi.

2. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan selain dari responden secara langsung yaitu dari

data kepustakaan misalnya buku, karya tulis ilmiah, jurnal, dan internet

tentang higienitas botol bayi. Data sekunder juga didapatkan dari bidan

desa tentang data ibu menggunakan botol bayi dan lokasi penelitian di

Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.

F. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan tentang

higienitas botol bayi.

G. Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2010), definisi operasional merupakan definisi

yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang

diamati atau diteliti.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

37

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel

Definisi Operasional

Skala Kategori

1 Variabel tunggal:

tingkat

pengetahuan

ibu tentang

higienitas

botol bayi

Segala sesuatu yang diketahui:

Pengetahuan ibu

tentang higienitas

botol bayi

merupakan

kemampuan

responden untuk

menjawab

pengertian serta

berbagai

pengetahuan pada

ibu tentang tingkat

kebersihan pada

peralatan bayi yang berupa botol,

dot dan tutupnya.

Ordinal a. Pengetahuan baik: > 75%

b. Pengetahuan

cukup: 60% - 75%

c. Pengetahuan

kurang:

< 60%

(Arikunto, 2010)

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010)

adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuisioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

38

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuisioner terhadap tahap-

tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya.

c. Entry

Kegiatan ini memasukkan data dalam program computer untuk

dilakukan analisis lanjut.

d. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuisioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

2. Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisa univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisa

univariat adalah menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap

penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap

variabel. Analisa dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian

dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mendapatkan

gambaran distribusi dan prosentase dari tiap variabel.

Menurut Arikunto (2010), selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat

pengetahuan ibu maka, ditunjukan dengan prosentase dengan keterangan

sebagai berikut :

a. Pengetahuan baik : > 75%

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

39

b. Pengetahuan cukup : 60% - 75%

c. Pengetahuan kurang : < 60%

Menurut Riwidikdo (2009), rumus untuk mengetahui skor prosentase

adalah sebagai berikut:

Skor yang diperoleh responden

Skor Prosentase= x100% Total skor maksimal yang seharusnya diperoleh

Rumus prosentase untuk jumlah ibu tentang higienitas botol bayi menurut

tingkat pengetahuan.

Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan

Skor Prosentase = x100%

Jumlah responden

I. Etika Penelitian

Peneliti membuat informed consent atau persetujuan kepada responden

terlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan

penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian. Pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat ijin dari STIKes

Kusuma Husada Surakarta, kepala Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo

Kabupaten Sragen, dan dari responden sendiri melalui informed consent yang

terjamin kerahasiaannya.

Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian keperawatan

merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat

penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi

etika penelitian harus diperhatikan.

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

40

Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh

bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian

kuisioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah

etika penelitian. Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang

meliputi:

1. Informed Consent

Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian.

Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subyek

mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya.

Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini

semua responden akan diberi lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2008). Peneliti tidak akan

mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam

penelitian ini.

3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)

Subbab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

41

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008).

Penelitian ini kerahasiaan hasil/ informasi yang telah dikumpulkan

dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Keadaan Geografi

Desa Sambirejo merupakan salah satu dari 208 desa atau kelurahan

yang berada di wilayah Kabupaten Sragen dan termasuk satu dari sembilan

desa atau kelurahan di Kecamatan Sambirejo. Desa Sambirejo mempunyai

luas wilayah 165.5753 Ha/m² dengan penggunaan lahan persawahan atau

ladang yaitu 191.3550 Ha/m², perkebunan karet yaitu 33.000 Ha/m²,

kuburan yaitu 0.7000 Ha/m², pekarangan atau perumahan yaitu 152.7203

Ha/m², luas taman atau bengkok pamong desa yaitu 33.2529 Ha/m², dan

perkantoran yaitu 0.3050 Ha/m², sehingga Desa Sambirejo mempunyai

luas total wilayah yaitu 586.8785 Ha/m². Adapun batas wilayah

administrasi Desa Sambirejo adalah sebagai berikut:

a. sebelah utara : Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo

b. sebelah timur : Desa Sambi, Kecamatan Sambirejo

c. sebelah selatan : Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo

d. sebelah barat : Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung.

2. Keadaan Demografi

Sambirejo terdiri dari 1.387 KK dengan jumlah penduduk sebanyak

5.042 jiwa, dengan perincian jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.493

jiwa, dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 2.549 jiwa.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

43

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi dimana

menggunakan botol dalam memberikan susu di Desa Sambirejo,

Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen dengan jumlah responden

sejumlah 30 responden.

Setelah berbagai tahap penelitian dilakukan dan data terkumpul,

selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dengan berbagai cara

seperti editing, coding, entry dan tabulating. Hasil data yang telah diolah

kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tingkat pengetahuan

ibu yang mempunyai bayi dimana menggunakan botol dalam memberikan

susu pada ibu di Desa Sambirejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten

Sragen tentang higienitas botol bayi.

a. Umur

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

No Umur

Responden

Frekuensi Prosentase

1 <25 tahun 8 26,67%

2 25-30 tahun 21 70,00%

3 >30 tahun 1 3,33%

Total 30 100%

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat tingkat pengetahuan

responden berdasarkan umur adalah 8 ibu (26,67%) berusia <25

tahun, kemudian 21 ibu (70,00%) berusia 25-30 tahun, serta 1 ibu

(3,33%) berusia >30 tahun.

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

44

b. Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Responden

Frekuensi Prosentase

1 SMP 7 23,33% 2 SMA/SMK 21 70,00%

3 PT 2 6,67% Total 30 100%

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat tingkat pengetahuan

responden berdasarkan pendidikan adalah 7 ibu (23,33%) tamat SMP,

kemudian 21 ibu (70,00%) tamat SMA/SMK, serta 2 ibu (6,67%)

tamat PT.

c. Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan

Responden

Frekuensi Prosentase

1 IRT 21 70,00%

2 Swasta 8 26,67% 3 Buruh 1 3,33%

Total 30 100%

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat tingkat pengetahuan

responden berdasarkan pekerjaan adalah 21 ibu (70,00%) tidak

bekerja (IRT), kemudian 8 ibu (26,67%) swasta, serta 1 ibu (3,33%)

bekerja sebagai buruh.

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

45

2. Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas

Botol Bayi

No Pengetahuan Frekuensi Prosentase

1 Baik 3 10%

2 Cukup 12 40%

3 Kurang 15 50%

Total 30 100%

Sumber: Data Primer

Dari tabel diatas menunjukan tingkat pengetahuan ibu sebagai berikut:

sejumlah 3 responden (10%) berpengetahuan baik, 12 responden (40%)

berpengetahuan cukup, serta 15 responden (50%) berpengetahuan kurang.

C. Pembahasan

Penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang Higienitas Botol

Bayi di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen ini,

dilakukan terhadap 30 responden. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini

menunjukkan kriteria responden berdasarkan umur di Desa Sambirejo,

Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen adalah 8 ibu (26,67%) berusia <25

tahun, kemudian 21 ibu (70,00%) berusia 25-30 tahun, serta 1 ibu (3,33%)

berusia >30 tahun, berdasarkan pendidikan responden adalah 7 ibu (23,33%)

tamat SMP, kemudian 21 ibu (70,00%) tamat SMA/SMK, serta 2 ibu

(6,67%) tamat PT, dan berdasarkan pekerjaan responden adalah 21 ibu

(70,00%) tidak bekerja (IRT), kemudian 8 ibu (26,67%) swasta, serta 1 ibu

(3,33%) bekerja sebagai buruh.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

46

Sesuai dengan pendapat dari Notoatmodjo (2010), bahwa dengan

bertambahnya usia seseorang, maka pemikirannya akan semakin berkembang

sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapat. Faktor lain yang

mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan dan pekerjaan. Seseorang

yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih

luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih

rendah. Orang yang menekuni suatu bidang pekerjaan akan memiliki

pengetahuan mengenai segala sesuatu mengenai apa yang dikerjakannya.

Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

diantaranya: menurut Notoatmodjo (2010), pengalaman adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri

maupun orang lain, kepercayaan adalah suatu sikap menerima pernyataan

atau pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan,

sedangkan menurut Nursalam & Pariani (2008), dukungan atau support dari

orang lain dan orang terdekat sangat berperan dalam melakukan suatu

tindakan.

Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan ibu di Desa Sambirejo

tentang higienitas botol bayi yaitu: 3 responden (10%) berpengetahuan baik,

12 responden (40%) berpengetahuan cukup, serta 15 responden (50%)

berpengetahuan kurang.

Dari hasil penelitian mayoritas ibu berpengetahuan kurang, dikarenakan

ibu kurang mengetahui pada persiapan dan penyeterilan untuk higienitas botol

bayi. Ibu berpengetahuan cukup, dikarenakan kurang mengetahui tentang

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

47

penyeterilan botol bayi. Hal ini dikarenakan, ibu belum sepenuhnya mengerti

dan mendapatkan informasi mengenai higienitas botol bayi baik di

lingkungan keluarga misalnya orang tua maupun dari saudara perempuannya

kurang memberikan pengetahuan mengenai higienitas botol bayi dan di

lingkungan masyarakat misalnya tenaga kesehatan kurang memberikan

pengetahuan mengenai higienitas botol bayi kepada ibu, serta ibu mempunyai

tetangga memiliki pengetahuan yang sama.

Menurut Dani (2010), menjaga higienitas botol bayi merupakan hal

penting yang harus dipertimbangkan oleh ibu, karena lemak dan kandungan

protein dalam makanan bayi (dari susu) sangat mudah untuk menempel pada

botol, cangkir atau empeng fedding. Jika proses pencucian tidak dilakukan

dengan hati-hati, sisa kotoran dengan mudah akan membentuk bercak putih.

Bintik-bintik ini lebih sulit dibersihkan dan menjadi tempat bakteri. Jika

bakteri masuk ke saluran pencernaan bayi, resiko rentan terhadap diare sangat

tinggi.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian

dengan mayoritas berpengetahuan kurang, disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, kepercayaan, dan dukungan

keluarga. Sehingga sangat diperlukan peran serta tenaga kesehatan untu

memberikan pemahaman dan informasi yang lebih baik tentang higienitas

botol bayi.

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

48

D. Keterbatasan

Penelitian ini tidak terdapat kendala tetapi mempunyai keterbatasan di dalam

pelaksanaan penelitian, yaitu:

1. Penelitian ini ada kelemahan dalam penyusunan alat (kuisioner) yang

menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat

menguraikan jawaban selain dari jawaban yang tersedia.

2. Penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan ibu tentang higienitas

botol bayi tanpa adanya tindak lanjut terhadap hasil penelitian yang

diperoleh.

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

49

BAB V

PENUTUP

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui

tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Desa Sambirejo

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen maka peneliti mengambil sampel 30

responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan

saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol

bahwa: bayi di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen

dapat disimpulkan

1. Kriteria responden berdasarkan umur adalah 8 ibu (26,67%) berusia <25

tahun, kemudian 21 ibu (70,00%) berusia 25-30 tahun, serta 1 ibu

(3,33%) berusia >30 tahun, berdasarkan pendidikan responden adalah 7

ibu (23,33%) tamat SMP, kemudian 21 ibu (70,00%) tamat SMA/SMK,

serta 2 ibu (6,67%) tamat PT, dan berdasarkan pekerjaan responden

adalah 21 ibu (70,00%) tidak bekerja (IRT), kemudian 8 ibu (26,67%)

swasta, serta 1 ibu (3,33%) bekerja sebagai buruh.

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Desa Sambirejo

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen dalam kategori baik yaitu

sebanyak 3 ibu (10%), kategori cukup sebanyak 12 ibu (40%), kategori

kurang sebanyak 15 ibu (50%).

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

50

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang

higienitas botol bayi di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

Sragen, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah:

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan menambah khasanah ilmu dan sumber pengetahuan tentang

higienitas botol bayi.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang higienitas botol

bayi dengan menambah jumlah sampel yang lebih banyak dan metode

penelitian yang berbeda, dengan demikian dapat diperoleh hasil penelitian

yang lebih sempurna.

3. Bagi Institusi

a. Bagi Desa Sambirejo

Diharapkan dapat memberikan penyuluhan dan menjalin kerjasama

dengan tenaga kesehatan khususnya bidan wilayah kerja

setempat/puskesmas untuk memberikan penyuluhan tentang higienitas

botol bayi, sehingga warga setempat dapat melakukan pola higienitas

botol bayi dan angka kejadian diare dapat menurun.

b. Bagi pendidikan

Diharapkan karya tulis ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan

atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan

khususnya tentang higienitas botol bayi.

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS · PDF fileIbu Desy Handayani, S.ST ... Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh ... Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten

51

4. Bagi Ibu

Diharapkan ibu meningkatkan pengetahuannya dan melaksanakan pola

higienitas botol susu agar bayi tidak mengalami diare atau gangguan

sistem pencernaan.