upgk.doc

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangungan kesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan lndonesia sehat 2010. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi keluarga yang optimal. Keadaan gizi dapat dipengaruhi oleh keadaan fisiologis, dan juga oleh keadaan ekonomi, sosial, politik dan budaya. Pada saat ini, selain dampak dari krisis ekonomi yang masih terasa, juga keadaan dampak dari bencana nasional mempengaruhi status kesehatan pada umumnya dan status gizi khususnya. Keadaan gizi meliputi proses penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan aktifitas. Kurang gizi dapat terjadi dari beberapa akibat, yaitu ketidak seimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorsi dan penyakit infeksi. Salah satu upaya di dalam meningkatkan kesehatan masyarakat terutama dari aspek gizi masyarakat adalah melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang sebagian kegiatannya dilaksanakan di Posyandu dengan tujuan akhir menuju keluarga kecil, bahagia, sehat dan sejahtera. Dalam 1

Upload: deasyacnt

Post on 01-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangungan kesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan lndonesia sehat 2010. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi keluarga yang optimal. Keadaan gizi dapat dipengaruhi oleh keadaan fisiologis, dan juga oleh keadaan ekonomi, sosial, politik dan budaya. Pada saat ini, selain dampak dari krisis ekonomi yang masih terasa, juga keadaan dampak dari bencana nasional mempengaruhi status kesehatan pada umumnya dan status gizi khususnya.Keadaan gizi meliputi proses penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan aktifitas. Kurang gizi dapat terjadi dari beberapa akibat, yaitu ketidak seimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorsi dan penyakit infeksi. Salah satu upaya di dalam meningkatkan kesehatan masyarakat terutama dari aspek gizi masyarakat adalah melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang sebagian kegiatannya dilaksanakan di Posyandu dengan tujuan akhir menuju keluarga kecil, bahagia, sehat dan sejahtera. Dalam kegiatanya UPGK di jalankan sepenuhnya dengan bantuan kader. UPGK selama ini dititik beratkan pada kegiatan penyuluhan gizi dengan menggunakan pesan-pesan gizi sederhana, pelayanan gizi, pemanfaatan lahan pekarangan yang secara keseluruhan kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat (Depkes RI, 2006).1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan suatu rumusan masalah yaitu bagaimana pelaksanaan dan hasil kegiatan UPGK dalam memperbaiki gizi masyarakat.1.3. Tujuan

1.3.1. Mengetahui pengertian UPGK.1.3.2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan UPGK.1.3.3. Menilai hasil kegiatan UPGK dalam perbaikan gizi masyarakat.1.3.4. Mengevaluasi kegiatan UPGK.1.4. Manfaat

1.4.1. Memberikan informasi kepada para pembaca dan masyarakat tentang usaha perbaikan gizi keluarga.1.4.2. Menambah pengetahuan dan pemahaman penulis tentang usaha perbaikan gizi keluarga dan mengaitkannya dengan situasi yang nyata.BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian UPGKUPGK adalah singkatan dari Usaha Perbaikan Gizi Keluarga yaitu gerakan sadar gizi yang bertujuan mengacu upaya maasyarakat terutama di desa agar mencukupi kebutuhan gizinya melalui pemanfaatan keanekaragaman pangan sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga dan keadaan lingkungan setempat. Dengan demikian Usaha Perbaikan Gizi Keluarga ialah kegiatan masyarakat untuk melembagakan upaya peningkatan gizi setiap keluarga di Indonesia dan didukung kegiatan lintas sektoral.Menurut Tim Pengelola UPGK, Usaha Perbaikan Gizi Keluarga ialah:

a. Merupakan usaha keluarga atau masyarakat untuk memperbaiki gizi seluruh anggota keluarga atau masyarakat.

b. Dilaksanakan oleh keluarga atau masyarakat dengan kader sebagai penggerak masyarakat dan petugas beberapa sektor sebagai pembimbing dan pembina.

c. Merupakan bagian dari kehidupan keluarga sehari-hari dan bagian integral dari pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

d. Secara operasional ialah rangkaian kegiatan yang saling mendukung untuk melaksanakan alih teknologi sederhana pada keluarga atau masyarakat.

Kegiatan UPGK merupakan kerjasama dari beberapa badan dan instansi pemerintah. Adapun departemen atau badan yang memegang peran utama di dalam pengembangan program UPGK yaitu Departemen Kesehatan, Departemen Agama, Departemen Pertanian dan Badan Koordinasi Keluarga Berencanaan Nasional (BKKBN). Tujuan UPGK secara umum adalah meningkatkan dan membina keadaan gizi seluruh anggota masyarakat. Selain tujuan umum, UPGK memiliki tujuan khusus yaitu:a. Partisipasi dan pemerataan kegiatan

1) Semua anggota masyarakat ikut serta aktif dalam kegiatan UPGK. Penanggung jawab kegiatan adalah anggota masyarakat setempat yang telah mendapat latihan.2) Di daerah, kegiatan UPGK meluas ke semua dukuh, kampung, banjar, dusun, RW.3) Pada setiap dukuh, semua balita, ibu hamil dan ibu menyusui tercakup dalam kegiatan ini.

b. Perubahan tingkah laku agar mendukung tercapainya perbaikan gizi

1) Semua balita ditimbang setiap bulan, dan hasil timbangannya dicatat di KMS.2) Semua bayi disusui ibunya sampai usia 2 tahun atau lebih dan mendapat makanan lain yang sesuai dengan kebutuhannya.3) Semua anak yang berumur 1-5 tahun mendapat satu kapsul vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan.4) Semua anak yang mencret segera diberi minum larutan gula garam atau oralit.

5) Setiap ibu hamil dan ibu menyusui makan 1-2 piring makanan bergizi lebih banyak dari biasanya.

6) Setiap ibu hamil minum satu tablet tambah darah tiap bulan mulai usia kehamilan 7-9 bulan.

7) Setiap pekarangan dimanfaatkan untuk bahan makanan bergizi untuk keluarga.

8) Setiap pasangan usia subur mengerti dan mengikuti keluarga berencana.

c. Perbaikan keadaan gizi keluarga

2.2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pelaksanaan UPGKFaktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan UPGK adalah sebagai berikut.

a. Cakupan Pelayanan Kegiatan UPGKCakupan palayanan kegiatan UPGK dapat dilihat dari partisipasi masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan UPGK di posyandu baik balita, ibu hamil maupun ibu menyusui. Dari hasil studi diketahui bahwa pada umumnya hanya anak dibawah 3 tahun yang selalu berkunjung ke Posyandu sedangkan anak berumur diatas 3 tahun sudah sulit untuk diajak ke Posyandub. Sarana Penunjang UPGK

Untuk kelancaran kegiatan UPGK dibutuhkan sarana penunjang UPGK. Sarana penunjang kegiatan UPGK harus disiapkan sebelum berlangsungnya kegiatan UPGK seperti timbangan dan sarana untuk penyuluhan. Oleh karena seringnya terjadi hambatan dalam penyediaan sarana penunjang UPGK maka dibutuhkan manajemen suplai dan pengendalian yang baik dari petugas kesehatan setempat.c. Kuantitas dan Kualitas Petugas Gizi

Kualitas dan kuantitas petugas gizi di tingkat puskesmas perlu memperoleh pelatihan atau pembinaan yang intensif agar kegiatan UPGK dapat berjalan dengan baik. Adapun hambatan yang sering ditemui dalam pelaksanaan kegiatan UPGK yakni terbatasnya tenaga yang ada, tingginya mutasi petugas, besarnya cakupan posyandu yang perlu dibina, terbatasnya biaya operasional untuk kegiatan UPGS dan belum semua petugas mengetahui ataupun dilatih tentang program gizi.d. Kerjasama Lintas Sektoral dan Lintas Program

Kerjasama Lintas Sektoral dan Lintas Program harus berjalan secara terpadu untuk kelancaran kegiatan UPGK. Namun, di lapangan masih sering terlihat masing-masing kegiatan masih berjalan sendiri sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh sektornya. Kegiatan koordinasi hanya terlihat pada waktu pertemuan atau rapat. Badan Perbaikan Gizi Daerah juga belum banyak menunjukkan peran yang dominan dalam kegiatan perbaikan gizi di daerah. Hal ini dapat menghambat pelaksanaan kegiatan UPGK. Untuk itu diperlukan koordinasi yang baik antara lintas sektor dan lintas program.e. Kurangnya Pengertian Masyarakat

Kurangnya pengertian masyarakat menjadi faktor penghambat untuk terlaksananya kegiatan UPGK. Masih banyak masyarakat yang kurang memahami akan pentingnya kegiatan UPGK sehingga peran serta mereka masih sulit untuk diwujudkan. Oleh karena itu dibutuhkan pembinaan dari pemerintah daerah maupun dari pemuka masyarakat untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya kegiatan UPGK. 2.3. Penilaian Hasil Kegiatan UPGK dalam Perbaikan Gizi MasyarakatDi Provinsi Sumatera Barat kegiatan UPGK berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kegiatan UPGK yang telah dilaksanakan dapat memenuhi target yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan UPGK yang telah dilaksanakan di Provinsi Sumatera Barat tahun 2012 diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium

1) Distribusi kapsul yodium

Pendistribusian kapsul yodium diberikan pada nagari dengan endemisitas GAKY sesuai dengan hasil pemeriksaan urine pada WUS.

2) Pemantauan garam beryodium

Keluarga yang telah mengkonsumsi garam beryodium tahun 2012 adalah 98,7% dan telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%.

b. Penanggulangan kekurangan vitamin A

1) Distribusi kapsul vitamin A pada bayi (6-11 bulan)Pencapaian distribusi kapsul vitamin A pada bayi untuk provinsi Sumbar 82,9% dan telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%.

2) Distribusi kapsul vitamin A pada anak balita (12-59 bulan)

Pada tahun 2012 cakupan distribusi kapsul vitamin A pada anak balita adalah 83,3% dan angka tersebut sudah berada di atas target yang ditetapkan yaitu 80%.

c. Penanggulangan anemia besi

Penanggulangan anemia besi merupakan salah satu kegiatan pokok pada program UPGK yakni dengan memberikan tablet besi kepada kelompok sasaran (ibu hamil). Untuk tahun 2012 target cakupannya adalah 78% sedangkan pencapaian cakupan distribusi tablet besi telah mencapai target yaitu sebesar 78,9%.

d. Penanggulangan kurang gizi pada balita dan bayi

1) Anak baduta 12-24 bulan mendapatkan MP ASIPenanggulangan kekurangan gizi pada balita adalah dengan jalan pemberian MP ASI pada anak baduta (12-24 bulan) sebanyak 2242 balita dalam bentuk biskuit dan pemberian MP ASI bayi (6-11 bulan) diberikan kepada 716 bayi selama 3 bulan yang tujuannya untuk meningkakan status gizi. 2) Balita gizi buruk mendapat perawatan

Jumlah balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan tahun 2012 adalah 547 orang. Semua balita gizi buruk sudah mendapatkan perawatan sesuai dengan 10 langkah penatalaksanaan kasus gizi buruk baik secara rawat inap maupun rawat jalan.

e. Penimbangan bulanan

Penimbangan bulanan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh setiap posyandu untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan.

1) Indikator (D/S)

Indikator D/S digunakan untuk melihat tingkat partisipasi masyarakat. Pencapaian D/S tahun 2012 adalah 75,5% dan lebih tinggi dari target yang ditetapkan yaitu 75%.2) Indikator N/D`

Indikator N/D` digunakan untuk melihat pencapaian program. Pencapaian N/D` tahun 2012 adalah 83,5% lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan yaitu 80%.

3) Indikator BGM/D

Indikator BGM/D digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap memburuknya keadaan gizi balita. Target BGM/D yang ditetapkan adalah 1,5% sedangkan pencapaian untuk provinsi Sumatera Barat adalah 1%.2.4. Evaluasi Kegiatan UPGKEvaluasi adalah kegiatan untuk membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Penilaian merupakan alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program. Menurut WHO, berdasarkan pengalaman dan mempergunakan pelajaran yang dipelajari untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan serta meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan seleksi yang seksama untuk kegiatan masa mendatang.Evaluasi kegiatan UPGK perlu senantiasa dilaksanakan secara rutin dimaksudkan untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh kegiatan UPGK yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Apakah pelaksanaan telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat maupun tolak ukur yang telah ditetapkan. Sebelum melaksanakan evaluasi, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:a. Yang diintervensi memang bisa berubah. Evaluasi hanya akan berguna kalau masalah yang diintervensi bisa berubah. Kalau tidak, maka evaluasi akan tidak ada gunanya sama sekali.b. Indikator. Dalam evaluasi perlu ditetapkan indikator-indikator yang bisa diukur untuk menentukan apakah kegiatan berhasil atau gagal.c. Prinsip dasar intervensi. Kualitas suatu evaluasi dapat ditingkatkan dengan memperhatikan beberapa prinsip yaitu karena majemuknya perilaku manusia itu, maka seringkali diperlukan lebih dari satu intervensi untuk bisa terjadinya perubahan.d. Target sasaran yang jelas. Evaluasi yang dilakukan dengan mengukur perubahan-perubahan pada target populasi. BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah gerakan yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan keanekaragaman pangan yang ada di lingkunagan, terutama di pedesaan sesuai dengan kondisi tempat tinggalnya. UPGK merupakan suatu paket kegiatan yang terpadu guna menanggulangi masalah gizi. Kegiatan ini melibatkan partisipasi masyarakat untuk turut berperan aktif. UPGK terdiri dari beberapa kegiatan pokok, antara lain penyuluhan gizi masyarakat, pelayanan gizi di posyandu, dan pemanfaatan pekarangan.

Pelaksanaan UPGK ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain cakupan pelayanannya, sarana penunjang, kualitas dan kuantitas petugas kesehatan, kerjasama lintas sektoral dan lintas program, dan bagaimana pengertian masyarakatnya. Pelaksanaan UPGK ini melibatkan berbagai pihak antara lain, masyarakat yang bersangkutan, para kader, dan juga petugas kesehatan. Sehingga berbagai pihak tersebut harus dapat berperan secara aktif untuk keberhasilan program ini.

3.2. SaranDiharapkan program UPGK menjadi salah satu jalan keluar dari permasalahan gizi keluarga. Dengan mempelajari UPGK, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan upaya program UPGK di lingkup masyarakat pada aspek kesehatan masyarakat. Berbagai program UPGK ditujukan kepada masyarakat dan menjadi tugas para pelayan kesehatan masyarakat untuk mengajak seluruh masyarakat agar ikut berpartisipasi demi meningkatkannya status kesehatan.DAFTAR PUSTAKA1. Chandra, Budiman. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006.2. Bappenas. Pangan dan Perbaikan Gizi; [Online]. Dari: http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6933/ [18 Februari 2014].3. Octavinia, Sasriana. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK); 2012 [Online]. Dari: http://sasrianaoctavinia.wordpress.com/2012/10/29/artikel-1-ilmu-sosial-dasar/ [19 Februari 2014].4. Mahendra, Sri. Keperawatan Komunitas; 2012 [Online]. Dari: http://srimahendra.wordpress.com/2012/06/ [19 Februari 2014]. 5. Suhardjo. Perencanaan Pangan dan Gizi; 2003 [Online]. Dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19370/5/Chapter%20I.pdf [19 Februari 2014].6. Unsa Yani. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga; 2011 [Online]. Dari: http://unsa-73.blogspot.com/2011/07/usaha-perbaikan-gizi-keluarga-dan.html [19 Februari 2014].

7