vankomycin_kelompok6_kelasa

25
VANCOMYCIN

Upload: yuliana-puspita-sari

Post on 08-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

treatment vancomisin

TRANSCRIPT

Vankomycin

Vancomycin1KELAS A 2012Kelompok 6YULIANA PUSPITA SARI 1211011008SYLVI ISTIQHAMAH1211011013FUJI AGLARIAT1211012025SALLY MARCELLINA J A1211013008MELISA ARNETY1211013052

2PENDAHULUAN

Vancomycin merupakan antibiotik glikopeptida yang digunakan untuk pengobatan infeksi gram positif, yang disebabkan oleh organisme yang telah resisten dngan antibiotik lain. Vancomycin digunakan juga untuk pengobatan organisme gram positif yang peka terhadap vancomycin pada pasien yang alergi terhadap penicilllin. Vancomycin bersifat bakterisid and mekanisme kerjanya bergantung waktu (time-dependent) atau tidak tergantung konsentrasi (concentration-independent bacterial killing)(Bauer, 2008) 3 Mekanisme kerja dari vancomycin adalah menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara berikatan dengan D-alanyl-D-alanine yang merupakan prekursor pembentuk dinding sel bakteri.(Bauer, 2008)

4KONSENTRASI TERAPI DAN TOKSISITAS

Vancomycin yang diberikan secara infus cepat (< 30 menit) umumnya memiliki efek samping yaitu urticaria atau reaksi erythematous, intense flushing (redman atau red-neck syndrome), tachycardia, dan hypotensi. Semua efek samping tersebut bisa dihindari dengan pemberian infus diperpanjang. Ototoksisitas terjadi jika konsentrasi vancomycin di dalam serum melibihi 80 g/mL, rentang konsentrasi vancomycin umumnya 20-40 g/mL.(Bauer, 2008)

5KONSENTRASI TERAPI DAN TOKSISITAS

Bahkan dengan waktu infus 1 jam, konsentrasi serum vankomisin menunjukkan fase distribusi sehingga obat dalam darah dan jaringan belum dalam keseimbangan. Karena itu, periode -1 jam digunakan untuk menunggu distribusi selesai sebelum konsentrasi maksimum atau "puncak" diukur. (Bauer, 2008)

6 Konsentrasi steady state vankomisin diatas 15 mg/mL berkaitan dengan peningkatan terjadinya nefrotoksisitas.

Dibandingkan dengan antibiotik aminoglikosida, vankomisin biasanya dianggap kurang potensial menimbulkan nefrotoksisitas.

Nefrotoksisitas dan ototoksisitas tidak dapat sepenuhnya dihindari ketika menggunakan vankomisin dengan menjaga konsentrasi serum dalam rentang yang disarankan. Namun, dengan menyesuaikan regimen dosis vankomisin potensi toksik dan efek samping dapat dihindari.(Bauer, 2008)

7PARAMETER MONITORING KLINIS

Antibiogram (uji kepekaan antibiotik terhadap patogen penyebab penyakit) harus dilihat secara teratur untuk melihat perubahan pola resistensi dan konsentrasi hambat minimum. Pasien dengan infeksi berat biasanya memiliki jumlah sel darah putih yang tinggi dan adanya kenaikan suhu tubuh. Pengukuran jumlah sel darah putih dan suhu tubuh berguna untuk menentukan keefektifan terapi antibiotik. Respon baik terhadap pengobatan antibiotik biasanya ditandai dengan jumlah sel darah putih menurun mencapai kadar normal dan suhu tubuh kembali normal(Bauer, 2008)

8Pemantauan konsentrasi kreatinin serum digunakan untuk mendeteksi terjadinya nefrotoksisitas. Jika pengukuran kreatinin serum meningkat lebih dari 0,5 mg/dL batas nilai normal dan penyebab menurunnya fungsi ginjal bukan karena obat atau agen nefrotoksik lain, hipotensi, dll terapi vankomisin harus dihentikan atau dilakukan pemantauan konsentrasi serum vankomisin untuk memastikan bahwa konsentrasi vankomisin tidak terakumulasi dalam darah.(Bauer, 2008)

9 Audiometri jarang digunakan untuk mendeteksi ototoksisitas karena sulit dilakukan pada pasien sakit berat. Tanda-tanda klinis dan gejala pendengaran (penurunan ketajaman pendengaran, rasa penuh atau tekanan di telinga, tinnitus) atau vestibular (kehilangan keseimbangan, sakit kepala, mual, muntah, vertigo, nystagmus, ataksia) dimonitor pada interval waktu yang sama seperti penentuan serum kreatinin.(Bauer, 2008)

10 Ketika konsentrasi vankomisin yang diberikan tinggi untuk alasan terapi (15 g/mL- 40 g/mL), penilaian fungsi ginjal dan pendengaran / fungsi vestibular harus dilakukan setiap hari. Vankomisin juga dapat menyebabkan gejala alergi seperti menggigil, demam, ruam kulit, dan reaksi anafilaktoid.(Bauer, 2008)

11 PARAMETER FARMAKOKINETIK KLINIK

Vankomisin hampir sepenuhnya di ekskresikan dalam bentuk tidak berubah dalam urin (90%). Vankomisin diberikan secara infus intermiten lambat (1 jam). Pemberian secara intramuskular biasanya dihindari karena rute ini telah dilaporkan menyebabkan nekrosis jaringan di tempat suntikan. (Bauer, 2008)

12 Vankomisin memiliki bioavailabilitas oral yang buruk ( 80 ml / menit) memiliki waktu paruh vankomisin rata-rata 8 jam (kisaran = 7-9 jam), dan rata-rata volume distribusi untuk vankomisin adalah 0,7 L/kg (kisaran 0,5-1,0 L / kg). Saat vankomisin diekskresikan terutama oleh filtrasi glomerulus, disfungsi ginjal adalah keadaan penyakit yang paling mempengaruhi profil farmakokinetik vankomisin. (Bauer, 2008)

16 Luka bakar pada tubuh utama (Major body) (> luas permukaan tubuh 30-40%) dapat menyebabkan perubahan besar dalam farmakokinetik vankomisin. 48-72 jam setelah luka bakar utama, tingkat metabolisme basal (BMR) pasien meningkat untuk memfasilitasi perbaikan jaringan. Kenaikan laju metabolisme basal menyebabkan peningkatan laju filtrasi glomerulus yang meningkatkan bersihan vankomisin. Karena peningkatan klirens obat, rata-rata waktu paruh vankomisin pada pasien luka bakar adalah 4 jam.(Bauer, 2008)

17Penderita obesitas dengan konsentrasi kreatinin serum yang normal akan meningkatkan laju filtrasi glomerulus vankomisin. Alasan clearance obat meningkat adalah hipertrofi ginjal yang menghasilkan kreatinin lebih tinggi. Volume distribusi secara signifikan tidak berubah pada pasien obesitas.(Bauer, 2008)

18 Bayi prematur (usia kehamilan 32 minggu) memiliki jumlah cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Namun, Volume distribusi vankomisin(V = 0,7 L / kg) tidak dipengaruhi oleh jumlah cairan tubuh seperti halnya dengan antibiotik aminoglikosida. Ginjal belum sepenuhnya berkembang pada usia ini sehingga filtrasi glomerulus dan bersihan vankomisin menurun (15 mL / menit).(Bauer, 2008)

19Neonatus (usia kehamilan ~ 40 minggu) memiliki volume distribusi vankomisin yang sama dengan bayi prematur, namun tingkat bersihan vankomisin nya dua kali lebih besar pada bayi yang lahir prematur (30 mL/menit). Perbedaan ini karena perbedaan perkembangan ginjal yang terjadi di dalam rahim. (Bauer, 2008)

20Dosis Intravena Pada Neonatus Berdasarkan BB Dan Usia

(Bauer, 2008)

21INTERAKSI OBAT

Pemberian antibiotik aminoglikosida meningkatkan potensi nefrotoksisitas vankomisin. Aminoglikosida juga dapat menyebabkan nefrotoksisitas. Ketika aminoglikosida dan vankomisin diberikan bersamaan, konsentrasi kreatinin serum harus dipantau setiap hari. Ketika vankomisin diberikan kepada pasien yang menerima terapi warfarin, efek hypoprothrombinemic dari antikoagulan dapat meningkat. Mekanisme interaksi ini belum diketahui, tetapi mengakibatkan peningkatan rata-rata 45% ketika warfarin diberikan bersamaan dengan vankomisin. (Bauer, 2008)

22METODE PENENTUAN DOSIS

Metode penentuan dosis berdasarkan parameter farmakokinetik merupakan teknik yang paling fleksibel. Hal ini memungkinkan dosis disesuaikan berdasarkan masing-masing parameter farmakokinetik dan disesuaikan dengan keadaan penyakit tertentu dan kondisi pasien. (Bauer, 2008)

23DAFTAR PUSTAKA

Bauer, Larry A. 2008. Applied Clinical Pharmacokinetics. New York: Mc Graw Hill.

24

25