69545708 askep multiple myeloma (1)

26
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Multipel mieloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Multipel mieloma (mielomatosis, plasma cell mieloma, Kahler’s disease) merupakan keganasan sel plasma yang ditandai dengan penggantian sumsum tulang, kerusakan tulang, dan formasi paraprotein. Mieloma menyebabkan gejala-gejala klinik dan tanda-tanda klinis melalui mekanisme yang bervariasi. Tumor menghambat sumsum tulang memproduksi cukup sel darah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan pada ginjal, saraf, jantung, otot dan traktus digestivus. Di Amerika Serikat, insiden multipel mieloma sekitar 4 kasus dari 100.000 populasi. Pada tahun 2004, diperkirakan ada 15.000 kasus baru multiple mieloma di Amerika Serikat. Insidennya ditemukan dua kali lipat pada orang Afro Amerika dan pada pria. Meskipun penyakit ini biasanya ditemukan pada lanjut usia, usia rata-rata orang yang didiagnosis adalah 62 tahun, dengan 35% kasus terjadi di bawah usia 60 tahun. Secara global, diperkirakan setidaknya ada 32.000 kasus baru yang dilaporkan dan 20.000 kematian setiap tahunnya. Penyebab multipel mieloma belum jelas. Paparan radiasi, benzena, dan pelarut organik lainnya, herbisida, dan insektisida mungkin memiliki peran. Multiple mieloma telah dilaporkan pada anggota keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan pada kembar identik. Beragam perubahan kromosom telah ditemukan pada pasien mieloma seperti delesi 13q14, delesi 17q13, dan predominan kelainan pada 11q. Pada 60% penderita, pengobatan dapat memperlambat perkembangan penyakit. Penderita yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan sampai 2-3 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Kadang penderita yang bertahan setelah menjalani pengobatan, bisa menderita leukemia atau jaringan fibrosa (jaringan parut) di sumsum tulang. Komplikasi lanjut ini mungkin merupakan akibat dari kemoterapi dan seringkali menyebabkan anemia berat dan meningkatkan kepekaan penderita terhadap infeksi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap konsep dasar dan asuan keperawatan pada multiple myeloma sangat penting. 1. 1. RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi dari multiple myeloma ? 2. Bagaimana anatomi multiple myeloma ? 3. Apa etiologi dari multiple myeloma ? 4. Bagaimana patofisiologi multiple myeloma ? 5. Bagaimana cara mendiagnosis multiple myeloma ? 6. Apa saja penatalaksanaan dari multiple myeloma ? 7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari multiple myeloma ? 1. 1. TUJUAN

Upload: elli-cemutt-baee

Post on 11-Aug-2015

363 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.

1. LATAR BELAKANG

Multipel mieloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang

abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah

besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Multipel

mieloma (mielomatosis, plasma cell mieloma, Kahler’s disease) merupakan keganasan sel

plasma yang ditandai dengan penggantian sumsum tulang, kerusakan tulang, dan formasi

paraprotein. Mieloma menyebabkan gejala-gejala klinik dan tanda-tanda klinis melalui

mekanisme yang bervariasi. Tumor menghambat sumsum tulang memproduksi cukup sel

darah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan pada ginjal, saraf, jantung, otot dan

traktus digestivus.

Di Amerika Serikat, insiden multipel mieloma sekitar 4 kasus dari 100.000 populasi. Pada

tahun 2004, diperkirakan ada 15.000 kasus baru multiple mieloma di Amerika Serikat.

Insidennya ditemukan dua kali lipat pada orang Afro Amerika dan pada pria. Meskipun

penyakit ini biasanya ditemukan pada lanjut usia, usia rata-rata orang yang didiagnosis adalah

62 tahun, dengan 35% kasus terjadi di bawah usia 60 tahun. Secara global, diperkirakan

setidaknya ada 32.000 kasus baru yang dilaporkan dan 20.000 kematian setiap tahunnya.

Penyebab multipel mieloma belum jelas. Paparan radiasi, benzena, dan pelarut organik

lainnya, herbisida, dan insektisida mungkin memiliki peran. Multiple mieloma telah

dilaporkan pada anggota keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan pada kembar identik.

Beragam perubahan kromosom telah ditemukan pada pasien mieloma seperti delesi 13q14,

delesi 17q13, dan predominan kelainan pada 11q.

Pada 60% penderita, pengobatan dapat memperlambat perkembangan penyakit. Penderita

yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan sampai 2-3 tahun setelah

penyakitnya terdiagnosis. Kadang penderita yang bertahan setelah menjalani pengobatan,

bisa menderita leukemia atau jaringan fibrosa (jaringan parut) di sumsum tulang. Komplikasi

lanjut ini mungkin merupakan akibat dari kemoterapi dan seringkali menyebabkan anemia

berat dan meningkatkan kepekaan penderita terhadap infeksi. Oleh karena itu, pemahaman

terhadap konsep dasar dan asuan keperawatan pada multiple myeloma sangat penting.

1.

1. RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi dari multiple myeloma ?

2. Bagaimana anatomi multiple myeloma ?

3. Apa etiologi dari multiple myeloma ?

4. Bagaimana patofisiologi multiple myeloma ?

5. Bagaimana cara mendiagnosis multiple myeloma ?

6. Apa saja penatalaksanaan dari multiple myeloma ?

7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari multiple myeloma ?

1.

1. TUJUAN

Page 2: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

1. Untuk mengetahui definisi dari multiple myeloma.

2. Untuk mengetahui anatomi multiple myeloma.

3. Untuk mengetahui etiologi dari multiple myeloma.

4. Untuk mengetahui patofisiologi multiple myeloma.

5. Untuk mengetahui cara mendiagnosis multiple myeloma.

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari multiple myeloma.

7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari multiple myeloma.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.

2.

1. DEFINISI

Multipel mieloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sel plasma imatur dan matur yang

abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah

besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih.

1.

1. ANATOMI

Lokasi predominan multipel mieloma mencakup tulang-tulang seperti vertebra, tulang iga,

tengkorak, pelvis, dan femur. Awal dari pembentukan tulang terjadi di bagian tengah dari

suatu tulang. Bagian ini disebut pusat-pusat penulangan primer. Sesudah itu tampak pada satu

atau kedua ujung-ujungnya yang disebut pusat-pusat penulangan sekunder. Bagian-bagian

dari perkembangan tulang panjang adalah sebagai berikut:

1. Diafisis

Diafisis merupakan bagian dari tulang panjang yang dibentuk oleh pusat penulangan

primer, dan merupakan korpus dari tulang.

2. Metafisis

Metafisis merupakan bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang

(diafisis).

3. Lempeng epifisis

Lempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada anak-anak, yang akan

menghilang pada tulang dewasa.

1. Epifisis

Epifisis dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder.

Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan berongga)

dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang dilapisi

selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum

Page 3: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

& meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak. Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tersebut

dikelompokkan menjadi :

1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya os

humerus dan os femur.

2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa carpi.

3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os scapula.

4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.

5. Ossa sesamoid, contoh: os patella.

Perbedaan sel dalam keadaan normal dengan sel yang terkena multipel mieloma

1. Sel-sel Darah Normal

Kebanyakan sel-sel darah berkembang dari sel-sel dalam sumsum tulang yang disebut sel-sel

induk (stem cells). Sumsum tulang adalah materi yang lunak di pusat dari kebanyakan tulang-

tulang.

Stem cells menjadi dewasa ke dalam tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel darah. Setiap tipe

mempunyai pekejaan khusus:

1. Sel-sel darah putih membantu melawan infeksi.

2. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan di seluruh tubuh.

3. Platelet-platelet membantu membentuk gumpalan-gumpalan darah yang mengontrol

perdarahan.

Sel-sel plasma adalah sel-sel darah putih yang membuat antibodi. Antibodi adalah bagian dari

sistim imun. Mereka bekerja dengan bagian-bagian lain dari sistim imun untuk membantu

melindungi tubuh dari kuman dan unsur-unsur berbahaya lainnya. Setiap tipe dari sel plasma

membuat antibodi yang berbeda.

1. Sel-sel Multiple Myeloma

Pada kanker, sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan sel-sel baru, dan sel-sel

yang tua atau rusak tidak mati ketika mereka harus mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk

massa dari jaringan yang disebut pertumbuhan atau tumor.

Mieloma terbentuk ketika sel plasma menjadi abnormal. Sel yang abnormal membelah untuk

membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel yang baru membelah berulang-ulang,

membuat semakin banyak sel-sel abnormal. Sel-sel plasma abnormal ini disebut sel-sel

mieloma. Pada waktunya, sel-sel mieloma berkumpul dalam sumsum tulang. Mereka

mungkin merusak bagian yang padat dari tulang. Ketika sel-sel mieloma berkumpul pada

beberapa tulang-tulang, penyakitnya disebut “multiple myeloma“. Penyakit ini mungkin

juga membahayakan jaringan-jaringan dan organ-organ lain, seperti ginjal.

Sel-sel myeloma membuat antibodi-antibodi yang disebut protein-protein M dan protein-

protein lain. Protein-protein ini dapat berkumpul dalam darah, urin, dan organ-organ.

1.

1. ETIOLOGI

Page 4: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

Belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Ada beberapa penelitian yang

menunjukan bahwa faktor-faktor risiko tertentu meningkatkan kesempatan seseorang akan

mengembangkan penyakit multiple myeloma, diantaranya :

1. Umur diatas 65 tahun : Tumbuh menjadi lebih tua meningkatkan kesempatan

mengembangkan multiple myeloma. Kebanyakan orang-orang dengan myeloma

terdiagnosa setelah umur 65 tahun. Penyakit ini jarang pada orang-orang yang lebih

muda dari umur 35 tahun.

2. Ras (Bangsa) : Risiko dari multiple myeloma adalah paling tinggi diantara orang-

orang Amerika keturunan Afrika dan paling rendah diantara orang-orang Amerika

keturunan Asia. Sebab untuk perbedaan antara kelompok-kelompok ras belum

diketahui.

3. Jenis Kelamin : Setiap tahun di Amerika, kira-kira 11.200 pria dan 8.700 wanita

terdiagnosa dengan multiple myeloma. Tidak diketahui mengapa lebih banyak pria-

pria terdiagnosa dengan penyakit ini.

4. Sejarah perorangan dari monoclonal gammopathy of undetermined significance

(MGUS) : MGUS adalah kondisi yang tidak membahayakan dimana sel-sel plasma

abnormal membuat protein-protein M. Biasanya, tidak ada gejala-gejala, dan tingkat

yang abnormal dari protein M ditemukan dengan tes darah. Adakalanya, orang-orang

dengan MGUS mengembangkan kanker-kanker tertentu, seperti multiple myeloma.

Tidak ada perawatan, namun orang-orang dengan MGUS memperoleh tes-tes laborat

regular (setiap 1 atau 2 tahun) untuk memeriksa peningkatan lebih lanjut pada tingkat

protein M.

5. Sejarah multiple myeloma keluarga : Studi-studi telah menemukan bahwa risiko

multiple myeloma seseorang mungkin lebih tinggi jika saudara dekatnya mempunyai

penyakit ini.

Banyak faktor-faktor risiko lain yang dicurigai sedang dipelajari. Para peneliti telah

mempelajari apakah terpapar pada kimia-kimia atau kuman-kuman tertentu (terutama virus-

virus), yang mempunyai perubahan-perubahan pada gen-gen tertentu, memakan makanan-

makanan tertentu, atau menjadi kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko mengembangkan

multiple myeloma.

1.

1. PATOFISIOLOGI

Limfosit B mulai di sumsum tulang dan pindah ke kelenjar getah bening. Saat limfosit B

dewasa dan menampilkan protein yang berbeda pada permukaan sel. Ketika limfosit B

diaktifkan untuk mengeluarkan antibodi, dikenal sebagai sel plasma.

Multiple myeloma berkembang di limfosit B setelah meninggalkan bagian dari kelenjar getah

bening yang dikenal sebagai pusat germinal. Garis sel normal paling erat hubungannya

dengan sel Multipel mieloma umumnya dianggap baik sebagai sel memori diaktifkan B atau

para pendahulu untuk sel plasma, plasmablast tersebut.

Sistim kekebalan menjaga proliferasi sel B dan sekresi antibodi di bawah kontrol ketat.

Ketika kromosom dan gen yang rusak, seringkali melalui penataan ulang, kontrol ini hilang.

Seringkali, bergerak gen promotor (atau translocates) untuk kromosom yang merangsang gen

antibodi terhadap overproduksi.

Page 5: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

Sebuah translokasi kromosom antara gen imunoglobulin rantai berat (pada kromosom

keempat belas, 14q32 lokus) dan suatu onkogen (sering 11q13, 4p16.3, 6p21, 16q23 dan

20q11) sering diamati pada pasien dengan multiple myeloma. Hal ini menyebabkan mutasi

diregulasi dari onkogen yang dianggap peristiwa awal yang penting dalam patogenesis

myeloma. Hasilnya adalah proliferasi klon sel plasma dan ketidakstabilan genomik yang

mengarah ke mutasi lebih lanjut dan translokasi. 14 kelainan kromosom yang diamati pada

sekitar 50% dari semua kasus myeloma. Penghapusan (bagian dari) ketiga belas kromosom

juga diamati pada sekitar 50% kasus. Produksi sitokin (terutama IL-6) oleh sel plasma

menyebabkan banyak kerusakan lokal mereka, seperti osteoporosis, dan menciptakan

lingkungan mikro di mana sel-sel ganas berkembang. Angiogenesis (daya tarik pembuluh

darah baru) meningkat. Antibodi yang dihasilkan disimpan dalam berbagai organ, yang

menyebabkan gagal ginjal, polineuropati dan berbagai gejala myeloma terkait lainnya.

1.

1. MANIFESTASI KLINIS

Multipel mieloma seringkali menyebabkan nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau

tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah. Nyeri tulang biasanya

merupakan gejala awal, tetapi kadang penyakit ini terdiagnosis setelah penderita mengalami :

1. Anemia, karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan sel darah

merah di sumsum tulang.

2. Infeksi bakteri berulang, karena antibodi yang abnormal tidak efektif melawan

infeksi.

3. Gagal ginjal, karena pecahan antibodi yang abnormal (protein Bence-Jones) merusak

ginjal.

Terkadang multipel mieloma mempengaruhi aliran darah ke kulit, jari tangan, jari kaki dan

hidung karena terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas). Berkurangnya aliran

darah ke otak bisa menyebabkan gejala neurologis berupa kebingungan, gangguan

penglihatan dan sakit kepala.

1.

1. DIAGNOSIS

Beberapa pemeriksaan darah bisa membantu dalam mendiagnosis penyakit ini:

1. Hitung jenis darah komplit, bisa menemukan adanya anmeia dan sel darah merah

yang abnormal.

2. Laju endap sel darah merah (eritrosit) biasanya tinggi.

3. Kadar kalsium tinggi, karena perubahan dalam tulang menyebabkan kalsium masuk

ke dalam aliran darah.

Tetapi kunci dari pemeriksaan diagnostik untuk penyakit ini adalah elektroforesis protein

serum dan imunoelektroforesis, yang merupakan pemeriksaan darah untuk menemukan dan

menentukan antibodi abnormal yang merupakan tanda khas dari mieloma multipel. Antibodi

ini ditemukan pada sekitar 85% penderita. Elektroforesisi air kemih dan imunoelektroforesis

juga bisa menemukan adanya protein Bence-Jones, pada sekitar 30-40% penderita. Rontgen

seringkali menunjukkan pengeroposan tulang (osteoporosis). Biopsi sumsum tulang

Page 6: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

menunjukkan sejumlah besar sel plasma yang secara abnormal tersusun dalam barisan dan

gerombolan, sel-sel juga tampak abnormal.

1.

1. PENGOBATAN

Pengobatan ditujukan untuk :

1. Mencegah atau mengurangi gejala dan komplikasi

2. Menghancurkan sel plasma yang abnormal

3. Memperlambat perkembangan penyakit.

Penatalaksanaan yang bisa diberikan:

1. Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat dan terapi penyinaran pada tulang yang

terkena, bisa mengurangi nyeri tulang.

2. Penderita yang memiliki protein Bence-Jones di dalam air kemihnya harus bayak

minum untuk mengencerkan air kemih dan membantu mencegah dehidrasi, yang bisa

menyebabkan terjadinya gagal ginjal.

3. Penderita harus tetap aktif karena tirah baring yang berkepanjangan bisa mempercepat

terjadinya osteoporosis dan menyebabkan tulang mudah patah. Tetapi tidak boleh lari

atau mengangkat beban berat karena tulang-tulangnya rapuh.

4. Pada penderita yang memiliki tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, daerah

kemerahan di kulit) diberikan antibiotik.

5. Penderita dengan anemia berat bisa menjalani transfusi darah atau mendapatkan

eritropoetin (obat untuk merangsang pembentukan sel darah merah). Kadar kalsium

darah yang tinggi bisa diobati dengan prednison dan cairan intravena, dan kadang

dengan difosfonat (obat untuk menurunkan kadar kalsium). Allopurinol diberikan

kepada penderita yang memiliki kadar asam urat tinggi.

6. Kemoterapi memperlambat perkembangan penyakit dengan membunuh sel plasma

yang abnormal. Yang paling sering digunakan adalah melfalan dan siklofosfamid.

Kemoterapi juga membunuh sel yang normal, karena itu sel darah dipantau dan

dosisnya disesuaikan jika jumlah sel darah putih dan trombosit terlalu banyak

berkurang. Kortikosteroid (misalnya prednison atau deksametason) juga diberikan

sebagai bagian dari kemoterapi.

7. Kemoterapi dosis tinggi dikombinasikan dengan terapi penyinaran masih dalam

penelitian. Pengobatan kombinasi ini sangat beracun, sehingga sebelum pengobatan

sel stem harus diangkat dari darah atau sumsum tulang penderita dan dikembalikan

lagi setelah pengobatan selesai. Biasanya prosedur ini dilakukan pada penderita yang

berusia dibawah 50 tahun. Pada 60% penderita, pengobatan dapat memperlambat

perkembangan penyakit. Penderita yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa

bertahan sampai 2-3 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Kadang penderita yang

bertahan setelah menjalani pengobatan, bisa menderita leukemia atau jaringan fibrosa

(jaringan parut) di sumsum tulang. Komplikasi lanjut ini mungkin merupakan akibat

dari kemoterapi dan seringkali menyebabkan anemia berat dan meningkatkan

kepekaan penderita terhadap infeksi.

1.

1. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 7: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

1. Laboratorium Anemia normositik normokrom ditemukan pada hampir 70% kasus. Jumlah leukosit

umumnya normal. Trombositopenia ditemukan pada sekitar 15% pasien yang

terdiagnosis. Adanya sel plasma pada apusan darah tepi jarang mencapai 5%, kecuali

pada pasien dengan leukemia sel plasma. Formasi Rouleaux ditemukan pada 60%

pasien. Hiperkalsemiadite mukan pada 30% pasien saat didiagnosis. Sekitar

seperempat hingga setengah yang didiagnosis akan mengalami gangguan fungsi ginjal

dan 80% pasien menunjukkan proteinuria, sekitar 50% proteinuria Bence Jones yang

dikonfirmasi dengan imunoelektroforesis atau imunofiksasi.

2. Radiologi

1. Foto Polos X-Ray

Gambaran foto x-ray dari multipel mieloma berupa lesi multipel, berbatas tegas, litik, punch

out, dan bulat pada tengkorak, tulang belakang, dan pelvis. Lesi terdapat dalam ukuran yang

hampir sama. Lesi lokal ini umumnya berawal di rongga medulla , mengikis tulang

cancellous, dan secara progresif menghancurkan tulang kortikal. Sebagai tambahan, tulang

pada pasien mieloma, dengan sedikit pengecualian, mengalami demineralisasi difus. Pada

beberapa pasien, ditemukan gambaran osteopenia difus pada pemeriksaan radiologi. Saat

timbul gejala sekitar 80-90% di antaranya telah mengalami kelainan tulang. Film polos

memperlihatkan:

1. Osteoporosis umum dengan penonjolan pada trabekular tulang, terutama tulang

belakang yang disebabkan oleh keterlibatan sumsum pada jaringan mieloma.

Hilangnya densitas tulang belakang mungkin merupakan tanda radiologis satu-

satunya pada mieloma multiple. Fraktur patologis sering dijumpai.

2. Fraktur kompresi pada badan vertebra, tidak dapat dibedakan dengan osteoprosis

senilis.

3. Lesi-lesi litik “punch out” yang menyebar dengan batas yang jelas, lesi yang berada di

dekat korteks menghasilkan internal scalloping.

4. Ekspansi tulang dengan perluasan melewati korteks , menghasilkan massa jaringan

lunak.

Walaupun semua tulang dapat terkena, distribusi berikut ditemukan pada suatu penelitian

yang melibatkan banyak kasus : kolumna vertebra 66%, iga 44%, tengkorak 41%, panggul

28%, femur 24%, klavicula 10% dan scapula 10%.

1. CT-Scan CT Scan menggambarkan keterlibatan tulang pada mieloma. Namun, kegunaan

modalitas ini belum banyak diteliti, dan umumnya CT Scan tidak dibutuhkan lagi

karena gambaran pada foto tulang konvensional menggambarkan kebanyakan lesi

yang CT scan dapat deteksi.

1. MRI

MRI potensial digunakan pada multiple mieloma karena modalitas ini baik untuk resolusi

jaringan lunak. Secara khusus, gambaran MRI pada deposit mieloma berupa suatu intensitas

bulat, sinyal rendah yang fokus di gambaran T1, yang menjadi intensitas sinyal tinggi pada

sekuensi T2.

Page 8: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

Namun, hampir setiap tumor muskuloskeletal memiliki intensitas dan pola menyerupai

mieloma. MRI meskipun sensitif terhadap adanya penyakit namun tidak spesifik.

Pemeriksaan tambahan untuk diagnosis multiple mieloma seperti pengukuran nilai gamma

globulin dan aspirasi langsung sumsum tulang untuk menilai plasmasitosis. Pada pasien

dengan lesi ekstraosseus, MRI dapat berguna untuk menentukan tingkat keterlibatan dan

untuk mengevaluasi kompresi tulang.

1. Radiologi Nuklir

Mieloma merupakan penyakit yang menyebabkan overaktifitas pada osteoklas. Scan tulang

radiologi nuklir mengandalkan aktifitas osteoblastik (formasi tulang) pada penyakit dan

belum digunakan rutin. Tingkat false negatif skintigrafi tulang untuk mendiagnosis multiple

mieloma tinggi. Scan dapat positif pada radiograf normal, membutuhkan pemeriksaan lain

untuk konfirmasi.

1. Angiografi Gambaran angiografi tidak spesifik. Tumor dapat memiliki zona perifer dari

peningkatan vaskularisasi. Secara umum, teknik ini tidak digunakan untuk

mendiagnosis multipel mieloma.

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

1.

1. PENGKAJIAN

1. Riwayat Penyakit

Perlu dikaji perasaan nyeri atau sakit yang dikeluhkan pasien, kapan terjadinya, biasanya

terjadi pada malam hari. Tanyakan umur pasien, riwayat dalam keluarga apakah ada yang

menderita kanker, prnah tidaknya terpapar dalam waktu lama terhadap zat-zat karsinogen dan

sesuai dianjurkan

1. Pemeriksaan Fisik

Lakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya nyeri, bengkak, pergerakan terbatas,

kelemahan.

1.

1. Aktivitas / istirahat

Page 9: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

Gejala : Malaise, merasa lelah, letih

Tanda : gelisah siang dan malam, gangguan pola istrahat dan pola tidur, malaise (kelemahan

dan keletihan) dan gangguan alat gerak.

1.

1. Sirkulasi

Gejala : Palpitasi , adanya pembengkakan mempengaruhi sirkulasi dan adanya nyeri pada

dada karena sumbatan pada vena

Tanda : Peningkatan tekanan darah.

1.

1. Integritas Ego

Gejala : Menarik diri dari lingkungan, karena faktor stress (adanya gangguan pada keuangan,

pekerjaan, dan perubahan peran), selain itu biasanya menolak diagnosis, perasaan tidak

berdaya, tidak mampu, rasa bersalah, kehilangan control dan depresi.

Tanda : Menyangkal, marah, kasar,. dan suka menyendiri.

1.

1. Eliminasi

Gejala : Perubahan pada eliminasi urinarius misalnya nyeri, pada saat berkemih dan poliurin,

perubahan pada pola defekasi ditandai dengan adanya darah yang bercampur pada feses, dan

nyeri pada saat defekasi.

Tanda : adanya perubahan pada warna urin, perubahan pada peristaltik usus, serta adanya

distensi abdomen

1.

1. Makanan / Cairan

Gejala : kurang nafsu makan, pola makan buruk, (misalnya rendah tinggi lemak, adanya zat

aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual / muntah

Tanda : Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot, dan perubahan pada turgor kulit.

1.

1. Hiegine

Gejala : Melakukan higene diri sendiri harus dibantu orang lain, karena gangguan ekstremitas

maka menjaga hygiene tidak dapat dilakuakan, malas mandi

Tanda : Adanya perubahan pada kebersihan kulit, kuku dan sebagainya.

1.

1. Neurosensori

Page 10: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

Gejala : Pusing

Tanda : Pasien sering melamun dan suka menyendiri.

1.

1. Kenyamanan

Gejala : adanya nyeri dari nyeri ringan sampai nyeri berat, sangat mempengaruhi

kenyamanan pasien

Tanda : Pasien sering mengeluh tentang nyeri yang dirasakan, dan keterbatasan gerak karena

nyeri tersebut.

1.

1. Pernapasan

Gejala : Pasien kadang asma, karena kebiasaan merokok, atau pemajanan

asbes.

2. Keamanan

Gejala : Karena adanya pemajanan pada kimia toksik, karsinogen pemajanan

matahari lama / berlebihan.

Tanda : Demam, ruam kulit dan ulserasi.

1.

1. Seksualitas

Gejala : adanya perubahan pada tingkat kepuasan seksualitas karena adanya keterbatasan

gerak.

1. Riwayat Psikososial

Kaji adanya kecemasan, takut ataupun depresi

1. Pemeriksaan diagnostik

Periksa adanya anemi, hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan hiperurisemia

1. Pembelajaran / Health education

Memberi pengetahuan tentang penyakit kanker mengenai gejala – gejala, riwayat penyakit

kanker keluarga, dan memberi pengertian kepada keluarga tentang upaya pengobatan.

1.

1. DIAGNOSA KEPERAWAATAN

1. Nyeri b/d proses patologik penyakit

2. Resiko terhadap cidera: fraktur patologik b/d tumor

3. Kurang pengetahuan b/d proses penyakit dan program terapeutik

4. Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi

tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat

Page 11: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

5. Gangguan harga diri b/d hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran.

1.

1. NURSING CARE PLAN (NCP)

1.

1. Dx 1 : Nyeri b/d proses patologis penyakit

Kriteria hasil : nyeri berkurang atau terkontrol

Intervensi :

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

R/ mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat memudahkan

intervensi selanjutnya

1. Berikan posisi yang nyaman

R/ Dengan posisi yang nyaman diharapkan rasa nyeri dapat berkurang

1. Monitor tanda-tanda vital

R/ mengetahui perubahan tanda vital akibat nyeri

1. Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri

R/ Meningkatkan rasa nyaman dan menghilangkan nyeri sedang sampai berat

1.

1. Dx 2 : Resiko terhadap cidera: fraktur patologik b/d tumor

Kriteria Hasil : tidak adanya cidera akibat tumor yang dialami pasien

Intervensi :

1. Sangga tulang yang sakit dan tangani dengan lembut selama pemberian asuhan

keperawatan

R/ Tumor tulang akan melemahkan tulang sampai ke titik dimana aktivitas normal atau

perubahan posisi dapat mengakibatkan fraktur

1. Gunakan sanggahan eksternal (mis. Splint) untuk perlindungan tambahan

R/ Penyangga luar (mis. bidai) dapat dipakai untuk perlindungan tambahan

1. Ikuti pembatasan penahanan berat badan yang dianjurkan

R/ Adanya pembatasan akan membantu klien dalam penahanan berat badan yang tidak

mampu ditahan oleh tulang yang sakit

Page 12: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

1. Ajarkan bagaimana cara untuk menggunakan alat ambulatory dengan aman dan

bagaimana untuk menguatkan ekstremitas yang tidak sakit

R/ Penggunaan alat ambulatory dengan aman mampu menguatkan ekstremitas yang sehat

1.

1. Dx 3 : Kurang pengetahuan b/d proses penyakit dan program terapeutik

Tujuan : pasien memahami proses penyakit dan program terapi

Kriteria Hasil : Pengetahuan yang tepat mengenai proses penyakit dan menggambarkan

program pengobatannya.

Intervensi :

1. Kenali tingkat pengetahuan pasien saat ini tentang kanker atau tumor

R/ Data akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi

1. Gambarkan proses penyakit tumor sesuai dengan kebutuhan

R/ Membantu pasien dalam memahami proses penyakit

1. Berikan informasi mengenai terapi dan atau pilihan pengobatan yang potensial terjadi

dan atau keuntungan dari setiap terapi tersebut

R/ Membantu pasien dalam membuat keputusan pengobatan

1. Gunakan brosur, gambar, video tape dalam penyuluhan pasien atau keluarga

R/ Alat visual memberikan penguatan pada instruksi yang diberikan

1. Anjurkan pasien untuk menyampaikan pilihannya atau mendapatkan pilihan kedua

sesuai kebutuhan

R/ Meningkatkan advokasi pasien dalam pelayanan medis

1. Instruksikan pasien untuk melaporkan tanda dan gejala pada pemberi pelayanan

kesehatan; memberi nomor telepon yang penting

R/ Meningkatkan keamanan dalam upaya penyembuhan

1.

1. Dx 4 : Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang

ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit dan system pendukung

tidak adekuat

Kriteria Hasil : Ansietas, kekhawatiran, dan kelemahan menurun pada tingkat yang dapat

diatasi, mendemonstrasikan kemandirian yang meningkat dalam aktivitas dan proses

pengambilan keputusan

Page 13: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

Intervensi :

1. Gunakan pendekatan yang tenang dan berikan satu suasana lingkungan yang dapat

diterima

R/ Membantu pasien dalam membangun kepercayaan kepada tenaga kesehatan

1. Evaluasi kemampuan pasien dalam pembuatan keputusan

R/ Membantu pengkajian terhadap kemandirian dalam pengambilan keputusan

1. Kaji sikap harapan yang realistis

R/ Meningkatkan kedamaian diri

1. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri yang sesuai

R/ Meningkatkan kemampuan untuk menguasai masalah

1. Nilai kebutuhan atau keinginan pasien terhadap dukungan sosial

R/ Memenuhi kebutuhan pasien

1. Kenalkan pasien pada seseorang atau kelompok yang telah memiliki pengalaman

penyakit yang sama

R/ Memberikan informasi dan dukungan dari orang lain dengan pengalaman yang sama

1. Berikan sumber-sumber spiritual jika diperlukan

R/ Untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien

1.

1. Dx 5 : Gangguan harga diri b/d hilangnya bagian tubuh atau perubahan

kinerja peran

Kriteria Hasil : harga diri klien meningkat

Intervensi :

1. Dukung keluarga dalam mengupayakan melewati penyesuaian yang harus dilakukan;

kenali perubahan dalam citra diri akibat pembedahan dan kemungkinan amputasi

R/ Kemandirian versus ketergantungan merupakan isu pada pasien yang menderita

keganasan. Gaya hidup akan berubah secara dramatis, paling tidak sementara

1. Berikan kepastian yang realistis tentang masa depan dan perjalanan kembali aktivitas

yang berhubungan dengan peran; beri dorongan untuk perawatan mandiri dan

sosialisasi

Page 14: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

R/ Peyakinan yang masuk akal mengenai masa depan dan penyesuaian aktivitas yang

berhubungan dengan peran harus dilakukan untuk memandirikan pasien

1. Libatkan pasien dan keluarga sepanjang pengobatan untuk meningkatkan rasa tetap

memiliki kontrol dalam kehidupan seseorang

R/ Keterlibatan pasien dan keluarganya sepanjang terapi dapat mendorong kepercayaan diri,

pengembalian konsep diri, dan perasaan dapat mengontrol hidupnya sendiri.

1.

1. EVALUASI

1. Klien mampu menerangkan proses penyakit dan program terapi

1. Menerangkan proses patologik

2. Menentukan program sasaran terapeutik

3. Mencari penjelasan informasi

1. Mampu mengontrol nyeri

1. Memanfaatkan teknik pengontrolan nyeri termasuk obat yang diberikan

2. Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat istirahat, selama

menjalankan aktifitas hidup sehari-hari atau tempat operasi

1. Tidak mengalami patah tulang patologik

1. Menghindari stress pada tulang yang lemah

2. Mempergunakan alat bantu dengan aman

3. Memperkuat ekstremitas yang sehat

1. Memperlihatkan pola penyelesain masalah yang efektif

1. Mengemukakan perasaannya dengan kata-kata

2. Mengidentifikasi ketakutan dan kemampuannya

3. Membuat keputusan

4. Meminta bantuan bila perlu

1. Memperlihatkan konsep diri positif

1. Mengidentifikasi tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang mampu

ditanggungnya

2. Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuannya

3. Memperlihatkan penerimaan citra diri

4. Memperlihatkan kemandirian dalam aktivitas hidup

1. Memperlihatkan tiadanya komplikasi

1. Memperlihatkan penyembuhan luka

2. Tidak mengalami kerusakan kulit

3. Mempertahankan atau meningkatkan berat badan

Page 15: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

4. Tidak mengalami infeksi

5. Mengatasi efek samping terapi

6. Melaporkan gejala toksisitas obat atau komlikasi pembedahan

1. Berpartisipasi dalam perawatan kesehatan berkelanjutan di rumah

1. Mematuhi regimen yang ditentukan (misalnya; menelan setiap obat yang diresepkan,

tetap mejalankan terapi fisik dan okupasi)

2. Menyetujui perlunya supervisi kesehatan jangka panjang

3. Rajin memenuhi janji perawatan kesehatan tindak lanjut

4. Melaporkan bila ada gejala atau komplikasi

DAFTAR PUSTAKA

_________. 2009. Mieloma Multipel (multiple myeloma).

http://medicastore.com/penyakit_subkategori/12/index.html. Diakses tanggal 4 November

2010

Dugdale ,David C. Yi-Bin Chen, David Zieve. 2009. Multiple Myeloma.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000583.htm. Diakses tanggal 4 November

2010

Kyle ,Robert A., S. Vincent Rajkumar. 2004. Drug Therapy : Multiple Myeloma.

http://www.nejm.com .Diakses tanggal 3 November 2010

Grethlein, Sara J., Lilian M Thomas. 2009. Multiple Myeloma.

http://emedicine.medscape.com/article/204369-overview. Diakses tanggal 3 November 2010

Kumar,Vinay, Ramzi S. Cotran, Stanley R. Robbin. 2008. Robbins Buku Ajar Patologi edisi

7. Jakarta : Airlangga. Hlm. 481-484

Page 16: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

LAPORAN PENDAHULAN

MULTIPLE MYELOMA

I. PENGERTIAN.

Multiple mieloma (mieloma sel plasma, plascytoma) adalah penyakit sel plasma maligna

yang menginfiltrasi tulang dan jaringan –jaringan yang lemah yang terjadi pada pria & wanita

dan biasanya menyerang pada usia pertengahan dan lanjut. Dengan karakteristik penyakit :

Kerusakan tulang yang menyebar.

Anemia.

Hiperkalsemia.

Hiperurisemia.

II. PATOFISIOLOGI.

Tumor ini berasal dan lokasi awalnya pada sumsum tulang, pada stadium lebih lanjut akan

melibatkan Nodus Limfa, hati, Spleen, serta ginjal.

Sel-sel plasma yang belum matang mengalami proliferasi dan menyebar secara luas didalam

rongga sumsum keseluruh skleton. Tulang yang sering terkena adalah tempat sumsum

hemopoiletik aktif antara lain spina, tengkorak, rusuk, sternum, pelvis dan ujung bagian atas

dari humerus. Gejala yang timbul berupa perasaan sakit seperti rematik disekitar punggung,

tungkai bawah dan kadang-kadang menimbulkan patah tulang patogenik.

Gejala yang timbul berasal dari sel-sel tumor plasma yang berproliferasi dari sumsum tulang

(mieleum) kedalam jaringan tulang keras yang menimbulkan korasi pada tulang.

III. ETIOLOGI.

Secara umum kanker dapat disebabkan oleh :

Idiopatik. (belum diketahui penyebabnya).

Lingkungan. : • zat kimia.

• Virus.

• Radiasi : Radiasi sinar X maupun sinar Ultra violet.

Genetika.

IV. MANIFESTASI KLINIS.

Manifestasi klinis :

1. Didahului masa tanpa keluhan.

• Peningkatan LED.

• Peningkatan protein urien dengan etiologi tidak jelas.

2. Timbul gejala klinis :

• Kerusakan rangka tulang. (pembengkakan, nyeri lokal ; hebat, kontinue)

• Fraktur patologik (tulang tengkorak, vertebral, sternum, iga, ilium, sakrum, pangkal sendi

bahu dan panggul).

3. Nyeri hilang timbul & berpindah-pindah seperti rematik (tulang punggung)

4. Gangguan neorologik (paraplegia atau penekanan medula spinalis).

Page 17: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

5. Deformitas dinding dada.

6. Berkurangnya tinggi badan (kerusakan tulang punggung, pinggang)

7. Radiologis terlihat :

• Kerapuhan tulang iga.

• Penjarangan struktur tulang punggung.

• Tumor glabular.

• Pemendekan intervertebralis.

• Osteoporosis (stadium dini).

• Neoropati (degeneratif sistem syaraf).

• Tumor sel plasma soliter (tidak berkawan).

• Mieloma soliter (ganas jika diradiasi / eksisi).

8. Riwayat artritis rematoid (penyakit autoimun).

9. EEG : encephalopati hiperkalsemik (bingung, delirium, koma, mual-mual, dehidrasi).

10. Peka infeksi, sering mengalami sepsis akibat penurunan Ig (imunoglabulin).

11. Gagal ginjal kronik :

• Peningkatan filtrasi protein yang melampaui kemampuan tubulus proksimal.

• Rusaknya nefron akibat tersumbatnya tubulus renalis.

12. Gagal ginjal akut pada GGk ; akibat dehidrasi dan pemakaian zat kontras.

13. Protein plasma abnormal (kompleks protein) dengan gejala :

a. Presipitasi pada suhu rendah dengan gejala / tanda :

• Urtikaria • Gangguan jari-jari.

• Sianosis akral • Purpura.

• Kesemutan / kebas. • Epistaksis.

• Perasaan baal • Trombosis.

b. Hiperviskositas plasma ; memberi gangguan sirkulasi mikro di :

• Otak : Dispungsi cerebral akut berat.

• Mata : Dilatasi – seguementasi venula retina & konjungtiva ; terjadi pada retina.

• Jantung : Iskemia jantung.

• Ginjal & jari-jari

c. Gangguan fungsi faktor koagulasi dan peningkatan agregasi serta fungsi abnormal

trombosit ; menyebabkan perdarahan.

V. TINGKATAN PENYAKIT.

Berdasarkan kelas. ( Durie and Salmon, 1975).

STADIUM I :

1. Pasien dengan jumlah sel kurang dari 0,6 triliun sel/m2.

2. Radiologi : • Ditemukan mieloma soliter.

• Rangka tubuh normal

3. Laboratorium : • kadar hemoglobin lebih dari 10 mg/dl.

• Kadar kalsium serum kurang atau sama dengan 12 mg/dl.

• Ig G kurang dari 5 gr/dl dalam serum.

• Ig A kurang dari 3 gr/dl dalam serum.

STADIUM II :

1. Pasien dengan jumlah sel antara 0,6 – 1,2 triliun sel/m2.

Page 18: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

2. Radiologik : tidak cocok dengan stadium I dan II.

3. Laboratorik : tidak cocok dengan stadium I dan II

STADIUM III :

1. Pasien dengan jumlah sel lebih dari 1,2 triliun /m2 sel plasma.

2. Radiologik : dijumpai lesi osteolitik yang luas.

3. Laboratorik : • Kadar hemoglobin kurang dari 8,5 gr/dl.

• Kadar kalsium serum lebih dari 12 mg/dl.

• Ig G lebih dari 7 gr/dl.

• Ig A lebih dari 5 gr/dl.

SUB KLASIFIKASI :

a. Kreatinin serum kurang/sama dengan 2 mg/dl.

b. Kreatinin serum lebih dari 2 mg/dl.

CATATAN :

• Pasien I A : Dengan harapan hidup rerata 19 bulan.

• Pasien III B : Dengan harapan hidup rerata 5 bulan.

V. KRITERIA DIAGNOSIS.

1. Dari pemeriksaan sumsum tulang/tubuh lain terlihat sel plasma abnormal.

2. Adanya protein mieloma dalam serum/urien disertai penurunan kadar Ig.

3. Gambaran radiologik yang khas yaitu lesi osteolitik.

VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS.

• Skan (MRI, CT) & Usg untuk diagnostik identifikasi metastatik & evaluasi pengobatan.

• Biopsi (aspirasi, eksisi) untuk diagnosa banding.

• Penanda tumor, misalnya Antigen Spesifik Prostat, HCG dll, membantu dalam

mendiagnosa kanker.

• Tes Kimia skrining Elektrolit : tes ginjal (BUN), tes hepar, tes tulang.

• Tes Ig, jumlah sel plasma.

• Jumlah darah lengkap.

• Sinar X untuk mengetahui osterolitik.

VII. KOMPLIKASI.

• Kerusakan produksi antibody menyebabkan sering kambuhnya infeksi.

• Neorologis (paraplegia karena kolapsnya struktur-struktur pendukung, infiltrasi akar syaraf

atau kompresi korda karena tumor sel-sel plasma).

• Fraktur patologis.

• Renal dan hematologis. (gangguan).

VIII.PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN.

Perlu diingat bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan.

Pusat perhatian pada therapi adalah untuk menekan pertumbuhan sel-sel plasma dan untuk

mengontrol rasa sakit, pasien dapat bergerak aktif serta menghindari demineralisasi tulang.

Kemotherapy merupakan pengobatan utama.

Pengobatan dengan bahan alkilat ( malphalan) dan cyctophasphamide (cytoxan) biasanya

digunakan dengan atau tanpa prednisone:

Malphalan 10 mg/m2/ hari selama 4 hari. Diulang 4 – 6 minggu kemudian.

Prednisone 60 mg/m2/hari selama 4 hari. Diulang 4 –6 minggu kemudian.

Page 19: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

Therapy radiasi kepada lesi,nyeri tulang lokal & pada fraktur tulang patologik.

Jika rasa sakit hebat mungkin diperlukan pemberian analgetik dan narkotika.

Anjurkan untuk ambulasi kecuali bila lesi terjadi pada spina.

Untuk mengontrol kadar Ca serum dan mencegah Hiperkalsemia dan Hiperurisemia klien

harus dijaga agar tetap terhindar dengan minum lebih banyak 2 –3 liter/ hari.

Infus cairan + prednisone bila terdapat Hiperkalsemia.

Langkah-langkah untuk mencegah infeksi :

Menjauhkan dari penderita infeksi saluran nafas atas.

Pengawasan medis.

Antibiotik.

Istirahat yang cukup.

Perawatan yang bersifat menghibur dan suportif sangat diperlukan karena penyakit ini

dapat berakhir dengan patal.

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN MULTIPLE MIELOMA.

A. DATA DASAR PENGKAJIAN.

1. Aktivitas dan istirahat.

Gejala : • kelemahan / keletihan.

• Perubahan pola istirahat & kebiasaan tidur malam hari karena ada yang mempengaruhi

tidur (nyeri, ansietas, berkeringat malam).

• Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.

2. Sirkulasi.

Gejala : • palpitasi, nyeri dada pad akerja yang berlebihan.

• Kebiasaan terjadi perubahan TD.

3. Integritas Ego.

Gejala : • faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misal

: merokok, minum alkohol, keyakinan religius / spiritual).

• Masalah perubahan penampilan misal , alopesia, lesi cacat, pembedahan.

• Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, rasa bersalah,

kehilangan kontrol, depresi.

Tanda : • Menyangkal, menarik diri, marah.

4. Eliminasi.

Gejala : • Perubahan pola defekasi, misalnya ; darah pada feces, nyeri saat defekasi.

• Perubahan eliminasi urien, misal ; nyeri atau rasa terbakar pada saat BAK, hematuri, sering

kencing.

Tanda : • Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.

5. Makanan / cairan.

Gejala : • Kebiasaan diet buruk, misalnya ; rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan

pengawet.

• Anoreksia, mual / muntah, intoleransi makanan.

• Perubahan pada BB, penurunan BB yang hebat (kaheksia, berkurangnya masa otot).

Tanda : • Perubahan pada kelembabab / turgor kulit, edema.

Page 20: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

6. Neorosensori.

Gejala : • Pusing, sinkop.

7. Nyeri / kenyamanan.

Gejala : • Tidak ada nyeri atau nyeri dengan derajat bervariasi, ketidaknyamanan ringan

sampai berat. (dihubungkan dengan proses penyakit).

8. Pernafasan.

Gejala : • Merokok, pemajanan abses.

9. Keamanan.

Gejala : • Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.

• Pemajanan matahari lama/berlebihan.

Tanda : • Demam, ruam kulit, ulserasi.

10. Seksualitas.

Gejala : • Dampak pada hubungan, perubahan tingkat kepuasan.

• Multigravida, pasangan sex multiple, aktivitas sexual dini, herpes genital.

11. Interaksi Sosial.

Gejala : • Kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinan, masalah fungsi / tanggung

jawab peran.

12. Penyuluhan / pembelajaran.

Gejala : • Riwayat kanker keluarga.

• Sisi primer ; penyakit primer.

• Penyakit metastatik, sisi tambahan yang terlibat.

• Riwayat pengobatan ; pengobatan sebelumnya.

PRIORITAS KEPERAWATAN.

1. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.

2. Mencegah komplikasi.

3. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskulus skeletal, penurunan

kekuatan, kelelahan.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kerusakan pada produksi antibody.

3. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kerusakan mobilitas fisik b/d :

• Gangguan muskulus skeletal, penurunan kekuatan, kelelahan.

• Nyeri, merasa tidak nyaman.

Tujuan :

• Mampu mengindentifikasi alternatif untuk membantu mempertahankan tingkat aktivitas

saat sekarang.

• Nyeri hilang / terkontrol.

Intervensi mandiri :

1. kaji derajat gangguan fungsi dengan menggunakan skala 0-4.

®. memberikan informasi untuk mengembangkan rencana perawatan.

2. Evaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara aman.

Page 21: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

® Meningkatkan kemandirian, rasa nyaman & keamanan dgn cukup baik.

3. Buat rencana perawatan dengan periode istirahat konsisten diantara aktivitas.

® Menurunkan kelelahan, kelemahan yang berlebihan.

Kolaborasi :

1. Konsultasikan dengan ahli therapy fisik / terapi kerja.

® bermanfaat dalam mengembangkan program latihan terstruktur untuk mengatasi daerah

yang mengalami penurunan fungsi dan therapy untuk meningkatkan harga diri.

2. Berikan pengobatan sesuai dengan kebutuhan ; (kemotherapy)

steroid seperti prednisone.

® Mungkin digunakan untuk menekan inflamsi sistemik akut.

® Dapat membantu dalam upaya menurunkan berkembangnya penyakit, mengurangi masa

tumor.

Analgetik / narkotika :

® dapat digunakan jika rasa sakit hebat.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kerusakan pada produksi Antibody (pertahanan primer

tidak efektif).

Tujuan :

1. Mengidentifikasi / ikut serta dalam perilakku yang mengurangi resiko.

2. Infeksi dapat dicegah.

3. Komplikasi dapat dihindari / dikurangi.

Intervensi mandiri:

1. Ukur tanda vital, termasuk suhu.

® Sebagai data dasar untuk menunjukan bahwa tubuh bereaksi pada proses infeksi.

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak perawatan dilakukan. Instruksikan pasien / orang

terdekat untuk mencuci tangan sesuai indikasi.

® mengurangi kontaminasi silang.

3. Berikan lingkungan bersih dan vventilasi yang baik.

® Mengurangi pathogen pada sistem imun.

4. Tekankan pentingnya keseimbangan / pemasukan nutrisi yang adekuat.

® Mengetahui pentingnya masukan nutrisi untuk mempertahankan kesehatan, dapat

memotivasi pasien untuk mempertahankan diet yang tepat.

Kolaborasi : Konsultasi dengan ahli diet.

® Memberikan bantuan dalam merencanakan diet nutrisi untuk memenuhi kebutuhan

individu.

Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/ d :

• Kurang pemajanan / mengingat.

• Keterbatasan kognitif.

• Tidak mengenal sumber informasi.

Ditandai dengan :

• Pertanyaan / permintaan informasi, pernyataan salah persepsi.

• Tidak tepat mengikuti instruksi.

Intervensi mandiri :

1. Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.

Page 22: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

® Memberikan pengetahuan hidup dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan

informasi.

2. Tinjau faktor resiko individual dan bentuk infeksi.

® Menyadari bagaimana infeksi ditularkan akan memberikan informasi tindakan yang

diberikan.

3. Berikan informasi mengenai therapy obat-obatan, interaksi , efek samping dan pentingnya

ketaatan dengan program

® Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerjasama dalam penyembuhan dan

mengurangi resiko kambuhnya komplikasi.

4. Dorong periode istirahat adekuat dengan aktivitas yang terjadwal.

® Mencegah kepenatan dan pemahaman ambulasi.

5. Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan. ® Membantu

mengontrol pemajanan lingkungan dan mengurangi faktor resiko

Daftar pustaka

1. Marylin. E. Doenges. Dkk. 2000. Nursing Care plan. Edisi III. Penulis buku kedokteran

EGC. Jakarta.

2. Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 1994 Patofisiologi konsep klinis proses-proses

penyakit. Edisi 4 Buku I. penerbit buku kedokteran EGC.

3. Soeparman. DR.dr. dkk.1990. Ilmu penyakit Dalam. Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

4. E. Osmani. 1989. Bedah dan perawatannya. Penerbit PT Gramedia. Jakarta.

5. Barbara C. Long.1989. Penuntun medikal bedah (Suatu pendekatan proses keperawatan).

EGC.Jakarta.

Page 23: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

Multiple Myeloma juga dikenal sebagai sel myeloma plasma atau sebagai Penyakit Kahler adalah

kanker dari sel-sel plasma, jenis sel darah putih biasanya bertanggung jawab untuk produksi

antibodi. Koleksi sel abnormal terakumulasi dalam tulang, dimana mereka menyebabkan lesi tulang

dan di sumsum tulang mengganggu produksi sel darah normal. Kebanyakan kasus myeloma juga

fitur produksi sebuah paraprotein, sebuah antibodi abnormal yang dapat menyebabkan ginjal

masalah dan mengganggu produksi antibodi yang normal menyebabkan imunodefisiensi.

Myeloma didiagnosis dengan tes darah ( protein elektroforesis ), pemeriksaan mikroskopis dari

sumsum tulang, dan sinar-X dari tulang yang terlibat umumnya. Myeloma umumnya dianggap tak

tersembuhkan, tapi remisi dapat dirangsang dengan steroid, kemoterapi, thalidomide dan

transplantasi sel induk .Obat yang lebih baru seperti lenalidomide dan bortezomib, ini sering

digunakan pada penyakit yang lebih maju. Terapi radiasi kadang-kadang digunakan untuk mengobati

lesi tulang yang menyebabkan gejala.Hal ini lebih sering terjadi pada pria, dan dua kali lebih umum di

orang kulit hitam. Dengan pengobatan konvensional, prognosis adalah 3-4 tahun yang dapat

diperpanjang sampai 5-7 tahun dengan perawatan lanjutan.

2.2 ETIOLOGI

Penyebab multiple myeloma belum jelas. Paparan radiasi, benzena dan pelarut organik lainya,

herbisida, dan intektisida mungkin memiliki peran. Multiple myeloma telah dilaporkan pada anggota

keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan pada kmbar identik. 7 beragam perubahan kromosom

telah ditemukan pada pasien myeloma seperti delesi 13q14, delesi 17q13, dan predominan kelainan

pada 11q.8.

2.3 TANDA DAN GEJALA

Karena banyak organ dapat dipengaruhi oleh myeloma, gejala dan tanda-tanda sangat bervariasi.

Untuk gejala klinisnya pada multiple myeloma adalah lemah, nyeri pada tulang, dan infeksi yang

berulang. Myeloma memiliki gejala banyak kemungkinan, dan semua gejala dapat karena penyebab

lainnya, Misalnya :

Nyeri tulang

Nyeri tulang Myeloma biasanya melibatkan tulang belakang dan tulang rusuk, dan memburuk

dengan aktivitas. Keterlibatan tulang belakang dapat menyebabkan kompresi sumsum tulang

belakang. Penyakit tulang Myeloma adalah karena yang berlebih dari Lubang Penggerak Nuklir

Faktor κ B Ligan ( RANKL ) oleh stroma sumsum tulang, RANKL mengaktifkan osteoklas, tulang yang

mengisap. Rincian tulang juga menyebabkan pelepasan kalsium ke dalam darah, yang menyebabkan

hypercalcemia dan gejala yang terkait.

Infeksi

Yang paling umum adalah infeksi pneumonia dan pielonefritis. Periode risiko terbesar untuk

terjadinya infeksi di beberapa bulan pertama setelah kemoterapi awal.

Page 24: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

Gagal ginjal

Gagal ginjal dapat berkembang baik akut dan kronis . Hal ini umumnya karena hypercalcemia. Ini

juga mungkin karena kerusakan tabung dari ekskresi rantai cahaya, juga disebut protein Bence

Jones, yang dapat memanifestasikan sebagai sindrom Fanconi (tipe II asidosis tubulus ginjal ).

Anemia

Anemia ditemukan di myeloma biasanya normocytic dan normokromik. Ini hasil dari penggantian

sumsum tulang yang normal dengan infiltrasi sel tumor dan menghambat produksi sel darah merah

normal ( hematopoiesis ) oleh sitokin .

Gejala Neurologis

Permasalahan yang umum terjadi adalah kelemahan, kebingungan dan kelelahan karena

hypercalcemia. Sakit kepala, perubahan visual dan retinopati mungkin hasil hyperviscosity dari darah

tergantung pada sifat dari paraprotein. Akhirnya, mungkin ada rasa sakit radicular, kehilangan

kontrol usus atau kandung kemih (karena melibatkan saraf tulang belakang yang mengarah ke

kompresi kabel) atau sindrom carpal tunnel.

Diagnosa

Serum protein elektroforesis menunjukkan paraprotein (puncak di zona gamma) pada pasien dengan

multiple myeloma.

Pengujian lebih lanjut. Seorang dokter akan meminta elektroforesis protein dari darah dan air seni,

yang mungkin menunjukkan adanya paraprotein. Salah satu jenis paraprotein adalah Bence Jones

protein yang merupakan paraprotein kemih terdiri dari rantai cahaya bebas. pengukuran kuantitatif

paraprotein adalah diperlukan untuk menetapkan diagnosis dan memantau penyakit.

Sebuah biopsi sumsum tulang biasanya dilakukan untuk memperkirakan persentase sumsum tulang

diduduki oleh sel plasma. Persentase ini digunakan dalam kriteria diagnostik untuk myeloma. Tes

lain meliputi pengukuran laboratorium berguna kuantitatif IgA , IgG , IgM (Imunoglobulin) untuk

mencari paresis kekebalan tubuh,

Prognosis myeloma sangat bervariasi tergantung pada berbagai faktor risiko. Mayo Clinic telah

mengembangkan sebuah model stratifikasi risiko disebut Stratifikasi Mayo untuk Myeloma dan

Risiko-diadaptasi Terapi (mSMART) yang membagi pasien dalam kategori berisiko tinggi dan standar-

risiko. Pasien dengan penghapusan kromosom 13 atau hypodiploidy oleh Sitogenetika konvensional,

t (4; 14), t (14; 16) atau 17p-oleh studi genetika molekular, atau dengan label sel plasma yang tinggi

indeks (3% atau lebih) dianggap myeloma memiliki risiko tinggi.

Stadium

Berdasarkan klasifikasi derajad penyakit menurut the International staging sistem maka rata – rata

angka bertahan hidup pasien dengan multiple myeloma sebagai berikut :

• Tahap I: selama 62 bulan.

• Tahap II: selama 44 bulan

• Tahap III: selama 29 bulan

Pasien dengan MGUS dan myeloma asimtomatik yang telah disfungsi ginjal dari penyebab yang tidak

berhubungan seperti diabetes atau hipertensi mungkin memiliki tingkat tinggi β2M hanya dari

disfungsi ginjal dan tidak dapat dianggap sebagai mieloma stadium III. Meskipun usia puncak onset

multiple myeloma adalah 65 menjadi 70 tahun usia.

Ada 3 jenis sel darah dasar:

Page 25: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

• Sel darah merah membawa oksigen ke karbon dioksida berasal dari semua jaringan tubuh untuk

mempertahankan efektif organ fungsi.

• Platelet dalam kombinasi dengan protein plasma tertentu, membantu menghasilkan gumpalan

darah yang mencegah pendarahan.

• Sel darah putih adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh, yang melindungi tubuh dari patogen

(hal-hal yang bisa membuat kita sakit) seperti agen infeksius dan prekanker sel. Salah satu subtipe

yang paling penting dari sel-sel darah putih adalah limfosit. Ada 2 subtipe utama limfosit: limfosit B

dan limfosit T. (sering disebut sel B dan sel T). Beberapa limfosit B matang menjadi sel plasma.

plasma sel berfungsi sebagai produsen protein proteksi yang penting, disebut antibodi, yang beredar

dan mengikat untuk berbagai patogen, membuat mereka tidak berbahaya dan rentan terhadap

penghapusan oleh lain komponen sel putih.

Myeloma adalah akumulasi rusak atau "kanker" sel plasma, sedangkan Kanker adalah penyakit yang

ditandai dengan transformasi sel normal abnormal sel-sel yang tumbuh dan berkembang biak tak

terkendali.

Karena mereka yang hadir di seluruh sumsum tulang, plasma sel-sel yang telah mengalami

transformasi ganas melakukannya dalam gumpalan dan biasanya di situs, yang menjelaskan

terminologi " multiple myeloma . Bila hanya satu situs yang terdeteksi, ini disebut sebagai soliter

plasmacytoma , dan menanggapi ini secara dramatis untuk lokal radiasi atau bedah eksisi itu.

Namun, kekambuhan tingkat tinggi, dan mereka mungkin terulang tahun kemudian sebagai atau

beberapa tumor soliter.

• Plasma sel memproduksi antibodi Normal, juga disebut imunoglobulin (Ig).

• Plasma sel tumor di sumsum tulang keluar kerumunan komponen normal dari sumsum, sehingga

mengakibatkan penurunan dalam jumlah sel darah merah, platelet , dan lain sel darah putih.

• Dalam myeloma, sel plasma abnormal akhirnya menyerang dan menghancurkan bagian luar,

lapisan keras tulang.

• Produksi protein M oleh sel plasma abnormal menyebabkan tingkat protein yang tinggi dalam

darah.

• Dalam beberapa kasus myeloma, kelebihan protein dalam darah dapat menyebabkan kondisi yang

disebut sindrom hyperviscosity.

• Tidak semua orang dengan myeloma memiliki tulang atau ginjal keterlibatan pada saat diagnosis ,

tetapi jika penyakit berlangsung tanpa pengobatan, akhirnya masalah ini mungkin timbul.

Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat yang ampuh untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi

merupakan terapi sistemik , artinya beredar melalui aliran darah dan mempengaruhi hampir seluruh

bagian tubuh. Sayangnya, kemoterapi juga akan mempengaruhi sel-sel sehat, yang menyumbang

efek yang terkenal dengan sisi.

• Yang umum umum sebagian besar efek samping kemoterapi termasuk kelelahan, meningkatkan

kerentanan terhadap infeksi, mual dan muntah, kehilangan selera makan, rambut rontok , luka di

mulut dan saluran pencernaan, nyeri otot, dan mudah memar atau pendarahan. obat khusus

mungkin berunding lainnya khusus efek samping.

Terapi radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Seorang ahli

onkologi radiasi rencana dan mengawasi terapi.

• Dalam myeloma, radiasi digunakan terutama untuk mengobati tumor yang lebih besar, atau untuk

mencegah fraktur patologis dalam-dikompromikan tulang myeloma.

Page 26: 69545708 Askep Multiple Myeloma (1)

• Pada orang dengan penyakit yang luas, radiasi dapat diterapkan ke area yang lebih besar untuk

membunuh beberapa situs myeloma.

• Radiasi dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan gejala lain yang berhubungan dengan

area kecil kerusakan parah terutama tulang.

Pencegahan

Sebuah rekomendasi standar adalah untuk menghindari faktor risiko penyakit, tetapi sedikit yang

diketahui mengenai faktor risiko untuk myeloma.