al islam atun

41
MAKALAH KELUARGA BERENCANA DALAM ISLAM DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 1. ABDULLAH TAMIM S. 2. AFRILILIANTARI 3. AHMAD CHAERI 4. AHMAD MUKHLIS KARUNIA R. 5. ARTADRINIA ZIKRUL LAELI 6. ASRIATUN 7. ATYKA KHETRYN OKTAVIANI YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

Upload: yumni-rumiwang

Post on 07-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Al Islam Atun

MAKALAH

KELUARGA BERENCANA DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1

1. ABDULLAH TAMIM S.

2. AFRILILIANTARI

3. AHMAD CHAERI

4. AHMAD MUKHLIS KARUNIA R.

5. ARTADRINIA ZIKRUL LAELI

6. ASRIATUN

7. ATYKA KHETRYN OKTAVIANI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARATSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1MATARAM

2015

Page 2: Al Islam Atun

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat limpahan rahmat karunia dan hidayah Nya-lah penulis dapat  menyelesaikan  Tugas

Al-Islam III ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

penyusunan makalah yang berikutnya. Tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

bagi penyusun pada khususnya.

Mataram, Mei 2015

Penulis

Page 3: Al Islam Atun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 3

2.1 Konsep Keluarga Berencana (KB)........................................................ 3

2.2 Pandangan Ulama Tentang Keluarga Berencana................................ 4

2.3 Metode/ Alat Kontrasepsi dan Hukum Penggunaannya..................... 7

2.4 Kelompok-kelompok yang menolak KB............................................... 8

2.5 Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam........... 10

2.6 Hukum KB menurut Islam..................................................................... 12

2.7 Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Islam......................................... 16

2.8 Jenis-Jenis Kontasepsi............................................................................ 18

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................... 22

3.1 Simpulan ............................................................................................. 22

3.2 Saran ............................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Al Islam Atun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perlu kita renungkan jumlah penduduk Negara kita selalu bertambah, pada akhir

tahun 2000 berjumlah 206,264,595 jiwa sedangkan di akhir 2010 menjadi 237,641,326

jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010: 16). Sementara lapangan pekerjaan semakin sulit

sehingga pengangguran semakin bertambah. Menurut Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono menyatakan, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,32 juta orang,

oleh karena itu diperlukan gerakan nasional untuk meningkatkan semangat

kewirausahaan masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Presiden dalam pidato

pencanangan Gerakan Kewirausahaan Nasional di Jakarta, Rabu, menjelaskan, jumlah

pengangguran itu setara dengan 7,14 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang

mencapai 237,8 juta orang.   Yudhoyono menjelaskan, fokus utama pemerintah adalah

berusaha menyediakan lapangan kerja bagi para penganggur itu.  Salah satu lapangan

pekerjaan yang potensial adalah pegawai instansi negara. Namun, kata presiden, sektor

itu tidak mungkin bisa menyerap semua pengangguran. Menurut Presiden Yudhoyono,

jumlah pegawai instansi negara saat ini 7.663.570 orang yang terdiri dari pegawai

negeri sipil, guru dan dosen, serta TNI/Polri.  (Kompas.com, 6  Oktober 2011).  Oleh

karena itu Kebijakan Program Keluarga Berancana merupakan langkah yang tepat agar

laju pertumbuhan pendudukan dapat dikendalikan untuk diseimbangkan dengan

lapangan pekerjaan.

Menghadapi pertumbuhan pendudukan yang sulit dibendung dapat

menyebabkan masalah sosial yang sangat komplek, maka ditemukan identifikasi

masalah bahwa pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan lapangan pekerjaan,

sehingga tidak menimbulkan kesengsaraan hidup yang berkepanjangan.

KB termasuk masalah yang kontroversional sehingga tidak ditemukan

bahasannya oleh imam-imam madzhab. Secara umum, hingga kini di kalangan umat

Islam masih ada dua kubu antara yang membolehkan KB dan yang menolak KB.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apa itu KB?

2. Apa tujuan KB?

Page 5: Al Islam Atun

3. Bagaimana pandangan Ulama tentang KB?

4. Metode/ Alat Kontrasepsi dan Hukum Penggunaannya

5. Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam?

6. Bagaimana hukum KB menurut agama islam?

7. Bagaimana Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Islam?

8. Apa saja jenis-jenis Kontrasepsi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Secara umum mahasiswa mampu mengetahui Konsep Keluarga

Berencana Dalam Islam.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi KB.

2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan KB.

3. Mahasiswa mampu memahami pandangan Ulama tentang KB.

4. Mahasiswa mampu mengetahui Metode/ Alat Kontrasepsi dan Hukum

Penggunaannya.

5. Mahasiswa mampu mengetahui Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang

Dilarang oleh Islam.

6. Mahasiswa mampu mengetahui hukum KB menurut agama islam.

7. Mahasiswa mampu mengetahui Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Islam.

8. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis Kontrasepsi.

Page 6: Al Islam Atun

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga Berencana (KB)

2.1.1 Pengertian

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997:

keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta

menentukan  jumlah anak dalam keluarga.

Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah

upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan 

usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga

berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan

dengan memakai kontrasepsi.

Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha

yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak

positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan

menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.

Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan

merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar

dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.

2.1.2 Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

1. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan

diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate)

dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak

terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber

daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan

penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat

Page 7: Al Islam Atun

dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan

manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan

pangan mengikuti deret hitung.

2. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan

anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama

serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.

3. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah

lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini

memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.

4. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang

akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai

pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga

yang bahagia dan berkualitas.

5. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang,

pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.

2.2 Pandangan Ulama Tentang Keluarga Berencana

Pandangan ulama tentang hukum KB hingga kini masih ada 2 kubu antara yang

membolehkan dan yang menolak KB. Pandangan Majelis Ulama Indonesia menjelaskan

bahwa ajaran islam membenarkan keluarga berencana. Diantara dalil yang digunakan

para ulama yang membolehkan KB yaitu pada QS; an-nisa ayat 9 yang artinya:” dan

hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang

mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.

Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar”.

Yusuf Al-Qaradhawi melalui bukunya Halal dan Haram mengungkapkan, tujuan

perkawinan salah satunya adalah lahirnya keturunan. Dengan adanya keturunan,

menopang kelangsung jenis manusia. Islam menyukai banyaknya keturunan di kalangan

umatnya.

Namun, Islam pun mengizinkan kepada setiap Muslim untuk mengatur

keturunan apabila didorong oleh alasan kuat. Hal yang masyhur digunakan pada zaman

Rasulullah untuk mengatur kelahiran adalah dengan azl, yaitu mengeluarkan sperma di

Page 8: Al Islam Atun

luar rahim ketika akan keluar. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim

dijelaskan, para sahabat menyatakan bahwa mereka biasa melakukan azl pada masa

Nabi Muhammad SAW. Ketika informasi itu sampai kepada Rasulullah, beliau tidak

melarangnya. Di sisi lain ada bantahan terhadap cerita-cerita tentang orang Yahudi

bahwa azl merupakan pembunuhan kecil.

Menurut Al-Qaradhawi, ada alasan-alasan yang menjadi pijakan untuk

berkeluarga berencana. Di antaranya, adanya kekhawatiran kehidupan atau kesehatan

ibu bila hamil atau melahirkan. Ini setelah penelitian dan pemeriksaan dokter yang

dapat dipercaya. Ia mengutip AlBaqarah ayat 195, agar seseorang tak menjatuhkan diri

dalam kebinasaan.

Alasan lainnya adalah kekhawatiran munculnya bahaya terhadap urusan dunia

yang tak jarang mempersulit ibadah. Pada akhirnya, hal itu membuat seseorang mau

saja menerima barang haram atau menjalankan pekerjaan terlarang demi memenuhi

kebutuhan anak-anaknya.

Persoalan kesehatan dan pendidikan juga menjadi faktor yang menjadi

pertimbangan dalam memutuskan berkeluarga berencana. Keharusan melakukan azl

karena khawatir terhadap keadaan perempuan yang sedang menyusui kalau hamil atau

melahirkan anak lagi. Rasulullah, kata Al-Qaradhawi, selalu berusaha demi

kesejahteraan umatnya.

Oleh karena itu, Rasulullah memerintahkan umatnya berbuat hal yang

melahirkan maslahat dan tak mengizinkan sesuatu yang menimbulkan bahaya. Menurut

Al-Qaradhawi, di masa kini sudah ada beragam alat kontrasepsi yang dapat dipastikan

kebaikannya. Hal inilah yang diharapkan oleh Rasulullah. 

2.2.1 Pandangan Muhammadiyah

Sementara itu, Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat

Muhammadiyah melalui fatwafatwa tarjih menjelaskan, surah An-Nisa ayat 9

secara umum dapat menjadi motivasi keluarga berencana, tapi bukan jadi dasar

langsung kebolehannya.

Ayat tersebut berbunyi, “Hendaklah takut kepada Allah orangorang yang

sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka,

yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur

kata yang benar”.

Page 9: Al Islam Atun

Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid, Islam menganjurkan agar kehidupan

anak-anak jangan sampai telantar sehingga menjadi tanggungan orang lain. Ayat

tersebut mengingatkan agar orang tua selalu memikirkan kesejahteraan jasmani

dan rohani anakanaknya.

2.2.2 Pendapat Sayyid Sabiq dan Al Ghazali

Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah menjelaskan, dalam keadaan

tertentu Islam tidak menghalangi pembatasan kelahiran melalui penggunaan

obat pencegah kehamilan atau caracara lainnya. “Pembatasan kelahiran

diperbolehkan bagi lakilaki yang beranak banyak dan tak sanggup lagi

menanggung biaya pendidikan anaknya dengan baik,” tambahnya.

Demikian pula jika keadaan istri sudah lemah, mudah hamil, serta

suaminya dalam kondisi miskin. Dalam keadaan semacam ini, ujar Sabiq,

diperbolehkan membatasi kelahiran. Sejumlah ulama menegaskan pembatasan

kelahiran tak sekadar diperbolehkan bahkan dianjurkan.

Imam Al-Ghazali membolehkan hal itu jika istri merasa khawatir akan

rusak kecantikannya. Dalam kondisi tersebut, suami dan istri berhak

memutuskan untuk melakukan pembatasan. Ada pula ulama yang mengatakan

pembatasan bisa dilakukan tanpa syarat apa pun yang mendasarinya.

Dari bebrapa pendapat tersebut dapat kami simpulkan bahwa : Dalam

Islam, melaksanakan program keluarga berencana tidak dihukumi apapun, tidak

dianjurkan, dan tidak pula dilarang. Dan jika tidak ada dalil yang melarang

ataupun dalil yang menganjurkan, maka hukum pelaksanakan pekerjaan tersebut

menjadi mubah (boleh-boleh saja). Selain itu, musyawarah MUI tahun 1983

tentang kependudukan, kesehatan dan pembangunan, telah mengeluarkan fatwa

bahwa ber-KB tidak dilarang dalam agama Islam, termasuk penggunaan

berbagai jenis alat kontrasepsi selain vasektomi dan tubektomi.

Karena dalam surat an-Nisa’ tersebut kita dapat melihat, bahwasanya

kesehatan ekonomi dan kesehatan fisik juga menjadi hal yang patut

dipertimbangkan oleh sebuah keluarga. Karena jika tidak, bukan tidak mungkin

neraca kemiskinan akan bertambah lagi.

 

Page 10: Al Islam Atun

2.2.3 Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana

Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang

perlu kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :

Surat An-Nisa’ ayat 9:

سديدا واليقولوا فليتقواالله عليهم خافوا ضعافا ذرية خلفهم من تركوا لو الذين وليخششش

“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan

dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap

kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah

dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang

pelaksanaan KB diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233,

Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-Thalaq: 7.

Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk

yang perlu dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri,

mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup brumah

tangga.

2.2.4 Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana

Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:

لتكففون عالة تدرهم أن من خير أغنياء ورثك تدر )الناسإنك عليه ( متفق

“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan

berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan

orang banyak.”

Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan

tentang biaya rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-

anak mereka menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan

kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama.

2.3 Metode/ Alat Kontrasepsi dan Hukum Penggunaannya

Ada lima 5 persoalan yang terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi, yaitu :

1. Cara kerjanya, apakah mencegah kehamilan (man’u al-haml) atau menggugurkan

kehamilan (isqat al-haml)?

2. Sifatnya, apakah ia hanya pencegahan kehamilan sementara atau bersifat

pemandulan permanen (ta’qim)?

Page 11: Al Islam Atun

3. Pemasangannya, Bagaimana dan siapa yang memasang alat kontrasepsi tersebut?

(Hal ini berkaitan dengan masalah hukum melihat aurat orang lain).

4. Implikasi alat kontrasepsi terhadap kesehatan penggunanya.

5. Bahan yang digunakan untuk membuat alat kontrasepsi tersebut.

Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya

mencegah kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat

dipasang sendiri olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram

memandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang

auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang

digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang

membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.

Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria

tersebut diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara substansial tidak

bertentangan dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi

semangat ajaran Islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemashlahatan, yaitu

menciptakan keluarga yang tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain itu,

kebolehan (mubah) hukum ber-KB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan

diatas, sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam forum-forum ke Islaman, baik pada

tingkat nasional maupun Internasional (ijma’al-majami).

2.4 Kelompok-kelompok yang menolak KB

1. Muktamar Lembaga Riset Islam di Kairo

Dalam muktamar kedua tahun 1385 H/1965 M menetapkan keputusan

sebagai berikut:

a. Sesungguhnya Islam menganjurkan untuk menambah dan memperbanyak

keturunan, karena banyaknya keturunan akan memperkuat umat Islam secara

sosial, ekonomi dan militer. Menambah kemuliaan dan kekuatan.

b. Jika terdapat darurat yang bersifat pribadi yang mengharuskan pembatasan

keturunan, maka kedua suami istri harus diperlakukan sesuai dengan kondisi

darurat. Dan batasan darurat ini dikembalikan kepada hati nurani dan kualitas

agama setiap pribadi.

c. Tidak sah secara syar’i membuat peraturan berupa pemaksaan kepada manusia

untuk melakukan pembatasan keturunan walaupun dengan berbagai macam

dalih.

Page 12: Al Islam Atun

d. Pengguguran dengan maksud pembatasan keturunan atau menggunakan cara

yang mengakibatkan kemandulan untuk maksud serupa adalah sesuatu yang

dilarang secara syar’i terhadap suami istri atau lainnya.

2. Pernyataan Majelis Pendiri Rabithah Alam Islami

Pada sidang ke- 16 Majelis Pendiri Rabithah Alam Islami membuat fatwa

melarang pembatasan keturunan, dan berikut nashnya:

Majelis mempelajari masalah pembatasan keturunan atau KB, sebagaimana

sebagian para penyeru menamakannya. Anggota majelis sepakat bahwa para

pencetus ide ini hendak membuat makar atau tipu daya terhadap umat Islam. Dan

umat Islam yang menganjurkannya akan jatuh pada perangkap mereka.

Pembatasan ini akan membahayakan secara politik, ekonomi, sosial dan keamanan.

Telah muncul fatwa-fatwa dari para ulama yang mulia dan terpercaya keilmuan

serta keagamaannya yang mengharamkan pembatasan keturunan ini. Dan

pembatasan keturunan tersebut bertentangan dengan Syari’ah Islam.

Umat Islam telah sepakat bahwa diantara sasaran pernikahan dalam Islam

adalah melahirkan keturunan. Disebutkan dalam hadits shahih dari Rasul saw

bahwa wanita yang subur lebih baik dari yang mandul.

3. Pernyataan Badan Ulama Besar di Kerajaan Arab Saudi

Pernyataan no: 42 tanggal 13/4 1396 H: Dilarang melakukan pembatasan

keturunan secara mutlak. Tidak boleh menolak kehamilan jika sebabnya adalah

takut miskin. Karena Allah Ta’ala yang memberi rejeki yang Maha Kuat dan

Kokoh. Tidak ada binatang di bumi kecuali Allah-lah yang menanggung rejekinya.

Adapun jika mencegah kehamilan karena darurat yang jelas, seperti jika

wanita tidak mungkin melahirkan secara wajar dan akan mengakibatkan harus

dilakukan operasi untuk mengeluarkan anaknya. Atau melambatkan untuk jangka

waktu tertentu karena kemashlahatan yang dipandang suami-istri maka tidak

mengapa untuk mencegah kehamilan atau menundanya. Hal ini sesuai dengan apa

yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan sebagian besar para sahabat

tentang bolehnya ‘azl (coitus terputus).

4. Pernyataan Majelis Lembaga Fiqh Islami

Dalam edisi ketiga tentang hukum syari’ KB ditetapkan di Mekkah 30-4-

1400 H: Majelis Lembaga Fiqh Islami mentepakan secara sepakat tidak bolehnya

melakukan pembatasan keturunan secara mutlak. Tidak boleh juga

menolak/mencegah kehamilan kalau maksudnya karena takut kemiskinan. Karena

Page 13: Al Islam Atun

Allah Ta’ala yang memberi rejeki yang sangat kuat dan kokoh. Dan semua

binatang di bumi rejekinya telah Allah tentukan. Atau alasan-alasan lain yang tidak

sesuai dengan Syari’ah.

Sedangkan mencegah kehamilan atau menundanya karena sebab-sebab

pribadi yang bahayanya jelas seperti wanita tidak dapat melahirkan secara wajar

dan akan mengakibatkan dilakukan operasi untuk mengeluarkan bayinya. Maka hal

yang demikian tidak dilarang Syar’i. Begitu juga jika menundanya disebabkan

sesuatu yang sesuai Syar’i atau secara medis melaui ketetapan dokter muslim

terpercaya. Bahkan dimungkinkan melakukan pencegahan kehamilan dalam

kondisi terbukti bahayanya terhadap ibu dan mengancam kehidupannya

berdasarkan keterangan dokter muslim terpercaya.

Adapun seruan pembatasan keturunan atau menolak kehamilan karena

alasan yang bersifat umum maka tidak boleh secara Syari’ah. Lebih besar dosanya

dari itu jika mewajibkan kepada masyarakat, pada saat harta dihambur-hamburkan

dalam perlombaan senjata untuk menguasai dan menghancurkan ketimbang untuk

pembangunan ekonomi dan pemakmuran serta kebutuhan masyarakat.

2.5 Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam

1. Cara yang diperbolehkan

Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh

syara’ antara lain, menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet

vaginal, tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang

ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak dipermasalahkan

hukumnya.

Dari salah satu kasus yang telah dipaparkan diatas Banyak hal yang

seyogyanya membuat kita ragu tentang masalah KB ini. Untuk lebih mendalami

Masalah ini berikut uraian-uraian yang dapat disampaikan :

a. Alasan diperbolehkannya KB

Menurut kelompok ulama yang membolehkan, dari segi nash, tidak ada

nash yang sharih secara eksplisit melarang ataupun memerintahkan ber-KB.

Mereka juga beralasan dari sudut pandang ekonomi dan kesehatan, antara lain,

sebagai berikut:

1) Untuk memberikan kesempatan bagi wanita beristirahat antara dua kehamilan.

Page 14: Al Islam Atun

2) Jika salah satu atau kedua orang pasangan suami istri memiliki penyakit yang

dapat menular.

3) Untuk melindungi kesehatan ibu.

4) Jika keuangan suami istri tidak mencukupi untuk membiayai lebih banyak

anak.

5) Imam al-ghazali menambahkan satu lagi, yaitu menjaga kecantikan ibu.

Secara umum lembaga-lembaga fatwa di Indonesia menerima dan

membolehkan KB. Majelis Ulama Indonesia menjelaskan, bahwa ajaran islam

membenarkan Keluarga Berencana. Argumen yang membolehkannya adalah

untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, pendidikan anak agar menjadi anak yang

sehat, cerdas, dan sholeh. Majelis Tarjih Muhamadiyah memandang KB sebagai

jalan keluar dari keadaan mendesak, dibolehkan sebagai hukum pengecualian,

yakni:

1) Untuk menjaga keselamatan jiwa atau kesehatan ibu.

2) Untuk menjaga keselamatan agama, orang tua yang dibebani kewajiban

mencukupi keperluan hidup keluarga dan anak-anaknya.

3) Untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak.

Ulama-ulama NU termasuk memperbolehkan KB didasarkan pada prinsip

kemaslahatan keluarga (Mashalihul Usrah) bagi pengembangan kemaslahatan

umum (al-mashalihul ‘Ammah). Sedangkan menurut ulama PERSIS, KB dalam

pengertian pengaturan jarak kelahiran hukumnya ibadah, dan tidak terlarang.

Bagi Negara, program KB dapat mengurangi beban negara. Contohnya

sebelum tahun 1990 diprediksikan, tanpa program KB jumlah penduduk

Indonesia tahun 2000 akan mencapai 285 juta jiwa. Namun dengan program KB,

sensus pada tahun itu menunjukkan jumlah penduduk hanya 205 juta jiwa.

Artinya, ada penghematan energi, pangan, dan sumber daya lain yang semestinya

digunakan oleh 80 juta jiwa. Oleh karena itu program KB terus digalakkan oleh

pemerintah.

2. Cara yang dilarang

Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’, yaitu

dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang

termasuk kategori ini antara lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak

diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan pernikahan untuk menghasilakan

keturunan.

Page 15: Al Islam Atun

a. Alasan tidak diperbolehkannya KB

Hukum KB bisa haram jika menggunakan alat atau dengan cara yang

tidak dibenarkan dalam syariat islam.

Ada beberapa ulama yang menolak KB dengan alasan antara lain, yaitu:

1) KB sama dengan pembunuhan bayi.

2) KB merupakan tindakan tidak wajar (non-alamiah) dan bertentangan dengan

fitrah.

3) KB mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah dan ketentuan

Tuhan.

4) KB berarti mengabaikan doa Nabi agar umat islam memperbanyak

jumlahnya.

5) KB akan membawa petaka konsekuensi-konsekuensi sosial.

6) KB adalah suatu jenis konspirasi Imperialis Barat terhadap negara-negara

yang berkembang.

7) KB dilakukan karena niat yang tidak baik misalnya takut mengalami

kesulitan ekonomi dan susah mendidik anak.

Para ulama sepakat bahwa menggunakan metode KB yang bersifat

permanen hukumnya haram. Metode permanen adalah metode yang bersifat

mantap, yang meliputi tindakan :

1) Vasektomi atau vas Ligation.

2) Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur).

3) Histerektomi (operasi pengangkatan rahim).

Ulama mengharamkan metode kontrasepsi permanent ini karena

menilainya sebagai bentuk pengebirian yang dilarang oleh Rasulullah saw.

Sesuai dengan sabda Rasulullah : Tidaklah termasuk golongan kami (umat islam)

orang yang mengebiri orang lain atau mengebiri dirinya sendiri. Disamping itu,

tindakan sterilisasi juga dianggap sebagai mengubah firth kejadian manusia yang

dilarang dalam islam.

2.6 Hukum KB menurut Islam

Ber-KB dalam pengertian untuk mencegah kehamilan akibat hubungan badan

suami-istri dikenal sejak masa Nabi yaitu dengan perbuatan ‘azal yang sekarang dikenal

dengan coitus-interuptus, yaitu jimak terputus, yaitu melakukan ejakulasi (inzal al-

mani) diluar vagina (faraj) sehingga sperma tidak bertemu dengan indung telur isteri.

Page 16: Al Islam Atun

Dengan demikian tidak mungkin terjadi kehamilan karena indung telur tidak dapat

dibuahi sperma suami.

Diriwayatkan dari Jabir bahwasannya ada seorang yang datang menghadap

Rasulullah SAW., lalu ia berkata: “ Sesungguhnya aku mempunyai seorang jariah, yang

menjadi pembantu kami, pelayan minum kami, sedang aku sendiri menggaulinya, akan

tetapi aku kawatir dia hamil”. Maka Rasulullah memerintahkan “Lakukan ‘azal jika

engkau menghendai dengan begitu hanya akan masuk sekedarnya”. Atas dasar itu

orang tersebut melakukan ‘azal. Kemudian Rasulullah mendatanginya, dan orang itu

berkata bahwa jariah itu hamil. Maka Rasulullah SAW., menjawab: “Aku telah beritahu

kamu bahwasannya sperma akan masuk sekadarnya (kerahimnya) dan akan membuahi”

Hadits di atas meruapakan hadits taqriri yang menunjukkan bahwa perbuatan

‘azal yang dilakukan dalam upaya menghindari kehamilan dapat dibenarkan (tidak ada

larangan). Jika ‘azal  dilarang pasti ditegaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an yang masih

turun pada waktu itu atau sekedar ikhtiar manusia untuk menghindari kehamilan,

sedangkan kepastiannya di tangan Tuhan. Demikian Pula alat-alat kontrasepsi atau

cara-cara lainnya, tidak dapat menjamin sepenuhnya berhasil.

Secara esensial dan sarih, hadist di atas dapat dijadikan hukum (nash) tentang

sibolehkannya ber-KB menurut Islam, sekaligus sebagai dalil untuk mengqiyaskan

penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom dan sejenisnya.

2.6.1 Menurut al-Qur’an dan Hadits

Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang

melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus

dikembalikan kepada kaidah hukum Islam, yaitu:

تحريمها على الدليل على يدل حتى االباحة األشياء فى صل اال

Tetapi dalam al-Qur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang

diperbolehkannya mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut:

1. Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan

firman Allah:

البقرة ( : التهلكة إلى بأيديكم تلقوا )195وال

“Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”.

Page 17: Al Islam Atun

2. Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal

ini sesuai dengan hadits Nabi:

كفرا تكون أن الفقر كادا

“Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”.

3. Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran

anak terlalu dekat sebagai mana hadits Nabi:

ضرار وال ضرر وال

“Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain.

Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan dalil pembenaran

ber-KB antara lain adalah sebagai berikut:

1. Firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 9

”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar.”

Ayat ini memberi petunjuk kepada kita bahwa Allah mengehendaki

jangan sampai kita meninggalkan keturunan yang kalau kita sudah

meninggalkan dunia fana ini, menjadi umat dan bangsa yang lemah.

Karena itu, kita harus bertaqwa kepada Allah dan menyesuaikan perbuatan

kita dengan ucapan yang telah kita ikrarkan. Kita telah ikrar bahwa kita

akan membangun masyarakat dan negara dalam segala bidang materiil dan

spiritual untuk mewujudkan suatu masyarakat yang dalil dan makmur yang

diridai oleh Allah SWT. dan salah satunya untuk mencapai tujuan

pembangunan itu adalah dengan melaksanakan KB.

2. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 233:

”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,

yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah

memberi makan dan Pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf.

seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.

Page 18: Al Islam Atun

janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan Karena anaknya dan

seorang ayah Karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.

apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan

keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan

jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa

bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

bertakwalah kamu kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha

melihat apa yang kamu kerjakan”

3. Firman Allah dalam Surat Luqman ayat 14:

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah

kembalimu.”

4. Firman Allah dalam Surat Al-Ahqaf ayat 15:

”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua

orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan

melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai

menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah dewasa

dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku,

tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau

berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat

amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan

(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat

kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang

berserah diri".

2.6.2 Menurut Pandangan Ulama’

1. Ulama’ yang memperbolehkan

Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali,

Syaikh al-Hariri, Syaikh Syalthut, Ulama’ yang membolehkan ini

berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti progaram KB dengan

ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari

kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa

perencanaan keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena

Page 19: Al Islam Atun

pembunuhan itu berlaku ketika janin mencapai tahap ketujuh dari

penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat al-Mu’minun

ayat: 12, 13, 14.

Artinya:

Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang

disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami

jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal

daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang

belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia

makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang

paling baik.

2. Ulama’ yang melarang

Selain ulama’ yang memperoleh ada para ulama’ yang melarang

diantaranya ialah Prof. Dr. Madkour, Abu A’la al-Maududi. Mereka

melarang mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk membunuh

keturunan, seperti firman Allah :

وإياهم نرزقكم نحن إملق من أوالدكم تقتلوا وال

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut

(kemiskinan) kami akan memberi rizqi kepadamu dan kepada mereka”.

2.7 Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Islam

Istilah kontrasepsi berasal dari dua suku kata, yaitu kontra yang berarti mencegah

atau melawan, dan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang

dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi yang dimakasud dari

kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat dari

pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

Prisip dari alat kontrasepsi ini adalah mengusahakan agar tidak terjadi evolusi,

melumpuhkan sperma, dan menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. Dari

prinsip-prinsip tersebut kemudian pelaksanaanya dapat dilakukan dengan berbagai

metode dan cara, diantaranya adalah: AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim), susuk KB,

pil KB, suntikan KB, kondom, dan lain sebagainya.

Page 20: Al Islam Atun

Meskipun program KB telah diperbolehkan dalam Islam, namun tidak berarti

dalam pelaksanaannya diperbolehkan mengggunakan sembarang alat kontrasepsi. Dalam

Islam alat kontrasepsi atau  @لAمBحA ال Aِع@ مBن Dل@ اِئ BسBو sebagaimana yang sering digunakan

dalam program KB, ada yang diperbolehkan dan dilarang.

Alat kontrasepsi yang dilegalkan oleh negara selama ini sangat terbatas, hal

tersebut atas pertimbangan etis, moral dan hukum agama yang tidak menghendaki

pelaksanaannya.

Diantara alat kontrasepsi yang diperbolehkan adalah:

Untuk wanita: IUD (ADR), Pil, Obat suntik, Susuk, dan Cara-cara tradisional dan metode yang sederhana, misalnya: minum jamu. Untuk pria: Kondom, Coitus interruptus (‘azl menurut Islam).

Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan bahwa coitus interruptus diperbolehkan

sebagaimana yang pernah dilakukan oleh sahabat:

Dِز@لA Dن ي Dآن AرDالقBو BمH ل BسBو Aه@ Bي عBل Dالله صBلHى @ي Hب الن عBهAد@ عBلBى Dِز@لAعB ن Hا Dن ك

Artinya:“kami melakukan azl pada masa rasulullah Saw, sedangkan al-Qur’an masih tetap diturunkan”. (HR. Bukhari)

Azl menurut hadits tersebut diperbolehkan karena pada waktu sahabat

melakukannya tidak ada ayat yang melarangnya, padahal al-Qur’an masih selalu turun.

Jadi seandainya perbuatan tersebut dilarang maka pasti akan ada ayat al-qur’an yang

turun untuk mencegahnya, begitu pula sikap Nabi yang tidak melarangnya. Hal tersebut

menunjukkan dibolehkanya cara Coitus Interruptus dalam Islam. Sedangkan alat

kontrasepsi yang dilarang dalam Islam diantarnya adalah: Untuk wanita Menstrual

Regulation (MR) atau pengguguran kandungan yang masih muda Abortus atau

pengguguran kandungan yang sudah bernyawa, Ligasi tuba (mengikat saluran kantong

ovum) dan tubektomi (mengikat tempat ovum). Kedua istilah ini disebut dengan

sterilisasi Untuk pria: seperti vasektomi (mengikat atau memutuskan saluran sperma dari

buah zakar). Cara ini juga disebut dengan sterilisasi.

Cara-cara tersebut tidak diperbolehkan dalam agama Islam karena memandang

aspek moral dan penuh resiko. MR dan aborsi dianggap sebagai tindakan kriminal

karena melenyapkan janin, sedangkan sterilisasi dilarang karena sifatnya adalah

permanen. Pemandulan dalam Islam yang diperbolehkan adalah yang berlaku pada

waktu-waktu tertentu saja (temporer), jadi jika suatu saat sang suami-istri menginginkan

Page 21: Al Islam Atun

seorang  anak, maka alat kontrasepsi dapat ditinggalkan. Namun pada sterilisasi bersifat

pemandulan selama-lamanya, hal tersebutlah menjadikanya haram.

2.8 Jenis-Jenis Kontasepsi

Kontrasepsi hadir dalam berbagai metode dan efektivitas. Meskipun berbeda,

tujuan mereka satu : mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Beberapa jenis

kontrasepsi juga melindungi terhadap penyakit menular seksual (PMS).

1. Kondom

Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dari karet yang

diselubungkan ke organ intim lelaki, yang bekerja dengan cara mencegah sperma

bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan. Kondom merupakan

salah satu metode pencegahan kehamilan yang sering di-gunakan. Kondom juga

bisa digunakan untuk melindungi pasangan dan diri sendiri dari virus HIV dan

penyakit menular seksual.

b. Kondom pria

Kata kondom berasal dari kata Latin condus yang berarti baki atau

nampan penampung. Kondom adalah semacam kantung yang Anda sarungkan

ke penis ereksi sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom dijual dalam

berbagai ukuran dan bentuk. Kondom memiliki kelebihan melindungi dari PMS

dan tidak memengaruhi hormon. Kekurangannya adalah efektivitasnya. Sekitar

2-15% wanita masih hamil meskipun pasangannya menggunakan kondom.

Selain itu, banyak pria merasakan berkurangnya sensasi seksual dengan

pemakaian kondom.

c. Kondom wanita

Kondom wanita adalah sebuah kantung dengan dua cincin fleksibel di

ujung-ujungnya. Sebuah cincin lunak yang dapat dilepas memudahkan

pemasangannya dan menjaga kondom di tempat. Sebuah cincin fleksibel yang

besar tetap berada di luar vagina, yang meliputi pembukaan vagina (vulva) dan

memberikan perlindungan tambahan.

Kondom wanita sangat efektif bila digunakan dengan benar.  Kondom

wanita memiliki keuntungan melindungi dari PMS, tidak mudah slip atau bocor,

tidak memengaruhi hormon dan tidak menimbulkan alergi. Kondom ini juga

dapat dipasang jauh sebelum melakukan hubungan seksual (sampai 8 jam

Page 22: Al Islam Atun

sebelumnya) sehingga tidak perlu jeda selama bermesraan. Kerugiannya adalah

beberapa orang merasakan kurang nyaman, tidak efektif untuk semua posisi, dan

harganya mahal. Kondom wanita tidak dapat digunakan bersamaan dengan

kondom pria karena dapat menyebabkan posisinya bergerak keluar.

2. Diafragma

Diafragma adalah topi karet lunak yang dipakai di dalam vagina untuk

menutupi leher rahim (pintu masuk ke rahim). Fungsinya adalah mencegah sperma

memasuki rahim. Agar diafragma bekerja dengan benar, penempatan diafragma

harus tepat. Diafragma seefektif kondom, namun dapat dicuci dan digunakan lagi

selama satu sampai dua tahun. Kekurangannya, Anda harus

menempatkan diafragma sebelum berhubungan seks (sampai 24 jam sebelumnya)

dan mencopotnya setelah enam jam. Beberapa wanita mungkin kesulitan

menyisipkankannya dan memiliki reaksi alergi.

3. Pil KB

Pil KB atau kontrasepsi oral berisi bentuk sintetis dua hormon yang

diproduksi secara alami dalam tubuh: estrogen dan progesteron. Kedua hormon

tersebut mengatur siklus menstruasi wanita. Pil KB bekerja dengan dua cara.

Pertama, menghentikan ovulasi (mencegah ovarium mengeluarkan sel telur).

Kedua, mengentalkan cairan (mucus) serviks sehingga menghambat pergerakan

sperma ke rahim.

Pil KB sangat bisa diandalkan (efektivitasnya mencapai 99%). Pil KB juga

memberikan kendali di tangan wanita untuk mencegah kehamilan. Kekurangan Pil

KB adalah tidak melindungi terhadap PMS, harus diambil setiap hari sesuai jadwal

(tidak boleh terlewatkan barang sehari pun agar efektif), dan menambah hormon

sehingga meningkatkan risiko trombosis, penambahan berat badan, sakit kepala,

mual dan efek samping lainnya. Pil KB tidak boleh diambil oleh wanita dengan

kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit liver, dan penyakit jantung.

4. Susuk (Implan)

Susuk KB adalah batang kecil berisi hormon yang ditempatkan di bawah

kulit di bagian lengan wanita. Batang itu terbuat dari plastik lentur dan hanya

seukuran korek api. Susuk KB terus-menerus melepaskan sejumlah kecil hormon

seperti pada pil KB selama tiga tahun. Selama jangka waktu itu Anda tidak perlu

memikirkan kontrasepsi. Bila Anda menginginkan anak, susuk KB dapat dicopot

kapan pun dan Anda pun akan kembali subur setelah satu bulan. Biaya murah dan

Page 23: Al Islam Atun

pemakaian yang tidak merepotkan adalah keunggulan lain susuk KB.

Kekurangannya, menyebabkan sakit kepala dan jerawat pada beberapa wanita, tidak

melindungi terhadap PMS dan sekitar 20% wanita tidak lagi mendapatkan haid atau

haidnya menjadi tidak teratur.

5. Kontrasepsi suntik

Kontrasepsi suntik atau injeksi adalah suntikan hormon yang mencegah

kehamilan. Setiap tiga bulan sekali Anda mendapatkan suntikan baru. Selama

periode tersebut, menstruasi Anda normal. Keunggulan kontrasepsi suntik adalah

keandalannya yang setara dengan pil KB atau susuk dan anda hanya perlu

memikirkan kontrasepsi setiap 3 bulan sekali. Kelemahannya, anda tidak terlindungi

terhadap PMS dan mendapatkan hormon. Anda juga tidak bisa menghentikannya

tiba-tiba karena hormon selama tiga bulan tetap aktif di dalam tubuh. Anda

mungkin perlu waktu lama untuk subur kembali.

6. AKDR (IUD)

ADKR (alat kontrasepsi dalam rahim/Intrauterine divice) atau dalam bahasa

populernya disebut spiral adalah alat kontrasepsi kecil yang ditempatkan dalam

rahim wanita. Ada dua jenis AKDR: AKDR tembaga yang terbuat dari plastik kecil

dengan tembaga meliliti batangnya dan AKDR progestogen yang berbentuk T kecil

dengan silinder berisi progestogen di sekeliling batangnya.

Walaupun telah digunakan lebih dari 30 tahun untuk mencegah kehamilan,

cara kerja AKDR masih belum sepenuhnya dipahami. AKDR memengaruhi gerakan

dan kelangsungan hidup sperma dalam rahim sehingga mereka tidak dapat

mencapai sel telur untuk membuahi. AKDR juga mengubah lapisan rahim

(endometrium) sehingga tidak cocok untuk kehamilan dan perkembangan embrio

janin. Efektivitas AKDR adalah 98%, hampir sama dengan pil KB.

Keunggulan AKDR adalah berjangka panjang (minimal lima tahun), mudah

mempertahankan (Anda tidak mungkin lupa menggunakannya), lebih murah

dibandingkan kontrasepsi lain (lebih mahal pada awalnya, tetapi lebih murah dalam

jangka panjang) dan jika Anda ingin hamil, kesuburan Anda dapat dikembalikan

dengan cepat setelah Anda melepaskannya. AKDR progestogen memiliki manfaat

tambahan mengurangi perdarahan haid. Kekurangan AKDR adalah bila gagal dan

wanita menjadi hamil, perangkat ini harus dibuang sesegera mungkin karena

meningkatkan risiko keguguran. Selain itu, ada risiko kecil infeksi setelah

Page 24: Al Islam Atun

pemasangan AKDR, kehamilan ektopik dan berbagai efek samping seperti

menstruasi tidak teratur, vagina kering, sakit kepala, mual dan jerawat.

7. Sterilisasi

Sterilisasi adalah kontrasepsi yang paling efektif. Pada sterilisasi pria

(vasektomi), vas deferens ditutup sehingga tidak ada sperma yang keluar, meskipun

tetap ejakulasi. Pada sterilisasi wanita (tubektomi), saluran tuba falopi ditutup

sehingga sel telur tidak keluar.

Keuntungan sterilisasi adalah Anda tidak akan perlu memikirkan kontrasepsi

selamanya. Kekurangannya, sifatnya permanen (tidak bisa dibatalkan), tidak

memberikan perlindungan terhadap PMS, dan memerlukan operasi mayor. Perlu

diingat bahwa tidak ada kontrasepsi yang 100% efektif. Masih ada 1%

kemungkinan kehamilan pasca sterilisasi, bahkan bertahun-tahun setelah operasi

dilakukan.

Page 25: Al Islam Atun

BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari

kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat

diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan  jumlah anak dalam

keluarga.

Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai

perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap

anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak

yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi

masyarakat dan negaranya.

Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya

mencegah kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat

dipasang sendiri olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram

memandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang

auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang

digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang

membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.

Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria

tersebut diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara substansial tidak

bertentangan dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi

semangat ajaran Islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemashlahatan, yaitu

menciptakan keluarga yang tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain itu,

kebolehan (mubah) hukum ber-KB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan

diatas, sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam forum-forum ke Islaman, baik pada

tingkat nasional maupun Internasional (ijma’al-majami). 

Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB)

yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau

usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan

kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga.

Page 26: Al Islam Atun

Hukum KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan

maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang

tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan

bagi umatnya. Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah

timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan

kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB

dalam Islam

3.2 Saran

Sejalan dengan simpulan diatas, kami merumuskan saran sebagai berikut :

1. Hendaklah mempertimbangkan sebelum ber-KB.

2. Gunakan KB sesuai kebutuhan.

3. Gunakan KB sesuai syariat Islam.

Page 27: Al Islam Atun

DAFTAR PUSTAKA

Depag RI, 2007, Al-Qur’an dan Terjemahnya, al-Hikmah. Bandung: CV Penerbit Diponegoro.

Mujtaba, Saifuddin. (2008). Al-Masailul Fiqhiyah; Jawaban Hukum Islam Terhadap Masalah-Masalah Kontemporer. Surabaya: Omega Offset.

Drs. Musthafa Kamal. (2002). Fiqih Islam. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.

Abdurrahman Umran, Prof. (1997). Islam dan KB. Jakarta: PT Lentera Basritama.

Chuzamah, T. Yangro, Dr. H. dkk. (2002). Problematika Hukum Islam Kontemporer. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Hasan, M. Ali. (1997). Masail Fiqhiyah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Masjfuk Zuhdi, Prof. Drs.. (1997). Masail Fiqhiyah. Jakarta:PT Toko Gunung Agung.

Mohsin Ebrahim, Abul Fadl. (1997). Aborsi, Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan. Bandung: Mizan.

Musthafa Kamal, Drs.. (2002). Fiqih Islam. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.

Luthfi, As-syaukani. (1998). Politik, Ham dan Isu-isu Fiqih Kontemporer. Bandung: Pustaka Hidayah.