balara1998_01304_017
TRANSCRIPT
![Page 1: BAlara1998_01304_017](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020803/5571fd9a4979599169997a56/html5/thumbnails/1.jpg)
5/11/2018 BAlara1998_01304_017 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/balara199801304017 1/8
Buletin ALARA 1 (3), 17 – 24 (1998) Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan RadiasiBadan Tenaga Atom Nasional
17
MEWASPADAI GAS RADON
Hasnel Sofyan
Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan Radiasi - BATAN
• Jl. Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440
• PO Box 7043 JKSKL Jakarta 12070
PENDAHULUAN
Di antara berbagai sumber radiasi yang
ada di sekitar kita, sumber radiasi yang berasal
dari alam memberikan kontribusi yang cukup
berarti. Sumber-sumber radiasi alam khususnyaradon dan thoron mendapatkan perhatian yang
serius sehubungan dengan efek merugikan yang
dapat ditimbulkannya seperti kanker paru-paru
[1,2].
Radon yang merupakan gas radioaktif,
secara kimia adalah gas mulia dengan nomor atom
86 dan diberi lambang Rn. Radon tidak berwarna
dan tidak berbau juga tidak dapat dilihat sama
seperti gas helium dan neon, sehingga
keberadaannya di udara tidak dapat dikenali oleh
sistem panca indera manusia. Gas-gas mulia initidak dapat atau relatif sangat sulit untuk
berinteraksi dengan unsur-unsur kimia lainnya
meskipun terperangkap pada suatu rongga dalam
suatu bahan yang sama. Radon yang lebih dikenal
sebagai222
Rn merupakan hasil luruhan langsung
dari radium, 226Ra, dan radium ini berasal dari
anak luruh isotop uranium, 238U, yang telah
meluruh beberapa kali. Isotop uranium sudah ada
semenjak dunia ini terbentuk.
Radon yang bersifat radioaktif, pada
temperatur kamar selalu berbentuk gas dengankerapatan 10 gr/liter dan terlarut dalam udara, juga
meluruh menghasilkan turunan/anak luruh yang
radioaktif. Secara berurutan turunan tersebut
adalah polonium, 218Po (radium A) ; timbal, 214Pb
(radium B) ; bismuth,214
Bi (radium C); polonium,214
Po (radium C'); timbal,210
Pb (radium D) [3,4].
Jika radon dan turunannya terhisap pada saat
bernafas, maka anak luruhan radon yang berbentuk
partikel sangat kecil tersebut akan mengendap didalam paru-paru dan merupakan awal indikasi
yang dapat menimbulkan kanker paru-paru [1,5].
Semakin tinggi konsentrasi radon yang terhisap,
makin besar pula kemungkinan seseorangmenderita kanker paru-paru. Sejak abad ke-19 efek
merugikan dari radiasi yang dipancarkan oleh gas
radon ini telah diketahui. Pada saat itu para pekerja
tambang di Eropa Tengah, banyak yang menderita
gangguan kesehatan. Menurut perkiraan, para
pekerja tersebut telah menghirup gas radon dalam
jumlah berlebihan. Gangguan itu kemudian
dikenal dengan sebutan Shneebergkrankheit .
Pengamatan berikutnya pada pertengahan abad ke-
20 yang dilakukan terhadap para pekerja tambang
batu bara menunjukkan bahwa radon beserta anak
luruhnya menyebabkan terjadinya kanker paru-paru. Tetapi hingga kini belum ada data
epidemiologi yang lengkap tentang efek gas
radioaktif ini.
Dalam beberapa dekade terakhir ini radon
dan turunannya yang terdapat di udara bebas telah
menjadi topik penelitian yang utama. Hal ini
disebabkan karena disamping efek merugikan
yang berhubungan dengan kesehatan manusia,
juga karena hampir dari separuh paparan radiasi
alami (natural radiation exposure), yaitu paparan
radiasi yang berasal dari alam, disebabkan olehradon dan turunannya. Beberapa negara telah
mulai melaksanakan pengukuran konsentrasi radon
di lingkungan, tempat tinggal dan perkantoran [3].
Batas maksimum konsentrasi radon dalam ruangan
yang direkomendasikan oleh Komisi Internasional
untuk Proteksi Radiasi (ICRP, International
![Page 2: BAlara1998_01304_017](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020803/5571fd9a4979599169997a56/html5/thumbnails/2.jpg)
5/11/2018 BAlara1998_01304_017 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/balara199801304017 2/8
18 – Hasnel Sofyan
Buletin ALARA Vol. 1 No. 3, April 1998
Commission on Radiological Protection) adalah
200 Bq/m3
[6].
SUMBER RADON
Gas radon merupakan gas radioaktif yang
terdapat dimana-mana karena mudah terlarut
dalam udara, memberikan kontribusi terbesar dari
paparan radiasi yang diterima manusia
dibandingkan sumber-sumber radiasi lain yang
terdapat di alam. Berdasarkan IAEA, 48,3% dari
total rata-rata dosis radiasi setiap tahun berasal
dari radon, sedangkan dari medis, sinar kosmik,
sinar gamma dan internal adalah 11,2% ; 14,5% ;
17,1% ; dan 8,6%. Dari sumber-sumber lain
seperti pelepasan dari instalasi nuklir (nuclear
discharges) , debu radioaktif hasil ujicoba senjatanuklir ( fallout ), akibat pekerjaan, lain-lain hanya
sekitar 0,6%. [7]
Keberadaan gas radon di lingkungan
sangat dipengaruhi oleh kondisi, situasi dan jenis
batuan yang terdapat pada daerah tersebut. Di
dalam ruangan tempat tinggal/kantor, disamping
dipengaruhi oleh kondisi dan bahan bangunan,
juga dipengaruhi oleh sirkulasi udara dalam
ruangan dengan udara luar atau lingkungan. Pada
bagian berikut akan dibahas sumber-sumber radon
di lingkungan dan di dalam rumah.
Sumber radon di lingkungan
Ada dua isotop gas radon yang paling
terkenal, yaitu 222Rn (gas radon) dan 220Rn (gas
thoron). Radon merupakan anak luruh dari
uranium, sedang thoron merupakan anak luruh dari
thorium,232
Th. Karena uranium
dan thorium
terdapat pada setiap lapisan kerak bumi, maka gas
radon tersebut terdapat juga di setiap lapisan
atmosfir bumi. Pada daerah normal denganketinggian 150 m di atas permukaan laut,
konsentrasinya berkisar antara 2–10 Bq/m3
(54–
270 pCi/m3) udara. Konsentrasi tersebut akan
menjadi berkurang kira-kira 1,5 kali lebih rendah
setiap kenaikan 700 m ke atas. Konsentrasinya
mencapai maksimum di pagi hari dan minimum di
siang hari atau sore hari [3,4].
Batuan yang berumur sangat tua (>600
juta tahun), umumnya mengandung uranium
dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Oleh sebab
itu konsentrasi gas radon pada daerah itu juga
tinggi. Konsentrasi gas radon yang sangat tinggi
ditemukan pula pada daerah permukaan sumber airpanas. Konsentrasinya ada yang mencapai 1.000 –
10.000 kali konsentrasi gas radon di udara pada
umumnya [8].
Berdasarkan NCRP ( National Council on
Radiation Protection and Measurement ) [9], lebih
dari 80% gas radon yang dilepaskan ke atmosfir
berasal dari lapisan tanah bagian atas. Besarnya
konsentrasi radon sangat bergantung pada kondisi
dan jenis batuan yang terdapat pada lapisan tanah
di daerah tersebut. Untuk jenis batuan granit yang
kaya dengan uranium diperoleh konsentrasi rata-rata 59,26 Bq/kg (1,6 pCi/g), sedangkan basalt
yang relatif sedikit kandungan uraniumnya
memiliki konsentrasi rata-rata 11,11 Bq/kg (0,3
pCi/g) [10]. Selanjutnya, konsentrasi radon rata-
rata secara keseluruhan untuk batuan pada lapisan
kerak bumi kira-kira 37,04 Bq/kg (1 pCi/g) dan
pada tanah kira-kira 25,93 Bq/kg (0,7 pCi/g).
Air tanah juga memberikan kontribusi
yang cukup berarti terhadap konsentrasi radon di
lingkungan. Air tanah yang menembus batuan
lapisan kerak melalui rongga-rongga batuan dantanah yang mengandung radium dapat melarutkan
gas radon. Jika air tanah ini menuju ke permukaan,
maka radon yang terdapat pada air tersebut akan
menguap ke atmosfir. Konsentrasi radon dalam air
tanah sangat bergantung kepada karakteristik
batuan yang dilewati oleh air tanah tersebut. Hasil
penelitian tentang konsentrasi gas radon dalam air
oleh Hess dkk terhadap 2000-an contoh (samples)
diperoleh konsentrasi radon dengan selang antara
7,41 Bq/kg (0,2 – 50 pCi/g). Dari 10 jenis batuan
granit yang berbeda diperoleh konsentrasi rata-rata
air-radon dengan interval antara 55,6 – 1444,4Bq/kg (1,5 – 39 pCi/g) [11].
Konsentrasi radon di atmosfir yang berasal
dari air laut sangat kecil 3,33 x 10-2 Bq/kg (kira-
kira 0,0009 pCi/g) [12]. Hal ini disebabkan karena
kandungan uranium dan radium dalam air laut
sangat rendah sekali dibandingkan dengan yang
terdapat pada batuan atau tanah di daratan.
![Page 3: BAlara1998_01304_017](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020803/5571fd9a4979599169997a56/html5/thumbnails/3.jpg)
5/11/2018 BAlara1998_01304_017 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/balara199801304017 3/8
Mewaspadai gas radon – 19
Buletin ALARA Vol. 1 No. 3, April 1998
Kontribusi radon dari laut/lautan ke atmosfir
meskipun relatif kecil yaitu kira-kira 1% dari total
emisi radon di atmosfir masih perlu mendapatkan
perhatian.
Lepasan gas radon dari sumber-sumberradon ke atmosfir yang berasal dari tanah, air
sampai pembakaran batu bara ditampilkan pada
Tabel 1. Pada tabel ini terlihat lepasan gas radon
terbesar berasal dari tanah dan terendah berasal
dari pembakaran sisa tambang.
Tabel 1. Sumber-sumber radon yang terlepas ke
udara bebas/atmosfir [8]
Sumber radonMasukan ke atmosfir
(37 x 103
Bq/tahun)
Emanasi dari tanah 2000
Air tanah 500
Emanasi dari lautan 30
Residu fosfat 3
Uranium sisa tambang 2
Batu bara 0,02
Gas alam 0,01
Pembakaran sisa tambang 0,001
Sumber radon di dalam rumah
Kondisi dan bentuk bangunan
rumah/tempat tinggal atau kantor sangat
berpengaruh besar terhadap keberadaan dan
konsentrasi radon. Rumah-rumah yang dilengkapi
dengan AC (air conditioner ) dan ventilasi udara
sangat kurang, yang mulai banyak dijumpai pada
saat ini dapat dikatakan sebagai rumah dengan
sistem sirkulasi udara tertutup. Pertukaran udara
dalam ruangan tertutup dengan udara luar/
lingkungan relatif kurang sekali. Sirkulasi udarayang tertutup ini, ternyata memberikan konsentrasi
radon yang relatif tinggi dibandingkan rumah
model yang sama dengan sistem sirkulasi udara
terbuka.
Penggunaan bahan-bahan sisa hasil
pengolahan bahan tambang sebagai bahan
bangunan untuk perumahan maupun gedung dapat
memperbesar konsentrasi gas radon dalam
ruangan. Di Eropa beredar beberapa jenis bahan
bangunan yang dibuat dari sisa hasil pengolahan
bahan tambang berkonsentrasi radioaktif alamtinggi. Beberapa contoh diantaranya adalah
phospogypsum (sisa hasil pengolahan fosfat yang
mengandung radium), batu bata merah dari limbah
pabrik penghasil aluminium, blart furnace slag
(dari pabrik besi) dan sebagainya.
Konsentrasi gas radon dalam ruangan,
selain disebabkan oleh air tanah, batuan dan tanah
di sekitar lingkungan rumah, juga sangat
dipengaruhi oleh jenis bahan (material) dasar
bangunan rumah tersebut. Dari hasil studi
konsentrasi radium dalam bahan bangunan yangtelah dilakukan di negara-negara maju seperti
Inggris, USA, Jerman Barat dll, ternyata sangat
banyak material bangunan seperti brick (batu
bata), wallboard atau beton yang dapat
memancarkan gas radon ke udara bebas. Pada
Tabel 2. Material sebagai bahan bangunan di beberapa negara maju (dalam Bq/kg) [13].
Konsentrasi gas radon (Bq/kg)Material
Inggris Rusia Jerman Barat Spanyol USA
Gypsum 22,2 - 18,5 3,0 - Batuan, kerikil - 4,8-37,0 14,8 14,1-23,0 -
Batu bata/merah 7,4-51,9 18,5-55,6 63,0 34,1 7,4-129,6
Beton - 74,1 22,2 - 25,9-51,9
Semen - 25,9 18,5 75,6 -
Atap genting - - - 70,4 63,0-70,4
Granit 88,9 111,1 103,7 77,4 -
![Page 4: BAlara1998_01304_017](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020803/5571fd9a4979599169997a56/html5/thumbnails/4.jpg)
5/11/2018 BAlara1998_01304_017 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/balara199801304017 4/8
20 – Hasnel Sofyan
Buletin ALARA Vol. 1 No. 3, April 1998
Tabel 2 ditampilkan beberapa meterial bangunan
yang banyak ditemukan di pasaran di berbagai
negara, sedang pada Tabel 3 menunjukan hasil
penelitian kandungan radionuklida alam yang telah
dilakukan untuk beberapa bahan bangunan yang
terdapat di Indonesia. Disamping itu, konsentrasiradon dalam suatu ruangan tempat tinggal/
perkantoran dipengaruhi oleh ketebalan dinding
atau materialnya. Semakin tebal dinding ruangan,
maka laju lepasan gas radon ke atmosfir akan
semakin tinggi. Pada Tabel 4, ditampilkan laju
relatif lepasan radon ke udara terhadap konsentrasi
radon.
Tabel 3. Kandungan radionuklida alam yang
terdapat pada beberapa bahan bangunan di
Indonesia (dalam Bq/kg) [14]
Jenis bahan Ra-226 Th-232
Pasir TM 25,09 2,22
Pasir TG 7,04 11,10
Semen A 48,10 18,50
Semen B 81,40 18,50
Semen C 64,38 11,10
Semen D 40,70 22,57
Batu merah TG 36,64 40,70
Batu merah CK 36,64 34,04
Batu kapur BG 11,63 8,88Tanah teras TG 22,94 32,50
Tabel 4. Laju relatif lepasan radon dari beberapa
jenis bahan bangunan [13]
MaterialKetebalan
(cm)
Laju
relatif *)
Beton 10 0,005
Beton ringan 20 0,02
Beton berat 8 0,01
Phosphogypsum 1,3 0,001
Phosphogypsum 7,6 0,01
Tanah (soil) infinite 0,02
Uranium sisa 10 0,2
Uranium sisa infinite 1,6*)
Perbandingan laju lepasan 222Rn (pCi/m2 /det) terhadap
konsentrasi 226Ra (pCi/gr)
Konsentrasi radon dalam ruangan relatif
lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi
radon di lingkungan [2,10]. Dari hasil pemantauan
yang dilakukan oleh Hattori dkk setiap jam selama
24 jam untuk daerah Tokyo, konsentrasi radon di
lingkungan kira-kira seperlima dari konsentrasiradon dalam ruangan perkantoran (Gambar 1) [3].
Dalam hal ini areal untuk pemantauan konsentrasi
radon lingkungan sekitar 6500 m2 dan berjarak 400
m dari gedung perkantoran. Pada gambar ini juga
dapat dilihat perbandingan antara konsentrasi
radon di dalam 2 ruangan (A dan B) pada suatu
gedung perkantoran dengan lingkungan. Antara
ruangan A dan ruangan B terdapat perbedaan yang
cukup berarti, yaitu volume ruangan A dan B
secara berurutan adalah kira-kira 430 m3
dan 250
m3
dengan jumlah karyawan yang bekerja sehari-
hari dari jam 08.00 ∼ 20.00 sebanyak 14 oranguntuk ruangan A dan 7 orang untuk ruangan B.
Termasuk furniture, luas permukaan secara
keseluruhan untuk ruangan A dan B masing-
masing 530 m2 dan 350 m2. Disamping perbedaan-
perbedaan tersebut di atas pada ruangan A dan B
masing-masing dipasang 5 unit AC dengan 870 m3
jam-1
per unit AC dan 3 unit AC dengan 650 m3
jam-1
per unit AC.
0
5
10
15
20
25
30
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Waktu (jam)
K o n s e n t r a s i r a d o n ( B q / m 3 )
Gambar 1. Perbandingan konsentrasi radon dalam
gedung perkantoran dan lingkungan dengan arealkira-kira 6500 m
2pada jarak 400 m dari gedung (λ
= ruangan A ; Ο = ruangan B dan = lingkungan)
[3].
![Page 5: BAlara1998_01304_017](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020803/5571fd9a4979599169997a56/html5/thumbnails/5.jpg)
5/11/2018 BAlara1998_01304_017 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/balara199801304017 5/8
Mewaspadai gas radon – 21
Buletin ALARA Vol. 1 No. 3, April 1998
PEMANTAUAN RADON
Pemantauan gas radon di lingkungan,
rumah dan perkantoran di negara-negara maju
seperti USA, Australia, Jepang dan negara-negara
Eropa Barat, telah mendapat perhatian serius. PadaGambar 2, 3 dan 4 diperlihatkan fluktuasi
konsentrasi rata-rata radon dalam ruangan selama
setahun, sebulan dan sehari [4].
J F M A M J J A S O N D
B u l a n
K
o n s e n t r a s i r a d o n
Gambar 2. Perubahan konsentrasi radon setiap
bulan dalam waktu satu tahun [4].
Konsentrasi rata-rata radon dan anak
luruhnya di lingkungan, tempat tinggal dan
perkantoran sangat berfluktuasi bergantung pada
kondisi dan arah angin saat pemantauan dilakukan
[1]. Konsentrasi radon mengalami peningkatan dan
mencapai maksimum pada jam 7 pagi dan
mengalami penurunan sampai jam 15 sore, setelah
itu kembali terjadi peningkatan. Hasil pemantauan
konsentrasi radon yang dilakukan oleh Hattori
dkk. pada tiga lokasi dengan kondisi yang tidak
sama ditunjukkan pada Gambar 1 [3].
Metode pemantauan radon dan anak luruhnya
Pemantauan konsentrasi radon seperti
yang digambarkan di atas dapat dilakukan dengan
metode langsung (instantaneous methods), metode
kontinyu (continuous counting methods) dan
metode tidak langsung (integrating methods) [15].Pada metode langsung dan kontinyu diperlukan
waktu pengukuran yang relatif singkat, sehingga
hasilnyapun dapat segera diketahui. Sedangkan
pada metode tidak langsung, hasil pengukuran
yang diperoleh merupakan konsentrasi radon
secara kumulatif untuk waktu selama masa
pengukuran.
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
K o n s e n t r a s i r a d o n
H a r i
Gambar 3. Perubahan konsentrasi radon rata-rata
dari hari ke hari selama 24 hari [4].
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
K
o n s e n t r a s i r a d o n
J a m
Gambar 4. Perubahan konsentrasi radon rata-rata
di tempat tinggal [4].
a. Metode langsung
Pengambilan contoh udara (air sampling)
dari atmosfir dilakukan dengan teknik grabsample, yang dimasukan ke dalam kontainer dan
dibawa ke laboratorium untuk di analisis. Bentuk-
bentuk kontainer yang biasa digunakan dapat
berupa plastik, metal cans dan gelas dengan
ukuran volume antara 5 liter dan 20 liter. Untuk
pengukuran konsentrasi radon yang relatif rendah,
dilakukan pengambilan contoh udara dalam
![Page 6: BAlara1998_01304_017](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020803/5571fd9a4979599169997a56/html5/thumbnails/6.jpg)
5/11/2018 BAlara1998_01304_017 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/balara199801304017 6/8
22 – Hasnel Sofyan
Buletin ALARA Vol. 1 No. 3, April 1998
jumlah yang besar untuk kemudian menjadikan
konsentrasi contoh menjadi volume yang kecil
sehingga memudahkan dalam pengukuran.
Biasanya untuk konsentrasi radon yang rendah ini
menggunakan alat sedot udara (air dust sampler )
yang dilengkapi kertas filter tertentu (misal HE-40T) [16]. Partikel-partikel radon dan turunannya
yang menempel pada kertas filter tersebut diukur
konsentrasinya secara langsung dari peluruhan
partikel alfa dan beta dengan menggunakan
detektor scintilasi.
Selang waktu pengambilan contoh dan
waktu yang digunakan untuk pengukuran relatif
singkat (dalam orde menit, jam). Hal ini
disebabkan karena waktu paruh anak luruh radon
yang terpanjang hanya 26,8 menit. Jika
pengukuran dilakukan setelah beberapa jampencuplikan dilakukan, maka anak luruh radon
dari contoh yang sebenarnya telah meluruh.
Dengan menggunakan metode langsung ini,
fluktuasi konsentrasi radon setiap selang waktu
pengukuran tersebut dapat diketahui (Gambar 3
dan 4). Peralatan-peralatan yang digunakan dalam
metoda langsung ini adalah,
• Alpha particle scintillation counting, dengan
ZnS atau liquid scintillators
• Internal ionization chamber counter
• Two filter methods
• Alpha particle spectroscopy
• Combined alpha particle and beta particle
spectroscopy
b. Metode kontinyu
Pemantauan konsentrasi radon dalam
metode kontinyu ini, dilakukan secara terus-
menerus menggunakan alat Scintillation chamber
yang ditutup dengan filter udara. Dengan kondisi
filter udara yang ditutupkan dan scintilasi dari
partikel alfa yang dipancarkan oleh radon dan
turunannya diukur secara terus menerus.
Pengukuran ini biasanya dilakukan dengan interval
perbedaan integrasi yang dipakai untuk analisis
data adalah sekitar 180 menit dan hasilnya dapat
dilihat dengan photomultiplier . Untuk aliran udara
konstan, bacaan pada skala alat sebanding dengan
konsentrasi radon. Metode ini biasanya digunakan
pada konsentrasi radon yang relatif tinggi,
misalkan dalam tambang bawah tanah atau air
tanah.
c. Metode tidak langsungBerbeda dengan dua metode sebelumnya,
pada metode ini digunakan detektor yang sangat
sensitif terhadap partikel alfa sehingga relatif
mudah berinteraksi. Detektor yang dapat dipakai
dalam metode ini adalah etched track detectors
(biasanya menggunakan detektor CR-39), TLD
(thermoluminescence detector ) dan detektor
adsorpsi arang (charcoal adsorption detectors).
Detektor-detektor ini sangat berbeda dalam
penggunaannya dan pada dasarnya partikel alfa
yang dipancarkan oleh radon dan turunannya
menyebabkan terjadinya suatu perubahan/ kerusakan pada detektor yang digunakan. Dalam
pemantauan konsentrasi radon dengan metode ini
diperlukan waktu beberapa minggu atau bulan dan
hasil yang diperoleh merupakan hasil yang
mewakili konsentrasi rata-rata radon untuk selama
masa pengukuran. makin rendah konsentrasi radon
pada daerah yang akan diukur konsentrasinya
diperlukan waktu yang relatif lebih lama.
Interaksi antara partikel alfa dengan
detektor CR-39 dapat menimbulkan jejak-jejak
nuklir laten. Setelah melalui proses etsa kimia, jejak tersebut dapat dilihat dan dihitung jumlahnya
dengan bantuan mikroskop. Jumlah jejak yang
terjadi pada detektor persatuan luas akan
sebanding dengan konsentrasi radon untuk masa
selama pengukuran [15]. Detektor ini hanya
dipakai untuk satu kali masa pengukuran.
Pada TLD, interaksi antara partikel alfa,
beta dan sinar gamma (radiasi ionisasi) yang
berasal dari peluruhan radon dan turunannya dapat
menyebabkan terjadi perubahan/perpindahan
posisi atom atau molekul bahan. Keadaan dapatdikembalikan seperti semula jika TLD menerima
panas dengan suhu tertentu. Dalam proses tersebut
akan menimbulkan cahaya yang berpendar
(luminisensi) yang intensitasnya sebanding dengan
konsentrasi radon. Dalam hal ini, untuk koreksi
paparan radiasi latar belakang dari sinar gamma
digunakan TLD lain yang hanya sensitif terhadap
![Page 7: BAlara1998_01304_017](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020803/5571fd9a4979599169997a56/html5/thumbnails/7.jpg)
5/11/2018 BAlara1998_01304_017 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/balara199801304017 7/8
Mewaspadai gas radon – 23
Buletin ALARA Vol. 1 No. 3, April 1998
gamma. TLD berukuran relatif kecil, tidak mahal
dan dapat dipakai berulang sampai kira-kira 100
kali siklus pengukuran.
Berbeda dengan detektor CR-39 dan TLD,
pada detektor adsorpsi arang ini terjadi penyerapanradon dan dalam penggunaan untuk pengukuran
konsentrasi radon tidak lebih dari kira-kira 1
minggu.
USAHA MENGURANGI KONSENTRASI
RADON
Konsentrasi radon dalam ruangan baik
ruangan di perkantoran maupun tempat tinggal,
sangat dipengaruhi oleh kondisi dan posisi ruangan
tersebut. Dinding dan lantai ruangan yang terbuatdari bahan beton juga memberikan kontribusi yang
sangat berarti terhadap konsentrasi radon.
Ruangan tertutup dengan sirkulasi udara
relatif terbatas, konsentrasi radonnya akan lebih
tinggi dibandingkan dengan ruangan terbuka.
Ruangan tertutup yang tidak atau kurangnya
sirkulasi ke udara luar, lebih sering dijumpai pada
ruangan-ruangan yang memiliki AC. Konsentrasi
radon akan semakin meningkat jika pada dinding-
dinding ruangan tersebut terdapat retakan ataupun
plester yang kurang baik. Usaha-usaha yang dapatdilakukan untuk mengurangi konsentrasi radon
tanpa merubah kondisi bangunan yang ada, adalah
dengan memperbaiki sirkulasi udara atau sistem
ventilasi, sehingga terjadi pertukaran udara dalam
ruangan dengan udara lingkungan. Selain dari itu,
kondisi plesteran dinding dalam ruangan juga
perlu diperhatikan, misalnya menutup bagian-
bagian yang retak dengan pengecatan yang baik
dan merata. Mengganti lantai dengan bahan
keramik/porselen jika lantai terbuat dari tegel.
Di negara-negara maju, disamping telahdilakukan pengukuran dengan berbagai metode
dan kondisi dimana gas radon itu berada, juga
telah mulai dikembangkan metode untuk
mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh
gas radon. Sebagai contoh, pada daerah Wyoming
dan Tennese di Amerika memiliki jenis batuan
yang umurnya sangat tua dan memancarkan gas
radon dalam jumlah besar. Untuk mengatasi
permasalahan gas radon di daerah tersebut,
diperkenalkan prototip rumah yang mampu
mengusir atau mengurangi konsentrasi gas radon
dalam ruangan. Di negara bagian di Australia,
pemerintah melalui Common Wealth Department
of Health, Housing and Community Services telahmembuka pusat-pusat informasi mengenai gas
radon [1]. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat
dapat memperoleh informasi yang tepat mengenai
resiko yang sebenarnya dari gas radon tersebut.
PENUTUP
Radon dan anak luruhnya yang merupakan
salah satu gas mulia yang sangat berbahaya bagi
kesehatan, dapat dipantau konsentrasinya dengan
metode langsung, kontinyu dan metode tidak langsung. Upaya untuk mengurangi konsentrasi
radon di dalam ruangan perkantoran atau tempat
tinggal dapat dilakukan dengan memperbaiki
sirkulasi udara sehingga terjadi pertukaran antara
udara dalam ruangan dengan udara luar.
DAFTAR PUSTAKA
1. ANONIM, Radon in homes, Information
Bulletin No. 13, Australian Radiation
Laboratory, 1990.2. BODANSKY, D., Overview of the indoor
radon problem, In Indoor radon and itshazards, edited by D. Bodansky, M.A. robkin,
D.R. Stadler, University of Washington Press,
1987, pp. 3 – 16.
3. HATTORI, T., ICHIJI, T., ISHIDA, K.,
Behavior of radon and its progeny in Japanese
office, Radiat. Prot. Dosim. Vol. 62 (3), pp.
151-155, 1995.
4. NRPB Information, Radon, National
Radiological Protection Board.
5. BUNAWAS, EMLINARTI, MINARNI
AFFANDI, Penentuan laju paparan radon daribahan bangunan menggunakan metode pasif
dengan detektor jejak nuklir, Prosiding PIKRL
PSPKR – BATAN, Agustus 1996.
![Page 8: BAlara1998_01304_017](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020803/5571fd9a4979599169997a56/html5/thumbnails/8.jpg)
5/11/2018 BAlara1998_01304_017 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/balara199801304017 8/8
24 – Hasnel Sofyan
Buletin ALARA Vol. 1 No. 3, April 1998
6. ICRP Publication 65, Protection Against
Radon-222 at home and at work, 1993.
7. Radiation Safety, 96-00725 IAEA/PI/A47E,
April 1996.
8.
UNSCEAR Report 1986.9. NCRP, Evaluation of occupational and
environmental exposures to radon and radon
daughter in the United States, NCRP Report
No. 78, Bethesda, 1984.
10. NCRP Report No. 50, EnvironmentalRadiation Measurement, Bethesda, 1976.
11. HESS C.T., WEIFFENBACH C.V.,
NORTON S.A., BRUTSAERT W.F. AND
HESS A.L., Radon–222 in portable water
supplies in Marine : The geology, hydrology,
physics and health effect, In : NaturalRadiation Environment, edited by K.G. Vohra
et al., pp.216–220, New Delhi, 1982.
12. JOSEPH, A.B et. al., Sources of radioactivity
and their characterization, in Radioactivity in
the Marine Environment, National Academy
of Sciences, Washington DC, pp. 6-41, 1971.
13. COLLE, R., RUBIN, R.J., KNAB L.I., and
HUTCHINSON, J.M.R., Radon transport
trough and exhalation from building materials
: A review and assessment, NBS Tech. Note1139, 1981.
14. AFFANDI, Pengukuran radionuklida alam
pada bahan bangunan plaster board fosfo-
gipsum dengan menggunakan spektrometer
gamma, Skripsi S-1, Jurusan Fisika FMIPA
UI, 1996.
15. NEVISSI, A.E., Methods for detection of
radon and radon daughters, In : Indoor radon
and its hazards, edited by D. Bodansky, M.A.
Robkin, D.R. Stadler, University of
Washington Press, 1987, pp. 30 – 41.
16. GENKA, T, Radioactivity in dust, BATAN-
JAERI TC on Radiation Protection, 1997.
KONTAK PEMERHATI
Sesuai dengan tujuan diterbitkannya Buletin ALARA ini,
yaitu sebagai salah satu sarana informasi, komunikasi dan diskusi di antara para
peneliti dan pemerhati masalah keselamatan radiasi dan lingkungan
di Indonesia, maka mulai edisi berikut akan dimuat “Paket Kontak Pemerhati”.
Para pembaca dapat menanyakan tentang permasalahan yang telah dikemukan pada
buletin ini atau memberikan saran/komentar serta tanggapan/kritikan yang sifatnya
membangun.Surat dapat dikirimkan ke Tim Redaksi Buletin ALARA melalui atau Fax.
(021) 7657950.
Jawaban serta Surat/tanggapan akan dimuat pada edisi berikutnya.
Tim Redaksi