case kejang demam
DESCRIPTION
Kejang demam pada anakTRANSCRIPT
LIEM, CLAUDIA IMMANUEL S.1015003
PEMBIMBING:DR. SRI INDAYATI SUWARJO SP.A (K)
Case ReportKEJANG DEMAM
Identitas
Nama penderita : An RJenis kelamin : Laki-lakiUmur : 11 bulanKiriman dari : IGDDiagnosa masuk : kejang demamTanggal dirawat : 16 Februari 2015Tanggal diperiksa : 16 Februari 2015
Heteroanamnesis diberikan oleh ibu pasien pada tanggal 16 Februari 2015
Keluhan utama : Kejang
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien datang ke RSI diantar oleh orang tuanya dengan keluhan utama kejang sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit, frekuensinya 2x dalam satu hari, hilang timbul dengan durasi 10-15 menit, interval antar kejang sekitar 4 jam. Kejang pertama muncul + 8 jam setelah munculnya demam. Saat pasien kejang, semua badan menjadi kaku, posisi seperti orang kedinginan, tidak keluar busa dari mulut, mata melihat keatas.
Demam muncul 1 hari sebelum masuk rumah sakit, naik turun, suhu tidak diukur dengan termometer. Demam tidak disertai mengigau, tidak menggigil dan tidak berkeringat.
Pasien menderita batuk dan pilek sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk berdahak bercampur dengan muntah isi susu, tidak ada sesak nafas, tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak ada gangguan buang air besar, buang air kecil dalam batas normal. Tidak ada bintik-bintik merah pada kulit. Gusi tidak berdarah, tidak ada mimisan.
Riwayat Penyakit DahuluPasien pernah dirawat 3 bulan yang lalu karena keluhan serupa yaitu demam yang diikuti oleh kejang, tidak pernah mendapat trauma pada kepala.
Riwayat Penyakit KeluargaAyah pasien pernah mengalami hal serupa saat masih anak-anak.
Usaha berobatPasien sudah berobat ke bidan dan diberi obat tapi tidak ada perubahan.
Riwayat alergiTidak ada alergi makanan dan obat.
Riwayat kehamilan dan persalinan
Pasien merupakan anak ke-1 dari 1 anak, lahir hidup : - , lahir mati : - , abortus : -.
Lahir aterm, persalinan spontan, ditolong oleh bidan.
Berat badan lahir : 2900 gram. Panjang badan lahir : 50 cm.
Riwayat Tumbuh kembang anak
Tersenyum : 3 bulanBerbalik : 4 bulanDuduk : 8 bulanBerdiri : 9 bulanBerjalan : 11 bulanBerbicara : 9 bulanMembaca : 48 bulanMenulis : 48 bulan
SUSUNAN KELUARGA
No Nama Umur L/P Hubungan keluarga,
sehat, sakit, meninggal
1. Tn Y 28 tahun L Ayah (sehat)
2. Ny A 25 tahun P Ibu (sehat)
3. An R 11 bulan L Anak (pasien)
IMUNISASI
Dasar Ulangan Anjuran
1. BCG √ - 6. HiB -
2. DPT √ √ √ - - - 7. MMR -
3. Polio √ √ √ - - - 8. Hep A -
4. Hep.B √ √ √ - - - 9. Cacar air -
5. Campak - -
Makanan
ASISusu formulaMakanan lunak
Penyakit Dahulu
Diare :- Hepatitis : -
Difteri : - Asma / alergi : -
Campak : - Pneumonia : -
Batuk
pilek
: - TBC : -
Tetanus : - Batuk rejan : -
Ginjal : - Kejang : +
Tifes perut : - Cacar Air : -
lainnya :-
Riwayat Penyakit Keluarga
Asma : -Penyakit darah : - TBC : - Penyakit keganasan : - Ginjal : - Kencing manis : - Lainnya : Kejang demam
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis Keadaan sakit : Sakit sedang Posisi serta aktivitas : Pergerakan aktif, tidak
ada letak paksa Penampilan umum : Fisik : lemas
Tanda-Tanda Vital
Nadi : 120 x/menit, regular, equal, isi cukup.
Suhu tubuh aksiler : 38,2ºC (aksiler) Pernafasan : 48 x/menit,
abdominothoracal Tekanan darah : - mmHg
Pengukuran
Umur : 11 bulanBerat badan : 7,8 kg Panjang badan : 70 cm BB/U : garis -1PB/U : garis -2BB/PB : garis -1Status gizi : kurang baik
Pemeriksaan Sistemik
Kulit : Pucat (-), sianosis (-), oedem (-), ikterik (-).
Rambut : hitam, distribusi merata
KGB : tidak teraba membesar
Kepala : bentuk dan ukuran simetris.
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik-/-
Hidung : PCH -/-, sekret hidung +/+Telinga : sekret -/-Tenggorokan : faring hiperemis Mulut : mukosa mulut basah, bibir
basahLeher : tidak terdapat kelainan
Dinding thorax dan paruInspeksi : B/P simetris kiri = kanan,
retraksi(-)Palpasi : pergerakan simetris kanan
= kiri, ICS tidak melebarPerkusi : sonor, kiri = kananAuskultasi : VBS +/+, Ronki -/-, Wh -/-
JantungInspeksi : iktus kordis tidak terlihatPalpasi : iktus kordis teraba di ICS
IV, 1 cm medial linea midclavicularis kiri, kuat angkat -
Perkusi : batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi: bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)
ABDOMENInspeksi : cembung Auskultasi: Bising usus (+) normal Palpasi : soepel, nyeri tekan (-). Hepar dan lien
tidak teraba membesar. Perkusi : timpaniGenital : laki-laki, tidak ada kelainan Anus dan rektum: anus tidak ada kelainan, rektum
tidak diperiksa.Anggota gerak : Lengkap, tidak ada kelainan, akral
hangat, tonus otot baik, capillary refill time < 2 detik
Neurologis : Rangsang meningen
kaku kuduk (-) brudzinski I,II (-) Laseq (-) kerniq (-)
Reflek fisiologis KPR +/+, Biceps +/+, triceps +/+ , Reflek patologis Refleks babinsky -/-, Refleks grasping
-/- Sensorik tidak ada kelainan Parese, paralisis, atrofi tidak ada kelainan Nn. Cranialis
Pupil isokor 2mm/2mm, reflex kornea +/+, N. cranial tidak ada kelainan
Nn. Cranialis N.I : normosmi N.II : tidak ada kelainan N.III, N.IV, N.VI : posisi mata normal, pupil 3mm, isokor,
reflex cahaya +/+, gerak bola mata tidak ada kelainan N.V : reflex kornea +/+, sensoris wajah tidak ada
kelainan N.VII : Plica nasolabialis kanan dan kiri simetris N.VIII : tidak ada kelainan N.IX : tidak ada kelainan N.XI : tidak ada kelainan N.XII : tidak ada kelainan
Pemeriksaan darah (16 Februari 2015)
Hb : 10,8 g/dl Ht : 32,16 % Leukosit : 16,38 / mm3 Trombosit : 211.000 / mm3 Eritrosit : 4,3 juta / mm3 Nilai MC
MCV : 75 fl MCH : 25 pg/al MCHC : 34 g/dl
Hitung Jenis Leukosit Basofil : 0,2 Eusinofil : 0,2 Netrofil batang : 0,0 Netrofil segmen : 51,3 Limfosit : 36,9 Monosit : 11,4
RESUME
ANAMNESIS
Seorang anak laki-laki berusia 11 bulan, dengan BB: 7,8 kg, PB : 70 cm, status gizi kurang baik.
Pasien datang ke RSI dengan keluhan utama kejang sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang terjadi selama 10-15 menit, hilang timbul, frekuensi 2x, interval 4 jam, muncul + 8 jam setelah munculnya demam, seluruh badan menjadi kaku, posisi seperti orang kedinginan, mata melihat keatas. Demam muncul + 1 hari sebelum masuk rumah sakit, naik turun, suhu tidak diukur dengan termometer. Demam tidak disertai mengigau, tidak menggigil dan tidak berkeringat. Pasien menderita batuk dan pilek sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Dahak (+), sesak nafas (-), cairan dari telinga (-). Buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal.
BAB: tidak ada kelainanBAK: tidak ada kelainanRiwayat Penyakit Dahulu: Pasien pernah
dirawat 3 bulan yang lalu karena keluhan serupa yaitu demam yang diikuti oleh kejang
Riwayat Penyakit Keluarga: Ayah pasien pernah mengalami hal seperti ini saat masih anak-anak.
Usaha berobat : Pasien sudah berobat ke bidan dan diberi obat tapi tidak ada perubahan.
Riwayat alergi : -
Keadaan UmumKesadaran : Compos mentis Keadaan sakit : Sakit sedang Posisi serta aktivitas : Pergerakan aktif, tidak
ada letak paksa Penampilan umum : Fisik : lemas
Tanda-tanda vitalNadi : 120 x/menit, regular,
equal, isi cukup. Suhu tubuh aksiler : 38,2 ºC (aksiler) Pernafasan : 48 x/menit,
abdominothoracal Tekanan darah : - mmHg
PengukuranUmur : 11 bulan Berat badan : 7,8 kg Panjang badan : 70 cm BMI : 16BB/U : garis -1 PB/U : garis -2 BMI : garis -1 Status gizi : kurang baik
Pemeriksaan SistemikKulit : DBNRambut : DBN KGB : DBN Kepala : DBN
Mata: DBNHidung : sekret hidung +/+Telinga : DBNMulut : DBNTenggorokan : faring hiperemisLeher : DBN
Thorax : B/P simetris, retraksi - Pulmo : VBS +/+, Ronki -/-, Wh -/- Jantung : dalam batas normal, bunyi
jantung murni, regulerAbdomen : cembung, soepel, nyeri tekan (-),
bising usus (+)Anus: tidak ada kelainanEkstremitas : lengkap, tidak ada kelainan,
akral hangat, tonus otot baik, capillary refill time < 2 detik
Genital : laki-laki tidak ada kelainan Anus dan rektum : anus tidak ada kelainan,
rektum tidak diperiksa.Anggota gerak/ekstremitas: Lengkap, tidak
ada kelainan, akral hangat, tonus otot baik, capillary refill time < 2 detik
Neurologis :Neurologis :
Rangsang meningen kaku kuduk (-) brudzinski I,II (-) Laseq (-) kerniq (-)
Reflek fisiologis KPR +/+, Biceps +/+, triceps +/+ , Reflek patologis Refleks babinsky -/-, Refleks grasping
-/- Sensorik tidak ada kelainan Tidak ada atrofi otot, tonus otot normal kekuatan otot
normal tidak ada paresis
Nn. Cranialis N.I : normosmi N.II :tidak ada kelainan N.III, N.IV, N.VI : posisi mata normal, pupil 3mm,
isokorm reflex cahaya +/+, gerak bola mata tidak ada kelainan
N.V : reflex kornea +/+, sendoriswajah tidak ada kelainan
N.VII : Plica nasolabialis kanan dan kiri simetris N.VIII : tidak ada kelainan N.IX : tidak ada kelainan N.XI : tidak ada kelainan N.XII : tidak ada kelainan
Pemeriksaan darah (16 Februari 2015)
Hb : 10,8 g/dl Ht : 32,16 % Leukosit : 16,38 / mm3 Trombosit : 211.000 / mm3 Eritrosit : 4,3 juta / mm3 Nilai MC
MCV : 75 fl MCH : 25 pg/al MCHC : 34 g/dl
Hitung Jenis Leukosit Basofil : 0,2 Eusinofil : 0,2 Netrofil batang : 0,0 Netrofil segmen : 51,3 Limfosit : 36,9 Monosit : 11,4
DIAGNOSIS
Diagnosis utama : Kejang demam.Diagnosis tambahan : ISPA.Status gizi : kurang baik.Diagnosis kerja : Kejang demam
e.c. ISPA
USULAN PEMERIKSAAN
Foto thorax APHitung cairan dan elektrolitGlukosa darahLumbal punksi
PENATALAKSANAAN
Non - Medikamentosa : Tirah baring. Observasi tanda vital. Edukasi orang tua
Medikamentosa : Diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan
dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.
Parasetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam : ad bonamQuo ad sanationam : ad bonam
PENCEGAHAN
Kompres dengan lap basah (suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan anak). Gunakan air hangat.
Berikan obat penurun panas saat anak demam.
DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal diatas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
EPIDEMIOLOGI
Kejang demam terjadi pada 2-4% pada anak berusia 6 bulan – 5 tahun
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam
Bila anak berusia kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi ssp atau epilepsy yang kebetulan terjadi bersamaan dengan demam
Klasifikasi
Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam.
Klasifikasi
Kejang demam kompleks dengan salah satu ciri:
Kejang lama >15 menitKejang fokal atau parsial satu sisi, atau
kejang umum didahului kejang parsialBerulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan
secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah (level IIdan level III, rekomendasi D.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pungsi lumbalPemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk
menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Risiko terjadinya meningitis bakterialis 0,6-6,7%.
Pada bayi kecil seringkali sulit untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas. Oleh Karena itu pungsi lumbal dianjurkan pada: Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan untuk dilakukan Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan Bayi > 18 bulan tidak rutin
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. ElekstroensefalografiPemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tidak
dapat memprediksi berulangnya kejang atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsy pada pasien kejang demam. Oleh karena itu tidak direkomendasikan(level II-2, rekomendasi E).
Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas. Misalnya kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari 6 tahun atau kejang demam fokal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. PencitraanFoto x-ray kepala dan pencitraan seperti
computed tomography scan atau magnetic resonance imaging (MRI) jarag sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas indikasi seperti : Kelainan neurologic fokal yang menetap Paresis nervus VI Papiledema
Edukasi
Memberitahukan cara penanganan kejagInformasi mengenai kejang yang mungkin
kejang kembaliPemberian obat untuk mencegah rekurensi
memang efektif tetapi harus diingat efek samping obat
PENATALAKSANAAN SAAT KEJANG
Diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kg BB atau 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk yang lebih. Dapat diulang dengan cara dan dosis yag sama dengan interval 5 menit
Diazepam intravenadosis 0.3-0,5 mg/kg Fenitoin intravena dosis awal 10-20 mg/kg/kali
dengan kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya menjadi 4-8 mg.kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal
Dirawat di ICU bila dengan tindakan diatas kejang belum berhenti
Penatalaksanaan saat demam
Antipiretik Parasetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari
dan tidak lebih dari 5 kali Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali 3-4 kali/hari
Antikonvulsan Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada
saat demam menurunkan resiko berulangnya kejangpada 30%-60% kasus
Diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu >38,50C
Obat Rumat
Indikasi penggunaan obat rumat: Kejang lama> 15 menit Adanya kelainan neurologis nyata sebelum
atau sesudah kejang misalnya hemiparesis, paresis Toddcerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus
Kejang fokal Dipertimbangkam bila;
Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan Kejang demam > 4kali pertahun
Jenis antikonvulsan untuk pengobatan obat rumat Asam valproat, dosis 15-40 mg/kg BB/ hari
dalam 2-3dosis Fenobarbital, dosis 3-4 mg.kg BB per hari
dalam 2 dosisLama pengobatan obat rumat : diberikan
selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan bertahap selama 1-2 bulan
Prognosis
Kecacatan (-) Perkembangan mental dan neurologis
umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal
Penelitian lain secara retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal.
Kematian karena kejang demam (-)
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah Riwayat kejang demam dalam keluarga Usia kurang dari 12 bulan Temperatur yang rendah saat kejang Cepatnya kejang setelah demam
Bila seluruh faktor diatas ada, kemungkinan berulangnya kejang demam = 80%
Bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan berulangnya kejang demam = 10-15%.
Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama.
THANK YOU