dewan perwakilan daerah republik indonesia ... fileallahumma ya allah, yang maha pengasih tak pilih...
TRANSCRIPT
NOMOR: RISALAHDPD/SP-6/I/2017
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
SIDANG PARIPURNA KE-6
MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016-2017
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
I. KETERANGAN
1. Hari : Senin
2. Tanggal : 23 Januari 2017
3. Waktu : 14.51 WIB – 17.38 WIB
4. Tempat : R. Rapat Nusantara V
5. Pimpinan Sidang : 1. Muhammad Saleh (Ketua DPD RI)
2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI)
3. Prof. Dr. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI)
6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal
DPD RI)
2. Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Plt. Wakil Sekretaris
Jenderal DPD RI)
7. Panitera : Ir. Sefti Ramsiaty, M.M. (Kepala Biro Persidangan I)
8. Acara : 1. Pembukaan Masa Sidang III Tahun Sidang 2016-2017;
2. Pidato pembukaan pada awal Masa Sidang III DPD RI
Tahun Sidang 2016-2017;
3. Laporan kegiatan Anggota DPD RI di daerah pemilihan
9. Hadir : Orang
10. Tidak hadir : Orang
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 1
II. JALANNYA SIDANG:
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Sidang dewan yang saya hormati, berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan
oleh Sekretaris Jenderal sampai saat ini telah hadir 69 orang Anggota DPD dan telah
menandatangani daftar hadir. Oleh karena itu kita sudah memenuhi kuorum. Dengan
mengucapkan bismillahirrahmannirahim Sidang Paripurna ke-4 (ke-6, red) Dewan
Perwakilan Daerah ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.
KETOK 1X
Sidang dewan yang mulia, sebelum memasuki agenda sidang paripurna kali ini,
sesuai dengan Pasal 29 Ayat 5 Tata Tertib DPD RI terlebih dahulu kita akan menyaksikan
pengambilan sumpah Anggota DPD RI Pengganti Antar Waktu yaitu atas nama Saudara AD
Khaly menggantikan Saudara Hana Hasanah Fadel Muhammad dari Provinsi Gorontalo dan
Saudara Yosephus Rumakiek, S.Si pengganti Saudara Abdulah Manarai dari Provinsi Papua
Barat.
Sidang dewan yang saya muliakan, kami menyampaikan selamat datang dan selamat
bergabung di DPD RI. Kami berharap dengan kehadiran saudara berdua akan memperkuat
perjuangan DPD dalam membangun daerah. Selain itu, sehubungan dengan pelantikan ini
maka keanggotaan di alat kelengkapan dapat segera menyesuaikan sehingga tidak
menghambat kerja alat kelengkapan yang sebelumnya diisi Anggota PAW. Kami ucapkan
terima kasih dan selamat datang kepada perwakilan dari Fraksi PKS, perwakilan dari Fraksi
Gerindra, Setjen MPR, Fraksi Demokrat yaitu Bapak Michael Watimena dan Bapak William
Mandik, dari Fraksi PKS Bapak Hermanto dan dari Fraksi Gerindra Bapak El Wino,
Wasesjen Ibu Selvi.
Sidang dewan yang mulia, sehubungan dengan pergantian antar waktu ini kami minta
persetujuan untuk alat kelengkapan ya nanti ini pasti akan terjadi perubahan. Oleh karena itu
kami minta persetujuan dari sidang paripurna ini. Apakah bisa disetuju nanti? Setuju?
KETOK 1X
SIDANG DIBUKA PUKUL 14.51 WIB
PROSESI PENGAMBILAN SUMPAH ANGGOTA DPD RI PAW
DARI PROVINSI GORONTALO DAN PROVINSI PAPUA BARAT
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 2
Sidang dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara sidang paripurna hari ini
mempunyai 3 agenda pokok yaitu yang pertama, pembukaan Masa Sidang III Tahun Sidang
2016-2017. Yang kedua, pidato pembukaan pada awal Masa Sidang III DPD RI Tahun
Sidang 2016-2017, dan yang ketiga, laporan kegiatan Anggota DPD RI di daerah pemilihan.
Mengawali sidang paripurna ini kami mengajak kita semua untuk berdoa bagi kelancaran
pelaksanaan tugas-tugas seluruh Anggota DPD RI ke depan, khususnya dalam rangka
mengawal dan memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah. Untuk itu kami mau mohon
kesediaan Bapak KH. Mohammad Syibli Sahabuddin, Senator dari Provinsi Sulawesi Barat
untuk memimpin doa.
PEMBICARA: KH. M. SYIBLI SAHABUDDIN, S.Ag., M.Ag. (SULBAR)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Shalom.
Om swastiastu.
Para hadirin, mari sama-sama kita berdoa memohon perlindungan Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Kuasa. Saya akan bacakan doa ini dalam Agama Islam dan agama lain
menyesuaikan.
[BERDOA DALAM BAHASA ARAB]
Allahumma ya Allah, Yang Maha Pengasih tak pilih kasih, hari ini kami lagi-lagi
datang kepada-Mu memohon dan kembali meminta hanya kepada-Mu. Ya Allah, kami sadar
bahwa begitu banyak perintah-Mu yang sering kami lalaikan, juga masih amat banyak
larangan-Mu yang kami kerjakan. Sungguh jauh di relung hati kami yang paling dalam kami
harkatkan pengharapan kami bahwa segala dosa yang kami berbuat mohon jadikan salah-
salah dan dosa-dosa kami itu sebagai salah dan dosanya yang orang orang Engkau cintai,
dan sekiranya kami pernah berbuat kebajikan, kamipun memohon kepada-Mu Ya Allah agar
kebajikan-kebajikan itu tidak digolongkan sebagai kebajikannya orang-orang yang Engkau
benci dan murkai.
Allahumma ya Allah, Yang Maha Berkuasa lagi Maha Berkehendak, Engkau
takdirkan kami menjadi bangsa yang majemuk, Engkau hiasi negeri kami dengan
keberagaman suku, agama, ras dan golongan, padahal Engkau pula yang mengajarkan kami
bahwa siapapun yang membenci keberagaman maka itu sama dengan menggugat-Mu yang
menghendaki perbedaan. Engkau hamparkan ribuan pulau di atas permadani sumber daya
alam yang tiada tara, Engkau lukiskan pesona bahari dan pegunungan di atas kanvas
keindahan-Mu yang tiada duanya sehingga banyak orang di luar sana menyebut negeri kami
sebagai potongan taman dari taman surga-Mu Ya Allah. Maka mohon perkenankan hidayah-
Mu kepada kami agar kami senantiasa bersyukur dan amanah sembari mengukuhkan
pemahaman kami bahwa keberagaman ini bukanlah kelemahan, bahwa kemajemukan
bukanlah ancaman untuk merusak sendi-sendi persaudaraan dan persatuan kami sebagai
Indonesia, melainkan kekuatan yang amat dahsyat yang tak ada samanya di belahan dunia
manapun. Engkaulah yang menghendaki kebhinekaan yang tunggal ika ini, Engkau pula
yang menjadikan ketunggal-ikaan yang bhineka ini ya Allah, sehingga kami senantiasa
berserah kepada-Mu bahwa Engkau juga yang akan menjaga dan melindungi ke-Indonesiaan
kami.
Allahumma ya Allah, mohon hiasi hati kami dengan cahaya-Mu, berilah petunjuk
kepada kami dan pemimpin-pemimpin kami. Jadikan dan pikiran pandangan kami sebagai
pikiran dan pandangan yang penuh rasa kesaudaraan dan persatuan sebagai Indonesia.
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 3
Allahumma ya Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemberi, Engkau ciptakan
nenek moyang kami sebagai Indonesia, Engkau hidangkan kami buah-buahan dari negeri
Indonesia menjadi daging kami. Engkau alirkan sejuknya bumi air Indonesia dari darah kami.
Engkau juga sembilirkan angin dari alam dari Indonesia menjadi napas kami serta kamipun
sujud beribadah kepada-Mu di hamparan sajadah tanah pertiwi Indonesia. Engkau juga
semilirkan angin dari alam Indonesia menjadi napas kami, dan kelak saat Engkau memanggil
kami kembali kamipun akan dikuburkan dalam pelukan bumi Indonesia.
Allahumma ya Allah, mohon kokohkan hati kami sebagai hati yang setanah air satu
dan hati sebangsa yang satu, Indonesia. Mohon berkahi kami di jalan yang Engkau ridhoi
demi kemajuan dan ketinggian martabat kami sebagai Indonesia disisi-Mu, hanya kepada-Mu
Ya Allah kami memohon petunjuk dan pertolongan disetiap gerak perjuangan kami.
[BERDOA DALAM BAHASA ARAB]
Demikian.
Shalom.
Sejahtera buat kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Sidang dewan yang mulia, sesuai ketentuan Pasal 264 Ayat 1 Peraturan Tata Tertib
DPD RI, pada pembukaan masa sidang ini kami sampaikan beberapa catatan sehubungan
dengan pelaksanaan tugas di masing-masing alat kelengkapan DPD untuk menjadi perhatian
kita bersama khususnya dalam pelaksanaan tugas pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2016-
2017, Di masa sidang ini, diharapkan seluruh alat kelengkapan dapat menyelesaikan seluruh
rangkaian tugas-tugas yang telah teragendakan sejak dari masa sidang sebelumnya secara
garis besarnya dapat kami ulas sebagai berikut:
Komite I, pada masa sidang ketiga ini Komite I akan membahas RUU usul inisiatif
DPD RI tentang etika penyelenggara negara dan melakukan review terhadap RUU tentang
penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kepulauan yang telah diputuskan pada periodsasi
periode yang lalu. Kedua RUU ini diharapkan mampu menjadi landasan perbaikan dan
peningkatan kualitas tata pemerintahan nasional. DPD RI berharap agar kedua RUU ini dapat
menjadi landasan bagi pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan
negara dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan yang telah dicanangkan. Selain itu
Komite I juga akan mengadakan pembahasan terhadap pandangan terhadap RUU tentang
penyelenggaraan pemilu bersama DPR dan pemerintah, serta melaksanakan pengawasan
DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang pemilihan
gubernur, bupati dan walikota pada tanggal 15 Februari 2016. Agenda ini tentunya perlu kita
dukung bersama mengingat ini merupakan kali kedua kita melaksanakan pilkada serentak.
Berbagai kekurangan pada pelaksanaan pilkada serentak pertama, kita harapkan tidak terjadi
lagi, dan harapan kami hal ini akan meningkatkan kualitas dalam berdemokrasi.
Yang kedua, Komite II. Pada masa sidang ketiga ini Komite II akan membahas RUU
usul inisiatif DPD RI tentang geologi dan RUU usul inisiatif DPD RI tentang energi
terbarukan. Berbagai permasalahan nasional yang dipengaruhi oleh tata kelola energi selama
ini diharapkan mendapat alternatif jawaban penyelesaian dari pembahasan RUU ini. Kita
sadari bahwa daerah juga sangat berkepentingan dalam perbaikan tata kelola energi nasional.
Mengingat kebutuhan energi sebagai salah satu sumber daya pembangunan daerah sangat
vital. Untuk itu kami meminta bahwa dalam pembahasan kedua RUU tersebut dapat secara
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 4
koheren dengan tetap memperhatikan potensi-potensi pengembangan energi yang ada di
daerah. Komite III akan membahas RUU usul inisiatif DPD RI tentang sistem pengupahan.
RUU diharapkan dapat memberikan jawaban permasalahan upah tenaga kerja nasional yang
setiap tahun menjadi permasalahan sehingga mempengaruhi produktivitas tenaga kerja.
Melalui RUU ini diharapkan dapat memberi kejelasan sistem pengupahan yang berlandaskan
pada azas keadilan dengan memperhitungkan beban kerja, pendidikan dan resiko kerja. Pada
masa sidang ketiga ini, Komite III juga akan melakukan pengawasan DPD RI atas
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri dan pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang narkotika. Oh saya ralat, Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang narkotika. Selain itu pada masa sidang ketiga ini, Komite III akan
membahas mengenai moratorium ujian nasional.
Komite IV. Pada masa sidang ketiga ini Komite IV akan membahas RUU usul
inisiatif DPD RI tentang pajak penghasilan dan usul inisiatif DPD RI tentang pengelolaan
kekayaan negara dan daerah. Kedua RUU ini diharapkan mampu membantu untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang menjadi fokus utama pemerintah pada tahun
ini dan dapat menjadi stimulus tambahan bagi pembangunan daerah. Agenda lain yang akan
dilakukan Komite IV pada masa sidang ini yaitu akan membahas review terhadap Undang-
Undang APBN Tahun Anggaran 2017 dan rencana kerja pemerintah tahun 2018 yang terdiri
dari pembahasan Pra RKP Tahun 2018 dan rekomendasi terhadap RKP Tahun 2018.
Pembahasan pertimbangan DPD RI ini diberikan sebagai upaya DPD RI untuk menjaga agar
terakomodirnya dalam program prioritas daerah dalam APBN. Langkah ini diharapkan dapat
membantu daerah dalam menjaga kesinambungan pembangunan yang dilaksanakan di
masing-masing daerah, sedangkan dalam bidang pengawasan Komite IV akan melaksanakan
pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang
penerimaan negara bukan pajak.
Selain kerja-kerja bebearpa alat kelengkapan yang telah disebutkan di atas, seluruh
alat kelengkapan DPD RI lainnya diharapkan dapat memanfaatkan waktu yang cukup singkat
ini secara efektif dan efisien guna mencapai target kerja alat kelengkapan yang telah
ditetapkan. Kami juga meminta agar tidak kita terus peka dalam menyikapi berbagai
persoalan yang terjadi dalam beberapa kurun waktu terakhir. DPD RI sebagai lembaga
perwakilan daerah tentu juga perlu memberi sumbangsih untuk menjaga stabilitas daerah.
Upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan pemerintah masih perlu terus ditingkatkan dan
kita dukung bersama. Kembali tertangkapnya kepala daerah dengan dugaan korupsi beberapa
waktu terakhir menjadi cermin masih terbukanya celah-celah korupsi di dalam birokrasi.
Pungutan liar dan jual beli jabatan menjadi modus yang akhir-akhir ini marak terjadi di
lingkungan birokrasi. Sebagai lembaga perwakilan daerah DPD RI memiliki kewajiban untuk
turut membantu memperkuat berbagai upaya pemberantasan korupsi di daerah melalui kerja
sama dengan stakeholder di daerah. Langkah pemerintah untuk menyediakan akses
pengaduan pelanggaran birokrsi bagi masyarakat perlu terus dikembangkan sebagai alternatif
upaya pencegahan pelanggaran oleh para birokrat, karena tidak dapat dipungkiri sebagai
motor penggerak pemerintahan pembenahan birokrasi di berbagai tingkatan wajib dilakukan
guna mendorong suksesnya program pembangunan. Di samping itu, kita juga perlu menaruh
perhatian terhadap kerentanan konflik horisontal yang terjadi di daerah. Berbagai bentrokan
yang diindikasikan terjadi akibat isu SARA perlu terus diredam agar tidak meluas. Kondisi
ini juga perlu segera diantisipasi mengingat mudahnya berbagai informasi yang berpotensi
menyulut konflik tersebut melalui berbagai media. Dalam hal ini DPD RI mengapresiasi
langkah pemerintah untuk memblokir situs-situs yang diduga menyebarkan berita yang
hoax. Namun DPD RI perlu mengingatkan agar langkah pemblokiran yang dilakukan perlu
dilaksanakan dengan mekanisme yang jelas dan transparan. Hal ini ditujukan agar
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 5
pemblokiran tersebut tidak melanggar kebebasan publik dalam mengakses dan mendapatkan
informasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
keterbukaan informasi publik.
Memasuki tahun 2017 juga ini kita juga perlu terus mengikuti berbagai kebijakan
ekonomi pemerintah. Kenaikan BBM Nonsubsidi, penghapusan subsidi listrik untuk
golongan 900 Volt Ampere, dan kenaikan harga beberapa bahan pokok perlu terus dicermati
agar tidak memberikan efek negatif pertumbuhan ekonomi masyarakat. DPD RI meminta
agar pemerintah dapat lebih transparan dan melakukan sosialisasi kebijakan sehingga tidak
menimbulkan keresahan di masyarakat. Pengembangan sumber energi alternatif serta
pemerataan listrik bagi masyarakat perlu dilakukan untuk mengurangi beban ekonomi akibat
pencabutan subsidi listrik yang dilakukan. Di sisi lain, DPD RI juga memandang pemerintah
perlu melakukan operasi pasar secara berkala untuk mengendalikan harga-harga bahan pokok
serta mengendalikan stabilitas pasokan barang di tengah masyarakat.
Sidang dewan yang mulia, memenuhi ketentuan Pasal 12 huruf h dan Pasal 166 Ayat
3 Tata Tertib DPD RI, kegiatan anggota DPD di daerah yang diwakilinya dilakukan dalam
rangka memenuhi kewajiban Anggota DPD RI untuk menyerap, menghimpun, menampung
dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah untuk selanjutnya dilaporkan dalam
sidang paripurna setiap awal masa sidang. Untuk itu secara berurutan kami akan
mempersilakan kepada wakil masing-masing provinsi untuk menyampaikan laporan kegiatan
di daerah. Perlu kami ingatkan sesuai dengan kesepakatan bahwa penyampaian laporan
masing-masing provinsi adalah maksimal 5 menit. Berkenaan dengan itu kiranya laporan
yang akan disampaikan nanti dapat lebih dipadatkan dan cukup garis besarnya saja. Laporan
yang lebih lengkap akan diserahkan kepada pimpinan sebagai lampiran yang tidak
terpisahkan dari laporan yang dibacakan dan akan menjadi bahan penting yang akan
diartikulasi oleh alat-alat kelengkapan DPD khususnya Komite I, II, III dan IV.
Pada kesempatan pertama, kami persilakan wakil dari Provinsi Jawa Barat.
PEMBICARA: BAIQ DIYAH RATU GANEFI, S.H. (NTB)
Interupsi, Ketua, NTB, NTB Ketua.
NTB Ketua tidak lebih dari 5 menit ketua ketua ketua ketua NTB minta bicara
sebentar ketua, NTB.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Ya silakan Bu.
PEMBICARA: BAIQ DIYAH RATU GANEFI, S.H. (NTB)
Ya terima kasih Ketua jadi sehubungan dengan laporan maka kami hanya ingin
menyerahkan saja. Apa bisa?
Kenapa Ketua?
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Ketua, untuk menambah keseriusan dalam Paripurna, siapa yang lengkap anggotanya
itu dikasih duluan.
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 6
PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, S.H., M.H. (RIAU)
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastiastu.
Baik, kami dari di Riau akan membacakan laporan, hormat kami kepada Ketua dan
pimpinan dan sayang kami untuk seluruh anggota DPD RI. Buah merah di kiloan, koeni
masak di atas dahan. Ke daerah sudah kita sebulan, kini saat baca laporan. Sebagaimana yang
telah diarahkan oleh pimpinan maka kami akan lengkap menyerahkan laporan ini dalam 1
berkas yang telah kami susun dengan rapi, urut, dan teratur namun perlu ada beberapa catatan
yang kami sampaikan dalam waktu 4 menit ini. Pertama masalah infrastruktur untuk di
seluruh provinsi khususnya provinsi Riau harus menjadi prioritas dan program yang dapat
diutamakan dan dapat diagendakan pada komite yang membidangi infrastruktur. Begitu juga
tentang pendidikan, pendidikan mohon dapat ditegaskan kembali apa menjadi kebijakan
pusat sehingga di daerah tidak simpang siur di dalam pelaksanaannya, menyangkut tenaga
pengajar dan honorer. Begitu juga untuk bidang Komite IV, pendapatan negara bukan pajak
untuk dapat ditinjau kembali dan dapat dievaluasi yaitu mengenai biaya STNK dan BPKB
dan selanjutnya kami mengharap dapat diagendakan di Komite IV untuk tidak lagi terjadi
pemotongan DAK dan penundaan DAU di tahun ini dan agenda yang tidak disebutkan oleh
Ketua tadi namun kami usulkan tetap menjadi prioritas yaitu konflik agraria, tata ruang,
penataan tanah, serta mengenai pemerintahan desa dan permasalahan batas wilayah negara,
provinsi, dan kabupaten.
Demikian, Wabilahitaufik wal hidayah
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA: BAIQ DIYAH RATU GANEFI, S.H. (NTB)
Bismilahirahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sebelum kami menyerahkan, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ketua,
Pimpinan, dan seluruh anggota DPD RI yang telah memberikan bantuan kepada kami atas
musibah Bima dan seluruh yang Bapak Ibu berikan kepada kami sudah kami slurkan kepada
yang berhak menerima. Terima kasih, Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Baik selanjutnya dari jawa barat.
PEMBICARA: Ir. H. AYI HAMBALI, M.M. (JAWA BARAT)
Bismillahirahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Yang terhormat Bapak Ketua dan para wakil ketua DPD RI serta para Anggota yang
saya hormati, Bapak Sekjen beserta seluruh jajarannya, para wartawan dan tamu undangan
lainnya, hadirin yang berbahagia. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT.
tuhan yang maha esa karena atas karunia-nya kita dapat menghadiri sidang paripurna DPD
RI dalam keadaan sehat walafiat.
Pimpinan dan Anggota yang saya hormati sesungguhnya banyak sekali aspirasi
seperti juga dari daerah-daerah lain yang dilaporkan sudah dicatat dalam bentuk laporan yang
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 7
akan kami sampaikan kepada pimpinan namun ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian yang kira-kira hampir sama dengan di daerah lain dan masih itu yang itu-itu juga
yaitu pertama masalah BPJS yang sampai saat ini belum ada tanda-tanda perbaikan, baik
dalam pelayanan maupun dalam cara pembayarannya. Kemudian masih adanya masalah-
masalah yang berkaitan pelanggaran dalam pemilukada yang di Jawa Barat tahun ini ada 3
daerah yaitu kota Bekasi, kota Tasikmalaya, dan kabupaten Subang. Kemudian Bapak dan
hadirin sekalian, hal yang mendapat perhatian dari kami adalah adanya pemotongan DAK
yang seperti tadi disampaikan oleh Riau yang ini membuat masalah yang berkepanjangan di
daerah karena banyak pekerjaan yang sudah selesai 100% akan tetapi biayanya dananya tidak
turun dan mereka baru bisa menjadi membayar antara 40 sampai 60%. Yang lebih
menyedihkan lagi adalah adanya penundaan pembayaran DAU yang menyebabkan ada
beberapa kabupaten yang sampai saat ini, bulan Januari ini, ada beberapa daerah yang tidak
bisa membayarkan gaji pegawai negerinya. Barangkali itu saja yang dapat kami sampaikan
yang perlu mendapat perhatian kita semua dan yang paling penting adalah apa yang kami apa
yang Anggota serap dari hasil reses ini kemudian kita akan sama-sama membahasnya dari
masing-masing alat kelengkapan dan barangkali itulah kiprah kita sebagai bukti kita dalam
rangka menyalurkan aspirasi masyarakat.
Wabillahi taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Selanjutnya DKI Jakarta.
PEMBICARA: Prof. Dr. DAILAMI FIRDAUS (DKI JAKARTA)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang kami hormati Saudara Ketua, Saudara Wakil Ketua, dan Rekan-rekan Senator
Republik Indonesia, Saudara Sesjen beserta jajarannya, dan Saudara-saudara sebangsa dan
setanah air. Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur Kehadirat Allah SWT
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya kita masih diberi kesempatan dan dapat
hadir di ruang Sidang Paripurna kali ini. Bercermin dari pengalaman dan peristiwa-peristiwa
di 2016 serta memasuki tahun 2017 maka kami mengajak kita semua untuk merapatkan
barisan serta memantapkan kerja kelembagaan di DPD RI ini dengan komitmen baru,
harapan baru, dan optimisme baru karena tantangan di depan jauh lebih berat dan kompleks
seiring dengan dinamika politik, ekonomi, sosial, keamanan, dan dimensi global.
Pimpinan dan rekan-rekan Senator yang saya hormati untuk menghemat waktu dan
memberi kesempatan kepada senator lainnya kiranya akan kami sampaikan beberapa poin
penting yang telah kami himpun, yaitu Komite I tentang permasalahan korupsi Aparatur Sipil
Negara. Dari data ICW vonis perkara korupsi selama tahun 2015 ada temuan 225 terdakwa
korupsi oleh pejabat atau pegawai di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Hal ini mengancam
pelaksanaan good government yang menjadi ruh pelayanan publik saat ini. Untuk itu DPD RI
mendorong pemerintah Pprovinsi di seluruh Indonesia umumnya dan provinsi pemerintah
Provinsi DKI Jakarta khususnya untuk memperkuat fungsi pengawasan internal melalui
inspektorat dan menerapkan sistem elektronik.
Komite II tentang kado pahit kenaikan harga di awal tahun 2017. Jelang pergantian
tahun baru harga sejumlah komoditas bahan pokok merangkak naik di pasar tradisional.
Selain itu harga bbm naik dan dicabutnya subsidi tarif dasar listrik 900 VA semakin
menambah daftar keresahan masyarakat. Oleh sebab itu DPD RI menghimbau kepada
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 8
pemerintah pusat untuk membuat instrumen stabilitas harga dilakukan menyeluruh dan
melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Selain itu fokus kepada petani dan peternak
yang berada di sektor hulu dan mencari solusi dan instrumen lainnya terhadap masalah
kenaikan tersebut.
Komite III tentang moratorium Ujian Nasional. Masalah Ujian Nasional melahirkan
pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian beranggapan pentingnya UN untuk tempat
dilaksanakan dengan beberapa perbaikan sistem di sisi lain beranggapan bahwa UN harus
dihapus karena dianggap lebih membebani siswa ketimbang menjadi piranti sosio indikatif
untuk melihat kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran di sekolah. Oleh karena itu DPD
RI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pertama mengevaluasi dan menganalisis
secara menyeluruh Ujian Nasional yang selama ini diselenggarakan yang kedua segera
menyusun juknis operasional sistem, tata cara mekanisme arahan penyelenggaraan ujian
akhir, yang ketiga perlu peningkatan kapasitas guru sehingga mampu menjadi evaluator
pembelajaran dengan standar mutu; 4. Membantu guru-guru dan sekolah di daerah tertinggal
untuk membuat rancang bangun evaluasi tahap akhir pendidikan dasar dan menengah yang
memiliki batas ideal sehingga evaluasi akhir pembelajaran bagi siswa yang akan lulus SD
maupun SMP terukur dalam perspektif keilmuan dan metodologi pendidikannya.
Komite IV tentang kenaikan tarif pajak pengurusan kendaraan bermotor. Kebijakan
baru pemerintah, kebijakan baru Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2016 tentang jenis
dan tarif atas penerimaan negara bukan pajak menjadi dasar naiknya tarif pajak pengurusan
kendaraan bermotor menjadi rata-rata 2 kali, 2, 3 kali lipat. Untuk itu DPD RI menghimbau
kepada pemerintah sebelum mengeluarkan kebijakan yang bersentuhan dengan masyarakat
seharusnya melakukan langkah-langkah konsultasi yang menyeluruh dengan wakil rakyat
DPD dan DPR RI sehingga kebijakan tersebut sesuai dengan kehendak rakyat. DPD perlu
mempertanyakan kepada pihak terkait seperti Menteri Keuangan atau Kapolri.
Demikianlah laporan kegiatan masa kerja di daerah Senator provinsi DKI Jakarta
dimulai tanggal 21 Desember 2016 sampai dengan 22 Januari 2017. Adapun laporan
keseluruhan lengkapnya dari hasil reses akan kami serahkan ke Pimpinan untuk
ditindaklanjuti oleh lembaga DPD RI.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Ya silakan Jawa Timur.
PEMBICARA: Drs. H. A. BUDIONO, M.Ed. (JAWA TIMUR)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera untuk kita semuanya.
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Yang saya hormati, Sekretaris Jenderal dan seluruh jajarannya, dari media dan
seluruh yang hadir. Alhamdulillah wa syukurillah kita bisa dipertemukan lagi di tahun 2017
dalam keadaan sehat walafiat. Bapak Ibu yang saya hormati, akan saya sampaikan pointer
apa yang menjadi hasil reses Anggota DPD RI dari perwakilan Jawa Timur.
Yang pertama adalah kami laporkan di tahun 2017 ada Pilkada di 1 kota di Jawa
Timur, kota Batu sehingga tidak terlalu banyak yang perlu kita awasi. Yang kedua tadi juga
sudah disampaikan dari provinsi yang lain bahwa dengan pengurangan, penundaan, atau
pembatalan dana alokasi khusus, utamanya untuk kegiatan fisik jalan dan jembatan telah
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 9
mengakibatkan kerusakan jalan yang merata di seluruh provinsi. Baik jalan nasional, jalan
kabupaten, mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga dari beberapa kabupaten itu
ada sebutan wisata sejuta lubang di jalan karena memang kondisinya sudah sangat parah
sekali. Ini mudah-mudahan tahun 2017 ini segera ada perbaikan di awal tahun. Jadi mudah-
mudahan tidak harus menunggu akhir tahun. Kalau menunggu akhir tahun kerusakan akan
semakin parah dan akan membutuhkan biaya yang lebih besar.
Yang berikutnya pelaksanaan Nomor Undang-Undang 23 tentang pemerintah daerah
yang … (tidak jelas terdengar, red) dengan PP Nomor 18 tahun 2016 tentang organ nasib
perangkat daerah itu berdampak keos juga di beberapa kabupaten kota karena ada paling
tidak 8 urusan yang dialihkelolakan dari pemerintah kabupaten kota provinsi maupun ke
pusat atau sebaliknya. Yang sangat menimbulkan banyak permasalahan adalah pengalihan
pengelolaan di bidang pendidikan yaitu SMA, SMK, dan pendidikan khusus. Nampaknya
pemerintah provinsi banyak mengalami kendala yang juga yang pertama dari sisi pendanaan
nampaknya tugasnya ditambah tapi dananya untuk provinsi tidak ada penambahan sehingga
provinsi belum mampu memberikan gaji tepat waktu di awal tahun kemudian juga
operasional kantor yang ada di kabupaten kota kemudian juga gedung juga belum siap
sehingga saat ini kantor cabang dinas perwakilan yang ada di kabupaten kota banyak
mengalami kendala, baik secara sumber daya alamnya dari sisi pendanaan maupun dari sisi
personilnya.
Kemudian yang berikutnya tadi juga sudah sampaikan sebenarnya utamanya adalah
hak-hak daerah, hak-hak pemerintah daerah, yang merupakan dana transfer dari pusat ke
daerah, baik itu DAU, DAK, maupun dana bagi hasil lainnya. Ini daerah nampaknya juga
belum mendapatkan haknya sepenuhnya. Baik dari sisi jumlahnya maupun ketepatan
waktunya, nanti mungkin ada di Komite IV.
Tadi kan sudah saya sampaikan diawal tahun orang Indonesia mendapat kado pahit
dari pemerintah itu yaitu terdapat kenaikan-kenaikan, baik itu kenaikan BBM, tarif dasar
listrik, dan juga pengurusan dokumen kendaraan bermotor. Tadi juga disampaikan kemudian
yang tidak kalah pentingnya adalah yang kita mungkin sudah agak terlambat saya harapkan
nanti DPD juga menunjukkan fungsinya dalam pengawasan, utamanya adalah maraknya
tenaga kerja asing yang ilegal. Ini sudah merata jadi tidak hanya di Jakarta dan sekitarnya
tapi di hampir setiap di hampir atau di setiap kabupaten kota nampaknya sudah didapat
didapati tenaga-tenaga asing yang illegal. Nah oleh sebab itu saya mengusulkan agar DPD
tidak tinggal diam artinya harus bisa menjawab memberikan solusi, memberikan jawaban
terhadap masyarakat Indonesia Bagaimana sebenarnya kondisi saat ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan.
Terima kasih saya akhiri.
Wabillahi taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA: Drs. MUHAMMAD AFNAN HADIKUSUMO (D.I. YOGYAKARTA)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Gong xi fat cai untuk saudaraku yang Tionghoa.
Yang kami hormati pimpinan DPD RI yang kami hormati Anggota DPD RI yang
kami hormati Sekjen dan Wakil Sekjen DPD RI, Hadirin dan Hadirat yang kami muliakan.
Alhamdulillah kita dapat berjumpa di tempat ini dalam rangka sidang paripurna. Pada sore
hari ini akan kami sampaikan laporan hasil reses dari masing-masing Anggota DPD RI dari
Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk persoalan di Komite I yang mencuat di sana persoalan
penegakan hukum. Berkaitan dengan penegakan hukum yang saat ini mengalami pelemahan
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 10
sehingga rakyat merasa telah terjadi ketidakadilan dalam hal penegakan hukum. Kemudian
terkait dengan pelaksanaan pilkada serentak di DIY dilakukan di 2 tempat. Yang pertama di
Kota Yogyakarta kemudian yang kedua di kabupaten Kulonprogo. Kemudian tahapan
pendanaan kampanye menurut Anggota Komite I perlu mendapat perhatian serius agar
terhindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti bentrok antarpendukung calon.
Komite II dalam bidang pertanian ditemukan masalah yang belum terselesaikan
berkaitan dengan peningkatan kemampuan petani dan penguatan organisasi tani dan pola
hubungan dengan pemerintah terutama keterlibatan aktif perempuan petani atau pekerja
sebagai tulang punggung kedaulatan pangan. Yang kedua terkait penanganan hasil pertanian
perlu adanya upaya pengembangan unit-unit usaha pengelolaan dan pemasaran produksi
pertanian dalam bentuk BUMN dengan melibatkan keluarga petani, koperasi petani, ataupun
organisasi petani. Kemudian ketika tentang TDL Tarif Dasar Listrik masyarakat minta agar
pemerintah jangan dulu menaikkan tarif dasar listrik karena kenaikan itu semakin
membebani masyarakat. Kemudian pemerintah diminta untuk menyiapkan energi alternatif
selain pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil karena diprediksikan 20 tahun yang akan
datang bahan bakar fosil akan terlalu memberatkan pemerintah Republik Indonesia.
Kemudian Komite III, sektor pendidikan. Persoalan pelimpahan kewenangan dalam
hal pengelolaan sekolah SMA SMK di kabupaten kota se-provinsi DIY memunculkan
masalah karena sistem penggajian atau honor yang diberikan kepada guru di kabupaten
berbeda dengan di kota. Di kota gaji guru rata-rata jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di
kabupaten sementara di tingkat provinsi menjadi sama semua sehingga memberatkan satuan
pendidikan. Kemudian yang kedua kebijakan Mendiknas untuk menghentikan Ujian Nasional
diharapkan jangan terlalu mendadak sehingga perlu persiapan yang cukup. Tentang tenaga
kerja asing di DIY relatif kondusif tapi tetap perlu diwaspadai terkait tenaga kerja asing
sebagai general manager di beberapa hotel yang sering kali dirasakan kurang memahami
budaya dan kondisi sosial masyarakat di sekitarnya. Masalah pariwisata, perkembangan
jumlah wisatawan di DIY selama kurun waktu 2009 sampai 2016 menunjukkan trend positif
atau naik wisatawan nusantara lebih banyak daripada wisatawan mancanegara.
Kemudian Komite IV persoalan koperasi khususnya terkait dengan budaya
berkoperasi bahwa koperasi dan UMKM baik dalam konsep konvensional maupun syariah
perlu diperkuat lagi. Tentang isu naiknya biaya pengurusan surat-surat kendaraan bermotor
dirasakan semakin membebani masyarakat bahkan berpengaruh terhadap harga-harga
berbagai kebutuhan lainnya. Masyarakat umumnya bertanya kenapa pemerintah menaikkan
biaya pengurusan surat-surat kendaraan bermotor begitu tinggi. Kemudian isu mengenai
Masyarakat Ekonomi ASEAN dimana kita ikut menandatanganinya MEA itu dan saat ini
dari sisi sektor ekonomi mikro UMKM kita masih agak tertinggal. Berkaitan dengan dana
transfer daerah dan pengawasan Undang-undang Nomor 23 tahun 2016 tentang pemerintahan
daerah bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta sudah mengacu kepada peraturan yang berlaku
hanya saja untuk dana alokasi khusus ada yang tidak bisa ditarik dikarenakan keterlambatan
dalam laporan pelaksanaannya khususnya di Kabupaten Bantul.
Bapak Ibu yang saya hormati, demikian laporan dari kami ringkasannya. Kurang
lebihnya mohon maaf.
Wabillahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Selanjutnya Jawa Tengah.
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 11
PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (JAWA TENGAH)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah.
Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati Ibu Bapak Ibu pimpinan Sidang Paripurna, yang saya hormati
Saudara Pimpinan, alat kelengkapan, dan kelompok Anggota DPD RI, yang saya hormati
Bapak-ibu Anggota DPD , Sekjen beserta jajaranm hadirin sekalian yang saya hormati.
Segala puji bagi Allah yang atas nikmat karunia-Nya sehingga kita pada pagi hari, di siang
hari ini dapat berkumpul bersama dalam sidang paripurna DPD RI ke-6 Masa Sidang III
Tahun Sidang 2016-2017.
Pendahuluan. Mengikuti yang lebih dulu. Laporan singkat terhadap aspirasi, kita
berada di Indonesia kurang lebih norma-normanya sama, aturannya sama sehingga
persoalannya pun relatif sama, saya kira. Komite I soal Pilkada serentak 101 daerah, Jawa
Tengah ada 7 daerah Padi, Brebes, Cilacap, Banjarnegara, Batang, dan Salatiga, dan yang
menarik salah satu diantara 7 itu adalah melawan lumbung kosong di Padi. Kemudian
Undang-undang Desa problem hari ini adalah problem implementasi yang saya kira hampir
keseluruhan sama, kurangnya pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh aparat
pemerintah melalui pusat sampai dengan di daerah. Kemudian pelaksanaan PP 18 tahun 2015
tentang perangkat daerah, SOTK. Ada plus dan minusnya ada penambahan, ada juga
pengurangan. Di Jawa Tengah itu yang penambahan di Salatiga, yang lain pengurangan.
Untuk tingkat provinsi juga pengurangan instansi vertikal ataupun instansi tingkat provinsi.
Kemudian soal legalisasi aset, ini rahasia, saya sampaikan kepada forum ini. Jawa
Tengah itu mau 5 juta target sertifikasi ataupun 2 juta, itu sudah selesai semua. Kenapa?
Kebetulan dari 393.000 legalisasi aset itu sudah ter-cover baik di rencana pekerja pemerintah
untuk 5 juta bidang ataupun 2 juta bidang. Soal pembebasan lahan untuk jalan tol, ada satu
yang belum. Koordinasi dengan teman-teman dengan Badan Wakaf Indonesia di mana dalam
proses perlu 7 bulan di dalam perpindahan dari aset-aset wakaf kepada yang digunakan untuk
jalan tol. Komite II energi dan sumber daya mineral tarif daya listrik sama. Di mana mulai 1
Juli 2017 sudah ada kenaikan dan agar dapat subsidi secara tepat sasaran, dan pelanggan 90
volt dinilai tidak layak mendapatkan subsidi. Perdagangan telur ayam, beras, cabe rawit naik
dan beberapa tempat sudah menurun di Magelang, kemudian di beberapa tempat sudah
menurun, termasuk cabe hijau, kemudian cabe merah, kemudian cabe keriting sudah mulai
turun.
Kemudian Komite III inventarisasi materi, ada lima ada enam. Pertama RUU sistem
pengupahan, dua pengawasan tenaga kerja Indonesia, tiga, Pengawasan tenaga kerja asing,
empat, Kepariwisataan, lima, moratorium Ujian Nasional, dan enam, narkoba. Rekomendasi:
1. Pelatihan tenaga kerja lokal
2. Peningkatan upah, kemudian
3. Diperlukan kejelasan proporsi peran dan tanggung jawab antara pemerintah
pusat, provinsi, daerah kabupaten kota, PP PKIS, dan sarana pendukung utama
dalam penyiapan TKI yang berkualitas dan bermartabat serta penilaian hukum
bagi TKI. Kemudian pemberian izin bagi tenaga kerja asing harus lebih
ditingkatkan, saya kira sama dengan yang lain. Kemudian kegiatan promosi
dalam rangka visit Indonesia year kemudian peningkatan sarana prasarana
pariwisata demi menunjang kelancaran pariwisata, kemudian mengembalikan
fungsi Ujian Nasional sebagai alat pemetaan kualitas pendidikan bukan sebagai
penentu kelulusan.
Kemudian Komite IV pelaksanaan Undang-undang 18 tahun 2017 saya kira ini
Undang-undang Nomor 18 tahun tentang pemotongan DAK dan penundaan DAU tahun
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 12
2016 membuat banyak kabupaten di Jawa Tengah menunda beberapa proyek tahunan karena
itu di tahun 2017 Pemda Jawa Tengah juga berharap tidak ada pemotongan DAK di tengah
tahun maupun penundaan DAU di dalam perjalanan tahun anggaran. Kemudian di dalam
pengawasan DPD atas kebijakan penundaan penyaluran DAU tahun 2016, ini tidak menjadi
dasar di dalam implementasi tahun 2017. Realisasi dan daya serap transfer ke daerah
terhadap Undang-undang 6 tahun 2014, penyaluran dana desa sudah bagus, tetapi regulasinya
kurang. Regulasi tidak ada apa distribusi sedangkan uangnya sudah masuk sehingga
dikhawatirkan ada beberapa kasus yang akan mengemuka di kemudian hari. Usaha Mikro
Kecil dan Menengah, kembali persoalan masalah yang berkaitan dengan permodalan dan
pemasaran hasil. Jadi Jawa Tengah ini banyak sekali UKM yang bagus. Keripik tempe di
Blora, Batik Pakaran, di Padi kemudian telor asin di Brebes jadi Bapak-bapak kalau ke Jawa
Tengah jangan lewat Brebes karena ini di situ banyak telor asin, kemudian abon sapi di
Boyolali.
Kemudian mikro yang lain adalah sudah saatnya perekonomian Indonesia berpihak
kepada pelaku usaha kecil. Sebagaimana apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean,
pemerintah harus lebih memperhatikan para pelaku UMKM. demikian terima kasih, Jakarta
23 Januari 2017, Anggota DPD RI provinsi Jawa Tengah. Denty Eka Pratiwi ada, tapi sedang
berada di luar, GKR Ayu Kus Indriah hadir, Bambang Sadono hadir dan saya sendiri
Akhmad Muqowan. Terima kasih. Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
NTB sudah, Bali.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastiastu.
Laporan kegiatan kunjungan reses Anggota DPD RI, daerah pemilihan Provinsi Bali.
Atas karunia Tuhan yang Maha Esa kita dapat berkumpul kembali bersama-sama setelah
melalui kegiatan-kegiatan yang kita laksanakan di masing masing daerah pemilihan.
Pemerintah Provinsi Bali kami mengadakan kegiatan reses ini secara serius dan berlandaskan
hati nurani. Kami laporkan terkait Komite I, yang pertama pilkada serentak di Bali hanya ada
satu, yaitu pilkada kabupaten Buleleng, yang kedua keseimbangan pembangunan Bali Utara
dengan Bali selatan masih saja bermasalah, yang ketiga kabupaten Badung adalah daerah
yang APBD-nya terbesar di Bali, di Bali ada komitmen dalam konsep one island manajemen,
maka pembangunan hotel dipusatkan di Badung, akibatnya pajak hotel dan restoran, PHR,
sangat besar di kabupaten Badung. Ada kesepakatan PHR di kabupaten Badung dan
Denpasar, di-share ke kabupaten yang lain karena daerah yang lain juga merawat daerah
tujuan wisata yang tidak mengembangkan hotel-hotel besar. Selama ini praktiknya di mana
dana PHR itu dikumpulkan di pemerintah provinsi Bali, dibagi ke kabupaten lain saat ini
kebijakan yang sudah puluhan tahun itu diubah. Bupati Badung kini membagikan langsung
ke kabupaten-kabupaten yang konsekuensinya lebih praktis tetapi secara politik akan muncul
dua matahari di Provinsi Bali. Empat, aktivitas penambangan di Kabupaten Karangasem
memiliki dampak terhadap lingkungan dan masyarakat, dengan ditutupnya aktivitas galian
tersebut, sangat berdampak terhadap masyarakat Bali, baik dari sisi kesejahteraan maupun
dari sisi lingkungan. Khususnya pemerintah Kabupaten Karangasem perlu mencarikan solusi
terhadap masalah ini, agar masyarakat tidak dirugikan. kelima pihak kepolisian khususnya
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 13
Polda Bali agar serius memproses kasus-kasus intoleran yang ada di bali yang sengaja
diciptakan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, baik langsung maupun lewat media
sosial mengingat Bali selama ini dikenal sangat teguh soal toleransi beragama, bahkan sangat
kuat berbalut dengan tradisi.
Terkait komite II. Satu kemunculan undang undang nomor 19 tahun 2013 sejatinya
merupakan sebuah kemajuan dalam bidang pertanian di Indonesia. Dua, konsep perlindungan
petani dimaksudkan sebagai upaya dalam membantu petani dalam menghadapi permasalahan
kesulitan prasarana dan sarana produksi, kepastian usaha, risiko harga, kegagalan panen,
praktik ekonomi, biaya tinggi, dan perubahan iklim. Dalam pemantauan kami beberapa hal
yang menunjukkan berbagai bagaimana petani tidak terbela kepentingan adalah sebagai
berikut;
a. Tingkat pendidikan rata-rata petani di Bali hanya menyelesaikan pendidikan di
tingkat sekolah dasar.
b. Harga hasil pertanian sawah seperti seperti gabah yang tidak memberi keuntungan
bagi pemilik atau pun bekerjasama.
c. Belum adanya sinergi antara pertanian dengan sektor pariwisata dan sektor
lainnya
d. Kurang jelasnya arah kebijakan pengembangan agro industri
e. Rendahnya akses penguasaan dan akses teknologi pertanian.
Terkait Komite III, ada pun peta permasalahan mohon maaf hal yang juga menjadi
pro kontra, ujian nasional selama ini adalah ujian nasional menjadi salah satu penentu
kelulusan siswa, sehingga banyak siswa yang mengalami tekanan psikologis ketika
dihadapkan pada ujian Nasional. Bahkan selama ini banyak kasus yang negatif, karena efek
adanya ujian nasional. Dua, terkait dengan rencana penghapusan ujian nasional oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia merupakan hal yang sangat
positif hanya saja jika ujian nasional dihapus, maka beberapa manfaat ujian nasional yang
selama ini menjadi standard dan patokan dalam menentukan kebijakan lain akan sedikit bias.
Tiga, permasalahan dalam ujian nasional. Empat, ujian nasional sudah dekat yakni pada
bulan April ini.
Adapun peta permasalahan narkoba yang terjadi di daerah. Satu, masalah
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja pelajar dapat dikatakan sulit diatasi. Terutama
seperti di Pulau Bali ini, mengingat pulau Bali merupakan pulau internasional dan dalam
penyelesaian narkoba di Bali perlunya sebuah kerja sama yang baik dari para elemen yang
dimana dimana diharapkan energi yang baik melibatkan pada faktor seperti, pemerintah,
aparat, masyarakat media massa, keluarga, remaja itu sendiri dan pihak-pihak yang lain.
Tiga, banyaknya uang yang mengalir di masyarakat dari sektor pariwisata membuat banyak
kalangan yang memanfaatkan ruang untuk penyebaran narkoba. Empat, akhir penghujung
2016 sedikit mengejutkan banyak kalangan masyarakat yang di mana ditangkapnya 4 bandar
narkoba, digulung Polres Badung.
Terkait Komite IV isu strategis yang sempat disampaikan tokoh tokoh masyarakat di
enam kabupaten di atas, antara lain satu masalah kenaikan tarif pengurusan STNK dan BPKB
kendaraan yang sempat menjadi polemik di masyarakat. Hal ini perlu sosialisasi yang lebih
efektif kepada seluruh lapisan masyarakat. Tiga, melambungnya harga cabe yang sempat
meresahkan masyarakat tingginya harga cabai yang secara langsung berdampak terhadap
kebutuhan rumah tangga dan iklim usaha ekonomi mikro. Lima, khususnya di wilayah Bali
Utara, Kabupaten Buleleng, beberapa kecamatan masih membutuhkan fasilitas air bersih.
Enam, perlu adanya kajian untuk mensinergikan tata kelola BUMD, dengan keberadaan
Bumdes dan koperasi. Tujuh, implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional, JKN perlu
terus disempurnakan, baik dalam pengelolaan maupun pelayanan sehingga masyarakat benar
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 14
benar merasakan manfaat program JKN. Delapan, terkait dengan pelayanan rumah sakit,
RSUD salah satunya, RSUD Mangusada Kabupaten Bandung, secara keorganisasian
mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah dan PP
Nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah mengacu dengan PP Nomor 18 tahun 2016,
secara keorganisasi RSUD Mangusada berada di bawah dinas kesehatan provinsi sebagai unit
pelayanan teknis dinas UPDD dengan jumlah pejabat struktur sama seperti rumah sakit tipe
C. Mengingat RSUD Manggusadda Kabupaten Badung saat ini sudah berstatus rumah sakit
tipe B plus, sehingga dengan kompleksitas dan jumlah personalia yang cukup besar, maka
perlu penyesuaian dan payung hukum yang sesuai, sehingga RSUD tipe B plus dapat
dikelola dan dapat memberikan pelayanan yang optimal. Itulah laporan kami dari provinsi
Bali.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Selanjutnyanya siap-siap Banten.
PEMBICARA: HI. AHMAD JAJULI, S.IP., M.Si. (LAMPUNG)
Pimpinan, pimpinan, pimpinan, Lampung, minta waktu nanti setelah Banten, akan
menyerahkan langsung laporannya, karena tempat duduknya paling akhir diperkirakan
akan lama, terima kasih.
PEMBICARA: BAHAR BUASAN, ST., M.S.M (BANGKA BELITUNG)
Izin Pimpinan, izin Pimpinan, Babel, sama aspirasinya Pimpinan, terima kasih.
PEMBICARA: Drs. HABIB ALI ALWI (BANTEN)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamadulillah.
Shalawatusalamu’ala Rasulillah La Haula wa La Quwwata illa Billaah, Ammaba'du.
Pimpinan dan seluruh anggota yang saya hormati, saya akan menyampaikan secara
ringkas, laporan reses ini, sesuai dengan hati nurani, agar bisa menjadi senator idaman untuk
seluruh rakyat Indonesia. Dalam menyerap aspirasi masyarakat dan daerah, setiap anggota
telah dikelompokkan sesuai dengan bidang tugas di komite masing-masing, dan sudah kami
buatkan laporan yang sangat rinci sekali, yang sudah kami catat di dalam buku laporan ini.
Oleh karena itu, harapan kami semoga kita semua dapat menjaga amanah dan tanggung
jawab yang dibebankan ke pundak kita, dengan ikhlas dan penuh kesabaran, sehingga kita
selalu mendapatkan bimbingan dari Allah agar dapat menjalankan tugas selanjutnya Aamin.
Demikian laporan kami.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Selanjutnya NTT.
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 15
PEMBICARA: Ir. ABRAHAM LIYANTO (NTT)
Yang terhormat Pimpinan DPD RI , yang kami hormati pimpinan alat kelengkapan
DPD RI , yang terhormat rekan-rekan sejawat anggota DPD RI, yang saya hormati sekretaris
jenderal DPD RI beserta jajaran.
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita sekalian.
Om swastiastu.
Pada kesempatan pertama kami anggota DPD RI provinsi Nusa Tenggara Timur
ingin menyampaikan selamat tahun baru bagi kita sekalian semoga pada tahun yang baru ini
kita diberi semangat yang baru harapan baru, menuju Indonesia yang baru damai sejahtera
yang berdasarkan Pancasila Undang-Undang Dasar 1945, bhinneka Tunggal Ika dan NKRI
yang sudah menjadi konstitusi Nasional kita, Aamin. Bapak-ibu pimpinan dan anggota DPD
serta hadirin sidang paripurna yang saya hormati, berikut adalah laporan hasil kegiatan reses
anggota DPD RI NTT, yang kami sampaikan secara garis besar, yang merupakan aspirasi
yang berasal dari pemerintah daerah SKPD, pemerintah, SKPD kebupaten kota, juga dari
lembaga pendidikan negeri maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat, LSM, organisasi
masyarakat, kalangan pers, dan masyarakat luas lainnya.
Pertama, Komite I, masyarakat Nusa Tenggara Timur sangat berharap agar
perjuangan menjadikan DOB atau Daerah Otonomi Baru segera terealisasi. Untuk Provinsi
Nusa Tenggara Timur, DOB yang sudah diusulkan sejak periode yang lalu adalah DOB
kabupaten Narunara, kabupaten Momere, kabupaten Pantar, dan kabupaten Amanatun. Tiga,
masih ada keluhan dari masyarakat eks Timor Timur tentang minimnya sarana kesehatan,
pendidikan, infrastruktur, pertanian dan kondisi perekonomian yang masih sangat rendah
dibandingkan masyarakat lainnya. Walaupun mereka telah bergabung dengan NKRI sejak 18
tahun lalu, namun fasilitas tetap memprihatinkan. Keempat, pemerintah diharapkan segera
merevisi Permendes Nomor 5 tahun 2015 tentang penetapan prioritas penggunaan dana desa
tahun 2015 karena fakta banyak desa yang tidak memiliki kantor di desa yang represetatif.
Komite II masyarakat NTT pada umumnya mengharapkan pelatihan-pelatihan,
pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan difasilitasi oleh pemerintah pusat, untuk
menciptakan enterpreneurship baru untuk NTT. Dua, masyarakat NTT berharap agar
pemerintah membantu mempercepat pembangunan industri garam, industri rumput laut,
industri air minum, agar hasil produksi dari Nusa Tenggara Timur bisa dipasarkan di dalam
maupun di luar.
Komite III, masalah pendidikan, pemerintah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur
mendesak direalisasikannya pendirian Koordinator Perguruan Tinggi Swasta atau Koperdis
atau kini bernama Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi L2 Dikti di wilayah Nusa Tenggara
Timur, karena saat ini di NTT telah hadir 64 perguruan tinggi swasta. Selama ini PTS NTT
berada di bawah Kopertis 8 wilayah Bali, NTB dan NTT. Kegiatan Visitasinya telah
dilakukan Kemendik Dikti pada Januari lalu, sehingga diharapkan DPD dapat mendorong
mempercepat ditindaklanjutinya L2 Dikti atau kopertis wilayah Nusa Tenggara Timur
dimaksud. Masalah kesehatan, pada umumnya NTT mengeluh tentang masih minimnya
fasilitas kesehatan terutama tenaga medis, ketersediaan obat-obatan, serta masih sulitnya
penggunaan fasilitas BPJS, KIS, KIP, KKS, dan diharapkan perhatian serius dari instansi
terkait. Masalah ketenagakerjaan, masih banyak tenaga kerja TKI ilegal, traficking, yang
berangkat ke luar negeri dikarenakan lama dan mahalnya proses pengurusan dokumen tenaga
kerja tersebut, serta keterlibatan oknum pejabat dari berbagai instansi terkait.
Terakhir Komite IV. Satu, pemerintah pusat diminta untuk memberi porsi transfer
dana ke provinsi kepulauan seperti NTT lebih besar daripada provinsi daratan, karena
provinsi kepulauan harus diumumkan beberapa modal transportasi sekaligus angkutan darat,
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 16
laut dan udara. Kedua, mendesak Kementerian Perindustrian agar turun ke lapangan untuk
melakukan pendampingan terhadap industri kecil dan menengah. Ketiga, pemerintah diminta
agar dana desa langsung ditransfer ke desa desa supaya bisa langsung digunakan. Pemerintah
tinggal memperbanyak tenaga pendamping untuk mengawasi penggunaan dana tersebut.
Keempat, banyak keluhan yang meminta agar diberi dana seperti dana desa karena,
maksudnya banyak kelurahan yang memprotes dan meminta agar diberi dana seperti dana
desa karena ada diskriminasi yang diresahkan oleh kalangan kelurahan dengan hadirnya
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tersebut. Kelima, masyarakat NTT juga mengusulkan
agar staf desa diangkat menjadi pegawai negeri atau PNS agar staf desa tidak terkontaminasi
oleh perebutan jabatan saat pilkades.
Demikian laporan kami, Anggota DPD RI Dapil Provinsi Nusa Tenggara Timur atas
perhatiannya diucapkan limpah terima kasih. Anggota DPD Ibrahim Agustinus Medah,
Abraham Liyanto, Adrianus Garu, Syafrudin Atasoge.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanti shanti shanti om.
Shalom
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Selanjutnya Kalimantan Selatan.
PEMBICARA: Drs. H. M SOFWAT HADI, S.H. (KALIMANTAN SELATAN)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Langsung saja, mempersingkat waktu, Anggota DPD Kalimantan Selatan telah
melaksanakan reses, perlu yang sangat menonjol kami laporkan sebagai berikut. Pertama
tentang persiapan pilkada serentak di Kalimantan Selatan dilaksanakan 2 kabupaten,
persiapannya sudah cukup baik.
Kemudian, kedua, adanya perubahan tentang struktur organisasi tata kelola di tiap-
tiap pemerintah daerah dan juga adanya pilkada serentak kemarin banyak dampak negatif,
antara lain penempatan pejabat-pejabat baru ataupun mutasi kurang memperhatikan
mengenai kualitas pejabat yang akan menggantikan. Kemungkinan ini terkait dengan tim
sukses pada waktu pilkada yang serentak yang lalu.
Kemudian tentang tenaga listrik di Kalimantan Selatan. Sampai sekarang ini masih
mengalami pemadaman atau penerangan secara bergiliran, padahal batubara untuk tenaga
listrik itu sebagian besar produksinya dari Kalimantan Selatan, mohon ini menjadi perhatian
bagaimana supaya tenaga listrik dijamin oleh pemerintah dengan berjalan secara baik.
Kemudian permasalahan narkoba. Jadi di Kalimantan Selatan tren untuk
penyalahgunaan narkoba cukup tinggi, makanya perlu kita perhatikan masalah pencegahan
atau pemberantasan narkoba, penyalahgunaan narkoba ini. Dan yang terakhir adanya
pengalihan kewenangan para guru-guru yang tadinya kewenangan dari bupati walikota
ditarik ke provinsi yang gaji-gaji maupun yang lain-lainnya dibiayai oleh APBN. Ada yang
menjadi masalah yaitu bupati dan walikota memberikan tunjangan daerah kepada guru-guru.
Tunjangan daerah ini tidak ada di dalam APBN sehingga menjadi masalah bagi para
gubernur karena untuk di Kalimantan Selatan saja sekitar 5.000-an guru yang menjadi
tanggung jawab gubernur. Sedangkan untuk memberikan tunjangan daerah kepada guru-guru
yang selama ini diberikan oleh bupati dan walikota dan berbeda-beda sesuai dengan
kemampuan kepala daerah sekarang menjadi beban gubernur dan mohon untuk menjadikan
perhatian. Jangan sampai setelah ditarik menjadi yang dikelola oleh gubernur ternyata
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 17
tunjangan daerah ini menjadi turun atau menjadi hilang tunjangan daerah yang diberikan oleh
pemda kepada guru-guru.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Selanjutnya.
PEMBICARA: Hj. ASMAWATI, S.E., M.M (SUMSEL)
Pak Ketua izin Sumatera Selatan di belakang Pak Ketua.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Silakan, silakan.
PEMBICARA: Hj. ASMAWATI, S.E., M.M (SUMSEL)
Cuma menyerahkan Pak Ketua.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)
Siap-siap Kalteng.
Sulteng. Selanjutnya, mau diserahkan apa? Urut dulu dari Sulut, Sulut.
PEMBICARA: Ir. STEFANUS B.A.N. LIOW (SULAWESI UTARA)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Shalom.
Om Swastiastu namo budaya.
Yang kami hormati Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia, Sekjen dan jajarannya, hadirin yang saya muliakan.
Perkenankanlah kami dari Provinsi Sulawesi Utara untuk melaporkan hasil aspirasi
masyarakat dan daerah selang tanggal 1 sampai 22 Januari 2017. Yang pertama dari Komite
I Provinsi Sulawesi Utara ada 2 kebupaten kota yang akan menggelar pilkada yakni
kabupaten Bolang Mongondow dan kabupaten Kepulauan Sangihe. Provinsi dan 15
kabupaten kota telah melantik pejabat eselon II, III, IV, sesuai dengan amanat PP Nomor 18
tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Kemudian untuk Komite II, lanjutan pembangunan jalan tol Manado-Bitung, proyek
ini dengan biaya sekitar 8,7 triliun. Kemudian jalan provinsi, khususnya ruas jalan Tombatu
dan pedalaman Pisa di wilayah kabupaten Minahasa Tenggara sepanjang kurang lebih 20 km
supaya segera direalisasikan. Revitalisasi Danau Tondano, DPD RI diminta untuk
memperjuangkan peningkatan anggaran bagi kegiatan revitalisasi dan konservasi Danau
Tondano.
Kemudian pemadaman listrik masih terjadi di wilayah Kota Manado meskipun
frekuensinya sudah agak berkurang, untuk itu segera dipercepat proyek peningkatan daya
listrik di Sulawesi Utara, baik PLTA maupun energi panas bumi geothermal. Baru-baru ini
Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo tanggal 27 Desember 2016 lalu telah
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 18
meresmikan pembangkit listrik panas bumi, PLTP Lahendong untuk unit 5 dan unit 6 di
Tompasok kabupaten Minahasa dengan kapasitas 2 kali 50 megawatt. Dengan demikian
maka total kapasitas PLTP Lahendong menjadi 120 megawatt.
Komite III, sistem pengupahan. Permasalahan pengupahan di Sulawesi Utara,
termasuk disejumlah kabupaten kota, sistem dan peraturan pengupahan memang baik tetapi
pengusaha memandang lebih tepat dengan relasi pengusaha pekerja. Artinya besaran upah
ditetapkan dengan kesepakatan antara pemberi kerja dan penerima kerja. Permasalahnnya
juga banyak perusahaan yang belum mampu menerapkan UMP, terutama perusahaan kecil
dan UKM.
Mendorong DPD RI membahas merumuskan dan menyusun RUU tentang sistem
pengupahan dengan harapan penghasilan suatu regulasi yang lebih baik dan berkeadilan,
dalam artian melindungi kepentingan pengusaha dan pekerja sesuai seimbang, sekaligus
memiliki kepastian hukum yang lebih kuat. Tenaga kerja Indonesia, dari segi organisasi perlu
adanya penyesuaian atau peningkatan status BP3TKI Manado, dari pejabat kantor sekarang
ini Eselon III menjadi Eselon II karena wilayah kerja BP3TKI Manado meliputi Provinsi
Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara sehingga membutuhkan koordinasi
dengan instansi lain atau pemerintah daerah setempat, sarana prasarana kurang menunjang
dan seterusnya.
DPD RI diminta kepada pemerintah pusat agar memfasilitasi pembangunan prasarana
BLK Bitung sebagai UPTD dinas tenaga kerja Provinsi Sulawesi Utara, serta di kabupaten
kota termasuk pembangunan prasarana sarana BLK di kabupaten Minahasa Utara dengan
luas lahan sekitar 5 hektar yang dibiayai dari kementerian tenaga kerja Republik Indonesia,
namun sampai saat ini pembangunannya tidak dilanjutkan lagi. Tenaga kerja asing,
permasalahan tenaga kerja asing Sulawesi Utara antara seiring dengan kebijakan bebas visa
maka terjadi peningkatan turis terutama dari Tiongkok. Ditemui ada yang menggunakan visa
turis tapi belum langsung kembali ke negaranya, melainkan bekerja disejumlah perusahaan
seperti perusahaan pertambangan emas, semen, dan pembangkit listrik. Ditemui ada
perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja asing, pertama dari Tiongkok namun tidak
melaporkan kepada pemerintah daerah, instansi terkait.
Kemudian kepariwisatawan. Provinsi Sulawesi Utara tidak masuk dalam 10 destinasi
prioritas pariwisata pemerintah di Sulawesi Utara. Kemudian kurangnya anggaran
pembangunan destinasi pariwisata dan promosi. Oleh karena itu mengharapkan DPD RI
mengusulkan kepada pemerintah pusat agar Sulawesi Utara masuk dalam destinasi pariwisata
perioritas dengan menjadikan taman laut Bunaken, Selat Lembet Dabau Tondano menjadi
satu otoritas khusus bagaimana 10 destinasi lainnya yang telah ditetapkan pemerintah pada
tahun 2016.
Ujian nasional. Permasalahan pelaksanaan ujian nasional, ujian nasional berisi kertas
dimana proses pelelangan pengadaan dokumen di kementerian. Perusahan percetakan diluar
daerah sehingga distribusi tidak efisien, apabila terjadi kekurangan naskah maka proses
pengiriman data dan barang terlalu jauh dan lama. Proses pengawas dari provinsi ke
percetakan tidak terkontrol secara efesien, tingkat kebocoran soal sangat rentan. UNBK perlu
pelatihan cukup bagi operator. Teknisi pada satuan pendidikan yang melaksanakan UNBK,
implementasi kebijakan ujian negara ternyata kebijakan yang telah ada selama ini belum
efektif dalam mendorong peningkatan kompentesi guru.
Masalah narkoba, kendala yang dihadapi dalam menerapkan ketentuan pidana
berkenaan dengan penyalahgunaan dan peredaran narkotika di daerah. Tersangka pengguna
narkotika setelah melalui assesmen oleh tim assesmen terpadu dan menyatakan rehabilitasi
namun tempatnya belum memadai atau representatif. Biaya rehabilitasi dibebankan kepada
tersangka, korban pengguna narkotika. Mengusulkan, menyarankan agar dapat direvisi untuk
jangka waktu prapenahanan ditambah karena sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 19
Tahun 2009 tentang Narkotika dimana prapenahanan terlalu singkat yakni 3x24 jam dan
dapat diperpanjang 3x24 jam atau sama dengan 6x24 jam atau 6 hari. Perlu diatur
standarisasi kriteria klien mana yang harus menjalani rehabilitasi dan mana yang harus
diproses hukum atau bersama antara rehabilitasi sambil proses hukum tetap berjalan.
Dibutuhkan regulasi yang mengatur tentang penindakan bahan adiktif dan obat-obat serta
jenis-jenis lainnya yang belum ditetapkan dalam ketentuan peraturan, seperti bunga
kecembung sebagai tanaman yang mengandung bahan adiktif.
Kemudian Komite IV, permasalahan anggaran dalam APBD Provinsi Sulawesi Utara
dengan pengalihan 8 urusan pemerintahan dari kabupaten kota ke pemerintah Provinsi
Sulawesi Utara.
Demikian laporan kami dari Provinsi Sulawesi Utara, sekian dan terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Selanjutnya Kalimantan Timur, mohon persiapan Gorontalo.
PEMBICARA: H. AHMAD HENDRY (KALIMANTAN TIMUR)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang
terhormat para Anggota Dewan Perwakilan Daerah, juga yang saya hormati Saudara Sesjen
dan jajarannya hadirin yang berbahagia, Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara sekalian yang saya
cintai.
Alhamdulillah, terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmatNya kepada kita
sekalian sehingga kita dapat menghadiri Sidang Paripurna ke-3 Dewan Perwakilan Daerah
pada hari ini.
Atas nama Anggota utusan Provinsi Kalimantan Timur, kami sampaikan terima kasih
atas kesempatan yang telah diberikan. Selanjutnya sesuai dengan jadwal hari ini
perkenankanlah kami menyampaikan laporan penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah,
daerah pemilihan pada masa sidang ini, yaitu sebagai berikut.
Laporan Anggota DPD Komite I, sebagai lanjut penyelesaian masalah antara PJ
Pupuk Kaltim dengan masyarakat Bontang, Pimpinan DPD RI telah mengirim surat kepada
Presiden Republik Indonesia guna ditindaklanjuti ditingkat kementerian. Kemudian Komite
II, dari banyak hasil, dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah
Kalimantan Timur harusnya ada dorongan pemerintah agar GSN bisa dioptimalkan untuk
masyarakat.
Kemudian laporan Komite III, dalam persoalan pendidikan terdapat beberapa
permasalahan masih kurangnya fasilitas penunjang di sekolah-sekolah. Hal ini diperparah
dengan aliran listrik yang mati belum optimal dan juga mempengaruhi kesiapan sekolah
mengadakan UNBK.
Kemudian Komite IV, keterlambatan dana alokasi umum. Mengakibatkan pemerintah
daerah harus berubah pengeluaran yang sebelumnya telah disusun dalam anggaran
pendapatan belanja daerah atau APBD tahun 2016. Diharapkan kedepannya pemerintah bisa
lebih hati-hati menyusun APBN dan rencana pemasukan untuk menghindari devisit anggaran
yang berakibat penundaan DAU yang merugikan daerah. Keterlambatan transfer dana desa di
wilayah Kalimantan Timur akibat keterlambatan penyelesaian LPG, manfaatkan dana desa
untuk desa maupun pemerintah daerah kabupaten diharapkan ada penyuluhan bagi desa agar
bisa menyusun LPG pemanfaatan dana desa agar tidak lagi keterlambatan.
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 20
Pemerintah dan instansi terkait seperti BUMN dan BUMD diharapkan bisa
memberikan bantuan kredit atau finansial terhadap UMKM. UMKM amat dibutuhkan dalam
pembangunan ekonomi di Kalimantan Timur.
Terima kasih lebih kurangnya, mohon maaf.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA: DEWI SARTIKA HEMETO, S.E. (GORONTALO)
Laporan kegiatan penyerapan aspirasi masyarakat Anggota DPD RI provinsi
Gorontalo.
Yang terhormat pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia seluruh
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Sekretariat Jenderal dan Wakil
Sekretariat Jenderal DPD RI, serta hadirin yang kami muliakan.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om Swastiastu.
Mewakili Anggota DPD RI dari Provinsi Gorontalo, pertama-tama kami
mengucapkan Selamat Tahun Baru 2017. Selanjutnya kami sampaikan selamat datang dan
selamat bergabung kepada bapak Ade Khali Senator Pengganti Antar Waktu untuk provinsi
Gorontalo serta bapak Joseph Pusrumakek Pengganti Antar Waktu untuk Provinsi Papua
Barat.
Hadirin yang kami hormati, sesuai agenda hari ini perkenankan kami atas nama
anggota DPD RI dari dari Provinsi Gorontalo menyampaikan laporan dan informasi yang
bersumber dari dialog yang kami lakukan bersama masyarakat, yang kemudian telah kami
himpun secara umum dalam uraian permasalahan sebagai berikut.
Terkait dengan tupoksi kerja Komite I, yang pertama terkait dengan pilkada serentak
2017. Keluarnya putusan Mahkamah Agung yang memerintahkan KPU Kabupaten Boalemo
untuk membatalkan pencalonan pasangan petahana Rumpagaul Lahmudin Hambali di
pilkada Kabupaten Boalemo yang dikhawatirkan akan menimbulkan instabilitas keamanan
daerah, seperti yang sempat diberitakan dibeberapa media nasional sempat terjadi aksi yang
berujung pengrusakan fasilitas umum di Kabupaten Boalemo. Untuk itu dihimbau kepada
semua pihak untuk mampu menahan diri semoga pilkada serentak kali ini mampu berjalan
sesuai dengan harapan.
Berikutnya terkait dengan tupoksi kerja Komite II, hasil inventarisasi masalah terkait
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Yang pertama kelangkaan pupuk masih terjadi hampir diseluruh wilayah provinsi Gorontalo.
Harga pupuk dibeberapa titik bahkan mencapai Rp. 250.000 di tingkat pengecer. Ironisnya
stok pupuk yang ada jumlahnya mencukupi dan tidak terjadi kendala ataupun keterlambatan
dalam proses distribusi. Untuk itu melalui Sidang Paripurna ini kami meminta kiranya
pemerintah pusat lebih intens melakukan pengawasan di lapangan untuk meminimalisir
kondisi ini.
Selanjutnya beberapa aspirasi terkait dengan tupoksi kerja Komite III DPD RI adalah
sebagai berikut. Yang pertama terkait dengan program full day school, program ini menuai
pro kontra dalam implikasinya di masyarakat di Kabupaten Gorontalo. Misalnya baik tenaga
pengajar maupun orang tua murid merasa terbebani dengan aturan dimana jam masuk
sekolah dimajukan ke jam 6 pagi dan waktu pulang bergeser ke jam 5 sore. Belum
maksimalnya program ini dikarenakan belum adanya formulasi kegiatan belajar siswa yang
efektif dan efisien untuk rentang waktu yang ditentukan. Akibatnya banyak murid yang
mengisi waktu siangnya di sekolah dengan tidur siang.
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 21
Terakhir beberapa aspirasi masyarakat terkait tupoksi kerja Komite IV adalah sebagai
berikut. Yang pertama penundaan penyaluran DAU. Di beberapa daerah termasuk Provinsi
Gorontalo merupakan momentum dari daerah untuk melakukan penghematan. Hal yang
paling realistis untuk segera dilakukan adalah melakukan penghematan terlebih mengingat
mayoritas daerah mengandalkan dana transfer dari pusat sebagai sumber pendapatannya.
Meski begitu penting untuk diperhatikan pemerintah daerah wajib hukumnya untuk tetap
senantiasa mendahulukan kepentingan masyarakat ini karena sejatinya APBN. APBD adalah
uang rakyat yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat.
Selanjutnya terkait dengan implikasi PP Nomor 18 Tahun 2016 terbitnya PP 18
Tentang Organisasi Perangkat Daerah ini bagaimana pun harus disikapi dengan sebaik-
baiknya oleh Pemda. Pilihan untuk membentuk postur birokrasi Pemda yang ramping tepat
fungsi dan ukuran merupakan sebuah keniscayaan di tengah turbulensi perubahan dan
keterbatasan anggaran. Tantangan bagi Pemda adalah bagaimana merestrukrisasi
organisasinya tanpa mengangkangi aturan. Tidak bisa dipungkiri akan banyak terjadi
turbulensi birokrasi di daerah dengan adanya penerapan aturan yang baru. Daerah dituntut
untuk mampu menyusun formulasi organisasi perangkat daerah dengan efektif dan efisien
dari sisi anggaran yang dimiliki oleh daerah.
Demikianlah beberapa hal yang dapat kami sampaikan dalam Sidang Paripurna DPD
RI kali ini sebagai bahan masukan untuk dapat dipertimbangkan semua pihak. Sebagai
penutup melalui Sidang Paripurna yang mulia ini saya menyampaikan selamat patriotik, Hari
Patriotik yang ke-75 untuk Provinsi Gorontalo. Perlu sedikit kami sampaikan bahwa pada
tanggal 23 Januari Tahun 1942, 3 tahun sebelum bangsa ini merdeka Gorontalo telah lebih
dulu memproklamirkan diri sebagai daerah yang merdeka yang telah lepas dari segala bentuk
penjajahan. Mari kita berdoa semoga arwah para pahlawan yang telah berjuang demi bangsa
ini senantiasa mendapatkan yang layak di sisi-Nya.
Amin ya rabbal alamin.
Wabillahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih. Selanjutnya Sulawesi Tenggara. Mohon persiapan Sulawesi Selatan.
PEMBICARA: Ir. H. ABDUL JABBAR TOB, M.M. (SULAWESI TENGGARA)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang kami hormati Pimpinan DPD RI.
Yang kami hormati Bapak dan Ibu anggota DPD RI.
Yang kami hormati Sekjen, Wakil Sekjen dan seluruh jajarannya.
Saya ingin mengajak mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT sore hari
ini kita masih sempat memberikan kesehatan sehingga dengan demikian kita melaksanakan
Rapat Paripurna mudah-mudahan kita dalam keadaan sehat.
Bapak dan Ibu yang saya hormati.
Reses yang dilaksanakan dari tanggal 21 Desember sampai 22 Januari dari 4 komite
diketemukan ada 39 masalah. Dari masing-masing Komite I 14 masalah, Komite II ada 4,
Komite III ada 17, Komite IV adalah 9. Dari semuanya ini punya bobot yang sama maka
dengan demikian kalau saya bacakan sangat panjang. Oleh karena itu sekali, tidak ada yang
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 22
saya bacakan dan ini sudah tertulis dan saya akan serahkan kepada dari masing-masing
komite. Saya kira demikian.
Terima kasih.
Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan Sulawesi Selatan. Selanjutnya persiapan Maluku.
PEMBICARA: Ir. H. ABDUL JABBAR TOB, M.M. (SULAWESI TENGGARA)
Yang saya hormati Bapak, Ibu Wakil Ketua DPD RI, Pimpinan Sidang.
Yang saya hormati Bapak, Ibu Anggota DPD RI yang ada dalam ruangan ini, yang
masih bertahan.
Yang saya hormati hadirin sekalian.
Alhamdulillah Sulawesi Selatan juga sudah menyampaikan laporan tertulis, sebagian
melalui situs, website Asmada. Sebenarnya justru ini yang kita harapkan ke depan, lebih awal
Sekertariat mengeksposekan siapa-siapa yang sudah menyampaikan laporan supaya kita
bergairah, untuk menyampaikan laporan berikutnya. Dua poin saja yang kami mau
mempertegas di forum ini, yang pertama adalah meminta semua komite tapi lebih khusus
kepada Komite I tentang impelementasi PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang perubahan
perangkat daerah. Yang kedua adalah implementasi PP Nomor 60 Tahun 2016 tentang jenis
dan tarif atas penerimaan negara bukan pajak yang berlaku di kepolisian. Selebihnya semua
tadi sudah disampaikan teman-teman tentang DAK, DAU, tentang infrastruktur dan lain
sebagainya sudah tertulis kami akan segera serahkan kepada pimpinan. Mohon maaf atas
segala kekurangan penyajian ini. Sekian.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Persilakan Maluku selanjutnya Sulawesi Barat siap. Sulawesi Barat, selanjutnya
Maluku Utara mohon persiapan.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (SULSEL)
Bapak, Ibu Pimpinan yang kami hormati.
Teman-teman Anggota DPD RI yang kami hormati.
Bapak Sekjen dan hadirin yang kami hormati.
Patut kita naikkan syukur kepada Tuhan karena ya telah memimpin kita sehingga kita
boleh melaksanakan tugas di daerah pemilihan. Banyak aspirasi masyarakat yang kami
terima tetapi seperti teman-teman kami sudah menyampaikan secara online, juga kami sudah
tulis secara lengkap. Kami membacakan beberapa pokok penting.
Yang pertama, dana desa sudah mengubah wajah desa-desa di Sulawesi Barat pada
satu sisi tetapi menimbulkan kesenjangan pada sisi lain terutama daerah kelurahan karena
tidak mendapat dana dari pemerintah. Yang kedua, perlu ketegasan dan pengawasan yang
ketat terhadap ASN dan PNS yang rentan dilibatkan dalam Pilkada serentak yang akan
datang. Yang ketiga, infrastruktur jalan di Sulawesi Barat masih sebagian besar sangat
memprihatinkan terutama beberapa terutama di daerah pegunungan dan secara khusus di
Kabupaten Mamasa.
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 23
Yang berikut, pupuk bersubsidi, sama sekali tidak dinikmati oleh masyarakat di
beberapa kabupaten sehingga mereka terpaksa membeli pupuk dengan harga yang sangat
mahal. Yang berikut, penyediaan bibit baik tanaman keras maupun tanaman holtikultura
sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Mereka tidak dapat memperoleh bibit yang berkualitas
yang berdampak pada produksi pertanian dan perkebunan mereka. Yang berikutnya masih
banyak desa yang tidak terjangkau listrik, termasuk dua desa dimana Bandara Sumororong
terletak di Kabupaten Mamasa. Masalah kehutanan, batas hutan ada beberapa desa yang
sudah puluhan tahun dihuni oleh manusia tetapi masih tergolong dalam kawasan hutan
lindung. Yang berikut masalah pendidikan, masih banyak sekolah di Sulawesi Barat seperti
yang saya yang kami laporkan, pada reses pada Sidang-sidang Paripurna yang lalu yang
sampai sekarang gurunya hanya satu atau dua orang, satu sekolah. Yang berikut, sebagian
besar kecamatan tidak terjangkau dengan sarana komunikasi telepon, dampaknya ialah
sekolah-sekolah yang diharapkan bisa terjangkau dengan atau bisa mengakses internet sama
sekali jangankan internet, telepon saja tidak bisa. Ini sama sekali berdampak pada kualitas
pendidikan di sebagian besar kecamatan di Sulawesi Barat. Yang berikut, dirasa penting di
beberapa sekolah kami menemukan keinginan untuk menambah jam pendidikan agama dan
pendidikan kewarganegaraan untuk meminimalisir munculnya sikap-sikap intoleran dan
radikalisme. Yang berikut, penundaan penyaluran dana DAU dana transfer daerah ke daerah
terutama di Provinsi Sulawesi Barat berdampak signifikan bagi penyelenggaraan pemerintah
di daerah.
Yang terakhir, pengalihan urusan pemerintah dari kabupaten kota ke provinsi
membawa dampak yang cukup besar bagi daerah misalnya di Sulawesi Barat pembayaran
gaji PNS yang jumlahnya 2.500 dialihkan dari daerah ke provinsi mengalami keterhambatan
karena dana yang dibutuhkan kurang lebih 350 miliar sedangkan tambahan dana dari pusat
hanya 100 miliar. Yang berikut, tenaga PTT dan guru tidak tetap yang telah diangkat dengan
SK oleh kepala daerah, bupati, kurang lebih 3.000 orang yang sekarang sudah dialihkan ke
provinsi butuh kejelasan karena provinsi tidak mempunyai dana untuk menggaji padahal
mereka itu di SK kan oleh bupati, kepala daerah.
Demikian pokok-pokok yang kami sampaikan dan kami menyampaikan secara
tertulis yang lengkapnya. Terima kasih dan selamat sore.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan Maluku Utara. Selanjutnya persiapan Aceh. Maluku Utara, tidak ada. Aceh
kami persilakan. Selanjutnya persiapan Jambi.
PEMBICARA: FACHRUL RAZI, M.IP. (ACEH)
Bismillahirahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang kami muliakan Ketua DPD RI, serta pimpinan, serta seluruh anggota DPD RI
Senator Indonesia.
Kami bacakan laporan kegiatan di daerah pemilihan anggota Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia untuk Provinsi Aceh disampaikan pada Sidang Paripurna DPD
RI, Senin 23 Januari 2017. Berkaitan dengan fokus utama reses kali ini, sesuai dengan surat
tugas dan Tupoksi Komite I, II, III dan IV DPD RI adalah inventarisasi pelaksanaan
pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang oleh karena itu hal hal lain dalam relevansi
tugas dan fungsi DPD RI serta sesuai perkembangan keadaan, perlu kami sampaikan
beberapa aspirasi pemerintah masyarakat dan daerah yang berhasil kita serap adalah sebagai
berikut. Pertama, Komite I permasalahan tapal batas, dimana pemerintahan Aceh terus
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 24
mengupayakan untuk menyelesaikan persoalan tapal batas antara Aceh dan Provinsi
Sumatera Utara oleh karena itu kita meminta kepada DPD RI untuk bisa memfasilitasi
adanya persoalan konflik tapal batas antara dua provinsi yang hari ini juga belum selesai,
demikian juga bagaimana dengan hasil kesepakatan MoU Helsinki terhadap batas Aceh.
Namun di sisi lain juga penyelesaian turunan Undang-Undang pemerintahan Aceh yang
masih belum selesai, ini tentunya harus menjadi perhatian serius DPD RI khususnya Komite
I untuk tahun 2017. Yang kedua adalah konflik pertanahan di mana kita menemukan
berbagai aspirasi dari masyarakat yang hari ini masih memiliki persoalan-persoalan
pertanahan hingga kita temukan masih tingginya konflik pertanahan yang ada di Provinsi
Aceh. Oleh karena itu sangat penting perhatian dari DPD khususnya Komite I serta yang
lainnya untuk bisa memberikan perhatian serius terhadap persoalan konflik pertanahan yang
ada di Provinsi Aceh. Yang ketiga adalah persiapan Pilkada serentak. Perlu kami sampaikan
bahwa sejauh ini semua pihak melaksanakan penyelenggaraan Pilkada serentak pada 15
Februari 2017 nantinya dengan 6 calon gubernur untuk provinsi dan 20 kabupaten kota di
seluruh Aceh. Oleh karena itu kita memberikan apresiasi kepada seluruh penyelenggara
Pilkada yang hari ini bekerja keras dan melakukan sosialisasi secara maksimal serta pihak
keamanan yang terus menjaga keamanan serta kondusifnya kondisi di Aceh. Namun tentunya
sebagai perwakilan dari Komite I saya tetap meminta kepada DPD dan juga pihak yang
berkait agar adanya netralitas kepada semua pihak khususnya juga kepada pihak kepolisian
dalam menjaga keamanan dan keadaan kondusif di Aceh. Dan yang keempat berkaitan
dengan persiapan pembentukan DOB hasil dari kunjungan dan aspirasi yang kami terima
bahwa sejauh ini berdasarkan usulan DPD RI khususnya Komite I di Provinsi Aceh akan
terbentuk 4 DOB, yang pertama adalah DOB Selat Besar, yang kedua adalah DOB Aceh
Selatan Jaya, yang ketiga adalah DOB Kota Melaboh dan DOB Aceh Raya. Oleh karena itu
kita meminta kepada DPD RI untuk bisa menjadikan tahun 2017 sebagai kado terakhir, kado
terbaik bagi rakyat Aceh dan rakyat seluruh Indonesia agar DOB dapat segera terealisasi di
Tahun 2017 dengan ditandatangani oleh pemerintah.
Dalam hal berkaitan dengan Komite II, kami sampaikan pengawasan atas
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan
pemberdayaan petani, memaksimalisasi hasil produksi pertanian masih terkendala oleh
beberapa faktor yang belum optimal dan belum meratanya infrastruktur jaringan irigasi yang
menjadi pendukung utama proses produksi. Kemudian yang kedua adalah distribusi pupuk
dan benih bersubsidi kepada masyarakat dalam prakteknya di lapangan masih terkendala dan
mengalami berbagai persoalan yang sangat complicated. Yang ketiga adalah faktor
penyuluhan pertanian, masih menjadi kendala dalam memperkuat petani guna meningkatkan
hasil produksi pertanian, dan pemerintah juga diharapkan untuk mengkaji dan membangun
konsep bagi kemudahan akses alat pendukung pertanian yang dapat menekan biaya produksi,
dan yang kelima adalah pemerintah perlu untuk memperbaiki standar harga beli beras hasil
produksi petani oleh Bulog yang selama ini mengendalikan harga jual hasil produksi petani.
Yang kedua berkaitan dengan pengawasan atas pesanan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2009 tentang ketenagalistrikan dimana rencana kenaikan biaya tarif listrik oleh pemerintah
telah dipandang memberatkan bagi masyarakat di daerah di tengah kondisi perekonomian
masyarakat yang kurang stabil kalaupun kemudian pemerintah tetap harus menetapkan
kebijakan untuk menaikkan tarif listrik maka kebijakan ini haruslah dapat disosialisasikan
dengan baik dan terjangkau seluruh masyarakat. Pemerintah diharapkan mengkaji dan
mengevaluasi biaya tarif listrik prabayar dan sebagainya dikarenakan banyaknya keluhan
masyarakat di daerah terkait adanya perbedaan tagihan biaya bagi masyarakat pengguna
listrik. Yang keempat adalah pemerintah harus melakukan pengawasan terhadap PT. PLN
dalam proses pelayanan-pelayanan yang maksimal bagi masyarakat apalagi di tengah rencana
kenaikan tarif listrik.
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 25
Berkaitan dengan kinerja Komite III adanya berkaitan dengan isu koperasi dan
UKM dimana dilaporkan salah satu kendala koperasi di Aceh adalah keterbatasan SDM,
teknologi dan sarana pendukung produksi dari pengelola operasi untuk itu diharapkan
seluruh kepada pemerintah pusat melalui Menteri Koperasi agar dapat memperbanyak
program capacity building kemudian mendirikan pabrik pengalengan dan sebagainya serta
menerapkan software aplikasi dan melatih petugas untuk operasi yang bergerak di sektor
simpan pinjam. Dan yang kedua, pemerintah tadi di Aceh Barat dan Aceh Singkil berkaitan
dengan penanggulangan bencana daerah dan dinas sosial dimana anggota DPD RI yang
mewakili dari Komite III mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama pemerintah
Kabupaten Aceh Singkil, Aceh dengan pusat dalam menanggulangi bencana terutama yang
BNPB dan Kementerian Sosial serta pemerintah pusat mengalokasikan anggaran untuk
penambahan mobilitas di lapangan serta kami juga mengucapkan mewakili dari anggota
DPD RI, Komite I, II, III dan IV mengucapkan terima kasih kepada DPD RI yang sangat
serius memberikan perhatian terhadap gempa di Pidie Jaya berkaitan dengan laporan Komite
IV pengawasan terhadap realisasi dana transfer ke daerah Tahun 2016 Dinas Pendapatan dan
Kekayaan Aceh dilaporkan berdasarkan hasil dari Komite IV anggota dari Provinsi Aceh
dalam rangka memaksimalkan penerimaan pajak kendaraan bermotor di Aceh, melalui DPD
kami mengharapkan agar dapat meminta pihak POLRI, khususnya Korlantas untuk
menertibkan pelaksanaan diskriminatif, di lapangan bagi pemakai kendaraan plat BL di luar
Aceh, jadi kalau BK dari Medan masuk ke Aceh sangat mudah tapi kalau BL masuk ke
Sumatera Utara dipersulit bahkan banyak sekali pungli-pungli di perbatasan dan ini perlu
perhatian dari DPD RI. Yang kedua berkaitan dengan perselisihan kepemilikan aset Aceh,
berupa alun-alun Provinsi Aceh yaitu berkaitan dengan lapangan Belang Padang yang masih
diklaim oleh 2 pihak yaitu pihak TNI dan pihak pemerintah Aceh, sementara perlu kami
sampaikan bahwa Belang Padang itu bukan milik siapapun, tapi milik rakyat Indonesia
dimana disitu telah dinyatakan Kemerdekaan Indonesia dengan saksi sejarah adalah Belang
Padang, hari ini menjadi konflik antara TNI dan Pemerintah Aceh untuk merebut satu aset
itu. Kemudian yang ketiga adalah agar dapat meminta pemerintah pusat untuk meninjau
ulang rencana pemotongan DAK fisik sebanyak 10 % pada Tahun 2016 karena ada proyek
yang sudah tender dan sudah bayar uang muka. Oleh karena itu saran demikian kami
sampaikan. Oleh karena itu saran dan tindaklanjut hendaknya dapat sama-sama kita tindak
lanjuti pada masing-masing sidang komite DPD RI dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang
konkrit dengan melibatkan dan kerjasama oleh semua pihak dan khususnya kita semua.
Terima kasih kepada pimpinan dan dewan perwakilan daerah republik indonesia perlu
kami sampaikan ucapan terima kasih.
Wabillahi taufik walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Senator Fachrul Razi, Senator Ghazali Abbas, Senator Sudirman dan Senator Rafli.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih. Persilakan.
PEMBICARA: JACOB ESAU KOMIGI, S.H., M.M. (PAPUA BARAT)
Terima kasih para teknisi yang sangat cerdas.
Yang saya hormati Bapak, Ibu Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia.
Bapak, Ibu Anggota DPD yang saya hormati.
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 26
Sebelum saya menyerahkan laporan ini ingin saya menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pimpinan, Bapak Sekjen dan jajarannya yang
hari ini untuk pertama kalinya telah melantik PAW dari Provinsi Papua Barat di Sidang
Paripurna yang terhormat ini. Dengan demikian bertambah lagi 1 anggota di anggota DPD RI
Provinsi Papua Barat menjadi 3 orang.
Bapak dan Ibu Anggota dan Sidang Paripurna yang saya hormati.
Laporan hasil reses dari Anggota DPD Provinsi Papua Barat. Komite I terkait dengan
pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah Provinsi Papua Barat terdapat 1 provinsi dan 4
kabupaten/kota dimana terdapat 2 kabupaten yang terdapat 1 pasangan calon. Kami
mendorong kepada penyelenggara untuk perbanyak sosialisasi kepada pemilih khususnya di
daerah yang terdapat 1 pasangan calon karena belum memahami sepenuhnya. Yang kedua,
penggunaan Sistem Sidalih oleh KPU RI untuk menetapkan DPT dari hasil pantauan kami
cukup membantu dan meminimalisir beberapa persoalan terkait dengan persoalan DPT.
Terkait dengan bidang tugas Komite II, anggota DPD RI mendesak pemerintah untuk
merealisasi pelaksanaan Kawasan Ekonomi Khusus di Sorong dan di Teluk Bintuni sesuai
dengan Keputusan Presiden. Terkait dengan Undang-Undang Pertanahan mengusulkan agar
Kementrian ATR dan BPR merealisasikan kuota atas Program Prona seharusnya disesuaikan
dengan pencapaian target sebelumnya.
Komite III terkait dengan bidang pendidikan. Kami meminta pemerintah pusat
diharapkan dapat menyelesaikan polemik persoalan Fakultas Kedokteran Universitas Papua
di Sorong yang tidak lagi mendapat dukungan tenaga pengajar dari Dosen Universitas
Indonesia. Terkait dengan bidang perlindungan perempuan dan anak, Komunitas Peduli
Perempuan Papua mengusulkan adanya tempat rehabilitasi atau yang disebut dengan rumah
aman bagi perempuan dan anak yang menjadi korban-korban kekerasan.
Demikian laporan dari anggota DPD RI Provinsi Papua Barat yang dapat kami
sampaikan pada kesempatan ini. Selamat sore. Atas perhatian bapak dan ibu sekalian kami
ucapkan terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Selanjutnya Papua kami persilakan. Mohon siap Sumut.
PEMBICARA: Pdt. CARLES SIMAREMARE, S.Th. M.Si (PAPUA)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu.
Yang kami hormati Pimpinan DPD RI dan seluruh Anggota yang kami banggakan.
Laporan kegiatan Anggota DPD RI Provinsi Papua di daerah pemilihan pada tanggal 21
Desember sampai dengan 22 Januari 2017. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh perkenan-Nya kita semua dapat berkumpul
kembali di awal tahun 2017 dalam keadaan sehat walafiat. Adapun tujuan pelaksanaan
kegiatan kunjungan kerja di daerah pemilihan adalah dalam rangka penyerapan pengumpulan
aspirasi masyarakat daerah, menjalankan fungsi pengawasan sesuai dengan bidang dan tugas
alat kelengkapan, relevansi dengan tugas dan fungsi masing-masing Anggota DPD RI sesuai
dengan konstitusi.
Komite I, situasi keamanan di Provinsi Papua saat ini sangat rukun, aman, dan damai.
Seluruh masyarakat Papua dari kota sampai dengan di daerah-daerah pedalaman begitu
antusias merayakan hari Natal dan menyambut Tahun Baru 2017 dengan penuh damai dan
suka cita. Kondisi aman dan damai ini menunjukkan perbedaan Papua dan daerah lain
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 27
misalnya di luar Papua dalam merayakan Natal dan Tahun Baru harus dilakukan dengan
kesiagaan keamanan kepada masyarakat yang melaksanakan ibadah serta penyambutan tahun
baru. Sedangkan di Papua, tahun ini menggambarkan bahwa kerukunan serta toleransi
beragama sangat dijunjung tinggi berkat kerja sama semua tokoh masyarakat, tokoh agama,
yang ada di tanah Papua.
Selama kunjungan reses, aspirasi yang kami terima di berbagai daerah, inti pokoknya
hampir sama, yaitu masyarakat Papua menilai pemerintah pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla kurang merespons atas aspirasi masyarakat Papua yang mengusulkan Daerah
Otonom Baru. Sementara, aspirasi DOB merupakan solusi atas kebutuhan hidup bagi
masyarakat di daerah-daerah tertinggal dan terbelakang dan kepulauan dan dalam rangka
mengentaskan masalah sosial, ekonomi,pendidikan, kesehatan, serta infrastruktur, dan lain
sebagainya. Selain belum terselesaikannya permasalahan sosial, ekonomi, bahkan politik,
hukum, pendidikan, kesehatan, bagi masyarakat menengah di Papua saat ini, kebutuhan
pangan dan papan yang layak juga masih jauh dari harapan. Belum terpenuhinya kebutuhan
dasar masyarakat tersebut, maka kami selaku Senator Papua mengusulkan agar kebijakan
maupun program pemerintah pusat serta pemerintah daerah lebih didasarkan pada kebutuhan
masyarakat bawah yang lebih membutuhkan saat ini.
Yang berikut, dalam kunjungan kerja daerah pemilihan Papua telah melakukan
pengawasan terhadap tahapan persiapan pelaksanan pilkada serentak jilid dua Provinsi
Papua. Pertemuan dilakukan dengan KPU, Bawaslu, dan KPU Panwas kabupaten/kota.
Laporan perkembangan dan tahapan pilkada serentak dari 11 kabupaten/kota Provinsi Papua
sangat lancar dan aman. Ada kendala biaya pelaksanaan pilkada di beberapa daerah
kabupaten, namun sedang diupayakan oleh pemerintah daerah. Namun, yang perlu
diwaspadai adalah potensi-potensi keamanan gangguan keamanan pada saat hari H serta
teknis lainnya.
Komite II, dengan dengan diresmikannya keenam proyek infrastruktur di tanah Papua
diharapkan dapat segera mendapat solusi dari krisis listrik yang selama ini membelenggu dan
memperoleh keadilan sebagai bangsa yang bebas menikmati energi listrik, sama seperti
bangsa Indonesia di wilayah NKRI lainnya. Yang kedua, perlu mengundang rapat dengar
pendapat Menteri BUMN RI, Menteri PUPR, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan,
Gubernur Papua, dan Bupati Papua untuk menegaskan alokasi anggaran yang tepat dan
proporsional dalam merealisasikan infrastruktur trans Papua. Yang berikut, program PLN
UP2B untuk mewujudkan Papua Terang 2019 belum signifikan. Hingga saat ini belum ada
realisasi signifikan di Provinsi Papua. Kondisi jalan antardesa, kabupaten, dan kota
mengalami keterlambatan pembangunan, begitu juga dengan infrastruktur irigasi belum
tercapai di tanah Papua.
Komite III, perlu melakukan rapat dengar pendapat dengan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan untuk merencanakan penyelesaian masalah infrastruktur sekolah dan alat
kelengkapan sekolah bagi anak-anak di Papua demi keadilan bangsa dan generasi penerus
Papua berikutnya. Pentingnya pengawasan obat dan makanan yang saat ini mulai memasuki
daerah-daerah di tanah Papua. Pendidikan sistem boarding school berulang kali kami
menyampaikan adalah satu pola yang sangat tepat untuk dikembangkan di tanah Papua
mengingat geografis tanah Papua yang begitu berjauhan sehingga program ini sangat tepat
untuk bisa dikembangkan di tanah Papua. Sehubungan rencana pemerintah yang
menyerahkan kewenangan SMA/SMK ke pemerintah kabupaten/kota sebaliknya perlu
dibarengi penyerahan dana yang memadai pula agar masing-masing daerah dapat
berkompetisi secara sehat, menyiapkan generasi yang andal siap memasuki era persaingan
tenaga luar. Usulan pemerintah daerah agar pemotongan anggaran yang terjadi di tahun 2016
tidak lagi terjadi di tahun 2017. Akibat pemotongan tersebut mengakibatkan banyak kegiatan
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 28
yang sudah dipihakketigakan akhirnya batal sehingga mengurangi wibawa pemerintah daerah
di tengah-tengah masyarakat.
Komite IV dan BAP, usulan pengawasan implementasi APBN dan APBD yang
dinilai belum mampu menyejahterakan masyarakat Papua perlu mengundang Kementerian
Keuangan, BPK, dan program UWP2B yang sedang gencar dilakukan di wilayah Papua.
Usulan peningkatan penambahan APBN dalam merealisasikan program pembangunan
infrastruktur dan juga berbagai program yang dianggap skala prioritas untuk mengejar
ketertinggalan di tanah Papua. Yang terakhir, usulan otonomi khusus segera dievaluasi yang
sampai saat ini belum dilakukan karena sebagian besar rakyat Papua masih hidup di bawah
garis kemiskinan atau tertinggal dari daerah-daerah lain.
Mungkin demikian yang ingin kami sampaikan.
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dari Provinsi Papua.
1. Pendeta Simaremare
2. Mesakh Mirin
3. Yanes Murib
4. Edison Lambe
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (SUMUT)
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita.
Om swastiastu.
Horas.
Nuwun sewu.
Yang terhormat Bapak Ketua, Ibu Wakil Ketua, dan Bapak Wakil Ketua Prof., para
Anggota Dewan yang terhormat, Bapak Sesjen. Izinkan kami membacakan sedikit saja, tetapi
beberapa pointers.
Yang pertama, dari Komite I tentang darurat narkoba, pemekaran, STNK, dan BNPB.
Dari Komite II tentang kami bersyukur Sumatera Utara menjadi daerah otoritas
Danau Toba dan masalah krisis energi kelistrikan yang sampai berdampak ke Aceh dan
sampai ke Riau.
Selanjutnya, tentang Komite III. Tenaga kerja asing dan kita bersyukur bahwa
perayaan Natal Oikumene di Sumatera Utara berjalan dengan baik dan dalam suasana
kondusif. Terkait dengan wacana full day school dari Komite III.
Dan keempat, Komite IV berkaitan dengan penundaan DAU di akhir tahun anggaran
2016 sekiranya jangan terjadi lagi di tahun 2017.
Pada kesempatan ini saya ingin juga memberikan apresiasi kami dari empat Anggota
DPD RI kepada Pimpinan DPD RI dalam hal ini yang berkenan hadir Bapak Mohammad
Saleh dalam rangka hari ulang tahun Waspada yang ke-70. Harian Waspada ini adalah koran
tertua di Indonesia setelah Kedaulatan Rakyat. Jadi beliau datang bersama dengan Bapak
Menteri Infokom mewakili Bapak Presiden dan juga kemarin ada acara dan apresiasi kepada
DPD RI. Terima kasih, Pak Mohammad Saleh, dan kami juga berterima kasih bahwa Ibu
Ratu Hemas dan Prof. Farouk ini adalah orang yang termasuk rajin datang ke Sumatera
Utara. Jadi sekali lagi terima kasih atas kerja sama dan atensinya kepada Sumatera Utara.
Saya pikir itu yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi semoga DPD lebih berperan
aktif. Kami punya banyak di sini bahan, tetapi itu beberapa pointers yang dapat kami
sampaikan. Mungkin sekalian berkaitan dengan tadi karena berketepatan banyak yang
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 29
berkaitan dengan infrastruktur, kami merencanakan izin dari Komite II mungkin berkisar
beberapa jam yang akan datang akan membuat tentang infrastruktur untuk mengatasi
permasalahan di daerah kita masing-masing. Saya pikir itu yang dapat saya sampaikan.
Sekali lagi terima kasih dan bagi teman-teman yang akan merayakan Imlek, kami ucapkan
Gong Xi Fa Cai, semoga kita makin baik dan lebih baik di masa mendatang. Demikian yang
dapat kami sampaikan.
Tertanda sahabat-sahabat saya: Prof. Dr. Ir. Darmayanti Lubis, Dr. H. Rijal Sirait, dan
Dedi Iskandar Batubara, S.Sos., S.H., M.Sp.
Sekian dan terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita.
Om shanti shanti shanti om.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Persilakan Kepri, selanjutnya siap Sumsel.
PEMBICARA: HARIPINTO TANUWIDJAJA (KEP. RIAU)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastiastu.
Terima kasih banyak kepada Pimpinan dan Anggota DPD RI yang masih setia
mendengarkan laporan kegiatan di daerah Anggota DPD RI sehingga sampai juga di giliran
Provinsi Kepulauan Riau. Tadi sudah banyak disampaikan, perkenankan saya menyampaikan
beberapa pointers penting yang menyangkut Kepulauan Riau.
Satu, mengenai masalah e-KTP. Masih terjadi permasalahan perekaman dan
kekurangan blanko e-KTP di Kota Batam di mana Batam itu merupakan daerah pendatang
sehingga menjadi masalah yang cukup besar di sana. Kedua, mengenai masalah tol laut. Tol
laut kita dukung, tetapi program tol laut ini mengecewakan masyarakat Anambas, yaitu
masyarakat kabupaten terluar, merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna di mana
sekarang tidak lagi singgah di Tarempa atau Anambas. Sementara, yang diharapkan rutenya
adalah Jawa, Sintete, Anambas, dan Natuna. Semoga ini dapat ditindaklanjuti. Kemudian
juga mengenai masalah perikanan, masih banyak masalah kekurangan sarana prasarana
infrastruktur perikanan. Juga mengenai masalah depo BBM yang masih bermasalah, harga
BBM di kepulauan masih mencapai Rp12.000 perliter. Jadi, bukan hanya di ujung timur saja
yang masih bermasalah. Kemudian mengenai masalah pengembangan pelabuhan kargo di
Batam, diharapkan UPT BP Batam yang mengelola pelabuhan di Batam segera beralih
menjadi badan usaha pelabuhan di Batam sehingga dapat bermitra dengan Pelindo I yang
dapat menggandeng perusahaan-perusahaan kelas dunia sehingga pelabuhan di Batam dapat
bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya di regional tersebut. Ketiga, maaf keempat,
permasalahan galangan kapal di Batam yang merupakan pusat galangan kapal di Indonesia
yang saat ini mengalami permasalahan karena penurunan perekonomian dunia diperparah
dengan keputusan Menteri Keuangan yang ditindaklanjuti dengan peraturan Kepala BP
Batam yang menaikkan tarif penerimaan negara bukan pajak, yaitu Perka Nomor 17 Tahun
2016. Kami minta hal ini segera ditindaklanjuti. Kemudian juga masalah TKI di Batam
adalah tentu ini ada daerah transit, kami harapkan permasalahan di hulu segera diselesaikan.
Demikian, terima kasih atas perhatian rekan-rekan semua.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 30
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Sumatera Selatan? Bengkulu? Bengkulu masih ada.
PEMBICARA: Dra. Hj. ENI KHAIRANI, M.Si. (BENGKULU)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya akan membacakan hasil identifikasi dan inventarisasi masalah yang kami
peroleh dalam kegiatan di daerah tanggal 21 Desember kemarin sampai 22 Januari. Masukan
untuk Komite I, persiapan pelaksanaan pilkada serentak 2017, Bengkulu ada 1 kabupaten
yang akan melaksanakan pilkada, yaitu Kabupaten Bengkulu Tengah. Ada indikasi
keterlibatan ASN BUMD mendukung salah satu calon. Selain itu, juga ada ancaman black
campaign, validasi data pemilih, gangguan distribusi logistic, dan rendahnya partisipasi
pemilih. Untuk itu, dibutuhkan pengawasan yang lebih ketat sehingga tidak terjadi persoalan
yang tidak kita inginkan.
Kemudian Komite II, perlu adanya jaminan berupa pinjaman lunak bagi petani serta
untuk membeli hasil-hasil pertanian guna menjaga hasil produksi pertanian dengan harga
yang stabil dan sesuai. Berikutnya, perlu bantuan teknologi produksi untuk meningkatkan
hasil produksi pertanian.
Masukan untuk Komite III, soal ketenagakerjaan. Masalah tenaga kerja asing, dengan
adanya kebijakan bebas visa yang diterapkan terhadap 169 negara yang tercantum dalam
Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tidak sepenuhnya berdampak positif. Dampak
negatifnya ditengarai adanya penyalahgunaan kebijakan bebas visa tersebut oleh warga
negara asing. Terhadap hal itu, pemerintah terus diminta segera melakukan evaluasi terhadap
kebijakan bebas visa. Di Bengkulu ada satu kecamatan yang mendeportasi belum lama ini
300 orang tenaga kerja asing ilegal. Lalu, ada fakta keengganan perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja asing untuk melaporkan secara rutin kepada dinas terkait,
bahkan terkesan tidak kooperatif dan menyembunyikan kalau mereka mempekerjakan tenaga
kerja asing. Harus ada sanksi tegas bukan hanya kepada tenaga kerja asing ilegal saja, tetapi
juga harus ada sanksi tegas kepada perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja ilegal
tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena bisa berisiko menimbulkan konflik dan berdampak
terhadap keamanan nasional. Soal rencana pemberlakuan full day school, pada umumnya
tenaga pendidik dan masyarakat dari Provinsi Bengkulu masih mempertanyakan gagasan
tersebut karena dinilai belum tepat dan kurang efektif bila diterapkan secara seragam di
daerah. Apalagi, sarana prasarana, tenaga guru, dan tenaga kependidikan masih menjadi
kendala serius. Kemudian, soal sistem pengupahan buruh, penetapan upah buruh masih ada
persoalan mendasar sehingga masih adanya sikap perbedaan antara pemerintah dan buruh.
Kondisi ini menyebabkan hampir setiap tahun terjadi persoalan yang menguras energi kita.
Melihat kondisi ini, maka seharusnya ke depan perbedaan itu harus diselesaikan secara
elegan agar persoalan ini tidak muncul setiap tahun. Untuk itu, menjadi sangat penting dan
mendesak untuk dilakukannya langkah-langkah konkret untuk merevisi aturan yang ada saat
ini.
Lalu Komite IV, ada fenomena kepala-kepala dinas berlomba-lomba membawa
proposal ke pusat. Kenyataannya ketika dana itu turun, pada waktu pelaksanaannya mikir
berkali-kali, beribu kali karena ada kekhawatiran nanti setelah terlaksana pegawai yang
melaksanakannya itu menjadi tersangka. Akibatnya, pimpinan SKPD tidak cepat mengambil
SIDANG PARIPURNA KE-6 DPD RI MS III TS 2016-2017
(SENIN, 23 JANUARI 2017) 31
kebijakan dan dana mengendap di bank. Untuk itu, perlu sinergitas antara pemerintah daerah
dengan pemerintah pusat dalam melaksanakan pembangunan. Demikian.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (BENGKULU) (KETUA DPD
RI)
Sidang Dewan yang mulia, sebagai rangkaian akhir Sidang Paripurna, kami
informasikan bahwa dalam rangka penguatan kewenangan DPD RI dan menindaklanjuti
implementasi keputusan Mahkamah Konstitusi terkait kewenangan DPD RI, maka Pimpinan
DPD RI akan melakukan rapat konsultasi bersama Pimpinan DPR dan Pimpinan Mahkamah
Konstitusi. Melalui rapat konsultasi ini diharapkan dapat membangun political will antara
DPD RI dan DPR RI dalam rangka penguatan produk legislasi nasional.
Kami informasikan pula bahwa dalam rapat Panitia Musyawarah tadi telah disepakati
untuk menyikapi berbagai laporan dan aspirasi masyarakat terkait banyaknya tenaga kerja
asing yang masuk ke Indonesia. Maka, diperlukan pembentukan panitia khusus untuk
membahasnya. Hal ini juga ditujukan untuk merumuskan rekomendasi kepada pemerintah
dalam menyikapi kebutuhan tenaga profesional pada pelaksanaan pembangunan di tanah air.
Namun sebelum membentuk pansus tersebut, Komite III diminta untuk menyusun kerangka
acuan secara terperinci, khususnya pendalaman substansi yang akan dibahas.
Selanjutnya, sesuai dengan mekanisme penggantian anggota pansus yang berasal dari
alat kelengkapan, rapat Panmus tadi telah menyepakati bahwa keanggotaan Pansus Tatib dari
PPUU yang semula Saudara Benny Rhamdani digantikan oleh Ir. Anang Prihantoro.
Sebelum menutup sidang kali ini, kami sampaikan bahwa Sidang Paripurna ke-7
dengan jadwal laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan dan pengesahan keputusan DPD
RI akan dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2017. Kami meminta agar dalam masa sidang
yang relatif singkat ini, kita semua dapat terus meningkatkan kerja-kerja politik demi
memajukan daerah melalui produk-produk legislasi sebagai bentuk artikulasi kerja kita di
alat kelengkapan maupun secara perorangan. Untuk itu, kami mengharapkan seluruh anggota
dapat melaksanakan dalam menghadiri setiap rapat dan kegiatan alat-alat kelengkapannya.
Akhirnya dengan mengucapkan alhamdulilah, Sidang Paripurna ke-6 kami tutup.
Wabillahit taufik walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanti shanti shanti om.
KETOK 3X
SIDANG DITUTUP PUKUL 17.38 WIB