esell

7
A. Judul : Persamaan Nerst untuk Menentukan Esell B. Tujuan : -Menyusun dan mengukur GGL sel elektroda -Menguji persamaan nerst C. Dasar teori Reaksi oksidasi reduksi banyak yang dapat dilangsungkan pada kondisi tertentu untuk membangkitkan listrik. Dasarnya bahwa reaksi oksidasi reduksi itu harus berlangsung spontan di dalam iar jika bahan pengoksidasi dan pereduksi tidak sama. Dalam sel Galvani oksidasi dilarutkan sebagai dilepaskannya electron oleh partikel partikel itu. Sebagai contoh reaksi oksidasi sederhana dan berlangsung spontan adalah bila lembar tipis Zink direndamkan pada suatu larutan sebagai sifat maka terjadi logam tembaga menumpuk pada lembaran Zink dan lembaran Zink lambat laun melarut dan dibebaskan energi panas. Reaksinnya: Zn + CuSO 4 ZnSO 4 + Cu Reksi yang sebenarnya adalah ion Zn dengan tembaga sebagai berikut : Zn + Cu 2+ Zn 2+ + Cu Tiap atom Zn kehilangan 2 elektron dan tiap ion tembaga memperoleh 2 elektron untuk menjadi sebuah

Upload: desy-apriani

Post on 15-Apr-2016

222 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

esell

TRANSCRIPT

Page 1: esell

A. Judul : Persamaan Nerst untuk Menentukan Esell

B. Tujuan : -Menyusun dan mengukur GGL sel elektroda

-Menguji persamaan nerst

C. Dasar teori

Reaksi oksidasi reduksi banyak yang dapat dilangsungkan pada kondisi

tertentu untuk membangkitkan listrik. Dasarnya bahwa reaksi oksidasi

reduksi itu harus berlangsung spontan di dalam iar jika bahan pengoksidasi

dan pereduksi tidak sama. Dalam sel Galvani oksidasi dilarutkan sebagai

dilepaskannya electron oleh partikel partikel itu. Sebagai contoh reaksi

oksidasi sederhana dan berlangsung spontan adalah bila lembar tipis Zink

direndamkan pada suatu larutan sebagai sifat maka terjadi logam tembaga

menumpuk pada lembaran Zink dan lembaran Zink lambat laun melarut dan

dibebaskan energi panas.

Reaksinnya:

Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu

Reksi yang sebenarnya adalah ion Zn dengan tembaga sebagai berikut :

Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu

Tiap atom Zn kehilangan 2 elektron dan tiap ion tembaga memperoleh 2

elektron untuk menjadi sebuah atom tembaga sel yang belum mencapai

keseimbangan kimia dapat melakukan kerja listrik.

Ketika reaksi didalamnya menggerakkan electron electron memlalui

sirkuit luar. Kerja kedua electron. Pada perbedaan potensial ini disebut

potensial sel besar sejumlah electron tertentu yang berjalan diantara kedua

electron dapat melakukan kerja listrik yang besar jika potensial kecil, electron

dalam jumlah yang sama hanya dapat melakukan sedikit kerja. Sel reaksnya

ada dalam keseimbangan tidak dapat melakukan kerja dan sel demikian sel

nol.

Page 2: esell

D. Alat dan Bahan

Alat :

- Potensiometer/ pH meter

- Gelas kimia 250mL

- Tabung U

- Kabel, penjepit, amplas

- Labu takar 100 mL

- Thermometer 100 oC

- Pipet volum 10 mL

Bahan :

- Lempeng seng

- Lempeng tembaga

- Tembaga sulfat 1 M

- Ammonium nitrat

- Aquadest

- Agar agar

E. Prosedur

1. Penetapan GGL

a. Siapkan potongan lempeng dan seng dengan ukuran ± 2 x 6 cm.

bersihkan permukaan logam tersebut dengan menggunakan amplas

b. Siapkan jembatan garam yang telah dibuat sebelumnya

c. Siapkan 2 gelas kimia yang masing masing di isi CuSO4 1 m dan

Zn SO4 1 M dan celupkan kedua elektroda logam. Hubungkan

dengan kabel pada potensiometer.

d. Masukkan jembatan garam seperti pada gambar

e. Amati nilai GGL pada potensiometer

2. Ulangi langkah 3-5 dengan menggunakan CuSO4 1 M, 0,01 M, dan

0,001 M

Page 3: esell

Pembuatan jembatan garam

1. Larutkan agar agar sebuk pada air dingin kemudian larutkan dalam air

panas sambil aduk

2. Campurkan kedalamnya ammonium nitrat

3. Masukkan agar agar encer (yang masih hangat) kedalam tabung U

4. Biarkan membeku kalau perlu dinginkan dengan merendamnya

5. Sumbat kedua jungnya dengan kapas

F. Data Hasil Pengamatan

Ada dalam lampiran

G. Pembahasan

Sel elektrokimia adalah sel yang terdiri dari dua elektroda, yang berupa

konduktor logam, yang dicelupkan kedalam elektrolit konduktor ion ( yang

dapat berupa larutan, cairan, atau padatan) pada percobaan ini GGL sel

ditentukan dengan menyusun serangkaian alat yang menggambarkan sel

Daniel. Pada rangkaian ini, lgam dicelupkan dalam larutan CuSO4 dan logam

seng dicelupkan kedalam larutan ZnSO4, dimana kedua elektroda

dihubungkan dengan volt meter, yang berfungsi untuk mengukur perbedaan

potensial pada kedua system. Sedangkan kedua larutan dihubungkan dengan

jembatan garam yang terbuat dari kertas saringyang telah dicelupkan dalam

larutan KNO3, yang berfungsi sebagai penyetara kation dan anion dalam

larutan logam Zn akan melepaskan electron dan teroksidasi menjadi Zn2+ dan

bergabung dalam larutan ZnSO4, electron yang dilepaskan kemudian

mengalir dari elektroda Zn ke elektroda Cu, sedangkan Ion Cu2+ nya sendiri

dari larutan CuSO4 menerima electron, yang kemudian ion ion berubah

(reduksi) menjadi endapan logam Cu aliran yang terbentuk antara logam Zn

(elektroda Zn) dengan elektroda Cu inilah yang pada akhirnya menyebabkan

Page 4: esell

terjadinya beda potensial antara kedua elektroda, dan menimbulkan aliran

listrik dan pancaran listrik arusnya adalah kebalikan dari aliran electron.

Perbedaan potensial ini terukur pada alat pengukur beda potensial yang

telah terpasang diantara kedua elektroda (Volt meter) sebagai beda potensial

yang dilambangkan E. dan beda potensial yang dihasilkan akan mencapai titik

maksismum ketika hendak ada arus yang mengalir, dan ini;ah yang kemudian

dinamakan GGL atau E sel. Namun lebih sederhana gaya gerak listrik (GGL)

Sel sering diartikan sebagai nilai limit atau perbedaan potensial pada

pengukuran 2 elektroda dengan menggunakan potensi meter ketika arus listrik

yang dihasilkan mengalir adalah nol. Perbedaan potensial yang diamati

bervariasi dengan jenis bahan elektroda dan konsentrasi serta temperature

larutan elektrolit. Dipasang jembatan garam yang berfungsi sebagai

penyetara. Dalam system ini dikarenakan suatu absan yaitu pada saat electron

terakhir, maka secara otomatis kation Zn2+ akan bertambah, dalam larutan

ZnSO4, sedangkan disebelah, terjadi penurunan jumlah ion (kation) Cu2+

karena terus menerus tereduksi menjadi logam Cu, padahal secara normalnya,

seharusnya jumlah antara ionnya ( kation Zn2+ dan Cu2+ adalah sama.

H. Kesimpulan

Dari data percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan:

- Konsentrasi Cu2+ 1M = 0,3

- Konsentrasi Cu2+ 0,1M = 0,185

- Konsentrasi Cu2+ 0,01M = 0,07

- Konsentrasi Cu2+ 0,001M= 0,045

- % kesalahan 1 = 72,7273 %

- % kesalahan 2 = 82,7100 %

- % kesalahan 3 = 93,2770 %

- % kesalahan 4 = 104,4475 %

Page 5: esell

I. Daftar pustaka

Soebagio, dkk. 2002. Kimia Analitik II. Malang : JICA

Svehla. 1990. Buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan

semimikro bagian I. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka