iiipengukuranvariabel

Upload: theo-dorus-kalvari

Post on 04-Jun-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    1/19

    III

    PENGUKURAN VARIABEL LATEN

    Model CFA dan PCA

    A. Pengukuran Variabel LatenSalah satu ciri dari pendekatan kuantitatif (mainstream) adalah data harus bersifat

    kuantitatif yang diperoleh melalui pengukuran. Penelitian di bidang ekonomi, manajemen,

    social, dan lain sebagainya sering melibatkan variabel yang tidak dapat diukur secara

    langsung, disebut variabel konstruks, laten, atau unobservable; misalnya kepuasan, motivasi

    dan lain sebagainya. Sehingga pengukuran variabel merupakan bagian yang sangat penting.

    Sebelum dilakukan pengukuran variabel, tentunya hal esensial yang harus dilakukan

    adalah menetapkan variabel-variabel apa saja yang akan diukur. Penentuannya didasarkan

    pada permasalahan dan hipotesis penelitian serta lingkungan dimana penelitian akan

    dilakukan. Hal demikian diharapkan dapat mempermudah identifikasi jenis-jenis variabel,

    yaitu variabel dependen, independen, confounding, dan lain sebagainya.

    Langkah penting dan paling awal dari proses pengukuran adalah membuat definisi

    operasional variabel (DOV). Definisi ini didasarkan pada tujuan penelitian dan teori-teori

    yang relevan. Landasan teori ini sangat penting, terutama untuk menjamin validitas isi

    (content validity) dari instrumen yang akan dikembangkan.

    Pengukuran variabel penelitian di bidang ekonomi manajemen, social, dan lain

    sebagainya umumnya dilakukan terhadap responden. Dengan demikian harus dapat diketahui

    secara pasti siapa respondennya, apa unit sampel (analisis)-nya, dan apa obyek penelitiannya.

    Misal penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kinerja

    eksport industri kecil. Di dalam penelitian tersebut, obyeknya adalah industri kecil, unit

    analisis (sampel)-nya juga industri kecil, akan tetapi respondennya terdiri dari: (1) pemilik

    (pengukuran terhadap visi dan misi), (2) manajer (pengukuran terhadap operasional dan

    kinerja perusahaan) dan (3) karyawan (pengukuran terhadap tingkat kepuasan dan motivasi).

    1. Konsep, Variabel dan Dimensi

    Hipotesis penelitian (mohon dibedakan dengan hipotesis statistik: H0 dan HA)

    berisikan hubungan atau keterkaitan antar konsep atau antar variabel. Bilamana hipotesis

    tersebut memuat aras hubungan atar konsep disebut hipotesis mayor, sedangkan jika memuat

    aras hubungan antar variabel disebut hipotesis minor.

    Konsep yang tertuang di dalam hipotesis bersifat unobservable atau berbentuk

    konstruks, sehingga di dalam pembuktian hipotesis memerlukan instrumen penelitian. Di sisi

    lain, juga terdapat beberapa variabel penelitian yang bersifat unobservable atau berbentuk

    konstruks, sehingga juga memerlukan instrumen penelitian, umumya berupa kuisioner.

    Komponen-komponen penyusun konsep secara struktur dapat dijelaskan sebagai

    berikut:(1)Konsep: tersusun atas partikular-partikular, dimana partikular ini disebut dengan

    variabel

    (2)Variabel: tersusun atas partikular-partikular, dimana partikular ini disebut dengandimensi

    (3)Dimensi: tersusun atas partikular-partikular, dimana partikular ini disebut denganindikator

    (4) Indikator: tersusun atas partikular-partikular, dimana partikular ini disebut denganitem.

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    2/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 21

    Gambar 1

    KOMPONEN PENYUSUN KONSEP

    Tentunya, di dalam realita penelitian, tidak sama persis dengan struktur tersebut.

    Kadang-kadang suatu penelitian hanya ingin membuktikan hipotesis minor, sehingga tidak

    ditemukan konsep. Di sisi lain, sering partikular yang terkandung di dalam variabel hanya

    berupa indikator, sehingga tidak ditemukan dimensi dan item.

    Instrumen penelitian, baik berupa kuisioner ataupun daftar isian, pada dasarnya adalah

    kumpulan kalimat yang mengandung makna sebagai stimuli terhadap responden, agar

    responden mampu memberikan respon terhadap item yang diukur. Namun demikian, jika

    partikular yang terkandung di dalam variabel hanya berupa indikator, maka kalimat stimuli

    pada instrumen penelitian adalah komponen indikatorbersangkutan.

    2. Pengukuran Variabel

    Banyak ahli yang menyatakan pengertian tentang pengukuran variabel, diantaranya

    adalah Davis dan Consenza (1993): A measurement scale can be defined as a device that is

    used to assign numbers to aspects of objects and eventsdan Malhotra (1996): Scaling is the

    process of placing the respondents on continum with respect to their attitude toward objects

    or events.

    Inti definisi dari para ahli tersebut, bahwa pengukuran adalah suatu proses kuantifikasi

    atribut (kualitatif) dari suatu materi atau obyek sehingga diperoleh angka (bilangan)menggunakan aturan tertentu. Dengan demikian bilamana aturannya diubah maka akan

    menghasilkan data yang berbeda, misal aturan skor 5 dan skor 11 akan menghasilkan data

    yang berbeda.

    Instrumen penelitian pada dasarnya adalah berupa perlengkapan untuk mendapatkan

    angka (kuantitatif) berdasarkan sikap, perlilaku, dan lain sebagainya dari responden terhadap

    obyek atau kejadian. Di dalam perancangan instrumen, terdapat suatu kegiatan yang cukup

    penting, yaitu menentukan skala yang akan digunakan. Teknik Pembuatan Skala yang banyak

    digunakan antara lain adalah Model Skala Likert dan Thurstone. Likert Scale: Respondent

    KONSEP

    VARIABEL

    DIMENSI

    INDIKATOR

    ITEM

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    3/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 22

    indicates degree of agreement or disagreement with statement about attitude, object, person

    or event.

    Proses pengukuran variabel secara sederhana dapat dilihat pada uraian berikut.

    (1) Buat Definisi Operasional Variabel (DOV)

    Ada yang menyebut konseptualisasi, yaitu pemberian arti operasional terhadap variabel(ada yang dimulai dari konsep terlebih dahulu) yang tercantum di dalam hipotesis

    penelitian. Definisi ini didasarkan pada teori-teori yang sesuai, agar pengukuran bersifat

    valid secara isi (content validity).

    (2) Identifikasi Dimensi dari variabel sesuai DOV (optional), kemudian rumuskan definisi

    operasional masng-masing dimensi

    (3) Identifikasi Indikator (particular) dari setiap dimensi atau variabel, selanjutnya buat

    definisi operasional dari setiap indikator.

    (4) Identifikasi Item dari masing-masing indikator, kemudian buat definisi operasional setiap

    item.

    (5) Tetapkan sistem respon yang ingin diukur : affective domain (perasaan / sikap terhadap

    sesuatu), conative domain( tendensi untuk bertingkah laku) atau cognitive domain(tahu

    atau tidak tahu).(6) Pilih model skala pengukuran yang akan digunakan: skala semantik diferensial, Likert

    atau skala kontinyu.

    (7) Susun item (pertanyaan) boleh negatif (unfavorable) atau positif (favorable), tidak

    direkomendasikan ada item netral

    (8) Tetapkan banyaknya respon pada setiap item : 3, 5, 7, 9 atau 11, yang banyak digunakan

    adalah 5

    (9) Tetapkan skor pada setiap respon : 1 = sangat tidak setuju, 2 = setuju, 3 = tidak punya

    pilihan, 4 = setuju , 5 = sangat setuju

    (10) Asumsi : harus ada contimum

    (11) Banyaknya respon jawaban setiap item diusahakan sama

    (12) Skor yang telah diperoleh diubah menjadi skala (MSI dari Thurston atauLikert Scale)

    (13) Uji coba instrumen: uji validitas dan reliabilitas

    CONTOH : Pengukuran Variabel Perilaku Manajemen

    Definisi Operasional Variabel:

    Variabel perilaku manajemen merupakan proses spanning yang menunjukkan intensi

    manajemen untuk mencapai kesuksesan strategi, yang mencakup; orientasi tugas dan orientasi

    kompetisi, kemampuan penyelenggaraan internasionalisasi, upaya pengelola perguruan tinggi

    untuk mempertahankan keberlangsungan institusi, serta upaya meningkatkan kesejahteraan

    institusi dan anggotanya. Variabel perilaku manajemen diukur berdasarkan persepsi

    pengelola institusi pendidikan tinggi yang menjalin kerjasama dengan universitas asing

    terhadap perilaku manajemen pengelolaan pendidikan tinggi.

    Model skala pengukuran yang digunakan adalah Likert Scale, dengan rentang skor 1 (sangat

    tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju). Variabel perilaku manajemen ini diukur

    berdasarkan indikator:

    1. Pelaksanaan tugas yang sudah direncanakan untuk diimplementasikan (Javalgi, et al.,2003; Winsted dan Patterson, 1998)

    2. Kemampuan institusi untuk menyelenggarakan berbagai program yang berkaitan dengankerjasama antar institusi (Javalgi, et al., 2003)

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    4/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 23

    3. Orientasi dan motivasi untuk berkompetisi dengan institusi pendidikan tinggi dilingkungan lokal maupun di lingkungan internasional (Winsted dan Patterson, 1998)

    4. Motivasi untuk mempertahankan keberlangsungan dan meningkatkan pertumbuhaninstitusi dalam jangka panjang (Winsted dan Patterson, 1998)

    5. Motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan institusi dan anggotanya (Winsted dan

    Patterson, 1998)

    Bentuk Instrumen :

    Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan keputusan Bapak/Ibu sebagai pengelola

    institusi terhadap kerjasama internasional yang diimplementasikan. Bapak/Ibu dimohon untuk

    mengungkapkan sejauh mana tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan Bapak/Ibu terhadap

    masing-masing pernyataan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban

    yang tersedia, dengan ketentuan sebagai berikut:

    1 = sangat tidak setuju

    2 = tidak setuju

    3 = ragu-ragu4 = setuju

    5 = sangat setuju

    No Pernyataan STS TS RR S SS

    1

    Program kerjasama internasional sudah merupakan

    salah satu tugas Bapak/Ibu sebagai pengelola

    institusi yang harus diimplementasikan

    1 2 3 4 5

    2

    Bapak/Ibu sebagai pengelola institusi secara

    rasioanal sudah melakukan perhitungan atas

    kemampuan untuk mneyelenggarakan program

    kerjasama internasional

    1 2 3 4 5

    3

    Bapak/Ibu sebagai pengelola institusi

    mengimplementasikan program kerjasama

    internasional dengan orientasi pengembangan

    kemampuan institusi untuk berkompetisi di

    lingkungan lokal dan internasional

    1 2 3 4 5

    4

    Bapak/Ibu sebagai pengelola institusi

    mengimplementasikan program kerjasama

    internasional sebagai upaya institusi untuk

    mempertahankan keberlangsungan institusi dalam

    jangka panjang

    1 2 3 4 5

    5

    Bapak/Ibu sebagai pengelola institusi

    mengimplementasikan program kerjasamainternasional sebagai upaya institusi untuk

    meningkatkan kesejahteraan institusi dan anggotanya

    1 2 3 4 5

    Sumber: Semua contoh ini diambil dari Disertasi Benedictus Karno Budiprasetyo, dengan judul Pemasaran jasaInternasional berbasis sumberdaya yang terintegrasi dengan prespektif pengetahuan, Budaya dan institusional; Studi pada

    Institusi Pendidikan Tinggi Indonesia yang bekerja sama dengan Institusi pendidikan tinggi asing, Program Pascasarjana

    Universitas Brawijaya tahun 2006.

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    5/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 24

    Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    Pada variabel fisik (kuantitatif), misal berat kering tanaman, lingkar leher sapi,

    diameter batang, kadar estrogen dan lain sebagainya, umumnya telah tersedia alat ukur

    standart. Agar alat ukur tersebut bersifat valid dan presisi selayaknya dilakukan kalibrasi

    sebelum digunakan untuk penelitian. Spesifikasi dan merek alat harus dinyatakan secaraeksplisit.

    Pada variabel kualitatif, instrumen penelitian berupa kuisioner atau daftar isian juga

    harus valid dan reliabel. Untuk itu, uji coba instrumen merupakan langkah yang penting. Uji

    coba instrumen seharusnya memperhatikan:

    (a).Kondisi uji coba harus menjamin diperolehnya data yang benar-benar mencerminkankeadaan sebenarnya.

    (b).Dilakukan sekurang-kurangnya terhadap 30 responden.

    1. Validitas Instrumen

    Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin

    diukur. Data hasil uji coba instrumen digunakan untuk uji validitas instrrumen. Jenis-jenis

    validitas instrumen dapat dilihat pada uraian berikut:(a) Validitas isi: kadang-kadang disebut dengan face validity, ditentukan berdasarkan

    landasan teori dan atau pendapat pakar.

    (b) Validitas kriteria: diukur dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masingitem dengan skor total menggunakan teknik korelasi product moment (metode

    interkorelasi). Menurut Masrun (1979), bilamana koefisien korelasi positif dan > 0.3

    maka indikator bersangkutan dianggap valid. Perhitungan koefisien korelasi dapat

    dilakukan dengan software SPSS

    (c) Validitas unidimensionalitas: diukur dengan Goodness of Fit Index(GFI), bilamana GFI> 0.90 maka instrumen bersangkutan dikatakan valid (Hair et. al., 1992). Perhitungan

    GFI dapat dilakukan dengan software LISREL 8.30 atau AMOS Rel. 4.01. Atau dapat

    diukur dengan analsis faktor konfirmatori, yaitu jika terdapat F1 (satu) faktor yang

    bermakna (eigen value >1 atau keragaman komulatif sekitar 75 %).

    2. Reliabilitas Instrumen

    Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

    dipercaya atau dapat diandalkan. Terdapat beberapa jenis ukuran reliabilitas: test re test,

    alternative-forms dan internal consistency. Salah satu ukuran reliabilitasinternal consistency

    adalah koefisien Alpha Cronbach, dimana jika > 0,6 menunjukkan instrumen tersebutreliabel (Malhotra, 1992). Perhitungan koefisien alpha Cronbach dilakukan dengan software

    SPSS.

    Di bawah ini diberikan contoh perhitungan uji validitas dan reliabilitas menggunakan

    SPSS. Misal untuk mengukur variabel sumber daya manusia dikembangkan instrumen

    penelitian dengan 3 indikator, yaitu X11, X12, dan X13. Pengukuran dengan menerapkanModel Likert dengan 5 skor, yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = setuju, 3 = netral, 4 = setuju , 5

    = sangat setuju. Responden yang diukur sebanyak 50 orang dan data hasil pengukuran (data

    simulasi) diberikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut.

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    6/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 25

    Tabel 1

    DATA SKOR: INDIKATOR DARI VARIABEL MOTIVASI

    Sumber Daya Manusia MotivasiResponden

    X11 X12 X13Responden

    X11 X12 X13

    1

    2 4 3 26

    4 3 5

    2 1 2 2 27 5 5 53 4 4 2 28 2 4 44 3 4 3 29 3 3 55 2 2 3 30 5 5 46 4 2 4 31 1 3 37 4 4 3 32 2 4 38 1 1 1 33 2 2 49 2 2 1 34 5 1 310 3 5 5 35 2 4 311 3 4 4 36 1 4 212 2 4 5 37 2 4 313 5 2 4 38 1 1 314 2 4 2 39 2 3 315 4 4 4 40 2 3 216 1 4 2 41 2 4 517 1 4 1 42 3 3 318 2 2 4 43 3 5 319 1 2 1 44 2 2 320 1 3 3 45 3 4 521 4 4 5 46 1 2 322 2 2 2 47 1 3 323 2 2 2 48 2 4 424 2 1 1 49 1 2 225 5 4 5 50 5 4 3

    Hasil analisis uji validitas instrumen diberikan sebagai berikut:

    (1) Validitas unidimensionalitas

    Total Variance Explained

    1.841 61.371 61.371 1.841 61.371 61.371

    .702 23.389 84.760

    .457 15.240 100.000

    Component

    1

    2

    3

    Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

    Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

    Extraction Method: Principal Component Analysis.

    Hasil analisis menunjukkan hanya component 1 yang signifikan (Initial eigenvalues) >1,

    dengan demikian instrumen penelitian dikatakan valid unidimensionalitas.

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    7/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 26

    (2) Validitas kriteria

    Correlations

    1 .311* .523** .800**

    .028 .000 .000

    50 50 50 50

    .311* 1 .419** .717**

    .028 .002 .000

    50 50 50 50

    .523** .419** 1 .828**

    .000 .002 .000

    50 50 50 50

    .800** .717** .828** 1

    .000 .000 .000

    50 50 50 50

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    X11

    X12

    X13

    Total_X1

    X11 X12 X13 Total_X1

    Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

    Koefisien korelasi antara SDM (berupa total dari seluruh indikator) dengan setiap

    indkator (X11, X12, dan X13) yaitu sebesar 0,800; 0,717; dan 0,828 semuanya di atas 0,3

    sehinga dapat dikatakan instrumen penelitian valid kriteria.

    Hasil analisis uji reliabilitas instrumen diberikan sebagai berikut:

    Reliability Statistics

    .683 3

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    Hasil analisis = 0,683, mengingat > 0,60 maka dikatakan instrumen penelitian reliabel.

    Hasil pengukuran variabel bisa berupa data ordinal atau mendekati interval. Bilamana

    hasil pengukuran berupa data ordinal, maka analisis yang tepat adalah nonparametrik,

    sedangkan jika interval dapat dilakukan dengan analisis parametrik (regresi, analisis path,

    SEM, dan lain-lain).

    Beberapa rujukan yang dapat digunakan, agar pengukuran dapat menghasilkan datainterval diberikan sebagai berikut. Menurut Sharma (1996), hasil pengukuran akan

    menghasilkan skala interval (interval scale), jika the differences between the successive

    categories are equal Sedangkan Sekaran (1992), secara eksplisit mengemukakan bahwa Skala

    Likert dapat menghasilkan data interval.

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    8/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 27

    B. DATA Variabel Latent

    Seperti telah dibicarakan sebelumnya, bahwa penelitian di bidang ekonomi dan sosial

    sering melibatkan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, disebut variabel latent

    atau unobservable; misalnya kepuasan, motivasi dan lain sebagainya. Pengukuran variabel

    laten menggunakan instrumen berupa kuisioner akan menghasilkan data dari setiap indikator

    atau data dari setiap item. Oleh karena itu, indikator atau item sering disamakan denganvariabel manifest atau variabel observable.

    Untuk memperoleh data dari variabel latent atau variabel unobservable dapat

    dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

    1. Metode Total Skor2. Metode Rata-Rata Skor3. Metode Rescoring4. Metode Indikator Terkuat5. Metode Skor Faktor6. Metode Skor Komponen Utama

    Metode pertama berarti menjumlahkan skor semua indikator, shingga diperoleh data

    total skor yang merupakan data variabel laten bersangkutan. Sedangkan metode keduamenggunakan rata-rata skor indikator. Sebagai ilustrasi digunakan data rekaan di bawah ini

    (menggunakan skala Likert 1 sampai 5).

    Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3Variabel Laten

    (Total Skor)

    Variabel Laten

    (Rata-rata Skor)

    2 3 2 7 2.33

    3 5 3 11 3.67

    1 2 1 4 1.33

    1 3 3 7 2.33

    2 4 5 11 3.67

    3 4 4 11 3.67

    2 2 5 9 3.00

    1 3 4 8 2.67

    2 1 1 4 1.33

    2 5 3 10 3.33

    Metode ketiga adalah rescoring. Metode ini merubah total skor menjadi skala awal (1

    sampai 5). Caranya adalah, untuk data di atas, sebagai berikut:

    - Nilai minimal skor total yang mungkin adalah 3

    - Nilai maksimal skor total yang mungkin adalah 15

    - Range = 15 3 = 12

    - Interval kelas (banyaknya skor awal, 1 sampai 5) adalah 5- Lebar interval kelas = 12/5 = 2.4

    - Rescoringbernilai 1 jika nilai skor total antara 3 sampai (3 + 2.4) = 5.4

    Rescoringbernilai 2 jika nilai skor total antara >5.4 sampai (5.4 + 2.4) = 7.8

    Rescoringbernilai 3 jika nilai skor total antara >7.8 sampai 10.2

    Rescoringbernilai 4 jika nilai skor total antara >10.2 sampai 12.6

    Rescoringbernilai 5 jika nilai skor total antara >12.6 sampai 15

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    9/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 28

    Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3Variabel Laten

    (Total Skor)

    Variabel Laten

    (Rescoring)

    2 3 2 7 2

    3 5 3 11 4

    1 2 1 4 11 3 3 7 2

    2 4 5 11 4

    3 4 4 11 4

    2 2 5 9 3

    1 3 4 8 3

    2 1 1 4 1

    2 5 3 10 3

    Untuk observasi pertama, nilai skor total adalah 7, di mana 7 berada pada selang

    rescoring 2, yaitu >5.4 sampai 7.8. Demikian seterusnya. Ketiga metode ini bersifat setiap

    indikator dipandang memiliki bobot yang sama, dan informasi 100% terpakai atau tercakup

    dalam variabel latent.Metode keempat adalah menggunakan indikator terkuat. Indikator terkuat diperoleh

    dari hasil korelasi antar masing-masing indikator dengan total skor. Indikator yang memiliki

    korelasi terbesar dipandang sebagai indikator terkuat dan digunakan untuk mewakili variabel

    latent. Nilai korelasi antara setiap indikator dengan total skor:

    Correlations

    1 .480 .218 .625

    . .160 .545 .053

    10 10 10 10

    .480 1 .396 .832**

    .160 . .257 .003

    10 10 10 10

    .218 .396 1 .790**

    .545 .257 . .007

    10 10 10 10

    .625 .832** .790** 1

    .053 .003 .007 .

    10 10 10 10

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    INDIKAT1

    INDIKAT2

    INDIKAT3

    SKOR_TOT

    INDIKAT1 INDIKAT2 INDIKAT3 SKOR_TOT

    Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

    Dari hasil analisis tersebut diperoleh nilai korelasi antara indikator 1 dengan skor total adalah

    0.625, indikator 2 dengan skor total adalah 0.832 dan indikator 3 dengan skor total adalah

    0.790. Indikator yang memiliki korelasi tertinggi adalah indikator 2 (0.832), sehingga variabellatent yang digunakan menggunakan skor indikator 2.

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    10/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 29

    Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3Variabel Laten

    (Indikator 2)

    2 3 2 3

    3 5 3 5

    1 2 1 21 3 3 3

    2 4 5 4

    3 4 4 4

    2 2 5 2

    1 3 4 3

    2 1 1 1

    2 5 3 5

    Metode kelima dan keenam adalah menggunakan analisis faktor dan analisis

    komponen utama. Metode ini menghasilkan skor faktor dan skor komponen utama, yang

    dijadikan sebagai data untuk variabel latent. Kedua metode ini berbeda dengan ketiga metode

    pertama yaitu bobot masing-masing indikator adalah berbeda, dan tidak 100% informasiterpakai atau tercakup. Kedua metode terakhir ini akan dijelaskan pada sub bab tersendiri

    pada bab ini. Perbedaan masing-masing metode dapat dilihat dari gambar berikut:

    Indikator 1

    Indikator 2

    Indikator 3

    Laten 1

    Indikator 1

    Indikator 2

    Indikator 3

    Laten 1

    Konstruk dengan Analisis Faktor Konstruk dengan Analisis Komponen Utama

    Gambar 2

    PERBANDINGAN ANTARA KONSTRUK DENGAN ANALISIS FAKTOR

    DAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA

    Pada kedua gambar tampak terlihat perbedaan terletak bagaimana arah hubungan

    antara variabel laten dengan indikator. Pada analisis faktor, masing-masing variabel indikator

    adalah fungsi dari variabel latent, sedangkan pada analisis komponen utama, variabel latent

    adalah fungsi dari seluruh variabel indikator. Konstruk dengan analisis faktormenganggap

    bahwa variabel latent adalah refleksi dari sejumlah indikator, sedangkan konstruk dengananalisis komponen utama menganggap bahwa variabel latent dibentuk (formasi) dari

    sejumlah indikator. Oleh karena itu, pembentukan variabel latent menggunakan analisis faktor

    dinamakan bentuk reflektif, sedangkan pembentukan variabel latent menggunakan analisis

    komponen utama dinamakan bentuk formatif.

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    11/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 30

    1. Analisis Faktor

    Analisis faktor merupakan salah satu teknik analisis statistika yang banyak digunakan

    dalam penelitian bidang sosial, ekonomi, pendidikan, manajemen dan psikologi.

    Perkembangan aplikasinya saat ini sudah sampai pada bidang-bidang penelitian eksakta,

    misalnya pertanian (agrokompleks), biologi, teknik, dan kedokteran. Analisis ini merupakan

    salah satu dari Analisis Peubah Ganda (Multivariate Analysis).Analisis faktor merupakan salah satu dari analisis ketergantungan (interdependensi)

    antar variabel. Prinsip dasar analisis faktor adalah mengekstraksi sejumlah faktor bersama

    (common factors) dari gugusan variabel asal X1, X2, , Xp, sehingga:

    a. Banyaknya faktor lebih sedikit dibandingkan dengan banyaknya variabel asal X.b. Sebagian besar informasi (ragam) variabel asal X, tersimpan dalam sejumlah faktor.

    Agar terjadi kesamaan persepsi, untuk selanjutnya faktor digunakan untuk menyebut

    faktor bersama. Faktor ini merupakan variabel baru, yang bersifat unobservable atau

    variabel latent atau variabel konstruks. Sedangkan variabel asal (X), merupakan variabel

    yang dapat diukur atau dapat diamati, sehingga sering disebut sebagai observable variable

    atau variabel manifest atau indikator.Salah satu tujuan dari analisis faktor adalah mereduksi jumlah variabel dengan cara

    mirip seperti pengelompokkan variabel. Di dalam analisis faktor, variabel-variabel

    dikelompokkan berdasarkan korelasinya. Variabel yang berkorelasi tinggi akan berada dalam

    kelompok tertentu membentuk suatu faktor, sedangkan dengan variabel dalam kelompok

    (faktor) lain mempunyai korelasi yang relatif kecil.

    Di dalam berbagai penelitian sosial, ekonomi, psikologi, pendidikan, dan lain

    sebagainya, kebanyakan variabel yang menjadi perhatian peneliti tidak dapat diamati atau

    diukur secara langsung. Dengan demikian, dikembangkan beberapa indikator untuk mengukur

    variabel tersebut. Pengelompokkan indikator-indikator dapat berguna untuk menentukan

    dimensi-dimensi dari variabel tersebut. Faktor dalam hal ini merupakan hasil

    pengelompokkan indikator, di dalam penelitian sosial, ekonomi, psikologi, atau pendidikan

    merupakan dimensi (variabel) yang tidak dapat diamati secara langsung.

    Kegunaan analisis faktor :

    1. Mengekstraks unobservable variable (latent variabel) dari manifest variable atauindikator. Atau mereduksi variabel menjadi variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit.

    2. Mempermudah interpretasi hasil analisis, sehingga didapatkan informasi yang realistikdan sangat berguna.

    3. Pengelempokan dan pemetaan obyek (mappingdan clustering) berdasarkan karakteristikyang terkandung di dalam faktor.

    4. Pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (berupa kuisioner).5. Dengan diperolehnya skor faktor, maka analisis faktor merupakan langkah awal (sebagai

    data input) dari berbagai metode analisis data yang lain, misal analisis diskriminan,

    analisis regresi, cluster analisis, ANOVA, MANCOVA, Analisis Path, Model Struktural,

    MDS, dan lain sebagainya.

    a. Konsep DasarMisal terdapat variabel X1, X2, , Xp yang menyebar normal dengan vektor nilai

    tengah dan var-cov matrix ,

    ( ) ,NX p

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    12/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 31

    maka dapat dibuat model

    X1= c11F1+ c12 F2 + . . . + c1p Fp+ 1

    X2= c21F1+ c22 F2 + . . . + c2p Fp+ 2.

    .

    .

    Xp= cp1F1+ cp2 F2 + . . . + cpp Fp+ p

    Dalam bentuk catatan matiks dituliskan sebagai berikut :

    X = c F +

    Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, dapat dilihat pada ilustrasi berikut. Misal

    terdapat variabel-variabel X1= nilai pelajaran Matematika, X2= nilai pelajaran Fisika, X3=

    nilai Geografi, X4= nilai pelajaran PPKN dan X5= nilai Sejarah. Seandainya terdapat data

    dari 50 siswa, dan setelah dilakukan analisis diperoleh hasil analisis faktor dengan loading

    sebagai berikut :

    X1= 0.03 F1+ 0.94F2 + 0.46 F3+ 0.85F4+ 0.32 F5+ 1

    X2= 0.16 F1+ 0.90F2 + 0.78 F3+ 0.25F4+ 0.65 F5+ 2

    X3= 0.76 F1+ 0.24F2 + 0.03 F3+ 0.29F4+ 0.73 F5+ 3

    X4= 0.84 F1+ 0.15F2 + 0.64 F3+ 0.82F4+ 0.13 F5+ 4

    X5= 0.95 F1+ 0.13F2 + 0.25 F3+ 0.73F4+ 0.86 F5+ 5

    dalam hal ini :

    Fj= Faktor bersaman ke j

    cij= bobot (loading) dari variabel ke i pada faktor ke j, yang menunjukkan pentingnya

    faktor ke j dalam komposisi dari variabel ke i.

    j= galat (erorr) atau faktor spesifik

    Faktor yang eigen value-nya lebih besar dari satu (> 1) misalkan hanya dua, yaitu F1dan F2, sehingga diputuskan hanya ada 2 faktor yang bermakna (hal ini akan dibahas pada

    uraian berikutnya). Untuk dapat melakukan interpretasi terhadap F1dan F2, perhatikan besar

    loading dari faktor-faktor tersebut pada masing-masing variabel. Pada F1, loading untuk X1dan X2kecil, sedangkan loading X3, X4dan X5besar, sehingga F1 dapat kita interpretasikan

    sebagai faktor kemampuan menghafal. Di sisi lain F2dapat diinterpretasikan sebagai faktor

    kemampuan logika, karena loading faktor untuk X1 dan X2besar, sedangkan loading X3, X4

    dan X5kecil, hal ini mengingat X1 dan X2 adalah nilai Matematika dan Fisika yang sangat

    membutuhkan logika tinggi. Sementara F3 dan F4 diabaikan, mengingat eigen value-nya

    dimisalkan lebih kecil dari satu (< 1).Walaupun kecil, pelajaran Sejarah juga membutuhkan komponen kemampuan logika,

    sehingga faktor logika ini dimiliki secara bersama-sama oleh seluruh variabel X, oleh karena

    itu disebut sebagai faktor bersama (common factor). Nilai pelajaran Sejarah, di samping

    ditentukan oleh komponen menghafal dan logika, juga masih ditentukan oleh faktor lain,

    misalnya keberuntungan karena soal-soal yang dipelajari keluar dalam ujian, faktor ini disebut

    dengan faktor spesifik, dan dilambangkan dengan .Metode pendugaan pembobot (loading) dalam analisis faktor, antara lain adalah

    metode kemungkinan maksimum (MLE = maximum likelihood estimation) dan solusi

    principle component analysis(PCA). Data input untuk PCA dapat berupa matriks kovarians

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    13/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 32

    (S) atau matriks korelasi (R). Matriks kovarians digunakan bilamana unit satuan dari seluruh

    variabel yang akan dinanalisis adalah sama, dan bilamana tidak digunakan R. Dari R atau S

    diperoleh j(eigen value) dan aj(eigen vextor) yang berpadanan, di dalam PCA ajmerupakanpembobot atau loading komponen pokok. Pembobot atau loading faktor adalah :

    cj= jj a

    b.Hal-hal yang Berkaitan dengan Analisis Faktor

    1. Ragam Variabel Asal (X)Ragam variabel X di dalam analisis faktor dapat dipilah menjadi dua komponen, yaitu

    komunalitas ( 2ih ) dan i .

    Var(Xi) = i2ip

    22i

    21i c...cc ++++

    atau

    Var(Xi) = =+ j

    2

    ij

    2

    ii

    2

    i ch;h

    Komponen 2ih disebut komunalitas (comunality) yang menunjukkan proporsi ragam X yang

    dapat dijelaskan oleh p faktor bersama. Komponen i merupakan proporsi ragam dari X yang

    disebabkan oleh faktor spesifik dan atau galat (error).

    Besarnya ragam Xiyang dapat dijelaskan oleh Fj, adalah :

    Var(Xi) yang dijelaskan Fj= %100xc

    c

    i

    2ij

    2ij

    2. Faktor BermaknaBilamana pendugaan loading faktor (cij) menggunakan solusi PCA, maka indikator

    dan kriteria yang berlaku pada PCA juga berlaku untuk Analisis Faktor. Faktor yangdipertimbangkan bermakna adalah bilamana eigen value-nya lebih besar satu (1 ) dan ataukeragaman komulatifnya kira-kira 75 %.

    3. Peranan FaktorBanyaknya faktor yang bermakna, selain menggunakan indikator eigen value dan

    proporsi keragam komulatif, juga dapat diperiksa melalui peranan faktor. Peranan Fjdalam

    menjelaskan keragam total data, diberikan sebagai berikut :

    Bilamana input data berupa matiks ragam-peragam,

    Peranan( )

    %100xStr

    c

    F iij

    j

    = ; S = var-cov matrix

    Bilamana input data berupa matiks ragam-peragam,

    %100xp

    c

    F iij

    j

    = ; p = banyaknya variabel yang dianalisis

    4. Peragam antara X dengan FPeragam antara Xidengan Fidiberikan sebagai berikut :

    ijji c)FX(Cov =

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    14/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 33

    Sehingga pembobot (loading) faktor dapat digunakan untuk melakukan interpretasi terhadap

    setiap faktor yang bermakna. Faktor dengan loading besar berarti merupakan komponen

    penyusun terbesar dari variabel bersangkutan, sedangkan tanda (positif atau negatif)

    menunjukkan arah. Dengan demikian faktor sebagai variabel baru atau latent variable dapat

    diketahui merupakan variabel laten apa atau variabel baru apa? Contoh kongkritnya dapat

    dilihat pada ilustrasi sebelumnya, yaitu analisis faktor terhadap nilai mata pelajaranMatematika, Fisika, Geografi, PPKN, dan Sejarah.

    5. Skor FaktorSering kali analisis faktor merupakan analisis awal dari suatu permasalahan dalam

    penelitian, yaitu upaya mendapatkan variabel baru atau variabel laten. Untuk selanjutnya

    dapat dilakukan analisis dengan berbagai metode, misalnya model struktural, analisis

    diskriminan, analisis cluster, analisis konjoin, MDS atau MANOVA atau lainnya. Dengan

    demikian, variabel laten tersebut harus ada datanya, yaitu merupakan skor faktor.

    Bilamana matriks input data adalah S, maka skor faktor dihitung dengan rumus :

    S-Fa = cS-1

    (xj- x )

    Bilamana matriks input data adalah R, maka skor faktor dihitung dengan rumus :

    S-Fa = cR-1

    Zj.

    Di dalam analisis faktor terdapat dua pembahasan, yaitu analisis faktor eksploratori dan

    konfirmatori.

    Analisis Faktor Konfirmatori

    Misalnya kita ingin mengukur Ability dan Aspiration dari karyawan. Kedua variabel

    tersebut bersifat unobservable, sehingga perlu dikembangkan indikator sebagai pengukurnya.

    Untuk mengukur Ability dikembangkan 4 indikator, yaitu X1 s/d X4, dan untuk mengukur

    Aspiration dibuat dua indikator, yaitu X5dan X6. Permasalahannya : Apakah benar X1s/d X4merupakan pengukur Ability yang valid dan reliabel ? Demikian juga : Apakah benar X5dan

    X6merupakan alat ukur Aspiration yang valid dan reliabel ?Untuk itu, perlu dilakukan konfirmasi lebih lanjut, yaitu memeriksa validitas dan

    reliabilitasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan Analisis Faktor, sehingga dinamakan Analisis

    Faktor Konfirmatori. Jadi pada prinsipnya kita hanya akan melakukan konfirmasi berdasarkan

    teori atau konsep yang sudah ada terhadap keakuratan (valid dan reliable) instrumen yang kita

    buat. Secara visual dapat dilihat pada gambar berikut.

    Untuk lebih memperjelas aplikasinya, dapt dilihat ilustrasi berikut.

    Faktor yang harus

    terbentuk = 2

    Faktor I = Ability

    Faktor II = Aspiration

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    15/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 34

    ILUSTRASI

    Suatu penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik karyawan.

    Bilamana terdapat beberapa kelompok karaktersitik, maka pada setiap kelompok ingin

    diketahui faktor apa yang dominan berpengaruh terhadap kinerjanya (perform). Variabel yang

    diamati adalah pengembangan karir, kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Instrumenpenelitian untuk mengukur variabel-variable tersebut adalah sebagai berikut.

    Instrumen Penelitian

    Lingkari salah satu jawaban yang dianggap paling tepat, dengan bobot penilaian sbb :

    1. sangat tidak setuju, 2. tidak setuju , 3.Netral, 4. setuju , 5. sangat setuju

    Pengembangan Karier ( X1)

    Skor

    Pilihan1 Jabatan/tugas yang bapak/ibu emban memerlukan peningkatan

    kemampuan /ketrampilan melalui Diklat.

    1 2 3 4 5

    2 Tingkat kemampuan karyawan dapat diukur dengan lamanya masa

    kerja.

    1 2 3 4 5

    3 Daftar urutan kepangkatan (DUK) adalah metode yang paling tepat

    untuk syarat promosi jabatan karyawan (naik jabatan).

    1 2 3 4 5

    4 Pimpinan memberi dorongan kepada bapak/ibu untuk studi lanjut,

    agar bisa menunjang peningkatan karir

    1 2 3 4 5

    5 Pimpinan memberi penghargaan terhadap prestasi bapak/ibu. 1 2 3 4 5

    Kepuasan Kerja Karyawan (Y1)1 Tugas/jabatan yang sedang bapak/ibu jalani menyenangkan. 1 2 3 4 5

    2 Dalam tugas sehari-hari atasan selalu memberikan arahan yang berkaitan

    dengan tugas bapak/ibu.

    1 2 3 4 5

    3 Prestasi bapak/ibu di tempat kerja sangat memungkinkan untuk mendapat

    peluang promosi jabatan (kenaikan jabatan).

    1 2 3 4 5

    4 Kondisi kerja bapak/ibu sangat kondusif dan menyenangkan. 1 2 3 4 5

    5 Rekan sekerja bapak/ibu selalu mendukung pelaksanaan tugas yang sedang

    bapak/ibu jalani.

    1 2 3 4 5

    Kinerja Karyawan (Y2)

    1 Bapak/ibu dapat menyelesaikan tugas dengan tingkat ketelitian yangtinggi.

    1 2 3 4 5

    2 Setiap hari bapak/ibu dapat menyeleseikan tugas pada hari itu juga,

    tidak menunggu hari esok.

    1 2 3 4 5

    3 Setiap hari bapak/ibu bisa hadir di kantor sesuai dengan waktu yang

    ditentukan.

    1 2 3 4 5

    4 Bila meninggalkan kantor pada jam dinas untuk kepentingan pribadi,

    bapak/ibu minta ijin kepada atasan.

    1 2 3 4 5

    5 Setiap mengakhiri pelaksanaan tugas, bapak/ibu membuat laporan

    tertulis/lisan kepada atasan.

    1 2 3 4 5

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    16/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 35

    Data yang diperoleh seperti tersimpan dalam lember kerja softwrae SPSS.

    Indikator dari variabel pengembangan karir, dilakukan analisis faktor hasilnya

    (sebagian output SPSS) disajikan sebagai berikut.

    Communalities

    1.000 .332

    1.000 .710

    1.000 .501

    1.000 .666

    1.000 .722

    X1.1

    X1.2

    X1.3

    X1.4

    X1.5

    Initial Extraction

    Extraction Method: Principal Component Analysis.

    Total Variance Explained

    1.820 36.407 36.407 1.820 36.407 36.407

    1.110 22.199 58.606 1.110 22.199 58.606

    .897 17.944 76.550

    .760 15.201 91.752

    .412 8.248 100.000

    Component

    1

    2

    3

    4

    5

    Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

    Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

    Extraction Method: Principal Component Analysis.

    Component Matrixa

    -.377 .435

    .189 .821

    .553 .442

    .788 -.210

    .846 -.083

    X1.1

    X1.2

    X1.3

    X1.4

    X1.5

    1 2

    Component

    Extraction Method: Principal Component Analysis.

    2 components extracted.a.

    Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa pada terdapat 2 faktor yang memiliki eigen

    value > 1, sehingga dapat dikatakan terdapat dua faktor yang signifikan. Hal ini menunjukkan

    bahwa instrumen untuk mengukur variabel pengembangan karir tidak valid (unidinemsional).Setelah ditelusuri ternyata indikator X1.1 dan X1.2 memiliki loading faktor yang besar pada

    faktor 2 (di dalam oput komputer disebut componetn 2). Indikator inilah yang menyebabkan

    instrumen tidak valid. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

    cara membuang indikator tersebut.

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    17/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 36

    Communalities

    1.000 .310

    1.000 .689

    1.000 .729

    X1.3

    X1.4

    X1.5

    Initial Extraction

    Extraction Method: Principal Component Analysis.

    Total Variance Explained

    1.728 57.612 57.612 1.728 57.612 57.612

    .844 28.133 85.745

    .428 14.255 100.000

    Component

    1

    2

    3

    Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

    Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

    Extraction Method: Principal Component Analysis.

    Component Matrixa

    .557

    .830

    .854

    X1.3

    X1.4

    X1.5

    1

    Compone

    nt

    Extraction Method: Principal Component Analysis.

    1 components extracted.a.

    Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa hanya ada satu faktor yang nilai eigen value-

    nya > 1. Dengan demikian instrumen dianggap valid (unidimensional), kemudian skor faktor

    disimapan, dan itulah wujud dari data pengembangan karir sebagai variabel komposit. Dilihatdari besarnya loading faktor, maka indikator X1.5 adalah tertiggi, hal ini menunjukkan bahwa

    pengembangan karir paling besar (dominan) ditentukan oleh X1.5 (penghargaan dari

    pimpinan terhadap prestasi karyawan). Data ini selanjutnya dapat digunakan untuk berbagai

    analisis lanjutan, regresi, cluster, analisis jalur, dll.

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    18/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 37

    2. Analisis Komponen Utama

    Analisis Komponen Utama atau Principle Component Analysisbermula dari tulisan

    Karl Pearson pada tahun 1901 untuk variabel non-stokastik. Analisis ini kemudian

    dirampatkan untuk variabel stokastik oleh Harold Hotelling pada tahun 1933. Analisis ini

    merupakan analisis tertua dan banyak digunakan dalam analisis multivariat. Perhitungan

    dalam analisis ini pada waktu tersebut merupakan pekerjaan yang sukar walaupun hanyamenggunakan beberapa variabel. Analisis ini baru berkembang penggunaannya setelah

    tersedianya fasilitas komputasi elektronik.

    Analisis Komponen Utama biasanya digunakan untuk:

    (1) Identifikasi variabel baru yang mendasari data multi variabel

    (2) Mengurangi banyaknya dimensi himpunan variabel yang biasanya terdiri atas variabel

    yang banyak dan saling berkorelasi menjadi variabel-variabel baru yang tidak berkorelasi

    dengan mempertahankan sebanyak mungkin keragaman dalam himpunan data tersebut

    (3) Menghilangkan variabel-variabel asal yang mempuyai sumbangan informasi yang relatif

    kecil.

    Variabel baru yang di maksud di atas disebut komponen utama, yang berciri

    (1) Merupakan kombinasi linier variabel-variabel asal(2) Jumlah kuadrat koefisien dalam kombinasi linier tersebut bernilai 1

    (3) Antar variabel tidak berkorelasi (saling bebas atau independen)

    (4) Antar variabel mempunyai ragam berurut dari yang terbesar ke yang terkecil.

    Variabel baru yang disebut komponen utama ini bersifat unobservable variable dan

    disebut variabel latent, sedangkan variabel asal (X) yang membentuk komponen utama

    tersebut adalah observable variabledisebut variabel manifest (indikator).

    Berikut dijelaskan konsep-konsep yang berkaitan dengan pembentukan skor

    komponen utama pada analisis komponen utama. Misal terdapat p variabel X, yaitu X1, X2, ...,

    Xp, maka dapat dibuat kombinasi linier:

    K1= a11X1+ a21X2+ ... + ap1Xp

    K2= a12X1+ a22X2+ ... + ap2Xp

    .

    .

    Kp= a1pX1+ a2pX2+ ... + appXp

    Dalam bentuk catatan matriks ditulis:

    K = AX

    Ada 3 metode yang digunakan untuk menentukan banyaknya komponen utama, salah

    satunya adalah : Proporsi kumulatif dari keragaman total. Kriteria ini paling banyakdigunakan dan dapat digunakan untuk matriks kovariansi atau korelasi pada AKU. Kriteria

    dalam metode ini adalah menspesifikasikan sebelumnya persentase minimum dari keragaman

    total yang sesuai (kira-kira 90%) dan jumlah komponen utama yang terkecil yang memenuhi

    spesifikasi tersebut yang dipilih. Jikap

    ...21 adalah nilai eigen dari matriks

    kovariansi (korelasi), maka proporsi kumulatif dari k nilai eigen pertama adalah :

  • 8/13/2019 IIIPengukuranVariabel

    19/19

    Solimun Laboratorium Statistika FMIPA UB 38

    pkp

    i

    i

    k

    i

    i

    ,...,1,

    1

    1 =

    =

    =

    dan untuk matriks korelasi : pkp

    k

    i

    i

    ,...,1,1 ==

    .

    Tabel 2

    PERBANDINGAN ANTARA ANALISIS FAKTOR

    DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA

    Karakteristik Analisis Komponen Utama Analisis FaktorModel matematika -Komponen Utama merupakan

    kombinasi linier dari variabel asal(X1, X2,... Xp)

    -Komponen Utama merupakan fungsidari variabel asal (X1, X2,... Xp)

    -Faktor terkandung dalam variabelasal (X1, X2,... Xp)

    -Variabel asal (X1, X2,... Xp)merupakan fungsi dari faktor

    Variabel asal (X1, X2,... Xp) Tidak memiliki atau memiliki faktorbersama Harus memiliki faktor bersama(common factor)

    Metode Pendugaan loading Konsepeigen valuedaneigen vector - PCAsolution- MLE

    Model pengukuran -Indikator: formatif-Variabel laten: berupa variabel

    komposit yang dibentuk olehIndikator

    - Indikator: refeksif- Variabel laten: berupa faktor yang

    direfleksikan oleh Indikator