spb makalah

53
PROPOSAL TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH EKONOMI SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN 1 Semester Genap 2014 Judul Tugas : Usulan Project Budidaya Tanaman Secara Organik Kelas : Agribisnis D KELOMPOK 7 No Nama NPM TTD 1. Mugi Bentang F 1. 2. Dwi Okta 150610120146 2. 3. Audy zuhrinia 150610120147 3. 4. Rama Jaya .N 150610120148 4. 5. Maya Nordian 150610120151 5.

Upload: ryan-rahmayadi

Post on 25-Nov-2015

117 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tgtwtwt

TRANSCRIPT

PROPOSAL TUGAS KELOMPOKMATA KULIAH EKONOMI SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN 1Semester Genap 2014

Judul Tugas :Usulan Project Budidaya Tanaman Secara Organik

Kelas:Agribisnis D

KELOMPOK 7NoNamaNPMTTD

1.Mugi Bentang F1.

2.Dwi Okta 1506101201462.

3.Audy zuhrinia 1506101201473.

4.Rama Jaya .N1506101201484.

5.Maya Nordian 1506101201515.

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERTANIANJATINANGOR2014

Kata PengantarPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada :1. Ibu .. selaku dosen pembimbing kami2. Rekan-rekan Agribisnis D angkatan 2012 yang telah memberikan bantuan, semangat, dan persahabatan yang indah selama di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jatinagor, 12 April 2014

PenyusuniDAFTAR ISIKata Pengantar ..... iDaftar Isi ....... iiDaftar Gambar ....... iiiDaftar Tabel ........... ivBAB I PENDAHULUAN.. 11.1 Arti Penting jenis komoditas ...1.2 Syarat tumbuh ..1.3 Latar belakang perlunya budidaya secara organik ..1.4 Potensi kendala.BAB II METODE PELAKSANAAN . ..2.1 Jenis Varietas.2.2 Persiapan Benih.2.3 Pengelolaan dan pengolahan lahan2.4 Pemupukan2.5 Cara budidaya2.6 Cara pengendalian hama dan penyakit..BAB III PENUTUP .3.1 Kesimpulan..2.2 Saran.DAFTAR PUSTAKA DAFTAR GAMBAR

No.PenjelasanHalaman

1.Gambar 1. Tanaman jagung yang terkena penyakit Bulai

2.Gambar 2. Tanaman jagung yang terkena penyakit karat daun

3.Gambar 3. Tanaman Jagung yang terkena penyakit hawar daun

4.Gambar 4. Hama lalat bibit

5.Gambar 5. Hama penggerek tongkol dan batang

6. Gambar 6. Hama Kumbang mentimun

7. Gambar 7. Hama Kumbang totol hitam

8. Gambar 8. Daun timun yang terkena penyakit Downy Mildew

9.Gambar 9. cara mengerok mentimun, benih mentimun dalam botol, mulsa plastik.

10.Gambar 10. Bedengan Tanaman Jagung

11.Gambar 11. Bedeng Tanaman Timun

12.Gambar 12. Layout Penanaman Tanaman Jagung dan Timun

13.Gambar 13. Penanaman Tanaman Jagung dan Timun

Daftar TabelNo. PenjelasanHalaman

1.Tabel 1.Varietas Jagung

BAB I PENDAHULUAN1.1 Arti Penting 1.1.1 Jagung Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn. Klasifikasi Tanaman JagungMenurut Warisno (1998), secara umum klasifikasi tanaman jagung sebagaiberikut:Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)Kelas : Monocotyledone (berkeping satu)Ordo : Graminae (rumput-rumputan)Famili : GraminaceaeGenus : ZeaSpesies : Zea mays LJagung sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua setelah padi karena di beberapa daerah, jagung masih merupakan bahan makanan pokok kedua setelah beras. Jagung juga mempunyai arti penting dalam pengembangan industri di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun industri pakan ternak khusus pakan ayam. Dengan semakin berkembangnya industri pengolahan pangan di Indonesia maka kebutuhan akan jagung akan semakin meningkat pula.Usaha peningkatan produksi jagung di Indonesia telah digalakan melalui dua program utama yakni: (1) Ekstensifikasi (perluasan areal) dan (2) intensifikasi (peningkatan produktivitas). Program peluasan areal tanaman jagung selain memanfaatkan lahan kering juga lahan sawah, baik sawah irigasi maupun lahan sawah tadah hujan melalui pengaturan pola tanam. Usaha peningkatan produksi jagung melalui program intensifikasi adalah dengan melakukan perbaikan teknologi dan manajemen pengelolaan. Usaha-usaha tersebut nyata meningkatkan produktivitas jagung terutama dengan penerapan teknologi inovatif yang lebih berdaya saing (produktif, efisien dan berkualitas) telah dapat menghasilkan jagung sebesar 7 9 ton/ha seperti ditemukannya varietas unggul baru dengan tingkat produktvitas tinggi dan metode manajemen pengelolaan tanaman dan sumberdaya secara terpadu.1.1.2 Timun Klasifikasi timun adalah sebagai berikut:Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)Sub divisi : Ageospermae (biji dalam buah)Kelas : Dycotyledonae (biji berkeping dua)Ordo : CucurbitalesFamili : CucurbitaceaeGenus : CucurmisSpesies : Cucumis sativus LTanaman mentimun merupakan komoditas sayuran yang mulai memasuki pasaran ekspor, sebagai sayuran dalam bentuk buah segar. Selain untuk bahan makanan, mentimum juga banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri kecantikan. Penyebaran dan produksi mentimun di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Mentimun awalnya ditanam di dataran tinggi, namun kebanyakan pada saat ini mentimun di tanam di dataran rendah. Seperti di Indonesia kebanyakan botani mentimun di tanam di dataran rendah dalam berbagai jenis lahan sawah, tegalan, dan lahan gambut dapat ditanami tanaman ini. Dengan kemampuan adaptasi pada berbagai iklim yang baik, tanaman ini mudah dibudidayakan. Daya serap pasar juga tidak diragukan lagi, hal ini menjadikan peluang usaha untuk budidaya mentimun masih terbuka lebar. Selain itu, mentimun juga dapat ditanam sebagai tanaman sela diantara tanaman palawija atau sayuran lainnya. Jenis sayuran ini juga dapat ditanam dengan pola tumpang sari ataupun tumpang gilir.Manfaat lain yang diperoleh dari buah mentimun adalah, biji mentimun memiliki racun alkaloid jenis kipoxanti untuk mengobati anak-anak yang menderita cacingan. Selain itu nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 0,1 g pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, 14 mg asam, 0,45 vitamin A, 0,3 vitamin B1, dan 0,2 vitamin B2 (Sumpena, 2001). 1.2 Syarat Tumbuh 1.2.1Jagung 1. Iklima) Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerahdaerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-500 LU hingga 0-400 LS.b)Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.c) Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.d) Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-340C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-270C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 300C.e) Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.2. Media Tanama) Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.b) Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.b) Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6 - 7,5.c) Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.d) Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.3. Ketinggian TempatJagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.

1.2.2 Timun 1. IklimTanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat di tanam di dataran rendah dan dataran tinggi yaitu sampai ketinggian 100 m di atas permukaan laut (Sumpena 2001).Tanaman mentimun tumbuh dan berproduksi tinggi pada suhu udara berkisar antara 20-320 C, dengan suhu optimal 270 C. Di daerah tropik seperti di Indinesia keadaan suhu udara ditentukan oleh ketinggian suatu tempat dari permukaan laut. Cahaya juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun, karena penyerapan unsur hara akan berlangsung optimal jika pencahayaan berlangsung antara 8-12 jam/hari (Cahyono, 2003).Kelembaban relatif udara (rh) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun untuk pertumbuhannya antara 50-85%, sedangkan curah hujan optimal yang diinginkan 200-400 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena 2001).2. Media Tanam Pada umumnya hamper semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian cocok untuk ditanami mentimun. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik, tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur dan gembur, kaya akan bahan organik, tidak tegenang, pH-nya 5-6. Namun masih toleran terhadap pH 5,5 batasan minimal dan pH 7,5 batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan penyerapan hara oleh akar tanaman sehingga pertumbuhan tanaman terganggu, sedangkan pada tanah yang terlalu basa tanaman akan terserang penyakit klorosis (Rukmana, 1994).3. Pupuk Organik Pupuk organik (pupuk kandang) merupakan pembenah tanah yang paling baik dibandingkan pembenah tanah yang lainnya. Kandungan unsur hara yang dikandung pupuk kandang umumya rendah dan sangat bervariasi, misalnya unsure N, P dan K tetapi juga mengandung unsure esensial lainnya (Sutanto, 2002).1.3 Latarbelakang Perlunya Budidaya Secara Organik Istilah pertanian organik sudah lama dikenal oleh masyarakat luas, yaitu sejak ilmu bercocok tanam dikenal oleh manusia. Dimana pada saat itu semuanya dilakukan secara tradisional dan menggunakan bahan-bahan alamiah (Antara, 2002).Namun, sejalan dengan perkembangan ilmu pertanian dan ledakan populasi manusia, maka kebutuhan pangan juga meningkat dan saat itu revolusi hijau di Indonesia memberikan hasil yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan, dimana penggunaan pupuk kimia sintetis, serta penggunaan pestisida mengalami peningkatan. Dengan adanya hal tersebut ditemukan berbagai permasalahan yang disebabkan kesalahan manajemen di lahan pertanian seperti terjadinya pencemaran pupuk kimia maupun pestisida, penurunan kualitas lahan, dan penurunan kesehatan manusia akibat kelebihan pemakaian bahan tersebut.Di Indonesia, kasus keracunan pestisida mulai muncul pada pertengahan tahun 1990-an. Tahun 1995 di Brebes, Jawa Tengah, yang merupakan sentra penghasil bawang merah, dilaporkan ada beberapa buruh tani menderita kebutaan dan stroke. Diperoleh keterangan bahwa ternyata buruh tani tersebut setiap harinya terlibat langsung dengan pestisida kimia, yaitu sebagai tenaga penyemprot hama. Bahkan sepuluh tahun sebelum kasus di Brebes, juga dilaporkan adanya dampak negatif penggunaan pestisida di Kabupaten Tanah Karo, Sumetera Utara. Dari data rumah sakit paru-paru di kabupaten tersebut diperoleh bahwa 90% pasiennya merupakan petani yang setiap harinya akrab dengan pestisida (Firdaus, 2009).Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam jangka waktu lama mulai disadari, sehingga mulai dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menjaga lingkungan lebih sehat agar dapat menghasilkan produk yang bebas dari pencemaran bahan kimia sintetis. Sejak saat itu mulai dilakukan kembali pertanian secara alamiah (back to nature), yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pupuk kimia sintetis, zat pengatur tumbuh, serta penggunaan pestisida yang secara tidak langsung dapat menimbulkan kerusakan tanah.Untuk menjaga dan memperbaiki lahan dari kerusakan akibat kelebihan penggunaan pupuk anorganik, maka petani harus mulai mengganti penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik. Dimana, pupuk organik merupakan pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang dapat berbentuk padat atau cair dan berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Peran pupuk organik tersebut ke depan sangat penting dan strategis, disamping dapat memperbaiki tingkat kesuburan tanah, penggunaan pupuk organik dapat secara langsung atau tidak langsung dapat mengurangi kebutuhan pupuk anorganik. Dengan berkembangnya usahatani menggunakan pupuk organik diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanah yang nantinya dapat meningkatkan produktivitas tanaman yang menyehatkan serta dapat meningkatkan pendapatan petani dan dapat memenuhi kebutuhan pangan yang semakin meningkat.Seperti halnya tanaman jagung yang merupakan tanaman yang banyak diminati karena mengandung banyak manfaat, dan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Permintaan jagung di pasar domestik semakin meningkat seiring berkembangnya industri pakan ternak dan pangan. Diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk industri pakan ternak, sedangkan untuk kebutuhan bahan baku industri pangan sekitar 30%, sisanya untuk kebutuhan bibit dan benih (Arifin, 2007). Selama periode 2005-2009, rata-rata luas areal pertanaman jagung di Indonesia sekitar 3,75 juta ha/tahun. Luas areal pertanaman jagung menduduki urutan kedua setelah padi sawah. Akan tetapi produktivitas jagung di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3,67 ton/ha (Deptan, 2009). Masih rendahnya produktivitas menggambarkan bahwa penerapan pengolahan usahatani jagung belum sepenuhnya optimal. Menurut Zubachtirodin (2009), terindikasi bahwa peningkatanb produktivitas jagung di Indonesia lebih ditentukan oleh perbaikan pengolahan usahatani daripada peningkatan luas panen. Perbaikan pengolahan usahatani salah satunya dengan pengolahan tanah yang baik, dengan memanfaatkan bahan organic tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman jagung.Penggunaan pupuk organik, yang berasal dari pupuk kandang atau pupuk hijau memberikan hasil panen padi yang sama dengan pupuk anorganik. Berbagai laporan mengungkapkan bahwa pupuk hijau Tithonia dan Senna dapat menyumbangkan sejumlah unsur hara pada tanaman jagung di Kenya. Tanaman jagung yang diberi pupuk Tithonia dan Senna, masing-masing 5 tonha-1 mampu memberikan sumbangan 162 kgha-1 nitrogen (N) dan 14 kgha-1 phospat (P) untuk Tithonia, sedangkan Senna menghasilkan 61 kgha-1 N dan 2 kgha-1 P. Purwanto (1997), mengungkapkan bahwa penambahan pupuk G. sepium dosis 10 tonha-1 pada tanah ultisol di Lampung pada minggu ke-3 mampu meningkatkan konsentrasi P sebanyak 14%, dan minggu ke 9 sebanyak 34%. Penelitian lain menunjukkan bahwa Thitonia mempunyai laju dekomposisi yang cepat. Pelepasan N terjadi sekitar satu minggu dan pepelasan P dari biomassa tanaman terjadi sekitar dua minggu setelah dimasukkan ke dalam tanah.1.4 Potensi Kendala Pemberian pupuk organik ke dalam tanah, mempunyai beberapa kendala yang harus diperhatikan dalam meningkatkan produksi suatu tanaman. Selain dipengaruhi oleh jumlah, kualitas, cara pemberian, dan keadaan lingkungan, keberhasilan pemberian pupuk organik juga dipengaruhi oleh waktu pemberian, hal ini berhubungan dengan tingkat sinkronisasi / kesesuaian menurut waktu, yaitu ketersediaan unsur hara dan kebutuhan tanaman terhadap unsur hara. (Handayanto, 1999). Selain kendala tersebut Tahun 2013/2014 ini mungkin terjadi kemarau basah, sehingga Suhu udara panas tetapi tanah dan atmosfer lembab, sehingga kita harus waspada terhadap kemungkinan serangan OPT sampai tingkat paling parah.1.4.1 OPT Utama Pada Jagung Menurut Balai Penelitian Tanaman Serealia (2011) organisme penyebab penyakit tanaman Jagung yang umum adalah penyebab penyakit bulai, busuk batang, busuk pelepah, karat daun, hawar daun, bercak daun, dan virus mosaik kerdil, sedangkan herbivora (hama)nya adalah lalat bibit, penggerek tongkol, ulat grayak, penggerek batang, dan kumbang bubuk.1. Penyakit bulai

Gambar 1. Tanaman jagung yang terkena penyakit BulaiPenyakit bulai (downey mildew) disebabkan oleh serangan jamur Peronosclerospora maydis, merupakan penyakit membahayakan bagi tanaman jagung karena dapat mengakibatkan gagal panen. Gejala khasnya daun berwarna putih yang semula dicirikan adanya garis-garis sejajar tulang daun pada permukaan daun berwarna putih atau kuning. Tanaman muda (umurnya kurang sebulan) merupakan periode tanaman rentan terhadap serangan bulai yang didukung kelembaban di atas 80%, suhu sedikit hangat (28-30C) dan adanya embun di pertanaman. Serangan pada jagung dilakukan oleh konidia jamur melalui stomata. Pengendalian utama yang efektif dapat kita lakukan adalah menanam jenis tahan dan mengantisipasi waktu tanam tidak bersamaan dengan embun di malam hari.2. Karat daun

Gambar 2.Tanaman jagung yang terkena penyakit karat daunGejala penyakit karat (rust) berupa bintik kecil (postul) tak beraturan berwarna coklat seperti karat besi pada daun jagung, gejala lebih lanjut daun akan mengering. Penyakit karat daun disebabkan oleh serangan jamur Pucinia maydis, P.sorghi, atau P.polysora. Jamur P.polysora terdapat di seluruh Indonesia dan serangan berat dapat menimbulkan kerugian mencapai 70% sehingga dapat dikategorikan sebagai penyakit utama juga. Serangan P.polysora terdapat di daerah basah bersuhu agak tinggi (>26oC), seperti Bengkulu utara dan selatan, sedangkan P.sorghi lebih banyak terdapat di daerah bersuhu agak rendah (16-23oC), seperti Rejang Lebong dan Kepahiang. Jenis Jagung yang rentan terhadap karat biasanya Jagung manis, sedangkan jenis jagung biasa kurang begitu dirasa merugikan. Pengendalian secara khusus untuk penyakit karat belum kita lakukan kecuali menanam jenis-jenis tahan dari segi pendekatan dataran tinggi atau dataran rendah. Jenis Jagung yang tahan karat di dataran tinggi biasanya tidak tahan terhadap serangan karat dataran rendah (P.polysora), dan sebaliknya jenis Jagung yang tahan karat dataran rendah juga tidak tahan terhadap serangan karat dataran tinggi (P.sorghi).3. Hawar daun

Gambar 3.Tanaman Jagung yang terkena penyakit hawar daunGejala penyakit hawar daun (leaf blight) berupa bercak-bercak melebar tak beraturan berwarna coklat pada daun dan pelepah, gejala lebih lanjut daun akan mengering. Penyakit hawar disebabkan oleh serangan jamur Helminthosporium atau Dreschlera maydis. Serangan bulai didukung kelembaban di atas 80%, suhu sedikit hangat (28-30C) dan adanya embun Serangan bulai dapat dikendalikan dengan menanam jenis tahan, dan mengantisipasi waktu tanam tidak bersamaan dengan embun di malam hari4. Lalat bibit (Atherigona exigua)

Gambar 4.Hama lalat bibitBelatung lalat Atherigona exigua menyerang kecambah atau biji yang baru tumbuh. Pengendalian yang biasa dilakukan dengan perlakuan benih (seed treatment) dan perawatan tanah (soil treatment) sebelum tanam menggunakan pestisida5. Penggerek tongkol dan batang

Gambar 5. Hama penggerek tongkol dan batangGejala serangan dari Ulat Penggerek Tongkol Jagung (Heliotthis armigera) diperoleh tongkol yang terserang berlubang lubang dan jagung menjadi kuning, Gejala serangan Ulat Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnacalis) diperoleh pada batang jagung yang terserang berlubang-lubang dan batang menjadi layu. Pengerek batang jagung (Ostrinia furnacalis) merupakan hama utama jagung di Asia. Di lapang, imago mulai meletakkan telur pada tanaman yang berumur dua minggu. Puncak peletakan telur terjadi pada stadia pembentukan bunga jantan. sampai keluarnya bunga jantan. Serangga betina lebih suka meletakkan telur di bawah permukaan daun. Oleh karena itu jika hama ini akan dikendalikan menggunakan pestisida maka dilakukan pada saat ini agar larva (ulat) yang baru menetas akan langsung mati. Pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami Parasit telur penggerek tongkol (Trichogramma sp), Parasit larva muda penggrek tongkol Eriborus argentitiopilosa, Pemanfaatan Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus thurigensis dan lain-lain.

1.4.2 OPT utama pada mentimun 1. Hama Kumbang Mentimun

Gambar 6.Hama Kumbang mentimun Kumbang mentimun (Aulacophora sp.). Serangga dewasa maupun larva makan daun mentimun sehingga daun berlubang tidak beraturan.

Gambar 7.Hama Kumbang totol hitamKumbang totol hitam (Henosepilachna sp.). Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini hampir sama dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh kumbang mentimun. Penyakit dumping-off yang disebabkan oleh Pythium sp. Penyakit mosaik mentimun yang disebabkan oleh CMV

Gambar 8.Daun timun yang terkena penyakit Downy Mildew2. Downy Mildew atau Embun BuluPenyakit yang di sebabkan oleh Pseudoperonospora cubensis sering menyerang tanaman mentimun. Serangan penyakit ini menimbulkan gejala awal berupa bercak kuning yang berbentuk kotak mengikuti alur tulang daun. Serangannya di mulai dari daun yang sudah tua. Senakin lama, bercak kuning semakin lebar dan daun mengering, serta cepat menular ke daun lebih muda yang ada di atasnya.

BAB II METODE PELAKSANAAN2.1 Jenis Varietas 2.1.1 Varietas jagung

Tabel 1.Varietas Jagung 1. Diantara komponen teknologi Pertanian Organik, varietas unggul mempunyai peran penting dalam peningkatan produksi jagung. Perannya menonjol dalam potensi hasil per satuan luas, komponen pengendalian hama/penyakit [toleran], kesesuaian terhadap lingkungan, dan selera konsumen.2. Kini telah banyak benih varietas unggul jagung yang dipasarkan. Dari segi jenisnya, dikenal dua jenis jagung yakni hibrida dan komposit [bersari bebas]. Dibanding jenis komposit, jagung hibrida umumnya mempunyai kelebihan dalam hal potensi hasil yang lebih tinggi dan pertumbuhan tanaman lebih seragam. Meskipun potensi hasilnya lebih rendah dibanding hibrida, jagung komposit unggul dapat mencapai potensi produksi 7.6-8,4 ton/ha, selain mempunyai kelebihan produksi benihnya dapat dilakukan dengan mudah oleh petani/kelompok tani. Beberapa varietas yang populer dewasa ini adalah Lamuru dan Sukmaraga. Varietas Lamuru relatif toleran kekeringan. Varietas Sukmaraga direkomendasikan pengembagannya pada tanah masam termasuk lahan pasang surut.3. Untuk lebih produktif dan berorientasi agribisnis, pengembangan jagung perlu dipadukan dengan upaya produksi biomas untuk pakan. Hal ini semakin penting artinya bagi wilayah-wilayah marginal, seperti agroekosistem lahan kering beriklim kering dan lahan sawah tadah hujan. Ada empat varieatas yang dapat menghasilkan biomas segar tinggi, pada umur 75 HST, yaitu Bima-1, Semar-10, Lamuru, dan Bisma. 4. Persyaratan benih yang baik harus bermutu tinggi, baik secara genetik, fisik dan fisiologi. Benih hibryda maupun komposit (bersari bebas dapat direkomendasikan). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih sekitar 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam larutan air yang mengandung pupuk organik cair Nutrizim (dosis 2-4 tutup/10 liter air selama semalam).

2.1.2 Varietas timun 1. Mayapada F-1Memiliki bentuk buah meruncing dan warna buah hijau muda sampai sedang. Mentimun varietas ini memiliki ukuran panjang 16,0 - 16,5 cm dan diameter 3,0 - 3,5 cm. Bobot per buah sekitar 120 - 130 gram. Toleran terhadap penyakit downy mildew dan antraknosa. Varietas ini mulai bisa di panen ketika tanaman berumur 32 HST. Potensi produksi 50 - 60 ton/ha.2. PandaVigor tanaman baik, cabang samping produktif. Buah berbentuk lonjong dan berwarna hijau muda. Buahnya berukuran panjang 17 - 18 cm dan diameter 3,5 - 4 cm bobot per buah sekitar 120 - 150 gram. Toleran terhadap penyakit downy mildew dan antraknosa. Mentimun sudah bisa di panen ketika tanaman berumur 33 HSt. Potensi produksi 40 - 50 ton / ha.3. VenusCabang samping produktif. Bentuk buah langsing dengan bagian pangkal bulat. Daging buah manis, sehingga cocok untuk lalap. Buahnya berukuran panjang 15 - 16 cm dan diameter 3,5 - 4,0 cm. Bobot perbuah sekitar 120 - 130 gram. Toleran terhadap penyakit Antraknosa dan rebah batang. Sudah bisa di panen pada saat tanaman berumur 32 HST. Potensi produksi 50 - 60 ton / ha.2.2 Persiapan Benih2.2.1 Persiapan Benih JagungBenih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha.2.2.2 Persiapan Benih TimunBudidaya mentimun biasanya memperbanyak tanaman melalui biji. Cara mendapatkan benih yang baik adalah dengan menyeleksi mentimun yang pangkalnya kecil namun buahnya panjang dan besar. Biarkan buah mentimun tersebut masak dipohon. Setelah terlihat akan membusuk petik buah tersebut dan diamkan selama satu malam. Keesokannya buah dibelah dan dikerok bijinya. Lalu masukkan kedalam wadah yang bersih dan biarkan kembali selama satu malam.Setelah itu, ayak biji mentimun di air mengalir sampai selaput yang menyelubunginya hilang. Untuk memudahkan pengelupasan selaput, campurkan halus abu pada benih tersebut. Pada waktu pengayakan lakukan sortasi biji. Pilih biji yang tenggelam, tidak hanyut terbawa aliran air. Kemudian jemur biji mentimun selama 2 hari. Setelah dijemur sebaiknya biji dikemas dalam botol kaca yang bersih. Simpan biji tersebut selama 1-2 bulan sebelum digunakan untuk menghilangkan masa dormannya. Benih yang disimpan dengan baik bisa bertahan hingga satu tahun.Sehari sebelum budidaya mentimun dilakukan, siapkan benih dengan cara direndam dalam air hangat selama 3-5 jam kemudian letakkan di kain basah dan lembab. Setelah 15-24 jam biasanya akan tumbuh tunas dari biji-biji tersebut, dan benih mentimun siap untuk ditanam.

Gambar 9. cara mengerok mentimun, benih mentimun dalam botol, mulsa plastik.2.3 Pengelolaan dan Pengolahan Lahan 2.3.1 Pengelolaan dan Pengolahan Lahan JagungBudidaya jagung bisa ditanam di lahan bekas sawah secara langsung atau bisa dibuat bedengan. Apabila lahan yang dipakai bekas sawah, usahakan agar lahan tidak tergenang air. Bedengan pada tanaman jagung berfungsi untuk mengatur saluran drainase. Bedengan bisa dibuat dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi 20-30 cm. Atur jarak antar bedengan sebesar 30 cm. Dalam satu bedeng bisa ditanam dua larik tanaman. 30 cm 1m

50cm Tinggi bedeng 30cm

Gambar 10. Bedengan Tanaman Jagung

Pemupukan dasar untuk budidaya jagung manis organik sebaiknya campuran dari pupuk kotoran ayam dengan kotoran sapi atau kambing dengan komposisi 1:1. Pupuk kotoran ayam memberikan kadar N yang banyak dan lebih cepat terurai, sedangkan pupuk kotoran sapi atau kambing lebih kaya akan K dan P. Kebutuhan pupuk dengan metode organik adalah sekitar 5 ton per hektar.Cara penyiapan lahan sangat bergantung pada fisik tanah seperti tekstur tanah. Tanah bertekstur berat perlu pengolahan intensif. Sebaliknya, tanah bertekstur ringan sampai sedang dapat disiapkan dengan teknik olah tanah konservasi seperti olah tanah minimum [OTM] atau TOT [Tanpa Olah Tanah]. Keuntungan penyiapan lahan dengan teknik olah tanah konservasi adalah dapat memajukan waktu tanam, menghemat tenaga kerja, mengurangi pemakaian bahan bakar untuk mengolah tanah dengan traktor, mengurangi erosi, dan meningkatkan kandungan air tanah. Budidaya jagung dengan teknik penyiapan lahan konservasi dapat berhasil baik pada tanah bertekstur ringan sampai sedang dan ditunjang oleh drainase yang baik. Pada tanah bertekstur ringan, sedang dan berat, penyiapan lahan dengan sistem TOT dan gulma disemprot dengan herbisida berbahan aktif glifosat sebanyak 3 lt/ha.

2.3.2 Pengelolaan dan Pengolahan Lahan TimunPertama-tama bajak atau balik tanah sedalam 20-30 cm. Pada kondisi tanah dengan pH kurang dari 6 berikan kapur dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar, tergantung keasaman tanah. Campurkan dengan tanah dan diamkan selama 1-2 minggu. Buat bedengan dengan lebar 1 meter tinggi 20-30 cm dan panjang disesuaikan kebutuhan. Buat jarak antar bedengan 30 cm. Tutup bedengan dengan mulsa plastik. Kegunaan mulsa plastik untuk mempertahankan kelembaban tanah, karena mentimun lebih baik ditanam di musim kemarau yang penyinarannya penuh. Namun, zona perakaran untuk mentimun harus tetap dijaga kelembabannya. Buatlah lubang tanam pada permukaan mulsa dengan diameter 10 cm, setiap bedengan dua baris lubang tanam. Jarak antar lubang tanam dalam satu baris 40 cm dan jarak antar baris 50-60 cm.40cm

Gambar 11. Bedeng Tanaman TimunBerikan pupuk kandang, lebih baik campuran antara kotoran ayam dengan kotoran kambing atau sapi 1:1. Cara pemberian pupuk bisa ditebar dalam bedengan kemudian diaduk dengan tanah, atau diletakan pada lubang tanam. Letakan pupuk sebanyak 0,5-1 kg pada setiap lubang tanam. Total kebutuhan pupuk untuk satu hektar 20-30 ton. Setelah diberi pupuk biarkan lahan selama 1-2 minggu.

2.4 Pemupukan 2.4.1 Pemupukan Pada Jagung1. Cara Pembuatan Pupuk Organik Persiapkanlah bahan pupuk organik untuk jagung. Yang dibutuhkan adalah 25 kg kotoran ayam potong atau ayam kampung, 15 kg dedak, 25 kg dedaunan hijau, 1 ons gula merah, 50 ml bioaktivator (EM4), dan terakhir air bening. Persiapkan media pembuatan pupuk organik yaitu tong plastik kedap udara yang dapat menampung 100 liter, 1 m berdiameter cm selang aerotor transparan, botol air kemasan ukuran 1,5 liter. Buat lubang kecil di atas tong untuk tempat masuk selang aerotor. Irislah kecil-kecil dan tipis-tipis dedaunan hijau yang dijadikan bahan pupuk bagi jagung ini. Setelah selesai, lalu masukkan semuanya didalam tong dan tambahkan air yang secukupnya. Takarannya bahan organik dan air yaitu 2:1. Aduk dengan perlahan agar semuanya tercampur dengan baik. Buatlah campuran antara EM4 dengan gula merah yang sudah dilarutkan bersama 5 liter air bening. Setelah selesai mencampur, tuang larutan itu ke dalam tong yang sudah diisi cacahan dedaunan hijau. Pastikan tong tertutup rapat, tempatkan juga selang aerotor transparan pada lubang yang sudah dibuat, kemudian sambung ujung selang yang lain pada botol air kemasan yang sudah diisi air bening. Pupuk organik jagung ini akan siap digunakan dalam waktu 7 sampai dengan 10 hari. Tingkat kematangan pupuk organik ini dengan mencium baunya, jika aromanya seperti tape, maka pupuk curah untuk jagung ini sudah matang Saring dengan kain halus agar cairan pupuk organik terpisah dengan ampas, ampas jangan dibuang karena bisa dipakai untuk pupuk organik padat.

2. Waktu dan Cara Pemberian Pupuk OrganikCara pemupukan pada tanaman jagung dapat dilakukan melalui 3 tahap : Tahap pertama sebelum penyebaran benih, lahan tanam sebaiknya dicangkul terlebih dahulu agar tanah menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pupuk kandang sampai rata. Jumlah pupuk kandang untuk lahan tanam seluas 1900 meter persegi berkisar 100 kg. Tahap kedua pemberian pupuk kandang atau kompos pada tanaman berumur 2 bulan dimana pada masa itu tanaman sudah mengeluarkan bonggol jagung muda. Pada masa itu, tanaman perlu nutrisi lebih untuk menghasilkan jagung yang besar. Cara pemupukan tanaman jagung pada tahap kedua adalah ditebarkan pada sela-sela tanaman jagung. Tahap ketiga setelah jagung dipanen dan lahan dibersihkan. Fungsi pemupukan pasca panen adalah mengembalikan unsur hara yang hilang karena diserap oleh tanaman jagung. Untuk mengembalikan cadangan unsur hara pada tanah, sebaiknya diberi pupuk kandang atau kompos yang banyak. Rentang panen dan penanaman kembali sebaiknya jangan terlalu dekat. Berikan waktu untuk lahan tanam agar kondisinya bisa pulih.

2.4.1 Pemupukan Pada Timun1. Cara Pembuatan Pupuk OrganikBahan-bahan : Sampah hijau (sampah organik) Sampah coklat (sampah kotoran hewan) Bak atau drum plastik besar Karung goni Tanah atau paving block

Cara Membuat : Campurkan satu bagian sampah hijau dengan satu bagian sampah coklat ke dalam bak atau drum plastik besar yang di bawahnya telah ditutupi dengan tanah dan diberi lubang agar kelebihan air dapat merembes ke dalam tanah. Tambahkan satu lapisan tanah pada bagian atas dan biarkan mikroba aktif dalam tanah bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Ulangi proses pertama dan kedua untuk lapisan berikutnya hingga sampah dan tanah habis. Lalu tutup drum dengan karung goni. Proses ini dapat dilakukan setiap dua hari sekali. Setelah hari ketujuh, buka dan aduk pupuk kompos tersebut. Lalu tutup kembali dan lakukan proses tersebut setiap tujuh hari sekali. Untuk mempercepat proses pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian. Setelah 4-6 minggu, jika campuran pupuk sudah berwarna kehitaman dan tidak berbau sampah lagi, berarti proses pengomposan telah beres. Langkah terakhir adalah ayak dan pisahkan bagian yang kasar, lalu kompos yang kasar dapat dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.

2. Cara dan Dosis Pemupukan Pupuk OrganikTanah yang akan ditanami harus diolah dahulu dan diberi pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak, limbah limbah organik yang telah diolah terlebih dahulu. Setiap hektar ladang atau sawah yang akan ditanami sayuran diberi pupuk kandang/pupuk organik (antara 1 sd 20 ton per Ha - nya). Jika tanah mempunyai kandungan bahan organik > 3 (tanah masih subur) maka pemupukan cukup dengan dosis 1 ton/ha, jika kandungan bahan organik antara 1 2% maka disarankan pemberian pupuk kandang/pupuk organik sebanyak antara 1 3 ton/ha, namun jika tanah telah banyak pencemarannya (rusak) atau tanah yang mempunyai kandungan bahan organik