business model canvas

30

Click here to load reader

Upload: riaangok

Post on 13-Jul-2016

87 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

makalah business model canvas (BMC)

TRANSCRIPT

Page 1: business model canvas

MAKALAH

“MENENTUKAN IDE USAHA”Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Materi Kuliah Kewirausahaan 2

Dosen Pengampuh : Dellia Mila Vernia, S.E., M.M.

Disusun Oleh:

Kelompok I

R.8.E

NAMA : NPM :

Fery Putra Nur Rozzaq 201213500617

Leza Nurjaman 201213500685

Ria Anggorowati Oktaviani 201213500694

Yuliyanti Eka Pratiwi 201213500626

Yuni Tri Lestari 201213500658

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA, DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2016

Page 2: business model canvas

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

berkah dan karunia-Nya hingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang

berjudul “Menentukan Ide Usaha” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa dan

dosen dalam mempelajari mata kuliah. sehubungan dengan tujuan tersebut, maka

penyusunan makalah ini telah diusahakan sedemikian rupa sehingga memudahkan

pembaca / mahasiswa dalam memahami isi dan penjelasannya.

Kami menyadari bahwa penyusunan tugas makalah ini masih banyak

kekurangan dan belum sempurnanya apa yang kami sampaikan, sehingga apabila

ada kekurangan dalam penulisan serta isi/ materi, kami mohon saran dan kritiknya

secara langsung maupun tidak langsung, untuk kesempurnaan penulisan makalah

ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr Wb

Jakarta, 10 Maret 2016

i

Page 3: business model canvas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................2

1.4 Manfaat....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bisnis Model Canvas ............................................................3

2.2 Kerangka Bisnis Model Canvas..............................................................9

2.3 Perumusan Ide Usaha.............................................................................11

2.4 Menentukan Nama Usaha/Perusahaan...................................................13

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................iii

LAMPIRAN

ii

Page 4: business model canvas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era persaingan usaha yang semakin berkembang dengan pesat dan

beraneka ragam ini, kita dituntut untuk bisa menciptakan sebuah peluang

usaha kecil menjadi peluang usaha besar. Dengan mengikuti perkembangan

sikap customer yang bervariatif. Hal ini menuntut kita untuk menciptakan

suatu inovasi yang baru dan bisa memuaskan kebutuhan masyarakat.

Dalam pembuatan suatu usaha tidak serta merta terjadi begitu saja

banyak hal yang harus dipikirkan demi terjadinya suatu usaha/bisnis yang

sukses, untuk mewujudkan itu semua, kita memerlukan perencanaan bisnis

(business plan) yang matang agar usaha yang kita bangun dapat terwujud dan

berkembang sesuai harapan kita serta sejalan dalam koridornya. Maka dari

itu, kita perlu benar-benar menentukan dengan tepat ide usaha yang akan

dijalani, siapa segmen masyarakat yang akan kita bidik, produk apa yang

akan dihasilkan, berapa biaya yang akan dikeluarkan dan hal-hal lainnya yang

berhubungan dengan bisnis yang akan kita jalani.

Setelah mengetahui dan membreakdown satu persatu proses

membuat business plan tersebut, saat menjabarkan satu persatu. Pertama

adalah tahap menentukan ide usaha, lalu perumusan konsep ide usaha dan

study kelayakan usaha. Ini wajib dilakukan untuk melihat apakah prospek

dari bisnis kedepannya, mulai dari konsep ide usaha dan kelayakan dari usaha

tersebut. selanjutnya Bagaimana hal tersebut dapat tergambar jelas dalam

perencaan bisnis? Bisnis model kanvas akan menggambarkannya dengan

jelas.

1

Page 5: business model canvas

2

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari latar belakang

masalah diatas adalah sebagai berikut:

a. Apakah pengertian dari bisnis model canvas ?

b. Bagaimana kerangka bisnis model canvas ?

c. Apa saja tahapan dalam perumusan ide usaha?

d. Bagaimana menentukan nama usaha/perusahaan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui dan memahami pengertian dari bisnis model canvas.

b. Mengetahui dan memahami kerangka bisnis model canvas.

c. Mengetahui, memahami, dan menerapkan tahapan dalam merumuskan ide

usaha.

d. Mengetahui dan memahami bagaimana menentukan suatu nama usaha/

perusahaan.

1.4 Manfaat Penulisan

Hasil pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat baik

secara teoretis maupun secara praktis, sebagai berikut :

a. Secara teoretis

b. Hasil makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca khususnya

mahasiswa dalam hal yang berkaitan dengan Supervisi Pendidikan.

c. Secara praktis

d. Melalui pembuatan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan

berfikir dan kemampuan menganalisis suatu hal yang terkait, dan juga

sebagai salah satu syarat penilaian mata kuliah Kewirausahaan.

Page 6: business model canvas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bisnis Model Canvas

Alexander Osterwalder dalam bukunya “Business Model Generation”

(2010) Business Model Canvas adalah sebuah model bisnis gambaran logis

mengenai bagaimana sebuah organisasi menciptakan, menghantarkan dan

menangkap sebuah nilai. Lebih lanjut pengertian bisnis model kanvas dapat

diartikan sebagai salah satu alat untuk membantu kita melihat lebih akurat

bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Dengan tool ini kita

seakan melihat bisnis dari gambaran besar namun tetap lengkap dan

mendetail apa saja elemen-elemen kunci yang terkait dengan bisnis kita.

Dengan demikian kita bisa melihat gambaran utuh yang sangat membantu

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bisnis kita. Dengan

mengevaluasi satu demi satu elemen-elemen kunci kita jadi lebih mudah

menganalisis apa yang kurang tepat, dan pada akhirnya kita bisa mengambil

langkah untuk mencapai tujuan bisnis kita.

Selanjutnya Alexander Osterwalder dalam bukunya menciptakan

sebuah framework yang sederhana dan mudah dimengerti untuk

menggambarkan bisnis kita yaitu Business Model Canvas. Model Bisnis

Kanvas merupakan model bisnis yang dituang ke dalam visual gambar dan

dibagi menjadi 9 Aspek Bisnis yang meliputi :

1. Customer : Mengetahui Customer Kita

Customer segment adalah kelompok target customer yang akan

atau sedang kita bidik untuk menjadi customer kita. Hal yang harus

diperhatikan dalam segmentasi customer adalah kita harus benar-benar

bisa mendefinisikan secara spesifik siapa segment target customer kita.

Segmen target bisa dibedakan berdasarkan hal-hal seperti:

3

Page 7: business model canvas

4

1) Tingkat ekonomi (menengah, atas atau jika ingin lebih spesifik lagi dapat disegmentasi berdasarkan pendapatan atau uang jajan bulanan target customer kita);

2) Umur;3) Komunitas tertentu (misalnya komunitas sepeda, komunitas pecinta

hewan tertentu atau komunitas ibu-ibu pengajian dll.);4) Perilaku khusus dari target customer kita (misalnya reaksinya

terhadap harga barang, kadang ada perilaku tertentu yang malah suka dengan barang-barang mahal, ada juga yang benar-benar sensitif terhadap harga yang murah dll.).

Dengan melakukan segmentasi ini kita akan lebih mengerti dan

menangkap kebutuhan khusus dan sifat-sifat target customer kita.

2. VALUE PROPOSITIONS : Apa yang Kita Tawarkan Dalam Bisnis ?

Value proposition atau mudahnya produk adalah hal yang

ditawarkan ke target customer kita. Misalnya kita menjual bahan

makanan organik ke komunitas vegetarian, menjual kreasi dari batik

untuk anak muda atau menawarkan jasa pelatihan bisnis ke mahasiswa

dan UKM.

Dikatakan value proposition adalah agar kita tidak terjebak dengan

istilah produk yang selalu identik dengan barang, sementara value

proposition tidak selalu tentang barang, dia sifatnya lebih luas seperti jasa

arsitek atau jasa konsultasi dan pelatihan bisnis, atau jasa fotografi,

bahkan gabungan produk dan jasa seperti pemasangan kawat gigi, dll.

3. CHANNELS : Saluran Distribusi

Selanjutnya, kita telah memiliki customer segment dan value

proposition/produk yang siap ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan

customer. Sekarang adalah bagaimana kita bisa memberikan produk/jasa

yang customer butuhkan untuk sampai ke tangan mereka?

Untuk menyampaikan value proposition ke customer kita perlu

channel. Channel adalah cara yang digunakan untuk memberikan value

Page 8: business model canvas

5

proposition kita ke customer. Cara ini bisa sangat bermacam-macam

tergantung dari segmen customer yang kita bidik. Chanel ini adalah salah

satu hal yang sangat perlu diperhatikan, karena jika kurang tepat kita

tidak dapat meraih target segmen yang diharapkan. Channel dapat juga

disebut bagaimana cara kita menyampaikan produk kepada customer.

Channel tersebut bisa berupa penjualan langsung, melalui distributor,

melalui tenaga marketing, bisa juga melalui website, bisa melalui forum

jual beli, ataupun media sosial laninnya yang sedang berkembang dewasa

ini.

Macam-macam channel bisa dilakukan, semakin kreatif kita

menciptakan channel penjualan semakin besar peluang kita untuk unggul

dalam persaingan dan efektif dalam menjaring customer. Kunci dari

pemilihan channel ini adalah cara yang tepat untuk menyampaikan value

propositions kepada segmen target kita.

4. CUSTOMER RELATIONSHIP : Seberapa dekat kita dengan

customer kita.

Dalam customer relationship ada 3 (tiga) hal yang perlu

diperhatikan, yaitu get, keep dan grow. Get yaitu bagaimana cara kita

memperoleh customer. Keep adalah cara kita menjaga customer agar

tetap setia berhubungan dengan kita dan grow adalah cara kita membuat

customer memberikan pendapatan lebih kepada kita melalui sub product

atau pelayanan yang kita berikan.

Customer relationship, merupakan wadah untuk terus berhubungan

baik dan mempererat hubungan dengan customer kita. Bagaimana kita

dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada customer dengan

memperhatikan 3 (tiga) hal tersebut di atas. Banyak cara yang dapat

dilakukan, baik online maupun offline. Untuk pelayanan secara online

Sebut aja website, facebook, twitter, kaskus, thread dan forum, bbm, ym,

whatsapp dll. Semua itu bisa dijadikan sarana untuk menjalin hubungan

Page 9: business model canvas

6

dengan customer. Dengan hubungan yang lancar tersebut kita dapat

dengan mudah menyampaikan sesuatu kepada customer misalnya

mengenai produk baru, diskon, penawaran khusus dll. Dan yang tidak

kalah penting adalah kita bisa mendapatkan informasi tentang apa yang

menjadi keinginan dari customer kita. Selain itu, kita dapat membangun

hubungan secara offline (kegiatan secara fisik), misalnya dengan

mengadakan event-event tertentu atau gathering.

Dari empat elemen ini sebetulnya kita sudah bisa merancang dan

mengevaluasi apakah bisnis kita ini sudah tepat antara value proposition

yang kita tawarkan, segment target yang kita bidik dan channel yang

digunakan. Semua faktor itu harus selaras dan saling mendukung,

keterkaitan dari semua faktor tersebut adalah salah satu faktor kunci

dalam keberhasilan bisnis kita.

5. REVENUE STREAMS (Pendapatan)

Quote: "sebuah bisnis yang baik dan mantap harus memiliki arus

pendapatan (revenue stream) yang sangat jelas dan masuk akal"

Revenue stream ini adalah salah satu yang sangat penting karena

inilah nafas yang membuat usaha kita tetap hidup. Kita sudah merancang

dengan cermat empat elemen yaitu value proposition (jasa/produk) yang

akan ditawarkan, penentuan target segmen (customer segment) yang akan

dibidik, penentuan channel penjualan dan menentukan bagaimana

membangun hubungan dengan customer (customer relationship).

Pertanyaan berikutnya dan salah satu yang terpenting adalah bagaimana

bisnis kita bisa menghasilkan uang?

Pada umumnya bisnis, terutama perdagangan menghasilkan uang

dari keuntungan penjualan, atau kadang disebut laba atau profit. Laba

atau profit adalah salah satu model revenue stream yang sederhana. Profit

didapat dari selisih semua pendapatan penjualan (omzet) dikurangi

semua biaya. Sebagai contoh, kita menjual makanan buka puasa seperti

Page 10: business model canvas

7

es teler, berarti profit secara sederhana adalah semua uang dari penjualan

dikurangi biaya bahan + upah kerja + biaya listrik + sewa tempat +

kemasan.

Namun demikian tidak semua model bisnis menghasilkan uang

dari selisih penjualan - biaya (profit) saja. Misalnya bisnis jasa. Model

bisnis perusahaan yang menawarkan jasa tentu tidak menghasilkan uang

dari profit (saja) tapi yang lebih utama adalah dari pembayaran atas jasa

yang diberikan. Contoh model bisnis jasa ini ada jasa konsultasi, jasa

pembuatan desain arsitektur, desain web, biro iklan, jasa fotografi produk

dll. Ada juga beberapa model usaha yang menghasilkan uang dari

komisi, biaya iklan dan banyak model lain dari revenue stream ini.

Syarat dari bisnis model yang bisa hidup adalah jelas bagaimana

bisnis ini bisa menghasilkan uang. Jadi jika kita ditawarkan bisnis lalu

revenue stream dari bisnis tersebut tidak jelas bagaimana bisnis tersebut

bisa menghasilkan uang, maka ini bukan jenis bisnis yang bisa terus

bernafas dan tumbuh. Sebuah bisnis yang baik dan mantap harus

memiliki arus pendapatan (revenue stream) yang sangat jelas dan masuk

akal.

6. KEY PARTNERS : Siapa partner anda?

Sukses berbisnis tidak bisa sendirian, kita harus bekerjasama

dengan banyak pihak lainnya. Tentukan dari awal apakah bisnis kita

memerlukan investor untuk permodalan atau tidak. Apakah kita perlu

mengadakan perjanjian kerjasama khusus dengan distributor ataupun

reseller? Serta siapa saja yang akan menjadi supplier dalam bisnis kita

ini.

Menggandeng partner yang melengkapi kemampuan yang kita

miliki akan meningkatkan peluang keberhasilan bisnis. Misalnya, kita

sangat ahli membuat makanan yang enak, cari partner yang bisa menjual

makanan kita (marketing). Misalnya kita kenal distributor suatu produk

Page 11: business model canvas

8

yang lebih murah, cari partner yang bisa membuat website, untuk dijual

online.

Pikirkan untuk menjalin kolaborasi dengan partner baik itu investor,

supplier, distributor maupun reseller.

7. KEY ACTIVITIES (Kegiatan Utama)

Dalam memulai bisnis kita harus dapat menentukan kegiatan utama

apa saja yang harus dilakukan dalam usaha menghasilkan value

propositions dan revenue stream. Kegiatan tersebut meliputu, produksi,

selling dan support.

Misalnya kita bisnis makanan unik berbahan dasar tempe. Tentunya

kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan antara lain dalam hal produksi

adalah membeli bahan-bahan, memasak (produksi), mengepak produk

tersebut, lalu membuat kemasan. Untuk hal selling dapat dilakukan

promosi, iklan baik online maupun offline. Adapun kegiatan support

yang berupa membantu penjualan, mengadakan kerjasama seperti

keagenan atau membuka peluang distributor maupun reseller.

8. KEY RESOURCE (Sumber Daya Utama)

Key resource ini adalah syarat yang harus dipenuhi atau sumber

daya utama yang harus dimiliki untuk melakukan aktivitas utama bisnis

kita, jika kita kehilangan key resource ini bisnis tidak akan berjalan

lancar. Suber daya ini dapat berupa manusia, barang, bangunan, finansial,

intelektual dll. Sebagai contoh, Anton membuka usaha kantin di deket

kampus, maka key resource atas bisnis Anton tersebut adalah sumber

daya yang harus dimiliki agar kantin tersebut jalan, seperti tempat

usaha/gerai, pegawai dan juru masak, alat-alat masak.

Page 12: business model canvas

9

9. COST STRUCTURE

Semua usaha yang dilakukan memerlukan biaya, lakukan

perhitungan secara seksama, lalu putuskan apakah rencana rencana bisnis

kita menguntungkan atau tidak?

Mengetahui menguntungkan/tidaknya sebenarnya sederhana saja, kita

dapat merinci semua sumber daya yang dibutuhkan dan memperkirakan

berapa pendapatan yang akan diterima dengan harga yang sesuai. Lantas

apakah penghasilan kita lebih besar dari pengeluaran? Jika tidak berarti

kita akan merugi dan bisnis ini tidak layak dijalankan.

2.2 Kerangka Bisnis Model Canvas

Dalam bukunya yang berjudul “Business Model Generation” (2010),

Osterwalder dan Pigneur membuat suatu kerangka Business Model yang

berbentuk kanvas dan terdiri dari 9 kotak yang saling berkaitan. Kotak-kotak

ini berisikan elemen-elemen penting yang menggambarkan bagaimana

organisasi menciptakan manfaat bagi dan mendapat manfaat dari para

pelanggannya. Berikut adalah gambar bisnis model kanvas:

Gambar 2.1 Bisnis Model Canvas

Page 13: business model canvas

10

Sebagaimana telah dijelaskan oleh Osterwalder dalam buku Business

model Generation, tahap awal dari sebuah Business Model Canvas (BMC)

dimulai dengan mendefinisikan kotak (1) yaitu Customer

Segment. Mengapa Customer Segment? Karena hanya pelanggan (customer)

yang menguntungkanlah yang akan menghidupi organisasi. Setelah Customer

Segment didefinisikan secara jelas, langkah selanjutnya adalah mengisi kotak

(2) : Value Propositions.Value Propositions adalah pernyataan keunikan

produk/jasa yang dijanjikan oleh organisasi kepada Customer Segments yang

dibidik. Namun demikian bisa saja terjadi, Value Propositions,

mempengaruhi Customer segments yang akan dipilih. Organisasi perlu

mendidik Customer Segments yang dibidik, agar bersedia menerima Value

Propositions yang ditawarkan. Kotak (3) Channel menjelaskan bagaimana

organisasi mengkomunikasikan, mengantar dan berinteraksi dengan

pelanggannya (Customer). Perlu diperhatikan bahwa kesuksesan dalam

kegiatan di kotak Channel ini sangat ditentukan oleh efektivitas kotak (6)Key

Resources, (7) Key Activities, dan kotak (8) Key Partnerships berperan

mendukung realisasi dari kegiatan di Channels ini. Kotak (4) Customer

Relationships adalah seberapa besar kegiatan organisasi menjaga hubungan

dengan pelanggan lama, seberapa giat organisasi menjaring pelanggan baru

atau meningkatkan penjualannya ke pelanggan lama. Apabila Customer

Segments difokuskan dengan baik, Value Proposition dinyatakan secara tajam

serta Cannels dan Customer Relationships dijaga secara benar, maka kotak

(5) Revenue Streams akan sukses mendatangkan dana ke dalam organisasi.

Kegiatan di belakang panggung (Back Stage), berupa Key Resources, kotak

(6), key Activities, kotak (7), dan Key Partnerships (8) harus

dimanajemeni secara baik dan efisien. Efisiensi dalam pengelolaan elemen-

elemen di Back Stage sangat diperlukan untuk menjaga agar kotak (9) Cost

Structure dapat tetap optimal.

Hal yang perlu disadari ketika mendesain Business Model Canvas

adalah keterkaitan antarkotak. Perubahan pada satu kotak akan berdampak

pada kotak-kotak lainnya. Sebagai contoh : perubahan Customer

Page 14: business model canvas

11

Segments akan mempengaruhi kotak Value Propositions yang ditawarkan,

dan juga kotak-kotak lainnya. Hal ini terjadi pada Garuda Indonesia yang 

secara sadar meninggalkan segmen menengah bawah dan memfokuskan pada

segmen menengah atas. Fokus pada segmen menengah atas ini menyebabkan

Garuda Indonesia harus mendefinisikan ulang Value Proposition yang

ditawarkan, yaitu layanan yang berkelas melalui Garuda Experience. Layanan

berkelas akan dirasakan oleh segmen yang difokuskan, mulai dari tahap

pembelian tiket, layanan check in, layanan saat didalam pesawat sampai

ketika penumpang meninggalkan pesawat.

Perubahan pada value proposition ini ternyata juga berdampak pada

Key Activities. Segmen menengah atas sangat mengharapkan ketepatan

waktu penerbangan, pilihan waktu keberangkatan dan kedatangan. Back

office Garuda Indonesia harus mampu menyiapkan pesawatnya agar bisa

memenuhi kebutuhan segmen tersebut. Key Resources juga terkena dampak.

Untuk memenuhi value proposition yang dijanjikan, Garuda Indonesia

meiliki sejumlah pesawat baru, dan melakukan investasi di teknologi

informasi sehingga segmen yang dituju dapat melakukan pemesananan tiket

melalui internet.

2.3 Tahapan dalam Perumusan Ide Usaha

Dalam tahap perumusan ide, dapat menuangkan gagasan-gagasan apa

saja yang diinginkan terhadap suatu ide usaha (berupa prosuk atau jasa) yang

dianggap potensial untuk dijalani. Tuangkan gagasan-gagasan yang baik

secara jelas agar langkah kedepannya dapat berjalan dengan lancer dan tidak

mengalami kekecewaan ditengah jalan.

Dengan mengetahui kebutuhan masyarakat dan berhasil menemukan

berbagai lapangan usaha dan gagasan usaha, maka langkah berikutnya adalah

menjawab pertanyaan: “Manakah di antara gagasan-gagasan usaha tersebut

yang paling tepat dan cocok untuk saya?” Pertanyaan ini sangat tepat,

Page 15: business model canvas

12

mengingat setiap orang memiliki potensi diri yang berbeda-beda. Tentunya

dalam memilih dan menentukan ide usaha serta mengembangkan gagasan

usaha, kita perlu menyesuaikan dengan potensi diri yang kita miliki.

Kekeliruan dalam memilih yang disebabkan karena ketidakcocokan atau

ketidaksesuaian pada akhirnya akan mendatangkan kesulitan atau bahkan

kegagalan di kemudian hari.

Berdasarkan uraian di atas, maka langkah awal yang perlu kita

lakukan adalah melakukan survei lebih dahulu, menginventarisir berbagai

jenis gagasan produk yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

manusia.

Mungkin dari langkah awal tadi, kita telah menemukan ratusan atau

bahkan ribuan gagasan usaha. Untuk memperkecil pilihan dalam melakukan

analisis berikutnya, maka kita harus menyeleksi berbagai jenis gagasan usaha

yang telah kita lakukan pada langkah pertama tadi. Gagasan usaha yang

dipilih adalah gagasan yang memiliki prospek secara ekonomi yang dapat

berupa pertimbangan bahwa produk yang dihasilkan merupakan kebutuhan

vital bagi manusia dengan tingkat permintaan dan harga yang relatif

memadai.

Selanjutnya alternatif pilihan lebih diperkecil lagi dengan memilih

beberapa gagasan usaha dengan mempertimbangkan potensi diri (faktor

internal) kita seperti sudut ekonomi, kemampuan teknis, ketersediaan sumber

daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan yang

diperlukan. Hasil akhir dari langkah-langkah yang telah kita lakukan akan

diperoleh beberapa gagasan usaha yang telah terurut berdasarkan prioritasnya.

Agar pilihan kita lebih aman dan dapat dikuasai dengan baik, maka perlu

dilakukan Analisis Kembali dengan mempertimbangkan faktor internal

berupa kekuatan dan kelemahan yang kita miliki jika kita memilih gagasan

usaha yang bersangkutan, dan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman

yang akan dihadapi jika kita menjatuhkan pilihan pada gagasan usaha yang

bersangkutan. Analisis ini sering dikenal dengan analisis SWOT.

Page 16: business model canvas

13

Bukan tidak mungkin, setelah melakukan langkah analisis ini, kita

akan menjatuhkan pilihan pada gagasan usaha yang menjadi prioritas kedua

atau ketiga dari hasil analisis sebelumnya.

2.4 Menentukan Nama Usaha/Perusahaan

Siapa yang tidak memiliki nama? Rasanya tidak ada. Setiap orang

memiliki nama. Bahkan jauh sebelum dia lahir, nama telah disiapkan lebih

dahulu. Untuk menentukan satu kata untuk nama saja, orang tua sang bayi

akan mempertimbangkan banyak hal. Baik dari segi jenis kelamin bayi,

hingga makna yang menjadi doa bagi bayi tersebut.

Saat ini, bahkan sebagian orang mau menghabiskan waktu untuk

mencarikan nama bagi hewan peliharaannya. Tidak kalah lagi, di Indonesia

bahkan muncul fenomena penamaan terhadap goyangan dari setiap penyanyi

dangdut untuk membuatnya lebih mudah untuk diingat. Jelas saja, karena

penamaan/naming merupakan bagian dari proses branding. Jika mereka saja

berusaha untuk membuat nama yang baik bahkan untuk sebuah goyangan,

lalu mengapa harus terburu-buru dalam menentukan nama untuk perusahaan

anda?

 Sebagai pembentuk brand image awal, perbedaan satu huruf saja

dalam nama dapat keuntungan dan kerugian besar bagi suatu entitas, terutama

pada sebuah perusahaan. Maka dari itu sebelum menentukan nama, terlebih

dahulu anda harus mengumpulkan fakta-fakta perusahaan, melakukan riset

dari segi bahsa, riset secara geografis, riset kesesuaian dengan brand, evaluasi

terhadap bunyi ucapan, kesamaan denganbrand lain, serta melakukan riset

terhadap publik.

Dalam penentuan nama, ada 7 hal yang menurut Rustan baik untuk

dipertimbangkan, yakni:

1. Penggunaan bahasa. Tentukan bahasa apa yang ingin digunakan. Bahasa

Indonesia atau Bahasa Inggris, atau mungkin anda memiliki alternatif

bahasa lain. Hal ini penting karena berkaitan dengan pemasaran produk

Page 17: business model canvas

14

anda. Kenapa tidak anda memasarkan produk anda ke berbagai Negara,

yang jelas memiliki bahasa dan penulisan yang berbeda.

2. Unik dan orisinil. Penting untuk mencari tahu apakah nama yang anda

pilih telah digunakan oleh orang lain atau belum. Kesamaan nama akan

menimbulkan kebingungan bahkan bisa jadi menjadi boomerang bagi

perusahaan anda. Jika jenis usaha anda sama, bisa jadi klien/konsumen

anda salah melakukan order. Atau bahkan jika nama dari brand lain

memiliki image yang buruk, bisa jadi ini akan memberikan dampak buruk

juga bagi brand anda.

3. Singkat. Tujuannya adalah memudahkan untuk diingat.

4. Tidak mirip dengan kata lain, baik ditulis maupun di ucapkan sehingga

tidak membuatnya menjadi ambigu dan menimbulkan salah pengertian.

5. Tidak mengandung konotasi yang negatif karena ini akan berpengaruh

pada brand image.

6. Fleksibel sehingga memiliki jangka waktu yang panjang dan tidak perlu

dirubah-rubah mengikuti perkembangan jaman.

7. Tetap jelas dan menarik ketika di visualkan dalam bentuk logo atau

digabungkan dengan bentuk visual lainnya. Ini akan sangat membantu

ketika produk anda dipasarkan keluar negeri. Meskipun nama bisa saja

anda rubah pada beberapa negara, bentuk visual akan

membantu brand anda untuk tetap dikenali sebagaibrand yang sama.

Page 18: business model canvas

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bisnis model kanvas adalah sebuah model bisnis gambaran logis

mengenai bagaimana sebuah organisasi menciptakan, menghantarkan dan

menangkap sebuah nilai. Model Bisnis Kanvas merupakan model bisnis yang

dituang ke dalam visual gambar dan dibagi menjadi 9 Aspek Bisnis yang meliputi

customer, value proposition, channels, customer relationship, revenue streams,

key partners, key activities, key resource, dan cost structure. Dalam usaha kita

juga harus memiliki suatu perumusan agar usaha kita maju, tahapan dalam

perumusan sebagai berikut yaitu memiliki gagasan usaha atau ide usaha sesudah

melakukan survei, kemudian menyeleksi gagasan atau ide usaha kita yang sesuai

dengan usaha kita, dan yang terakhir adalah menganalisis gagasan usaha kita

apakah usaha kita dapat maju atau tidak. Nama bagi usaha kita juga sangatlah

penting agar kita mempunyai suatu hak atas nama usaha kita, cara menentukan

nama usaha atau perusahaan dengan cara sebagai berikut yaitu dari segi

penggunaan bahasa, nama yang unik dan orisinil, singkat, tidak mirip dengan kata

lain dan tidak mengandung suatu ambigu, tidak mempunyai konotasi yang negatif,

fleksibel dan jelas.

15

Page 19: business model canvas

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Ambadar, Jackie., Miranty Abidin, & Yanty Isa. 2010. Dari Peluang Menjadi Usaha: Seri Manual Usaha Praktis. Bandung: Kaifa

Santoso, Djoko. 2013. Modul Pembelajaran Kewirausahaan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi KEMENDIKBUD

ARTIKEL:

Osterwalder, Alexander dan Yves Pigneur. 2010. Business Model Generation. Patrick Van der Pijl

INTERNET:

http://www.ideamandiri.com/business-model-canvas-dan-penerapannya-di-indonesia-seri-2/ (diakses Kamis, 10 Maret 2016, pukul 21.38 WIB)

www.academia.edu/attachments/34861122/download_file (diakses Kamis, 10 Maret 2016, pukul 21.00 WIB)

http://excellent-branding.com/?tag=cara-menentukan-nama-usaha (diakses Kamis, 10 Maret 2016, pukul 20.45 WIB)

iii