11 ( anemia post partum)

Upload: akk-yunie-thea

Post on 06-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

11 ( Anemia Post Partum)

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

ASSALMMUALAIKUMWARAHMATULLAHHI WABARAKATHUDisusun Oleh Kelompok 11 Kelas 2C :Diki SubagioIrvan FazriRini Dwi Septiani

PRODI S.1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATANMUHAMMADIYAH PONTIANAK

SISTEM REPRODUKSIMEMBAHAS TENTANG ANEMIA POST PARTUM

Definisi Anemia Post PartumAnemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan/atau hitung eristrosit lebih rendah dari harga normal (Arif Mansjoer, 2001).Anemia post partum didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 10 g/dl, hal ini merupakan masalah yang umum dalam bidang obstetric. Meskipun wanita hamil dengan kadar besi yang terjamin, konsentrasi hemoglobin biasanya berkisar 11-12 g/dl sebelum melahirkan. Hal ini di perburuk kehilangan darah saat melahirkan dan pada masa nifas. Menurut analisa terbaru, kehilangan darah pada saat post partum di atas 500 ml masih merupakan masalah meskipun pada obstetrik modern (Huch A. dkk., 1992).Etiologi Anemia Post PartumAnemia defisiensi besi merupakan penyebab paling sering dari anemia postpartum yang disebabkan oleh intake zat besi yang tidak cukup serta kehilangan darah selama kehamilan dan persalinan. Anemia postpartum berhubungan dengan lamanya perawatan di rumah sakit, depresi, kecemasan, dan pertumbuhan janin terhambat.

Gejala Klinis Anemia Post PartumTergantung dari derajat berat atau tidaknya anemia, hal ini dapat berdampak negatif bagi ibu selama masa nifas, kemampuan untuk menyusui, masa perawatan di rumah sakit bertambah dan perasaan sehat dari ibu. Masalah yang muncul kemudian seperti pusing, lemas, tidak mampu merawat dan menjaga bayinya selama masa nifas umumnya terjadi. Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan anemia postpartum memiliki gejala yang dapat mengganggu kondisi kesehatan ibu dan meningkatkan risiko terjadinya depresi postpartum jika dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Dampak buruk dari perubahan emosi dan perilaku ibu sangat mengkhawatirkan karena interaksi ibu dan bayi akan terganggu selama periode ini dan akhirnya berdampak negatif terhadap perkembangan bayinya.Klasifikasi AnemiaKlasifikasi anemia menurut Wiknjosastro (2002), adalah sebagai berikut: Anemia Defisiensi BesiAnemia MegaloblastikAnemia HipoplastikAnemia Hemolitik

Patofisiologi Anemia Post PartumDari faktor fisiologis, kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan volume plasma sekitar 30%, eritrosit meningkat sebesar 18% dan hemoglobin bertambah 19%. Peningkatan tersebut terjadi mulai minggu ke-10 kehamilan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa bertambahnya volume plasma lebih besar daripada sel darah (hipervolemia) sehingga terjadi pengenceran darah. Hemoglobin menurun pada pertengahan kehamilan dan meningkat kembali pada akhir kehamilan.Namun, pada trimester 3 zat besi dibutuhkan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta persediaan setelah lahir. Hal inilah yang menyebabkan ibu hamil lebih mudah terpapar oleh agen sehingga berisiko terjadinya anemia. Sedangkan, dari unsur gizi ibu hamil dihubungkan dengan kebutuhan akan zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12. Keluhan mual muntah pada ibu hamil trimester 1 dapat mengurangi ketersediaan zat besi pada tubuh ibu hamil. Dan kebutuhan zat besi pada ibu hamil trimester 3 untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga membuat kebutuhan zat besi pada ibu hamil semakin besar. Padahal, zat besi dibutuhkan untuk meningkatkan sintesis hemoglobin.

Penatalaksanaan Anemia Post PartumAda sejumlah kasus anemia dapat memperburuk kehamilan, apabila hasil pengkajian riwayat atau uji laboratorium menunjukkan kelainan maka perlu mengevaluasi wanita tersebut untuk menentukan etiologi anemia dan kemudian menyusun rencana penatalaksanaan (Varney, 2006). Oleh karena itu perlu segera dilakukan terapi anemia dengan tujuan untuk mengoreksi kurangnya massa hemoglobin dan mengembalikan simpanan besi. Terapi yang dilakukan yaitu :Diet kaya zat besi dan Nutrisi yang adekuat.Pemberian zat besi oralPemberian zat besi par-enteral

KomplikasiGagal JantungGagal GinjalHipoksiaKONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANPengkajianAktivitas / istirahatSirkulasiIntegritas egoEleminasiMakanan/cairanNeurosensoriNyeri/kenyamananPernapasanKeamananSeksualitas

Diagnosa KeperawatanRumusan diagnosa keperawatan menurut North American NursingDiagnosa Association (2005) adalah sebagai berikut :Defisit volume cairan b.d kehilangan aktif volume cairanGangguan perfungsi jaringan b.d penurunan suplai oksigen ke jaringan/ke selDefisit perawatan diri b.d kelemahan fisikCemas atau ketakutan b.d krisis situasional

Intervensi KeperawatanNoDiagnosa KeperawatanTujuan & Kriteria HasilIntervensi1.Defisit volume cairan b/d kehilangan aktif volume cairan.Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan Tidak terjadi perdarahan.Dengan Kriteria Hasil:Perdarahan berhentiHb diatas normalTanda vital diatas normalMonitor jumlah pendarahan pasienMonitor hasil laboratorium pasienTidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedang badanya tetap terlentang.Monitor tanda vitalMonitor intake dan output setiap 1 jamLakukan message uterus dengan satu tangan serta tangan lainnya diletakkan diatas simpisis.Batasi pemeriksaan vagina dan rektumBerikan infus atau cairan intravaenaKolaborasi dengan tim medis dengan pemberian anti perdarahan2.Gangguan perfungsi jaringan b.d penurunan suplai oksigen kejaringan / keselSetelah diberikan intervensi keperawatan diharapkan perfungsi kejaringan / kesel efektif Dengan Kriteria Hasil:Tidak terdapat kebiruan pada kulitCRT dalam batas normal ( kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)Tidak terdapat perubahan karateristik kulit ( rambut, kuku, kelembapan)Perhatikan status fisiologi ibu, status sirkulasi dan volume darah.Lakukan pemeriksaan fisik CRT menekan kuku pasien.Auskultasi dan laporkan DJJ , catat bradikardi, atau takikardi. Catat perubahan pada aktivitas janin ( hipoaktif atau hiperaktif)Catat kehilangan darah ibu mungkin adanya kontraksi uterusAnjurkan tirah baring pada posisi miring kekiri3.Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisikSetelah dilakukan intervensi keperawatan , diharapkan kebutuhan akan aktifitas fisik pasien terpenuhi.Dengan Kriteria Hasil :Pasien dapat melakukan aktivitas dengan bantuanPasien menyatakan kenyamanan terhadap kemempuan melakukan aktivitasKlien terbebasdari bau badanMonitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiriMitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian berhias, toileting dan makan.Sediakan bantuan sampai klien mampu scara utuh untuk melakukan selfcareDorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannyaAjarkan klien atau keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.4.Cemas berhubungan dengan krisis situasional.Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan cemas hilang atau brkurangDengan Kriteria Hasil :Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnyaPasien mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilangKaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinanKaji respon fisiologis klien (takikardia, takipnea, gemetar)Perlakukan pasien secara empati serta sikap mendukungBerikan informasi tentang perawatan dan pengobatanBantu klien mengidentifikasi rasa cemasnyaKaji mekanisme koping yang digunakan klienEvaluasiKebutuhan nutrisi pada klien terpenuhi.Tidak terdapat perubahan karateristik pada kulitKlien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.Klien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.

..SEKIAN.. DAN...TERIMA KASIH...