efisiensi teknis perbankan indonesia pada bank yang merger...

149
EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER - AKUISISI DAN SPIN OFF Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) ANGGIT WICAKSONO NIM 109046100154 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM (MUAMALAT) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M./1435 H.

Upload: lytuong

Post on 12-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK

YANG MERGER - AKUISISI DAN SPIN OFF

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

ANGGIT WICAKSONO

NIM 109046100154

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM (MUAMALAT)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014 M./1435 H.

Page 2: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

i

Page 3: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

ii

Page 4: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

iii

Lembar pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan untuk memenuhi gelar starata satu (S1) di Universitas Islam

Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 28 Maret 2014

Anggit Wicaksono

109046100154

Page 5: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

iv

ABSTRAK

Anggit Wicaksono, NIM 109046100154. Efisiensi Teknis Perbankan

Indonesia pada Bank yang Merger – Akusisi dan Spin Off. Konsentrasi Perbankan

Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2014.

Skripsi ini membahas tetang pengukuran efisiensi perbankan Indonesia yang

terbentuk dari hasil Merger – Akusisi dan Spin Off. Kelompok perbankan yang

terbentuk dari hasil Merger dan Akusisi terdiri dari Bank Mandiri, Bank Permata dan

Bank Artha Graha Internasional sedangkan kelompok perbankan yang terbentuk dari

hasil Spin Off terdiri dari Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan Bank Mega

Syariah. Periode waktu pengururan yang digunakan dalam penelitian ini adalah enam

tahun selama 24 triwulan, kecuali BRI Syariah yang ketersediaan laporan

keuangannya hanya lima tahun.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data

Envelopment Analysis (DEA), dengan menggunakan asumsi Constant Return to Scale

(CRS) dengan menggunakan dua orientasi pengukuran yaitu orientasi input dan

output. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPK, aset tetap, beban

tenaga kerja sebagai variabel input serta penyaluran dana dan pendapatan operasional

sebagai output.

Hasil dari penelitian ini adalah kedua kelompok perbankan ini memiliki hasil

efisiensi yang cenderung fluktuatif, dimana perbankan yang terbentuk dari hasil Spin

Off memiliki hasil efisiensi yang lebih tinggi. Penelitian ini juga memeberikan

analisis potential improvement, dengan melihat nilai To Gain sebagai saran atau

alternatif yang dapat digunakan supaya perbankan dapat beroperasi dengan efisien.

Kata Kunci : Merger – Akusisi, Spin Off, Efisiensi, DEA, Potential Improvement,

Nilai To Gain

Page 6: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam

penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW semoga kelak kita termasuk

kedalam umat yang mendapatkan syafaat dari beliau di hari akhir kelak.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Program Studi Muamalat

Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. JM Muslimin, MA selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum

yang saya hormati.

2. Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku ketua Program Studi Muamalat yang selalu

memberikan arahan dan bimbingan kepada seluruh mahasiswa prodi Muamalat.

3. Bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MSC, Ph.D selaku dosen pembimbing

yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran, yang telah memberikan

banyak ilmu, serta menjadi figur yang sangat memotivasi tak hanya dalam

penyusunan skripsi ini, tetapi juga selama kegiatan perkuliahan.

Page 7: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

vi

4. Kedua orang tua Bp. Yatino dan Ibu Suratmi yang telah memberikan dukungan

baik doa, materi, moral dan kesabarannya menunggu terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada kalian.

5. Bapak Mu’min Raur, MA. Selaku sekretaris prodi, yang selalu bersedia yang

telah bersedia untuk direpotkan, serta ibu Oke di bagian akademik yang tanpa

lelah mengurus berkas-berkas mahasiswa.

6. Kepada dosen penguji bapak Arif Fauzan, SE, MM dan bapak Nur Rianto Al

Arif, SE, M.Si terima kasih atas bimbingannya saat sidang skripsi, yang insya

allah akan membuat skripsi ini menjadi lebih baik.

7. Kakak Sari Ardiyanti selaku Kepala Cabang IPOT UIN, keluarga besar IPOT

dan perpustakaan utama yang telah direpotkan selama pembuatan skripsi ini.

8. Kawan-kawan PS E 2009 Sdr. Frizan Donovan, Qisti Amruna, Dini Aulia,

Mizan Skuroni, Irfan Hilmy, Asep Saifullah, Ridha Danjanny, Farhan Rabani

yang telah bersedia merekap data dan banyak membantu dari hal-hal non teknis.

9. Kawan-kawan lainnya Tika Astuti, Ananda Pratama, Mirriam, Desi Tria, Nizar,

Romi Agung, yang telah menjadi tempat untuk menyegarkan pikiran.

10. Keluarga besar KKN FLASH 2012 dan Desa Pancawati yang telah menjadi

keluarga kedua.

Page 8: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

vii

11. Seluruh pihak yang telah membantu penulis menjalankan perkuliahan dan

penyusunan skripsi ini namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis mendoakan agar Allah SWT membalas segala dukungan

dan kebaikan kalian selama yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 28 Maret 2014

penulis

Page 9: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………… .. i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA ………………………………………… ii

LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………………..... iii

ABSTRAK ……………………………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah ……………………………………………………... 9

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah …………………………………… 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………………... 11

E. Kerangka Pemikiran Teoritis ……………………………………………. 13

F. Metodologi Penelitian ……………………………………………………. 15

G. Sistematika Penulisan …………………………………………………..... 16

Page 10: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

ix

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Landasan Teori

1. Restrukturisasi ..................................................................................... 18

2. Merger ……………………………………………………………….. 21

3. Akusisi ………………………………………………………………..23

4. Spin Off ………………………………………………………………. 25

5. Konsep Pengukuran Efisiensi ………………………………………... 28

6. Data Envelopment Analysis ………………………………………….. 33

7. Orientasi Model DEA ………………………………………………... 37

8. Optimasi Model DEA ………………………………………………... 40

B. Review studi terdahulu …………………………………………………... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Opersional ………………………………………………………. 52

B. Jenis dan Sumber Data …………………………………………………… 54

C. Input dan Output …………………………………………………………. 55

D. Populasi dan Sampel ……………………………………………………... 61

E. Metode Analisis ………………………………………………………….. 64

BAB IV HASIL ANALISIS DATA

A. Hasil Efisiensi Keseluruhan Perbankan ………………………………….. 74

B. Hasil Efisiensi Kelompok Perbankan Yang Merger Dan Akusisi ……….. 79

C. Hasil Efisiensi Kelompok Perbankan Yang Spin Off ………………..….... 83

D. Efisiensi Rata-Rata Perbankan yang Merger – Akusisi dan Spin

Page 11: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

x

Off ……………………………………..………………………………… 86

E. Analisis Potential Improvement Menggunakan Orientasi Input ………… 91

F. Analisis Potential Improvement Menggunakan Orientasi Output ……….. 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………………………….... 108

B. Saran ……………………………………………………………………... 110

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 115

LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 120

Page 12: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ilustrasi DEA ……………………………………………………… 35

Tabel 2.2 Ilustrasi DEA dengan Pembobotan ……………………………….. 36

Tabel 2.3 Ilustrasi Input Oriented …………………………………………… 38

Tabel 2.4 Ilustrasi Output Oriented ………………………………………….. 39

Tabel 3.1 Variabel Input-Output …………………………………………….. 59

Tabel 3.2 Bank Hasil Merger dan Aksuisi …………………………………… 63

Tabel 3.3 Bank Hasil Spin Off ……………………………………………….. 64

Tabel 4.1 Hasil Efisiensi Keseluruhan Perbankan …………………………… 74

Tabel 4.2 Efisiensi Rata-rata Perbankan yang Merger – Akusisi dan Spin

Off …………………………………………………………………. 87

Tabel 4.3 Nilai To Gain Pada Bank yang Merger dan Aksusisi orientasi input …… 92

Tabel 4.4 Nilai To Gain Pada Bank Yang Spin Off Orientasi Input ………… 96

Tabel 4.5 Nilai To Gain Pada Bank Yang Merger Dan Akusisi Orientasi

Output …………………………………………………………….. 100

Tabel 4.6 Nilai To Gain Pada Bank Yang Spin Off Orientasi Output ……… 104

Page 13: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ……………………………………... 14

Gambar 3.1 Persamaan DEA …………………………………………………… 67

Gambar 3.2 Model DEA CRS ………………………………………………….. 70

Gambar 3.3 Model DEA VRS ………………………………………………….. 71

Gambar 4.1 Grafik Hasil Efisiensi Keseluruhan ……………………………….. 76

Gambar 4.2 Grafik Hasil Efisiensi Bank yang Merger dan Akuisisi ……………80

Gambar 4.3 Grafik Hasil Efisiensi Bank yang Spin Off ………………………... 83

Gambar 4.4 Efisiensi Rata-rata Perbankan yang Merger – Akusisi dan Spin

Off ………………………………………...…………………………88

Gambar 4.5 Grafik Nilai To Gain Bank Yang Merger Dan Akusisi Orientasi

Input ……………………………………………………………..… 93

Gambar 4.6 Diagram Nilai To Gain Bank Yang Merger Dan Akuisisi Orientasi

Input ……………………………………………………………..… 95

Gambar 4.7 Grafik Nilai To Gain Perbankan Yang Spin Off Orientasi Input ….. 97

Gambar 4.8 Diagram Nilai To Gain Bank Yang Spin Off Orientasi Input ….… 99

Page 14: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

xiii

Gambar 4.9 Grafik nilai to gain pada bank yang merger dan akusisi orientasi

Output …………………………………………………………… 101

Gambar 4.10 Diagram Nilai To Gain Bank Yang Merger dan Akuisisi Orientasi

Output …………………………………………………………… 103

Gambar 4.11 Grafik nilai to gain pada bank yang Spin Off Orientasi Output … 105

Gambar 4.12 Diagram nilai to gain pada bank yang Spin Off Orientasi

Output ……………………………………………………………. 107

Page 15: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik

penghimpunan dana maupun penyaluran dana memberikan imbalan atas dasar

prinsip syariah, yaitu bagi hasil dan jual beli.1 Peraturan yang menjelaskan

tentang keberadaan perbankan syariah adalah UU No.10/1998 yaitu:

Salah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan pembiayaan dan

atau melakukan kegiatan hal lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan bank Indonesia.

Perkembangan lembaga keuangaan syariah di Indonesia dimulai sejak

lama, yaitu sejak lembaga keuangan bukan bank hadir dalam konsep bagi

hasil. Namun demikian, lembaga perbankan syariah secara formal hadir pada

tahun 1992 dengan hadirnya perbankan syariah pertama, yaitu Bank

Muamalat Indonesia yang didirikan berdasarkan undang-undang nomor 7

tahun 1992.

Selama tahun 2012, perbankan syariah Indonesia mengalami tantangan

yang cukup berat dengan mulai dirasakannya dampak melambatnya

pertumbuhan perekononomian dunia yang mengakibatkan pertumbuhan

ekonomi Indonesia tidak setinggi yang diharapkan, walaupun Indonesia

1 Ade Arthesa, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (Jakarta : Indeks,2006), hal. 77

Page 16: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

2

termasuk negara yang masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang stabil di

dunia. Selain itu, faktor lain seperti dampak penurunan DPK antara lain

karena penarikan dana haji dari perbankan syariah juga merupakan salah satu

hal yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan perbankan syariah. Oleh

karena itu, pertumbuhan aset perbankan syariah tidak setinggi pertumbuhan

pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Hingga bulan Oktober 2012

pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai ± 37% dan total asetnya

menjadi ± Rp179 triliun. Meskipun demikian Bank Indonesia memperkirakan

pertumbuhan perbankan syariah tahun 2013 tetap mengalami pertumbuhan

yang relatif cukup tinggi berkisar antara 36% - 58%. Sementara perekonomian

Indonesia di tahun depan masih tetap mengalami pertumbuhan yang cukup

tinggi dalam kisaran 6,3% - 6,7%. 2

Perkembangan perbankan syariah hingga tahun 2012 ini

memperlihatkan kemajuannya, total Bank Umum Syariah hingga saat ini

berjumlah 11 Bank Umum Syariah (BUS), sedangkan untuk Unit Usaha

Syariah (UUS) berjumlah 24 dan untuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) sebanyak 156. Jumlah BUS, UUS dan BPRS untuk tahun-tahun

mendatang sangat mungkin untuk terus bertambah. Pertama, karena memang

sejak diterbitkannya UU No 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah adanya

tuntutan UUS yang sudah mencapai 50% harus melakukan spin off dari

induknya hingga pada tahun 2023 batasnya. Belum lagi bank konvensional

2 www.bi.go.id diakses pada 15 april 2013

Page 17: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

3

yang resmi berubah menjadi bank syariah tidak boleh kembali lagi ke status

konvensionalnya.3

Lebih lanjut dalam UU No. 19 tahun 2003 diatur dalam bab khusus

tentang restrukturisasi dan privatisasi. Dalam pasal 72 disebutkan dengan jelas

maksud dan tujuan restrukturisasi salah satunya adalah agar badan usaha

dapat beropresi secara efisien.4 Untuk menilai apakah suatu bank termasuk

kategori bank sehat atau bank sakit maka harus dilihat dari kinerja

operasionalnya. Kinerja dapat diukur salah satunya dengan melihat efisiensi

pengelolaan dana bank tersebut. Untuk itu dengan semakin efisien suatu bank

maka akan mengindikasikan tingkat kesehatan bank.5

Perkembangan perbankan di Indonesia khususnya perbankan syariah

tidak lepas dari kebijakan restrukturisasi yang dilakukan perbankan di

Indonesia khususnya strategi spin off. Secara teoritis yang dimaksud dengan

restrukturisasi adalah pembenahan suatu badan usaha yang menyangkut

struktur, organisasi, aspek hukum, komposisi kepemilikan aset, dan intern

manajemen yang pada dasarnya mempunyai tujuan untuk membentuk badan

usaha menjadi pelaku ekonomi yang efisien, efektif, produktif dan dikelola

secara professional bisnis sehingga mampu mendapatkan keuntungan.6

3 www.fossei.org diakses pada 15 april 2013

4 Marwah M Diah, Restrukturisasi BUMN di Indonesia (Jakarta : Literata Lintas Media,

2003), hal. 190 5 Suseno Priyonggo, Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi Pada Industri Perbankan Syariah

di Indonesia (P3EI, 2004), hal. 37 6 Marwah M Diah, Restrukturisasi BUMN di Indonesia (Jakarta :Literata Lintas Media,

2003), hal. 203

Page 18: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

4

Spin off adalah organisasi, objek atau entitas baru yang merupakan

hasil pemisahan atau pemecahan dari bentuk yang lebih besar.7 Landasan

hukum yang, mengatur tentang spin off adalah Pasal 68 Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008, yakni:

1. Dalam hal Bank Umum Konvensional memiliki UUS yang nilai

asetnya telah paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total nilai

aset bank induknya atau 15 (lima belas) tahun sejak berlakunya

Undang-Undang ini, maka Bank Umum Konvensional dimaksud

wajib melakukan Pemisahan.

2. UUS tersebut menjadi Bank Umum Syariah. Ketentuan lebih

lanjut mengenai Pemisahan dan sanksi bagi Bank Umum

Konvensional yang tidak melakukan Pemisahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.8

Houston dan Ryngaert, menjelaskan bahwa banyak yang

memperdebatkan bahwa merger dan akuisisi bank merupakan refleksi tekanan

pasar untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Oleh karena itu,

terdapat perdebatan panjang tentang sifat khusus yang mendatar mengenai

lembaga perbankan. Namun demikian, dalam perekonomian modern

perbankan merupakan lembaga ekonomi yang memiliki kedudukan strategis

karena kontribusinya pada penentuan arah dan perkembangan ekonomi suatu

kawasan atau Negara. Pendapat para akademisi dan, peneliti, pembuat

kebijakan, dan paraktisi pasar secara luas mengakui bahwa bank merupakan

7 www.wikipedia.org diakses pada tanggal 15 april 2013

8 www.digilib.petra.ac.id diakses pada tanggal 15 april 2013

Page 19: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

5

lembaga ekonomi yang khusus atau berbeda dibandingkan dengan lembaga

lainnya9.

Menurut Mardanugraha, sebelum melakukan merger atau diakusisi,

perbankan secara internal terlebih dahulu harus efisien dan yang dapat

dilakukan antara lain dengan meningkatkan produktivitas karyawan atau

peningkatan penggunaan teknologi. Sebagai keputusan strategis, merger dan

akuisisi bukan merupakan jaminan bahwa perusahaan terkonsolidasi atau

terakusisi akan tercatat sebagai perusahaan yang sukses dalam menapaki

bisnis pasca akusisi10

.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

restrukturisasi adalah untuk meningkatkan kinerja. Kenyataan yang terjadi

dalam dunia perbankan adalah restrukturisasi dilakukan perbankan

konvensional dengan tujuan untuk menyelamatkan perbankan dari

kemungkinan kepailitan yaitu dengan melakukan merger dan akusisi dengan

bank yang lebih sehat supaya perbankan dapat terus beroperasi. Pada

perbankan syariah restrukturisasi dilakukan dengan dengan cara spin off yang

bertujuan untuk mengembangkan usaha serta menjalankannya usahanya

dengan prinsip yang murni syariah tanpa campur tangan perbankan

konvensional. Selain tujuan tersebut restrukturisasi juga dilakukan untuk

9 Bambang Mulyana, Merger dan Akuisis Bank di Indonesia Tahun 1995-2008 (MB-IPB,

2012), hal. 2-3 10

Ibid

Page 20: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

6

meminimalisir biaya pembentukan perbankan baru, dimana restrukturisasi

diyakini akan menghemat biaya dalam usaha pendirian perbankan.

Hampir semua pendapat menyatakan bahwa restrukturisasi dapat

meningkatkan efisiensi perbankan. Bahkan Mardanugraha menyatakan bahwa

untuk melakukan merger dan akusisi perbankan diharuskan supaya terlebih

dahulu dapat beroperasi dengan efisien. Beberapa cara restrukturisasi yang

biasa dilakukan dalam pendirian perbankan adalah dengan cara merger dan

akusisi serta spin off. Yang menarik dari hal tersebut adalah jika perbankan

yang malakukan restrukturisasi harus efisien, maka mana sajakah perbankan

yang sudah beroperasi dengan efisien. Dalam hal ini efisiensi perbankan

dikelompokan kedalam perbankan yang merger dan akusisi serta spin off. Dari

kedua kelompok perbankan tersebut ingin dilihat manakah cara pendirian

perbankan yang masing-masing perbankannya dapat beroperasi dengan

efisien antara kelompok perbankan yang merger dan akusisi serta kelompok

perbankan yang spin off.

Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis

mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan

output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang

diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank dihadapkan. pada

kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat

Page 21: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

7

input yang ada, atau menggunakan tingkat input minimum untuk

menghasilkan tingkat output tertentu.11

Sebagai lembaga intermediasi, dunia perbankan harus bertindak

rasional dan efisiensi merupakan salah satu kunci yang harus selalu

diperhatikan. Iswandoro S. Permono dan Darmawan menyatakan bahwa,

masalah efisiensi perbankan dirasakan sangat penting saat ini maupun dimasa

mendatang, karena antara lain: (1) kompetisi yang bertambah ketat; (2)

permasalahan yang timbul sebagai akibat berkurangnya sumber daya; (3)

meningkatnya standar kepuasan nasabah. Oleh karena itu, analisis efisiensi

perbankan mendesak dilakukan untuk mengetahui dan menentukan penyebab

perubahan tingkat efisiensi serta selanjutnya mengambil tindakan korektif

supaya dapat melaksanakan peningkatan efisiensi sebagaimana seharusnya.12

Pengukuran efisiensi perbankan Indonesia secara operasional dapat

dilihat dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Menurut

pendapat yang dikemukakan oleh pengamat ekonomi Eugenia Mardanugraha

mengungkapkan bahwa salah satu indikator efisiensi perbankan secara

operasional dari sisi biaya adalah rasio antara Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO). Semakin rendah rasio BOPO menunjukan

11

Muliaman. D Hadad, dkk., Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia

(2003), hal. 1 12

Wilson Arafat, Manajemen Perbankan Indonesia (Jakarta : LP3ES, 2006), hal. 138

Page 22: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

8

bahwa bank tersebut sudah melakukan efisiensi dalam mengeluarkan biaya-

biaya operasionalnya.13

Metode pengukuran efisiensi yang banyak digunakan dalam penelitian

adalah metode parametrik yaitu Stochastic Frontier Approach (SFA) dan

metode non parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Dalam penelitian

ini yang digunakan adalah metode non parametrik data envelopment analysis.

Metode ini dipilih karena dapat menjelaskan berapa maksimalisasi output dan

minimalisasi input yang dapat dilakukan perbankan.

Efisiensi merupakan salah satu alternatif parameter yang dapat

digunakan lembaga perbankan untuk menilai kinerja perbankan, dan

restrukturusasi adalah hal yang dianggap beberapa ahli dalam teori dan

penelitiannya dapat meningkatkan efisiensi perbankan. Salah satu strategi

restrukturisasi yang digunakan untuk pendirian perbankan adalah Merger,

Akuisisi, dan spin off. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengangkat tema

tentang efisiensi perbankan sebagai bentuk masukan yang dapat digunakan

pemerintah untuk mengembangkan perbankan di Indonesia. Untuk itu, penulis

tertarik untuk meneliti lebih jauh tema efisiensi dengan judul penelitian

“Efisiensi Teknis Perbankan Indonesia Pada Bank yang Merger - Akusisi

dan Spin off”

13

Edy Hartono, Analisis Efisiensi Biaya Industri perbankan Indonesia dengan Menggunakan

Pendekatan parametrik (2009), hal. 7

Page 23: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

9

B. Identifikasi Masalah

Untuk menghadapai persaingan ketat antar bank, maka Bank Syariah

dituntut supaya beroperasi dengan efisien. Apabila bank-bank umum yang

memiliki modal dan aset yang besar, bukan masalah berarti bagi mereka bila

beroperasi dengan tidak efisien, karena apabila bank-bank tersebut melakukan

kegiatan penyaluran dana sedangkan penyaluran dana mereka mengalami

defisit, maka mereka dapat menggunakan modal dan aset mereka untuk

membayar kewajiban-kewajibannya. Apabila masalah efisiensi terjadi pada

Bank Syariah yang modal dan asetnya masih relatif kecil, ketika penyaluran

dana yang mereka lakukan mengalami defisit apakah modal dan aset mereka

cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban mereka.

Masalah yang terkait dengan restrukturisasi yaitu, saat ini Peraturan

Bank Indonesia tentang bank syariah yang terkait dengan pemisahan

cenderung terfokus pada startegi spin off, apabila aset telah mencapai 50%

dari bank induk atau 15 tahun setelah peraturan ini keluar maka Unit Usaha

Syariah harus di spin off. Kenyataannya tidak semua Unit Syariah memiliki

kinerja yang baik. Bahkan dalam Ida Savitri (2006), tidak semua perbankan

yang melakukan merger dan akusisi memiliki efisiensi yang lebih baik jika

dibandingkan dengan sebelum merger dan akusisi. Untuk itu perlu dilakukan

pengukuran dari kinerja efisiensi, salah satunya untuk mengetahui kesalahan

penggunaan biaya.

Page 24: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

10

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap masalah-masalah yang

hendak dibahas dalam penelitian ini, dan untuk memfokuskan masalah-

masalah yang akan diteliti untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka

penulis perlu memberikan perumusan dan batasan masalah terhadap objek

yang hendak dikaji. Berikut perumusan masalah yang akan dikaji:

1. Berapa tingkat efisiensi perbankan di Indonesia yang berdiri dari

hasil Merger, Akuisisi dan Spin off pada interval waktu enam

tahun semenjak dilakukannya restruktuturisasi perbankan, dengan

periode waktu yang paling dekat berdasarkan ketersediaan laporan

keuangan publikasi. Menggunakan metode non parametrik (DEA)?

2. Berapakah rata-rata tingkat inefisiensi perbankan di Indonesia

yang berdiri dari hasil Merger - Akuisisi dan Spin off dengan

menggunakan pendekatan non parametrik (DEA) ?

Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, penulis memberikan

batasan-batasan penelitian. Pertama, penulis hanya akan meneliti perbankan

yang terdaftar dalam Bank Indonesia. Tidak termasuk unit usaha syariah dan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah yang akan digunakan

dikelompokan kedalam Bank yang berdiri dari hasil Spin off yaitu Bank

Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah. Sedangkan bank yang

terbentuk melalui merger dan akusisi terdiri dari bank konvensional yaitu,

Bank Mandiri, Bank Permata, dan Bank Artha Graha Internasional.

Page 25: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

11

Kedua, perbankan yang dikatakan sehat menurut CAMEL, belum

tentu dapat beroperasi dengan efisien, karena indikator efisien menurut

CAMEL hanya diwakili oleh rasio BOPO. Dalam penelitian ini penulis akan

menggunakan pendekatan non parametrik yang biasa disebut dengan Data

Envelopmet Analysis (DEA), karena pendekatan ini dapat menganalisa banyak

Input dan Output, serta dapat menganalisis maksimalisasi output dan

minimalisasi input yang harus dilakukan supaya perbankan dapat efisien.

Maka penulispun mempercayakan pengukuran efisiensi ini menggunakan

DEA dengan menggunakan software W-DEA.

Ketiga, untuk mendapatkan hasil yang valid, maka penulis akan

menggunakan periode waktu yang paling dekat dengan restrukturisasi

pendirian perbankan, berdasarkan ketersediaan laporan keuangan publikasi

dengan interval waktu enam tahun selama 24 triwulan.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setelah melihat judul yang diangkat dan latar belakang masalah yang

ada serta perumusan masalah yang ingin didapatkan, penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis tingkat efisiensi antara perbankan yang berdiri dari hasil

merger - akusisi dan spin off, sehingga bisa menjadi evaluasi, masukan dan

bahan pertimbangan bagi investor, Bank Indonesia dan pemerintah dalam

mengambil kebutusan untuk mengembangkan Perbankan Syariah di

Indonesia.

Page 26: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

12

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Selain menambah khasanah pengetahuan baru bagi penulis,

penelitian ini juga menjadi sarana bagi penulis untuk

mengaplikasikan teori yang didapatkan dalam kegiatan

perkuliahan selama ini. Serta dapat memberikan solusi terhadap

masalah perbankan yang terjadi selama ini.

2. Akademisi dan Pembaca

Memberikan pengetahuan tentang masalah perbankan

khususnya efisiensi dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi

penelitian selanjutnya yang akan membahas tentang masalah

perbankan

3. Bagi Perbankan Syariah, Bank Indonesia, dan Pemerintah

Menjadi tambahan informasi dan masukan terkait efisiensi

perbankan di Indonesia terkait dengan kebijakan restrukturisasi

melalui strategi merger - akuisisi dan spin off. Keputusan dan

peraturan apa yang harus dibuat dan diambil dalam

mengembangkan perbankan di Indonesia.

4. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat, gambaran

tentang merger - akusisis dan spin off perbankan di Indonesia

Page 27: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

13

terkait keefisienannya dan memberikan kepercayaan bagi

masyarakat untuk menempatkan dananya di lembaga perbankan.

E. Kerangka Pemikiran Teoritis

Pada penelitian ini, penulis mencoba membangun sebuah kerangka

pemikiran yang tepat untuk mengukur tingkat efisiensi perbankan di

Indonesia yang terbentuk dari hasil merger - akusisi dan spin off. Dalam

pengukuran ini peneliti menggunakan pendekatan intermediasi menggunakan

Data Envelopment Analysis (DEA) dimana harus terlebih dahulu menentukan

variabel-variabel Input dan Outputnya.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian

Ascarya (2007), Donsyah, Yudisthira (2004) dan Sufian Faldzan (2004).

Variabel-variabel ini terdiri dari : Variabel Output yaitu, Total Pembiayaan

(Y1) dan Total Pendapatan Operasional (Y2), sementara variabel Input terdiri

dari Total Simpanan / DPK (X1), Beban Tenaga kerja (X2), dan Aset Tetap

(X3). Variabel-variabel tersebut dipilih karena variabel tersebut merupakan

variabel yang mencerminkan karakteristik perbankan yang memiliki fungsi

intermediasi. Dimana fungsi intermediasi yang sesungguhnya

menggambarkan karakteristik bank islam yang menyalurkan dana ke sektor

riil. Hubungan alur berpikir dan interaksi dalam analisis yang akan diteliti

oleh penulis dalam menentukan tingkat efisiensi antara perbankan yang

Page 28: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

14

terbentuk dari hasil merger - akusisi dan spin off. Dapat dilihat pada gambar

analisis sistematis di bawah ini:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Bank Indonesia

Laporan keuangan

Merger dan Akuisisi Spin off

Variabel

Input

DPK

Aset tetap

Beban

tenaga kerja

Variabel Output

Total pembiayaan

Pendapatan

operasional

Variabel Input

DPK

Aset tetap

Beban tenaga

kerja

Variabel Output

Total pembiayaan

Pendapatan

operasional

DEA

Efisiensi perbankan yang terbentuk dari Merger - akusisi dan spin off

Pengelompokan perbankan berdasarkan :

Page 29: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

15

F. Metodologi Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek Dalam penelitian ini yaitu perbankan di Indonesia yang

berdiri dari hasil merger - akusisi dan spin off dengan interval waktu enam

tahun.

2. Jenis dan Sumber data

Terkait jenis data merupakan data sekunder berupa laporan

keuangan perbankan di Indonesia yang berdiri dari hasi merger - akusisi

dan spin off dengan interval waktu yang paling dekat dengan

restrukturisasi pendirian perbankan, berdasarkan ketersediaan data. serta

berbagai literatur ilmiah yang berhubungan dengan efisiensi pada

perbankan. Untuk sumber data pada penelitian ini diperoleh dari laporan

keuangan perbankan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan laporan keuangan

resmi dari Bank Indonesia yang terkait dengan penelitian ini, serta

mencari sejarah terbentuknya bank tersebut untuk menentukan apakah

perbankan di Indonesia yang berdiri dari hasi merger - akusisi dan spin

off, melalui situs resmi Bank Umum Syariah yang bersangkutan.

4. Metode Analisa Data

Metode yang digunakan dalam Penelitian ini menggunakan

metode non parametrik Data Envelopment Analysis dengan melakukan

Page 30: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

16

pengolahan variabel Input dan Output yang tersedia dalam laporan

keuangan publikasi bank, dimana dalam proses pengolahannya

menggunakan software WDEA.

5. Teknik Penulisan

Teknik penulisan penelitian ini berpedoman pada pedoman

akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2010, terkait tentang

penulisan skripsi.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang; latar belakang, perumusan dan

pembatasan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, review

studi terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang gambaran umum tentang perbankan

syariah yang terbentuk berdasarkan pendiriannya antara yang

berdiri dari hasi merger - akusisi dan spin off. Serta

menjelaskan tentang konsep efisiensi pengukuran Data

Envelopment Analysis (DEA).

Page 31: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

17

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang sumber data yang digunakan dan

penjelasan terkait variabel Input dan Outputnya serta metode

analisis yang digunakan untuk menjawab perumusan masalah

yang akan menjadi bahan penjelasan di bab pembahasan,

metode tersebut adalah dengan pengkuran efisiensi non

parametrik menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA).

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pembahasan hasil olahan data secara

mendalam, sehingga akan didapatkan sebuah hasil penelitian

yang baik sehingga nantinya akan merujuk pada sebuah

kesimpulan dan rekomendasi apa yang seharusnya dilakukan

oleh Bank Indonesia dan pemerinah untuk mengembangkan

perbankan syariah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh pembahasan

analisis dari hasil olahan data dan berisi saran atau

rekomendasi yang tepat diberikan berdasarkan hasil penelitian

sebagai solusi.

Page 32: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

18

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Landasan Teori

1. Restrukturisasi

a. Pengertian Restrukturisasi

Adapun pengertian restrukturisasi menurut Suad Husnan dan

Enny Pudjiastuti bahwa: “restrukturisasi merupakan kegiatan untuk

merubah struktur perseroan”. Restrukturisasi yang terjadi pada

perseroan meliputi restrukturisasi sumber daya manusia dan

restrukturisasi keuangan. Dimana hal ini diberlakukan agar

pengelolaan perseroan sendiri dapat lebih optimal dalam

meningkatkan kinerja keuangan. Dari kedua pengertian diatas pula,

bahwa restrukturisasi dapat diartikan makin membesar atau makin

mengecilnya struktur organisasi suatu perseroan. Apabila diartikan

dalam pengertian pertama, maka kegiatan Merger, Akusisi dan Spin

Off juga merupakan upaya untuk melakukan restrukturisasi.

Bentuk dari Restrukturisasi perseroan menurut Gunadi adalah sebagai

berikut1 :

1) Merger (penggabungan usaha).

1 Gunadi, Beberapa Tinjauan Tentang Permasalahan Hukum Perseroan, (Bandung : Citra

Aditya Bakti, 2005), hal. 83.

Page 33: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

19

2) Konsolidasi (peleburan usaha).

3) Likuidasi (pembubaran usaha)

4) Kepailitan (kebangkrutan usaha)

5) Split off (pemecahan usaha)

6) Spin off (pemekaran usaha)

7) Revaluasi (penilaian kembali aktiva tetap usaha)

8) Rekapitalisasi (penataan kembali permodalan usaha)

9) Reorganisasi (perubahan struktur usaha).

b. Tujuan Restrukturisasi

Adapun tujuan restrukturisasi sebagaimana di tetapkan dalam

Pasal 72 ayat (2) Undang- Undang No 19 Tahun 2003 tentang Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) adalah untuk kepentingan sebagai

berikut:

1) Meningkatkan kinerja dan nilai perseroan.

2) Memberikan manfaat berupa deviden dan pajak kepada

Negara.

3) Menghasilkan produk dan layanan dengan karya yang

kompetitif kepada konsumen.

4) Memudahkan privatisasi.

c. Bentuk Restruturisasi

Untuk kasus-kasus tertentu kadang-kadang diperlukan

kombinasi strategi restrukturisasi. Restrukturisasi melibatkan para

pemilik perseroan secara langsung. Dalam menjalankan tugas tersebut

Page 34: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

20

mereka dapat dibantu dewan komisaris, manajemen perseroan.

Adapun bentuk restrukturisasi yang banyak dipergunakan untuk

mengatasi krisis keuangan perseroan adalah sebagai berikut :

1) Restrukturisasi harta (reorganization of assets)

Salah satu cara untuk memperbaiki likuiditas keuangan

perseroan adalah menata kembali harta yang dimiliki perseroan.

Hal itu dilakukan dengan jalan megurangi jenis atau jumlah harta

tetap, termasuk sarana produksi yang kurang berguna atau tidak

efisien lagi. Harta tetap seperti itu dapat jual kepada pihak ketiga.

Dengan menjual harta tetap yang kurang berguna atau tidak efisien

bagi perseroan akan mendapat injeksi dana segar. Dana tersebut

dapat dipergunakan untuk mendanai kebutuhan modal kerja dan

melunasi utang-utang yang berbunga tinggi.

2) Restrukturisasi Perseroan

Restrukturisasi perseroan dilakukan dengan jalan memperkecil

skala organisasi perseroan memangkas sumber pemborosan dan

dan merasioanalisasi jumlah karyawan yang berlebihan. Apabila

menurunnya kinerja bisnis perseroan juga disebabkan karena

pengelapan uang, perlu juga dilakukan penggantian personalia

manajemen dan karyawan yang terbukti telah merugikan

perseroan. Apabila dirasa perlu restrukturisasi juga dapat

Page 35: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

21

dilakukan dengan jalan menata kembali atau menciutkan ruang

lingkup usaha perseroan.

Tujuan utama restrukturisasi adalah menurunkan jumlah

beban biaya tetap dan meningkatkan efesiensi kegiatan bisnis

perseroan. Disamping itu rerorganisasi dijalankan guna

menciptakan manajemen perseroan yang lebih proposional dan

bersih.

2. Merger

a. Pengertian Merger

Istilah “merger” berasal dari kata kerja “merge” yang berarti

“menggabungkan atau memfungsikan”. Menurut pakar hukum bisnis

Indonesia memberikan pengertian merger, seperti berikut :

(a) Bacelius Ruru, mengartikan merger sebagai penggabungan usaha

dari dua atau lebih perusahaan yang pada akhirnya bergabung ke

dalam salah satu perusahaan yang telah ada sebelumnya.

(b) Christian Wibisono, menggartikan merger sebagai penggabungan

dua badan usaha yang relatif berimbang kekuatannya, sehingga

terjadi kombinasi baru yang saling mengguntungkan.

Dari beberapa pengertian merger yang telah disebutkan, pada

dasarnya ada kesamaan di dalam unsur-unsur pengetian merger, yaitu :

(a) Merger atau penggabungan perusahaan adalah salah satu cara

penyatuan perusahaan, di samping peleburan perusahaan (konsolidasi)

Page 36: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

22

dan pengambilalihan perusahaan (akuisisi); (b) Merger melibatkan dua

pihak, yaitu satu perusahaan yang menerima penggabungan dan satu

atau lebih perusahaan yang menggabungkan diri; (c) Perusahaan yang

menerima penggabungan akan menerima pengambilalihan seluruh

saham, harta kekayaan, hak, kewajiban, dan utang perusahaan yang

menggabungkan diri. Jika dianalisis dalam berbagai aspek, sebenarnya

banyak alternatif latar belakang mengapa perlunya tindakan merger

bagi perusahaan-perusahaan, baik perusahaan dalam kondisi sehat

maupun tidak sehat.

b. Faktor Merger

Secara umum merger perusahaan dilatarbelakangi oleh beberapa

faktor yaitu :

(a) Meningkatkan Efisiensi

(b) Penganekaragaman Bidang Usaha atau

(c) Meningkatkan Penguasaan Pangsa Pasar (Market Share)

(d) Pengurangan Kewajiban Pembayaran Pajak

(e) Penilaian harta yang lebih rendah dari yang sebenarnya

(f) Ingin meningkatkan prestige.

Mekanisme merger sebenarnya dapat dilaksanakan baik

untuk tujuan penyelamatan (Rescue) maupun untuk tujuan

pengembangan usaha (Improving Business). Bagi bank

bermasalah, merger dengan bank lain yang lebih besar dan sehat

Page 37: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

23

merupakan pilihan yang menguntungkan, penyelamatan oleh

bank lain yang kuat akan mengurangi masalah likuiditas karena

memperoleh tambahan dana segar (Fresh Money). Untuk

pengembangan usaha maka merger bertujuan mempercepat

berkembangnya bisnis dan operasi serta keuntungan lebih cepat

jika dibandingkan dengan perkembangan alamiah. Menurut

Smith (1996), merger bank dimaksudkan untuk mengurangi

biaya tenaga kerja , biaya overhead dan mengombinasikan antara

efisiensi yang telah dicapai oleh partner merger, dan mengurangi

jumlah cabang yang tingkat operasionalnya overlapping antara

satu cabang dengan cabang lain.

3. Akuisisi

Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan suatu bank yang

mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap bank.2

Pengambilalihan kepemilikan dapat berupa pembelian sebagian

terbesar atau seluruhnya saham-saham dari perusahaan lainnya itu.

Masing-masing perusahaan baik perusahaan yang mengambil alih

maupun perusahaan yang diambil alih tetap mempertahankan

aktivitasnya, identitasnya, dan kedudukannya sebagai perusahaan-

perusahaan yang mandiri. Pengambilalihan perusahaan ini sering

diistilahkan dengan “Acquisition”, “Take Over”, dan “Overname”,

2 SK Dir. BI No. 32/51/KEP/DIR pasal 1

Page 38: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

24

yaitu pengambilalihan suatu perusahaan (perusahaan target) oleh

perusahaan lainnya (perusahaan raider) melalui penawaran untuk

membeli sebagian atau seluruh saham dari perusahaan target dengan

harga yang lebih tinggi dari nilai harga pasar yang normal. Disini

tampak adanya tindakan atau mekanisme yang mengakibatkan adanya

aset oleh satu pihak, dan pihak yang mengabilalih ini dapat mengelola

aset yang ada secara lebih efisien dibandingkan jika hal itu dilakukan

oleh perseroan sebelumnya. Pengertian secara luas dari akuisisi adalah

pembelian hak atas suatu bagian perusahaan lain, sehingga akuisitor

(perusahaan pembeli) dapat menguasai atau mengambil alih

perusahaan lain (target company) dengan melalui control terhadapnya.

Dapat juga dikatakan bahwa akuisisi adalah pengambilalihan

perusahaan oleh perusahaan lainnya yang dapat ditempuh dengan dua

cara, yaitu yang pertama dengan mengambil alih aset perusahaan yang

diambil alih. Misalnya, mesin-mesin, pabrik-pabrik.

Sementara cara kedua, adalah membeli saham-saham dari

perusahaan yang mengambil alih. Akuisisi saham perusahaan

merupakan salah satu bentuk akuisisi yang paling umum ditemui

dalam kegiatan akuisisi. Perusahaan yang mengakuisisi itu biasanya

merupakan perseroan besar yang mempunyai dana yang cukup kuat,

luas operasi usahanya, memiliki manajemen yang baik, serta biasanya

tergolong dalam kelompok konglomerat. Ada perbedaan antara

Page 39: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

25

akuisisi saham dan akuisisi aset perseroan, akuisisi saham akan

mengakibatkan perubahan mayoritas kepemilikan saham dan ada

kemungkinan campur tangan dalam manajemen, karena segala untung

rugi dan tanggung jawab serta risiko beralih kepada pemegang saham

dan manajemen baru . Sebaliknya, bila dilakukan akuisisi terhadap

aset perseroan yang biasanya berupa tanah, bangunan, mesin yang

semuanya berupa aktiva tetap, maka pemegang saham lama akan

memperoleh dana segar hasil akuisisi tersebut yang akan dipergunakan

untuk membayar utangnya kepada pihak kreditur, setelah itu bisa saja

perseroan tersebut dilikuidasi.

Tujuan akuisisi umumnya antara lain memperoleh akses pada

teknologi baru atau teknologi yang lebih baik yang dimiliki oleh

perusahaan yang menjadi obyek akuisisi, menciptakan penguasaan

pangsa pasar yang luas, mendorong harga saham di pasar modal,

memperkuat struktur permodalan, dan menjamin kelangsungan

perusahaan.

4. Spin Off

a. Pengertian Spin Off

Yang dimaksud dengan spin off adalah apabila unit kegiatan

tersebut kemudian dipisahkan dari sebuah perseroan dan berdiri

sebagai suatu perseroan baru yang terpisah. Dengan demikian

perseroan tersebut akan mempunyai direksi sendiri dan independen

Page 40: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

26

dalam mengambil keputusan, serta kepemilikan perseroan baru

tersebut berada di tangan para pemegang saham. Pemisahan ini

dimaksudkan agar unit tersebut dapat mengambil keputusan dengan

lebih cepat, lebih efisien dan ada yang secara khusus bertanggung

jawab.

Sebenarnya praktek spin off telah cukup lama dikenal sebagai

satu bagian konstruksi yang banyak digunakan dalam

merestrukturisasi hukum, akan tetapi hal ini baru dilegislasikan setelah

diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Meskipun pengaturan spin off dalam UU Perbankan Syariah ini secara

spesifik lebih ditujukan untuk menerapkan substansi UU Perbankan

Syariah (menjamin terpenuhinya prinsip-prinsip syariah), khususnya

terhadap Unit Usaha Syariah (UUS) yang secara korporasi masih

berada dalam satu entitas dengan Bank Umum Konvensional, namun

kontruksi hukum spin off ini dapat dimanfaatkan oleh industri

perbankan dalam melakukan restrukturisasi usahanya.

Dalam pemisahan perseroan dikenal ada 2 (dua) macam

pemisahan, kedua jenis pemisahan tersebut dipengaruhi oleh cara

pemisahan dengan memperhatikan kuntitas usaha yang dipisahkan

oleh perseroan. Hal ini diatur dalam dalam Pasal 135 UU Nomor 40

Tahun 2007 (UUPT) yaitu:

Page 41: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

27

1. Pemisahan murni (zuivere splitsing = absolute division) adalah

pemisahan usaha perseroan yang mengakibatkan seluruh aktiva

dan pasiva perseroan yang beralih karena hukum kepada 2 (dua)

perseroan atau lebih yang menerima peralihan dan akibatnya

perseroan yang melakukan pemisahan tersebut menjadi berakhir

karena hukum.

Dalam pemisahan jenis ini yang menjadi ciri pokoknya

perseroan mengalihkan seluruh harta kekayaannya, sehingga akan

berakibat perseroan harus tutup demi hukum karena sudah tidak ada

lagi usaha yang diurusi.

2. Pemisahan tidak murni (afsplitsing=spin off). Pemisahan tidak

murni mengakibatkan sebagian aktiva dan pasiva perseroan beralih

karena hukum kepada 1(satu) perseroan lain atau lebih yang

menerima peralihan dan perseroan yang melakukan pemisahan

tersebut tetap ada.

Dari 2 (dua) definisi tersebut di atas, jelas bahwa pemisahan

aset dan kewajiban dari suatu perseroan menjadi perseroan baru yang

independen (entitas yang terpisah) merupakan unsur yang paling

penting dalam proses hukum spin off. Dalam prakteknya, pemisahan

aset dan kewajiban tersebut umumnya adalah berupa pemisahan unit

usaha (divisi) tertentu menjadi sebuah perseroan baru yang kegiatan

usahanya bisa sama atau berbeda dengan perseroan awalnya.

Pemisahan tidak murni adalah pemisahan perseroan yang

mengakibatkan sebagian aktiva dan pasiva perseroan beralih karena

hukum kepada 1 (satu) perseroan lain atau lebih yang menerima

peralihan dan perseroan yang melakukan pemisahan tersebut tetap ada.

Page 42: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

28

Dalam pemisahan ini tidak sampai mengakibatkan perseroan

yang pemisahan menjadi bubar, karena harta kekayaan yang dialihkan

hanya sebagian saja.Perseroan tersebut masih mempunyai harta

kekayaan sehingga masih dapat menjalankan usaha. Berbeda dengan

pemisahan murni yang berakibat perseroan yang melakukan

pemisahan menjadi bubar, karena harta kekayaannya dialihkan

seluruhnya. Pada pemisahan tidak murni penerima pengalihan cukup

minimal satu perseroan, sedangkan untuk pemisahaan umum

sedikitnya dua perseroan sedangkan untuk pemisahan murni

sedikitnya dua perseroan sebagai penerima pengalihan harta kekayaan.

5. Konsep pengukuran efisiensi

Efisiensi adalah suatu parameter kinerja dimana suatu perusahaan

dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki atau dalam pandangan

matematika didefinisikan sebagai perhitungan rasio output (keluaran) dan

atau input (masukan) atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input

yang digunakan. Suatu perusahaan dikatakan efisien apabila : 3

a. Menggunakan jumlah unit input yang lebih sedikit bila dibandingkan

dengan jurnlah unit input yang digunakan oleh perusahaan lain dengan

menghasilkan jumlah output yang sama

3 Haryum Muharam, dan Rizki Pusvitasari, Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di

Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, vol.II, no.3

(2005), hal. 85.

Page 43: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

29

b. Menggunakan jumlah unit input yang sama, dapat menghasilkan

jumlah output yang lebih besar. Sama halnya dengan bentuk

perusahaan, efisiensi dalam perbankan juga merupakan suatu tolak

ukur dalam mengukur kinerja bank dimana efisiensi merupakan

jawaban atas kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran

kinerja seperti tingkat efisiensi alokasi, teknis maupun total efisiensi.

Jadi unit ekonomi untuk beroperasi pada tingkat nilai produk marginal

(marginal value product) sama dengan biaya marginal (marginal cost)

Cara lain yang bisa digunakan untuk mencapai efisiensi yang lebih

tinggi adalah dengan menerapkan teknologi manajemen yang dapat

mengurangi input maupun meningkatkan kemampuan dalam

menghasilkan lebih banyak output. Beberapa konsep mengenai efisiensi

antara lain yang dikemukan oleh Ramesh Bhat (2001) dalam Retno

Wulansari (2010) sebagai berikut4:

a. Efisiensi Teknis

Efisiensi ini berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja, modal,

dan mesin sebagai input untuk menghasilkan output maksimum.

Dengan menerapkan teknologi yang sama pada semua unit maka

diharapkan tidak akan ada input yang sia-sia dalam memproduksi

kuantitas output tertentu. Sebuah organisasi yang beroperasi lebih baik

4 Retno Wulansari, DEA : Alat Analisis Untuk Mengkaji Efisiensi Relatif (FE UI : 2010)

Page 44: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

30

daripada semua organisasi lain yang disampel, maka bisa dikatakan

bahwa organisasi ini telah efisien secara teknis.

b. Efisiensi Alokatif

Berkaitan dengan meminimalkan biaya produksi dengan pilihan

input yang tepat untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu

dengan mempertimbangkan tingkat harga input, dengan asumsi bahwa

organisasi yang diuji sudah sepenuhnya efisien secara teknis. Efisiensi

alokatif dinyatakan sebagai skor persentase, dimana skor 100 persen

menunjukkan bahwa organisasi telah menggunakan inputnya dalam

proporsi yang akan meminimalkan biaya. Sebuah organisasi yang

beroperasi pada praktek terbaik secara teknis masih bisa secara

alokatif dikatakan tidak efisien karena tidak menggunakan input dalam

proporsi yang meminimalkan biaya, pada harga input relatif tertentu.

c. Efisiensi biaya/ keseluruhan

Berkaitan dengan kombinasi efisiensi teknis dan alokatif. Sebuah

organisasi dikatakan melakukan efisien biaya jika dia bisa efisien baik

secara alokatif maupun secara teknis. Efisiensi biaya dihitung sebagai

produk dari nilai efisiensi teknis dan efisiensi alokatif (ditunjukkan

dalam persentase), sehingga organisasi hanya dapat mencapai 100

persen nilai efisiensi biaya jika telah mencapai 100 persen efisiensi

baik teknis dan alokatif.

Page 45: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

31

Salah satu metode yang banyak digunakan dalam pengukuran

efisiensi adalah metode frontier. metode frontier dalam mengukur

efisiensi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pendekatan frontier

parametrik dan non parametrik. Pendekatan frontier parametrik

dapat diukur dengan tes statistik parametrik seperti menggunakan

metode Stochastic Frontier Approach (SFA) dan Distribution Free

Approach (DFA). Pendekatan frontier non parametrik diukur

dengan tes statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan

metode Data Envelopment Analysis (DEA). Tes parametrik adalah

suatu tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu

tentang parameter populasi yang merupakan sumber penelitiannya,

sedangkan tes statistik non parametrik adalah tes yang modelnya

tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter populasi yang

merupakan induk sampel penelitiannya.

Dalam melakukan pengukuran efisiensi terdapat tiga

pendekatan utama yang biasa digunakan. Pendekatan tersebut

terdiri dari : 5

a. Pendekatan Produksi : Pendekatan produksi menjelaskan

bahwa aktivitas perbankan adalah pelayanan terhadap deposan

dan kreditor menggunakan seluruh faktor produksi, seperti

5 Ascarya, Diana Yumanita, dan Guruh S. Rohimah, Efficiency Analysis of Conventional and

Islamic Banks in Indonesia Using Data Envelopment Analysist (2007), hal. 10

Page 46: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

32

pegawai dan modal tenaga kerja. Untuk mencapai tujuannya,

yaitu memproduksi output yang diinginkan. Pendekatan ini

deperkenalakan oleh bentson (1965) , bell dan Murphy (1968),

bank sebagai pemilik deposit akun dari deposan dan

memberikan dana kepada kreditor.

b. Pendekatan Intermediasi : Pendekatan intermediasi

menjelaskan tentang aktivitas perbankan sebagai agen

intermediasi yang mentransformasikan penyaluran dana dari

deposan (pihak yang kelebihan dana) kepada kreditor (pihak

yang kekurangan dana). Dengan kata lain, dana pihak ketiga

yang cenderung likuid, berjangka pendek, dengan resiko

rendah yang ditransformasikan menjadi pembiayaan yang lebih

beresiko, tidak likuid dan berjangka pamjang. Oleh karena itu

pendekatan ini mendefinisikan input sebagai financial capital

dan output sebagai volume pembiayaan atau investment

outstanding.

c. Pendekatan Modern : Pendekatan modern mencoba untuk

mengembangkan dua pendekatan yaitu manajemen resiko

kegiatan usaha, system informasi dan pemecahan masalah

kedalam teori klasik perusahaan. Pendekatan ini

memperkenalkan perbedaan antara manajer bank dan pemilik

bank dalam prilakunya memaksimalkan keuntungan.

Page 47: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

33

Pendekatan ini diperkenalkan oleh hughes dan mester (1994)

yang dilakukan pada bank yang ingin lebih besar dan ingin

mengembangkan ukurannya.

6. Data Envelopment Analysis

Data envelopment analysis (DEA) ditemukan oleh Farell (1957).

DEA merupakan model pemrograman linier yang menjelaskan penerapan

dari pemrograman matematika untuk menjelaskan pembatasan data yang

digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari organisasi dalam

menjelaskan jumlah output dan input. Dimana teknik pemrograman liner

ini menggunakan fungsi objektif dan fungsi kendala dalam melakukan

pengukuran efisiensi.6

DEA diperkenalkan pertama kali oleh Charnes, Cooper dan

Rhoades pada 1978, aplikasi DEA digunakan untuk mengevaluasi kinerja

dari entitas berbeda yang berhubungan dengan banyak aktivitas yang

berbeda. Dasar dari DEA membadingkan efisiensi dari unit organisasi

yang sama, DEA pertama kali digunakan dalam sektor perbankan oleh

Sherman & Gold (1985). DEA bekerja untuk menghitung efisiensi relatif

dari banyak input dan banyak output tiap unit produksi. Skor efisiensi

biasanya dinotasikan kedalam bilangan 0 hingga 1 atau 1 hingga 100

6 Izah Mohd Tahir, Nor Mazlina Abu Bakar, dan Sudin Haron, Evaluating Efficiency of

Malaysian Banks Using Data Envelopment Analysis, (2009)

Page 48: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

34

persen dalam desimal. Skor efisiensi yaitu 1 atau 100% dari decision

making unit menunjukan bahwa decision making unit itu memiliki nilai

efisiensi relatif bila dibandingakan dengan decision making unit lainnya

yang nilainya dibawah itu diantara sampel yang digunakan. DEA di desain

untuk mencari dan memperkirakan sumber ketidak efisienan yang

ditunjukan dari vektor input dan output. Keuntungan dari penggunaan

DEA adalah ia merupakan metode ekonometrika tradisional yang tidak

membutuhkan asumsi utama (seperti acuan dalam bentuk analisis statistik

regresi). DEA hanya menghitung efisien dari decision making unit yang

yang bekerja menggunakan banyak input dan output. DEA merupakan alat

untuk menilai karena dia mengidentifikasi ketidak efisienan dari decision

making unit dengan membandingkan dengan decision making unit

lainnya.7

a. Menghitung kinerja terbaik dari decision making unit yang

menghasilkan output terbaik dengan sedikit input. Menunjukan hasil

dari kinerja nilai DEA dari data yang digunakan. Memasukan decision

making unit kedalam nilai efisiensi

b. Menghitung hasil DEA dari keseluruhan decision making unit. Seperti

nilai yang ditampilkan dari efisiensi yang kurang baik dibandingakan

7 Ahmet Akin, Merve Kilic, dan Selim Zaim, Determinants of Bank Efficiency in Turkey: A

Two Stage Data Envelopment Analysis (2009)

Page 49: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

35

dengan efisiensi terbaik. Decision making unit merupakan kumpulan

dari beberapa input yang dapat menghasilkan output.

Secara matematis pengukuran efisiensi menggunakan DEA dapat

digambarkan sebagai berikut :

a) Ketika pengukuran efisiensi menggunakan satu input dan satu

output, dengan asumsi bahwa DMU yang efisien ditunjukan oleh

nilai rasio maksimal.

Tabel 2.1 ilustrasi DEA

Sumber : Data yang telah diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa DMU 4

memiliki rasio output/input yang paling tinggi. Pada pendekatan

ini efisiensi ditunjukan dari nilai maksimal, maka DMU 4

merupakan DMU yang efisien. Maka untuk mengetahui skor

efisiensi DMU lain, harus dibandingkan dengan DMU 4 untuk

mengukur skor efisiensinya. Contoh untuk DMU 3 (4 : 4.5 x 100)

= 89%. Maka skor efisiensi DMU 3 adalah 89%. Kelemahan

model pengukuran ini adalah tidak dapat melakukan pengukuran

efisiensi jika menggunakan banyak input dan output, serta tidak

Unit Input Output Output/Input Efisiensi

DMU 1 3 6 2 0.49 (49%)

DMU 2 4 13 3.25 0.72 (72%)

DMU 3 4 16 4 0.89 (89%)

DMU 4 4 18 4.5 1 (100%)

Page 50: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

36

dapat mengidentifikasi berapa maksimalisasi output dan

minimalisasi input yang harus dilakukan supaya DMU efisien.

b) Supaya dimungkinkan untuk melakukan pengukuran efisiensi

dengan menggunakan banyak input dan output, serta untuk

mengidentifikasi maksimalisasi output dan minimalisasi input

supaya DMU efisien. Maka input-output harus dibuat pembobotan

supaya dapat diketahui persentasenya. Maka itulah motode ini

dinamakan Data Envelopment Analysis, karena nilai-nilai input

diamplopkan kedalam pembobotan.

Tabel 2.2 ilustrasi DEA dengan pembobotan

Sumber : data yang diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai DMU 4 menunjukan hasil

efisiensi yang sama yang ditunjukan oleh rasio output/input dan bobot

output/bobot input. DMU 4 menunjukan rasio yang paling tinggi. Pada

model ini untuk melakukan pengukuran efisiensi dengan banyak input-

output makan dibuat penjumlahan dari masing-masing bobot input-

output. Selanjutnya untuk mengidentifikasi apakah yang harus

dilakukan supaya DMU efisien maka harus dilihat rasio dari

pembobotannya. Contoh : jika efisiensi ditinjukan dengan bobot 1 : 1,

Unit Input

Bobot

Input Output

Bobot

Output

Bobot Output/Bobot

Input Efisiensi

DMU 1 3 0.75 6 0.37 0.49 49%

DMU 2 4 1 13 0.72 0.72 0.72%

DMU 3 4 1 16 0.89 0.89 0.89%

DMU 4 4 1 18 1 1 100%

Page 51: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

37

maka yang harus dilakukan DMU 3 adalah jika bobot DMU 3 (0.89 :

1), supaya mencapai bobot 1 :1, maka 1 – 0.89 = 0.11. Maka supaya

DMU 3 efisien, ia harus melakukan maksimalisasi output sebesar 11%.

7. Orientasi Model DEA

Farrell (1957) menjelaskan bahwa, efisiensi sebuah perusahaan

terdiri dari dua komponen, yaitu: technical efficiency dan efisiensi biaya

atau yang lebih dikenal dengan allocative efficiency. Technical efficiency

menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mencapai tingkat output

yang maksimum dengan menggunakan tingkat input tertentu. Technical

efficiency mengukur proses produksi dalam menghasilkan sejumlah output

tertentu dengan menggunakan input seminimal mungkin8. Untuk itu dalam

analisis pendekatan DEA terdapat dua pengklasifikasian dasar model

berdasarkan orientasinya yaitu DEA dengan orientasi input dan DEA

dengan orientasi Output. Orientasi ini tergantung pada keterbatasan

kontrol oleh manajemen/ pengguna model DEA baik terhadap input atau

output yang dimiliki oleh unit tersebut.9

a. Pengukuran Berorientasi Input

Pengukuran berorientasi input digunakan bila, manajemen

memiliki kontrol yang terbatas pada output. Yaitu ketika perusahaan

diminta memproduksi barang dengan biaya yang minimal. Misalnya

8 M. J. Farrell, The Measurment of Productive Efficiency, hal. 260-261.

9 Houda Ben Said, Tunisian Bank Mergers and Acquisitions Efficiency: A Joint Analysis of

Financial Ratios and Non Parametric Approaches (2013)

Page 52: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

38

pengurangan jumlah beban personalia suatu perusahaan untuk

memproduksi barang dengan jumlah yang sama. Maka model DEA

yang dipilih adalah yang berorientasi pada input. Dengan kata lain

DMU yang inefisien memungkinkan untuk menurunkan input tanpa

mengurangi salah satu output dan tanpa meningkatkan setiap input

lainnya.

Dengan input oriented, sesungguhnya memungkinkan untuk

memperkirakan seberapa besar input yang dapat dikurangi dengan

mempertahankan tingkat output yang ada.

Pada pengukuran berorientasi input, melihat seberapa besar biaya

minimal dapat menghasilkan sejumlah output tertentu. Sehingga

fungsi objektif yang digunakan pada pengukuran ini adalah Rasio

antara input/output dimana nilai efisiensi dilihat dari rasio

minimalnya. Seperti yang digambarkan sebagai berikut :

Tabel 2.3 ilustrasi input oriented

Sumber : Data yang telah diolah

Unit Input Output Rasio

Input/Output

Efisiensi(Nilai Minimum

Input/Output)

DMU1 1 5 0.2 1(100%)

DMU2 3 6 0.5 0.4(40%)

DMU3 6 3 2 0.1(10%)

DMU4 5 2 2.5 0.08(8%)

Page 53: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

39

b. Pengukuran berorientasi output

Pengukuran berorientasi pada output, digunakan pada unit yang

telah memiliki input yang memadai sehingga manajemen unit tersebut

hanya berfokus pada peningkatan output. Misalnya pada perbankan

yang memiliki dana pihak ketiga dengan jumlah tertentu, perusahaan

tersebut dituntut untuk meningkatkan pendapatan operasional. Maka

model yang dipilih adalah pengukuran yang berorientasi pada output.

Dengan kata lain DMU yang inefisien memungkinkan untuk

meningkatkan jumlah output tanpa meningkatkan salah satu input dan

tanpa mengurangi output lainnya. Dengan output oriented,

seseungguhnya dimungkinkan untuk memperkirakan seberapa besar

output yang dapat ditingkatkan, dengan tingkat input tertentu.

Pengukuran berorientasi output bertujuan untuk melihat seberapa besar

output maksimal yang dapat dihasilkan dengan jumlah input tertentu.

Sehingga fungsi objektif yang digunakan pada pengukuran ini adalah

rasio antara output/input dimana nilai efisiensi ditunjukan pada rasio

maksimal. Seperti yang digambarkan sebagai berikut :

Tabel 2.4 ilustrasi output oriented

Sumber : Data yang telah diolah

Unit Input Output Rasio

output/input

Efisiensi(nilai max

output/input)

DMU1 1 5 5 1(100%)

DMU2 3 6 2 0.4(40%)

DMU3 6 3 0.5 0.1(10%)

DMU4 5 2 0.4 0.08(8%)

Page 54: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

40

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui, bahwa pengukuran

berorientasi input ataupun pengukuran berorientasi output memberikan

skor efisiensi yang sama. Jika sebuah organisasi secara teknis tidak

efisien dari suatu perspektif yang berorientasi input, maka dia juga

akan secara teknis tidak efisien dari suatu perspektif yang berorientasi

output. Hail ini dikarenakan kedua pengukuran ini beroperasi pada

frontier yang sama.

Tidak seperti model parametrik Stochastic Frontier Approach

(SFA), DEA tidak memungkinkan adanya random error dan beberapa

penyimpangan dari frontier efisiensi. Ketika terdapat random error dan

penyimpangan maka hal ini akan diidentifikasi sebagai inefisiensi

dalam pengukuran efisiensi menggunakan DEA.

8. Optimasi Model DEA

Dalam melakukan pengukuran efisiensi menggunakan metode

DEA, terdapat dua pendekatan optimasi atau asumsi yang biasa digunakan

para ahli dalam melakukan pengukuran efisiensi sebuah Decision Making

Unit atau yang lebih dikenal dengan Unit Kegiatan Ekonomi. Asumsi

tersebut yaitu constant return to scale (CRS) dan variable return to scale

(VRS). Yang dijelaskan sebagai berikut10

:

10

Fitria Maharani, Pengukuran Efisiensi Perbankan dengan Menggunakan Pendekatan DEA

dan Pengaruh Efisiensi Perbankan Terhadap Stock Return Pada Bank Umum Konvensional yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Program Studi manajemen,

Universitas Indonesia, 2012), hal. 15-16.

Page 55: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

41

a. Constant Return to Scale (CRS) : Model DEA ini pertama kali

diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun 1978.

Model yang berorientasi input berdasarkan asumsi constant return to

scale sehingga dikenal dengan model CCR. Dalam model constant

return to scale setiap UKE akan dibandingkan dengan seluruh UKE

yang ada di sampel dengan asumsi bahwa kondisi internal dan

eksternal UKE adalah sama. Kritik terhadap asumsi ini adalah bahwa

asumsi constant return to scale hanya sesuai untuk kondisi dimana

seluruh UKE beroperasi dalam skala optimal. Namun, dalam

kenyataannya meskipun UKE tersebut beroperasi dengan sumber daya

(input) yang sama dan menghasilkan output yang sama pula tetapi

dengan kondisi internal dan eksternalnya mungkin berbeda sehingga

dapat menyebabkan sebuah UKE tidak berada dalam skala optimal.

Asumsi dalam model CRS hanya sesuai digunakan ketika semua UKE

beroperasi dalam skala optimal. Konsep pendekatan model ini adalah

constant return to scale yang artinya penambahan satu input harus

menambah satu output. Jika input ditambah sebesar x kali, maka

output akan meningkat sebesar x kali juga. Model ini dapat

menunjukan technical efficiency secara keseluruhan dari profit

efficiency utuk setiap DMU.

b. Variable Return to Scale (VRS) : Kelemahan asumsi constant return

to scale memunculkan asumsi lain yaitu variabel return to scale.

Page 56: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

42

Model ini diperkenalkan oleh Banker, Charnes dan Cooper. Sehingga

model ini dikenal dengan model BCC. Asumsi yang terdapat dalam

asumsi ini adalah penambahan input sebesar X kali tidak akan

menyebabkan output meningkat sebesar X kali, bisa lebih kecil atau

lebih besar. Pendekatan ini relatif lebih tepat digunakan dalam

menganalisis efisiensi kinerja pada perusahaan jasa termasuk bank.

Variabel return to scale merupakan asumsi yang lebih tepat digunakan

untuk sampel besar. Variabel return to scale menggambarkan

technical efficiency secara keseluruhan yang terdiri dari dua

komponen: pure technical efficiency dan scale efficiency. Pure

technical efficiency menggambarkan kemampuan manajer perusahaan

atau UKE untuk memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.

Sedangkan scale efficiency menggambarkan suatu UKE atau

perusahaan dapat beroperasi pada skala produksi yang tepat. Nurul

Komaryatin berpendapat bahwa asumsi CRS hanya cocok jika semua

perusahaan beroperasi pada skala yang optimal. Persaingan tidak

sempurna, kendala keuangan dan sebagainya mungkin menyebabkan

sebuah perusahaan tidak beroperasi pada skala yang optimal. Bankers,

Charnes dan Cooper pada tahun 1984 menganjurkan sebuah perluasan

dari model CRS DEA dengan menerapkan perhitungan VRS (variable

return to scale). Penggunaan dari spesifikasi CRS ketika tidak semua

perusahaan beroperasi pada skala yang optimal, akan menghasilkan

Page 57: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

43

pengukuran efisiensi teknis (technical efficiency/ TE) yang berbaur

atau dikacaukan dengan hasil pengukuran efisiensi-efisiensi skala

(scale efficiency/ SE). Kegunaan dari spesifikasi VRS ini akan

memungkinkan perhitungan TE yang dapat menghilangkan sama

sekali efek dari SE ini.

B. Review Studi Terdahulu

Penelitian tentang efisiensi banyak dilakukan diberbagai Negara,

khusususnya dalam pengukuran efisiensi perbankan. Salah satu metode

yang banyak digunakan di berbagai Negara untuk mengukur tingkat

efisiensi perbankan adalah metode non parametrik Data Envelopment

Analysis (DEA). DEA merupakan teknik pengukuran efisiensi non

parametrik yang baik yang digunakan secara ekstensif di lebih dari 400

penelitian tentang efisiensi dalam ilmu manajemen selama sepuluh tahun

terakhir.11

a) The Efficiency Effects of Bank Mergers and Acquisitions: A Non-

Stochastic Window Event Analysis Approach. Oleh Sufian Fadlzan,

guru besar University of Malaya tahun, 2006. Penelitian ini bertujuan

untuk menginvestigasi efek dari merger dan akuisisi dari efisiensi

kelompok perbankan domestik di Singapura. Dalam jangka waktu tiga

tahun untuk mengukur relatif overall, pure technical dan scale

11

Mohd. Azmi Omar, Abdul Rahim Abdul Rahman, Rosylin Mohd. Yusof, M. Shabri Abd.

Majid, dan Mohd. Eskandar Shah Mohd. Rasid, Efficiency Of Commercial Banks In Malaysia (2006)

Page 58: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

44

efficiency, sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Dengan

menggunakan Pendekatan non parametrik, data envelopment analysis

(DEA), untuk mengetahui efisiensi yang dicapai dan efisiensi yang

tidak tercapai yang terjadi karena merger dan akuisisi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi ke dalam

dua model. Penelitian ini menggunakan, variasi dari pendekatan

intermediasi dan asset yang dikembangakan, penelitian ini

menggunakan dua model alternatif. Model 1, perbankan singapura

sebagai perusahaan multi produk, dimana variabel yang digunakan

diantaranya : total dana pihak ketiga (X1) sebagai input, total

pinjaman (Y1), dan pendapatan bunga (Y2) digunakan sebagai output.

pada model 2, penelitian ini mengikuti penelitian dari fare et al. (2004)

termasuk didalamnya modal kepemilikan saham (X1) sebagai variabel

input , mengikuti Drake dan Hall (2003) dan Isik dan Hassan (2003)

antara lain Pendapatan non Bunga (Y1) bersama dengan pendapatan

Bunga (Y2) sebagai output.

Hasil dari kedua model ini menunjukan bahwa merger

memberikan hasil yang lebih tinggi terhadap overall efficiency

perbankan di singapura sebelum merger tehadap sesudah merger.

Meskipun merger memberikan hasil lebih efisien terhadap sektor

perbankan di Singapura, penelitian ini menemukan bahwa ukuran

perbankan merupakan faktor terbesar yang menghasilkan inefisiensi di

Page 59: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

45

perbankan Singapura, untuk selanjutnya, dalam perspektif scale

efficiency, kedua model tersebut tidak mendukung adanya konsolidasi

sektor perbankan di singapura. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa,

pengambilalihan perbankan memberikan peningkatan terhadap overall

efficiency setelah merger hasil merger dapat membuat bank lebih atau

kurang efisien.

Persamaan dengan penelitian ini salah satunya sama-sama

mengukur kinerja efisiensi pada perbankan yang melakukan merger

dan akuisisi serta menggunakan interval waktu yang sama. Perbedaan

dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan serta penelitian

ini tidak mengukur kinerja efisiensi perbankan yang melakukan spin

off.

b) Determinants of Bank Efficiency in Turkey: A Two Stage Data

Envelopment Analysis. (International Symposium on Sustainable

Development jurnal). Oleh Ahmet Akin dkk, (2009). Penelitian,

mencoba menganalisis efisiensi industry perbankan di Turki

menggunakan data envelopment analysis (DEA) antara tahun 2002

hingga 2007, tidak termasuk bank investasi dan bank pembangunan.

Ada empat kategori bank yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

bank pemerintah, bank swasta, bank asing dan bank asing yang

membuka cabang di Turki. Penelitian ini menggunakan beban tenaga

kerja, beban bunga, beban non bunga dan dana pihak ketiga sebagai

Page 60: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

46

input, total penyaluran dana, pendapatan bunga dan pendapatan lainnya

sebagai output.

Hasil dari pengukuran efisiensi yang dilakukan dengan

menggunakan input oriented model CCR. Rata-rata skor efisiensi

perbankan adalah 87% pada tahun 2002, 89% pada tahun 2003, 84%

pada tahun 2004, 91% pada tahun 2005, 92% pada tahun 2006 dan

88% pada tahun 2007. Level dari efisiensi meningkat setelah tahun

2002 dan mencapai nilai tertinggi pada tahun 2006 sebesar 92%,

hingga akhirnya efisiensi menurun pada tahun 2007 sebesar 88%. Ada

perbaikan pada kegiatan produksi perbankan. Berdasarkan hasil dari

regresi tobit pengaruh dari ukuran, jenis kepemilikan, asal negara dan

pelayanan publik, menunjukan hasil yang signifikan yaitu 95% . hal

ini menunjukan bahwa semua variabel memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap efisiensi perbankan.

Persamaan dengan penelitian ini, sama-sama mengukur kinerja

efisiensi perbankan menggunakan metode DEA. Perbedaan dengan

penelitian ini terletak pada pengelompokan perbankan, variabel yang

digunakan dan penggunaan waktunya.

c) Efficiency of the Banking Sector Of Bosnia–Herzegovina with

Special Reference to Relatif Efficiency of the Existing Islamic Bank.

(International Conference on Islamic Economics and Finance

jurnal). Oleh Velid Efendic, 2010. Inti dari penelitian ini adalah untuk

Page 61: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

47

mengukur seberapa efisien satu-satunya bank syariah yang ada di

Bosnia dan Herzegovina apabila dibandingkan dengan efisiensi rata-

rata bank lain. Analisis ini menggunakan sampel 18 bank konvensional

Dan satu bank syariah yang datanya dipublikasikan oleh federasi

perbankan Bosnia Herzegovina pada tahun 2009. Penelitian ini

menggunakan teknik non parametrik DEA (Data Envelopment

Analysis). Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi,

variabel yang digunakan yaitu Dana pihak ketiga, Asset tetap, Beban

tenaga kerja sebagai input. Penyaluran dana, Pendapatan asset lainnya

sebagai variabel output.

Hasil dari penelitian efisiensi DEA, berdasarkan sampel yang

digunakan didapat hasil bank dengan technical efficiency terbaik dan

yang terburuk. Bank dengan technical efficiency terburuk ada pada

level 55,%.. dari penelitian ini juga didapat bahwa bank syariah

mendapatkan efisiensi yang rendah dalam semua indikator. Salah satu

efisiensi biaya terendah adalah 46%, artinya bank syariah memiliki

biaya yang besar dalam melaksanakan aktivitas perbankan, dan

memiliki sumberdaya potensial yang disimpan sebesar 54%. Juga

dalan technical efficiency sangat tidak efisien yaitu dengan , PTE 57%

dan OTE 68% yang artinya mereka harus meningkatkan efisiensinya

lebih dari 30% dengan menajerial dan solusi teknologi.

Page 62: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

48

Persamaan dengan penelitian ini sama sama mengukur kinerja

efisiensi perbankan, dimana didalamnya terdapat perbankan syariah

dan konvensional, serta sama-sama menggunakan metode DEA .

Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada penggunaan variabel,

pengelompokan perbankan dan penggunaan waktunya.

d) The Impact of the Global Financial Crisis on European Banking

Efficiency. (CFCM jurnal). Oleh Haider Alzoubaidi dan Spires

Bougheas, (2012). Penelitian ini menggunakan metode non parametrik

Data Envelopment Analiysis (DEA), Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari data 255 bank dengan variasi asset dari 15

negara uni eropa (EU-15) pada periode 2005-2010. Penelitian ini

menggunakan pendekatan intermediasi dimana variabel yang

digunakan terdiri dari empat input (total dana pihak ketiga, asset tetap,

total beban operasional dan provisi kerugian pinjaman) dan tiga output

(total pendapatan asset lainnya, total pendapatan lainnya dan total

penyaluran dana.

Hasil kinerja efisinsi dari seluruh sampel Didapat rata-rata

overall technical efficiency, yang diasumsikan menggunakan constant

return to scale, adalah 62.1 persen, menandakan bahwa keseluruhan

perbankan di EU-15 negara dapat menyimpan biaya hingga 37.9

persen yang merupakan jumlah yang besar. Yang paling menarik,

penurunan OTE dari 65 persen menjadi 58.5 persen antara tahun 2007

Page 63: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

49

dan 2008, Tingkat rata-rata pure technical efficiency dengan output-

oriented relatif tinggi dibandingkan dengan pengukuran menggunakan

input-oriented, dengan skor 86,2 persen.

Keseluruhan hasil ini menunjukan kejatuhan hasil efisiensi

antar sampel dalam periode yang di anlisis. Juga didapatkan hasil

bahwa krisis memiliki dampak yang berbeda antar Negara dan

spesialisasi perbankan. Perbankan dari swedia dan Denmark menjadi

yang paling efisien dalam sampel periode penelitian, ketika perbankan

mendapatkan pengaruh yang buruk dari krisis yaitu dari Belgia dan

Denmark, diikuti Irlandia dan Yunani. Selain itu, hasil ini juga

mengindikasi bahwa perbankan komersial mendapatkan dampak

paling buruk jika dibandingkan dengan spesialisasi perbankan lainnya.

Persamaan dengan penelitian ini sama-sama menggunakan

metode DEA untuk mengukur kinerja efisiensi perbankan. Perbedaan

dengan penelitian ini terdapat pada penggunaan variabel, penggunaan

waktu serta pengelompokan perbankan yang didasarkan pada periode

krisis.

e) Analisis Efisiensi Operasional Dan Efisiensi Profitabilitas Pada

Bank Yang Merger Dan Akuisisi Di Indonesia. (tesis digilib indip).

Oleh Ida Savitri Kusumargiani, (2006). Penelitian ini mengukur

efisiensi operasional dan profitabilitas bank sebelum dan sesudah

merger dan akuisisi yang diolah dengan metode DEA (Data

Page 64: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

50

Evelopment Analysis). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah bank mandiri, bank danamon, bank artha graha dan bank

permata dengan ketentuan : Bank yang melakukan aktivitas Merger dan

Akuisisi di Indonesia tahun 1991-2002, Bank Merger yang masih

operasional sampai dengan tahun 2005, Bank yang melakukan Merger

dan Akuisisi setelah program penyehatan perbankan berupa

rekapitalisasi dan retrukturisasi. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini dibagi kedalam dua pendekatan efisiensi yaitu efisiensi

operasional dan efisiensi profitabilitas.

Efsiensi Operasional

Input : Jumlah pegawai, Jumlah ATM, Jumlah kantor cabang,

Jumlah dana pihak ketiga.

Output : kredit yang disalurkan

Efisiensi Profitabilitas

Input : beban bunga, beban non bunga.

Output : laba sebelum pajak

Hasil penelitian ini, Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank

Artha Graha dan Bank Permata Satu Tahun dan Dua Tahun Setelah

Merger dan Akuisisi. Bilamana diperbandingkan Bank-bank yang

merger dan akuisisi dua tahun dan satu tahun sesudah merger. Untuk

rata-ratanya efisiensi operasional satu tahun sesudah merger dan

akuisisi 73.07% tidak efisien sedangkan dua tahun sesudah merger dan

Page 65: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

51

akuisisi 89.53% ada kenaikan persentase akan tetapi masih tidak

efisien. Untuk efisiensi profitabilitas satu tahun sesudah merger dan

akuisisi 50.77% artinya tidak efisien dan dua tahun sesudah merger

dan akuisisi 72.53% meski ada kenaikan prosentase akan tetapi masih

tidak efisien.pada bank setelah program rekapitalisasi dan

restrukturisasi yaitu Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank Permata dan

Bank Arta Graha.

Hasil pengujian hipotesis dengan uji Peringkat Tanda

Wilcoxon menunjukkan tidak adanya perbedaan efisiensi operasional

dan efisiensi profitabilitas sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

Persamaan dengan penelitian ini sama-sama mengukur kinerja

efisiensi salah satunya pada perbankan yang merger dan akuisisi.

Perbedaan dengan penelitian ini, penelitian ini tidak mengukur

efisiensi perbankan yang spin off serta penggunaan periode waktu

pada penelitian ini yang hanya melihat kinerja efisiensi hingga dua

tahun pertama merger dan akuisisi, dimana dalam penelitian ini

dianggap masih belum mencerminkan menggambarkan efek

sepenuhnya dari merger dan akuisisi dilihat dari rentang waktunya.

Page 66: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi operasional

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), dalam mengukur tingkat

efisiensi perbankan. Dimana dalam mengukur tingkat efisiensi suatu Decision

making unit (DMU) metode ini membutuhkan perbandingan antara input dan

output. Berikut ini adalah definisi dari variabel input-output tersebut :

1. Dana Pihak Ketiga (DPK) : Dana pihak ketiga adalah dana yang

dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian

penyimpanan dana. Pada bank syariah dana pihak ketiga juga

dapat diimplementasikan sebagai penghimpunan dana. Baik bank

syariah maupun bank konvensional sama-sama

mengimplementasikan dana pihak ketiga kedalam bentuk giro,

tabungan, dan deposito dan atau bentuk lain yang dipersamakan

dengan itu. Dalam penelitian ini dana pihak ketiga dinyatakan

dalam jutaan rupiah.

2. Aset Tetap : Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang

berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan,

aktiva tetap, aktiva yang tak terwujud, dan lain-lain. Sedangkan

Page 67: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

53

yang dimaksud asset tetap yaitu meliputi semua barang yang

dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dipakai secara aktif

dalam operasi perusahaan, dan mempunyai masa kegunaan relatif

permanen. Yang termasuk dalam golongan aktiva ini adalah

bangunan, mesin, alat-alat kantor, kendaraan dan alat-alat

transport.

3. Biaya/beban Tenaga Kerja : Biaya tenaga kerja atau disebut juga

beban personalia adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai

penggunaan tenaga kerja (manusia) dalam proses produksi. Biaya

tenaga kerja dapat berupa biaya gaji, provisi maupun fee yang

diberikan perusahaan kepada karyawan.

4. Pembiayaan atau Penyaluran Dana : Pembiayaan adalah pendanaan

yang dilalakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah

dan dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan kepada nasabah. Sedangkan pada perbankan

konvensional pembiayaan ini lebih dikenal dengan istilah kredit,

kredit sendiri merupakan suatu fasilitas dari pihak bank untuk

melakukan pemberian atau pengadaan pinjaman dengan perjanjian

pembayaran dalam jangka waktu yang telah disepakati.

5. Pendapatan Operasional : Pengertian pendapatan menurut PSAK

No.23 (IAI 2002, paragraf 6) mendefinisikan sebagai berikut :

Page 68: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

54

Pendapatan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi

yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu

periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan, yang

tidak berasal dari kontribusi peranan modal. Sedangkan yang

dimaksud dengan pendapatan operasional yaitu pendapatan

yang dihasilkan dari kegiatan utama, rutin, dan

berkesinambungan yang dilakukan oleh perusahaan.

B. Jenis dan sumber data

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah jenis data sekunder,

dengan menggunakan tipe data panel dalam mengukur tingkat efisiensi

perbankan dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Yang

dimaksud dengan data panel adalah penggabungan antara dua data time series

dan cross section yang mampu menyediakan data yang lebih banyak, serta

penggabungan dari kedua jenis data ini dapat mengatsi masalah yang timbul

ketika ada penghilangan variabel.1

Data panel ,menyediakan informasi time series yang menggambarkan

perubahan pada objek waktu dan cross section yang menggambarkan

perbedaan antar objek yang diteliti. Data time series adalah data pola data

yang disusun secara teratur berdasarkan urutan waktu kejadian, waktu

kejadian tersebut dapat berupa tahunan, kuartal, triwulan, bulanan atau

mingguan.

1 J. Supranto, Stastistik: Teori dan Aplikasi, Edisi ke 7 (Jakarta:Erlangga,2008), hal. 11

Page 69: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

55

Sedangkan cross section atau runtun waktu silang adalah pola data

yang disusun pada kasus atau objek penelitian yang berbeda (orang,

perusahaan, kejadian dan lain-lain) yang diamati pada suatu periode waktu.

Data diperoleh dari berbagai sumber, yaitu Laporan Keuangan Publikasi Bank

Indonesia (BI), Statistik Perbankan Bank Indonesia (BI), dan Laporan

Keuangan Bank Syariah dan bank konvensional yang bersangkutan. Data

yang digunakan merupakan data Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank

Umum Konvensional mulai dari periode tahun 2002-2013 yang diambil

secara triwulan.

C. Input Dan Output

Ketika mengukur efisiensi dengan metode DEA langkah penting yang

dilakukan adalah penentuan variabel-variabel input dan variabel-variabel

output. Selanjutnya menentukan orientasi model, apakah bertujuan untuk

memaksimalkan output atau meminimalkan input. Hubungan antara input

dengan output, apakah bersifat Variable return to scale atau constant return to

scale juga merupakan aspek yang penting dalam teknik DEA. Dalam hal

hubungan antara input dengan output bersifat constant return to scale efisiensi

teknis yang hendak dicapai tidak mencerminkan skala ekonomi yang efisien.

Sedangkan dalam hubungan input dan output yang Variable return to

scale menganggap efisiensi yang dicapai juga menggambarkan efisiensi

dalam skala ekonomi. Artinya bank yang tidak efisien dalam teknis juga tidak

Page 70: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

56

efisien dalam skala ekonomi, bank yang efisien dalam teknis juga efisien

dalam skala ekonomi.

Pada penelitian Ascarya dan Yumanita2, mereka menggunakan

pendekatan intermediasi karena memandang bahwa pendekatan ini sesuai

dengan karakteristik bank islam, namun input dan output yang dipilih harus

mencerminkan nilai-nilai dari bank islam. Modifikasi variabel Input dan

output yang dipilih oleh sufian (2006) sudah paling mendekati cerminan dari

bank islam, hal ini membuatnya representatif untuk digunakan. Penelitian ini

memodifikasi pendekataan intermediasi untuk mendapatkan cerminan

kegiatan bank islam yang lebih baik, hal ini juga diadaptasi oleh Sufian

(2006) asumsi yang digunakan bank islam dan bank konvensional total

pinjaman/total pembiayaan (Y1) pendapatan (Y2) dana pihak ketiga (X1)

beban tenaga kerja (X2) dan asset tetap (X3). Asset lancar tidak termasuk

dalam penggunaan variabel, hal ini selayaknya dengan fungsi bank yang

sesungguhnya, bukan untuk melakukan kegiatan pasar keuangan , tapi

melakukan kegiatan pada sektor riil.

Pada penelitian Haider Alzubaidi dan Spires Bougheas3, penelitian ini

menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan pada penelitian Berger dan

Humprey (1997) bahwa poin dari pendekatan intermediasi mungkin lebih

2 Ascarya, Diana yumanita, dan Guruh S Rohimah, Efficiency Analysis of Conventional and

Islamic Banks in Indonesia using Data Envelopment Analysis (2007), hal. 5 3 Haider Alzubaidi, dan Spires, Impact of the Global Financial Crisis on European Banking

Efficiency (2012) hal. 11

Page 71: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

57

sesuai ketika mengevaluasi efisiensi sebagai seluruh lembaga keuangan. Ini

karena inklusi dari beban bunga yang membuat proporsi yang signifikan dari

beban. Dimana, pendekatan produksi lebih cocok untuk mengevaluasi

efisiensi dari cabang lembaga keuangan. Untuk itu model DEA

memcerrminkan estimasi dari standar pendekatan intermediasi dan terdiri dari

empat input total dana pihak ketiga (X1), asset tetap (X2), total beban

operasional (X3) dan provisi kerugian pinjaman (X4) dan tiga output yang

terdiri dari total pendapatan asset lainnya (Y1), total pendapatan lainnya (Y2)

dan total pinjaman (Y3).

Pada penelitian Sufian4, penelitian ini menggunakan kombinasi antara

pendekatan intermediasi dan pendekatan asset. Dengan menggunakan tiga

variabel input dan dua variabel output. Dimana variabel input terdiri dari

beban tenaga kerja (X1), asset tetap (X2) dan dana pihak ketiga (X3),

sesedangkan variabel output yang digunakan terdiri dari total penyaluran dana

(Y1) dan investasi pada sekuritas (Y2).

Pada penelitian Donsyah dan Yudisthira5, penelitian ini menggunakan

pendekatan intermediasi, alasan menggunakan pendekatan intermediasi adalah

karena karakter bank syariah. Prinsip keuangan syariah adalah partisipasi

perusahaan dalam menggunakan dana perbankan berdasarkan prinsip bagi

4 Sufian Fadzlan, The Efficiency Effects Of Bank Mergers And Acquisitions In A

Developing Economy: Evidence From Malaysia (2004), hal. 64 5 Donsyah Yudistira, Efficiency In Islamic Banking: An Empirical Analysis Of

Eighteen Banks (2004), hal. 9

Page 72: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

58

hasil hal ini menyiratkan pentingnya fungsi intermediasi bagi kegiatan bank

syariah. Struktur keuangan perbankan syariah adalah berbasis modal karena

didominasi oleh dana pihak ketiga dan dana yang diinvestasikan yang

didasarkan pada prinsip bagi hasil. Dimana tingkat pengembalian modal

ditentukan setelah dilakukannya kegiatan ekonomi ketika dana tersebut

digunakan.

Oleh karena itu penggunaan input dan output yang digunakan dalam

DEA harus mencerminkan prilaku dari kegiatan perbankan syariah. Maka

dalam penelitian ini menggunakan tiga input dan tiga output. Dimana input

terdiri dari beban tenaga kerja (X1), asset tetap (X2) dan dana pihak ketiga

(X3). Sedangkan output yang digunakan total penyaluran dana (Y1),

pendapatan lainnya (Y2) dan asset lancar (Y3).

Masalah utama dalam menginvestigasi efisiensi perbankan adalah

sulitnya mendefiniskan dan mengukur konsep output perbankan, terutama

sebagai prilaku dan fungsi dari intermediasi keuangan. Hal yang menjadi

perdebatan adalah tentang peran dana pihak ketiga : disatu sisi, ada yang

berpendapat bahwa input sebagai proses dari proses produksi (pendekatan

intermediasi dan asset) ; disisi lain, ada yang menjelaskan bahwa dana pihak

ketiga sebagai output (pendekatan produksi), hal ini kerena dana nasabah akan

Page 73: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

59

menghasilkan nilai tambah, dan dana nasabah merupakan biaya peluang

(pendekatan value added, pendekatan user cost)6.

Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel input dan dua variabel

output, dimana variabel-variabel ini ditunjukan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1 Variabel Input-Output

No. Variabel Akun Simbol

1 Input 1 Dana pihak ketiga X1

2 Input 2 Asset tetap X2

3 Input 3 Beban tenaga kerja X3

4 Output 1 Penyaluran dana Y1

5 Output 2 Pendapatan operasional Y2

Alasan penggunaan variabel-variabel tersebut dalam penelitian adalah

karena variabel tersebut dianggap dapat mewakili fungsi dan prilaku yang

dapat mencerminkan kegiatan perbankan sebagai perbankan islam. Penelitian

ini menggunakan pendekatan intermediasi, dimana dalam pendekatan ini

variabel input yang dipilih adalah DPK, asset tetap dan beban tenaga kerja.

Mengapa variabel ini yang dipilih sebagai veriabel input, karena

secara teknis variabel ini dianggap sebagai pengorbanan atau sumber daya

yang harus dikeluarkan dalam kegiatan perbankan untuk menghasilkan suatu

hasil atau output, dalam pemilihan variabel ini juga harus memperhatikan

nilai-nilai dari perbankan islam dimana salah satu variabel yang dipilih adalah

asset tetap, bukan total asset. Dalam hal ini bukan total asset yang digunakan

6 Barbara Casu, dan Philip Molyneux, A Comparative Study of Efficiency in

European Banking (2000), h. 12

Page 74: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

60

melainkan asset tetap, karena dikhawatirkan apabila total asset yang

digunakan, akan terjadi penjumlahan antara asset tetap dan asset lancar.

Dimana asset lancar kecenderungannya didapatkan dari hasil investasi pasar

uang dan sekuritas. Sedangkan fungsi perbankan adalah menyalurkan dana

pada sektor riil. Variabel output yang dipilih dalam penelitian ini adalah

penyaluran dana/pembiayaan dan pendapatan operasional. Dalam pendekatan

ini penggunaan kedua variabel ini berkaca pada fungsi intermediasi perbankan

dimana output perbankan tidak hanya dilihat dari nilai efisiensi yang

dihasilkan dari rasio input terhadap pendapatan optimal yang dapat dihasilkan

perbankan saja, tetapi harus memperhatikan jumlah dana yang disalurkan

pada masyarakat.

Berkaca pada nilai-nilai bank islam variabel pendapatan yang

digunakan dalam penelitian ini hanya pendapatan operasional saja. Karena

secara teknis pendapatan operasional dianggap sebagai pendapatan yang

dihasilkan dari aktivitas kegiatan ekonomi perbankan terhadap sector riil.

Serta tidak memasukan pendapatan lain-lain dan pendapatan non halal, karena

bukan dihasilkan dari kegiatan ekonomi perbankan terhadap sector riil dan

dikawatirkan pendapatan tersebut akan tercampur dengan pendapatan bunga.

Page 75: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

61

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Penelitian ini menggunakan populasi seluruh bank umum yang

beroperasi dan mempunyai kantor pusat di Indonesia (Bank Nasional) dan

telah melakukan Merger dan Akusisi pada periode tahun 1991-2002

sebanyak 48 bank dan masih operasional sampai dengan tahun 2006 yang

semuanya merupakan Bank Umum Konvensional (BUK). Sedangkan

popolasi untuk bank yang melakukan Spin Off pada periode 1999–2012

sebanyak 10 bank dan masih beroperasi hingga tahun 2013 yang

semuanya merupakan Bank Umum Syariah (BUS). Dimana keseluruhan

jumlah perbankan tersebut berdasarkan laporan keuangan publikasi Bank

Indonesia.

2. Sampel

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode non probabilitas atau

secara tidak acak, elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan

yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Adapun teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan cara pemilihan sampel bertujuan (purposive

sampling) dengan metode pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan

(judgement sampling) yakni pengambilan sampel yang didasarkan pada

penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang

Page 76: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

62

disesuaikan dengan maksud penelitian. Mudrajad Kuncoro (2003), dalam

Ida Kusmargiani7.

Kriteria - kriteria yang harus dipenuhi pada sampel bank yang

Merger dan Akusisi adalah berikut ini:

a. Bank hasil Merger dan Akuisisi yang masih operasional

sampai pada tahun 2013

b. Tersedianya data laporan keuangan pada bank yang melakukan

Merger dan Akuisisi dengan periode waktu paling dekat

setelah Merger dan Akuisisi dengan interval waktu enam

tahun.

c. Data keuangan yang digunakan pada bank yang Merger dan

Akusisi menggunakan interval waktu enam tahun, secara

triwulan.

d. Bank yang melakukan Merger dan Akusisi setelah program

penyehatan perbankan berupa rekapitalisasi dan retrukturisasi

kecuali bank artha graha internasional yang melaukan Merger

pada tahun 2006.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka terdapat 3 (tiga)

perusahaan perbankan yang dipilih sebagai sampel untuk bank yang

melakukan Merger dan Akusisi adalah sebagai berikut:

7 Ida Savitri Kusmargiani, Analisis Efisiensi Operasional Dan Efisiensi Profitabilitas

Pada Bank Yang Merger Dan Akusisi Di Indonesia (2006), hal. 64

Page 77: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

63

Tabel 3.2 Bank hasil Merger dan Akusisi

No. Nama Bank Periode Merger -

Akusisi Periode Perhitungan Efisiensi

1 Bank Mandiri 1999 2002-2007

2 Bank Permata 2002 2005-2010

3 Bank Artha Graha

International 2006 2006-2011

Kriteria - kriteria yang harus dipenuhi pada sampel bank yang Spin

Off adalah berikut ini:

a. Bank hasil Spin Off yang masih operasional pada tahun 2013.

b. Tersedianya data laporan keuangan pada bank yang melakukan

Spin Off dengan periode yang paling dekat setelah Spin Off.

Hal ini dilakukan mengikuti perbankan yang melakukan

Merger dan Akusisi.

c. Data keuangan yang digunakan pada bank yang Spin Off

menggunakan interval waktu enam tahun tahun, secara

triwulan. Kecuali BRIS yang laporan keungannya hanya

tersedia lima tahun.

Berdasarkan kriteria- kriteria tersebut, maka terdapat 3 (tiga)

perusahaan perbankan yang dipilih sebagai sampel adalah sebagai

berikut:

Page 78: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

64

Tabel 3.3 Bank hasil Spin Off

No. Nama Bank Periode Merger -

Akusisi Periode Perhitungan Efisiensi

1 Bank Syariah Mandiri 1999 2002-2007

2 Bank Mega Syariah 2004 2006-2011

3 BRI Syariah 2008 2009-2013

E. Metode Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Data Envelopment Analysis (DEA), yang basisnya pemrograman linier (Linier

Programming). Setelah mendapatkan skor efisiensi dari masing-masing

perbankan, kemudian dilihat perbedaan efisiensi antara perbankan yang

terbentuk dari hasil Merger dan Akusisi dan perbankan yang terbentuk dari

hasil Spin Off. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan

antara kedua model pendirian perbankan tersebut dilihat dari skor

efisiensinya. Secara teknis perhitungan dibantu dengan paket-paket software.

Untuk menghitung skor efisiensi DEA menggunakan DEAWIN.

1. Data Envelopment Analysis : Data Envelopment Analysis (DEA)

merupakan model non-parametrik, pendekatan pemrograman linier

untuk mengukur efisiensi teknis relatif, dimana cara pengukuran

standar efisiensi didapatkan dari data yang di obeservasi. DEA

menggunakan satu input dan output untuk mengukur efisiensi teknis

yang diperkenalkan oleh Farell (1957), dan untuk mengukur banyak

input dan output yang dikembangkan oleh Charnes dkk (1994).

Page 79: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

65

Analisis menggunakan DEA dapat menggunakan kombinasi input dan

output dari satu atau beberapa perusahaan, selama prosesnya

menggunakan teknologi dan kinerja yang sejenis.

Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weights) atau

timbangan untuk setiap input dan output DMU. Bobot tersebut

memiliki sifat tidak bernilai negative dan bersifat universal, artinya

setiap DMU dalam sampel harus dapat menggunakan seperangkat

bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya (total weighted

output/total weighted input) dan rasio tersebut tidak boleh lebih dari

satu (total weighted output/total weighted input ≤ 1).

DEA berasumsi bahwa setiap DMU akan memilih bobot yang

memaksimumkan rasio efisiensinya (maximize total weighted

output/total weighted input). Karena setiap DMU menggunakan

kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi output

yang berbeda pula, maka setiap DMU akan memilih seperangkat bobot

yang mencerminkan keragaman tersebut. Bobot-bobot tersebut bukan

merupakan nilai ekonomis dari input dan outputnya, melainkan

sebagai penentu untuk memaksimumkan efisiensi dari suatu DMU.

Cara pengukuran yang digunakan dalam DEA adalah dengan

membandingkan antara output yang dihasilkan dengan input yang ada,

yang digambarkan sebagai berikut :

Page 80: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

66

Dalam kenyataannya, baik input maupun output bisa terdapat

lebih dari satu input dan output dalam suatu decision making unit

(DMU). Dalam membandingkan output dan input, digunakan bobot

untuk masing-masing input dan output yang ada, sehingga dapat

digambarkan sebagai berikut : 8

Pada tahun 1957, farell memperkenalkan ide efisiensi

menggunakan unit produksi, dengan menggunakan konsep input

oriented. Ini merupakan model pemrograman linear, yang berasumsi

tidak ada kesalahan secara acak, dan digunakan untuk mengukur

efisensi teknis. Efisiensi teknis merupakan pengukran efektifitas yang

memberikan serangkaian input untuk menghasilkan output. DMU

hanya merupakan efisiensi teknis yang menggunakan level minimum

dari input untuk menghasilkan maksimum output atau ini dapat

digunakan untuk meredam tingkat input ketika diberikan jumlah

output yang sama. Persamaan matematis yang digunakan :

8 James T Shanon. Productivity, Cost, and Technical Efficiency Evaluation of Southeastern

U.S. Logging Contractors.(1998).h.13

Efisiensi =𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡

Technical Efficiency = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

Page 81: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

67

Gambar 3.1 Persamaan DEA

Dari persamaan diatas dapat didefinisikan kedalam beberapa

notasi. Dengan asumsi bahwa sigma i adalah input dan sigma r adalah

output untuk setiap perusahaan, atau seringkali disebut dengan

Decision Making Unit dalam literatur DEA. Untuk DMU ke-I diwakili

secara berturut-turut oleh vektor x1 dan y1. Dalam hal, x adalah matrik

input i x n, dan Y adalah matriks output r x n, maka representasi

tersebut merupakan cara merumuskan data dalam bentuk matriks dari

semua n UKE.

Tujuan dari DEA adalah membentuk sebuah frontier non-

parametric envelopment terhadap suatu data dari titik pengamatan

yang berada di bawah frontier. Cara terbaik untuk memperkenalkan

DEA adalah melalui bentuk rasio. Untuk setiap UKE, kita akan

mendapatkan ukuran rasio dari semua output terhadap inputnya,

Maksimal h = 𝑢𝑟 𝑦𝑟𝑗0𝑟

𝑣𝑖 𝑥𝑖𝑗0𝑖

batasan

𝑢𝑟 𝑦𝑟𝑗𝑟

𝑣𝑖 𝑥𝑖𝑗𝑖 ≤ 1

j = 1,…..,n (untuk

keseluruhan j)

Ur , vi ≥ 𝜀

Keterangan :

h : efisiensi teknis perbankan

yrj : merupakan jumlah output r yang

diproduksi oleh bank s.

xij : jumlah input i yang digunakan oleh

bank s

ur : merupakan bobot output r yang di

hasilkan oleh bank s

vi : bobot input i yang diberikan oleh

bank s, dan r dihitung dari 1 ke m

serta i dihitung dari 1 ke n.

Page 82: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

68

seperti uryr / vixi, dimana u mrupakan vektor r yl dari output tertimbang

(weight output) dan v adalah vektor i xl dari input tertimbang (weight

input).

Untuk penimbang yang optimal harus dispesifikasikan kedalam

problema matematis (the mathematical programming problem). dalam

hal ini, termasuk juga menemukan nilai untuk u dan v, sebagai sebuah

pengukuran efisiensi h yang maksimal. Dengan tujuan untuk kendala

bahwa semua ukuran efisiensi haruslah kurang atau sama dengan satu,

salah satu masalah dengan formulasi atau rumusan rasio ini adalah

bahwa ia memiliki sejumlah solusi yang tidak terbatas (infinite). Untuk

menghindari hal ini, maka kita dapat menentukan kendala yang akan

menspesifikasikan dan memudahkan dalam proses selanjutnya

menggunkan teknik komputasi. dimana n menunjukkan jumlah bank

dalam sampel. Pertidaksamaan pertama menunjukkan adanya efisiensi

rasio untuk perusahaan lain tidak lebih dari 1, sementara

pertidaksamaan kedua berbobot positif. Angka rasio akan bervariasi

antara 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien apabila memiliki

angka rasio mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya jika mendekati 0

menunjukkan efisiensi bank semakin rendah. Pada DEA, setiap bank

dapat menentukan pembobotnya masing-masing dan menjamin bahwa

pembobot yang dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja yang

terbaik.

Page 83: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

69

Dalam model DEA terdapat dua pendekatan optimasi atau

asumsi yang biasa digunakan, pendekatan optimasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah constant return scale (CRS) dan Variable

return to scale (VRS).9

a. Constant return to scale

Model constant return to scale dikembangkan oleh Charnes,

Cooper dan Rhoades dan disebut juga model CCR pada tahun 1978.

Model ini mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan

output adalah sama, artinya jika ada penambahan input sebesar X kali,

maka output akan meningkat sebesar X kali juga. Asumsi lain yang

digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap perusahaan atau DMU

beroperasi secara optimal. Untuk itu fungsi objektif dan fungsi kendala

pada DEA model constant return to scale dapat digambarkan pada

persamaan berikut ini :

9 Retno Wulansari, Dea : Alat Analisis Untuk Mengkaji Efisiensi Relatif (2010), hal. 18

Page 84: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

70

Gambar 3.2 Model DEA CRS

b. Variable return to scale

Model Variable return to scale (VRS) dikembangkan oleh

Banker, Charnes, dan Rhoades (model BCC) pada tahun 1984 dan

merupakan pengembangan dari model CCR. Model ini beranggapan

bahwa perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang

optimal. Asumsi dari model ini adalah rasio antara penambahan input

dan otput tidaj sama. Artinya, penambahan input sebasar X kali tidak

akan memyababkan output meningkat sebasar X kali, bias lebih kecil

atau lebih besar dari X kali pendekatan BCC lebih baik dalam

menghitung tingkat efisiensi teknis yang sebenarnya tanpa dibatasi

kendala apapun, karena pendekatan BCC menghitung tingkata

Keterangan :

yrj = jumlah output r yang diproduksi oleh

DMU j

xij = jumlah input i yang digunakan oleh

DMU j

ur = bobot yang diberikan kepada output

r, (r=1,...,t dan t adalah jumlah output)

vi = bobot yang diberikan kepada input i,

(i=1,..., m dan m adalah jumlah input)

n = jumlah DMU,

j0 = DMU yang diberi penilaian

𝐸𝑓𝑓 = 𝑀𝑖𝑛 𝑉𝑖 𝑋𝑖𝑗0

𝑟

𝑈𝑖,𝑉𝑖

𝑆, 𝑡

𝑈𝑟 𝑌𝑟𝑗

𝑟

− 𝑉𝑖 𝑋𝑖𝑗

𝑖

≤ 0 ; ∀𝑗

𝑈𝑟 𝑌𝑟𝑗0

𝑖

= 1

𝑈𝑟 ,𝑉𝑖 ≥ 0 ; ∀𝒓 ∀𝒊

Page 85: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

71

efisiensi secara lokal bukan secara global. Untuk itu fungsi objektif

dan fungsi kendala pada DEA model Variable return to scale dapat

digambarkan pada persamaan berikut ini :

Gambar 3.3 Model DEA VRS

Rumus pendekatan DEA diatas memiliki fungsi tujuan untuk

memaksimalkan nilai efisiensi dari masing-masing DMU dengan

meminimalisir input dan menggunakan dengan faktor kendalanya

bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada nilai efisien DMU yang

lebih besar dari 100%, penjumlahan setiap output akan sama dengan 1

dan semua variabel keputusan tidak sama dengan 0. DEA menghitung

rasio perbandingan output terhadap input untuk setiap unit, dengan

Keterangan :

yrj = jumlah output r yang diproduksi oleh

DMU j,

xij = jumlah input i yang digunakan oleh

DMU j,

ur = bobot yang diberikan kepada output r,

(r = 1 ,..., t dan t adalah jumlah output),

vi = bobot yang diberikan kepada input i, (i

= 1,..., m dan m adalah jumlah input),

n = jumlah DMU,

j0 = DMU yang diberi penilaian

𝐸𝑓𝑓 = 𝑀𝑎𝑥 𝑉𝑖 𝑋𝑖𝑗0

𝑟

+ 𝑈0

𝑈𝑖,𝑉𝑖

𝑆, 𝑡

𝑈𝑟 𝑌𝑟𝑗

𝑟

− 𝑉𝑖 𝑋𝑖𝑗

𝑖

+ 𝑈0 ≤ 0 ; ∀𝑗

𝑈𝑟 𝑌𝑟𝑗0

𝑖

= 1

𝑈𝑟 ,𝑉𝑖 ≥ 0 ; ∀𝒓 ∀𝒊

Page 86: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

72

skor dinyatakan sebagai 0-1 atau 0 sampai 100 persen. Sebuah unit

kesehatan dengan skor kurang dari 100% akan tidak efisien bila

dibandingkan dengan unit lain.

Dalam penentuan input dan output dalam metode DEA, salah

satu yang harus ditentukan adalah pendekatan yang akan digunakan.

Pendekatan yang terdapat dalam pengukurun efisiensi terdiri dari 3

(tiga) pendekatan yaitu, pendekatan asset, pendekatan produksi dan

pendekatan intermediasi. Untuk menentukan pendekatan mana yang

akan dipilih dilihat dari teknologi yang karakteristik dari perbankan

yang akan diteliti. Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan intermediasi, dimana pendekatan ini dianggap

sesuai dengan fungsi perbankan yang sebenarnya yaitu sebagai

lembaga penyaluran dana dari pihak yang kelebihan dana kepada

pihak yang membutuhkan dana serta penelitian ini juga bertujuan

untuk melihat apakan perbankan sudah efisien apabila dilihat dari sisi

intermediasinya. Dilihat dari hal inilah maka dapat ditentukan variabel

input dan output apa saja yang akan digunakan dalam penelitian.

Pada penelitian ini asumsi yang digunakan adalah constant

return to scale (CRS). Asumsi ini digunakan karena penelitian ini

mencoba untuk melihat apa saja sumber ketidakefisiensian, berapa

besar persentase ketidak efisiensian dan berapa persentase To Gain

yang harus ditingkatkan supaya perbankan dalam penelitian ini dapat

Page 87: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

73

beroperasi dengan efisien. Untuk itu penelitian ini memberikan dua

alternatif orientasi pengukuran yaitu keadaan dimana perbankan harus

memaksimalkan outputnya (output oriented) dan ketika perbankan

harus minimimalisir penggunaan input (input oriented). Maka kedua

alternatif inilah yang akan digunakan perbankan sebagai gambaran dan

langkah apa yang harus dilakukan perbankan supaya dapat beroperasi

dengan efisien.

Untuk menggunakan kedua orientasi pengukuran ini, maka

asumsi yang digunakan harus constant return to scale (CRS) agar tidak

memberikan hasil yang berbeda dalam pengukuran efisiensi. Hal ini

dikarenakan ketika melakukan pengukuran menggunakan orientasi

input maupun orientasi output maka akan menghasilkan nilai efisiensi

yang sama ketika menggunakan asumsi constant return to scale. Hal

ini terjadi dikarenakan DMU beroperasi pada frontier yang sama jika

menggunakan asumsi CRS. Berbeda hasilnya jika DMU menggunakan

asumsi variable return to scale (VRS) hal ini akan mengakibatkan

DMU memberikan hasil efisiensi yang berbeda antara pengukuran

menggunakan orientasi input dan pengukuran menggunakan orientasi

output hal ini juga dijelaskan dalam Sufian Faldzan (2012), ketika

malakukan pengukuran cost, profit dan revenue efisiensi

menggunakan VRS dua orienteasi, hasil efisiensinya menjadi berbeda-

beda.

Page 88: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

74

BAB IV

Hasil Analisis Data

A. Hasil Efisiensi Keseluruhan Perbankan

Berikut ini adalah tabel skor efisiensi dari kelompok perbankan yang

terbentuk dari hasil merger dan akusisi serta kelompok perbankan yang

terbentuk dari hasil spin off secara keseluruhan.

Tabel 4.1 Hasil Efisiensi Keseluruhan

Triwulan Nama Bank

Mega Sy BRIS BSM Artha Inter Mandiri Permata

1 100 100 88.11 75 100 55.84

2 97.69 95.04 84.09 65.59 100 55.5

3 100 100 89.15 76.68 100 60.79

4 100 100 85.02 83.76 100 65.96

5 100 88.36 71.51 64.91 75.09 62.96

6 100 76.73 66.41 61.05 74.34 58.77

7 100 81.12 65.47 65 76.62 68.93

8 100 79.74 68.12 73.67 80.52 84.58

9 84.13 80.18 69.98 69.03 46.99 54.66

10 63.13 75.49 66.86 68.44 49.03 54.75

11 64.95 72.98 72.11 66.8 55.23 59.93

12 70.45 77.95 74.58 78.22 60.54 71.95

13 68.03 78.05 84.79 74.83 54.02 75.46

14 64.72 66.52 74.63 67.85 47.64 67.55

15 74.53 70.68 76.83 72.63 52.87 65.25

16 84.88 72.56 79.32 82.7 57.84 66.97

17 91.64 80.8 74.84 77.58 50.94 67.58

18 88.69 75.15 71.29 66.98 55.02 62.9

19 99.28 73.99 74.35 69.11 61.81 68.55

20 100 75.41 82.22 71.85 70.7 76.32

21 79.22 74.24 77.19 72.64 52.84 70.39

Page 89: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

75

Dari tabel diatas maka dapat dirinci secara keseluruhan skor rata-rata tingkat

efisiensi perbankan yang merger-akusisi dan spin off selama rentang waktu 5-6 tahun,

yaitu sebagai berikut :

1. Bank Mega Syariah dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 87.34%

2. BRI Syariah dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 80.16%

3. Bank Syariah Mandiri dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 76.23%

4. Bank Artha Graha Internasional dengan skor efisensi rata-rata sebesar 71.43%

5. Bank Mandiri dengan skor efsiensi rat-rata sebesar 65.7%

6. Bank Permata dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 65.64%

Dari skor diatas dapat diketahui bahwa skor efisiensi tertinggi diraih oleh

Bank Mega Syariah dengan skor 87.34% dan BRI Syariah dengan skor 80.16%

dimana ketiga bank dengan efisensi tertinggi tersebut terbentuk dari hasil spin off

dan kedua bank tersebut adalah bank syariah. Kemudian skor efisiensi terendah

diraih oleh bank permata dengan skor efisiensi sebesar 65.64%.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perubahan efisiensi perbankan serta

perbandingan efisiensi antar bank setiap triwulannya maka dapat dilihat melalui

grafik yang menggambarkan skor efisiensi dalam 24 triwulan secara keseluruhan,

yang digambarkan pada grafik dibawah ini.

22 79.09 73.17 74.77 68.12 47.02 67.2

23 89.17 79.04 75.96 69.81 53.46 64.24

24 96.59 76.68 81.99 72.09 54.15 68.23

Rata-rata 87.34 80.16 76.23 71.43 65.7 65.64

Page 90: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

76

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Sko

r Ef

isie

nsi

Triwulan

Skor Efisiensi Keseluruhan Perbankan

Mega Sy BRIS BSM Artha Inter Mandiri Permata

Gambar 4.1 grafik Hasil Efisiensi keseluruhan

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa skor efisiensi perbankan tiap

triwulannya cenderung fluktuatif . walaupun skor efisiensi rata-rata Bank Mega

Syariah paling tinggi, hanya BRI Syariah dan Bank Artha Internasional yang

memiliki skor efisiensi dengan trend yang cenderung stabil, jika dibandingkan

dengan perbankan lainnya. Bahkan Bank Mandiri yang memiliki asset dan dana

pihak ketiga yang cenderung besar tidak menjamin bank tersebut mampu

beroperasi dengan skor efisiensi yang stabil. Disisi lain walaupun BRI Syariah

dan Bank Mega Syariah merupakan bank baru dan dengan jumlah asset dan DPK

Page 91: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

77

dibawah bank lainnya namun kedua bank ini memiliki skor efisiensi rata-rata

paling tinggi dimana BRI Syariah memiliki trend efisiensi yang cenderung stabil.

Adapun perbankan yang dikategorikan efisien secara penuh adalah perbankan

yang memiliki skor efisiensi sebesar 100% dan skor dibawah itu dianggap

inefisien. Bank yang memiliki skor efisiensi 100% adalah bank yang mampu

beroperasi dengan tepat, dimana ia dapat menggunakan sumber dayanya dengan

tepat untuk menghasilkan output.

Berikut ini adalah perbankan yang beroperasi dengan efisien dalam penelitian

ini. Bank Mega Syariah, BRI Syariah dan Bank Mandiri beroperasi dengan

efisiensi pada triwulan 1. Bank Mandiri pada triwulan 2. Bank Mega Syariah,

BRI Syariah dan Bank Mandiri pada triwulan 3. Bank Mega Syariah, BRI Syariah

pada triwulan 5. Bank Mega Syariah berturut-turut pada triwulan 6,7,8 dan

terakhir pada triwulan 20.

Dari hasil diatas Bank Mega Syariah mengalami efisiensi penuh paling

banyak yaitu selama delapan triwulan. Bank Mandiri dengan empat triwulan dan

BRI Syariah selama tiga triwulan. Sedangkan Bank Syariah Mandiri, Bank Artha

Internasional dan Bank Permata tidak pernah mencapai efisiensi penuh sekalipun.

Setelah melihat hasil efisiensi keseluruhan diatas, maka dapat diketahui

bahwa, Perbankan yang terbentuk dari hasil spin off memiliki efisiensi keseluruhan

yang lebih besar dari pada perbankan yang terbentuk dari merger dan akusisi.

Page 92: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

78

Yang artinya, perbankan yang terbentuk dari hasil spin off dapat memanfaatkan

sumber daya yang ada (input) untuk menghasilkan output yang optimal. Jika

dibandingkan dengan perbankan yang terbentuk dari hasil merger dan akusisi.

Faktor utama yang diduga mempengaruhi hasil efisiensi kedua kelompok

perbankan tersebut adalah penggunaan variabel yang digunakan dalam pengukuran

efsiensi. Penggunaan variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

karakteristik bank islam dimana, penggunaan variabel ini tidak memungkinkan

perbankan bermain pada sektor surat berharga, pasar uang antar bank serta

kegiatan usaha yang tidak mengacu pada sektor riil. Tentu saja hal ini tidak

memihak pada perbankan yang terbentuk dari hasil merger dan akusisi.

Pada bank yang terbentuk dari hasil merger dan akusisi yang keseluruhannya

merupakan bank konvensional, tentu mereka memiliki karakteristik untuk bermain

pada sektor non penyaluran dana seperti surat berharga, transaksi valas dll.

keseluruhan biaya yang mereka gunakan (input), tentu tidak hanya dialokasikan

pada sektor riil saja tetapi juga pada sektor non riil.

Pada penelitian ini karena variabel yang digunakan mengacu pada

karakteristik bank islam maka output yang digunakan hanya penyaluran dana ke

sektor riil. Hal ini akan mengakibatkan rasio antara output terhadap input menjadi

lebih kecil, sehingga efisiensi pada bank yang terbentuk dari hasil merger dan

akusisi akan menjadi berkurang. Hal ini sesuai dengan penelitian Supachet

Page 93: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

79

Chansarn (2008), bahwa Bank Komersial yang hanya melakukan kegiatan inti

perbankan (penyaluran dana) tidak akan pernah efisien jika dibandingkan dengan

perbankan yang bermain pada sektor-sektor baru (sekuritas dan pasar keuangan).

Berbeda dengan bank yang terbentuk dari hasil spin off yang keseluruhannya

merupakan bank syariah. Dimana bank syariah idealnya hanya menyalurkan dana

pada sektor riil. Keseluruhan biaya (input) yang mereka miliki, mereka fokuskan

dialokasikan pada penyaluran dana. Hal ini akan mengakibatkan idealnya rasio

antara output terhadap input, sehingga akan menghasilkan efisiensi yang besar.

Sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, suatu perbankan akan

efisien, apabila dengan jumlah input tertentu penyaluran dana, pendapatan

operasional besar tetapi jumlah NPL nya kecil.

Setelah mengetahui skor efsiensi perbankan secara keseluruhan. Selanjutnya

adalah merinci berapakah skor efsiensi perbankan yang melakukan merger-

akusisi dan spin off. Untuk itu maka akan ditunjukan pada grafik berikut ini.

B. Hasil Efisiensi Kelompok perbankan yang merger dan akusisi

Perbankan yang melakukan merger dan akusisi pada penelitian ini terdapat

tiga sampel yaitu : Bank Mandiri, Bank Artha Internasional dan Bank Permata.

Untuk lebih jelas mengetahui tentang skor efisiensinya berikut ini adalah grafik

yang menampilkan skor efisiensi perbankan yang merger dan akuisisi.

Page 94: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

80

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Sko

r Ef

isie

nsi

Triwulan

Skor Efisiensi Pada Bank yang Merger dan Akusisi

Artha Inter Mandiri Permata

Gambar 4.2 grafik hasil efisiensi bank yang merger dan akusisi

Keterangan : perhitungan lap. Keuangan Artha Inter pada 2006-2011, Mandiri 2002-2007, Permata

2005-2010.

Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata urutan skor efisiensi

terbaik pada kelompok perbankan yang merger dan akusisi dapat dirinci sebagai

berikut :

1. Bank Artha Graha Internasional dengan skor efisiensi rata-rata sebesar

71.43%

2. Bank Mandiri dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 65.7

3. Bank Permata dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 65.64

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa skor rata-rata efisiensi tertinggi pada

kelompok ini diraih oleh bank Artha Graha Internasional dengan skor sebesar

Page 95: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

81

71.43% dan skor rata-rata efisiensi terendah diraih oleh Bank Permata dengan skor

efisiensi sebesar 65.64% . pada kelompok perbankan yang merger dan akusisi,

pergerakan skor efisiensi masing-masing perbankan cenderung menunjukan trend

yang fluktuatif. Hanya Bank Artha Graha Internasional yang cenderung memiliki

skor efisiensi paling tinggi dengan trend pergerakan yang relatif stabil bila

dibandingkan dengan bank lainnya.

Pada kelompok perbankan yang merger dan akuisisi terlihat hal yang menarik

pada Bank Mandiri, dimana selama empat triwulan pertama Bank Mandiri

mengalami efisiensi penuh secara berturut-turut. Kemudian mengalami penurunan

pada triwulan lima, dengan skor efisiensi sebesar 75.09%. Hal ini disebabkan

karena Bank Mandiri hanya dapat mengefisiensikan penggunaan DPK nya sebesar

75.1%, asset tetap sebesar 58%, beban tenaga kerja sebesar 75.1% serta

mengefisensikan output yaitu penyaluran dana dan pendapatan operasional masing-

masing sebesar 75.1%. setelah triwulan keempat Bank Mandiri beroperasi dengan

cukup stabil hingga mencapai efisiensi sebesar 80.52% pada triwulan 8, dan

puncaknya mengalami penurunan efisiensi terendah pada triwulan Sembilan dengan

skor 46.99% diakibatkan karena Bank Mandiri hanya dapat mengefisiensikan

penggunaan seluruh variabel input dan outputnya sebesar 47%. Secara keseluruhan

efisiensi rata-rata Bank Mandiri sebesar 65.7% dengan rata-rata efisiensi pengunaan

DPK sebesar 65.67%, aset tetap sebesar 43.03%, beban tenaga kerja sebesar

65.67% serta kemampuan memaksimalkan ouput penyaluran dana sebesar 64.33%

dan pendapatan operasional sebesar 65.67%.

Page 96: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

82

Pada Bank Permata, walaupun Bank permata memiliki efisiensi rata-rata

paling rendah namun bank ini memiliki trend efisiensi yang cenderung naik diakhir

triwulannya. Efisiensi puncak permata diraih pada triwulan delapan dengan skor

84.58% dimana Bank permata dapat mengefisiensikan penggunaan DPKnya

sebesar 84.6%, asset tetap 47%, beban tenaga kerja 84.6% dan hasil output

penyaluran dana sebesar 84.6% serta pendapatan operasional sebesar 84.5%. Secara

keseluruhan efisiensi rata-rata Bank Permata sebesar 65.64% dengan rata-rata

efisiensi pengunaan DPK sebesar 65.64%, aset tetap sebesar 54.65%, beban tenaga

kerja sebesar 64.74% serta kemampuan memaksimalkan ouput penyaluran dana

sebesar 65.64% dan pendapatan operasional sebesar 62.88%.

Pada Artha Graha Internasional, Bank ini memiliki trend efisiensi yang

cenderung stabil jika dibandingkan dengan kedua bank lainnya. Efisiensi terendah

Bank Artha Graha Internasional diraih pada triwulan keenam dengan skor 61.05%.

hal ini disebabkan karena bank ini hanya dapat memaksimalkan keseluruahan input

dan outputnya sebesar 61.05%. efisiensi tertinggi bank ini diraih pada triwulan

keempat dengan skor 83.76%. Secara keseluruhan efisiensi rata-rata Bank Artha

Graha Internasional sebesar 71.43% dengan rata-rata efisiensi pengunaan DPK

sebesar 71.42%, aset tetap sebesar 70.66%, beban tenaga kerja sebesar 70.33% serta

kemampuan memaksimalkan ouput penyaluran dana sebesar 71.42% dan

pendapatan operasional sebesar 63.46%.

Setelah melihat efisiensi dari masing masing bank yang melakukan merger

dan akusisi. Selanjutnya adalah mengetahui skor rata-rata efisiensi dari keseluruhan

Page 97: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

83

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Sko

r Ef

isie

nsi

Triwulan

Skor Efisiensi Pada Bank yang Spin off

Mega Sy BRIS BSM

perbankan yang merger dan akusisi. Dari keseluruhan perbankan yang merger dan

akusisi didapat skor efeisiensi rata-rata sebasar 67.59%.

C. Hasil Efisiensi Kelompok perbankan yang Spin off

Perbankan yang berdiri dari hasil Spin off pada penelitian ini terdapat tiga

sampel yaitu : BRI Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank Syariah Mandri. Untuk

lebih jelas mengetahui tentang skor efisiensinya berikut ini adalah grafik yang

menampilkan skor efisiensi perbankan yang terbentuk dari hasil spin off.

Gambar 4.3 grafik hasil efisiensi bank yang spin off

Keterangan : perhitungan lap. Keuangan Mega Sy 2006-2011, BRIS 2009-2013, BSM 2002-2007.

Page 98: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

84

Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata urutan skor efisiensi

terbaik pada kelompok perbankan yang berdiri dari hasil Spin off dapat dirinci

sebagai berikut :

1. Bank Mega Syariah dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 87.34%

2. BRI Syariah dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 80.16%

3. Bank Syariah Mandiri dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 76.23%

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa skor efisiensi rata-rata tertinggi

diraih oleh Bank Mega Syariah dengan skor rata-rata efsiensi sebesar 87.34%, dan

skor efisiensi rata-rata terendah diraih oleh Bank Syariah Mandiri dengan skor

efsiensi rata-rata sebesar 76.23%. Dari hasil efisiensi tiap triwulan pada perbankan

yang terbentuk dari hasil Spin off. Dapat dilihat walaupun efisiensi rata-rata BSM

dan BRIS dibawah Bank Mega Syariah namun kedua bank ini menunjukan trend

yang lebih stabil jika dibandingkan dengan Bank Mega Syariah. Namun dari ketiga

bank tersebut BRI Syariah cenderung terlihat paling stabil.

Pada Bank Mega Syariah, bank ini beroperasi pada efisiensi penuh selama

tujuh triwulan pertama. Kemudian mengalami penurunan pada triwulan Sembilan

dan mengalami efisiensi terendah pada triwulan 10 dengan skor 63.13%

diakibatkan bank ini hanya dapat mengefisnesikan penggunaan DPK sebesar

63.1%, asset tetap sebasar 42.7, beban tenaga kerja sebesar 63.1 serta hanya bisa

memaksimalkan penyaluran dana dan pendapatan operasional sebasar 63.1%. mulai

Page 99: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

85

dari triwulan 11 trend efisiensi bank ini cenderung naik hingga mencapai efisiensi

penuh lagi pada triwulan 20. Secara keseluruhan efisiensi rata-rata Bank Mega

Syariah sebesar 87.34% dengan rata-rata efisiensi pengunaan DPK sebesar 87.33%,

aset tetap sebesar 84.71%, beban tenaga kerja sebesar 84.80% serta kemampuan

memaksimalkan ouput penyaluran dana sebesar 87.33% dan pendapatan

operasional sebesar 82.32%.

Pada BRI Syariah, bank ini mengalami efisiensi penuh selama tiga triwulan di

awal, dan mengalami penurunan pada triwulan lima. Kemudian pada triwulan enam

trend efisiensi BRIS cenderung stabil. Kecuali pada triwulan 14, dimana BRIS

mengalami efisiensi terendah dengan skor 66.52 diakibatkan karena bank ini hanya

mampu mengefisiensikan DPK, asset tetap dan beban tenaga kerjanya sebesar

66.5% serta memaksimalkan penyaluran dana sebasar 66.5% dan pendapatn

operasional sebesar 50.1%. Secara keseluruhan efisiensi rata-rata BRI Syariah

sebesar 80.16% dengan rata-rata efisiensi pengunaan DPK sebesar 80.2%, aset tetap

sebesar 80.02%, beban tenaga kerja sebesar 76.16% serta kemampuan

memaksimalkan ouput penyaluran dana sebesar 80.2% dan pendapatan operasional

sebesar 68.86%.

Pada Bank Syariah Mandiri, BSM beroperasi dengan trend stabil di tiga bulan

pertama, kemudian mulai mengalami penurunan efisiensi pada triwulan 4. Pada

triwulan 6 efisiensi BSM cenderung bergerak stabil, puncaknya pada triwulan 13

dengan skor efisiensi mencapai 84.79% dimana pada periode ini BSM mampu

mengefisiensikan penggunaan DPKnya sebesar 84.8%, asset tetap 76.9%, beban

Page 100: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

86

tenaga kerja 84.8% serta dapat memaksimalkan penyaluran dana sebesar 84.8% dan

pendapatan operasional sebesar 76.9%. Secara keseluruhan efisiensi rata-rata Bank

Syariah Mandiri sebesar 76.23% dengan rata-rata efisiensi pengunaan DPK sebesar

76.23%, aset tetap sebesar 60.66%, beban tenaga kerja sebesar 76.23% serta

kemampuan memaksimalkan ouput penyaluran dana sebesar 75.14% dan

pendapatan operasional sebesar 74.68%.

Setelah melihat skor efisiensi dari masing-masing bank yang terbentuk dari

hasil Spin off. Selanjutnya adalah mengetahui skor rata-rata efisiensi dari

keseluruhan perbankan yang terbentuk dari hasil Spin off. Dari keseluruhan

perbankan yang yang terbentuk dari hasil Spin off didapat skor efeisiensi rata-rata

sebesar 81.25%.

D. Hasil Efisiensi Rata-rata Bank yang Merger – Akusisi dan Spin Off

Untuk melihat perbandingan dari skor efisiensi rata-rata setiap triwulan dari

keseluruhan perbankan yang terbentuk dari hasil merger dan akusisi serta spin off,

maka akan dijelaskan kedalam sebuah tabel dan digambarkan kedalam sebuah

grafik. Hal ini untuk melihat bagaimana perbandingan skor efisiensi rata-rata dari

keseluruhan perbankan tiap triwulannya antara kedua kelompok perbankan. Untuk

lebih jelas mengetahui perbandingan skor efisiensi dari kedua kelompok perbankan

berikut ini adalah tabel yang menampilkan skor efisiensi dari kedua kelompok

perbankan tersebut.

Page 101: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

87

Tabel 4.2 Efisiensi Rata-rata Bank yang Merger – Akusisi dan Spin Off

Triwulan

Bank yang Terbentuk dari

Merger dan Akuisi Spin off

1 76.95 96.04

2 73.7 92.27

3 79.16 96.38

4 83.24 95.01

5 67.65 86.62

6 64.72 81.05

7 70.18 82.2

8 79.59 82.62

9 56.89 78.1

10 57.41 68.49

11 60.65 70.01

12 70.24 74.33

13 68.1 76.96

14 61.01 68.62

15 63.58 74.01

16 69.17 78.92

17 65.37 82.43

18 61.63 78.38

19 66.49 82.54

20 72.96 85.88

21 65.29 76.88

22 60.78 75.68

23 62.5 81.39

24 64.82 85.09

Rata-rata 67.59 81.25

Untuk mengetahui pergerakan rata-rata efisiensi kedua kelompok perbankan,

makan akan digambarkan pada grafik dibawah ini.

Page 102: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

88

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Sko

r Ef

isie

nsi

Triwulan

Efisiensi Rata-rata Bank yang Merger – Akusisi dan Spin Off

Merger-Akusisi Spin Off

Gambar 4.4 grafik Efisiensi Rata-rata Bank yang Merger – Akusisi dan Spin Off

Dari grafik perbandingan dua kelompok perbankan dapat diketahui bahwa

perbankan yang terbentuk dari hasil spin off memiliki pergerakan efisiensi rata-rata

dengan trend yang lebih stabil jika dibandingkan dengan kelompok perbankan

yang terbentuk dari hasil merger dan akusisi. Pada kelompok perbankan yang

terbentuk hasil spin off mengalami rata-rata efisiensi tertinggi pada triwulan ketiga

sebesar 96.38% dan triwulan keempat sebesar 95.01%. efisiensi rata-rata terendah

dialami perbankan yang terbentuk dari hasil spin off pada triwulan kesepuluh

sebesar 68.49%.

Pada kelompok perbankan yang terbentuk dari hasil merger dan akusisi

terlihat cenderung memiliki trend pergerakan efisiensi rata-rata yang fluktiatif.

Page 103: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

89

Namun kelompok perbankan ini selalu mengalami peningkatan efisiensi setiap

empat triwulan kemudian mengalami penurunan pada triwulan berikutnya

kemudian mengalami peningkatan lagi hingga triwulan terakhir. Skor efsiensi rata-

rata tertinggi pada kelompok perbankan ini diraih pada triwulan keempat sebesar

83.24% dan triwulan kedelapan sebesar 79.59%. Serta efisiensi terendahnya

dialami pada triwulan kesembilan sebesar 56.89%.

Setelah melihat grafik dari pergerakan efisiensi rata-rata dari kedua kelompok

perbankan. Untuk mengetahui kelompok perbankan manakah yang beroperasi

lebih efisien diantara keduanya, maka dibuat rata-rata dari seluruh triwulan untuk

melihat hasil efisiensi keseluruhannya. Hasil efsiensi keseluruhan dari perbankan

yang terbentuk dari hasil merger dan akusisi adalah sebesar 67.59%, dengan rata-

rata efisiensi penggunaan DPK sebesar 67.58%, asset tetap 56.12, beban tenaga

kerja 66.92% serta kemampaun menghasilkan penyaluran dana sebesar 67.13%

dan pendapatan operasional sebesar 64.68%. Hasil efisiensi perbankan yang

terbentuk dari hasil spin off adalah sebesar 81.25%, dengan rata-rata efisiensi

penggunaan DPK sebesar 81.26%, asset tetap 75.13%, beban tenaga kerja 79.07%

serta kemampuan memaksimalkan penyaluran dana sebesar 80.89% dan

pendapatan operasional sebesar 75.29%.

Dari kedua hasil efisiensi keseluruhan ini diketahui bahwa kedua kelompok

perbankan ini memiliki kecenderungan yang sama yaitu mereka memiliki memiliki

efisiensi yang tinggi dari jumlah DPK, dikarenakan jumlah DPK yang akan

Page 104: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

90

digunakan dalam penyaluran dana sudah ditentukan batasnya oleh Bank Indonesia,

apabila penggunaan DPK tidak sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia maka

perbankan yang bersangkutan akan mendapatkan tambahan dari perhitungan

jumlah GWM (giro wajib minimum) yang harus disetorkan kepada Bank

Indonesia. Untuk itu perbankan pastinya akan menghindari uangnya untuk masuk

kedalam sektor-sektor yang kurang produktif.

Serta kedua kelompok perbankan ini memiliki efisiensi yang buruk dari sisi

aset tetap dikarenakan aset tetap merupakan komponen yang sulit untuk diatur

penggunaannya, dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa bank yang memiliki

jumlah kantor sangat banyak akan mengalami inefisiensi dari sisi penggunaan aset

tetap. Berbeda dengan Bank Mega Syariah dan BRI Syariah yang jumlah

kantornya lebih sedikit mereka memiliki efisiensi penggunaan aset tetap yang lebih

baik. Apabila terjadi inefisiensi dari sisi asset tetap maka perbankan tidak akan

semudah itu untuk mengurangi jenis input yang satu ini, seperti melakukan

penjualan gedung dan kantor. Biasanya hal ini terjadi dikarenakan perbankan

terlalu banyak memiliki jumlah kantor, namun kantor-kantor tersebut tidak dapat

memberikan output yang optimal terhadap perbankan.

Untuk itu, seperti yang telah dijelaskan oleh Wilson Arafat (2006), diperlukan

pengukuran efisiensi pada kantor cabang perbankan agar dapat diketahui masalah

apa yang terjadi terkait inefisiensinya dan tidakan apa yang harus dilakukan

supaya perbankan dapat efisien.

Page 105: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

91

Berikutnya, suatu unit akan dikatakan efisien adalah, ketika suatu unit dapat

beroperasi secara tepat. Secara matematis dapat dijelaskan ketika setiap rasio input

ideal akan menghasil output yang ideal, dan rasio ideal itulah yang dikatakan

sebagai efisiensi. Untuk itu maka harus dilihat berapakah potential improvement

yang harus dilakukan suatu perbankan untuk mencapai hasil yang efisien. Dalam

penelitian ini potential improvement tersebut dilihat dari nilai to gain yang harus

dicapai perbankan. Nilai to gain adalah persentase yang harus dicapai perbankan

supaya input dan outputnya dapat menghasilkan rasio yang efisien.

Dalam penelitian ini nilai to gain dilihat dari dua orientasi pengukuran.

Orientasi tersebut terdiri dari pengukuran berorientasi input dan pengukuran

berorientasi output. Berikut ini dapat dijelaskan bagaimana potential improvement

tersebut menggunakan pengukuran berorientasi input dan pengukuran berorientasi

output.

E. Analisis Potential Improvement Menggunakan Orientasi Input

Analisis ini adalah melihat berapakah nilai input yang harus dikurangi setiap

DMU untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, agar dapat beroperasi dengan

efisien. Dalam hal ini adalah melihat seberapa besar biaya (input) yang dapat

diminimalisir oleh kedua kelompok perbankan supaya mereka dapat beroperasi

dengan efsien. Untuk lebih jelasnya analisis ini akan dijelaskan dalam tabel dan

digambarkan kedalam grafik serta diagram.

1. Analisis nilai to gain pada perbankan yang merger dan akuisisi

Page 106: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

92

Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan nilai to gain pada masing-

masing input yang dapat diminimalisir, serta rata-rata input yang harus

diminimalisir dan masing-masing output yang harus dimaksimalkan, serta rata-rata

output yang harus dimaksimalkan supaya kelompok perbankan yang merger dan

akusisi dapat beroperasi dengan efisien.

Tabel 4.3 Nilai To Gain Pada Bank yang Merger dan Aksusisi orientasi input

Triwulan DPK Aset Tetap Beban Tenaga

Kerja rata-rata

input Peny Dana

Pend Operasional

rata-rata output

1 23.07 31.93 23.07 26 0 0 0

2 26.3 30.8 26.3 27.8 0 0 0

3 20.83 26.63 20.83 22.8 0 0 0

4 16.73 17.43 16.73 17 0 0 0

5 32.33 47.23 32.33 37.3 0 5.03 2.52

6 35.3 60.77 35.3 43.8 0 0 0

7 29.83 53 29.83 37.6 0 0 0

8 20.4 43.13 20.4 28 16.03 0 8.02

9 43.1 53.5 43.1 46.6 0 11.67 5.84

10 42.6 50.9 42.6 45.4 0 5.1 2.55

11 39.37 48.07 39.37 42.3 0 0.43 0.22

12 29.8 40.8 29.8 33.5 0 0 0

13 31.9 53.17 31.9 39 0 12.17 6.09

14 38.97 51.27 38.97 43.1 0 0.63 0.32

15 36.4 52.8 36.4 41.9 0 0 0

16 30.83 37.3 30.83 33 0 0 0

17 34.63 52.33 34.63 40.5 0 19.1 9.55

18 38.37 48.43 38.37 41.7 0 4.76 2.38

19 33.53 44 34.17 37.2 0 1.16 0.58

20 27.07 34.23 27.07 29.5 3.2 0 1.6

21 34.73 46.3 34.73 38.6 0 34.4 17.2

22 39.23 49.1 39.23 42.5 0 17.87 8.94

23 37.5 43.83 42.07 41.1 0 5.03 2.52

24 35.2 36.17 45.63 39 0 0.36 0.18

Rata-rata 32.42 43.88 33.07 36.5 0.8 4.9 2.85

Page 107: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

93

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Sko

r Ef

isie

nsi

Triwulan

Nilai To Gain Bank Merger-Akusisi

DPK(-) Aset Tetap(-) Beban Tenaga Kerja(-)

Peny Dana(+) Pend Operasional(+)

Untuk mengetahui pergerakan dari rata-rata nilai to gain input yang dapat

diminimalisir dan nilai to gain output yang dapat dimaksimalkan, maka akan

digambarkan pada grafik berikut.

Gambar 4.5 grafik nilai to gain bank yang merger dan akusisi orientasi input

Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat dari sisi penggunaan DPK, pada

triwulan 9 kelompok perbankan ini paling boros dalam penggunaan DPK. Tercatat

dalam nilai to gain sebesar 43.1%. hal ini menandakan bahwa pada triwulan 9

seharusnya perbankan dapat meminimalisir penggunaan DPK sebesar 43.1%

supaya dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan DPK paling baik terlihat pada

Page 108: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

94

triwulan 4 dimana perbankan hanya harus mengurangi biaya input sebesar 16.73%

supaya perbankan dapat beroperasi dengan efisien.

Dari sisi penggunaan aset tetap, dapat dilihat bahwa penggunaan aset tetap

paling boros terjadi pada triwulan 6. Tercatat dalam nilai to gain perbankan ini

harus meminimalisir penggunaan aset tetap sebesar 60.77% supaya dapat beroperasi

dengan efisien. Penggunaan aset tetap paling baik terlihat pada triwulan 4 dimana

perbankan hanya harus mengurangi penggunaan aset tetap sebasar 17.43% supaya

dapat beroperasi dengan efisien.

Dari sisi penggunaan beban tenaga kerja, terlihat bahwa penggunaan beban

tenaga kerja paling boros terjadi pada triwulan 24. Dimana tercatat dalam nilai to

gain perbankan harus meninimalisir penggunaan beban tenaga kerja sebesar 45.63%

supaya perbankan dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan beban tenaga kerja

paling baik terlihat pada triwulan 4, dimana tercatat dalam nilai to gain sebesar

16.73%. Artinya kelompok perbankan ini hanya harus meminimalisir penggunaan

beban tenaga kerja sebesar 16.73% supaya dapat beroperasi dengan efisien.

Setelah melihat nilai to gain dari masing-masing input dan output tiap

triwulan. Selanjutnya adalah melihat berapakan rata-rata dari masing-masing input

yang harus diminimalisir dan berapakah output yang harus dimaksimalkan pada

kelompok perbankan yang merger dan akuisis supaya dapat beroperasi dengan

efisien. Untuk itu maka akan dijelaskan pada diagram berikut.

Page 109: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

95

(-)DPK; 32.42

(-)Aset tetap ; 43.88

(-)B.T.Kerja ; 33.07

(+)Peny Dana ;

0.8

(+)Pend Operasional ;

4.9

Rata-rata Nilai To Gain Bank yang Merger - Akusisi

(-)DPK (-)Aset tetap (-)B.T.Kerja (+)Peny Dana (+)Pend Operasional

Gambar 4.6 diagram nilai to gain bank yang merger dan akuisisi orientasi input

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa untuk mencapai efisiensi kelompok

perbankan yang merger dan akusisi harus meminimalisir rata-rata DPK sebesar

32.42%. aset tetap sebesar 43.88% dan beban tenaga kerja sebasar 33.07% serta

memaksimalkan penyaluran dana sebesar 0.8% dan pendapatan operasional sebesar

4.9%. atau jika dibuat rata-rata maka kelompok perbankan ini harus meminimalisir

biaya input sebesar 36.5% dan memaksimalkan output sebesar 2.85% supaya dapat

beroperasi dengan efisien.

2. Analisis nilai to gain pada perbankan yang spin off

Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan nilai to gain pada masing-

masing input yang dapat diminimalisir, serta rata-rata input yang harus

diminimalisir dan masing-masing output yang harus dimaksimalkan, serta rata-rata

Page 110: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

96

output yang harus dimaksimalkan supaya kelompok perbankan yang terbentuk dari

hasil spin off dapat beroperasi dengan efisien.

Tabel 4.4 nilai to gain pada bank yang spin off orientasi input

Triwulan DPK Aset

Tetap Beban Tenaga

Kerja rata-rata

input Peny Dana

Pend Operasional

rata-rata output

1 3.96 19.83 3.9 9.23 0 0 0

2 7.73 22.57 7.73 12.68 0 1.1 0.55

3 3.6 16.77 3.6 7.99 0 0 0

4 4.66 18 5 9.22 0 0 0

5 13.37 24.87 13.2 17.15 0 0 0

6 18.97 30.8 18.97 22.91 0 0 0

7 17.8 26.17 17.8 20.59 0 0 0

8 17.4 21.1 17.4 18.63 0 13.53 6.77

9 21.9 42.17 21.9 28.66 0 22.13 11.1

10 31.5 38.37 31.5 33.79 0 2.9 1.45

11 29.97 29.97 33.5 31.15 0 0.23 0.12

12 25.7 28.9 25.7 26.77 0 0 0

13 23.03 25.67 23.03 23.91 0 32.53 16.3

14 31.4 31.4 31.4 31.4 0 12.5 6.25

15 26 28.87 34.03 29.63 0 3.4 1.7

16 21.07 21.07 26.97 23.04 0 0 0

17 17.6 22.7 17.6 19.3 0 55.1 27.6

18 21.3 21.3 31.23 24.61 0 16.53 8.27

19 17.47 20.93 26.5 21.63 0 1.3 0.65

20 14.13 14.13 15.97 14.74 0 0 0

21 23.13 27.9 23.13 24.72 0 31.43 15.7

22 24.3 24.63 28.33 25.75 0 20.37 10.2

23 18.6 23.8 28.83 23.74 0 2.13 1.07

24 14.9 14.9 14.9 14.9 0 0 0

Rata-rata 18.73 24.87 20.93 21.51 0 8.96 4.48

Untuk mengetahui pergerakan dari rata-rata nilai to gain input yang dapat

diminimalisir dan nilai to gain output yang dapat dimaksimalkan, maka akan

digambarkan pada grafik berikut.

Page 111: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

97

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Sko

r Ef

isie

nsi

Triwulan

Nilai To Gain Bank Spin off

DPK(-) Aset Tetap(-)Beban Tenaga Kerja(-) Peny Dana(+)Pend Operasional(+)

Gambar 4.7 grafik nilai to gain perbankan yang spin off orientasi input

Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa, dari sisi pengguanaan

DPK pada triwulan 14 perbankan pada kelompok ini beroperasi paling boros

dalam penggunaan DPK tercatat nilai to gainnya sebesar 31.4% , yang artinya

perbankan pada kelompok ini harus meminimalisir penggunaan DPK sebesar

31.4% supaya dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan DPK paling baik

terjadi pada triwulan 3, dimana nilai to gainnya tercatat sebesar 3.6% yang artinya

perbankan akan beroperasi secara efisien hanya dengan meminimalisir penggunaan

DPK sebesar 3.6%.

Page 112: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

98

Dari sisi penggunaan asset tetap, penggunaan asset tetap paling boros terjadi

pada triwulan 9, dimana tercatat dalam nilai to gain perbankan dapat

meminimalisir penggunaan asset tetap sebesar 42.17% supaya perbankan pada

kelompok ini dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan asset tetap paling baik

terjadi pada triwulan 20, dimana nilai to gainnya tercatat sebesar 14.13%, yang

artinya perbankan hanya harus meminimalisir penggunaan asset tetap sebesar

14.13% supaya dapat beroperasi dengan efisien.

Dari sisi penggunaan beban tenaga kerja, penggunaan beban tenaga kerja

paling boros terjadi pada triwulan 15, dimana tercatat pada nilai to gainnya untuk

beroperasi secara efisien perbankan pada kelompok ini harus mengurangi

penggunaan beban tenaga kerja sebesar 34.03. penggunaan beban tenaga kerja

paling baik tercatat pada triwulan 3, dimana supaya beroperasi dengan efisien

perbankan hanya harus meminimalisir penggunaan beban tenaga kerja sebesar

3.6%.

Setelah melihat nilai to gain dari masing-masing input dan output tiap

triwulan. Selanjutnya adalah melihat berapakan rata-rata dari masing-masing input

yang harus diminimalisir dan berapakan output yang harus dimaksimalkan pada

kelompok perbankan yang merger dan akuisis supaya dapat beroperasi dengan

efisien. Untuk itu maka akan dijelaskan pada diagram berikut.

Page 113: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

99

(-)DPK; 18.73

(-)Aset tetap ; 24.87

(-)B.T.Kerja ; 20.93

(+)Peny Dana ; 0

(+)Pend Operasional ;

8.96

Rata-rata Nilai To Gain Bank yang Spin off

(-)DPK (-)Aset tetap (-)B.T.Kerja (+)Peny Dana (+)Pend Operasional

Gambar 4.8 diagram nilai to gain bank yang spin off orientasi input

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa untuk mencapai efisiensi kelompok

perbankan yang terbentuk dari hasil spin off harus meminimalisir rata-rata DPK

sebesar 18.73%. aset tetap sebesar 24.87% dan beban tenaga kerja sebasar 20.93%

serta memaksimalkan pendapatan operasional sebesar 8.96%. pada kelompok

perbankan ini penyaluran dana tercatat sudah efisien. Atau jika dibuat rata-rata

maka kelompok perbankan ini harus meminimalisir biaya input sebesar 21.51%

dan memaksimalkan output sebesar 4.48% supaya dapat beroperasi dengan efisien.

F. Analisis Potential Improvement Menggunakan Orientasi Output

Analisis ini melihat berapakah nilai output yang dapat dimaksimalkan DMU

dengan sejumlah input tertentu, agar dapat beroperasi dengan efisien. Dalam hal

ini adalah melihat seberapa besar hasil/keluaran (output) yang dapat

Page 114: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

100

dimaksimalkan kedua kelompok perbankan agar mereka dapat beroperasi dengan

efisien. Untuk lebih jelasnya analisis ini akan dijelaskan dalam tabel dan

digambarkan kedalam grafik serta diagram.

1. Analisis nilai to gain pada perbankan yang merger dan akuisisi

Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan nilai to gain pada masing-

masing output dan rata-rata output yang dapat dimaksimalkan, serta nilai to gain

pada masing-masing input dan rata-rata input yang harus diminimalisir. supaya

kelompok perbankan yang merger dan akusisi dapat beroperasi dengan efisien.

Tabel 4.5 nilai to gain pada bank yang merger dan akusisi orientasi output

Triwulan DPK Aset

Tetap Beban Tenaga

Kerja rata-rata

input Peny Dana

Pend Operasional

rata-rata output

1 0 14.7 0 4.9 37.47 37.5 37.5

2 0 7.17 0 2.39 44.23 44.2 44.2

3 0 9.57 0 3.19 31.63 31.6 31.6

4 0 1.03 0 0.34 23.67 23.7 23.7

5 0 22.2 0 7.4 48.7 56.4 52.6

6 0 38.1 0 12.7 56.13 56.1 56.1

7 0 31.6 0 10.5 43.3 43.3 43.3

8 0 27.5 0 9.17 45.97 26 36

9 0 22.1 0 7.37 60.3 72.5 66.4

10 0 17 0 5.67 59.9 67.4 63.7

11 0 15.8 0 5.27 65.9 66.5 66.2

12 0 17.3 0 5.77 44.13 44.1 44.1

13 0 34.3 0 11.4 50.4 66.7 58.6

14 0 25 0 8.33 49.27 50.2 49.7

15 0 28.4 0 9.47 60 60 60

16 0 11.2 0 3.73 47.7 47.7 47.7

17 0 31.7 0 10.6 57.73 65 61.4

18 0 17.9 0 5.97 63.33 70.4 66.9

19 0 16.5 0.93 5.81 50.8 52.5 51.7

Page 115: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

101

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Sko

r Ef

isie

nsi

Triwulan

Nilai To Gain Bank Merger-Akusisi

DPK(-) Aset Tetap(-) Beban Tenaga Kerja(-)

20 0 10.1 0 3.37 41.77 37.2 39.5

21 0 21.9 0 7.3 56.33 66.8 61.6

22 0 21 0 7 49.53 75.9 62.7

23 0 11.9 6.63 6.18 62 69.5 65.8

24 0 1.8 15 5.6 56.67 57.2 56.9

Rata-rata 0 19 0.94 6.65 50.29 53.7 52

Untuk mengetahui pergerakan dari rata-rata nilai to gain output yang dapat

dimaksimalkan dan nilai to gain input yang harus diminimalisir, maka akan

digambarkan pada grafik berikut.

Gambar 4.9

Grafik nilai to gain pada bank yang merger dan akusisi orientasi output

Setelah melihat tabel dan grafik diatas maka dapat diketahui, jika dilihat dari sisi

penyaluran dana. Hasil dari penggunaan sejumlah input untuk menghasilkan

penyaluran dana. Terlihat paling buruk pada triwulan 11, dimana tercatat pada

Page 116: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

102

nilai to gain sebesar 65.9%, yang artinya perbankan harus memaksimalkan

penyaluran dananya sebesar 65.9% supaya perbankan dapat beroperasi dengan

efisien. Penggunaan sejumlah input untuk menghasilkan penyaluran dana paling

baik. Terlihat ketika perbankan beroperasi pada triwulan 4, dimana tercatat pada

nilai to gain sebesar 23.67%. Artinya perbankan hanya harus memaksimalkan

penyaluran dananya sebesar 23.67%, supaya perbankan dapat beroperasi dengan

efisien.

Dilihat dari sisi pendapatan operasional. Hasil dari penggunaan sejumlah

input untuk untuk menghasilkan pendapatan operasional. Terlihat paling buruk

ketika perbankan beroperasi pada triwulan 22 dimana tercatat pada nilai to

gainnya perbankan harus memaksimalkan pendapatan operasionalnya sebesar

75.9% supaya perbankan dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan sejumlah

input untuk menghasilkan pendapatan operasional paling baik. Tercatat ketika

perbankan beroperasi pada triwulan 4, dimana tercatat pada nilai to gain sebesar

23.7%. Artinya perbankan hanya harus memaksimalkan pendapatan

operasionalnya sebesar 23.7% supaya perbankan dapat beroperasi dengan efisien.

Setelah melihat nilai to gain dari masing-masing output dan input tiap

triwulan. Selanjutnya adalah melihat berapakan rata-rata dari masing-masing

output yang harus dimaksimalkan dan berapakah rata-rata input yang harus

diminimalisir pada kelompok perbankan yang merger dan akuisisi supaya dapat

beroperasi dengan efisien. Untuk itu maka akan dijelaskan pada diagram berikut.

Page 117: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

103

(-)DPK; 0 (-)Aset tetap ; 19

(-)B.T.Kerja ; 0.94

(+)Peny Dana ; 50.29

(+)Pend Operasional ;

53.7

Rata-rata Nilai To Gain Bank yang Merger - Akusisi

(-)DPK (-)Aset tetap (-)B.T.Kerja (+)Peny Dana (+)Pend Operasional

Gambar 4.10

diagram nilai to gain bank yang merger dan akuisisi orientasi output

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa untuk mencapai efisiensi kelompok

perbankan yang merger dan akusisi harus mamaksimalkan rata-rata penyaluran

dana sebesar 50.29%. dan pendapatan operasional sebesar 53.7% serta harus

meminimalisir rata-rata aset tetap sebesar 19% dan beban tenaga kerja sebasar

0.94%, dimana dalam hal ini rata-rata DPK sudah efisien. Atau jika dibuat rata-rata

maka kelompok perbankan ini harus memaksimalkan output sebesar 52% dan

meminimalisir input sebesar 6.65% supaya dapat beroperasi dengan efisien.

2. Analisis nilai to gain pada perbankan yang spin off

Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan nilai to gain pada masing-

masing output dan rata-rata output yang dapat dimaksimalkan, serta nilai to gain

pada masing-masing input dan rata-rata input yang harus diminimalisir. supaya

Page 118: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

104

kelompok perbankan yang terbentuk dari hasil spin off dapat beroperasi dengan

efisien.

Tabel 4.6 nilai to gain bank yang spin off orientasi output

Triwulan DPK Aset Tetap Beban Tenaga

Kerja rata-rata

input Peny Dana

Pend Operasional

rata-rata output

1 0 0 0 0 13.43 13.4 13.4

2 0 1.9 0 0.63 13.77 19.1 16.4

3 0 14.8 0 4.93 4.06 4.07 4.07

4 0 15.3 0 5.1 5.86 5.87 5.87

5 0 16.1 0 5.37 17.67 17.7 17.7

6 0 17.8 0 5.93 26.97 27 27

7 0 12.8 0 4.27 25.33 34.6 30

8 0 5.43 0 1.81 24.07 41 32.5

9 0 25.6 0 8.53 28.83 55.6 42.2

10 0 10.9 0 3.63 46.83 50.7 48.8

11 0 0 4.83 1.61 43.23 43.6 43.4

12 0 4.3 0 1.43 34.77 34.8 34.8

13 0 3.1 0 1.03 31 60.7 45.9

14 0 0 0 0 46.27 64.8 55.5

15 0 3.77 11.3 5.02 35.3 40.1 37.7

16 0 0 8.13 2.71 27.23 27.2 27.2

17 0 6.83 0 2.28 22.17 46.4 34.3

18 0 0 11.2 3.73 28.1 49.8 39

19 0 4.67 10.9 5.19 23.47 25.2 24.3

20 0 0 2.4 0.8 18.07 18.1 18.1

21 0 6.17 0 2.06 28.8 56.8 42.8

22 0 0.43 5.1 1.84 32.27 38.2 35.2

23 0 6.83 12.6 6.48 23.43 26.1 24.8

24 0 0 4.37 1.46 18.63 18.6 18.6

Rata-rata 0 6.52 2.95 3.16 25.82 34.1 30

Untuk mengetahui pergerakan dari rata-rata nilai to gain output yang dapat

dimaksimalkan dan nilai to gain input yang harus diminimalisir, maka akan

digambarkan pada grafik berikut.

Page 119: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

105

Gambar 4.11 grafik nilai to gain bank yang spin off orientasi output

Setelah melihat tabel dan grafik diatas maka dapat diketahui, jika dilihat dari sisi

penyaluran dana. Hasil dari penggunaan sejumlah input untuk menghasilkan

penyaluran dana. Terlihat paling buruk ketika perbankan beroperasi pada triwulan

10, dimana tercatat pada nilai to gain sebesar 46.83%, yang artinya perbankan

harus memaksimalkan penyaluran dananya sebesar 46.83% supaya perbankan

dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan sejumlah input untuk menghasilkan

penyaluran dana paling baik. Terlihat ketika perbankan beroperasi pada triwulan 3,

dimana tercatat pada nilai to gain sebesar 4.06%. Artinya perbankan hanya harus

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Sko

r Ef

isie

nsi

Triwulan

Nilai To Gain Bank Spin off

DPK(-) Aset Tetap(-)Beban Tenaga Kerja(-) Peny Dana(+)Pend Operasional(+)

Page 120: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

106

memaksimalkan penyaluran dananya sebesar 4.06%, supaya perbankan dapat

beroperasi dengan efisien.

Dilihat dari sisi pendapatan operasional. Hasil dari penggunaan sejumlah

input untuk untuk menghasilkan pendapatan operasional. Terlihat paling buruk

ketika perbankan beroperasi pada triwulan 14 dimana tercatat pada nilai to gainnya

perbankan harus memaksimalkan pendapatan operasionalnya sebesar 64.8%

supaya perbankan dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan sejumlah input

untuk menghasilkan pendapatan operasional paling baik. Tercatat ketika

perbankan beroperasi pada triwulan 3, dimana tercatacat pada nilai to gain sebesar

4.07%. Artinya perbankan hanya harus memaksimalkan pendapatan

operasionalnya sebesar 4.07% supaya perbankan dapat beroperasi dengan efisien.

Setelah melihat nilai to gain dari masing-masing output dan input tiap

triwulan. Selanjutnya adalah melihat berapakan rata-rata dari masing-masing

output yang harus dimaksimalkan dan berapakah rata-rata input yang harus

diminimalisir pada kelompok perbankan yang terbentuk dari hasil spin off supaya

dapat beroperasi dengan efisien. Untuk itu maka akan dijelaskan pada diagram

berikut.

Page 121: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

107

Gambar 4.12 diagram nilai to gain bank yang spin off orientasi output

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa untuk mencapai efisiensi kelompok

perbankan yang terbentuk dari hasil spin off harus mamaksimalkan rata-rata

penyaluran dana sebesar 25.82%. dan pendapatan operasional sebesar 34.1% serta

harus meminimalisir rata-rata aset tetap sebesar 6.52% dan beban tenaga kerja

sebesar 2.95%, dimana dalam hal ini rata-rata DPK sudah efisien. Atau jika dibuat

rata-rata maka kelompok perbankan ini harus memaksimalkan output sebesar 30%

dan meminimalisir input sebesar 3.16% supaya dapat beroperasi dengan efisien.

(-)DPK; 0 (-)Aset tetap ;

6.52

(-)B.T.Kerja ; 2.95

(+)Peny Dana ; 25.82

(+)Pend Operasional ;

34.1

Rata-rata Nilai To Gain Bank yang Spin off

(-)DPK (-)Aset tetap (-)B.T.Kerja (+)Peny Dana (+)Pend Operasional

Page 122: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

108

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada penelitian ini, dapat

disimpulkan beberapa hasil yaitu:

1. Dari keseluruhan pengukuran efisiensi perbankan, dapat dirinci hasil

efisiensi rata-rata sebagai berikut :

Urutan Nama Bank Skor Efisiensi

1 Bank Mega Syariah 87.34%

2 BRI Syariah 80.16%

3 Bank Syariah Mandiri 76.23%

4 Bank Artha Graha Internasional 71.43%

5 Bank Mandiri 65.70%

6 Bank Permata 65.64%

Setelah melihat hasil efisiensi keseluruhan diatas, maka dapat diketahui

bahwa, Perbankan yang terbentuk dari hasil spin off memiliki efisiensi

keseluruhan yang lebih besar dari pada perbankan yang terbentuk dari

merger dan akusisi.

Faktor utama yang diduga mempengaruhi hasil efisiensi kedua kelompok

perbankan tersebut adalah penggunaan variabel yang digunakan dalam

Page 123: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

109

pengukuran efsiensi. Penggunaan variabel yang digunakan dalam

penelitian ini mengacu pada karakteristik bank islam dimana, penggunaan

variabel ini tidak memungkinkan perbankan bermain pada sektor surat

berharga, pasar uang antar bank serta kegiatan usaha yang tidak mengacu

pada sektor riil.

Pada bank konvensional alokasi biaya (input) tidak hanya difokuskan pada

sektor riil saja tetapi juga sektor non riil, Sedangkan bank syariah alokasi

biaya hanya difokuskan pada sektor riil saja. Hal ini tentu akan

berpengaruh terhadap besaran rasio output terhadap rasio input yang akan

membentuk hasil efisiensi. Sehingga dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa, suatu perbankan akan efisien, apabila dengan jumlah

input tertentu penyaluran dana, pendapatan operasional besar tetapi jumlah

NPL nya kecil.

2. Dari hasil analisis potential improvement, maka dapat diketahui inefisiensi

rata-rata sebagai berikut :

Pada kelompok perbankan yang merger dan akusisi, jika dilihat dari

dari orientasi input maka inefisiensi penggunaan DPK sebesar

32.42%, aset tetap sebesar 43.88% dan beban tenaga kerja sebesar

33.07%. jika dilihat dari orientasi output maka inefisiensi

penyaluran dana sebesar 50.29% dan pendapatan operasional

sebesar 53.7%.

Page 124: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

110

Pada kelompok perbankan yang terbentuk dari hasil spin off, jika

dilihat dari dari orientasi input maka inefisiensi penggunaan DPK

sebesar 18.73%, aset tetap sebesar 24.87% dan beban tenaga kerja

sebesar 20.93%. jika dilihat dari orientasi output maka inefisiensi

penyaluran dana sebesar 25.82% dan pendapatan operasional

sebesar 34.1%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran

yang dapat penulis berikan terhadap beberapa pihak terkait, diantaranya:

1. Bagi manajemen bank

a. Diharapkan dari hasil penelitian ini supaya manajeman perbankan

memperhatikan kinerjanya, agar dapat beroperasi dengan efisien. yaitu

agar dengan input tertentu perbankan dapat memaksimalkan penyaluran

dana dan pendapatan operasional serta meminimalisir jumlah NPL.

b. Berdasarkan gambaran dari perhitungan nilai To Gain berikut ini

adalah alternatif yang dapat dilakukan perbankan supaya dapat

beroperasi dengan efisien :

Menggunakan orientasi input, kelompok perbankan yang merger dan

akusisi harus mengurangi penggunaan rata-rata DPK sebesar

32.42%. aset tetap sebesar 43.88% dan beban tenaga kerja sebesar

Page 125: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

111

33.07% serta memaksimalkan penyaluran dana sebesar 0.8% dan

pendapatan operasional sebesar 4.9%. atau jika dibuat rata-rata maka

kelompok perbankan ini harus meminimalisir biaya input sebesar

36.5% dan memaksimalkan output sebesar 2.85% supaya dapat

beroperasi dengan efisien.

kelompok perbankan yang terbentuk dari hasil Spin Off harus

mengurangi penggunaan rata-rata DPK sebesar 18.73%. aset tetap

sebesar 24.87% dan beban tenaga kerja sebesar 20.93% serta

memaksimalkan pendapatan operasional sebesar 8.96%. pada

kelompok perbankan ini penyaluran dana tercatat sudah efisien. Atau

jika dibuat rata-rata maka kelompok perbankan ini harus

meminimalisir biaya input sebesar 21.51% dan memaksimalkan

output sebesar 4.48% supaya dapat beroperasi dengan efisien.

Menggunakan orientasi output, kelompok perbankan yang merger

dan akusisi harus mamaksimalkan rata-rata penyaluran dana sebesar

50.29%. dan pendapatan operasional sebesar 53.7% serta harus

meminimalisir rata-rata aset tetap sebesar 19% dan beban tenaga

kerja sebasar 0.94%, dimana dalam hal ini rata-rata DPK sudah

efisien. Atau jika dibuat rata-rata maka kelompok perbankan ini

harus memaksimalkan output sebesar 52% dan meminimalisir input

sebesar 6.65% supaya dapat beroperasi dengan efisien.

Page 126: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

112

kelompok perbankan yang terbentuk dari hasil Spin Off harus

mamaksimalkan rata-rata penyaluran dana sebesar 25.82%. dan

pendapatan operasional sebesar 34.1% serta harus meminimalisir

rata-rata aset tetap sebesar 6.52% dan beban tenaga kerja sebesar

2.95%, dimana dalam hal ini rata-rata DPK sudah efisien. Atau jika

dibuat rata-rata maka kelompok perbankan ini harus memaksimalkan

output sebesar 30% dan meminimalisir input sebesar 3.16% supaya

dapat beroperasi dengan efisien.

c. Selain hal tersebut seperti yang telah dilihat pada BAB IV salah satu

hal yang paling tidak efisien adalah penggunaan aset tetap. Dari kedua

kelompok perbankan, keduanya memiliki efisiensi yang rendah dari sisi

penggunaan aset tetap. Untuk itu diharapkan perbankan melakukan

pengukuran efisiensi pada tiap kantor cabang yang mereka miliki

supaya dapat diketahui masalah apa dan tidakan apa yang harus mereka

lakukan supaya perbankan dapat beroperasi dengan efisien.

Serta memilih alternatif antara orientasi input atau orientasi output

sesuai dengan tujuan dan pencapain yang ingin dilakukan oleh

perbankan yang bersangkutan. Contohnya seperti penetapan beban

tenaga kerja maksimum dan minimum. Misalnya ketika target output

telah tercapai seperti penyaluran dana dan pendapatan operasional

maka perbankan harus menaikan beban tenaga kerja ke level

maksimum berdasarkan perhitungan potential improvement.

Page 127: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

113

Namun apabila target output tidak tercapai maka beban tenaga kerja

harus diturunkan ke level minimum. Hal ini dilakukan karena tak hanya

untuk mengerjar efisiensi saja, namun perbankan juga harus

menghargai hak-hak pekerjanya.

2. Bagi masyarakat / nasabah bank

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan

menjadi rujukan bagi masayarakat apabila ingin menjadi nasabah di bank

tertentu dan apabila ingin mempercayakan uangnya untuk diinvestasikan di

bank tertentu.

3. Bagi penelitian-penelitian berikutnya

Bagi peneliti berikutnya apabila menggunakan metode DEA penulis

menyarankan supaya memperhatikan penggunaan variabel input-output

serta menambahkan akun beban operasional sebagai variabel input karena

beban operasional merupakan 2/3 dari total beban yang harus dikeluarkan

perbankan. Apabila ingin melakukan perbandingan pengukuran efisiensi

antara bank syariah dan bank konvensional, supaya memperhatikan

pertimbangan lain dalam melakukan pengukuran. Seperti penggunaan akun

yang berhubungan dengan pasar modal, serta akun yang memungkinkan

bank konvensional bermain dipasar non riil, karena hal tersebut termasuk

karakteristik bank konvensional.

Page 128: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

114

Sehingga akan terlihat seluruh kemampuan bank konvensional. Serta dapat

kita ketahui secara menyeluruh bagaimanakan kinerja efisiensi antara bank

konvensional dan bank syariah, dan dapat diketahui bagaimana kenyataan

yang terjadi.

Page 129: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

120

LAMPIRAN

Tabel Input-output laporan keuangan

Bank Artha Internasional

periode DPK asset tetap beban tenaga kerja peny dana pend operasional

maret 2006 trw 1 8,428,286 222,720 43,154 7,320,230 325,102

juni 2006 trw 2 8,399,929 222,709 83,968 7,013,098 649,129

september 2006 trw 3 8,143,190 218,015 133,066 7,066,510 971,249

desember 2006 trw 4 8,786,060 215,900 164,350 7,062,348 1,276,476

maret 2007 trw 5 8,797,721 224,994 52,281 6,865,037 280,571

juni 2007 trw 6 8,616,776 224,799 112,018 6,960,789 560,788

september 2007 trw 7 8,666,194 224,543 159,177 6,938,379 829,751

desember 2007 trw 8 9,161,544 225,263 200,655 7,601,928 1,087,854

maret 2008 trw 9 9,499,524 221,579 49,677 7,613,719 262,162

juni 2008 trw 10 9,267,373 217,494 107,149 8,236,631 547,258

september 2008 trw 11 9,895,453 218,843 157,578 8,706,313 852,119

desember 2008 trw 12 10,508,336 234,085 204,488 9,853,698 1,214,842

maret 2009 trw 13 11,873,237 225,056 57,039 9,966,931 417,923

juni 2009 triwulan 14 12,098,771 224,091 121,915 10,369,286 835,114

september 2009 triwulan 15 12,276,630 223,624 182,027 10,463,589 1,240,889

desember 2009 triwulan 16 13,100,312 229,221 212,612 11,016,610 1,628,587

maret 2010 triwulan 17 12,699,954 227,254 55,502 10,819,935 370,612

juni 2010 triwulan 18 13,314,904 241,133 116,487 11,130,414 733,099

september 2010 triwulan 19 12,969,133 239,793 175,105 11,449,231 1,094,951

desember 2010 triwulan 20 14,683,981 234,742 217,608 11,211,984 1,505,177

maret 2011 triwulan 21 14,346,777 230,683 53,493 11,068,442 376,598

juni 2011 triwulan 22 14,120,203 230,422 125,727 11,940,392 756,414

september 2011 triwulan 23 14,471,498 231,222 189,991 12,619,992 1,142,619

desember 2011 triwulan 24 16,304,475 231,055 241,903 13,421,148 1,545,676

Page 130: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

121

Bank Mandiri

periode DPK asset tetap beban tenaga kerja peny dana

pend operasional

maret 2002 triwulan 1 186,351,590 2,760,075 327,627 47,182,174 8,429,146

juni 2002 triwulan 2 182,839,797 2,789,655 700,479 49,667,461 16,673,522

september 2002 triwulan 3 183,679,153 2,961,514 1,121,411 55,701,155 24,449,733

desember 2002 triwulan 4 183,433,396 3,069,976 1,592,372 63,905,335 31,793,694

maret 2003 triwulan 5 186,302,099 3,364,244 382,736 67,030,545 7,013,663

juni 2003 triwulan 6 183,035,424 6,704,259 840,562 64,884,464 13,881,835

september 2003 truwulan 7 177,658,398 6,772,119 1,306,940 70,219,575 20,079,655

desember 2003 triwulan 8 177,252,730 7,166,623 1,960,368 73,442,941 25,210,866

maret 2004 triwulan 9 168,845,087 7,023,460 501,357 73,955,015 5,017,995

juni 2004 triwulan 10 167,193,422 7,114,989 1,070,926 77,545,123 9,602,112

september 2004 triwulan 11 162,971,933 7,151,664 1,536,280 81,338,713 13,845,772

desember 2004 triwulan 12 169,994,388 7,414,849 2,206,887 88,544,603 18,386,964

maret 2005 trw 13 164,935,213 7,449,282 540,819 92,847,594 4,522,809

juni 2005 trw 14 176,481,941 7,494,618 1,156,321 97,152,135 8,910,838

september 2005 trw 15 180,268,972 7,549,217 1,756,165 100,081,490 13,936,954

desember 2005 trw 16 199,037,097 7,732,414 2,914,602 100,325,751 19,683,023

maret 2006 trw 17 190,943,441 7,714,917 625,109 98,069,898 6,233,176

juni 2006 trw 18 189,495,690 7,506,289 1,296,190 100,082,959 12,713,854

september 2006 trw 19 186,800,146 7,503,986 1,932,909 100,852,650 18,969,110

desember 2006 trw 20 197,438,261 7,657,033 2,739,083 109,379,723 25,088,553

maret 2007 trw 21 189,369,059 7,695,174 722,115 105,609,365 6,397,175

juni 2007 trw 22 197,173,168 7,796,795 1,561,855 106,894,525 11,594,836

september 2007 trw 23 199,819,505 7,841,816 2,525,673 111,381,010 16,838,980

desember 2007 trw 24 235,802,393 8,012,809 3,711,714 126,826,445 22,333,111

Page 131: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

122

Bank Permata

periode DPK asset tetap beban tenaga kerja peny dana pend operasional

maret 2005 triwulan 1 23,266,477 1,060,791 163,531 16,080,106 740,832

juni 2005 triwulan 2 24,126,199 1,132,656 343,177 18,748,634 1,495,789

september 2005 triwulan 3 26,357,822 1,216,518 515,293 21,473,978 2,344,653

desember 2005 triwulan 4 28,301,829 1,274,992 683,195 22,217,345 3,366,656

maret 2006 triwulan 5 29,041,656 1,332,525 184,573 22,233,230 1,123,272

juni 2006 triwulan 6 29,804,121 1,354,224 365,324 22,043,255 2,274,638

september 2006 triwulan 7 28,810,347 1,771,537 547,991 22,091,339 3,420,750

desember 2006 triwulan 8 28,660,308 1,649,056 724,089 23,831,136 4,578,185

maret 2007 triwulan 9 27,242,125 1,632,023 730,963 23,819,315 1,058,200

juni 2007 triwulan 10 29,831,555 1,493,913 676,146 24,773,023 2,051,547

september 2007 triwulan 11 29,382,851 1,503,643 863,166 24,671,325 3,073,264

desember 2007 triwulan 12 30,092,194 1,550,242 965,104 26,454,502 4,083,176

maret 2008 trw 13 30.195.792 1,605,326 209.312 28,293,277 1.030.265

juni 2008 trw 14 33.322.239 1,641,220 444.222 31,250,171 2.100.360

september 2008 trw 15 37.311.836 1,653,795 689.874 33,743,013 3.332.413

desember 2008 trw 16 42.768.849 1,683,116 940.858 35,026,303 4.841.508

maret 2009 trw 17 42.595.738 1,679,352 278.412 35.260.697 1.602.806

juni 2009 trw 18 43.104.635 1,690,326 566.171 36.844.779 3.135.155

september 2009 trw 19 43.288.479 1,695,449 856.735 37.871.638 4.599.707

desember 2009 trw 20 45.720.638 1,681,412 1,155,230 41,470,324 6.069.599

maret 2010 trw 21 47.232.384 1.176.431 298.581 40.361.127 1.387.012

juni 2010 trw 22 50.031.182 1.184.786 612.754 43.939.695 2.839.354

september 2010 trw 23 54.979.156 1.194.836 905.755 46.408.865 4.348.439

desember 2010 trw 24 59,385,311 1,246,028 1,281,960 52,893,987 5,195,777

Page 132: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

123

Bank Syariah Mandiri

periode DPK asset tetap beban tenaga kerja peny dana pend operasional

maret 2002 triwulan 1 543,138 73,560 8,517 701,342 36,712

juni 2002 triwulan 2 687,678 76,076 18,141 916,448 78,600

september 2002 triwulan 3 775,193 80,770 27,989 1,026,607 127,300

desember 2002 triwulan 4 1,117,420 88,487 38,270 1,145,747 182,119

maret 2003 triwulan 5 1,348,297 93,585 11,873 1,236,616 61,487

juni 2003 triwulan 6 1,659,321 95,768 20,879 1,452,874 133,863

september 2003 triwulan 7 2,046,303 113,731 38,573 1,602,093 216,263

desember 2003 triwulan 8 2,332,195 119,953 55,913 1,987,307 275,292

maret 2004 triwulan 9 3,246,420 126,904 19,510 2,763,013 107,112

juni 2004 triwulan 10 4,373,331 147,282 40,691 3,762,776 226,909

september 2004 triwulan 11 5,054,085 156,792 64,640 4,876,134 391,424

desember 2004 triwulan 12 5,676,739 169,651 84,978 5,253,985 600,515

maret 2005 trw 13 6,057,763 181,596 32,806 6,100,188 207,545

juni 2005 trw 14 6,130,766 188,106 68,969 6,045,027 414,660

september 2005 trw 15 5,938,723 203,343 106,070 5,948,969 659,888

desember 2005 trw 16 7,067,757 218,177 151,565 5,866,876 986,398

maret 2006 trw 17 7,039,882 226,434 35,936 6,145,974 239,368

juni 2006 trw 18 7,397,275 228,459 76,937 6,873,466 497,017

september 2006 trw 19 7,569,592 235,229 117,469 7,092,501 796,083

desember 2006 trw 20 7,892,282 239,159 140,593 7,511,352 1,032,625

maret 2007 trw 21 8,788,944 245,040 40,955 7,692,005 327,205

juni 2007 trw 22 8,851,332 251,460 87,343 8,505,722 676,651

september 2007 trw 23 9,308,095 257,325 123,157 9,051,792 924,341

desember 2007 trw 24 11,105,978 262,933 207,798 10,361,619 1,407,193

Page 133: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

124

Bank Mega Syariah

periode DPK asset tetap beban tenaga kerja peny dana pend operasional

maret 2006 trw 1 697,027 20,179 4,042 845,077 30,854

juni 2006 trw 2 1,039,827 20,424 8,147 1,255,149 75,978

september 2006 trw 3 1,567,691 25,080 12,495 1,930,892 145,350

desember 2006 trw 4 2,156,103 27,102 16,431 2,610,629 256,271

maret 2007 trw 5 2,319,115 27,703 4,798 2,253,029 108,495

juni 2007 triwulan 6 2,059,756 42,250 10,700 2,038,985 205,926

september 2007 triwulan 7 2,108,488 46,419 17,446 1,977,880 297,005

desember 2007 triwulan 8 2,169,456 58,227 25,081 1,842,887 384,752

februari 2008 triwulan 9 1,917,311 61,479 5,595 1,655,444 52,652

juni 2008 triwulan 10 1,882,302 64,523 22,440 1,541,818 145,635

september 2008 triwulan 11 2,208,250 63,155 50,323 1,798,510 221,349

desember 2008 triwulan 12 2,626,471 68,888 88,912 2,093,972 331,257

maret 2009 triwulan 13 2,662,761 69,353 36,250 2,410,246 143,106

juni 2009 triwulan 14 3,171,804 93,579 78,543 2,706,932 311,217

september 2009 triwulan 15 3,573,217 100,176 127,633 2,937,593 496,929

desember 2009 triwulan 16 3,947,370 103,118 188,979 3,195,253 702,227

maret 2010 trw 17 3,629,026 104,293 65,840 4,601,908 233,006

juni 2010 trw 18 3,816,896 107,891 131,770 4,681,494 475,604

september 2010 trw 19 3,766,162 118,898 211,951 4,726,032 725,828

desember 2010 trw 20 4,040,981 123,910 293,340 4,460,327 971,497

maret 2011 trw 21 3,821,143 128,669 67,177 4,244,615 235,695

juni 2011 trw 22 3,848,390 129,392 140,502 4,333,296 467,375

september 2011 trw 23 4,180,325 130,266 220,650 4,738,207 707,686

desember 2011 trw 24 4,928,442 132,284 310,735 5,487,546 982,607

Page 134: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

125

Bank BRISyariah

periode DPK asset tetap beban tenaga kerja peny dana pend operasional

maret 2009 trw 1 595,622 57,438 15,010 1,020,797 60,652

may 2009 trw 2 620,885 55,981 25,960 1,098,035 89,567

juni 2009 trw 3 701,645 56,696 35,419 1,359,517 130,118

agustus 2009 trw 4 1,042,767 57,134 48,856 1,758,229 180,472

september 2009 trw 5 1,529,565 57,487 62,072 1,838,200 241,628

desember 2009 trw 6 2,151,086 110,723 90,176 2,636,647 284,942

maret 2010 trw 7 3,015,398 113,430 35,691 3,293,029 128,730

april 2010 trw 8 3,334,807 117,879 48,346 3,653,720 192,995

juni 2010 trw 9 3,674,356 130,896 78,678 4,273,156 307,061

agustus 2010 trw 10 4,573,508 145,254 116,306 4,926,197 455,565

september 2010 trw 11 4,861,164 146,371 136,042 4,996,423 498,096

desember 2010 trw 12 5,762,953 156,816 196,604 5,496,519 769,630

maret 2011 triwulan 13 5,553,071 173,560 63,555 5,774,679 219,863

juni 2011 triwulan 14 6,577,958 192,628 143,301 6,109,186 457,431

september 2011 triwulan 15 8,370,114 205,720 238,325 7,963,197 720,790

desember 2011 triwulan 16 9,906,411 218,670 312,778 9,128,752 1,050,924

maret 2012 triwulan 17 8,899,482 239,292 76,054 9,078,444 317,577

juni 2012 triwulan 18 9,383,923 242,661 168,146 9,691,558 639,307

september 2012 triwulan 19 10,153,407 257,848 254,463 10,180,432 978,136

desember 2012 triwulan 20 11,948,889 267,368 323,383 11,417,499 1,338,401

maret 2013 triwulan 21 13,064,181 281,261 100,616 11,991,722 379,496

juni 2013 triwulan 22 13,832,170 304,211 208,351 13,301,763 814,389

september 2013 triwulan 23 12,976,533 309,141 328,920 13,717,547 1,284,806

desember 2013 triwulan 24 14,349,700 355,727 431,326 13,959,999 1,740,238

Page 135: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

126

Hasil Efisiensi Keseluruhan

Triwulan Nama Bank

Mega Sy BRIS BSM Artha Inter Mandiri Permata

1 100 100 88.11 75 100 55.84

2 97.69 95.04 84.09 65.59 100 55.5

3 100 100 89.15 76.68 100 60.79

4 100 100 85.02 83.76 100 65.96

5 100 88.36 71.51 64.91 75.09 62.96

6 100 76.73 66.41 61.05 74.34 58.77

7 100 81.12 65.47 65 76.62 68.93

8 100 79.74 68.12 73.67 80.52 84.58

9 84.13 80.18 69.98 69.03 46.99 54.66

10 63.13 75.49 66.86 68.44 49.03 54.75

11 64.95 72.98 72.11 66.8 55.23 59.93

12 70.45 77.95 74.58 78.22 60.54 71.95

13 68.03 78.05 84.79 74.83 54.02 75.46

14 64.72 66.52 74.63 67.85 47.64 67.55

15 74.53 70.68 76.83 72.63 52.87 65.25

16 84.88 72.56 79.32 82.7 57.84 66.97

17 91.64 80.8 74.84 77.58 50.94 67.58

18 88.69 75.15 71.29 66.98 55.02 62.9

19 99.28 73.99 74.35 69.11 61.81 68.55

20 100 75.41 82.22 71.85 70.7 76.32

21 79.22 74.24 77.19 72.64 52.84 70.39

22 79.09 73.17 74.77 68.12 47.02 67.2

23 89.17 79.04 75.96 69.81 53.46 64.24

24 96.59 76.68 81.99 72.09 54.15 68.23

Rata-rata 87.34 80.16 76.23 71.43 65.7 65.64

Page 136: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

127

Tabel Nilai archive pada bank yang merger dan akusisi

DPK

Triwulan Artha Inter Mandiri Permata Rata

1 75 100 55.8 76.93333

2 65.6 100 55.5 73.7

3 76.7 100 60.8 79.16667

4 83.8 100 66 83.26667

5 64.9 75.1 63 67.66667

6 61 74.3 58.8 64.7

7 65 76.6 68.9 70.16667

8 73.7 80.5 84.6 79.6

9 69 47 54.7 56.9

10 68.4 49 54.8 57.4

11 66.8 55.2 59.9 60.63333

12 78.2 60.5 71.9 70.2

13 74.8 54 75.5 68.1

14 67.9 47.6 67.6 61.03333

15 72.6 52.9 65.3 63.6

16 82.7 57.8 67 69.16667

17 77.6 50.9 67.6 65.36667

18 67 55 62.9 61.63333

19 69.1 61.8 68.5 66.46667

20 71.8 70.7 76.3 72.93333

21 72.6 52.8 70.4 65.26667

22 68.1 47 67.2 60.76667

23 69.8 53.5 64.2 62.5

24 72.1 54.1 68.2 64.8

Rata-rata 71.425 65.6792 65.6417 67.58194

Page 137: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

128

Aset Tetap

Triwulan Artha Inter Mandiri Permata Rata

1 67.2 100 37 68.06667

2 55.2 100 52.4 69.2

3 76.7 100 43.4 73.36667

4 83.8 100 63.9 82.56667

5 64.9 58 35.4 52.76667

6 61 30.1 26.6 39.23333

7 65 35.5 40.5 47

8 73.7 49.9 47 56.86667

9 69 15.8 54.7 46.5

10 68.4 24.1 54.8 49.1

11 66.8 29.8 59.2 51.93333

12 78.2 37.8 61.6 59.2

13 74.8 19 46.7 46.83333

14 67.9 14.7 63.6 48.73333

15 72.6 24.8 44.2 47.2

16 82.7 38.4 67 62.7

17 77.6 16.6 48.8 47.66667

18 67 29.6 58.1 51.56667

19 69.1 38.4 60.5 56

20 71.8 49.2 76.3 65.76667

21 72.6 18.1 70.4 53.7

22 68.1 17.4 67.2 50.9

23 69.8 34.5 64.2 56.16667

24 72.1 51.2 68.2 63.83333

Rata-rata 70.666667 43.0375 54.6542 56.11944

Page 138: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

129

B.T.Kerja

Triwulan Artha Inter Mandiri Permata Rata

1 75 100 55 76.66667

2 65.6 100 55.5 73.7

3 76.7 100 60.8 79.16667

4 83.8 100 66 83.26667

5 64.9 75.1 63 67.66667

6 61 74.3 58.8 64.7

7 65 76.6 68.9 70.16667

8 73.7 80.5 84.6 79.6

9 69 47 54.7 56.9

10 68.4 49 54.8 57.4

11 66.8 55.2 59.9 60.63333

12 78.2 60.5 71.9 70.2

13 74.8 54 75.5 68.1

14 67.9 47.6 67.6 61.03333

15 72.6 52.9 65.3 63.6

16 82.7 57.8 67 69.16667

17 77.6 50.9 67.6 65.36667

18 67 55 62.9 61.63333

19 67.2 61.8 68.5 65.83333

20 71.8 70.7 76.3 72.93333

21 72.6 52.8 70.4 65.26667

22 68.1 47 67.2 60.76667

23 57.4 53.5 62.9 57.93333

24 60.2 54.1 48.8 54.36667

Rata-rata 70.333333 65.6792 64.7458 66.91944

Page 139: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

130

Peny Dana

Triwulan Artha Inter Mandiri Permata Rata

1 75 100 55.8 76.93333

2 65.6 100 55.5 73.7

3 76.7 100 60.8 79.16667

4 83.8 100 66 83.26667

5 64.9 75.1 63 67.66667

6 61 74.3 58.8 64.7

7 65 76.6 68.9 70.16667

8 73.7 54.4 84.6 70.9

9 69 47 54.7 56.9

10 68.4 49 54.8 57.4

11 66.8 55.2 59.9 60.63333

12 78.2 60.5 71.9 70.2

13 74.8 54 75.5 68.1

14 67.9 47.6 67.6 61.03333

15 72.6 52.9 65.3 63.6

16 82.7 57.8 67 69.16667

17 77.6 50.9 67.6 65.36667

18 67 55 62.9 61.63333

19 69.1 61.8 68.5 66.46667

20 71.8 64.5 76.3 70.86667

21 72.6 52.8 70.4 65.26667

22 68.1 47 67.2 60.76667

23 69.8 53.5 64.2 62.5

24 72.1 54.1 68.2 64.8

Rata-rata 71.425 64.3333 65.6417 67.13333

Page 140: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

131

Pend Opr

Triwulan Artha Inter Mandiri Permata Rata

1 75 100 55.8 76.93333

2 65.6 100 55.5 73.7

3 76.7 100 60.8 79.16667

4 83.8 100 66 83.26667

5 56.4 75.1 63 64.83333

6 61 74.3 58.8 64.7

7 65 76.6 68.9 70.16667

8 73.7 80.5 84.5 79.56667

9 51.2 47 30.9 43.03333

10 59.3 49 54.8 54.36667

11 66 55.2 59.9 60.36667

12 78.2 60.5 71.9 70.2

13 57 54 71.6 60.86667

14 66.6 47.6 67.6 60.6

15 72.6 52.9 65.3 63.6

16 82.7 57.8 67 69.16667

17 49.3 50.9 67.6 55.93333

18 58.6 55 62.9 58.83333

19 66.8 61.8 68.5 65.7

20 71.8 70.7 76.3 72.93333

21 46.7 52.8 47.7 49.06667

22 51 47 55.9 51.3

23 64.1 53.5 60.6 59.4

24 72.1 54.1 67.5 64.56667

Rata-rata 65.466667 65.6792 62.8875 64.67778

Page 141: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

132

Nilai archive pada bank yang spin off

DPK

Triwulan Mega Sy BRIS BSM Rata

1 100 100 88.1 96.03

2 97.7 95 84.1 92.27

3 100 100 89.2 96.4

4 100 100 85 95

5 100 88.4 71.5 86.63

6 100 76.7 66.4 81.03

7 100 81.1 65.5 82.2

8 100 79.7 68.1 82.6

9 84.1 80.2 70 78.1

10 63.1 75.5 66.9 68.5

11 65 73 72.1 70.03

12 70.4 77.9 74.6 74.3

13 68 78.1 84.8 76.97

14 64.7 66.5 74.6 68.6

15 74.5 70.7 76.8 74

16 84.9 72.6 79.3 78.93

17 91.6 80.8 74.8 82.4

18 88.7 76.1 71.3 78.7

19 99.3 74 74.3 82.53

20 100 75.4 82.2 85.87

21 79.2 74.2 77.2 76.87

22 79.1 73.2 74.8 75.7

23 89.2 79 76 81.4

24 96.6 76.7 82 85.1

Rata-rata 87.3375 80.2 76.23333 81.26

Page 142: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

133

Aset Tetap

Triwulan Mega Sy BRIS BSM Rata

1 100 100 40.5 80.17

2 97.7 90.8 43.8 77.43

3 100 100 49.7 83.23

4 100 100 46 82

5 100 88.4 37 75.13

6 100 76.7 30.9 69.2

7 100 81.1 40.4 73.83

8 100 79.7 57 78.9

9 41.5 80.2 51.8 57.83

10 42.7 75.5 66.7 61.63

11 65 73 72.1 70.03

12 70.4 77.9 65 71.1

13 68 78.1 76.9 74.33

14 64.7 66.5 74.6 68.6

15 74.5 70.7 68.2 71.13

16 84.9 72.6 79.3 78.93

17 91.6 80.8 59.5 77.3

18 88.7 76.1 71.3 78.7

19 99.3 74 63.9 79.07

20 100 75.4 82.2 85.87

21 79.2 74.2 62.9 72.1

22 79.1 73.2 73.8 75.37

23 89.2 79 60.4 76.2

24 96.6 76.7 82 85.1

Rata-rata 84.7125 80.025 60.6625 75.13

Page 143: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

134

B.T.Kerja

Triwulan Mega Sy BRIS BSM Rata

1 100 100 88.1 96.03

2 97.7 95 84.1 92.27

3 100 100 89.2 96.4

4 100 100 85 95

5 100 88.4 71.5 86.63

6 100 76.7 66.4 81.03

7 100 81.1 65.5 82.2

8 100 79.7 68.1 82.6

9 84.1 80.2 70 78.1

10 63.1 75.5 66.9 68.5

11 65 62.4 72.1 66.5

12 70.4 77.9 74.6 74.3

13 68 78.1 84.8 76.97

14 64.7 66.5 74.6 68.6

15 74.5 46.6 76.8 65.97

16 84.9 54.9 79.3 73.03

17 91.6 80.8 74.8 82.4

18 58.9 76.1 71.3 68.77

19 88.5 57.7 74.3 73.5

20 100 69.9 82.2 84.03

21 79.2 74.2 77.2 76.87

22 67 73.2 74.8 71.67

23 81.1 56.4 76 71.17

24 96.6 76.7 82 85.1

Rata-rata 84.804167 76.1666667 76.23333 79.07

Page 144: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

135

Peny Dana

Triwulan Mega Sy BRIS BSM Rata

1 100 100 71.3 90.43333

2 97.7 95 74.8 89.16667

3 100 100 89.2 96.4

4 100 100 85 95

5 100 88.4 71.5 86.63333

6 100 76.7 66.4 81.03333

7 100 81.1 65.5 82.2

8 100 79.7 68.1 82.6

9 84.1 80.2 70 78.1

10 63.1 75.5 66.9 68.5

11 65 73 72.1 70.03333

12 70.4 77.9 74.6 74.3

13 68 78.1 84.8 76.96667

14 64.7 66.5 74.6 68.6

15 74.3 70.7 76.8 73.93333

16 84.9 72.6 79.3 78.93333

17 91.6 80.8 74.8 82.4

18 88.7 76.1 71.3 78.7

19 99.3 74 74.3 82.53333

20 100 75.4 82.2 85.86667

21 79.2 74.2 77.2 76.86667

22 79.1 73.2 74.8 75.7

23 89.2 79 76 81.4

24 96.6 76.7 82 85.1

Rata-rata 87.329167 80.2 75.14583 80.89167

Page 145: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

136

Pend Opr

Triwulan Mega Sy BRIS BSM Rata

1 100 100 71.3 90.43333

2 87.1 92 74.8 84.63333

3 100 100 89.2 96.4

4 100 100 85 95

5 100 88.4 71.5 86.63333

6 100 76.7 66.4 81.03333

7 100 48.8 65.5 71.43333

8 100 56.7 68.1 74.93333

9 59.4 64.2 70 64.53333

10 63.1 69.4 66.9 66.46667

11 65 72.5 72.1 69.86667

12 70.4 77.9 74.6 74.3

13 51.5 41.7 76.9 56.7

14 64.7 50.1 71.4 62.06667

15 74.3 64.1 76.8 71.73333

16 84.9 72.6 79.3 78.93333

17 47.6 46.8 74.8 56.4

18 88.7 50.9 71.3 70.3

19 99.3 71.2 74.3 81.6

20 100 75.4 82.2 85.86667

21 55 36.9 77.2 56.36667

22 79.1 45.4 74.8 66.43333

23 89.2 74.3 76 79.83333

24 96.6 76.7 82 85.1

Rata-rata 82.329167 68.8625 74.68333 75.29167

Page 146: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

137

Tabel nilai to gain pada bank yang merger dan akusisi orientasi input

Triwulan DPK Aset Tetap Beban Tenaga

Kerja rata-rata

input Peny Dana

Pend Operasional

rata-rata output

1 23.07 31.93 23.07 26 0 0 0

2 26.3 30.8 26.3 27.8 0 0 0

3 20.83 26.63 20.83 22.8 0 0 0

4 16.73 17.43 16.73 17 0 0 0

5 32.33 47.23 32.33 37.3 0 5.03 2.52

6 35.3 60.77 35.3 43.8 0 0 0

7 29.83 53 29.83 37.6 0 0 0

8 20.4 43.13 20.4 28 16.03 0 8.02

9 43.1 53.5 43.1 46.6 0 11.67 5.84

10 42.6 50.9 42.6 45.4 0 5.1 2.55

11 39.37 48.07 39.37 42.3 0 0.43 0.22

12 29.8 40.8 29.8 33.5 0 0 0

13 31.9 53.17 31.9 39 0 12.17 6.09

14 38.97 51.27 38.97 43.1 0 0.63 0.32

15 36.4 52.8 36.4 41.9 0 0 0

16 30.83 37.3 30.83 33 0 0 0

17 34.63 52.33 34.63 40.5 0 19.1 9.55

18 38.37 48.43 38.37 41.7 0 4.76 2.38

19 33.53 44 34.17 37.2 0 1.16 0.58

20 27.07 34.23 27.07 29.5 3.2 0 1.6

21 34.73 46.3 34.73 38.6 0 34.4 17.2

22 39.23 49.1 39.23 42.5 0 17.87 8.94

23 37.5 43.83 42.07 41.1 0 5.03 2.52

24 35.2 36.17 45.63 39 0 0.36 0.18

Rata-rata 32.42 43.88 33.07 36.5 0.8 4.9 2.85

Page 147: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

138

Tabel nilai to gain pada bank yang spin off orientasi input

Triwulan DPK Aset

Tetap Beban Tenaga

Kerja rata-rata

input Peny Dana

Pend Operasional

rata-rata output

1 3.96 19.83 3.9 9.23 0 0 0

2 7.73 22.57 7.73 12.68 0 1.1 0.55

3 3.6 16.77 3.6 7.99 0 0 0

4 4.66 18 5 9.22 0 0 0

5 13.37 24.87 13.2 17.15 0 0 0

6 18.97 30.8 18.97 22.91 0 0 0

7 17.8 26.17 17.8 20.59 0 0 0

8 17.4 21.1 17.4 18.63 0 13.53 6.77

9 21.9 42.17 21.9 28.66 0 22.13 11.1

10 31.5 38.37 31.5 33.79 0 2.9 1.45

11 29.97 29.97 33.5 31.15 0 0.23 0.12

12 25.7 28.9 25.7 26.77 0 0 0

13 23.03 25.67 23.03 23.91 0 32.53 16.3

14 31.4 31.4 31.4 31.4 0 12.5 6.25

15 26 28.87 34.03 29.63 0 3.4 1.7

16 21.07 21.07 26.97 23.04 0 0 0

17 17.6 22.7 17.6 19.3 0 55.1 27.6

18 21.3 21.3 31.23 24.61 0 16.53 8.27

19 17.47 20.93 26.5 21.63 0 1.3 0.65

20 14.13 14.13 15.97 14.74 0 0 0

21 23.13 27.9 23.13 24.72 0 31.43 15.7

22 24.3 24.63 28.33 25.75 0 20.37 10.2

23 18.6 23.8 28.83 23.74 0 2.13 1.07

24 14.9 14.9 14.9 14.9 0 0 0

Rata-rata 18.73 24.87 20.93 21.51 0 8.96 4.48

Page 148: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

139

Tabel nilai to gain pada bank yang merger dan akusisi orientasi output

Triwulan DPK Aset

Tetap Beban Tenaga

Kerja rata-rata

input Peny Dana

Pend Operasional

rata-rata output

1 0 14.7 0 4.9 37.47 37.5 37.5

2 0 7.17 0 2.39 44.23 44.2 44.2

3 0 9.57 0 3.19 31.63 31.6 31.6

4 0 1.03 0 0.34 23.67 23.7 23.7

5 0 22.2 0 7.4 48.7 56.4 52.6

6 0 38.1 0 12.7 56.13 56.1 56.1

7 0 31.6 0 10.5 43.3 43.3 43.3

8 0 27.5 0 9.17 45.97 26 36

9 0 22.1 0 7.37 60.3 72.5 66.4

10 0 17 0 5.67 59.9 67.4 63.7

11 0 15.8 0 5.27 65.9 66.5 66.2

12 0 17.3 0 5.77 44.13 44.1 44.1

13 0 34.3 0 11.4 50.4 66.7 58.6

14 0 25 0 8.33 49.27 50.2 49.7

15 0 28.4 0 9.47 60 60 60

16 0 11.2 0 3.73 47.7 47.7 47.7

17 0 31.7 0 10.6 57.73 65 61.4

18 0 17.9 0 5.97 63.33 70.4 66.9

19 0 16.5 0.93 5.81 50.8 52.5 51.7

20 0 10.1 0 3.37 41.77 37.2 39.5

21 0 21.9 0 7.3 56.33 66.8 61.6

22 0 21 0 7 49.53 75.9 62.7

23 0 11.9 6.63 6.18 62 69.5 65.8

24 0 1.8 15 5.6 56.67 57.2 56.9

Rata-rata 0 19 0.94 6.65 50.29 53.7 52

Page 149: EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN INDONESIA PADA BANK YANG MERGER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25074/1/Anggit... · terbentuk dari hasil Merger ± Akusisi dan Spin

140

Tabel nilai to gain pada bank yang spin off orientasi output

Triwulan DPK Aset Tetap Beban Tenaga

Kerja rata-rata

input Peny Dana

Pend Operasional

rata-rata output

1 0 0 0 0 13.43 13.4 13.4

2 0 1.9 0 0.63 13.77 19.1 16.4

3 0 14.8 0 4.93 4.06 4.07 4.07

4 0 15.3 0 5.1 5.86 5.87 5.87

5 0 16.1 0 5.37 17.67 17.7 17.7

6 0 17.8 0 5.93 26.97 27 27

7 0 12.8 0 4.27 25.33 34.6 30

8 0 5.43 0 1.81 24.07 41 32.5

9 0 25.6 0 8.53 28.83 55.6 42.2

10 0 10.9 0 3.63 46.83 50.7 48.8

11 0 0 4.83 1.61 43.23 43.6 43.4

12 0 4.3 0 1.43 34.77 34.8 34.8

13 0 3.1 0 1.03 31 60.7 45.9

14 0 0 0 0 46.27 64.8 55.5

15 0 3.77 11.3 5.02 35.3 40.1 37.7

16 0 0 8.13 2.71 27.23 27.2 27.2

17 0 6.83 0 2.28 22.17 46.4 34.3

18 0 0 11.2 3.73 28.1 49.8 39

19 0 4.67 10.9 5.19 23.47 25.2 24.3

20 0 0 2.4 0.8 18.07 18.1 18.1

21 0 6.17 0 2.06 28.8 56.8 42.8

22 0 0.43 5.1 1.84 32.27 38.2 35.2

23 0 6.83 12.6 6.48 23.43 26.1 24.8

24 0 0 4.37 1.46 18.63 18.6 18.6

Rata-rata 0 6.52 2.95 3.16 25.82 34.1 30