pengertian merger

35
PENGERTIAN MERGER Merger adalah suatu keputusan untuk mengkombinasikan/menggabungkan dua atau lebih perusahaan menjadi satu perusahaan baru. Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640). Dalam konteks bisnis, merger adalah suatu transaksi yang menggabungkan beberapa unit ekonomi menjadi satu unit ekonomi yang baru. Proses merger umumnya memakan waktu yang cukup lama, karena masing-masing pihak perlu melakukan negosiasi, baik terhadap aspek-aspek permodalan maupun aspek manajemen, sumber daya manusia serta aspek hukum dari perusahaan yang baru tersebut. Oleh karena itu, penggabungan usaha tersebut dilakukan secara drastis yang dikenal dengan akuisisi atau pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Merger, konsolidasi, akuisisi adalah hal yang sangat umum dilakukan agar perusahaan dapat memenangkan persaingan, serta terus tumbuh dan berkembang. Joseph F. Sinkey (1983), menjelaskan motivasi yang mendorong bank untuk melakukan merger, antara lain: 1. Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat, 2. Guna meningkatkan pangsa pasar, 3. Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial yang lebih baik, 4. Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki masing- masing Bank. Selain itu masih terdapat beberapa faktor yang mendorong motivasi untuk merger, seperti: upaya diversifikasi, menurunkan biaya dana, dan menaikkan harga saham secara emosi (bootstrapping of earning per share) karena adanya pengumuman akan merger bagi Bank publik. Merger merupakan salah satu pilihan terbaik untuk memperkuat fondasi bisnis, jika merger tersebut dapat memberikan sinergi. Sutan Remy Syahdeini dalam makalah berjudul “Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank” memberikan definisi merger atau penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua Bank

Upload: delta-neutron

Post on 01-Jan-2016

143 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

merger

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Merger

PENGERTIAN MERGER             Merger adalah suatu keputusan untuk mengkombinasikan/menggabungkan dua atau lebih perusahaan menjadi satu perusahaan baru.       Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).       Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).

            Dalam konteks bisnis, merger adalah suatu transaksi yang menggabungkan beberapa unit ekonomi menjadi satu unit ekonomi yang baru.

            Proses merger umumnya memakan waktu yang cukup lama, karena masing-masing pihak perlu melakukan negosiasi, baik terhadap aspek-aspek permodalan maupun aspek manajemen, sumber daya manusia serta aspek hukum dari perusahaan yang baru tersebut.

            Oleh karena itu, penggabungan usaha tersebut dilakukan secara drastis yang dikenal dengan akuisisi atau pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lain.        Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).       Merger, konsolidasi, akuisisi adalah hal yang sangat umum dilakukan agar perusahaan dapat memenangkan persaingan, serta terus tumbuh dan berkembang.       Joseph F. Sinkey (1983), menjelaskan motivasi yang mendorong bank untuk melakukan merger, antara lain:1. Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat,2. Guna meningkatkan pangsa pasar,3. Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial yang lebih         baik,4. Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki masing-masing         Bank. Selain itu masih terdapat beberapa faktor yang mendorong motivasi untuk             merger, seperti: upaya diversifikasi, menurunkan biaya dana, dan menaikkan harga     saham secara emosi (bootstrapping of earning per share) karena adanya pengumuman         akan merger bagi Bank publik.       Merger merupakan salah satu pilihan terbaik untuk memperkuat fondasi bisnis, jika merger tersebut dapat memberikan sinergi. Sutan Remy Syahdeini dalam makalah berjudul “Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank” memberikan definisi merger atau penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua Bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu Bank dan melikuidasi Bank-bank lainnya.B. Jenis-jenis Merger dan Akusisi       Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain dengan beberapa cara, yaitu :a. Merger

Page 2: Pengertian Merger

   Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan           para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit           50% shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan        menghilang (dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.b.Konsolidasi       Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham          kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.c. Tender offer       Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa        persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan hostile         takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap      penawaran. Banyak tender offer yang kemudian berubah menjadi merger karena       bidding firm berhasil mengambil alih kontrol target firm.d. Acquisistion of assets       Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang     saham target firm.Pembagian akuisisi tersebut berbeda menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe 2002.    Menurut mereka hanya ada tiga cara untuk melakukan akuisisi, yaitu :a. Merger atau konsolidasi        Merger adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding firm tetap berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh semua aset dan kewajiban milik target firm. Setelah merger target firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding firm. Konsolidasi sama dengan merger kecuali terbentuknya perusahaan baru. Kedua perusahaan sama-sama menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan menjadi bagian dari perusahaan baru itu, dan antara perusahaan yang di-merger atau yang me-merger tidak dibedakan.b. Acquisition of stock        Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of stock dapat dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lain, dan pada beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada pemilik perusahaan yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender offer. Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham target firm, diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan lain.

c. Acquisition of assets        Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya. Pada jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat halangan dari pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of stock.

   Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau akuisisi dapat dibedakan: :a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang         industri yang sama bergabung.b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau    customernya.c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi

Page 3: Pengertian Merger

tidak           dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya           adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis     melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko.

C.Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi            Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger      maupun akuisisi, yaitu :            a. Pertumbuhan atau diversifikasi                        Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar           saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi.            Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan    ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan            pesaing atau mengurangi persaingan.            b. Sinergi                        Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi    (economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead      meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan        ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger       berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat             dihilangkan.            c. Meningkatkan dana                        Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi          internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.           Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas   tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan       kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.            d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi                        Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya    efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat       mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan          teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.            e. Pertimbangan pajak                        Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan           atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak    dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk     memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan       menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan             sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya             dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi         kesejahteraan pemilik.            f. Meningkatkan likuiditas pemilik                        Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang         lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas

Page 4: Pengertian Merger

dan saham           lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang            lebih kecil.            g. Melindungi diri dari pengambilalihan                        Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang       tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai     pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan       menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat.

D. Prasyarat melakukan merger            Hazel J.Johnson (1995) menyatakan, prasyarat yang harus dianalisis terlebih

dahulu dari kedua Bank yang akan melakukan merger adalah:1. Kondisi keuangan masing-masing Bank, merger sesama bank sehat atau karena collapse2. Kecukupan modal3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger4. Apakah merger dapat memberi manfaat bagi pengguna jasa Bank tersebut       Johnson lebih lanjut menyatakan setiap lembaga yang akan melakukan merger, pada umumnya mempunyai beberapa isu penting yang relevan untuk dianalisis sebelum merger dilakukan, antara lain: Kapan waktu yang tepat untuk melakukan merger?

Bagaimana mengidentifikasi kecocokan pasangan (partner) untuk merger?

Bagaimana mengkomunikasikan dengan baik atas rencana merger ini kepada seluruh pihak yang berkepentingan agar niat merger mempunyai dampak yang positif di pasar?

Bagaimana melakukan cara, yang akan dilakukan untuk konsolidasi diantara Bank yang merger?

E. Evaluasi keberhasilan dan kegagalan merger       Membuat proyeksi keberhasilan merger penting dilaksanakan, sebelum merger dilakukan secara legal. Tahapan diawali dengan due diligence (uji tuntas) atas perusahaan yang akan dikonsolidasikan. Penilaian dilakukan atas sinergi yang akan diperoleh, dilihat dari sinergi operasional dan sinergi finansial. Sinergi operasional, umumnya dengan membandingkan sumber daya masing-masing perusahaan, antara lain: Visi Misi dan tujuan perusahaan, perencanaan strategik, Sumber Daya Manusia, jaringan, pangsa pasar, Informasi Teknologi yang digunakan, dan budaya kerja masing-masing perusahaan.       Evaluasi finansial, didasarkan atas: analisis laporan keuangan perusahaan, berupa neraca dan laba rugi, baik yang berupa on atau off balance sheet, serta fee based income. Metoda yang digunakan bermacam-macam, salah satunya menitik beratkan pada cash flow, sebagai berikut:1. Analisis proyeksi arus kas dengan menggunakan diskon faktor sesuai biaya dana       perusahaan (Discounted cash flow approach)2. Analisis yang didasakan atas ratio harga saham dengan pendapatan (Price Earning    Ratio) dibandingkan dengan nilai P/E dari perusahaan sejenis3. Penilaian atas dasar nilai buku,yang beberapa pos dari neraca disesuaikan dengan      perkiraan risiko yang mungkin ada sehingga mengurangi nilai buku.       Banyak perusahaan atau Bank yang mengalami kegagalan saat dilakukan merger, disebabkan, antara lain:

Page 5: Pengertian Merger

1. Harga yang ditetapkan saat dilakukan merger terlalu tinggi akibat analisis sebelumnya           tidak akurat2. Sumber pembiayaan merger berasal dari pinjaman berbiaya tinggi3. Asumsi yang salah dengan mengharapkan booming market, yang ternyata terjadi       sebaliknya4. Tergesa-gesa, sebelum dilakukan uji tuntas dengan baik5. Perbedaan kedua perusahaan terlalu besar6. Budaya kerja tak dapat disatukan7. Krisis manajerial karena ingin mempertahankan semua manajemen yang ada di kedua           perusahaan

F. Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi         Kelebihan Merger

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain.

         Kekurangan MergerDibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.

         Kelebihan AkuisisiKeuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.

b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.

c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat.d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi.

         Kekurangan AkuisisiKerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.

b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.

c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.

Page 6: Pengertian Merger

Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih untuk membentuk sebuah perusahaan tunggal. Merger sangat mirip dengan akuisisi atau pengambilalihan, kecuali dalam hal pemegang saham dan kepentingan bersama di perusahaan baru.             Seluruh proses merger biasanya dirahasiakan dari masyarakat umum, dan karyawan pada perusahaan yang terlibat. Karena sebagian besar upaya merger tidak berhasil, dan kebanyakan dirahasiakan, sulit untuk memperkirakan berapa banyak potensi merger terjadi pada tahun tertentu.            Merger mungkin dicari karena beberapa alasan, beberapa di antaranya bermanfaat bagi para pemegang saham, beberapa di antaranya tidak. Salah satu penggunaan merger, misalnya, adalah untuk menggabungkan perusahaan yang sangat menguntungkan dengan perusahaan yang bangkrut untuk menggunakan untuk mengimbangi keuntungan,dan untuk sementara bertujuan memperluas perusahaan secara keseluruhan.            Peningkatan pangsa pasar merupakan salah satu tujuan merger, terutama antara perusahaan besar. Dengan bergabung dengan pesaing utama, perusahaan dapat mendominasi pasar dimana perusahaan tersebetu bersaing. Bentuk penggabungan ini dapat menyebabkan masalah ketika dua perusahaan mendominasi bergabung, karena dapat memicu litigasi mengenai hukum monopoli            Tipe lain dari merger yang populer yaitu menyatukan dua perusahaan yang membuat berbeda, namun saling melengkapi, produk.G. Kesimpulan

1. Merger hanya akan dilakukan jika nilai dari perusahaan hasil merger lebih besar dibanding dengan jumlah nilai masing-masing perusahaan

            V merger > V a + V b            V merger = nilai (value) perusahaan hasil merger            V a = nilai perusahaan a sebelum merger            V b = nilai perusahaan b sebelum merger

2. Walaupun hasil analisis menunjukkan bahwa hasil merger akan lebih baik, namun tetap memerlukan waktu penyesuaian, terutama untuk menyatukan budaya kerja dari kedua perusahaan

Page 7: Pengertian Merger

http://annezaelzfirdaus.blogspot.com/2013/04/makalah-merger.html

A.  Latar Belakang Masalah

            Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin ketat. Kondisi

demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau

dapat lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar

perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya.

            Sebagaimana sebuah organisme, perusahaan akan mengalami berbagai kondisi yaitu pertumbuhan dan

berkembangnya secara dinamis, berada pada kondisi statis dan mengalami proses kemunduran atau

pengkerutan. Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini perusahaan bisa melakukan ekspansi bisnis dengan

memilih salah satu diantara dua jalur alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan, dan pertumbuhan dari

luar perusahaan.

            Pertumbuhan internal adalah ekspansi yang dilakukan dengan membangun bisnis atau unit bisnis baru

dari awal. Jalur ini memerlukan berbagai tahap mulai dari riset pasar, desain produk, perekrutan tenaga ahli, tes

pasar, pengadaan dan pembangunan fasilitas produksi/operasi sebelum perusahaan menjual produknya ke

pasar. Sebaliknya pertumbuhan eksternal dilakukan dengan membeli perusahaan yang sudah ada. Merger dan

akuisisi adalah strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan jalur cepat untuk mengakses pasar baru produk

baru tanpa harus membangun dari awal. Terdapat penghematan waktu yang sangat signifikan antara

pertumbuhan internal dan eksternal melalui merger dan akuisisi. Dari waktu ke waktu perusahaan lebih

menyukai pertumbuhan eksternal melalui merger dan akuisis dibanding pertumbuhan internal.

            Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada pertimbangan

hukum, perpajakan, atau alasan lainnya. Di Indonesia didorong oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi

merger dan akuisisi semakin banyak dilakukan. Bentuk-bentuk penggabungan usaha antara lain melalui merger

dan akuisis. Di Indonesia praktek akuisisi umumnya dilakukan oleh satu grup (internal acquition) khusus pada

perusahaan yang go publik. Merger dan akuisis ini telah berkembang menjadi tren beberapa perusahaan.

            Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi adlaah untuk memperoleh sinergi, strategic

opportunities, meningkatkan efektifitas dan mengeksploitasi mis-pricing di pasar modal. Pada umumnya tujuan

dilakukannya merger dan akuisis adalah mendapatkan sinergi dan nilai tambah. Keputusan untuk merger dan

akuisisi bukan sekedar menjadikan dua ditambah dua menjadi empat tetapi merger dan akuisis harus

menjadikan dua ditambah dua menjadi lima dan seterusnya.

            Akuisisi adalah suatu bentuk penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi

(acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusayaan yang diakuisisi (acquiree) dengan

memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham.

            Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan

yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar.

Page 8: Pengertian Merger

            Seperti halnya kasus yang terjadi pada perusahaan Federal Mogul dan perusahaan Fel Pro.  Dimana

perusahaan Federal Mogul mengakuisisi perusahaan Fel Pro. Walaupun kedua perusahaan ini sama-sama

merupakan pabrik komponen mobil, kedua perusahaan tersebut sangat berbeda dalam budaya perusahaan.

Federal Mogul dengan 13.000 karyawan memiliki sejumlah pekerja anggota serikat pekerja yang diwakili dalam

United Auto Workers (Serikat Pekerja Otomotif) dan United Steel Workers (Serikat Pekerja Baja). Namun

demikian, Fel Pro dengan 2.700 karyawannya, tidak memiliki satu pun pekerja anggota serikat. Perbedaan

dalam budaya perusahaan dan hubungan antar karyawan menyebabkan masing-masing perusahaan secara

signifikan juga memiliki program tunjangan karyawan yang berbeda.

            Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan akuisisi biasanya akan tampak pada

kinerja perusahaan dan penampilan finansial perubahan yang praktis membesar dan meningkat pada laporan

konsolidasi pasca akuisisi kondisi dan posisi keuangan perusahaan mengalami perubahan dan hal ini tercermin

dalam laporan keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Seperti diuraikan di atas perusahaan

melakukan akuisisi perusahaan didasari pada motiasi mencapai sinergi. Dimana manfaat ekstra atau sinergi ini

tidak bisa diperoleh seandainya perusahaan-perusahaan tersebut bekerja secara terpisah, dan untuk ekspansi

bisnis dimana nantinya diharapkan akan mampu menaikkan nilai perusahaan terutama bagi perusahaan yang

listed di Bursa Saham.

B.     Rumusan Masalah

            Permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.      Mengapa mengevaluasi program tunjangan menjadi bagian krusial beberapa perencanaan untuk merger dan

akuisisi?

2.      Apa yang dapat dilakukan untuk melebur rencana tunjangan yang berbeda dalam cara-cara yang

menyeimbangkan biaya pengusaha dan pertimbangan moral karyawan?

Page 9: Pengertian Merger

BAB  II

LANDASAN TEORI

A.     Definisi Merger

            Merger,  akuisisi adalah hal yang sangat umum dilakukan agar perusahaan dapat memenangkan

persaingan, serta terus tumbuh dan berkembang.

Merger merupakan salah satu pilihan terbaik untuk memperkuat fondasi bisnis, jika merger tersebut dapat

memberikan sinergi. Definisi lain bahwa merger atau penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua

perusahaan atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu perusahaan dan melikuidasi

Perusahaan-perusahaan lainnya.

Peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku  di  Indonesia memberikan  pengertian atau  definisi

merger  dengan  rumusan  kalimat  yang  hamper  seragam.  Undang-Undang

Nomor  40  Tahun  2007 Tentang  Perseroan  Terbatas  (UUPT)  menggunakan  istilah

“Penggabungan”  sebagai  pengganti terminologi  “Merger”.  UUPT  memberikan

pengertian  penggabungan  adalah  perbuatan  hukum  yang dilakukan  oleh  dua  Perseroan

atau  lebih  untuk  meleburkan  diri  dengan  cara  mendirikan  satu  Perseroan baru  yang karena hukum

memperoleh  aktiva dan pasiva dari Perseroan  yang menggabungkan diri beralih Karena hukum kepada

Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang

menggabungkan diri berakhir karena hukum.

Pengertian penggabungan tersebut kemudian secara khusus dalam disebutkan dalam

Peraturan Pemerintah  Nomor  27  Tahun  1998  tanggal  24  Pebruari  1998  mengenai

Penggabungan,  Peleburan,  dan Pengambilalihan  Perseroan  Terbatas,  yang  bunyi lengkapnya dikutip

sebagai berikut:

“Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh  satu perseroan atau  lebih

untuk menggabungkan  diri  dengan  perseroan  lain  yang  telah  ada  dan  selanjutnya perseroan yang

menggabungkan diri menjadi bubar.”

Page 10: Pengertian Merger

B.     Dasar Hukum Merger

            Setiap  tindakan  yang  dilakukan  di  Negara  hukum  haruslah  mempunyai  dasar

hukumnya.  Apalagi tindakan  hukum  berupa  merger  perusahaan  yang  begitu  penting

kedudukannya  dalam  bidang  hukum perusahaan  tersebut.  Secara  yuridis,  yang merupakan dasar hukum

bagi tindakan merger tersebut adalah sebagai berikut:

1.  Dasar Hukum Utama (UUPT dan PP);

2.  Dasar Hukum Kontraktual;

3.  Dasar Hukum Status Perusahaan (Pasar Modal, PMA, BUMN);

4.  Dasar Hukum Konsekuensi Merger;

5.  Dasar Hukum Pembidangan Usaha.

Yang menjadi dasar hukum utama bagi suatu merger perusahaan adalah UUPT dan

Peraturan pelaksanaannya.  UUPT  tersebut  mengatur  tentang  merger,  akuisisi  dan konsolidasi

mulai  dari  Pasal  26, 62,  122,  123,  126,  127,  128,  129,  132,  133  dan  152.

Sebagaimana  diketahui  bahwa  UUPT menggunakan  istilah  “Penggabungan”  untuk merger,

“Pengambilalihan” untuk akuisisi, dan “Peleburan” untuk konsolidasi. Disamping UUPT, pada tanggal 24 Februari

1998 telah pula diterbitkan PP No. 27 Tahun 1998  yang  mengejawantahkan  ketentuan-

ketentuan    di  dalam  Undang-Undang

Nomor.  1  Tahun  1995 tentang  Perseroan  Terbatas  (UUPT  lama)  Tentang  Pereseroan (UUPT lama).

Syarat-syarat merger, akuisisi dari perusahaan menurut PP no. 27, tersebut terdapat dalam Pasal 4

yang berbunyi:

(1)    penggabungan, peleburan dan pengambilalihan hanya dapat dilakukan degan memperhatikan:

a.  kepentingan  perseroan,  pemegang  saham  minoritas,  dan  karyawan perseroan yang bersangkutan;

b.  kepentingan masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha;

(2)  Penggabungan,  peleburan  dan  pengambilalihan  tidak  mengurangi  hak

pemegang  saham  minoritas untuk  menjual  sahamnya  dengan  harga  saham yang wajar;  

(3)    Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan rapat umum pemegang saham mengenai

penggabungan, peleburan dan pengambilalihan hanya dapat menggunakan haknya agar  saham yang dimiliknya

dibeli dengan harga yang wajar sesuai dengan ketentuan Pasal 62 UUPT.

(4)    Pelaksanaan  hak  sebagaimana  dimaksud  dalam  ayat  (3)  tidak menghentikan proses pelaksanaan

penggabungan, peleburan dan pengambilalihan.

Selanjutnya dalam Pasal 6 dinyatakan:

(1)    Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan hanya dapat dilakukan dengan persetujuan rapat umum

pemegang saham;

(2)  Penggabungan  peleburan  dan  pengambilalihan  dilakukan  berdasarkan

keputusan  rapat  umum pemegang  saham  yang  dihadiri  oleh  ¾  bagian  dari

jumlah  seluruh  saham  dengan  hal  suara yang  sah  dan  disetujui  oleh  paling sedikit ¾ bagian dari jumlah

suara tersebut;

(3)    Bagi Perseroan Terbuka, dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud dalam

ayat  (2)  tidak  tercapai maka  syarat  kehadiran  dan  pengambil  keputusan  ditetapkan  sesuai  dengan  peratu

ran  perundang-undangan  di  bidang  pasar modal.

Sedangkan  Menurut  Pasal  26  UUPT  perubahan  anggaran  dasar  yang  dilakukan dalam rangka

Penggabungan atau Pengambilalihan berlaku sejak:

1.  persetujuan Menteri

2.  kemudian yang ditetapkan dalam persetujuan Menteri, atau

3.  pemberitahuan  perubahan  anggaran  dasar  diterima  Menteri,  atau  tanggal

kemudian  yang  ditetapkan dalam  akta  Penggabungan  atau  akta Pengambilalihan menurut UUPT, Direksi

Perseroan yang berencana untuk menggabungkan diri dan

meneriman  Penggabungan  harus  menyusun  rancangan penggabungan  sesuai  dengan Pasal 123 ayat (2)

UUPT yang memuat sekurang-kurangnya:  

a.  nama  dan  tempat  kedudukan  dari  setiap  Perseroan  yang  akan  melakukan penggabungan;

Page 11: Pengertian Merger

b.  alasan  serta  penjelasan  Direksi  Perseroan  yang  akan  melakukan Penggabungan dan persyaratan

penggabungan;

c.  tata  cara  penilaian  dan  konversi  saham Perseroan  yang menggabungkan  diri terhadap sahan Perseroan yang

menerima Penggabungan;

d.  rancangan  perubahan  anggaran  dasar  Perseroan  yang  menerima penggabungan apabila;

e.  laporan keuangan ssebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf (a) yang meliputi 3 (tiga) tahun

buku terakhir dari setiap Perseroan yang akan melakukan Penggabungan

f.    rencana kelanjutan atau pengakhiran kegiatan usaha dari Perseroan yang akan melakukan Penggabungan;

g.  neraca  proforma  Perseroan  yang  menerima  Penggabungan  sesuai  dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia; 

h.   cara  penyelesaian  status,  hak  dan  kewajiban  anggota  Direksi,  Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan

yang akan melakukan Penggabungan diri; 

i.  cara  penyelesaian  hak  dan  kewajiban  Perseroan  yang  akan menggabungkan diri terhadap pihak ketiga; 

j.   cara  penyelesaian  hak  pemegang  saham  yang  tidak  setuju  terhadap Penggabungan Perseroan; 

k.   nama  anggota  Direksi  dan  Dewan  Komisaris  serta  gaji,  honorarium  dan

tunjangan  bagi  anggota Direksi  dan  Dewan  Komisaris  Perseroan  yang menerima Penggabungan; 

l.   perkiraan jangka waktu pelaksanaan Penggabungan; 

m.  laporan mengenai keadaan, perkembangan, dan hasil yang dicapai dari setiap Perseroan yang akan melakukan

Penggabungan; 

n.  kegiatan  utama  setiap  Perseroan  yang  melakukan  Penggabungan  dan perubahan yang terjadi selama tahun

buku yang sedang berjalan; dan 

o.   rincian masalah  yang  timbul  selama  tahun  buku  yang  sedang  berjalan  yang mempengaruhi kegiatan

Perseroan yang akan melakukan Penggabungan. 

C.     Motivasi Merger

            Motivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan merger, antara lain:

Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat,

Guna meningkatkan pangsa pasar,

Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial yang lebih baik,

Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki masing-masing Perusahaan.

Selain itu masih terdapat beberapa faktor yang mendorong motivasi untuk merger, seperti: upaya

diversifikasi, menurunkan biaya dana, dan menaikkan harga saham secara emosi (bootstrapping of

earning per share) karena adanya pengumuman akan merger bagi perusahaan.

D.    Syarat Merger

Hazel J.Johnson (1995) menyatakan, prasyarat yang harus dianalisis terlebih dahulu dari kedua

Perusahaan yang akan melakukan merger adalah:

1.   Kondisi keuangan masing-masing Perusahaan, merger sesama perusahaan sehat atau karena collapse

2.   Kecukupan modal

3.   Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger

4.   Apakah merger dapat memberi manfaat bagi pengguna jasa Perusahaan tersebut

Johnson lebih lanjut menyatakan setiap lembaga yang akan melakukan merger, pada umumnya mempunyai

beberapa isu penting yang relevan untuk dianalisis sebelum merger dilakukan, antara lain:

1.      Kapan waktu yang tepat untuk melakukan merger?

2.      Bagaimana mengidentifikasi kecocokan pasangan (partner) untuk merger?

3.      Bagaimana mengkomunikasikan dengan baik atas rencana merger ini kepada seluruh pihak yang

berkepentingan agar niat merger mempunyai dampak yang positif di pasar?

4.      Bagaimana melakukan cara, yang akan dilakukan untuk konsolidasi diantara Perusahaan yang merger?

Page 12: Pengertian Merger

E.     Dasar Pemikiran Dibalik Merger

1.      Pertimbangan Pajak

Pertimbangan pajak telah mendorong pula terjadinya sejumlah merger. Sebagai contoh, perusahaan

yang menguntungkan dan berada di rentang pajak tertinggi dapat mengakuisisi sebuah perusahaan yang

memiliki akumulasi kerugian pajak dalam jumlah besar. Kerugian secara pajak ini selanjutnya dapat langsung

diubah menjadi penghematan pajak daripada dibawa ke tahun berikutnya dan digunakan di maa mendatang.

Jika perusahaan mengalami kekurangan peluang investasi internal jika dibandingkan dengan arus kas bebas

yang tersedia, maka perusahaan dapat (membayarkan dividen tambahan, (2) berinvestasi pada sekuritas, (3)

membeli kembali sahamnya, atau (4) membeli perusahaan lain.

2.      Pembelian Aktiva di Bawah Biaya Penggantinya

Terkadang perusahaan akan dipandang sebagai kandidat akuisisi karena biaya penggantian aktivanya

jauh lebih tinggi daripada nilai pasarnya. Sebagai contoh, di awal tahun 1980-an, perusahaan minyak dapat

membeli cadangan dengan harga lebih murah melalui pembelian perusahaan minyak lainnya daripada

melakukan pengeboran eksplorasi.

3.      Diversifikasi

Para manajer sering kali menyebutkan diversifikasi sebagai salah satu alasan dari merger. Mereka

berpendapat bahwa diversifikasi akan membantu menstabilisasi keuntungan perusahaan dan akibatnya

memberikan keuntungan bagi para pemiliknya. Stabilisasi keuntungan sudah pasti merupakan hal yang

menguntungkan bagi para karyawan, pemasok dan pelanggan, namun dari sudut pandang pemegang saham,

stabilisasi merupakan nilai yang kurang pasti.

4.      Insentif Pribadi Manajer

Ekonom keuangan suka berpendapat bahwa keputusan bisnis hanya didasarkan atas pertimbangan

ekonomi saja, khususnya dalam hal memaksimalkan nilai sebuah perusahaan. Namun, banyak keputusan bisnis

sebetulnya lebih didasarkan pada motivasi pribadi manajer daripada pada analisis ekonomi.

Petimbangan pribadi akan dapat menghalangi sekaligus juga dapat memotivasi merger. Setelah

sebagian besar pengambilalihan, sebagian manajer dari perusahaan yang diakusisi kehilangan pekerjaan

mereka, atau paling tidak otonomi yang mereka miliki. Karenanya, para manajer yang memiliki kurang dari 51%

saham perusahaan mereka mencoba mencarai cara yang akan memperkecil peluang erjadinya pengambilalihan.

Merger defensif seperti itu sangat sukar untuk dipertahankan berdasarkan alasan ekonomi.

5.      Nilai Residu

Perusahaan dapat dinilai dari nilai bukunya, nilai ekonominya, maupun nilai penggantinya. Baru-baru

ini, para spesialis pengambilalihan perusahaan telah mulai mengakui nilain residu sebagai salah satu basis lain

untuk melakukan valuasi.

F.      Jenis Merger

Terdapat empat jenis merger:

1.      Merger horisontal, terjadi ketika sebuah perusahaan bergabung dengan perusahaan lain di dalam lini bisnis yang

sama.

2.      Merger vertikal, berupa akuisisi sebuah perusahaan dengan salah satu pemasok atau pelanggannya.

3.      Merger kongenerik akan melibatkan perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan tetapi bukan merupakan

produsen dari sebuah produk yang sama atau perusahaan yang memiliki hubungan pemasok-produsen.

4.      Merger konglomerat, terjadi ketika perusahaan-perusahaan yang tidak saling berhubungan bergabung.

Page 13: Pengertian Merger

BAB  III

PEMBAHASAN

A.  Evaluasi Program Tunjangan dalam Merger dan Akuisisi

            Aktivitas Merger dan Akuisisi semakin meningkat seiring dengan intensitasnya perkembangan ekonomi

yang makin mengglobal. Dalam konteks keilmuan Akuisis bisa didekati dari dua perspektif yaitu dari disiplin

keuangan perusahaan (corporate finance) dan dari manajemen strategi (strategic management) dari kedua sisis

keuangan perusahaan, akuisisi adalah salah satu bentuk keputusan investasi jangka panjang (penganggaran

modal/capital budgeting) yang harus diinvestigasi dan dianalisis dari aspek kelayakan bisnisnya. Sementara itu

dari perspektif manajemen strategi merger dan akuisis adalah salah satu alternatif strategi pertumbuhan melalui

jalur eksternal untuk mencapai tujuan perusahaan. Dilihat dari kedua perspektif ini, maka tujuan akuisisi tidak lain

adalah keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai

perusahaan atau memaksimalkan kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham. Namun jika strategi

ini tidak mampu mewujudkan tujuan normatif tersebut, berarti merger dan akuisisi akan menjadi counter

productive. Dengan kata lain merger dan akuisisi bukan berdampak positif pada peningkatan kemakmuran

pemilik perusahaan atau peningkatan nilai perusahaan, tetapi yang terjadi justru membawa perusahaan ke tepi

kehancuran. Dengan demikian tujuan normatif ini dikorbankan justru oleh keputusan merger dan akuisisi itu

sendiri. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat masih tingginya angka kegagalan merger dan akuisisi sehingga

diperlukan rencana dan langkah-langkah yang strategis dan matang agar terhindar dari kegagalan.

            Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan merger dan akuisisi

yaitu motif ekonomi dan motif non ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu

untuk meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Termasuk motif

ekonomi adalah motif untuk mencapai sinergi dan motif untuk mencapai posisi strategi. Motif strategi

dimaksudkan untuk membangun keunggulan kompetitif jangka panjang perusahaan yang pada akhirnya

bermuara kepada peningkatan nilai perusahaan atau peningkatan kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain

motif non ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi

didasarkan pada keinginan subjektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan. Hanya alasan

yang bersifat ekonomis dan rasional yang bisa diterima sehingga aktivitas merger dan akuisisi bisa

dipertanggungjawabkan.

            Seperti kasus yang terjadi pada perusahaan Federal Mogul yang mengakuisisi Fel Pro.

Kesenjangan/perbedaan yang terjadi di dalam perusahaan, yaitu mengenai dalam pemberian tunjangan maupun

dalam bidang jumlah karyawannya. Hal ini tentunya menjadi problem dalam melakukan kegiatan akuisisi

maupun merger. Untuk mengatasi kondisi tersebut, kedua perusahaan (Federal Mogul dan Fel Pro) harus

mengambil kesepakatan untuk memilih salah satu budaya dari perusahaan tersebut. Misalnya tetap

menggunakan budaya dari perusahaan Fel Pro maupun budaya perusahaan Federal Mogul. Dalam satu sisi

pemilihan budaya dari salah satu perusahaan ini tentunya akan menjadikan ketidakpuasan pada karyawan di

perusahaan lain. Misalnya dalam merger budaya yang akan digunakan adalah budaya dari Federal Mogul,

tentunya karyawan Fel Pro tidak akan menerima begitu saja, karena selama ini mereka memperoleh

keistimewaan dari perusahaan (Fel Pro) yaitu dengan menerima berbagai tunjangan. Namun apabila dalam

merger ini menggunakan budaya dari perusahaan Federal Mogul, maka karyawan Fel Pro lambat laun akan

kehilangan fasilitas yang selalu diterimanya (tunjangan-tunjangan dari perusahaan).

            Oleh karena itu, sebelum melakukan merger dan akuisisi kedua perusahaan ini, harus berkoordinasi

dengan perwakilan karyawan dari masing-masing perusahaan tentang langkah atau kebijakan yang akan diambil

perusahaan nantinya setelah merger dan akuisisi.

Page 14: Pengertian Merger

B.    Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melebur rencana tunjangan dalam kegiatan Merger dan Akuisisi

Dengan melakukan sinergi, perusahaan yang melakukan merger berharap bisa meningkatkan

pendapatannya dan menghemat berbagai biaya secara bersamaan. Secara lebih rinci, keuntungan merger itu

bisa berasal dari beberapa hal.

Yang pertama adalah pengurangan tenaga kerja. Bukan hal yang aneh jika merger diikuti oleh

pengurangan karyawan. Misalnya, jika perusahaan melakukan merger, akan ada pengurangan karyawan di

bagian keuangan, pemasaran, dan bagian-bagian lainnya. Belum lagi, pengurangan tenaga kerja itu kadang-

kadang merembet sampai bos-bos yang bergaji besar.

Kedua, dari pencapaian tingkat skala ekonomi (economies of scale). Contohnya, semakin besar suatu

perusahaan, ia akan memiliki daya beli yang makin besar pula. Akibatnya, ketika membeli bahan baku atau

perlengkapan, misalnya, jumlah pembeliannya jauh lebih besar. Ujungnya, ia memiliki peluang yang lebih besar

untuk memperoleh harga pembelian yang murah dari pemasok.

Ketiga, dari penguasaan teknologi baru. Merger juga mencakup sinergi penguasaan teknologi dari

perusahaan-perusahaan yang melakukan merger. Karenanya, proses ini juga mempercepat penguasaan

teknologi perusahaan. Terutama, jika teknologi salah satu perusahaan yang melakukan merger jauh lebih

canggih dibandingkan dengan perusahaan yang lainnya.

Keempat, sinergi juga bisa meningkatkan jangkauan pasar perusahaan. Dengan bergabung dengan

perusahaan lain, suatu perusahaan bisa memperoleh pasar baru secara lebih cepat dibandingkan jika

mengembangkan sendiri. Ujungnya, pendapatan dan laba perusahaan juga akan meningkat. Harap dicatat pula,

merger juga meningkatkan jangkauan pemasaran dan distribusi perusahaan.

Kelima, dari peluang memperoleh pembiayaan yang lebih besar. Perusahaan yang besar biasanya

lebih mudah memperoleh pinjaman jika dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Selain itu, nilai pinjamannya

juga menjadi jauh lebih besar. Dengan dana yang lebih besar ini, ia juga memiliki "bahan bakar" yang lebih

banyak untuk ekspansi. Sehingga hal ini menjadikan perusahaan bisa tumbuh lebih cepat.

Tapi, sinergi ini tidak mudah dilakukan. Sinergi ini juga tak langsung tercapai ketiga dua perusahaan

melakukan merger. Bahkan, kadang-kadang merger juga justru membawa dampak buruk. Jadi, satu ditambah

satu ternyata malah kurang dari dua.

Berdasarkan struktur bisnisnya, jenis merger bisa sangat banyak. Sebut saja, merger horizontal, merger

vertikal, konglomerasi, dan masih banyak lagi. Merger horizontal adalah merger yang melibatkan dua

perusahaan yang sebelumnya saling berkompetisi langsung. Tak hanya menjual jenis produk yang sama,

mereka juga beroperasi di pasar yang sama. Adapun merger vertikal dilakukan oleh dua perusahaan yang

sebelumnya telah memiliki hubungan produsen dan konsumen. Misalnya, sebelumnya yang satu menjadi

pemasok bagi perusahaan lainnya. Merger antara produsen ban dan produsen motor adalah contohnya. Ada

pula merger perluasan pasar (market-extension merger). Ini terjadi ketika merger itu melibatkan dua perusahaan

yang selama ini memproduksi produk yang sama tapi beroperasi di pasar yang berbeda. Selanjutnya, ada

merger untuk perluasan produk (produk-extension merger).

Perbedaan antara merger dan akuisisi sejatinya sangat tipis. Bahkan, di zaman sekarang ini, bisa jadi

keduanya hanya berbeda nama saja. Merger dan akuisisi ingin mencapai tujuan yang sama, yakni sinergi.

Melalui sinergi, perusahaan-perusahaan berharap bisa meningkatkan nilai, mengembangkan pasar, menghemat

biaya, dan seterusnya. Ujung-ujungnya mereka berharap bisa meningkatkan laba.

Sesuai dengan namanya, dalam merger ini, salah satu perusahaan membeli perusahaan lainnya.

Perusahaan sering memiliki pola merger ini karena mereka bisa memperoleh manfaat pajak. Pihak yang menjadi

pembeli dalam proses merger itu bisa membukukan harga pembelian pada harga pasar. Nah, selisih antara

harga pasar ini dengan nilai bukunya bisa disusutkan (depresiasi) setiap tahun. Ujungnya, akumulasi biaya

penyusutan seperti ini tentu akan mengurangi beban pajak. Selain itu, ada pula yang disebut sebagai merger

konsolidasi. Ini terjadi ketika dua perusahaan dibeli dan digabungkan ke dalam satu perusahaan yang baru.

Setelah mencermati semua penjelasan itu, kita dapat melihat bahwa perbedaan merger dan akuisisi

sangat tipis. Bahkan, di zaman sekarang, merger dan akuisisi hanya berbeda namanya saja. Seperti halnya

merger, akuisisi perusahaan juga bertujuan mencari tingkat skala ekonomi, efisiensi, dan memperluas pasar.

Tapi, tidak seperti merger, dalam akuisisi selalu ada satu perusahaan yang membeli perusahaan lainnya. Proses

akuisisi sendiri bisa berlangsung secara damai, tapi juga terjadi secara paksa (hostile).

Page 15: Pengertian Merger

Di dalam akuisisi, perusahaan juga bisa membeli perusahaan lainnya dengan uang tunai, saham, atau

kombinasi keduanya. Kemungkinan lainnya, salah satu perusahaan membeli seluruh aset perusahaan lain.

Akibatnya, perusahaan sasaran pembelian itu akan menjadi kosong tanpa aset dan kemudian tutup atau

berganti bisnis.

Pola lain akuisisi adalah reverse merger. Ini terjadi ketika satu perusahaan tertutup ingin mencatatkan

sahamnya di bursa saham secara cepat dengan membeli perusahaan lain yang telah tercatat di bursa. Transaksi

ini sering juga disebut sebagai back door listing.

Setelah transaksi ini, perusahaan tertutup itu menjadi perusahaan publik, dan sahamnya

diperdagangkan di bursa. Kesimpulannya, pola merger atau akuisisi bisa berbeda-beda. Tapi, umumnya mereka

memiliki tujuan yang serupa.Mereka ingin menciptakan sinergi. Mereka ingin mewujudkan keyakinan mereka

bahwa penggabungan dua perusahaan jauh lebih bernilai dibandingkan jika mereka beroperasi sendiri-sendiri.

Sebagai pemegang saham perusahaan, investor saham harus lebih peduli terhadap aksi merger atau

akuisisi yang dilakukan emiten saham. Maklum, langkah merger atau akuisisi bisa sangat mempengaruhi

keuntungan investor di masa mendatang. Misalnya, jika biaya akuisisi itu terlalu mahal, peluang keuntungan

dividen investor akan berkurang. Setali tiga uang, harga saham perusahaan itu juga bisa melemah.

Baik merger maupun akuisisi sendiri sering melibatkan pembelian satu perusahaan atas perusahaan

lain. Dalam kasus ini, tentu saja investor yang menjadi pemegang saham harus mengukur apakah pembelian itu

akan menguntungkan bagi dirinya. Untuk itu, investor juga harus mengukur apakah harga pembelian itu cukup

wajar jika dibandingkan dengan prospek perusahaan yang dibeli. Masalahnya, pihak penjual dan pembeli dalam

merger dan akuisisi bisanya memiliki pendapat yang berbeda tentang nilai perusahaan. Penjual tentu akan

cenderung memasang harga yang setinggi mungkin, sementara pembeli berusaha memperoleh harga semurah

mungkin.

Ada banyak cara untuk mengukur apakah suatu pembelian perusahaan layak atau tidak. Salah satunya

adalah dengan membandingkan dengan harga perusahaan sejenis di dalam industri. Untuk itu, perusahaan yang

akan menjadi pembeli biasanya menerapkan beberapa metode untuk mengukur nilai perusahaan yang menjadi

targetnya.

Salah satunya, mereka biasa menggunakan perbandingan rasio. Salah satu rasio yang dipakai adalah

rasio harga saham terhadap laba per saham atau price-earning ratio (P/E). Dengan rasio ini, biasanya,

perusahaan menawarkan harga pembelian yang bisa mencapai beberapa kali lipat laba per sahamnya. Untuk

memperoleh harga yang wajar, calon pembeli itu bisa membandingkan dengan P/E perusahaan lain yang

sejenis.

Investor juga bisa menggunakan rasio P/E itu untuk mengukur apakah akuisisi yang dilakukan oleh

suatu perusahaan terlalu mahal, wajar, atau terlalu murah. Jika terlalu mahal, akuisisi itu kemungkinan besar

merugikan investor.

Seorang pemilik perusahaan tidak akan menjual perusahaannya jika ia tidak memperoleh keuntungan

lebih dibandingkan jika ia tidak menjual perusahaannya. Karenanya, meski menggunakan berbagai rumus untuk

menilai harga wajar perusahaan, perusahaan yang akan melakukan akuisisi cenderung membeli perusahaan lain

dengan harga premium. Salah satu alasannya: pembelian itu akan menciptakan sinergi.

Misalnya, secara sederhana, nilai perusahaan adalah total nilai aset dan biaya karyawan. Nah,

perusahaan yang akan melakukan akuisisi tinggal menawarkan harga pembelian yang setara dengan total nilai

aset-aset itu. Sebab, jika perusahaan tidak mau menerima tawaran itu, ia dengan gampang bisa membuat

perusahaan sendiri dengan modal harga yang ditawarkannya.

Sebenarnya, bukan hal yang aneh jika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan lain dengan harga

di atas harga pasar (premium). Maklum, perusahaan itu biasanya melihat potensi perusahaan targetnya di masa

mendatang. Selain itu, ia juga memasukkan faktor manfaat sinergi di antara dua perusahaan itu ke dalam harga

pembeliannya.

Namun, tetap saja, investor tak boleh tutup mata dengan harga akuisisi yang disepakati oleh kedua

perusahaan. Memang tidak gampang bagi investor untuk mengukur apakah suatu harga akuisisi cukup wajar.

Pada akhirnya, manajemen perusahaan-lah yang harus membuktikan bahwa harga yang mereka bayarkan

cukup layak. Tapi, investor bisa mempergunakan beberapa kriteria dan hal-hal sederhana untuk mengukur

apakah suatu akuisisi plus merger akan berhasil. Kedua, perusahaan yang membayar akuisisi menggunakan

Page 16: Pengertian Merger

dana kas biasanya akan lebih berhati-hati dalam menghitung harga akuisisi. Sebaliknya, perusahaan yang

membayar dengan saham cenderung kurang berhati-hati.

Page 17: Pengertian Merger

BAB  IV

PENUTUP

A.     Simpulan

            Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai berikut:

Terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan merger dan akuisisi yaitu motif

ekonomi dan motif non ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu untuk

meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Termasuk motif ekonomi

adalah motif untuk mencapai sinergi dan motif untuk mencapai posisi strategi. Motif strategi dimaksudkan untuk

membangun keunggulan kompetitif jangka panjang perusahaan yang pada akhirnya bermuara kepada

peningkatan nilai perusahaan atau peningkatan kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain motif non ekonomi

adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan

subjektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan. Hanya alasan yang bersifat ekonomis dan

rasional yang bisa diterima sehingga aktivitas merger dan akuisisi bisa dipertanggungjawabkan

Dalam melakukan merger dan akuisisi banyak kendala yang harus diatasi oleh perusahaan, yaitu

modal, tenaga kerja, maupun budaya perusahaan. Untuk menyatukan kedua perusahaan dengan budaya yang

berbeda, tentunya sangat sulit dan ini harus dipilih salah satu budaya mana yang sekiranya cocok untuk tetap

dipergunakan dalam melaksanakan merger dan akuisisi. Sebelum melakukan merger dan akuisisi kedua

perusahaan ini, harus berkoordinasi dengan perwakilan karyawan dari masing-masing perusahaan tentang

langkah atau kebijakan yang akan diambil perusahaan nantinya setelah merger dan akuisisi. Karena budaya

perusahaan merupakan hal yang sangat sulit untuk dirubah, sehingga dalam melakukan perubahan ini perlu

diakukan secara bertahap.

Page 18: Pengertian Merger

Keuntungan-keuntungan yang diperoleh perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi :

1. Pengurangan tenaga kerja

2. Dari pencapaian tingkat skala ekonomi

3. Dari penguasaan teknologi baru

4. Sinergi juga bisa meningkatkan jangkauan pasar perusahaan

5. Dari peuang memperoleh pembiayaan yang lebih besar

B.     Saran

1.      Sebelum melakukan merger dan akuisisi, kedua perusahaan harus memperhatikan budaya yang ada di

perusahaan masing-masing. Karena dengan budaya yang berbeda akan menimbulkan permasalahan baru bagi

perusahaan

2.      Selain itu merger dan akuisisi hendaknya dilakukan pada perusahaan yang memiliki bidang yang sama, karena

dengan bidang usaha yang sama tersebut kegiatan merger dan akuisisi kemungkinan dapat berjalan seperti

yang diharapkan kedua perusahaan

http://metrix-edu.blogspot.com/2012/04/merger-dan-akuisisi.html

Pengertian Merger dan Akuisisi, Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).

Jenis-jenis Merger dan AkusisiMenurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain dengan beberapa cara, yaitu :a. MergerPada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit 50% shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan menghilang (dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.b. KonsolidasiSetelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.c. Tender offerTerjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena

Page 19: Pengertian Merger

merupakan hostile takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap penawaran. Banyak tender offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil mengambil alih kontrol target firm.d. Acquisistion of assetsSebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang saham target firm. (p.835).Pembagian akuisisi tersebut berbeda menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe 2002. Menurut mereka hanya ada tiga cara untuk melakukan akuisisi, yaitu :a. Merger atau konsolidasiMerger adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding firm tetap berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh semua aset dan kewajiban milik target firm. Setelah merger target firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding firm. Konsolidasi sama dengan merger kecuali terbentuknya perusahaan baru. Kedua perusahaan sama-sama menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan menjadi bagian dari perusahaan baru itu, dan antara perusahaan yang di-merger atau yang me-merger tidak dibedakan.b. Acquisition of stockAkuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of stock dapat dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lain, dan pada beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada pemilik perusahaan yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender offer. Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham target firm, diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan lain.c. Acquisition of assetsPerusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya. Pada jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat halangan dari pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of stock (p.817-818).

Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau akuisisi dapat dibedakan :a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sama bergabung.b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau customernya.c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003, p.717).

Alasan-alasan Melakukan Merger dan AkuisisiAda beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun akuisisi, yaitu :

Page 20: Pengertian Merger

a. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.b. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.c. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.e. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi.Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.f. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.g. Melindungi diri dari pengambilalihan

Page 21: Pengertian Merger

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-716).

Kelebihan dan Kekurangan Merger dan AkuisisiKelebihan MergerPengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

Kekurangan MergerDibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)

Kelebihan dan Kekurangan AkuisisiKelebihan AkuisisiKeuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).

Kekurangan AkuisisiKerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/merger-dan-akuisisi-pengertian-jenis.html

Page 22: Pengertian Merger

Sejarah dan budaya perusahaan Sony Ericsson

 

 

 

 

SEJARAH PERUSAHAAN SONY ERICSSON

 Sony (saat itu nama perusahaannya menggunakan bahasa Jepang “Tokyo Tsushin Kogyo”) merupakan perusahaan terbesar di Jepang dan juga di dunia yang diperdagangkan dalam bursa saham Tokyo (6758) dan bursa saham  New York (SNE melalui ADR). Kata Sony diserap dari bahasa latin “Sonus” yang berarti akar dari sonik dan bunyi, dan serapan dari bahasa Inggris “Sonny” yang diartikan sebagai anak kecil yang memiliki arti adanya sekelompok anak muda yang berusaha keras menciptakan inovasi yang tidak terbatas. Sony didirikan pada Mei 1946 sebagai perusahaan elektronik yang saat itu baru memiliki 20 karyawan dengan hasil produksi pertama ialah alat penanak nasi (1940). Sekitar tahun 1958 Tokyo Tsushin Kogyo resmi mengganti nama perusahaan menjadi Sony Corporation.

Semakin berjalannya waktu, semakin berkembang dan besar pula perusahaan yang didalangi oleh Akio Morita ini. Sony Corporation  mempunyai penjualan sebesar US$63 milyar dan 189.700 karyawan. Tahun 1988Sony Corporation membeli Colombia (CBS) Records Group dari CBS dan merubah nama perusahaannya menjadi Sony Music Entertainment. Lalu mengakuisisi perusahaan Aiwa tahun 2002. Sony juga mempunyai saluran-saluran TV di India bahkan komunitas India di Eropa.

Perkembangan perusahaan Sony Music Entertainment pada tahun 2004 berhasil melakukan merger dengan BMG menjadi Sony BMG Music yang disetujui oleh Uni Eropa dan juga bersama RIAA Universal menguasai 60% pasar musik dunia. Kemudian pada tahun yang sama, Sony membeli perusahaan Metro Goldwyn-Mayer seharga US$5 milyar dan masih menyisihkan hutang sebesar US$2 milyar.

Page 23: Pengertian Merger

Dalam produksi film, Sony Pictures Entertainment bekerja sama dengan Colombia Pictures, TriStar pictures, Mandalay Entertainment, Phoenix Pictures, Sony Pictures Classics, Sony Pictures Entertainment, Colombia-TriStar Home Video, Truimph Films, Metro-Goldwyn Mayer, United Artist, Screen Gems. [1] Dalam bidang musik, Sony BMG Music Entertainment dengan Colombia Records, Epic Records, Legacy Recordings, Sony Classical, Sony Nashville, dan Sony Wonder. Dalam bisnis Handphone bersama dengan Ericsson menciptakan hasil karya baru Sony Erricsson. Dalam bidang Video menghasilkan produk PlayStation dan juga Tape Recorder dan juga Hardware komputer.

Perusahaan Sony juga meluas di Indonesia, PT. Sony Indonesia didirikan tahun 1995 berpusat di gedung Sentra Mulia Jakarta Selatan. Awalnya Sony memiliki dua pabrik di Cibitung yaitu PT. Sony Electronics Indonesia dan PT. Sony Manufacturing Indonesia, namun telah ditutup.

Sedangkan dengan perusahaan Ericsson yang didirikan oleh Larn Magnus Ericsson (1876) merupakan perusahaan besar di Swedia yang berpusat di Kista. Awalnya Larn membangun sebuah toko perbaikkan telegram dan memperbaiki telepon asing oleh Carl Johan Anderson yang berpusat di Stockholm (1876). Pada tahun 1878 Ericsson mulai menjual sendiri peralatan telepon dan switchboards untuk perusahaan telekomunikasi pertma di Swedia, Stockholm Allmanna Tellefonaktiebolag.

Ericsson beroperasi dalam bidang telekomunikasi dan sistem komunikasi data khususnya jaringan selular. Ericsson memperluas pasarnya ke luar negeri. Inggris dan Rusia merupakan negara awal tujuan pemasaran. Beberapa negara seperti Inggris, Australia, dan selandia baru merupakan pelanggan sekaligus pasar Ericsson terbesar non-Eropa tahun 1890-an.

Ericsson pernah mengalami krisis keuangan sehingga Ericsson harus mengurangi keterlibatan dalam operasi perusahaan telepon. Namun, Ericsson tetap menjadi perusahaan pertama dalam merilis telepon yang dilengkapi dengan handsfree pada tahun 1960-an. Sebelumnya juga merilis Ericofon pada tahun 1956.

Ericsson memutuskan untuk membuat chip di philips facility. Namun, sejak kebakaran yang menimpa pabrik tersebut, Ericsson menderita kerugian akibat pemasaran produk yang tertunda. Selang kejadian tersebut Ericsson mengalami kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu, Ericsson memutuskan untuk melakukan penggabungan atau merger dengan perusahan asia yang dapat menghasilkan biaya yang lebih rendah untuk pemasaran handset. Lalu bergabunglah perusahan Sony dan Ericsson pada Agustus 2001 dengan menandatangani syarat-syarat penggabungan kedua perusahaan dan segera diumumkan pada bulan april 2001. Akhirnya terbentuklah sebuah perusahaan besar  yang namanya sudah tidak asing hingga saat ini yaitu Sony Ericsson (oktober 2001) dengan  nama  lengkap Sony Ericsson Mobile Communication AB.

Page 24: Pengertian Merger

Sony Ericsson menjadi perusahaan terbesar ke enam setelah Nokia, Samsung, LG, Research in Motion, dan Apple.

Menciptakan model baru berkemampuan fotografi digital merupakan strategi Sony Ericsson yang sukses di pasar dunia tahun 2002-2003 dengan pencapaian target keuntungan pertama. Kemudian pada Juni 2003, SE menghentikan produk CDMA untuk pasar Amerika Serikat dan terfokus pada pemasaran GSM. Pada Oktober 2003, SE kembali melancarkan P900 yang diperkenalkan di Las Vegas dan Beijing. Tahun 2004, pasar saham SE meningkat hingga 7% dari 5,6% disusul pada bulan Juli, SE mengeluarkan produk P910 communicator dengan fitur thumbboard terintegrasi, e-mail, dan memory eksternal. Pada tahun 2005, SE kembali merilis ponsel erbaru K750i dengan fitur kamera 2 megapixel dan juga W800i sebagai kesuksesan pertama SE dalam memproduksi ponsel Walkman. Selanjutnya SE juga memproduksi operasi Symbian UIQ P990 (Oktober 2005), CyberShot K750 (2005), CyberShot K850 (2007), C905 (2008).

Perusahaan Sony Ericsson memberikan penciptaan fitur dan layanan untuk barang-barang produksinya. Sebagian ponsel Sony Ericsson menggunakan layanan suara GSM  2G dan 3D dan juga layanan EDGE (2.5G) dan 3.5G. sebagiannya juga menggunakan layanan 1G, cdma 2G, 3G, 2.5G dan 3.5G (EV-DO). Sony Ericsson juga menggunakan layanan jaringan dari jepang, seperti au by KDDI, softBank Mobile, dan NTT docomo. Selain itu, Sony Ericsson juga memiliki fitur PlayNow Area yang dapat digunakan untuk mengunduh file yang tersedia dalam fitur tersebut.

Tahun 2009, perusahan SE mengalami penurunan tajam sehingga harus memecat hingga ribuan karyawan sebagai upaya untuk mengendalikan biaya dan gejolak ekonomi yang berkelanjutan serta  memindahkan markasnya ke Atlanta. SE memilih Atlanta karena berdekatan dengan AT&T Inc yang merupakan salah satu perusahaan sebagai pelanggan terbesar. Kemudian SE mengkonsolidasikan pengembangan produk dengan menutup site research di berbagai negara seperti di Swedia, Chennai, India, Miami, San Diego, Seattle, Kista dan Traingle Park.

Standar penamaan ponsel SE setelah Mobile World Congress (2008), SE menggunakan 4 karakter dalam sistem penamaannya. Perusahaan SE memberikan metode penamaan terhadap barang produksinya(ponsel) bukan hanya sekedar seri biasa. Namun, karakter-karakter tersebut memiliki arti sebagai berikut: karakter pertama melambangkan inisial seri. Karakter kedua sebagai segmen atau kelas mana ponsel tersebut di tujukan. Lalu karakter ketiga menggambarkan versi atau urutan angka kelahiran atau peluncuran ponsel tersebut. Karakter keempat sebagai form factor atau bentuk. Karakter keempat seperti i, a, c biasanya ada di akhir penamaan. Untuk pasar internasional huruf i akan dihilangkan.

Ada 3 model penamaan ponsel-ponsel SE, yaitu: pertama, menggunakan 5 karakter. Kedua, 3 karakter. Ketiga, 4 karakter. Pada metode yang pertama

Page 25: Pengertian Merger

misalnya kita ambil contoh K750i. Huruf K melambangkan seri. Lalu diikuti dengan 3 angka dibelakangnya, angka  yang pertama menunjukan sub-seri, angka kedua menunjukan update dari seri sebelumnya, sedangkan angka ketiga akan selalu dituliskan angka 0 atau 8. Angka 8 menunjukan variasi ponsel dengan pasar yang berlainan tanpa fitur. Lalu karakter kelima yang menunjukkan huruf  i adalah menjelaskan di wilayah mana ponsel tersebut di pasarkan atau diproduksi. Huruf i untuk wilayah internasional (global) sedangkan a dan c untuk Amerika Serikat dan Cina.

Pada metode kedua menggunakan 3 karakter. Kita ambil contoh P1i yang diawali dengan huruf besar yang menunjukkan seri. Angka kedua menunjukkan jumlah perkembangan dan yang terakhir sebagai kode di wilayah mana di pasarkan.

Pada metode ketiga menggunakan 4 karakter, misalnya T68i. Pola ini diambil dari sistem penamaan Ericsson. Karakter pertama sebagai seri, kedua sebagai sub-seri, kettiga sebagai perkembangan dari rilis sebelumnya dan yang terakhir update dari model sebelumnya (T68 ke T68i).

Seri-seri Sony Ericsson yang telah sukses di pasar dunia:

Xperia (X) seri smartphone, CyberShot (C) dengan fitur kamera digital dan lampu kilat Xenon dan LED, Walkman (W) dengan audio mega bass, clear stereo dan juga pemutar

musik, Entertainment Unlimited (U) dengan fitur multimedia dan hiburan, GreenHeart  merupakan ponsel ramah lingkungan (ekologis), Generation Web (G) fitur konektivitas yang memudahkan user, Messaging (M) fitur message baik chat dan sebagainya dengan QWERTY

keypad, Kamera (K) juga mengadopsi dari CyberShot, Tala (T) sebagai pemuas kebutuhan komunikasi para user. (Tala artinya

Talk atau berbicara), Swivel/Slider (S) dengan desain Slider dan merupakan seri Snapshot, Snapshot (S) dengan fitur kamera yang berkualitas, Fun (F) dengan fitur permainan dan hiburan dan termasuk seri Fashion, Fashion (F) dengan fitur desain dan fashion, Personal Digital Assistant (P) merupakan sebuah PDA dengan sistem OS, Ze Bobber (Z) berdesain flip, Radio (R) dengan fitur Radio, Junior (J) dengan fitur fungsi dasar yang memudahkan para user, T-Mobile (TM) dirilis untuk operator seluler USA, Vodafone (V atau F) untuk operator seluler Vodafone, Deutsche Telekom (D) untuk operator selular T-Mobile dan telekomunikasi

seluler dari Deutsche Telekom.

Page 26: Pengertian Merger

 

BUDAYA PERUSAHAAN SONY ERICSSON

Sony Ericsson merupakan perusahaan gabungan seperti yang telah di paparkan dia atas yang bergerak dalam  industri telekomunikasi, berpusat di London, Britania Raya dan Swedia. Hideki Komiyama sebagai presiden perusahaan dan Anders Runevad wakil perusahan. Sony Ericsson memproduksi tekhnologi seperti telepon selular, walkman, sistem wireless, voice and data device, dan Hi-Tech Accessories. Sony Ericsson memberikan kebebasan dalam untuk menentukan identitas lokal yang sesuai dengan negara atau pasar.

Visi dari perusahaan Sony Ericsson adalah menjadi merek hiburan komunikasi yang utama. Bukan hanya menyediakan sarana komunikasi bagi para pengguna tetapi dilengkapi dengan fitur-fitur hiburan dan fitur pendukung lainnya agar pengguna dapat menciptakan dan berpartisipasi dalam pengalaman hiburan yang unik. Visi SE kedepannya tahun 2015  yaitu akan mengurangi emisi gas rumah kaca dari siklus hidup penuh Sony Ericsson sebesar 15% dan mengurangi emisi gas rumah kaca dari aktivitas internal Sony Ericsson sebesar 20% dengan menandatangani Copenhagen Comunique sebagai apresiasi terhadap perubahan iklim. Saat ini, SE melakukan pendaur ulangan produk sebagai wujud kerja secara profesional dan konsisten yang mendukung visi perusahaan.

Sony Ericsson juga membuka lowongan bagi siapa saja yang dapat memberikan ide atau inovasi terhadap perusahaan dengan cara mengisi kuisioner dan dapat mempresentasikan inovasinya ke perusahaan sehingga orang tersebut dapat masuk sebagai pengevaluasi produk atau jasa dalam perusahaan Sony Ericsson. Namun, tidak semua inovasi dapat diterima oleh perusahaan. Sebab, perusahaan akan mencari inovasi yang terbaik.

Logo yang digunakan sekarang seperti yang kita ketahui awalnya merupakan desain dari Takuya Kawagoi yang menggabungkan huruf “S” untuk Sony dan “E” untuk Ericsson. (lihat gambar 1).

                                               

     “maaf gambar tidak bisa tampil”

Gambar 1

Logo Sony Ericsson yang di desain oleh Takuya Kawagoi yang menghubungkan huruf  “S” untuk SONY dan “E” untuk ERICSSON.

 

 

Page 27: Pengertian Merger

 

 

Kalau kita lihat perkembangan logo seiring memproduksi barang-barangnya dari perusahaan Sony dan juga Ericsson sehingga dapat dihasilkan logo setelah penggabungan, dapat kita lihat di gambar 1.1.     

      

         “maaf gambar tidak bisa tampil”           

Gambar 1.1

Logo kedua perusahaan (Sony dan Ericsson) serta logo setelah bergabung.

    

 

 

Gambar pertama dari kiri ke kanan merupakan logo awal perusahaaan Sony. Lalu perusahaan Sony membeli perusahaan CBS record sehingga menjadi Sony Music Entertainment pada logo ke-2 dan ke-3. Lalu bekerja sama dengan perusahaan produksi perfilman, dengan logo ke-4. Logo ke-5, ke-6 dan ke-7 secara berurutan merupakan hasil produk dari perusahaan Sony di peralatan elektronik seperti video (playstation) , sound (walkman), dan juga laptop (vaio). Lalu gambar selanjutnya merupakan logo perusahaan Ericsson yang saat pertama kali mengeluarkan telepon selulernya dan gambar terakhir merupakan logo perusahaan Sony dan Ericsson setelah merger. Logo tersebut masih digunakan hingga saat ini khususnya untuk logo pemasaran ponsel.

Dalam ruang kerja perusahaan terdapat banyak suasana yang menyatukan orang-orang pandai, berhasrat tinggi untuk mewujudkan ide-ide luar biasa. Nilai-nilai yang terdapat dalam perusahaan ini meliputi: kreatif, yaitu menciptakan pengalaman mengagumkan bagi orang lain dengan menghadirkan produk yang berkualitas yang dapat menumbuhkan bisnis perusahaan. Lalu nilai yang kedua adalah Fun, yaitu memberikan inspirasi dan menghibur siapapun khususnya memberikan kepuasan bagi para pelanggan. Berikutnya adalah nilai kolaboratif, yaitu menyatu-padukan hasil-hasil ide dan inspirasi. Lalu selanjutnya adalah nilai berkelanjutan, dimana ini merupakan sebuah tonggak bisnis perusahaan SE dalam menciptakan berbagai produk kedepannya.

Perusahaan ini juga memiliki komitmen bahwa dalam menciptakan suatu produk, SE akan  membuat produk yang ramah lingkungan. SE bukan hanya memberikan

Page 28: Pengertian Merger

berbagai fitur menarik dan unik tetapi juga memberikan komitmen yang baik terhadap pelanggannya dengan cara mengurangi efek produk terhadap lingkungan. Salah  satu  produknya adalah GreenHeartTM .

Salah satu produknya merupakan telepon selular atau disebut ponsel. Ponsel tersebut memiliki metode penamaan dan mengandung makna yang berbeda. Ponsel SE sebelum tahun 2008 menggunakan sistem penamaan dengan 5 karakter. Lalu tahun 2008 hingga sekarang menggunakan  metode penamaan 4 karakter.  Pada proses penamaan ponsel, SE menyertakan  nama kode yang bertujuan agar informasi mengenai ponsel dapat dirahasiakan. Sebagian besar nama kode ponsel SE berasal dari nama pemain tenis wanita WTA, yaitu turnamen tenis yang disponsori oleh Sony Ericsson.

 

http://deusastory.wordpress.com/2011/06/05/sejarah-dan-budaya-perusahaan-sony-ericsson/