gangguan mood
TRANSCRIPT
Gangguan MoodGangguan Mood
dr. Mutiara Anissa SpKJ
PENDAHULUAN• Abad 20, dekade pertama gangguan psikiatri
terbanyak adalah skizofrenia sedangkan gangguan mood masih jarang.
• Pertengahan abad 20 gangguan depresi lebih banyak daripada skizofrenia, dikarenakan :
1. perbaikan diagnosis klinis sedikit misdiagnosis2. sistem klasifikasi lebih baik DSM IV-TR dan ICD-10
• WHO depresi menempati urutan ke-4 masalah kesehatan dunia
• Penyakit fisik seperti hipertensi, DM, PPOK mencetuskan depresi.
PENDAHULUAN• 1 dari 5 orang perempuan dan 1 dari 10 orang laki-laki
semasa hidupnya pernah menderita gangguan depresi. • Prevalensi gangguan bipolar meningkat yaitu 5% ( > 50%
mengalami episod depresi).• Pasien dengan gangguan mood mengalami disabilitas dan
angka bunuh diri yang tinggi ( ± 15% pada pasien depresi).
• Depresi >> perempuan, tapi laki-laki lebih banyak melakukan bunuh diri.
• Depresi pada perempuan berhubungan dengan siklus reproduksi, mis depresi pasca persalinan perhatian ekstra (tingginya angka pembunuhan bayi sendiri).
PENDAHULUAN
• Hampir setengah dari kasus depresi tidak terdeteksi sampai bertahun-tahun atau kontrol yang tidak adekuat.
• Gangguan bipolar sering didiagnosis dengan skizofrenia misdiagnosis ↑ risiko bunuh diri, perilaku merugikan, hilangnya pekerjaan dan resisten pengobatan.
• Pasien usia lanjut dengan depresi dan penyakit fisik berisiko tinggi untuk terjadinya bunuh diri.
Perbedaan Fenomenologi Anara Perbedaan Fenomenologi Anara Depresi Unipolar dan Depresi Depresi Unipolar dan Depresi
BipolarBipolar
KomorbiditasKomorbiditas• Gangguan bipolar dan gangguan depresi mayor
sering bekomorbid dengan : penyalahgunaan atau ketergantungan alkohol, gangguan panik, OCD, gangguan cemas sosial terjadi berkebalikan.
• Laki-laki lebih sering dengan penyalahgunaan zat• Perempuan lebih sering dengan gangguan cemas
dan gangguan makan
• Gangguan penyalahgunaan zat : bipolar > unipolar
Deskripsi Yunani-Romawi kunoDeskripsi Yunani-Romawi kuno• Yunani dan Romawi kuno memperkenalkan istilah
melankolik dan mania.• Hipocrates (460-357 SM) : Melankolik (black bile)
adalah terdapat suatu keadaan tidak nafsu makan, keputusasaan, susah tidur, iritabel dan gelisah.
• Mania, menurut Yunani kuno, suatu keadaan kegembiraan yang luar biasa, bicara tak karuan dengan mood yang meningkat.
• Soranus mengobservasi manik dan melankolik yang muncul dalam episod yang sama adanya fluktuatif gejala antara kemarahan dan kegembiraan dengan kesedihan dan kehampaan episod campuran pada DSM IV-TR dan ICD 10.
Definisi• Gangguan mood meliputi kelompok besar dari
gangguan psikiatrik yang berhubungan dengan kelainan mood serta adanya gangguan psikomotor dan vegetatif yang mempengaruhi gejala klinik.
• Sebelumnya dikenal sebagai gangguan afektif lebih berhubungan dengan keadaan emosional, tidak hanya pada ekspresi eksternal saja (afektif) gangguan mood.
• Gangguan mood sebagai sindrom yang terdiri dari tanda dan gejala, periode dari minggu-bulan yang mewakili gejala awal dari kebiasaan seseorang dan cenderung berulang-ulang, berlangsung secara periodik.
Klasifikasi Gangguan MoodKlasifikasi Gangguan Mood
• Mood : Suatu emosi yang meresap, menetap, luas dan dipertahankan, yang dialami secara subyektif dan dilaporkan oleh pasien dan terlihat oleh orang lain. Contoh: depresi, elasi, kemarahan.
• Bipolar : terdapat perubahan mood secara episodik dalam jangka waktu tertentu.
• Gangguan Bipolar : merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi dan campuran, biasanya rekuren dan berlangsung seumur hidup.
GANGGUAN BIPOLARGANGGUAN BIPOLAR
PendahuluanPendahuluan• Gangguan otak yang ditandai dengan perpindahan
mood, pikran, energi dan perilaku.
• Pasien mengalami perubahan (swing) mood yang dramatis mood yang sangat meningkat dan atau iritabel menjadi mood yang sangat menurun. Perubahan mood disertai dengan perubahan yang serius pada energi dan perilaku.
• Periode mood yang normal (eutimik) terjadi di antara episod perubahan mood tersebut
• Selam periode eutimik, pasien berisiko mengalami kekambuhan menjadi mania, depresi, hipomanik atau campuran.
PendahuluanPendahuluan
• episod depresi pada GB I dan GB II : sumber utama morbiditas dan mortalitas risiko bunuh diri.
• Episod depresi 3x lebih lama dibanding episod mania.
• Umur harapan hidup pasien GB lebih pendek.
• Penyakit GB : berlangsung seumur hidup• Penyakit GB berlangsung kronik dan sering
kambuh.kekambuhan mengganggu fungsi keluarga, sosial dan pekerjaan.
Epidemiologi Gangguan Epidemiologi Gangguan BipolarBipolar
• Prevalensi selama kehidupan– GB I : 1%– GB II : 4%– Spektrum GB : 3%
• Angka bunuh diri : 15%-20%
• Insidens gambaran psikotik : 47%-75%
• Rasio lelaki dengan perempuan :– GB I : 1:1– GB II : 1:2
• Riwayat keluarga positif : 60-65%
• episod I pada :– Laki-laki : mania – Perempuan :
depresi• Rerata jumlah episod
selama kehidupan 7-9
• Usia awitan : rerata 20 tahun
• Kekambuhan : 70-90%
Etiologi Gangguan BipolarEtiologi Gangguan Bipolar
Faktor Genetik
•Faktor penting•Lebih berisiko menderita gangguan mood bila ada hubungan kekerabatan.•Penelitian anak angkat : anak biologis dari ortu yang sakit tetap berisiko walaupun anak diasuh oleh keluarga tidak sakit
Faktor Lingkungan /Psikososial
•Faktor psikologi menyangkut :
• Kejadian kehidupan
(kehilangan)• Teori
psikodinamik• Kepribadian
•Stres kehidupan sering mencetuskan serangan pertama GB atau serangan selanjutnya.
Psikodinamika
•Karl Abraham, Freud : reaksi pasien depresi terhadap kehilangan obyek nyata maupun fantasi•Respon kehilangan sekarang cetusan kehilangan pada masa kanak
Psikodinamika
•Mania : terjadi regresi yang sangat besar yang memengaruhi id, ego, supergo•Regresi : mengembalikan prinsip kesenangan
Faktor BiologikFaktor BiologikTeori neurokimiawi
•Depresi : kegagalan regulasi neurotransmitter noradrenalin dan menurunnya metabolit 5-HT penurunan kadar serotonin dan penurunan aktivitas dopamin•Mania : peningkatan aktivitas dopamin (hiperdopaminergik) dan penurunan GABA
Teori Neuroendokrin
Disregulasi neuroendokrin sebagai refleksi underlying brain disorder :•Aksis adrenal•Aksis tiroid (hipersekresi kortisol)•Hormon pertumbuhan•Prolaktin•Melatonin : penurunan sekresi melatonin di malam hari•Hormon seks : penurunan FSH, LH, testosteron
5 episod mood pada gangguan bipolar5 episod mood pada gangguan bipolar
Mania
Depresi Hipomania
Campuran
Eutimia
Kriteria EpisKriteria Episod Campuranod Campuran
Gangguan Bipolar-I
Gangguan Bipolar-Iepisod Manik Tunggal
A. Kriteria memenuhi paling sedikit satu episod manik (kriteria A-D episod manik di atas)
B. Adanya episod manik dan episod depresif mayor tidak menunjukkan gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham, spektrum skizofrenia tidak spesifik atau spesifik lainnya dan ganguan psikotik lain.
Gangguan Bipolar-Iepisod Manik Tunggal
Sebutkan jika :Campuran : jika memenuhi kriteria suatu episod campuran
Jika saat ini memenuhi suatu kriteria episod manik, campuran atau depresi mayor, sebutkan status dan/atau gambaran klinis saat ini :Ringan, sedang, berat tanpa ciri psikotik /berat dengan ciri psikotikDengan ciri katatonikDengan onset post partum
Jika saat ini tidak memenuhi suatu episod manik, campuran atau depresi mayor, sebutkan status klinis saat ini dari gangguan bipolar I atau ciri pada episod paling akhir :Dengan remisi parsial, dalam remisi penuhDengan ciri katatonikDengan onset postparum
Gangguan Bipolar-Iepisod Paling Akhir Hipomanik
A. Saat ini (atau paling akhir) dalam episod hipomanik.B. Terdapat paling kurang satu episod manik atau campuran
sebelumnya.C. Gejala mood menyebabkan penderitaan secara klinis yang bermakna
atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi bidang penting lainnya.
D. Adanya episod mood pada kriteria A dan B tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham, spektrum skizofrenia tidak spesifik atau spesifik lainnya dan ganguan psikotik lain.
Gangguan Bipolar-Iepisod Paling Akhir Hipomanik
Sebutkan : Penentu perjalanan longitudinal (dengan dan tanpa pemulihan interepisod)Dengan pola musiman (digunakan hanya pada pola episod depresi mayor)Dengan siklus cepat
Gangguan Bipolar-Iepisod Paling Akhir Manik
A. Saat ini (atau paling akhir) dalam episod Manik.
B. Terdapat paling kurang satu episod depresi mayor, episod manik atau campuran sebelumnya.
C. Adanya episod mood pada kriteria A dan B tidak lebaih baik dijelaskan oleh gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham, spektrum skizofrenia tidak spesifik atau spesifik lainnya dan ganguan psikotik lain.
Gangguan Bipolar-Iepisod Paling Akhir Manik
Jika saat ini memenuhi suatu kriteria episod manik, sebutkan status dan/atau gambaran klinis saat ini :Ringan, sedang, berat tanpa ciri psikotik /berat dengan ciri psikotikDengan ciri katatonikDengan onset post partum
Jika saat ini tidak memenuhi suatu episod manik, sebutkan status klinis saat ini dari gangguan bipolar I atau ciri pada episod manik paling akhir :Dengan remisi parsial, dalam remisi penuhDengan ciri katatonikDengan onset postparum
Sebutkan : Penentu perjalanan longitudinal (dengan dan tanpa pemulihan interepisod)Dengan pola musiman (digunakan hanya pada pola episod depresi mayor)Dengan siklus cepat
Gangguan Bipolar-Iepisod Paling Akhir Campuran
A. Saat ini (atau paling akhir) dalam episod campuran
B. Terdapat paling kurang satu episod depresi mayor, episod manik atau episod campuran sebelumnya.
C. Adanya episod mood pada kriteria A dan B tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham, spektrum skizofrenia tidak spesifik atau spesifik lainnya dan ganguan psikotik lain.
Gangguan Bipolar-Iepisod Paling Akhir Campuran
Jika saat ini memenuhi suatu kriteria episod campuran, sebutkan status dan/atau gambaran klinis saat ini :
Ringan, sedang, berat tanpa ciri psikotik /berat dengan ciri psikotikDengan ciri katatonikDengan onset post partum
Jika saat ini tidak memenuhi suatu episod campuran, sebutkan status klinis saat ini dari gangguan bipolar I atau ciri pada episod manik paling akhir :
Dengan remisi parsial, dalam remisi penuhDengan ciri katatonikDengan onset postparum
Sebutkan : Penentu perjalanan longitudinal (dengan dan tanpa pemulihan interepisod)Dengan pola musiman (digunakan hanya pada pola episod depresi mayor)Dengan siklus cepat
Gangguan Bipolar-Iepisod Paling Akhir Depresi
A. Saat ini (atau paling akhir) dalam episod depresi.
B. Terdapat paling kurang satu episod manik atau episod campuran sebelumnya.
C. Adanya episod mood pada kriteria A dan B tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham, spektrum skizofrenia tidak spesifik atau spesifik lainnya dan ganguan psikotik lain.
Gangguan Bipolar-Iepisod Paling Akhir Depresi
Jika saat ini memenuhi kriteria suatu episod depresi mayor, sebutkan status dan/atau gambaran klinis saat ini :ringan, sedang, berat, tanpa ciri psikotik/berat dengan ciri psikotikkronikDengan ciri katatonikDengan ciri melankolikDengan ciri atipikalDengan onset postpartum
Jika saat ini tidak memenuhi kriteria suatu episod depresi mayor, sebutkan status klinis saat ini dari gangguan depresi mayor atau ciri pada episod paling akhir:Dalam remisi parsial, dalam remisi penuhKronikDengan ciri katatonikDengan ciri melankolikDengan ciri atipikalDengan onset postpartum
Gangguan Bipolar-Iepisod Paling Akhir Tidak Ditentukan
A. Kecuali durasi, saat ini (atau paling akhir) memenuhi kriteria untuk suatu episod manik, hipomanik, campuran, atau depresi mayor.
B. Terdapat paling kurang satu episod manik atau episod campuran sebelumnya.
C. Gejala mood menyebabkan penderitaan secara klinis yang bermakna atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi bidang penting lainnya
D. Adanya episod mood pada kriteria A dan B tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham, spektrum skizofrenia tidak spesifik atau spesifik lainnya dan ganguan psikotik lain.
E. Epide mood pada kriteria A dan B bukan karena efek fisiologis langsung dari zat atau kondisi medis umum.
Gangguan Bipolar-Iepisod Paling Akhir Tidak Ditentukan
Sebutkan : Penentu perjalanan longitudinal (dengan dan tanpa pemulihan interepisod)Dengan pola musiman (digunakan hanya pada pola episod depresi mayor)Dengan siklus cepat
Gangguan Bipolar-II
A. Paling sedikit harus terpenuhi satu episod hipomanik dan paling sedikit satu episod depresi mayor
B. Tidak pernah mengalami episod manik
C. Keberadaan episod hipomanik dan episod depresi mayor tidak dapat menjelaskan gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham atau spektrum skizofrenia tidak spesifik atau spesifi lainnya dan ganguan psikotik lain.
D. Menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau hendaya sosial, pekerjaan, atau fungsi area penting lainnya.
Gangguan Bipolar-II
Sebutkan episod saat ini atau paling akhir :Hipomanik : jika saat ini (atau paling alhir ) dalam episod hipomanikDepresi : jika saat ini (atau paling akhir) dalam episod depresi mayor
Jika saat ini memenuhi kriteria suatu episod depresi mayor, sebutkan status dan/atau gambaran klinis saat ini :ringan, sedang, berat, tanpa ciri psikotik/berat dengan ciri psikotikkronikDengan ciri katatonikDengan ciri melankolikDengan ciri atipikalDengan onset postpartum
Jika saat ini tidak memenuhi kriteria suatu episod depresi mayor, sebutkan status klinis saat ini dari gangguan depresi mayor atau ciri pada episod paling akhir:Dalam remisi parsial, dalam remisi penuh KronikDengan ciri katatonik Dengan ciri melankolikDengan ciri atipikalDengan onset postpartum
Siklotimia
A. Paling sedikit selama 2 tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala hipomania dan beberapa periode dengan gejala depresi yang tidak memenunhi kriteria depresi mayor. Untuk anak-anak durasi paling sedikit satu tahun.
B. Selama periode 2 tahun, tidak pernah bebas gejala pada kriteria A lebih dari 2 bulan pda satu waktru.
C. Tidak ada episod depresi mayor, episod manik, episod campuran, selama 2 tahun gangguan tersebut.
D. Gejala-gejala A bukan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham atau spektrum skizofrenia tidak spesifik atau spesifi lainnya dan ganguan psikotik lain.
E. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis zat atau kondisi medik umum.F. Menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau hendaya sosial,
pekerjaan, atau fungsi area penting lainnya.
Kriteria Diagnostik Kriteria Diagnostik Gangguan BipolarGangguan Bipolar
Kriteria GB-I GB -II siklotimiaepisod manik + - -
Hipomania + + +episod depresi
mayor+ + -
Simtom depresi
episod campuran + - -
TATALAKSANA
• Mengatasi gejala perilaku yang mengganggu
• Mengurangi frekuensi siklus
• Mencegah relaps
Fase akut, pemeliharaan dan jangka panjang
FARMAKOTERAPI
• Psikoedukasi ttg ggn bipolar dan tatalaksana
• ↑ coping skills• ↑ cara hidup sehari-hari
yg sehat (pola tidur bangun)
• < kemungkinan penyalahgunaan zat
• ↑ kepatuhan pengobatan
• ↑ kemampuan mengenali gejal prodromal untuk mempermudah intervensi dini
Non- FARMAKOTERAPI
TATALAKSANA
Farmakoterapi• Pemberian penyetabil
mood (mood stabilizers)• Kasus tidak teralu berat
monotherapy.• Kasus akut dengan
agitasi : kombinasi dengan antipsikotika (antipsikotika potensi rendah atau antipsikotika generasi kedua.
• Pengobatan jangka panjang dan terdapat ciri psikotik kombinasi
• Obat penyetabil mood klasik : litium
• Golongan antikonvulsan : karbamazepin, valproat, topiramat, lamotrigin.
• Penyetabil mood yang lain :- APG II : aripiprazol,
olanzapin, quetiapin, risperidon
- APG I: haloperidol, chlorpromazin.
• Antidepressan dan benzodiazepin.
mengobati dari atas
Hipomania
Menyetabilkan dari atas
Distimia
Mood StabilizerMood Stabilizer
mengobati dari bawah
Hipomania
Menyetabilkan dari bawah
Distimia
Mood StabilizerMood Stabilizer
FarmakoterapiFarmakoterapi• Mood stabilizer yang efektif untuk episod mania :
litium, valproat, carbamazepin• Litium mempunyai efek samping gangguan ginjal dan
jantung• Litium : Pemeriksaan fungsi ginjal sebelum dan sesudah
pengobatan (2 minngu, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun).• Carbamazepin Stephen Johnson Syndrome !!!• Lamotrigin disetujui penyetabil mood untk mencegah
relaps mania dan depresi.• Lamotrigin lini pertama pengobatan bipolar depresi• Topiramat dapat menurnkan berat badan dan nafsu
makan
Dosis Mood Stabilizer
Jenis Stabilisator
Mood
Mengobati dari atas
Menyetabilkan dari atas
Mengobati dari bawah
Menyetabilkan dari bawah
Valproat ++++ ++ + +/-
Karbamazepin
++++ ++ + +/-
Lamotrigin +/- ++++ +++ ++++
Farmakoterapi GBFarmakoterapi GB
Non-FarmakoterapiNon-Farmakoterapi• Bagi beberapa pasien, farmakoterapi tidak cukup
untuk mengurangi gejala seepnuhnya dan memperbaiki fungsi sosial
• Masihh ada gejala gejala-gejala subsindromal relaps/rekuren
• Gejala itu seperti :– Masalah relasi interpersonal– Masalah dalam pekerjaan– Stress kelaurga– Stigma– Low self esteme
Non-FarmakoterapiModalitas non-
farmakologi•Psikoedukasi•Psikoterapi supportif•Psikoterapi interpersonal•Terapi Kognitif Perilaku (CBT)•Psikoterapi Dinamik•Family Focused Therapy•Terapi interpersomal dan ritme Sosial
PsikoedukasiMemberikan informasi :•Gejala penyakit•Perjalanan penyakit•Pengobatan•Kepatuhan pengobatan•Mengenali tanda kekambuhan•Menghindari faktor pencetus•Strategi koping•Mengatur waktu tidur•Mengatur waktu aktivitas sosial
Non-FarmakoterapiNon-Farmakoterapi
Peran Terapis :•Sikap hangat dan
empati•Memberikan penentraman
•Menciptkan suasana terapi yang mengayomi•Memberikan pujian dan
dukungan secara langsung
Psikoterapi supportifTujuan :
•Mengoptimalkan fungsi pasien
•Mendukung kemampuan adapatsi
•Memunculkan harapan baru bagi penyembuhan
Teknik :•menerima dan
merestruktur mekanis me defensi pasien•Meningkatkan self
esteem pasien
Gangguan Depresi (Depresi Unipolar)
Pendahuluan
• Depresi merupakan gangguan mental yang paling banyak menimbulkan beban disabilitas
• Meningkatkan morbiditas, mortalitas dan risiko bunuh-diri
• Berdampak pada penurunan kualitas-hidup pasien dan seluruh keluarga.
• Lifetime prevalence: sekitar 17%• > 30% kasus depresi tidak terdeteksi, > 40% jumlah
tersebut tidak mendapat terapi untuk depresi• Keluhan somatik sebagai bagian gejala depresi
sering di obati sebagai gejala penyakit fisik.
Prevalensi Depresi pada berbagai Kondisi / Prevalensi Depresi pada berbagai Kondisi / Penyakit MedikPenyakit Medik
Populasi umumPs rawat inap
5% (4-6%) 33.0%
36.0%Lansia rwt inap
Stroke > 6 bln
40% (30-40%)CAD & MI 20% (15-20%)
27%% (8.9–27.3%)30-60%
0% 10% 20% 30% 40% 50%
DM
Stroke akut < 6 bln23% (18–23%)
60%
Kanker
Dimensi DepresiDimensi Depresi
SimtomAfektif
AnsietasIIritabilitas
Sedih
Anhedonia
Rasa Bersalah
Simtom Fisik
NyeriFisik
Gg. Tidur
Fatig
Retardasi Psikomotor
SeksualSimtomMakan
Episod Depresi Mayor
Gg. Memori
IdeObsesif
Gg. Konsentrasi
Minat
Ide Bunuh Diri
Menarik Diri
Simtom Kognitif
Emosi
ICD 10. 1994 ; 131–7. American Psychiatric Association, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders ; DSM-IV-TR (Washington DC, 2000).
Kriteria Gangguan Depresi Mayor
• Major Depressive Disorder • Diagnosis episode tunggal memungkinkan
seringnya berulang.• Keluarkan diagnosis berkabung dan
kondisi sedih normal.• Depresi pada orang yang berkabung
mungkin terjadi karena kerentanan individu pemulihan antidepresan.
Status Klinis Episod Depresi, Saat IniStatus Klinis Episod Depresi, Saat Ini
Ringan
Sedang
Berat•Tanpa Gambaran Psikotik•Dengan Gambaran Psikotik
Remisi Parsial
Remisi Sempurna
Gambaran Klinis Episod DepresiGambaran Klinis Episod Depresi,, Saat Ini Saat Ini
Dengan Gambaran Katatonik
Dengan Gambaran Melankolik
Dengan Gambaran
Atipik
Dengan Awitan
Postpartum
71
Sesuai Pola Musim
Kriteria Gambaran Katatonik Kriteria Gambaran Katatonik
72
Kriteria Gambaran MelankoliaKriteria Gambaran Melankolia
Salah Satu
• Hilangnya rasa senang pada semua aktivitas
• Hilangnya reaksi mood terhadap stimulus menyenangkan
3
• Mood depresi yang nyata• Depresi memburuk di pagi hari• Terbangun dini hari• Retardasi psikomotor yang jelas• Anoreksia atau penurunan berat badan
bermakna• Rasa bersalah berlebihan atau tak sesuai
73
Dengan Gambaran AtipikDengan Gambaran Atipik
A• Reaktivitas mood (+)
2
• Nafsu makan dan penambahan berat badan bermakna
• Hipersomnia• Paralisis (leaden feeling di anggota
gerak)• Sensitif terhadap penolakan
interpersonal74
Dengan Awitan Dengan Awitan PostpartumPostpartum
• Awitan terjadi dalam 4 minggu postpartum
75
TATALAKSANA
76
77
Terapi
Mengurangi/hilangkan gejala Mengurangi
risiko kekambuhan
MengembalikanPeran dan Fungsi
TUJUAN TERAPI DEPRESI
Meningkatkan kualitas hidup
Mengurangi risikoDisabilitas/mortalitas
FASE TERAPI GDMFASE TERAPI GDM1. Fase akut - Tujuan untuk mencapai remisi gejala akut - Kembali ke fungsi premorbid - Terapi selama 6-12 minggu2. Fase berkelanjutan - Membuat stabil remisi dan mencegah relaps - Dosis obat sama dengan dosis sebelumnya. - Terapi minimal sampai 4 – 9 bulan3. Fase rumatan/pemeliharaan - Tujuan untuk mencegah rekurensi - Dosis obat dapat diturunkan secara bertahap - Terapi berlangsung sampai 9-12 bulan untuk yang
pertama kali mendapat serangan depresi, dan lebih dari 1 sampai 2 tahun bila sudah berulang.
Depression:Depression:Treatment PhasesTreatment Phases
Kupfer DJ. J Clin Psychiatry. 1991;52(suppl):28-34.
AsymptomaticResponse
Remission
12 Weeks 4-9 Months 1 Year or More
Symptoms
Syndrome
RelapseRecovery
Recurrence
MaintenanceContinuationAcuteTreatment Phases
X
XXAsymptomatic
Response
Remission
12 Weeks 4-9 Months 1 Year or More
Symptoms
Syndrome
RelapseRecovery
Recurrence
MaintenanceContinuationAcuteTreatment Phases
X
XX
80
Ukuran Luaran GDMUkuran Luaran GDMo Respons:
derajat simtom 50%, bertahan paling sedikit 3 minggu. 60% lebih sesuai.
o Remisi: • Tanda/gejala depresi (-) atau hampir tidak ada
(paling sedikit 3 minggu). Ada 9 gejala di DSM-IV-TR yang harus diperhatikan. Dua gejala utama depresi tidak boleh ada. Fungsi sehari-hari tidak termasuk ke dalam kriteria remisi
o Pulih (recovery):• Menetapnya remisi paling sedikit 4 - 6 bulan.
Kembalinya ke fungsi premorbidMulder RT, dkk. J Affect Disord 2003; 76: 127-135.
FARMAKOTERAPIJenis Antidepresan :1.Tricyclic Anti Depresan (TCA) : Amitriptiline, Imipamine, Amoxapine, Clomipramine. 2.Heterocyclic Anti deperesan : Maprotiline (Ludiomil)3.Mono Amine Oxydase Inhibitor (MAOi) : Moclobemide (RIMA = Reversible Inhibitor of Monoamine Oxidase Antidepressant)4.Selective Serotonin Reuptake Inhibitor ( Sertraline, Fluoxetine, Paroxetine, Fluvoxamine)•Noradrenaline Serotonin Specific Antidepresan (NaSSA) ; Mirtazapine (Remeron)•Serotonin & Noradrenergic Reuptake Inhibitors (SNRI) ; Venlafaxine (Efexor).
Nama DosisAmitriptilin, imipramin 75 – 150 mg/hrMaprotilin 75 – 150 mg/hrMoclobemid 150 – 300 mg/hrSertraline 50 – 200 mg/hrFluvoxamine 50 – 200 mg/hrFluoxetine 20 – 60 mg/hrCitalopram 20 – 60 mg/hrTianeptine 37,5 mg/hrMirtazapine 15 – 45 mg/hr
Dosis AntidepresanDosis Antidepresan
TCA Mulai amitriptilin dengan dosis 3 X 10 mg naikkan 25 mg setiap 2-3 hari (tergantung toleransi). Biasanya dinaikkan sampai 150mg/hari pada minggu 1-2, sambil dievaluasi untuk melihat respon klinis. Dipertahankan sampai minggu ke 6, untuk dinilai efek klinisnya.SSRI Salah satu contoh dengan menggunakan Fluoxetine. Dapat dimulai dengan dosis 10-20mg setiap pagi, kemudian dievaluasi setiap 2 minggu, bila perlu dosis dapat dinaikkan sampai 60mg, tergantung keadaan klinis.
Efek obat Anti Depresan
TCA (Tricyclic Antidepresan)(AntiDeresan generasi 1)
Efek obat Anti Depresan
SSRI (Serotonin Selective Reuptake Inhibitor)
• Evaluasi risiko bunuh diri harus dilakukan secara terus menerus pada pasien dengan depresi mayor.
• Faktor yang dinilai terkait bunuh diri :– Riwayat tindakan, seriusnya, bentuk dan jumlah tindakan
bunuh diri sebelumnya– Saat ini atau riwayat bunuh diri, letalitas ide bunuh diri,
intensitas atau perencanaan.– Akses terhada sarana bunuh diri.– Adanya ansietas berat, serangn panik, agitasi,
impulsivitas.– Adanya gekla psikotik– Penyalahgunaan zat atau alkohol– Adanya ganguan psikiatrik mayor– Adanya penyakit fiisk berat seperti tumor ganas, HIV– Tidak ada dukungan psikososial
Non-FarmakoterapiNon-FarmakoterapiPsikoterapi yang efektif bagi pasien depresi :-Terapi kognitif perilaku-Terapi interpersonal-Terapi psikodinamik-Emotion focused terapy-Motivational interviewing
1/3
88
• Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang depresi• Menyarankan perbaikan gaya hidup • Memperbaiki perjalanan penyakit melalui pengenalan dini gejala,
terapi, pemecahan masalah dan manajemen stresor
Psikoedukasi Untuk Gangguan Depresi
Distimik
PendahuluanPendahuluan• Istilah distimia, yang berarti “ tidak menyenangkan
(ill- humored) “ diperkenalkan pada tahun 1980.
• Menurut DSM-IV-TR, ciri gangguan distimik yang paling khas adalah perasaan tidak adekuat, bersalah, iritabilitas, serta kemarahan, penarikan diri dari masyarakat, hilang minat, inaktivasi dan tidak produktif.
• Prevalensi 5-6% dari keseluruhan gangguan depresi. • Onset pada usia muda, yaitu pada masa kanak-
kanak dengan keluhan perasaan tidak bahagia yang tidak dapat dijelaskan dan terus berlanjut saat memasuki masa remaja dan menginjak usia 20 tahun.
EtiologiEtiologiFaktor biologi
•Dasar biologik dengan gangguan depresi berat adalah sama, tetapi dasar untuk psikopatologiknya berbeda.•Penelitian menunjukkan keterkaitan neurotransmiter serotonin dan noradrenergik terlibat dalam gangguan distimik.
Faktor psikososial
• Teori psikodinamik : gangguan berasal dari perkembangan ego dan kepribadian dan berpuncak pada kesulitan dalam beradaptasi pada masa remaja dan dewasa.
• Freud : kekecewaan interpersonal di awal kehidupan → rentan depresi → ambivalensi hubungan cinta → kehilangan atau ancaman akan kehilangan pada kehidupan dewasa → depresi.
Perjalanan penyakitPerjalanan penyakit• Usia sebelum remaja, berlanjut hingga memasuki
usia 20an, dengan gejala yang samar-samar.• Setelah mengalami 1 dekade gejala, pasien baru
mencari bantuan.• Sekitar 20% menjadi gangguan depresi berat.
• Biasanya memiliki fungsi sosial yang stabil.• Bila kestabilan terganggu→ meninggalkan
aktivitas sosial dan kegiatan yang biasanya menyenangkan dan mengkompensasi dengan terus bekerja → masalah dalam perkawinan.
Tanda dan gejala1. Perubahan dalam
pikiran– sulit konsentrasi dan
membuat keputusan– masalah dengan
ingatan jangka pendek
– lupa berbagai hal sepanjang waktu
– pikiran negatif, pesimis, rendah diri, rasa bersalah, kritik diri.
2. Perubahan dalam perasaan
o merasa sedih tanpa alasan yang jelas.
o Motivasi menurun → apati
o merasa lamban dan lelah sepanjang waktu.
o Iritabel sulit mengontrol amarahnya
o Merasa tak nyaman berhubungan dengan orang lain→ penarikan diri dari pergaulan sosial.
o Ada perubahan selera (↑atau ↓)
o Dorongan seksual menurun.
3. Perubahan dalam kesehatan fisiko kelelahan kronik →banyak waktu yang
disia-siakan dan banyak tidur.o mengeluhkan banyak sakit dan rasa nyeri.o Tidak ditemukan adanya gejala psikotik.o Gangguan distimik sering dialami oleh
pasien yang mengalami gangguan fisik yang kronik terutama pada lansia.
Tanda dan gejala
Kriteria Diagnosis DistimikKriteria Diagnosis untuk Gangguan Distimik Menurut DSM-IV-TRa. Mood depresi hampir sepanjang hari selama berhari-hari, lebih banyak
depresi daripada tidak, sebagaimana ditunjukkan secara subjektif atau melalui pengamatan orang lain, untuk setidaknya 2 tahun.
Catatan: pada anak dan remaja, mood dapat iritabel dan durasinya harus 1 thn
b. Saat depresi terdapat 2 atau lebih gejala berikut:1.Nafsu makan menurun atau berlebih2.Insomnia atau hipersomnia3.Kurang tenaga atau lelah4.Harga diri menurun5.Kurang konsentrasi dan sulit mengambil keputusan6.Rasa putus asa
c. Selama periode 2 tahun gangguan (1 tahun untuk anak-anak dan remaja), orang tersebut tidak pernah bebas gejala dalam kriteria A dan B > 2 bulan.
d. Tidak pernah ada episod depresi berat selama 2 tahun pertama gangguan (1 tahun untuk anak-anak dan remaja), tidak dalam bentuk gangguan depresi berat kronis ataupun gangguan depresi berat dalam remisi parsial.
Catatan: mungkin terdapat episod depresi mayor sebelumnya asalkan terdapat remisi lengkap (tidak ada tanda atau gejala bermakna selama 2 bulan) sebelum perkembangan gangguan distimik. Selain hal tersebut, setelah 2 tahun sejak awal terjadinya gangguan distimik (1 tahun untuk anak-anak dan remaja) dapat saja timbul episod gangguan depresi berat yang tumpang tindih pada distimik, maka kedua diagnosis dapat ditegakkan asalkan membuhi kriteria untuk episod depresi mayor.
e. Tidak pernah terdapat episod manik, episod campuran, atau episod hipomanik dan tidak pernah memenuhi kriteria untuk gangguan siklotimik.
Kriteria Diagnosis Distimik
f. Gangguan tidak terjadi bersamaan dengan gangguan psikotik kronis, seperti Skizofrenia atau gangguan waham.
g. Gejala bukan merupakan efek fisiologis langsung dari zat.
h. Gejala menyebabkan penderitaan atau gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
Awitan awal: sebelum usia 21 tahun.Awitan lambat: pada usia 21 tahun atau lebih
Kriteria Diagnosis Distimik
Differential DiagnosaDifferential Diagnosa
• Minor Depressive Disorders distimik tidak ada periode eutimik di antara episod, namun pada minor depressive disorders ada periode eutimik.
• Reccurent Brief Depressive Disorders gangguannya bersifat episodik dan gejalanya lebih berat
TERAPI DISTIMIA
•Terapi Non farmakologi
•Terapi Farmakologi
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
•Terapi Kognitif•Terapi Perilaku•Psikoterapi Berorientasi Tilikan
•Terapi Interpersonal •Terapi keluarga dan grup
PSIKOTERAPIJENIS PSIKOTERAPI DESKRIPSI
Terapi Kognitif Identifikasi, memutus , dan memperbaiki pola pikiran negatif dan mempromosikan pikiran kritis yang membangun
Terapi Perilaku Memperkenalkan pilihan kegiatan yang membangun guna mengatasi perasaan tidak berdaya, efek stres, dan defisit kemampuan sosial
Terapi Interpersonal Mengembangkan kepekaan peran sosial dalam memberikan teknik guna menghadapi pemisahan, kehilangan, dan perselisihan
Terapi Psikodinamik Mempelajari konflik emosional yang berhubungan dengan pengalaman masa kanak-kanak dan mencoba meningkatkan tilikan melalui introspeksi retrospektif
Terapi Suportif Edukasi, memberikan saran, menenangkan, menganjurkan dan memahami dalam tujuan memberi kontribusi terhadap support pasien
Hospitalisasi
Terima Kasih