implementasi nilai pancasila dalam mengembangkan …digilib.unila.ac.id/59023/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP
SOSIAL SISWA DI SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
BELLA ROSA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM MENGEMBANGKAN
SIKAP SOSIAL SISWA DI SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG
Oleh
Bella Rosa
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan implementasi nilai Pancasila dalam
mengembangkan sikap sosial siswa di SMA Negeri 4 Bandar Lampung. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan
dokumentasi sedangkan analisis data menggunakan uji kredibilitas dengan
perpanjangan waktu dan triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa proses implementasi nilai Pancasila dalam mengembangkan sikap sosial
siswa di SMA Negeri 4 Bandar Lampung dilihat dari keterlaksanaan kegiatan di
lokasi penelitian. Dimensi nilai Pancasila di sekolah di dukung oleh guru-guru
yang telah memberikan contoh yang baik. Dimensi sikap sosial terdapat aktivitas
yang didukung oleh fasilitas yang ada di sekolah.
Kata Kunci: Implementasi, Nilai Pancasila, Sikap Sosial
iii
Abstract
IMPLEMENTATION OF PANCASILA VALUES IN DEVELOPING THE
SOCIAL ATTITUDE OF STUDENTS IN STATE SENIOR HIGH SCHOOL
4 BANDAR LAMPUNG
By
Bella Rosa
The purpose of this research is to explain the value implementation of Pancasila in
developing the social attitude of students in SMA Negeri 4 Bandar Lampung. The
research methods used in this study are qualitative research methods. Data
collection techniques using interviews, observations, and documentation while
analysing data using credibility testing with extra time and triangulation. Based on
the results shows that the process of implementing the value of Pancasila in
developing the social attitude of students at SMA Negeri 4 Bandar Lampung is
seen from the implementation of activities at the research site. The value of
Pancasila in the school is supported by teachers who have provided a good
example. The dimensions of social attitudes are activities supported by the
facilities in the school.
Keywords: implementation, value Pancasila, social attitudes
IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP
SOSIAL SISWA DI SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG
Oleh
Bella Rosa
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Pada
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Bella Rosa dilahirkan di Bandar Lampung pada
tanggal 10 april 1997 yang merupakan anak kedua dari dua
bersaudara pasangan Bapak Drs. Asropi dan Ibu Indrayati
Gutami.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh peneliti antara lain :
1. Taman Kanak-kanak di TK YWKA Bandar Lampung, yang diselesaikan
tahun 2003
2. Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Palapa Bandar Lampung, yang diselesaikan
tahun 2009
3. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 25 Bandar Lampung, yang
diselesaikan tahun 2012
4. Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4 Bandar Lampung, yang
diselesaikan tahun 2015.
Pada tahun 2015, penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalu jalur mandiri/pararel.
viii
MOTTO
Belajarlah mengalah sampai tak seorangpun yang bisa mengalahkanmu
Belajarlah merendah sampai tak seorangpun yang bisa merendahkanmu
(Gobin Vashdey)
Buatlah orang lain menghargai kamu karena sesuatu yang
kamu miliki namun buatlah orang lain menghargai kamu
karena siapa dirimu yang sebenarnya
(Bella Rosa)
ix
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya skripsi ini telah terselesaikan
Ku persembahkan karya sederhana ini kepada:
Ayahanda Drs. Asropi dan Ibunda Indrayati Gutami Yang tercinta
Kakakku tercinta
Yang selalu membuatku semangat Muhammad Ichsan, S.Pd
Segenap keluarga besarku yang selalu memotivasi dan mendoakan
keberhasilanku
Sahabat dan teman-temanku yang selalu berbagi cerita dan kebahagiaan bersamaku
Dan almamaterku tercinta
x
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Implementasi Nilai
Pancasila dalam Mengembangkan Sikap Sosial Siswa di SMA Negeri 4 Bandar
Lampung” Skripsi ini dibuat guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana
Pendidikan di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada berbagai pihak atas segala bantuan baik berupa pemikiran, fasilitas,
motivasi dan lain-lain demi terselenggaranya penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir,
serta peneliti ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. Selaku rektor Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Sunyono, M.Si. Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja
Sama, Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Riswanti, M.Si. Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
5. Bapak Teddy Rusman, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung.
xi
7. Ibu Yunisca Nurmalisa S.Pd., M.Pd. Selaku Pembimbing I sekaligus mimi bagi
anak-anak bimbingannya yang selalu sabar membimbing dan memberikan
motivasinya.
8. Bapak Eddy Siswanto, S.Pd., M.Pd. Selaku Pembimbing II yang telah sabar
membimbing.
9. Bapak Dr. Mona Adha., M.Pd. Selaku Pembahas I terimakasih atas saran dan
masukannya.
10. Bapak Rohman, S.Pd., M.Pd. Selaku Pembahas II terimakasi atas saran dan
masukannya,
11. Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.Si. Ibu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. Bapak Berchah
Pitoewas, M.H. Bapak Abdul Halim, S.Pd., M.Pd. Ibu Nurhayati, S.Pd., M.Pd.
Serta Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
12. Kedua Orang tuaku tercinta Papa Drs. Asrofi dan Mama Indrayati Gutami yang
telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga, semangat, wejangan, doa
serta semua pengorban kalian yang tak ternilai diberikan kepadaku sehingga
anakmu dapat menyelesaikan skripsi ini yang nantinya akan menjadi sarjana
pendidikan sesuai keinginan kalian.
13. Kakakku satu-satunya Muhammad Ichsan tercinta terimakasih atas semua
bantuan-bantuannya selama penulisan skripsi ini, serta kasih sayang, doa, dan
semangat yang kau berikan kepadaku sehingga adikmu ini tidak patah semangat
dalam mengerjakan skripsi.
14. Bapak dan Ibu guru serta Staff TU SMA Negeri 4 Bandar Lampung yang telah
mengizinkan penulis untuk meneliti dilokasi penelitian serta membantu penulis
dalam penelitian.
15. Siswa-Siswi SMA Negeri 4 Bandar Lampung yang telah membantu penulis
dalam penelitian.
xii
16. Teman sepembimbinganku pio, kartina, desi, frentia, ludia, tri, yani, anugerah
yang telah sama-sama menunggu dan berjuang tanpa lelah dari terbitnya matahari
hingga terbenamnya matahari.
17. Teman baikku pio, mulyanti yang sangat amat kusayangi selama perkuliahan ini,
terimakasih telah mau aku repotkan dimanapun dan kapanpun kalian berada, serta
semangat dan kalian yang membuatku tak letih dalam mengerjakan skripsi.
18. Teman pance gurls pio, mulyanti, dhias, deli, ina, nadia, dan shabrina yang
kusayangi terimakasih telah membantuku dalam hal apapun.
19. Teman-teman PPKn 2015 terimakasi telah mewarnai hari-hari perkuliahanku dan
semoga setelah ini kita semua bisa berkumpul seperti saat awal perkuliahan
waktu itu.
20. Sahabatku nensi dan tara yang kusayangi terimakasih telah menjadikan rumah
kalian sebagai tempat menunggu dan selalu membantuku dalam persiapan
seminar proposal hingga saat ini.
21. Teman-teman team ubrekkk nova, febriani, sylvia dan reno yang saat bertemu
selalu membicarakan skripsi dan terimakasih sudah memberikan kalimat motivasi
“kun fayakun” yang sampai saat ini masih kuingat dan kuterapkan saat putus asa
tiba semoga 2019 kita wisuda bareng aamiin.
22. Teman-teman KKN Desa Sribhawono Kecamatan Bandar Sribhawono
Kabupaten Lampung Timur 2018 zaki, marhamah, intan, rona, yustika, jessiva,
dian, panji, dan fijar terimakasih telah mewarnai 45 hariku.
23. Kakak-kakak tingkat PPKn angkatan 2013 dan 2014 yang menjadi panutan dan
tempatku bertanya dalam mengerjakan skripsi.
24. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
xiii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
penyajiannya. Penulis berharap semoga dengan kesederhanaannya, skripsi ini dapat
menfanfaat bagi semua pihak.
Bandar Lampung, September 2019
Penulis
Bella Rosa
NPM 1543032001
xiv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................................... vii
MOTTO ................................................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN .................................................................................................................. ix
SANWACANA ...................................................................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................................................................1
B. Fokus Penelitian ................................................................................................................................7
C. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................................................7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................................................7
1. Tujuan Penelitian ...........................................................................................................................7
2. Kegunaan Penelitian .....................................................................................................................8
E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................................................8
1. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................................................8
2. Subjek Penelitian ...........................................................................................................................9
3. Objek Penelitian ............................................................................................................................9
4. Tempat Penelitian..........................................................................................................................9
5. Waktu Penelitian ...........................................................................................................................9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis ...............................................................................................................................10
1. Tinjauan Tentang Implementasi Nilai Pancasila ..................................................................10
a. Pengertian Implementasi ........................................................................................................10
b. Pengertian Nilai Pancasila .....................................................................................................11
c. Nilai-nilai dalam Pancasila ....................................................................................................14
d. Inti Isi Sila Pancasila ...............................................................................................................19
e. Implementasi Pancasila ..........................................................................................................22
xv
2. Tinjauan Tentang Sikap Sosial .................................................................................. 23
a. Teori Sikap Sosial ................................................................................................. 23
b. Pengertian Sikap Sosial ......................................................................................... 26
c. Fungsi Sikap Sosial ............................................................................................... 30
d. Ciri-Ciri Sikap Sosial ............................................................................................ 30
e. Pembentukan Sikap Sosial .................................................................................... 31
B.Kajian Penelitian Relevan ............................................................................................... 32
C.Paradigma Penelitian ...................................................................................................... 34
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................................................................36
B. Lokasi Penelitian ................................................................................................................................36
C. Sumber Data ........................................................................................................................................37
D. Informan dan Unit Analisis .............................................................................................................37
E. Instrumen Penelitian ..........................................................................................................................38
F. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................................................................38
1. Wawancara ......................................................................................................................................38
2. Observasi .........................................................................................................................................39
3. Dokumentasi ...................................................................................................................................39
G. Uji Kredibilitas ...................................................................................................................................40
H. Teknik Pengolahan Data ..................................................................................................................41
I. Teknik Analisis Data ........................................................................................................................42
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................................................. 47
1. Sejarah SMA Negeri 4 BandarL Lampung. .............................................................. 47
2. Tujuan Pendidikan Menengah. .................................................................................. 50
3. Visi dan Misi SMA Negeri 4 Bandar Lampung. ....................................................... 50
4. Tujuan SMA Negeri 4 Bandar Lampung. .................................................................. 50
5. Sasaran Sekolah ......................................................................................................... 51
B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................................................. 52
1. Paparan Hasil Penelitian ............................................................................................ 52
2. Temuan Penelitian ..................................................................................................... 86
C. Pembahasan ................................................................................................................... 88
D. Keunikan Hasil Penelitian ............................................................................................. 94
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ...............................................................................................................................................97 B. Saran .............................................................................................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Temuan penelitian....................................................................................87
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Paradigma Penelitian. ............................................................................................. 35
Gambar 2 Triangulasi Teknik ................................................................................................. 41
Gambar 3 Teknik Analisis Data .............................................................................................. 44
Gambar 4 Rencana Penelitian ................................................................................................. 45
Gambar 5 Kegiatan tadarus siswa yang beragama non muslim .............................................. 54
Gambar 6 Kegiatan pembacaan kitab bagi siswa non muslim ................................................ 55
Gambar 7 Hasil observasi kegiatan siswa muslim tadarus dikelas ......................................... 57
Gambar 8 Hasil observasi kegiatan siswa non muslim berdoa sesuai agama masing ............ 58
Gambar 9 Kegiatan upacara setiap hari senin. ........................................................................ 61
Gambar 10 Kegiatan menyanyikan lagu kebangsaan nasional ............................................... 62
Gambar 11 Hasil observasi kegiatan upacara siswa ............................................................... 64
Gambar 12 Hasil observasi kegiatan menyanyikan lagu nasional .......................................... 64
Gambar 13 Kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok ........................................ 65
Gambar 14 Kegiatan isra’ miraj .............................................................................................. 66
Gambar 15 Hasil observasi siswa menyelesaikan tugas kelompok ........................................ 67
Gambar 16 Tanggung jawab siswa saat melanggar tata tertib sekolah ................................... 69
Gambar 17 Sanksi bagi siswa yang tidak tanggung jawab ..................................................... 70
Gambar 18 Hasil observasi kegiatan siswa yang tanggung jawab ......................................... 71
Gambar 19 Kegiatan ujian siswa ............................................................................................. 72
Gambar 20 Hasil observasi kegiatan ujian siswa .................................................................... 73
Gambar 21 Kegiatan rapat besar siswa ................................................................................... 74
Gambar 22 Rapat OSIS ........................................................................................................... 76
xviii
Gambar 23 Pertemanan yang memiliki perbedaan ................................................................. 77
Gambar 24 Hasil observasi sikap persahabatan siswa ............................................................ 79
Gambar 25 Kegiatan orgab siswa ........................................................................................... 80
Gambar 26 Kegiatan orgab sekaligus pembacaan program kerja ........................................... 81
Gambar 27 Hasil observasi kegiatan orgab siswa ................................................................... 82
Gambar 28 Kegiatan jumat bersih dan gotong royong ........................................................... 84
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Pengajuan Judul Skripsi
2. Surat Penetapan Komisi Pembimbing Skripsi
3. Surat Kesediaan Pembimbing I Skripsi
4. Surat Kesediaan Pembimbing II Skripsi
5. Surat Pengesahan Susunan Komisi Pembimbing Penulisan Skripsi Mahasiswa
6. Surat Keterangan dari Dekan FKIP Universitas Lampung
7. Surat Izin Penelitian Pendahuluan
8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Pendahuluan Dari Kepala Sekolah
SMA Negeri 4 Bandar Lampung
9. Kartu Perbaikan Seminar Proposal Pembimbing I
10. Surat Rekomendasi Perbaikan Proposal Pembimbing I
11. Kartu Perbaikan Seminar Proposal Pembimbing II
12. Surat Rekomendasi Perbaikan Proposal Pembimbing II
13. Kartu Perbaikan Seminar Proposal Pembahas I
14. Surat Rekomendasi Perbaikan Proposal Pembahas I
15. Kartu Perbaikan Seminar Proposal Pembahas II
16. Surat Rekomendasi Perbaikan Proposal Pembahas II
17. Surat Rekomendasi Perbaikan Proposal
18. Surat Izin Penelitian
19. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Kepala Sekolah SMA Negeri 4
Bandar Lampung
20. Kisi-kisi wawancara
21. Kisi-kisi pedoman observasi
22. Kisi-kisi pedoman dokumentasi
23. Kartu Perbaikan Seminar Hasil Pembimbing I
24. Surat Rekomendasi Perbaikan Hasil Pembimbing I
25. Kartu Perbaikan Seminar Hasil Pembimbing II
26. Surat Rekomendasi Perbaikan Hasil Pembimbing II
27. Kartu Perbaikan Seminar Hasil Pembahas
28. Surat Rekomendasi Perbaikan Seminar Hasil Pembahas
29. Surat Rekomendasi Perbaikan Proposal
30. Foto aktivitas siswa
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pancasila seakan terlupakan sebagai dasar negara Indonesia dan pandangan hidup
bangsa Indonesia yang seharusnya dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia,
hal ini dapat dilihat dari perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari yang
semakin hari jauh dari nilai yang mencerminkan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia dan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
Nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan pandangan hidup bangsa
Indonesia merupakan hal yang seharusnya, karena keterkaitan dengan sikap sosial
yang ditampilkan dalam pergaulan hidup sehari-hari sebagai masyarakat
Indonesia. Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan
agama serta adanya toleransi terhadap agama lain dan menjalankan ibadah sesuai
kepercayaan masing-masing. Perilaku yang bersifat Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab berati mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka
ragam agama, kebudayaan, suku, agama, dan warna kulit, serta menyadari bahwa
kita sebagai masyarakat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai
masyarakat Indonesia. Persatuan Indonesia yang berati menjaga nama baik bangsa
2
Indonesia serta mengutamakan kepentingan bangsa diatas kepentingan bersama di
atas kepentingan perorangan dan golongan, sehingga perbedaan pemikiran,
pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah dan mufakat.
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan ialah selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai dalam
menyelesaikan masalah serta menghormati keputusan dari hasil musyawarah
tersebut. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia ialah menolong orang
lain yang sedang kesusahan serta menghormati hak dan kewajiban orang lain.
Sikap sosial sangat erat kaitannya dengan nilai Pancasila karena sebagai nilai
dasar, nilai praktis dan nilai instrumen, Pancasila sering disebut sebagai
pandangan hidup bangsa yang berfungsi sebagai pedoman atau petunjuk dalam
kehidupan sehari-hari. Pancasila juga merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang
tercermin dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang seimbang dengan nilai-
nilai Pancasila.
Bangsa Indonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam kebudayaan
yang memiliki keunikan yang berbeda jika dibandingkan dengan budaya dari
negara lain. Kebudayaan tersebut seharusnya dapat dijadikan sebagai suatu
kebanggan serta tantangan untuk dapat dipertahankan serta diwariskan kepada
generasi selanjutnya. Seiring perkembangan zaman yang diiringi dengan derasnya
arus globalisasi, dimana globalisasi dapat mempengaruhi sikap sosial masyarakat
baik positif maupun negatif. Positifnya ialah globalisasi dapat merubah pola pikir
masyarakat Indonesia yang irasional menjadi rasional sehingga dapat
menyelesaikan masalah dengan mudah dan menjadikan hubungan antar satu
individu dengan yang lainnya menjadi akrab. Dampak negatifnya ialah semakin
3
pudarnya budaya asli Indonesia, akibatnya tidak jarang bangsa Indonesia
khususnya anak remaja lebih menyukai budaya luar yang mungkin lebih dinilai
modern dibanding dengan budaya lokal.
Dampak negatif dari arus globalisasi yang ditimbulkan tidak mencerminkan nilai
budaya bangsa Indonesia, dapat dilihat pada beberapa aktivitas kehidupan
masyarakat Indonesia saat ini. Hal tersebut dapat dilihat dari gaya hidup
masyarakat yang semakin gaya dan konsumtif, dimulai dari gaya berpakaian
mereka yang kekinian atau kebarat-baratan hingga menonton film khas negara
lain. Pudarnya nilai gotong royong, sikap individualisme dan terbentuknya sikap
materialistis, selain itu arus globalisasi seakan telah mampu menciptakan
hubungan interpesonal masyarakat Indonesia menjadi lebih individualistik dan
mementingkan diri sendiri. Pemahaman mengenai nilai Pancasila masyarakat
mulai berkurang, disaat negara membutuhkan persatuan hingga sikap gotong
royong dilingkungan masyarakat bahkan mereka lebih mementingkan
kepentingan kelompok, golongan, dan negara lain dibandingkan negara sendiri.
Ketika Pancasila sebagai dasar negara dan Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia dihadapkan dengan persoalan yang terus mengalir, terlebih
ditambah dengan adanya semakin cepat perkembangan zaman yang diimbangi
oleh derasnya arus globalisasi. Pengaruh masuknya budaya asing ditengah
kehidupan bangsa Indonesia tanpa penyaringan kaidah membuat masyarakat
Indonesia melupakan budaya asli Indonesia dan terus mengikuti budaya asing,
merupakan salah satu terkikisnya nilai Pancasila ditengah masyarakat Indonesia
saat ini.
4
Sikap masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu sudah dikenal oleh bangsa lain
yang memiliki sikap yang positif, namun seiring perkembangan zaman juga
diiringi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi
sikap masyarakat khususnya generasi muda saat ini. Saat ini dapat kita lihat
ditengah-tengah masyarakat, banyak para generasi muda bangsa dalam banyak hal
tidak santun. Sikap sosial yang santun menjadi luntur dapat juga diakibatkan
karena faktor mudahnya mengakses perilaku bangsa lain. Sikap sosial bangsa lain
ini cenderung hedonis dan egois. Sikap egois dan hedonis tersebutlah yang
dianggap sebagai salah satu faktor banyaknya generasi muda Indonesia bergaya
hidup orang modern. Hal ini tentu saja didasari oleh perkembangan teknologi
yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Perkembangan teknologi saat
ini yang semakin pesat, sedikitnya dapat mengubah pola pikir masyarakat yang
dulunya taat terhadap sopan santun menjadi masyarakat yang tidak mengenal
sikap sopan santun tersebut. Masyarakat yang mulai meninggalkan kesantunan
dalam kesehariannya ini lama-lama akan menghilang seiring dengan berjalannya
waktu dan tentu saja perkembangan yang saat ini yang tidak bisa dikontrol lagi.
Tantangan sikap sosial hari ini terlihat dari setiap individu yang cenderung
memainkan gadget di setiap kesempatan dimanapun dan kapanpun. Zaman
sekarang tidak ada satu orang yang tidak memiliki gadget terutama generasi
milenial yang memiliki ketergantungan luar biasa pada alat teknologi komputer
tersebut. Orang-orang generasi ini tidak bisa berbuat apa-apa tanpa adanya ponsel.
Jika gadget mereka tertinggal kehidupan terasa sunyi, serta perasaan menjadi
gelisah sekalipun banyak teman disekitar mereka. Saat mereka bermain gadget,
seolah-olah tidak tau jika di lingkungan sosial mereka sedang membutuhkan
5
bantuan, karena perhatian mereka terus fokus terhadap gadget. Saat mereka
sedang ikut partisipasi kelompok, mereka cenderung mengabadikannya kedalam
media sosial dengan ponsel mereka dibanding dengan partisipasi mereka.
Tantangan sikap sosial selanjutnya ialah globalisasi yang dimana globalisasi dapat
mempengaruhi sikap sosial masyarakat baik secara positif dan negatif. Banyak
masayarakat yang tidak menyetujui Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
karena menurut mereka Pancasila tersebut dibuat oleh manusia sehingga
masyarakat Indonesia bertingkah tanpa memiliki pandangan yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Masih kurangnya pemahaman mengenai nilai-nilai yang
terkandung pada setiap sila yang di dalamnya memiliki keterkaitan satu sama lain
serta krisis moral masyarakat khususnya remaja yang saat ini tidak menjadikan
Pancasila sebagai pandangan dalam bergaul. Krisis generasi muda terhadap
pemahaman nilai pancasila serta jauh dari pengamalan nilai-nilai Pancasila yang
dapat terlihat pergaulan bebas mereka dari gaya berpakaian ke barat-baratan,
hingga mengikuti gaya hidup yang tidak sesuai dengan sebagai mana mestinya.
Maraknya tawuran antar pelajar, serta pelecehan yang dialami oleh pemuda.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung, peneliti
menemukan beberapa permasalahan yang ada dalam lokasi berkaitan dengan
sikap sosial siswa. Salah satunya adalah beberapa siswa ada yang bermain ponsel
saat guru sedang menjelaskan mata pelajaran, tentunya hal ini sangat tidak bagus
karena saat guru menjelaskan siswa harus memperhatikan agar materi yang
disampaikan tidak keluar dengan percuma, terutama pada mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang nantinya akan membentuk sikap
sosial siswa selama berada dilingkungan sekolah. Permasalahan yang selanjutnya
6
ialah siswa merasa gembira ketika ada pengumuman untuk gotong royong, namun
ketika gotong royong bukannya mereka ikut serta bahkan berusaha untuk
menghindari ajakan gotong royong tersebut. Masalah selanjutnya ialah siswa
kurang peduli terhadap orang lain, hal ini dipicu karena kecenderungan siswa
bermain gadget dimanapun kapanpun itu. Siswa merasa tidak terpanggil saat ada
siswa atau guru yang sedang melakukan kebaikan, siswa tersebut malah asyik
bermain ponsel tanpa memperdulikan lingkungan sekitarnya.
Proses mengembangkan sikap sosial siswa yang sesuai dengan nilai Pancasila ini
tentu tidak lepas dari indikator pendukung nilai Pancasila seperti nilai Ketuhanan,
nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai Kerakyatan, serta nilai Kemanusiaan
yang memiliki point penting bagi peneliti untuk melihat dan menjadikan titik
utama dalam penelitian ini. Penelitian ini juga tidak lepas dari indikator
pendukung dari sikap sosial siswa seperi persahabatan, kepemimpinan, sikap
keterbukaan,inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung jawab
dalam tugas kelompok, dan toleransi baik dari segi agama ataupun suku budaya
dan lain sebagainya. Peneliti membatasi indikator sikap sosial seperti
kepemimpinan, sikap toleransi dan inisiatif sosial agar penelitian ini nantinya
menjadi fokus masalah dan menjadi semakin jelas. Alasan lainnya karena
indikator kepemimpinan menjadikan peneliti ingin melihat sejauh mana
kepemimpinan kepala sekolah atau ketua kelas dalam mengatur sikap sosial
siswa, lalu indikator sikap toleransi dan inisiatif sosial menurut peneliti sudah
mewakilkan indikator-indikator lainnya.
7
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti sangat tertarik untuk meneliti mengenai
“Implementasi Nilai Pancasila dalam Mengembangkan Sikap Sosisal Siswa
Di SMA Negeri 4 Bandar Lampung”
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada Implementasi Nilai Pancasila dalam Mengembangkan
Sikap Sosial Siswa di SMA Negeri 4 Bandar Lampung, dengan sub fokus
penelitian sebagai berikut:
1. Implementasi nilai Pancasila dalam mengembangkan sikap sosial siswa di
SMA Negeri 4 Bandar Lampung.
2. Wujud implementasi nilai Pancasila dalam mengembangkan sikap sosial
siswa di SMA Negeri 4 Bandar Lampung.
C. Pertanyaan Penenelitian
Berdasarkan fokus dan sub fokus penelitian, secara umum masalah penelitian ini
adalah bagaimana implementasi nilai Pancasila. Secara khusus masalah penelitian
ini adalah :
1. Bagaimanakah implentasi nilai Pancasila dalam mengembangkan sikap sosial
siswa di SMA Negeri 4 Bandar Lampung.
2. Bagaimanakah wujud implementasi nilai Pancasila dalam mengembangkan
sikap sosial siswa di SMA Negeri 4 Bandar Lampung
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan sikap sosial siswa
dan implementasi nilai Pancasila di SMA Negeri 4 Bandar Lampung.
8
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan secara teoritis
Penelitian tentang implementasi nilai Pancasila dalam mengembangkan
sikap sosial siswa di SMA Negeri 4 Bandar Lampung secara teoritis
untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan
kewarganegaraan yang mengkaji tentang pendidikan nilai – nilai
Pancasila karena dapat merubah sikap sosial siswa.
b. Kegunaan secara praktis
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan masukan dan
referensi tentang pentingnya implementasi nilai Pancasila di dalam
lingkungan sekolah
2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan sebagai masukan kepada siswa dalam
memaknai dan mengamalkan nilai Pancasila.
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai referensi dan perbandingan bagi penelitian lain dalam
masalah yang sama atau terkait di waktu yang akan datang
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian termasuk kedalam ilmu pendidikan khususnya pendidikan
kewarganegaraan dengan wilayah kajian pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan yang berkaitan nilai moral Pancasila
9
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Wakil bidang kesiswaan, Pembina OSIS,
Guru BK, Guru PPKn, Siswa SMA Negeri 4 Bandar Lampung.
3. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah implementasi nilai Pancasila dalam
mengembangkan sikap sosial siswa di SMA Negeri 4 Bandar Lampung.
4. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bandar Lampung.
5. Waktu Penelitian
Waktu dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkan surat izin
penelitian pendahuluan nomor :125/UN26.13/PN.01.00/2018 oleh Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
Deskripsi teori berisi tentang uraian teori yang menjelaskan variabel yang akan
diteliti dengan cara mendeskripsikan variabel tersebut melalui pendefinisian, dan
menguraikan secara lengkap dari berbagai referensi yang aktual sehingga dapat
memperkuat penelitian ini.
1. Tinjauan Tentang Implementasi Nilai Pancasila
a. Pengertian Implementasi
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan
setelah perancanaan sudah dianggap sempurna. Menurut Usman (2002: 70),
implementasi bermuara pada aktivitas,aksi, tindakan atau adanya mekanisme
suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai suatu tujuan kegiatan. Setiawan (2004: 39),
berpendapat bahwa “implentasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya
serta memerlukan jaringan pelaksana birokrasi yang efektif”.
Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan pengertian diatas bahwa
implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu
11
aktifitas dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-
norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
b. Pengertian Nilai Pancasila
1. Pengertian Nilai
Frankena (Kaelan, 2016: 80) mengemukakan bahwa “nilai atau valeu
termasuk bidang kajian filsafat nilai yang dipakai untuk menunjuk kata
benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (Worth) atau “kebaikan”
(goodness) dan kata kerja yang artinya tindakan atau kejiwaan tertentu
untuk menilai atau melakukan penilaian. Definisi tersebut menunjukkan
bahwa pada hakikatnya nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada
suatu objek. Sejalan dengan pendapat tersebut Kodhi (Kaelan 2016: 81)
mengatakan bahwa “nilai mengandung cita-cita, harapan-harapan, dambaan,
dan keharusan”
2. Pengertian Pancasila
a. Pengertian Pancasila secara Etimologis
Secara etimologis pancasila berasal dari sanskerta dari india. Menurut
Muhammad Yamin, dalam bahasa sanskerta perkataan “Pancasila”
memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu :
“panca” artinya “lima” “syila” vokal i pendek artinya “batu sendi”,
“alas”, atau “dasar” “syiila” vokal i panjang artinya “peraturan
tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa jawa diartikan “susila” yang
memiliki hubungan moralitas, oleh karena itu secara etimologis kata
“pancasila” yang dimaksudkan adalah istilah “panca syila” dengan vokal
12
i pendek yang memiliki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara
harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila”
dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
Ajaran Pancasyiila menurut budha adalah merupakan lima aturan
(larangan) atau five moral principles, yang harus ditaati dan dilaksanakan
oleh para penganut biasa atau awam. Pancasyiila yang berisi lima
larangan atau pantangan itu menurut isi lengkapnya adalah sebagai
berikut:
Panatipada veramani sikhapadam samadiyani artinya “jangan
mencabut nyawa makhluk hidup” atau dilarang membunuh.
Dinna dana veramani shikapadam samadfyani artinya “janganlah
mengambil barang yang tidak diberikan”, maksudnya dilarang
mencuri.
Kameshu micchacara veramani shikapadam samadiyani artinya
“janganlah berhubungan kelamin”, maksudnya dilarang berzina.
Musawada veramani sikapadam samadiyani artinya “janganlah
berkata palsu”, maksudnya dilarang berdusta.
Sura meraya masjja pamada tikana veramani artinya “janganlah
meminum minuman yang menghilangkan pikiran”, maksudnya
dilarang meminum minuman keras. (Kaelan 2016: 12-13)
b. Pengertian Pancasila secara Historis
Proses perumusan pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI
pertama dr. Radijman Widyodiningrat. Mengajukan suatu masalah,
khususnya akan dibahas pada sidang tersebut, masalah tersebut adalah
tentang suatu calon rumusan dasar negara indonesia yang akan dibentuk.
Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu
Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno. Pada tanggal 1 juni 1945 di
dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan (tanpa text)
mengenai calon rumusan dasar negara indonesia kemudian untuk
13
memberi nama istilah dasar negara tersebut Soekarno memberikan nama
“Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran
dari salah seoarang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak
disebutkan na 1945 termanya.
Pada tanggal 17 agustus 1945 indonesia memproklamasikan
kemerdekaanannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 agustus 1945
disahkanlah Undang-undang dasar 1945 termasuk pembukaan UUD 1945
dimana termuat isi rumusan lima prinsip sebagai suatu dasar negara yang
dibentuk nama pancasila. Sejak saat itulah perkataan pancasila telah
menjadi bahasa indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam
alinea IV pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “pancasila” namun
yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut
dengan istilah “pancasila”
c. Pengertian Pancasila secara Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 agustus 1945 itu telah melahirkan
negara republik indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlangkapan
negara sebagaimana kemerdekaan indonesia (PPKI) segera
melaksanakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 agustus 1945 telah
berhasil mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia yang dikenal
dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 tersebut terdiri atas dua bagian
yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37
ayat pasal 1, aturan peralihan yang terdiri atas pasal dan 1 aturan
tambahan terdiri atas 2 ayat.
14
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea
tersebut tercantum rumusan pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
c. Nilai-Nilai Dalam Pancasila
Terdapat berbagai macam pandangan tentang nilai hal ini sangat tergantung
pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan
tentang pengertian nilai.
Max Scheler (Kaelan 2016: 81) mengemukakan bahwa nilai-nilai yang ada
tidak sama luhurnya dan sama tingginya. Nilai-nilai itu secara nyatanya ada
yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai-nilai
lainnya. Menurut tinggi rendahnya, nilai-nilai dapat dikelompokkan dalam
empat tingkatan sebagai berikut :
a. Nilai kenikmatan: dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai-nilai yang
mengenenakkan dan tidak mengenakkan, yang menyebabkan orang senang
atau menderita.
b. Nilai kehidupan: dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai yang penting bagi
kehidupan, misalnya kesehatan, kesegaran jasmani, kesehatan umum.
15
c. Nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai kejiwaan. Nilai semacam ini
ialah keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalam
filsafat.
d. Nilai kerokhanian: dalam tingkat ini terdapat modalitas nilai dari yang suci
dan tak suci. Nilai ini terdapat nilai pribadi.
Notonagoro (Kaelan, 2016: 82) membagi nilai menjadi tiga, yaitu:
1) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia,
atau kebutuhan material ragawi manusia;
2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia, untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas;
3) Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerokhanian ini dapat dibedakan atas empat macam:
1) Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia;
2) Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan
(estheis, goevel, rasa) manusia;
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (will,
wollen, karsa) manusia;
4) Nilai religius, yang merupakan nilai kerokhanian tertinggi dan mutlak. Nilai
religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Kurniawan (2012: 140) mengungkapkan bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila yaitu:
1) Didalam sila 1 berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” terkandung nilai :
16
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab:
b. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antar pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup;
c. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain.
2) Didalam sila 2 berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” terkandung
nilai :
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
antar sesama;
b. Mengembangkan sikap tenggang rasa;
c. Perlakuan adil terhadap sesama manusia.
3) Didalam sila 3 berbunyi “Persatuan Indonesia” terkandung nilai:
a. Mengembangkan rasa cinta tanah air;
b. Mampu menempatkan persatuan diatas kepentingan pribadi atau
golongan;
c. Mengembangkan persatuan indonesia atas dasar Bhineka tunggal ika.
4) Didalam sila 4 berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan” terkandung nilai:
a. Mengambil musyawarah dalam mengambil suatu keputusan;
b. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani;
c. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
17
5) Didalam sila 5 berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
terkandung nilai:
a. Bersikap adil terhadap sesama;
b. Menghormati hak orang lain;
c. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan suatu keadilan
sosial.
Widjaja (2004: 6) memandang pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan
dasar negara mengandung nilai-nilai berikut:
1) Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan;
2) Nilai ideal, nilai material, nilai spiritual, nilai pragmatis, dan nilai positif;
3) Nilai etis, nilai estetis, nilai logis, nilai sosial, dan nilai religius.
Darmodihardjo (Marsudi, 2000: 48) Pancasila mengandung nilai dasar, nilai
instrumental, dan nilai praksis. Ketiga nilai tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nilai Dasar
Nilai dasar merupakan suatu nilai yang tetap, yang dipilih sebagai
landasanbagi nilai instrumental untuk akhirnya diwujudkan sebagai
kenyataan (praktis). Nilai yang dipilih ini umumnya berhubungan dengan
nilai-nilai obyektif, positif, intrinsik, dan transenden. Dari segi kandungan
nilainya, maka nilai dasar yang berkenaan dengan eksistensi sesuatu, yang
mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar dan ciri khasnya. Nilai dasar
Pancasila ditetapkan oleh para pendiri negara. Nilai dasar Pancasila tumbuh
baik dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan yang
18
telah menyengsarakan rakyat, maupun dari cita-cita yang ditanamkan dalam
agama dan tradisi tentang suatu masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan kebersamaan, persatuan dan kesatuan seluruh warga
masyarakat.
2. Nilai Instrumen
Nilai Instrumen ialah nilai yang merupakan usaha konkretisasi dari nilai
dasar. Nilai ini biasanya telah dituangkan dalam bentuk norma, dan
dijadikan sebagai dasar bagi perwujudan praktis. Nilai instrumental
merupakan penjabaran dari nilai Pancasila, yang merupakan arahan
kinerjanya untuk kurun waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu. Nilai
instrumental ini dapat dan bahkan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman.
Namun nilai instrumental haruslah mengacu pada nilai dasar yang
dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamik
dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama, dalam
batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Dari kandungan
nilainya, maka nilai instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi,
organisasi, sistem, rencana, program, bahkan proyek-proyek yang
menindaklanjuti nilai dasar tersebut.
3. Nilai Praktis
Widjaja (1996: 41) mengungkapkan bahwa “nilai praktis adalah tentang
operasional, realisasi, konkret, nyata, wujud yang terdapat dalam kenyataan
sehari-hari, berupa cara bagaimana rakyat melaksanakan nilai pancasila”.
Nilai praksis terdapat pada demikian banyak wujud penerapan nilai–nilai
Pancasila, baik secara tertertulis maupun tidak tertulis, baik oleh cabang
19
eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, oleh organisasi kemasyarakatan, oleh
badan-badan ekonomi, oleh pimpinan kemasyarakatan, bahkan oleh
warganegara secara perseorangan. Pancasila sebagai nilai yang termasuk
nilai moral atau nilai kerohanian juga mengakui adanya nilai material dan
nilai vital.
Nilai-nilai tersebut bersumber dari dasar Pancasila, yaitu manusia yang
mempunyai susunan kodrat, sebagai makhluk yang tersusun atas jiwa
(rohani) dan raga (materi). Disamping itu Pancasila sebagai sistem nilai juga
mengakui nilai-nilainya secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai kebenaran
(epistimologis), estetis, etis, maupun nilai religius. Oleh karena itu nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat lengkap, karena terdiri dari
nilai-nilai di atas. Terkait hal tersebut Pemahaman nilai-nilai Pancasila
merupakan pemahaman konsep Pancasila yang mengandung gagasan, cita-
cita, dan nilai dasar yang bulat, utuh dan mendasar mengenai eksistensi
manusia dan hubungan manusia dengan lingkungannya.
d. Inti Isi Sila Pancasila
Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila pancasila merupakan suatu
sistem nilai, oleh karena itu sila-sila pancasila itu pada hakikatnya merupakan
suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang
memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya namun kesemuanya itu tidak
lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Adapun nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut:
20
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila ketuhahanan yang maha esa terkandung nilai bahwa negara yang
didirikan adalah sebagai tujuan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha
esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral penyelenggara negara,
politik negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-
undangan negara, kebebasan, dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-
nilai ketuhanan yang maha esa. Negara berketuhanan yang maha esa
mengandung konsekuensi bahwa negara memberikan kebebasan yang asasi
terhadap semua warganya untuk percaya dan meyakini adanya tuhan sesuai
keyakinan agama masing-masing.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh
karena itu dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-
undangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan harkat dan martabat
manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak asasi yang harus
dijamin dalam perundang-undangan negara. Kemanusiaan yang adil dan
beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah
laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap
diri sendiri, terhadap seseama manusia maupun lingkungannya. Nilai
kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai
makhluk yang berbudaya moral dan beragama.
21
3. Sila Persatuan Indonesia
Dalam sila persatuan indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial. Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup
bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara berupa suku, ras,
kelompok, golongan, maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan
adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri yang
membentuk negara. Konsekuensinya adalah beraneka ragam tetapi satu,
mengikatkan, diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu selogan
Bhineka Tunggal Ika yang artinya perbedaan bukannya untuk diruncingkan
menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesis yang
saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk
mewujudkan tujuan bersama.
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Nilai yang terkandund didalamnya ialah nilai-nilai demokrasi yang mendasar
pada kebebasan individu. Demokrasi dalam sila keempat adalah demorasi yang
mendasar pada moral ketuhanan, kemanusiaan dan persatuan. Oleh karena itu
demokrasi yang didasari oleh hikmat kebijaksanaan meletakkan kedaulatan di
tangan rakyat, dengan didasari oleh moral kebijaksanaan untuk kehidupan
bersama yang harmonis, bukan persaingan bebas dan menguasai yang lainnya.
22
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam sila kelima tersebut mengandung nilai yang merupakan tujuan negara
sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka dalam sila kelima tersebut
terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama
(kehidupan sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan
kemausiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
manusia dengan manusia lain, manusia masyarakat, bangsa dan negaranya
serta hubungan manusia dengan tuhannya.
e. Implementasi Pancasila
Pancasila merupakan hal yang tidak bisa dihindari bagi masyarakat indonesia.
Untuk itu diperlukannya penumbuhannya kembali pancasila terhadap sikap
sosial siswaagar tetap menjadi kajian generasi muda khususnya para peserta
didik, yaitu salah satunya dapat dimulai dari pendidikan sekolah hdasar hingga
sekolah menengah atas atau bahkan hingga ke perguruan tinggi. Hal ini
dikarenakan, pancasila memiliki kaitan erat dengan pendidikan pada umumnya,
dan secara khusus pada pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn).
Implementasi nilai pancasila di era globalilasi bagi peserta didik dalam
mengembangkan sikap sosial siswa bisa dilaksanakan dengan menumbuhkan
sifat nasionalisme pada peserta didik. Nasionalisme dapat dipupuk kembali
dalam momentum-momentum yang tepat seperti pada saat peringatan hari
kemerdekaan, peringatan hari nasional lainnya, atau upacara setiap hari senin,
guru maupun dosen yang tulus mengajar dengan baik dan ikhlas menuntun
para siswa hingga mampu mengukir prestasi yang gemilang, pelajar yang
23
belajar dengan sungguh dengan segenap kemampuannya demi nama baik
bangsa dan negara, cinta serta bangga tanpa malu-malu menggunakan produk
dalam negeri demi kemajuan ekonomi negara. Bukan itu saja implementasi
juga dapat dibangun melalui sikap toleransi antar sesama manusia yang bisa
dilakukan dengan menghargai dan tidak membeda-bedakan agama, suku,
budaya, ras dan lain sebagainya, lalu sikap tanggung jawab sebagai peserta
didik juga bisa dilakukan saat ada kegiatan disekolah berlangsung baik
tanggung jawab secara formal atau non formal, dan implementasi juga bisa
dilakukan seperti sikap sosial mereka yang bersifat inisiatif sosial yakni
melakukan sesuatu dengan ketulusan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Mengembangkan sikap sosial siswa dapat dilakukan dengan menjalankan
aktivitas atau tindakan yang terencana sesuai dengan ajaran pancasila yang
sebagaimana mestinya.
2. Tinjauan Tentang Sikap Sosial
a. Teori sikap sosial
Sarmoff (Sarlito, 1998: 156) teori ini menyangkut sikap (attitude) yang
diterangkan berdasarkan mekanisme pertahanan ego. Menurut Sarnoff,
diantara berbagai sikap yang ditunjukkan oleh manusia, ada yang fungsinya
mempertahankan ego dari ancaman bahaya, baik yang datangnya dari luar
maupun dari dalam.
a. Konsep dasar
1. Motif : rangsangan yang dapat menimbulkan ketegangan dimana
seseorang individu akan mendorong keinginan untuk melakukan sesuatu
terhadap semua hal.
24
2. Konflik : Jika ada dua motif yang bekerja dalam satu hal maka akan
timbul konflik. Sarnoff mengatakan seseorang hanya dapat melakukan
suatu konflik dalam satu saat. Jika konfliknya terus berlarut-larut dan
individu akan jadi korban dari motif-motifnya sendiri. Maka agar
terhindar dari hal tersebut, setiap individu harus melakukan dua hal:
a. membuat prioritas diantara motif-motif yang ada, mana yang mau
diselesaikan terlebih dahulu
b. menunda semua respon terhadap motif-motif pada saat menyelesaikan
suatu konflik yang diakibatkan oleh motif yang telah diprioritaskan.
Untuk menunda respon terhadap motif lain, ada tiga cara:
a. memanfaatkan pertahanan ego dalam situasi dimana ada ketakutan
yang tak bisa ditolerir.
b. Dengan sengaja menghambat respon yang sedianya akan mengurangi
ketegangan yang ditimbulkan oleh motif yang lebih rendah posisinya.
c. Untuk sementara mensumpress persepsi tentang motif tersebut
3. Pertahanan ego: Jika individu menghadapi sesuatu yang berbahaya, maka
ancaman ini akan menimbulkan rasa takut pada individu yang
bersangkutan. Kalau motif takut ini sudah tidak dapat ditolerir lebih
lanjut dan orang yang bersangkutan tidak dapat melepaskan diri dari
obyek yang ditakuti itu maka ia akan mempertahankan egonya. Respon
mempertahankan ini disebut “pertahanan ego”. Jenis-jenis ini adalah
sebagai berikut:
a. Pertahanan ego terhadap bahaya dari luar
25
1. Penolakan: mengacukan persepsi ego tentang bahaya dengan
menganggap bahaya itu tidak ada
2. Identifikasi: mengacaukan ego tentang bahaya dengan menganggap
bahwa rangsang yang berbahaya itu tidak berbahaya, malahan ego
identifikasi ini menganggap dirinya sama dengan rangsang bahaya
tersebut
Kedua ego tersebut terjadi dalam proses tidak sadar yang menurut
sarnoff perlu dibedakan dari supresi, yaitu pengingkaran terhadap
adanya bahaya yang dilakukan dengan sengaja dan sadar oleh
individu.
b. pertahanan ego terhadap rangsang bahaya yang datang dati dalam diri
sendiri
1. represi (repressions) motif-motif yang berbahaya dan mengancam
ego ditekankan kedalam ketidaksadaran segingga tak terlihat ego.
2. Proyeksi (projection) motif yang berbahaya dan mengancam ego
dibiarkan muncul ke kesadaran, tetapi diakui dari diri sendiri.
Agar pertahanan ego dapat berfungsi dengan sepenuhnya, harus muncul
dalam respon yang nyata. Menurut sarnoff respon nyata ini dinamakan
simptom (symptom). Jadi simptom adalah perilaku myata yang berfungsi
untuk meredakan ketegangan yang hubungannya dengan motif-motif yang
tidak disadari tidak diketahui oleh individu yang bersangkutan.
4. Sikap (attitude) mengidentifikasi sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi
secara positif dan negatif terhadap obyek-obyek tertentu. Sikap berfungsi
26
untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh motif tertentu.
Fungsi ini dapat dilakukan dalam kesadaran penuh dan bisa pula berupa
bagian dari suatu proses yang tidak disadari.
b. keselarasan sikap-motif
Sarnoff menyatakan bahwa sikap dan motif bisa selaras dan tidak selaras.
Dalam hal ini sikap dan motif selaras maka sikap merupakan respon yang
disadari terhadap yang dapat diterima oleh individu. Sedangkan sikap
dan motif tidak selaras maka sikap respon yang tidak menyadari motif
maupun tujuan dari respon nyata.
b. Pengertian Sikap Sosial
Syamsudin (Marlina, 2015: 30) mengemukakan bahwa “Sikap sosial dapat
terlihat dari tujuh dimensi yang meliputi persahabatan, kepemimpinan, sikap
keterbukaan, inisiatif sosial, partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung
jawab dalam tugas kelompok dan toleransi terhadap teman”. Sejalan dengan
pendapat Loree (Syamsudin, 1997: 74) sikap sosial adalah proses individu
melatih kepekaan-kepekaan terhadap rangsangan-rangsangan terutama
terhadap tuntutan-tuntutan pokok.
Kuniawati (Marlina, 2015: 32) mengemukakan bahwa “Sikap sosial adalah
kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata, yang berulang-ulang
terhadap objek sosial”. Ahmadi (1990: 163) mengemukakan bahwa “Sikap
sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan
berulang-ulang terhadap objek sosial. Sikap sosial dinyatakan tidak oleh
seorang tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya, objeknya adalah
27
objek sosial (banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang-ulang”.
Misalnya sikap masyarakat terhadap bendera kebangsaan, mereka selalu
menghormatinya dengan cara khidmat dan berulang-ulang pada hari-hari
nasional di Negara Indonesia. Contoh lainnya sikap berkabung seluruh anggota
kelompok karena meninggalnya seorang pahlawannya. Terkait hal tersebut
sikap sosial adalah kesadaran dari dalam diri individu yang mempengaruhi
terhadap lingkungan sosial.
a) Persahabatan
Davis (Fauziah, 2014: 84) mengemukakan bahwa ”Persahabatan adalah
suatu bentuk hubungan dekat yang melibatkan kenikmatan, penerimaan,
kepercayaan, hormat, saling menolong, menceritakan rahasia, mengerti, dan
spontanitas”. Persahabatan diartikan sebagai kesuka-relaan, hubungan
personal, secara khas memberikan keintiman dan bantuan, dimana dua
orang tersebut menyukai satu dengan yang lainnya dan memintanya untuk
menjadi teman.
b) Kepemimpinan
Bafdal (Susanti, 2015: 29) mengemukakan bahwa “Kepemimpinan sebagai
keseluruhan proses memengaruhi, mendorong, mengajak, dan
menggerakkan serta menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir,
bersikap, dan betindak sesuai dengan aturan yang berlaku dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan”.
c) Sikap Keterbukaan
Wrightsman (Maharani & Hikmah 2015:28) “Keterbukaan diri atau self
disclosure adalah proses mnghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan
28
membagi perasaan dan informasi dengan orang lain” Dengan begitu,
interaksi antar individu dengan orang lain, apakah orang lain akan
menerima atau menolak, bagaimana mereka ingin orang lain mengetahui
tentang mereka ingin orang lain mengetahui tentang mereka akan
ditentukan oleh bagaimana individu dalam mengugkapkan dirinya.
Morton (Maharani & Hikmah 2015: 28) mengemukakan bahwa
“Keterbukaan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi
yang akrab dengan orang lain”. Informasi di dalam keterbukaan diri bersifat
deskritif atau evaluatif. Deskritif artinya individu melukiskan berbagai fakta
mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti
jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu
mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang
disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci.
d) Inisiatif sosial
Inisiatif adalah kemampuan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu
yang benar tanpa harus diberi tahu, mampu menemukan apa yang
seharusnya dikerjakan terhadap sesuatu yang ada di sekitar, berusaha untuk
terus bergerak untuk melakukan beberapa hal walau keadaan terasa semakin
sulit.
e) Partisipasi dalam kegiatan kelompok
Prasetya (2018: 3) mengemukakan bahwa “Partisipasi siswa dalam
pembelajaran penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif
dan menyenangkan”. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah
direncanakan bisa dicapai semaksimal mungkin. Tidak ada proses belajar
29
mengajar tanpa adanya partisipasi dari siswa yang menerima pelajaran yang
akan disampaikan. Salah satu aspek dalam partisipasi belajar adalah diskusi
kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama-sama dan belajar bekerja
sama agar tujuam yang ingin dicapai dalam diskusi kelompok tersebut dapat
berjalan dengan baik. Siswa berpartisipasi dalam tanya jawab,
menyumbangkan buah pikirannya , aktif selama diskusi berlangsung serta
tidak menyebabkan keributan dalam kelompoknya.
f) Tanggung Jawab dalam tugas kelompok
Zuchdi (Yasmin, 2016: 693) mengemukakan bahwa “Tanggung jawab
merupakan suatu sikap dan perilaku seorang individu dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban yang harus ia lakukan, baik tugas terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, negara, lingkungan dan masyarakat serta dirinya sendiri”.
Sikap tanggung jawab sangat penting dimiliki oleh siswa karena akan
menjadi dasar tanggung jawab pada masa depannya. Sehingga siswa sd
harus berusaha untuk menanamkan tanggung jawab kepada masing-masing
dirinya. Seorang siswa sangat penting memiliki sikap tanggung jawab
terutama tanggung jawab belajar.
g) Toleransi
Izzan (2017: 168) mengemukakan bahwa “Toleransi merupakan sikap yang
menghargai, membiarkan, dan membolehkan adanya pendirian berupa
pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya
yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan pendirian diri sendiri. Orang
yang toleran adalah orang yang dapat menerima orang lain berbeda, apapun
isi perbedaan itu dengan dirinya”
30
c. Fungsi Sikap Sosial
Katz (Azwar, 2013: 52) menyebutkan fungsi sikap sosial ada empat, yaitu:
1) Fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat yang menunjukkan bahwa individu
dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang
diinginkannya dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkannya. Dengan
demikian, maka individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal
yang dirasakan akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap
negatif terhadap hal-hal yang merugikannya.
2) Fungsi pertahanan ego menunjukkan keinginan individu untuk
menghindarkan diri serta melindungi dari hal-hal yang mengancam egonya
atau apabila ia mengetahui fakta yang tidak mengenakkan, maka sikap dapat
berfungsi sebagai makanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari
kepahitan kenyataan tersebut.
3) Fungsi pernyataan nilai menunjukkan keinginan individu untuk memperoleh
kepuasan dalam menyatakan suatu nilai yang dianutnya sesuai dengan
penilaian pribadi dan konsep dirinya.
4) Fungsi pengetahuan menunjukkan keinginan individu untuk
mengekspresikan rasa ingin tahunya, mencari penalaran dan untuk
mengorganisasikan pengalamannya.
d. Ciri-ciri Sikap Sosial
Notonegoro (Marlina, 2015: 36) menyebutkan ciri-ciri sikap sosial sebagai
berikut :
31
1) Tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk dan dapat di pelajari
sepanjang perkembangan dalam hubunganya dengan objek,
2) Dapat diubah-ubah karena dapat dipelajari,
3) Tidak berdiri sendiri melainkan mempunyai hubungan tertentu dengan
objek,
4) Dapat berkenaan dengan suatu objek saja, juga dapat berkenaan dengan
objek yang lain,
5) Mempunyai segi-segi motivasi dan perasaan.
Alex (Marlina, 2015: 36) mengemukakan bahwa “Ciri khas dari sikap adalah
mempunyai objek tertentu (orang, prilaku, konsep, situasi, benda) dan
mengandung penilaian (suka-tidak suka; setuju-tidak setuju)”.
e. Pembentukan Sikap Sosial
Azwar (2013: 30) mengemukakan bahwa “Sikap sosial terbentuk dari adanya
interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti
lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu
sebagai anggota kelompok sosial”. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan
saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lain, terjadi
hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing
individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi
hubungan antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan
psikologis di sekelilingnya.
Individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek
psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi
32
pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang
dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga
agama, serta faktor emosi dalam diri individu.
B. Kerangka Pikir
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk sikap sosial
siswa untuk menjadi generasi muda yang cerdas dan berkarakter. Salah satu
tempat pembinaan sikap sosial siswa ialah disekolah. Pendidikan disekolah sudah
selayaknya memberikan layanan dan membina sikap sosial siswa namun
kenyataannya banyak sekali siswa yang bersikap sosial tidak sesuai dengan nilai
pancasila. Oleh karena itu peneliti merasa penting mengadakan penelitian yang
berjudul “Implementasi nilai pancasila dalam mengembangkan sikap sosial siswa
kelas X IPA 3 di SMA Negeri 4 Bandar Lampung” Untuk lebih jelasnya kerangka
fikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan penelitian berikut ini:
33
Gambar 1. Kerangka Pikir
Implementasi Nilai Pancasila Dalam
Mengembangkan Sikap Sosial Siswa Di SMA
Negeri 4 Bandar Lampung
Pelaksanaan di lapangan SMA Negeri 4
Bandar Lampung dengan informan:
1 wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.
1 Pembina Osis
1 Guru BK
1 Guru PPkn
3 siswa
Nilai Pancasila
1. Nilai Ketuhanan
2. Nilai Kemanusiaan
3. Nilai Persatuan
4. Nilai Kerakyatan
5. Nilai Keadilan
Sikap Sosial Siswa
1. Persahabatan
2. Sikap Toleransi
3. Inisiatif Sosial
Dari informasi yang didapat nantinya diharapkan
agar informan dapat memberikan informasi atau
pendapat terkait nilai pancasila dengan indikator
sikap sosial seperti persahabatan, toleransi dan
inisiatif sosial. Apakah siswa memiliki rasa
persahabatan atau kepercayaan terhadap teman
lainnya, atau perbedaan disekolah tersebut
bertentangan atau tidak dengan nilai pancasila yang
pertama dan ketiga, dan sikap insiatif sosial mereka
disekolah dengan tanggung jawab mereka sebagai
siswa baik secara formal atau nonformal.
34
C. Kajian Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dijadikan sebagai titik tolak dalam penelitian.
Berikut ini merupakan penelitian terdahulu yang oleh penulis dijadikan penelitian
berbeda, paparan yang berbeda dengan populasi sampel yang berbeda, yaitu:
1) Penelitian yang dilakukan oleh Musdalipah (2015) yang berjudul “Pengaruh
Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Kemampuan Sosial Siswa” Tujuan
penelitian ini untuk menjelaskan antara Pengaruh Pemahaman Nilai-Nilai
Pancasila Terhadap Kemampuan Sosial Siswa di SMP Negeri 1 Kota agung
Timur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Variabel X dalam penelitian ini adalah pemahaman nilai-nilai
pancasila sedangkan variabel Y dalam penelitian ini adalah kemampuan sosial
siswa, populasi dalam penelitian ini berjumlah 104 orang yang dijadikan
sampel berjumlah 26 orang, teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam
penelitian ini terdiri dari teknik pokok yaitu angket dan teknik penunjang yaitu
wawancara dan dokumentasi, teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat pengaruh terhadap pengaruh yang positif, segnifikan, dan
kategori keeratan kuat antara pengaruh pemahaman nilai-nilai pancasila
terhadap kemampuan sosial siswa. Maka dari itu baik disekolah, guru maupun
siswa harus tutwuri handayani.
35
Berdasarkan jurnal relevan yang dipaparkan diatas memiliki persamaan dan
perbedaan pada penelitian yang akan diteliti. Perbedaan dalam penelitian yang
dilakukan peneliti terdapat pada variabel bebasnya yaitu Pengaruh pemahaman
nilai pancasila. Persamaan pada penelitian yang akan diteliti terdapat pada
metode penelitian yaitu kualitatif.
2) Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Suwastawan (2015) yang berjudul
“Pengaruh Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Sikap Anggota
Organisasi Peradah Seputih Mataram” Tujuan penelitian ini adalah
menjelaskan dan menganalisis pengaruh internalisasi nilai-nilai Pancasila
terhadap sikap anggota organisasi perhimpunan pemuda hindu Indonesia
(PERADAH) Kecamatan Seputih Mataram Lampung Tengah Tahun 2015.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel berjumlah 24 responden.
Teknik pokok pengumpulan data dengan menggunakan angket dan observasi
langsung. Teknik analisis data menggunakan rumus chi kuadrat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara internalisasi nilai-nilai
Pancasila terhadap sikap anggota organisasi perhimpunan pemuda hindu
Indonesia (PERADAH) Kecamatan Seputih Mataram Lampung Tengah tahun
2015. Berdasarkan jurnal relevan yang dipaparkan diatas memiliki persamaan
dan perbedaan pada penelitian yang akan diteliti. Persamaan dalam penelitian
yang dilakukan peneliti terdapat pada variable bebasnya nilai pancasila.
Perbedaan lainnya terletak pada metode penelitian yang digunakan yakni
36
metode penelitian kuantitatif. Perbedaan dalam penelitian yang dilakukan
peneliti terdapat pada variabel terikatnya yaitu sikap sosial.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Leni Puspita (2013) yang berjudul “Hubungan
Pemahaman Materi Tentang Nilai Pancasila Dengan Perubahan Sikap
Nasionalisme Siswa Smp” tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan
antara hubungan pemahaman materi tentang nilai Pancasila dengan perubahan
sikap nasionalisme siswa di smp negeri 1 belalau. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Variabel x dalam
penelitian ini adalah hubungan pemahaman materi tentang nilai Pancasila
sedangkan variabel y nya adalah perubahan sikap nasionalisme siswa, populasi
dalam penelitian ini berjumlah 132 orang yang dijadikan sampel dalam
berjumlah 26 orang, tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari tehnik pokok yaitu angket/kuesioner dan tehnik
penunjang yaitu, wawancara dan dokumentasi, tehnik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukan bahwa: (1) pemahaman tentang materi perilaku sesuai
nilai Pancasila (x) dominan pada kategori kurang paham dengan persentase
42%, (2) perubahan sikap Nasionalisme siswa (y) dominan pada kategori
setuju dengan persentase 50%.
Berdasarkan jurnal relevan yang dipaparkan diatas memiliki persamaan dan
perbedaan pada penelitian yang akan diteliti. Perbedaan dalam penelitian yang
dilakukan peneliti terdapat pada variabel bebasnya yaitu pemahaman tentang
nilai pancasila. Persamaan dalam penelitian yang dilakukan peneliti terletak
37
pada variabel terikatnya yaitu sikap nasionalisme siswa dan metode penelitian
yang digunakaan ialah kualiatif.
36
`
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena
akan memberikan gambaran tentang permasalahan melalui analisis dengan
menggunakan pendekatan ilmiah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
Menurut Sugiyono (2017: 9) metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.
Sesuai dengan rumusan masalah serta tujuan dan kegunaan penelitian, maka
dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Dengan metode yang digunakan tersebut diharapkan dapat menghasilkan data
deskripsi yang baik berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan orang-orang
yang perilakunya dapat diamati, sehingga tergambar dengan jelas apa saja
nilai Pancasila yang mengembangkan sikap sosial siswa di SMA Negeri 4
Bandar Lampung.
B. Lokasi Penelitian
Peneliti menetapkan lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri 4 Bandar
Lampung. Dilakukan dengan dasar peneliti dapat mengumpulkan data-data
yang diberikan selama proses penelitian berlangsung.
37
C. Sumber Data
1. Data sekunder
Data yang diperoleh oleh peneliti adalah data yang diperoleh melalui
berbagai sumber yang telah ada seperti dokumen di SMA Negeri 4 Bandar
Lampung.
2. Data Primer
Data yang diperoleh oleh instansi lembaga terkait, seperti :
1 Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Negeri 4 Bandar Lampung.
1 Pembina OSIS
1 Guru BK SMA Negeri 4 Bandar Lampung
1 Guru PPKn SMA Negeri 4 Bandar Lampung
3 Siswa SMA Negeri 4 Bandar Lampung
D. Informan dan Unit Analisis
Dalam penelitian kualitatif, istilah sampel disebut dengan informan yaitu
orang yang merupakan sumber informasi. Penentuan informan ini, peneliti
menggunakan teknik snowball sampling. Menurut Sugiyono (2017: 96)
snowball sampling adalah teknik pengumpulan data yang pada awalnya
jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar, hal ini dilakukan karena dari
jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data
yang memuaskan. Penelitian kualitatif juga dikenal istilah unit analisis, yang
merupakan satuan analisis yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini
yang menjadi unit analisis data adalah Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan dan Guru BK SMA Negeri 4 Bandar Lampung yang
merupakan informan kunci dalam penelitian ini karena diharapkan dapat
38
menjadi sumber informan rutama dengan masalah yang diteliti dan
diharapkan dapat memberikan informasi paling dominan. Sedangkan yang
menjadi informan pendukung adalah peserta didik SMA Negeri 4 Bandar
Lampung. Informan tersebut akan mendukung sumber dari informasi dari
informasi kunci.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono 2018: 101 dalam penelitian kualitatif yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Instrumen atau alat
yang dimaksud adalah semenjak awal hingga akhir penelitian, peneliti sendiri
yang berfungsi penuh atau peneliti sendiri yang terlibat aktif dalam penelitian
yang dilakukan, mulai dari menetapkan fokus penelitian, sumber data,
analisis data, sampai membuat kesimpulan. Selain itu dalam penelitian
kualitatif ini, peneliti harus mampu berperan sebagai evuluator. Penelitian ini
menggunakan human instrumen.
F. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono 2018: 104-124 teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk berukar informasi dan ide
melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik tersebut. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui
hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan untuk
39
menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tidak bisa ditemukan melalui observasi
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan (in depth enterview) kepada
kepala sekolah/wakil kepala bidang kesiswaan, guru, dan peserta didik,
untuk mengetahui hal-hal yang menyangkut wawasan nilai Pancasila
terhadap sikap sosial siswa. Wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini adalah terstruktur
2. Observasi
Observasi sebagai suatu proses melihat,mengamati, dan mencermati serta
“merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu
Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang digunakan untuk
memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Inti dari observasi adalah
adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai.
Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung
oleh mata, dapat di dengar, dapat dianalisis, dan dapat diukur. Melakukan
pengumpulan data dengan mengembangkan sikap sosial siswa siswa di
SMA Negeri 4 Bandar Lampung dengan implementasi nilai Pancasila.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan agar mendapatkan data dari dokumen yang
berkaitan dengan implementasi nilai Pancasila dengan
mengembangkan sikap sosial siswa di SMA Negeri 4 Bandar
Lampung. yaitu data-data tentang jumlah peserta didik, sejarah SMA
40
Negeri 4 Bandar Lampung serta data-data lain yang mendukung
penelitian ini.
Kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara,
observasi, dan dokumentasi tersebut berpedoman pada panduan yang
telah disusun peneliti berdasarkan aspek yang telah diamati yang
kemudian secara operasional dituangkan dalam dimensi penelitian
dan indikator-indikator
G. Uji Kredibilitas
Menurut Sugiyono 2018: 185 “Uji kredibilitas pada penelitian ini bertujuan
untuk menguji keautentikan atau keabsahan data agar hasil penelitian
kualitatif yang dilakukan tersebut dapat di pertanggungjawabkan secara
ilmiah”. Terdapat beberapa strategi penelitian kualitatif yang dapat dilakukan
untuk uji kredibilitas, antara lain:
1. Memperpanjang Waktu
Perpanjangan waktu ini digunakan untuk memperoleh trust dari subjek
kepada peneliti mengingat bahwa pada penelitian kualitatif peneliti harus
mampu melebur dalam lingkungan subjek penelitian.
2. Triangulasi
Menggunakan triangulasi (triangulation) dengan jenis triangulasi teknik
yaitu teknik menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.Triangulasi sendiri
merupakan penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan
gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti.
Sehingga untuk mengetahui keautetikan data dapat dilihat dari sumber
41
data yang lain atau saling mengecek antara sumber data yang satu dengan
yang lain. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini. (Sugiyono 2018: 125)
Gambar 2. Triangulasi Teknik
H. Teknik Pengolahan Data
Menurut Sugiyono 2018: 120 “Teknik pengolahan data ialah setelah data
yang ada terkumpul,maka tahap selanjutnya adalah mengolah data tersebut.”
Teknik pengolahan datadalam penelitian iniyaitu :
1. Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah menulis menghimpun
data dilapangan.Tahap editing adalah tahap memeriksa kembali data yang
berhasil diperoleh dalam rangka menjamin keabsahan (validitas) untuk
kemudian dipersiapkan ke tahap selanjutnya.
2. Tabulating dan Coding
Tahap tabulasi adalah tahap mengelompokkan jawaban-jawaban yang
serupa danteratur serta sistematis.Tahap ini dilakukan dengancara
mengelompokkan data-data yang serupa. Data-data yang telah diperoleh
dari lapangan kemudian disusun ke dalam bentuk table dan diberi kode.
DOKUMENTASI
WAWANCARA
OBSERVASI
42
3. Intepretasi Data
Tahap intepretasi datayaitu tahap untuk memberikan penafsiran atau
penjabaran dari data yang ada pada tabel untuk diberi maknanya yang
lebih luas dengan menghubungkan data dengan hasil yang lain,serta hasil
dari dokumentasi yang sudah ada.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data kualitatif ini terdapat tiga komponen analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu,
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu secara teliti dan rinci serta segera dilakukan analisis data
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal
hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.
Reduksi data juga berarti sebagai sebuah proses pemilihan, pemusatan
kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan (field
note).
Reduksi data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis
menajamen, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasikan data mengenai analisis mengetahui
implementasi nilai Pancasila dalam mengembangkan sikap sosial siswa
di SMA Negeri 4 Bandar Lampung dengan cara sedemikian rupa yang
dapat ditarik kesimpulan dan kemudian diverivikasi. Reduksi data dapat
dilaksanakan setelah penelitian dilapangan dilakukan sampai laporan
43
akhir lengkap tersusun. Pada pengumpulan data terjadilah tahapan
reduksi selanjutnya yaitu membuat ringkasan mengenai penelitian ini.
Reduksi data sebagai proses transformasi ini berlanjut terus sesudah
penelitian di lapangan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Teknik data direduksi, selanjutnya adalah menyajikan data.
Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang ada di
kelompokkan pada bagian atau sub bagian masing-masing. Data yang
disajikan disesuaikan dengan informasi yang didapat dari catatan tertulis
di lapangan. Penyajian data tersebut akan dapat
dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan, menganalisis
tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian
tersebut. Prosesnya dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat
hubungan antar fenomena untuk memaknai bagaimana sebenarnya
proses mengetahui implementasi nilai Pancasila dengan mengembangkan
sikap sosial di SMA Negeri 4 Bandar Lampung
3. Verifikasi (Conclusion Drawing)
Berdasarkan permulaan pengumpulan data, selanjutnya mulai mencari
arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola kejelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan
proposisi. Penelitian yang berkompeten akan menangani kesimpulan
kesimpulan yang longgar, tetap terbuka dan tidak skeptic, akan tetapi
44
kesimpulan sudah disediakan, mula-mula belum jelas, kemudian lebih
rinci dan mengakar dengan kokoh, setelah itu kemungkinan akhir
muncul sampai pengumpulan data berakhir, bergantung pada
kesimpulan-kesimpulan catatan lapangan kemudian pengkodeannya,
penyimpanan, metode pencarian ulang yang dapat digunakan dan
kecakapan peneliti.
Peneliti melakukan verifikasi yaitu melakukan pengumpulan data
mengenai mengetahui implementasi nilai Pancasila dalam
mengembangkan sikap sosial siswa di SMA Negeri 4 Bandar Lampung
tersebut kemudian membuat kesimpulan, kesimpulan awal mula-mula
mungkin belum jelas namun setelah itu akan semakin rinci dan
mengakar dengan kokoh.Teknik analisis data dalam penelitian penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Teknik analisis data
PENYAJIAN DATA
PENGUMPULAN DATA
REDUKSI DATA
KESIMPULAN-
KESIMPULAN
PENAFSIRAN/VERIFIKASI
45
4. Rencana Penelitian
Berikut juga akan disajikan gambar rencana penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
yang telah dijelaskan diatas
Gambar 4. Rencana Penelitian
Rencana penelitian digambarkan dengan maksud agar pembaca dapat
dengan mudah menangkap bagaimanakah penelitian ini akan dilakukan
dengan teknik analisis yang telah dijelaskan di atas. Penelitian diawali
dari mencari data sebanyak-banyaknya yaitu tentang mengetahui
Implementasi Nilai Pancasila
dalam mengembangkan sikap
sosial siswa
Pelaksanaan Di Lapangan
Yaitu Di SMA Negeri 4
Bandar Lampung
INFORMAN
1 Wakil Kepala Bidang Kesiswaan
1 Pembina Osis
1 Guru Bk
1 Guru Ppkn
3 Peserta Didik
WAWANCARA
DOKUMENTASI
OBSERVASI
SMA Negeri 4 Bandar Lampung
46
implementasi nilai Pancasila dengan mengembangkan sikap sosial siswa
di sma negeri 4 bandar lampung. Data tersebut diperoleh melalui
observasi dan catatan lapangan (field notes)yang memungkinkan untuk
didapatkannya semua data mengenai mekanisme sikap sosial siswa di
SMA Negeri 4 Bandar Lampung. Dilakukan reduksi data (data
reduction) dengan memilih dan membatasi hal pokok yang akan diteliti,
peneliti hanya meneliti sikap sosial siswa melalui implementasi nilai
Pancasila. Data akan disajikan melalui penyajian data (data display),
(Sugiyono 2018: 134-137)
97
V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara republik Indonesia sebagai
pedoman bagi kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di SMA Negeri 4
Bandar Lampung, Pancasila itu sendiri memiliki nilai-nilai sila yang terdiri
dari nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksaaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan serta nilai
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai-nilai tersebut
diwujudkan sebagai pengamalan dalam kehidupan siswa SMA Negeri 4
Bandar Lampung sebagai generasi muda yang dapat membawa perubahan
yang lebih baik lagi.
Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang dilakukan peneliti, pada
implementasi nilai Pancasila dalam mengembangkan sikap sosial siswa di
SMA Negeri 4 Bandar Lampung maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas
nilai Pancasila telah berjalan dengan baik yaitu berdasarkan temuan yang
diperoleh oleh peneliti dengan melihat nilai Pancasila sudah terimplementasi
dengan didukung melalui nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusywaratan Perwakilan, dan nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
98
Indoneisa serta jenis kegiatan yang telah menghasilkan sikap sosial seperti
sikap inisiatif sosial, toleransi dan persahabatan yang cukuip baik hal ini
terlihat dari aktivitas siswa yang tetap memiliki rasa sosial terhadap teman-
teman di lingkungan sekolah, walaupun ada beberapa kendala namun hal
tersebut tidak dijadikan hambatan untuk menjadikan siswa yang memiliki
sikap sosial sesuai dengan nilai pancasila tersebut.
1. Implementasi Nilai Pancasila
Disimpulkan bahwa implementasi nilai Pancasila dalam
mengembangkan sikap sosial siswa di SMA Negeri 4 Bandar
Lampung telah berjalan dengan baik, yaitu dengan melihat
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila yang ada disekolah tersebut bahwa
siswa telah melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut sebagaimana
mestinya yang telah diajarkan oleh guru khususnya bidang studi
PPKn sehingga tak jarang ada siswa hampir tidak ada siswa yang
beraktivitas diluar batasan nilai-nilai Pancasila
2. Wujud Implementasi
Wujud implementasi nilai Pancasila di SMA Negeri 4 Bandar
Lampung sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari aktivitas
siswa yang sesuai dengan nilai Pancasila yang juga berkaitan dengan
sikap sosial siswa seperti halnya siswa yang sudah mewujudkan
toleransi beragama dalam nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Aktivitas
siswa yang dapat berperilaku adil terhadap teman yang memiliki
perbedaan dengannya, siswa yang memiliki rasa cinta tanah air yang
tinggi yang telah ditanamkan disekolah seperti upacara maupun
99
menyanyikan lagu-lagu nasional Indonesia. Siswa sudah bisa
musyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah secara mufakat
baik musyawarah untuk kegiatan sekolah maupun berpendapat
kepada pemimpin rapat. Siswa sudah ditanamkan untuk memiliki
sikap gotong royong karena sekolah membuat jadwal jumat bersih
sehingga siswa terbiasa dalam membersihkan lingkungan.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, peneliti
memiliki masukan terhadap Implementasi Nilai Pancasila dalam
Mengembangkan Sikap Sosial Siswa di SMA Negeri 4 Bandar Lampung,
maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sekolah merupakan tempat utama dalam meningkatkan implementasi
nilai pancasila siswa. Sekolah mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkan sikap sosial siswa untuk menjadi lebih baik. Sekolah
diharapkan untuk lebih memperhatikan perkembangan sikap sosial siswa
agar perkembangannya dapat terkontrol dengan baik. Nilai-nilai
Pancasila bisa dijadikan alternatif untuk mengembangkan sikap sosial
siswa. Sekolah harus berusaha mengembangkan sikap sosial melalui jalur
pembelajaran atau non pembelajaran serta nilai Pancasila harus
diaplikasikan kesetiap mata pelajaran.
100
2. Bagi Siswa
Materi mengenai nilai Pancasila diharapkan siswa untuk lebih aktif
mempelajari dan memahami nilai-nilai Pancasila. Melalui pembelajaran
yang ada dikelas siswa juga harus lebih aktif memahami Pancasila secara
mandiri melalui kegiatan diluar pembelajaran. Hal ini diharapkan bisa
mengembangkan sikap sosial siswa untuk menjadi lebih baik lagi
3. Bagi pihak lain
Bagi pihak-pihak yang tertarik untuk meneliti topik ini secara lebih
mendalam maka peneliti akan menyarankan beberapa hal berikut :
1. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian
agar mendapatkan hasil yang akurat.
2. Peneliti berikutnya agar dapat mengevaluasi pertanyaan wawancara
dapat mewakili secara tepat apa yang ingin diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1990. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ari Kunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Asmaroni, Puji Ambiro. 2016. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Siswa Di
Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.
Volume 4. Nomor 2.
Azwar, Syaifuddin. 2013. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Fauziah, Nailul. 2014. Empati, Persahabatan, Dan Kecerdasan Adversitas Pada
Mahasiswa Tentang Skripsi. Jurnal Psikologi. Volume 3. Nomor 1.
Gerungan, W. A. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Izzan, Ahmad. 2017. Menumbuhkan Nilai Toleransi Dalam Keberagaman
Beragama. Jurnal Kalam. Volume 11. Nomor 1.
Kaelan. 2016. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Kurniawan, Benny. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa.
Tangerang Selatan: Jelajah Nusa
Maharani, Laila. 2015. Hubungan Keterbukaan Diri Dengan Interaksi Sosial
Peserta Didik Disekolah Menengah Pertama Minhajuth Thullab Model
Snowball Throwing. Jurnal Studi Sosial. Volume 3. Nomor 12
Marsudi, Al Subandi. 2000. Pancasila Dan UUD’45 Dalam Paradigma
Reformasi. Bogor: PT. Raja Grafindo Pusaka
Musdalipah. 2015. Pengaruh Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Terhadap
Kemampuan Sosial Siswa. Jurnal Kultur Demokrasi. Volume 3. Nomor 6
Sarwono, Wirawan Sarlito. 1998. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Pusaka
Sears, O David Dkk. 1990. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama
Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Jakarta:
Balai Pustaka
Soelaeman, M. Munandar. 1989. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT. Eresco
Soerapto. 2010. Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa Dan Bernegara. Jurnal Ketahanan Nasional. Volume 5. Nomor
2
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta
Suwastawan, I Wayan. 2015. Pengaruh Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila
Terhadap Sikap Anggota Organisasi Peradah Seputih Mataram. Jurnal
Kultur Demokrasi. Volume 3. Nomor 7
Susanti, Amalia Siti. 2015. Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan
Terhadap Pembentukan Sikap Kepemimpinan Siswa. Jurnal Kultur
Demokrasi. Volume 3. No. 7.
Syamsudin, Abin. 1997. Perilaku Sosial Pada Siswa Yang Memiliki Prestasi
Akademik Rendah Di Sekolah Dasar. aresearch.upi.edu/operator/
upload/s_plb_011661_chapter2(1).Pdf. Diakses Pada 2 Desember 2018
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:
Grasindo
Widjaja, H. A. W. 2004. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dan Ham. Indralaya:
PT. Rineka Cipta