post partum
DESCRIPTION
maternitasTRANSCRIPT
Laporan Pendahuluan pada kasus post partum
Pengertian :
Masa puerperium/ Masa Nifas : mulannya setelah partum selesai dan berakhirnya setelah
kira – kira 6 minggu akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum
ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (swarnogs)
Puerperium adalah suatu keadaan dimana tubuh menyesuaikan diri baik fisik maupn
psikologi terhadap proses melahirkan/ bersalin, tubuh menyesuaikan secara sempurna dan
kembali keadaan sebelum hamil
Puerperium : masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ – organ reproduksi kembali ke
keadaan normal sebelum hamil (bobak, dkk, 2004)
Puerperium : masa setelah partus selesai dan berakhirnya setelah kira – kira 6 minggu
Tujuan :
1. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh
2. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan klien
3. Meningkatkan hubungan bagi orang tua
4. Memberi kesempatan orang tua untuk merawat bayinya
5. Klien dapat merawat diri sendiri dan bayinya secara efektif
Perawatan dan hal – hal yang terjadi selama nifas
Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat 8 jam pasca persalinan ibu harus tidur
terlentang untuk mencegah pendarahan
Dari 8 jam, ibu boleh mika/ miki untuk mencegah trombosis, ibu dan bayi ditempatkan dalam
1 kamar
Pada hari ke – 2, lebih perlu dilakukan latihan senam
Pada hari ke – 3, sudah dapat duduk
Pada hari ke – 4, sudah dapat berjalan
Pada hari ke – 5, sudah dapat pulang
Makanannya harus diberikan yang bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein serta
banyak makan buah.
Masa Post Partum dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1. Periode Immediate Post Partum I kala IV (dalam 1 jam pertama)
2. Peridode Eraly Post Partum (minggu pertama)
3. Periode Late Post Partum (minggu ke – 2 – ke – 6)
Pada jam – jam dan hari – hari pertama setelah melahirkan hamper seluruh system tubuh
mengalami perubhan secara drastic :
BB ↓ 8 kg yaitu 5 – 6 kg karena lahirnya bayi, palenta dan air tubuh.
2 kg karena divresis
Pemeriksaan Post Natal
6 minggu setelah melahirkan, klien yang harus diperiksa ialah :
1. Keadaan umum
2. Keadaan payudara dan putting
3. Dinding perut apakah ada Hernia
4. Keadaan Perineum
5. Kandungan kencing, apakah ada sistokel dan unetrokel
6. Pektum, apakah ada rektrokel dan pemeriksaan tonus muskulus spingterai
7. Adanya fluar albus
8. Keadaan serviks uterus dan adneksa, harus juga diperiksa secara seksama
Adanya erosio, radang, kelainan – kelainan harus segera diobati agar tidak menjadi lebih
berat.
Fisioterapi Post Natal baik pula diberikan.
Jika terjadi pendarahan pada masa 40 hari biasa disebabkan oleh adanya subinvolusi uteri.
Penderita disuruh tidur diberikan tablet ergometrin dan pendarahan dapat berhenti. Bila
pendarahan masih ada maka sebaiknya dierjakan kerokan untuk menyingkirkan kemungkinan
adanya sisa – sisa plasenta.
Adaptasi Fisiologis terdiri dari :
1. Tanda – tanda vital
Suhu peroral pada 24 jam pertama setelah melahirkan < 380C
Bila setelah 1 hari pertama Post Partum harus adanya sepsis puerperalis, isk,
endometritis, mastitis/ infeksi lainya
Pembekakan payudara pada hari ke – 2/ ke – 3 dapat menyebabkan kenaikan suhu
tidak akan lebih dari 24 jam
System Kordiovaskuler
a. Tekanan Darah (TD)
- Tekanan darah tetap stabil
- Terjadinya penurunan tekanan sistolik 20 mmHg atau pada saat klien merubh posisi
dari terlentang ke posisi duduk. Hal ini menggambrkan hipotensi ortostatik dan
merupaka gangguan sementara pada kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan
tekanan vaskuler pada panggul
- Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg/ mastolik 15 mmHg terutama bila disetai sakit
kepala/ perubahan penglihatan dapat dicuragi adanya pre eklampsi post partum
b. Berkeringat dan Menggigil
Klien dapat menggigil mendadak setelah melahirkan disebabkan :
Karena iritabilitas vasomotor, bila tidak disertai panas hal ini tidak berarti untuk
mengeluarkan jumlah cairan yang banyak, sisa pembakaran banyak dikeluarkan melalui
keringat dan sering terjadi pada malam hari sehingga klien terbangun
c. Komponen Darah
Hb hematokrit dan eritrosit mendekati keadaan sebelum melahirkan. Terjadi
Hemakonsentrasi karena diuresis, lymposit menurun, leukosit darah dari 15.000 –
30.000/mm3. mekanisme pembekuan darah menjadi aktif pada periode immediate post
partum sampai beberapa saat setelah melahirkan akibatnya menaikan trombo emboli. Hb
normal menurut WHO adalah > 1 sama dengan II mg %
d. Cardiac Output
Tetap tinggi selama 48 jam psot partum karena peningkatan volume sekuncup (normal 70
ml/ denyut) bertambahnya arus balik vena akibat penurunan denyut jantung
e. Nadi
Terjadi bradikardia 50 – 70 x/ mnt kembali normal dalam 1 jam
f. Volume Darah
- Terjadi penurunan jumlah (volume darah) pada 72 jam pertama post partum
- 3 s/d 7 hari kemudia terjadi penurunan plasma, pengembalian volume darah jumlah
normal karena adanya hemokosentrasi akibat diuresis
System Reproduksi
a. Uterus
- Involusio uteri terjadi segara setelah partus dan berlangsung cepat
- Uterus terletak tepat dibawah umbilicus turun 1 – 2 cm tiap hari s/d minggu pertama
THU sejajar dengan tulang pubis
- Minggu kedua uterus terus msuk/ sudah masuk rongga panggul
- Minggu keempat uterus sudah kembali ke ukuran semual
Waktu SejakPartus
PosisiPartus – Uteri
Lochea Berat Uterus
1 – 2 jam
12 jam 3 hari
2 minggu5 – 6 minggu
Tepat dari atas pusat/ setinggi pusat 1 cm dibawah pusat/ 3 cm3 cm dibawah pusat/ ↓ 1 cm+ teraba dibawah simfisis
sedikit lebih besar dari nullipara
Rubra
Rubra Serosa Alba
Tidak ada
1000 garm
500 gram350 gram40 – 60 gram
b. Serviks
- Melunak kembali memendek 18 jam post partum s/d 2 minggu bentuk serviks seperti
warna merah kehitaman karena dengan pembuluh darah
c. Ligament
- Ligament diafragma pelvis dan fascian yang merenjang pada saat hamil dan bersalin
akan berangsur – angsur normal kembali ke bentuk semula
- Ligament rotumdum menjadi kendor sehingga uterus jatuh ke belakang
- 2 hari PP dilakukan fisioterapi untuk memulihkan kondisi jaringan penunjang karena
mencegah status darah yang dapat menyebabkan trombus
d. Delviks
- Perlu 6 minggu mengembalikan pelviks/ kekuatan alat pelviks
- Untuk melatih kekuatan otot pelviks dilakukan kegel exercise dengan cara
- Kontraksikan otot –otot dasar pinggul dan latih selama 10 detik
- Relaksasikan selama 10 detik ulangi 8 – 10 X
- Ulangi latihan sampai 10 X setiap hari
e. Vagina
Dinding vagina mengalami kongesti beberapa hari
- Mukosa vagina menitip penurunan estrogen X peningkatan Progeskeron
- Penurunan Progeskeron menyebabkan lubrikasi vagina berkurang
- Rugae tidak ada dan kembali dalam 3 minggu bentuk yang tidak sama dengan semula
- Labia minora dan mayora tampak tegang dan tidak licin
- Pengeluaran lochea
- Lochea merupakan usaha uterus untuk membersihkan diri sebelum melahirkan
- Terdiri dari darah sel – sel tua dan bakteri
- Jumlah keseluruhan 400 – 1200 ml
- Normal lochea mempunyai bau apek, bau amis, bau busuk, mengindikasikan infeksi
Kriteria Lochea
JenisBatas waktu setelah
melahirkanPengeluaran
normalPengeluarantidak normal
Rubra
Serosa
Alba
Hari ke 1 – 3
Hari ke 4 – 9
Hari ke 10
Darah beserta bekuan sedikit berbau, pengeluaran sedikit, meningkat waktu menyusui at exercise Pink/ coklat, konsistensi, serosa sedikit berbau amisKuning keputihan sedikit berbau amis
Banyak bekuan darah, berbau busuk, duk penuh darah
Berbau busuk, duk penuh lochea
Berbau busuk, tetap lochea serosa pengeluaran kembali pink/ merah pengeluaran > 2 – 3 mg
f. Perineum :
Bila dilakukan efisiotomi pemulihan lebih lambat tanpa/ dengan efisiotomi, perineum
mengalami edema dan kelihatan agak memar pada early PP.
g. Payudara :
Menjadi bengkak hangat dan sakit, sel yan menghasilkan ASI mulai perfungsi pada hari
ketiga PP.
Turunnya prosesteron X ekstrogen menyebabkan pengeluaran oxitosin yang membantu
proses involusio uteri dan Prolaktin yang menyebabkan pertukaran ASI.
h. After Pain
Umumnya terjadi pada multipara utens yang sangat diregangkan seperti pada kelainan
kembar dimana tonus utens yang intermittens (mirip dengan kram pada saat menstruasi).
System Pernafasan
- Pemulihan defekasi lambat, terjadi secara normal dalam waktu satu minggu hal ini
disebabkan karena penurunan motilitas usus gangguan kenyamanan pada perinem.
Pemberian huknah pada kala 1 dan pe ↓ kekenyalan otot abdomen juga merupakan
predisposisi terjadinya konstipasi
- Frekuensi BAB menaikan dengan ambulasi, nutrisi tinggi serat serta minum yang
cukup
System Endoksin
a. Fisiologi Laktasi
- Kadar Prolaktin pada klien menyusul akan mengalami peningkatan karena rangsangan
dari bayi saat produksi ASI dimulai sekitar hari ke tiga PP dan akan terus diproduksi
sampai lebih 1 tahun jika menyusul. > enam kali sehari. Produksi ASI dibuat oleh sel
arsilin pada alveoli atas pengaruh prolaktin keluarnya susu ke duktus laktivens
disebabkan oleh kontraksi sel myocpithelium dan tergantung oleh sekresi oksitosin
dan rangsang dari isapan bayi
b. Hormone Plasenta
- Keadaan Plasma Hormone plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan dan
mencapai keadaan tidak dapat dideteksi dalam 24 jam
- Estrogen dalam plasma menurun sampai 10 % dimulai ketika hamil dalam waktu 3
jam setelah persalinan. Tungkai terendah terjadi pada hari ± hari ke 7 keadaan plasma
estrogen tidak meningkat pada keadaan polikilain hingga 27 hari PP hal ini
mempengaruhi siklus haid
- Keadaan progesterone dalam plasma dibawah nilai luteal pada hari ke 3 PP tidak dapat
dideteksi pada serum setelah minggu pertama post partum, produksi progesterone
dimulai pada ovulasi pertama
Fungsi Ovarium
- Untuk semua menstruasi pertama menurut suatu siklus aovulasi atau suatu siklus yang
diasosiasikan dengan ketidakcukupan fungsi corpus luteum (rendahnya LH X
progesterone)
System Perkemihan
Selama proses persalinan, kandung kemih mendapat trauma yang dapat mengakibatkan
edema X kehilangan sensitivitas pada cairan. Perubahan ini dapat menyebabkan tekanan
yang berlebih dan pengosongan yang tidak sempurna dari kadung kemih.
- Kandung kemih biasanya cepat terisi karena kehamilan terjadi peningkatan cairan
ekstraseluler 50 %
- Penimbunan dalam jaringan selama kehamilan
- Hematuria pada early PP menandakan adanya trauma pada kandung kemih waktu
persalinan – bias terjadi infeksi pada saluran kemih
- Asetonusia dapat terjadi karena setelah dehidrasi setelah persalinan lama
- Biasanya klien mengalami ketidakmampuan BAK dalam 2 hari pertama PP dan aliran
darah keginjal. GFR diuretra dalam waktu 1 bulan secara bertahap akan kembali
seperti sebelum hamil atau melahirkan
System Muskuloskeletal
- Otot – otot adnomen teregang secara bertahap secara perlahan
- Dinding otot akan kembali normal ± 6 mg PP dan akan lebih cepat kembali ke
keadaan semula dengan senam nifas
- Otot utens mengalami pembesaran dan peregangan
- stabilitas sendi sempurna terjadi pada enam sampai 8 minggu PP, akan tetapi seluruh
persendian yang lain kembali normal, bagian kaki wanita tidak (ada pet menetap)
System Neurosensorik
- Disebabkan oleh karena adanya ibu terhadap kehamilan dan trauma selama kehamilan
dan persalinan
- Diuresis yang mengikuti persalinan dapat mengurangi Sindrom Turner Carlal karena
adanya penekanan syarap median
- Kekuatan di pembengkakan periodic jari-jari dan menghilang setelah melahirkan
- sakit kepala PP mungkin disebabkan oleh berbagai perubahan kondisi.
Adaptasi Psikologi Post Partum
a. Perubahan Psikologi Post Parfum
- menjadi orang tua merupakan suatu krisis dan sebagai masa transisi (Perubahan yang
terjadi pada wanita PP menyebabkan terjadi Pet perubahan emosional)
- Pada masa transisi yang harus diperhatikaqn oleh perawat adalah fase honeymoon
yaitu fase setelah bayi lahir, terjadi intimidasi & kontak lama pada ayah, ibu dan anak
b. Tahap Perubahan Psikologis Post Partum
- Ketergantungan (taking In)
- Taking hold (mandiri-ketergantungan)
- Letting go (kemandirian x perubahan)
c. Post Partum Blues
Depresi
Suatu keadaan dimana ibu post partum menjadi mudah tersinggung dan terluka
sehingga nafsu makan dan pola tidurnya menjadi terganggu
Tanda dan Gejala
Klien merasa tidak nyaman, kekelahan yang sangat merasa kehabisan tenaga, klien
mudah menangis
Penyebab
- Pengaruh hormonal dan perubahan transisi peran
- Rutinitas baru ( menyusui, mengganti popok, menjaga bayi)
Waktu
- Antara 2 - 3 minggu
Intervensi Keprewatan
- Menjadi pendengar yang baik
- Ekspresikan perasaan dan memberi support
- Menunjukan realita
- Meningkatkan kenyaman tidur
c. Depresi Post Partum
Depresi bersalah yang disebabkan oleh adanya kekecewaan, kelelahan post partum yang
tidak dimengerti oleh klien yang menyebabkan depresi.
Tanda dan Gejala
Perasaan bersalah, cemas, menjaga jarak dengan bayi, kecewa, mudah tersinggung dan terluka
dan gangguan nafsu makan.
Penyebab
Kelelahan dan rasa tidak nyaman, kehabisan tenaga.
Waktu antara 2 – 3 mg PP – 1 bulan pertama PP.
Intervensi Keperawatan :
- Menjadi pendengar yang baik
- Ekspresikan perasaan
- Menunjukan realita
- Sumber support (suami, keluarga atau orang tua)
- Kenyamaan, tidur, exercise nutrisi
Adaptasi Keluarga :
a. Peranan transisi menjadi orang tua
- Fase antisipasi
- Fase honeymoon
b. Konsep menjadi orang tua
- Sejak periode PP – orang tua punya tugas dan tanggung jawab baru kebiasaan lama
harus dimodifikasi
- Struktur dan fungsi keluarga berubah sehingga memerlukan pemeliharaan hubungan
dan negosiasi peran (suami, istri, orang tua, bayi)
c. Penerimaan peran jadi orang tua
Adaptasi ayah
- Menjadi anggota keluarga yang baru yang terlupakan (bila anak yang pertama)
- Merupakan bagian anggot terbesar (sebelum bayi lahir)
- Aktivitasnya tidak terkendali, tidur terganggu makan tidak terjadi
- Mengalami gangguan hubungan intim
Adaptasi ibu
- Kemampuan mengatasi peran, baru tergantung pada kesehatan fisik, sikap yang
diperhatikan pada kehidupan dan pekerjaan
- Kehamilan dan persalinan akan mempersiapkan ibu menjalankan peran baru
mengatur rumah dan merawat bayinya tidak akan menyusahkan
- Kehamilan dan penyakit dalam persalinan akan menyebabkan ibu tidak
dipersiapkan untuk merawat anak, sehingga perlu dukungan/ bantuan anggota
keluarga
Adaptasi anak atau sibling
- Kedatangan adik baru dapat mengganggu anak toddler
- Anak toddler menjaga jarak atau merasa diacuhkan oleh orang tuanya
- Anak merasa dinomorduakan
- Anak merasa tidak berguna/ cemburu terhadap adik baru
- Anak akan kembali/ bertingkah laku tidak sesuai dengan usia perkembangannya
Adaptasi kakek atau nenek
- Nenek adalah role model atau sumber informasi dan pemberian support
- Kehadiran cucu mengurangi kesepian dan rasa bosan
- Konflik mengurus dan mengasuh anak
Ciri – Ciri Family Centre Nursing di ruang Post Partum
1. Berfokus pada pemenuhan kebutuhan wanita usia subur (WUS) berkaitan dengan
system reproduksi tanpa adanya kehamilan wanita masa persalinan, wanita pada nifas
s/d perminggu bayi lahir s/d 28 hari beserta keluarganya mengadakan adaptasi
terhadap adanya perubahan fisik dan fsikologis, fsikososial dengan tujuan kesehatan.
2. Pendekatan kepala keluarga sebagai suatu kesatuan (ayah, ibu, dan anak)
3. Kerjasama tim (klien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat)
Melakukan kegiatan seperti :
- Pendidikan WUS dan masa reproduksi
- Menghadapi kehamilan dan persalinan
- Konsultasi pada perawatan ibu dan BBL
- Supervisi
4. Perawatan berinteraksi dengan klien
5. Mengkaji masalah dan sumber pendukung dimasyarakat, keluarga dank lien
6. Merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah klien
7. menunjuk pada anggota tim kesehatan lain u/ penanganan tindakan lanjut
Discharge Planning
Pada persiapan pulang klien diberi pengarahan melalui (menyusul) Control, bonding,
subling, vulva hygiene
Home care
Pada supervisi/ pelaksanaan home care klien dikai pengetahuan tentang perilaku
hubungan sex post partum – persiapan mental ibu post partum
Patofisioligi
Persalinan (Post Partum)
Resistensi Uterus setelah persalinan
Trauma Luka efisiotomi/ laserasi janin lahir
Kehilangan sensitivitasTerhadap cairan
Terputusnya kontinuitasjaringan
Pd 72 jam pertama post Portum terjadi 5 mlVol darah
Tekanan yang berlebihan Dipengasongan yang tidak
Sempurna di kandung kemih
Merangsang hipotalamus/
mengeluarkan mediator kimia bradikinin
Ketidakmampuan BAKDalam 2 hari PP
Merangsang talamus
Pet cairan dalam jaringan
Cortex celebri
Peningkatan kebutuhan cairan
Dikeluarkan melalui diuresis
Persepsi nyeri G3 rasa nyeri
Kebutuhan cairan
Ketidak ada kekuatan masukan
Resti G3 pemenuhan kebutuhan cairan < dari
kebutuhan
Keterbatasan gerak immobilisasi fisik
Penurunan daya tahan tubuh
Invasi mikroorganisme
Resi kekurangan Volume cairan
Gangguan cairan
Resiko infeksi
Pe ↓ motilitas usus G3 kenyamanan pada
perineum kekenyalan pada otot abdomen
Pemulihan defisiansi lambat
BAB konstipasi
Persalinan (Post Partum)
Hormon oksitasinMet isapan bayi kuat
Pendarahan/ involusi uteri
Krisis situasi tambahanDai kebutuhan anggota
keluarga baru
Lochea/ vagina/ vulva kotor
Perubahan tanggung jawab anggota keluarga
Merangsang myoepitel mensekresikan ASI pada duktus
laktoferus
Resiko infeksi
Perubahan penampilan peran Perubahan fungsi tubuh
Ganngguan konsep diriKurang Privasi
Merupakan hal baru
ASI keluar tidak lancar
Takut terhadap kehamilan
Kurang informasi
Payudara bengkak
Menekan syarap disekitar
Merangsang hipotalamus
Kurang pengetahuan tentang perawatan
PP pada bayi
Stress pada bayi
kecemasan
Teknik menyusui dengan benar dan kotor
Perubahan pola seksualitas
Thalamus
Cortex Celebri
Persepsi nyeri
Gangguan rasa nyamannyeri
Data Fokus
1. Wawancara
a. Bioidata Klien
b. Riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya berhubungan dengan ANC
c. Riwayat persalinan/ kelahiran, spontan, induksi, partum lama, BBLR
d. Riwayat PP terdahulu, pendardahan, hipertensi akibat kehamilan
e. Riwayat penyakit yang diderita, pernapasan, kardiovaskuler
f. Riwayat PP sekarang :
- Masa PP : immediate, early late
- Keluhan : pendarahan, infeksi, after pain, HT
- Konsep diri/ gambaran diri, : PP blues, depresi
- Reaksi subling dan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Penampilan umum
- Warna, kekenyalan kulit, dan system reproduksi
- Kaji respon klien (tingkat kesadaran, pusing, hipotensi)
- Auto statik, menggigil
- Nadi dan TD ukur dan catat tanda vital sesuai dengan proposal nadi dan tekanan
darah dan pernafasan diukur setiap 15 menit untuk satu jam pertama sampai stabil
dan kemudian setiap 4 jam bradikardi ada normal pada minggu pertama PP (50 –
70 x/menit)
- Temperature diukur peroral untuk mencegah kontaminasi vagina pe ↓ temperature
di atas 38 0C setelah 24jam
b. Pemeriksaan head to toe
- Kepala : periksa rambut, mata, konjuntiva anemis
- Sklera : ikterik (± lapang pandang, pupil (refleks pupil)
- Hidung : sputum deviasi
- Mulut : mukosa lembab/ kering, lidah, gigi, telinga, kebersihan secret
- Leher : kelenjar tyroid
- Dada : jantung S1 – S2, paru : bunyi napas, pengembangan dada ada
- Payudara : kaji kondisi kesimetrisan, ada pembengkakan/ ± akibat laktasi,
kebersihan putting, secara umum, luka, pembengkakan laktasi kebersihan ada
benjolan, dan putting susu lecet dan keluhan dari putting susu
- Abdomen : involusio uteri, kontraksi, irnea/ striae gravidarum, drastasis rectum
abdiminis insisi SC
- Vagina/ vulva : varises, edema, perlukaan efisiotomi
- Perineum : observasi perineum dari edema kebinan/ hematoma
- Fundus : observasi, konsistensi laktosi dan TFU
- Lochea : tentukan kareakteristik, warna, lochea, termasuk, adanya bekuan
- Efisiotomi : observasi terhadap kemerahan edema, ekimosis, keluaran
- Insisi SC : evaluasi tempat insisi terhadap tanda – tanda infeksi
- Hemaroid : catatan jumlah dan ukuran
- Ekstremitas : kaji tromboflebilitis, edema dan varises
c. Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan Hematologi
Kadar Hb mendekati keadaan sebelum melahirkan
Leukosit meningkat
Erytrosit mendekati sebelum keadaan melahirkan
Hematoksit → mendekati keadaan sebelum lahir
- Komplikasi yang terjadi post partum yaitu
Hemoragi PP : jumlah pedarahan > 500 cc
Gangguan mood PP
Infeksi PP
Pembengkakan payudara
ANALISA DATA
No Data Etimologi Masalah
1
2
3
DS klien mengatakan masih ada
perdarahan DO : lochea (+) warna, ibu
, PP spontan
Keluhan lochea pembalut penuh
DS :
Klien mengatakan takut dan tidak tahu
perawatan bayi DO : klien terlihat
klien terlihat khawatir klien selalu
bertanya tentang kondisi diri dan
anaknya klien mengatakan tidak tahu
tentang cara menyusui yang baik
DS : klien mengatakan nyeri pada luka
efisiotomi
DO :
- Klien meringis
menahan nyeri
- Skala nyeri 3 dari 5
- Klien tampak emnggan
bergerak
DS :
Klien mengatakan sakit untuk
bergerak pada luka efisiotomi
Proses persalinan
↓
Perdarahan involusio uteri
↓
Lochea
↓
Masuknya kuman/
Mikroorganisme
↓
Resti infeksi
Resti infeksi
(early PP)
Rasa aman
cemas
( immediate PP)
Nyeri
(immediate PP)
Merupakan hal baru < informasi
< pengetahuan tentang perawatan PP
↓
stress bagi ibu
↓
kecemasan
Persalinan
↓
Luka episiotomi
↓
Terputusnya kontinuitas jaringan
↓
Merangsang hipotalamus
↓
Cortex celebri
↓
4
5
6
DO :
Aktivitas dibantu oleh perawat
dan keluarga
Klien terlihat banyak diam
Saat gerak klien kesakitan
Luka episiotomi masih kotor
DS :
Klien mengatakan darah yang keluar
dalam duk banyak
DO :
Hb < 10
Perdarahan > 500 cc
Klien tampak pucat
DS : klien mengatakan takut untuk
BAK
DO :
Trauma setelah melahirkan
Edema disekitar vagina
Persepsi nyeri
↓
Keterbatasan gerak
↓
Gangguan mobilitas fisik, ambulasi
terganggu
Relaksasi uterus gelah persalinan
↓
Pada 72 jam pertama pp terjadinya
penurunan jumlah volume darah
↓
Resiko kekurangan vol cairan
Trauma
↓
Edema jaringan
↓
Kehilangan sensitivitas terhadap cairan
↓
Tekanan yang berlebih dan pengosongan
yang tidak sempurna di kandung kemih
↓
Ketidakmampuan bak dalam 2 hari pp
↓
Gangguan pola eliminasi bak
Ketidakmampuan bak dalam 2 hari
Gangguan
mobilitas fisik
(immediate PP)
Resiko
kekurangan
volume cairan
(immediate PP)
Gangguan pola
eliminasi BAK
(immediate PP)
7
8
9
10
DS : Klien mengatakan badan merasa
lemas
DO : Klien tampak lemah klien
tampak pucat
DS : Klien mengatakan belum BAB,
merasa takut untuk BAB
DO : pe ↓ motilitas usus
G3 kenyamanan pada
perineum
Pe ↓ kekenyalan otot abdomen
DS : Klien mengatakan tidak nafsu
makan
DO : klien menyusui bayi
DS : Keluarga klien mengatakan ada
penambahan anggota baru
PP
↓
Peningkatan cairan dalam jaringan
↓
Dikeluarkan melalui diuresis
↓
Akibat diuresis akan mengalami pe ↓ bb
25 kg, pada periode early pp
↓
Ketidak ada kekuatan untuk memenuhi
kebutuhan metabolic
↓
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Penurunan motilitas usus/ gangguan
kenyamanan pada perineum/ penurunan
kekenyalan otot abdomen
↓
pemulihan defekasi lambat
↓
BAB konstipasi
Ketidak ada kekuatan masukan kalori/
peningkatan keb. Kalori (Laktasi)
↓
nutrisi kurang dari kebutuhan
krisis situasi
↓
tambahan dari kebutuhan anggota
keluarga
↓
perubahan tentang jwb anggota keluarga
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
(early PP)
Gangguan pola
eliminasi BAB,
konstipasi (erly
PP)
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
(late PP)
Gangguan
konsep diri
(early PP)
11
12
DO : Perubahan penampilan/ peran
Perubahan tentang jawab
Kehadiran bayi
DS : Klien mengatakan ada perubahan
pada pola seksualitas
DO : Perubahan fungsi tubuh
Masa nifas
DS : Klien mengatakan belum BAK
dalam 2 hari PP
DO :
↓
perubahan penampilan peran
↓
gangguan konsep diri
perubahan fungsi tubuh
↓
kurang privasi
↓
takut pada kehamilan
↓
perubahan pola seksualitas
ketidakmampuan BAK dalam 2 hari PP
↓
peningkatan cairan dalam jaringan
↓
peningkatan kebutuhan cairan
↓
ketidak ada kekuatan masukan
↓
resti 93 pem. Keb cairan < dari
kebutuhan
Perubahan pola
seksualitas (late
PP)
Resti gangguan
pemenuhan keb.
Cairan < dari
kebutuhan
Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
Periode Immediate
1. Gangguan pola eleminasi BAK b.d trauma ditandai dengan DS : klien mengatakan
mereka takut pada saat BAK DO : Trauma setelah melahirkan, edema disekitar vagina
2. Nyeri b/d luka episiotomi/ laserasi jalan lahir ditandai dengan : Do : klien meringins
menahan nyeri, skala nyeri 5 dari 5, DS : kien mengatakan nyeri pada luka efisiotomi
3. Immobilisasi fisik b.d adanya keterbatasan gerak
4. Cemas b.d kurang pengetahuan tentang perawatan past partum/ bayi
5. Resiko kekurangan volume cairan b.d terjadinya penurunan jumlah volume darah
Periode Early
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidak ada kekuatan masukan/ memenuhi keb.
Metabolic
2. Gangguan pola eliminasi BAB b.d penurunan motilitas usus/ G3 kenyamanan pada
perineum
3. Gangguan konsep diri b.d krisis situasi/ perubahan penampilan peran
4. Resiko tinggi 93 pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan
5. rsiko tinggi infeksi b.d perdarahan involusio uteri
Periode Late
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidak ada kekuatan masukan peningkatan
kebutuhan kalori (laktasi)
2. Perubahan pola seksualitas b.d perubahan fungsi tubuh
Intervensi Keperawatan Periode Immdediate
No Tujuan Intervensi Rasional
1. Tupan:
Dalam waktu 1 – 4 hari
pola eliminasi BAK
lancer
Tupan:
Dalam jangka waktu ± 24
jam pola eliminasi tak
terganggu dengan criteria
:
Kien tak takut u/
BAK
Edema tidak ada
Trauma tidak ada
1. Kaji masukan cairan
dan keluaran urine terakhir
2. Palpasi kandung kemih
pantau TFU x lokasi, serta
jumlah aliran lochea
3. Perhatikan adanya
edema/ laktasi efisiotomi x
jenis anestesi yang
digunakan
4. Anjurkan klien u/
melakukan latihan kegel
exercise setiap hari setelah
efek anestesi berkurang
- Pada periode pasca
partus awal kira – kira 4 kg cairan
hilang melalui keluaran urine dan
kehilangan tidak kasat mata
termasuk diaporesis
- Pada aliran plasma
ginjal yang me ↑ 25 % - 50 %
selama periode prenatal tetap
tinggi pada minggu pertama pasca
PP
- Terutama kandung
kemih uretral/ edema, dapat
mengganggu berkemih, anestesi
dapat mengge sensasi penuh pada
kandung kemih
- Dapat meningkatkan
sirkulasi pada perineum,
membantu menyembuhkan dan
memulihkan tonus otot pubkok
sigeal dan mencegah/ me ↓
inkontinen stress
2. Tupan:
Dalam jangka waktu ± 5 hari
rasa nyaman nyeri dan terjadi
Tupan:
Dalam jangka waktu ± 2 hari
nyeri berkurang dengan criteria
Skala nyeri 0 dr 5
Klien tampak tenaga
1. Kaji lokasi nyeri
2. Kaji sifat dan derajat
ketidaknyamanan, jenis
melahirkan, sifat, kejadian
intra partus
3. Berikan informasi yang
tepat tentang perawatan
rutin selama periode pasca
partum
4. Infeksi keadaan luka
efisiotomi
5. Melakukan distraksi
- Mengetahui
bagian mana yang nyeri dan
mempermudah dalam
melakukan intervensi
- Membantu
mengidentifikasi factor –
factor yang memperberat
ketidak nyamanan/ nyeri
- Informasi dapat
mengurangi asietas berkenaan
dengan rasa takut tentang
ketidaktahuan yang dapat
memperberat/ memperingan
nyeri
- Trauma edema
me ↑ derajat kenyamanan dan
dapat menyestres pada trauma
jahitan
- Mengurangi rasa
nyeri
3. Tupan:
Dalam jangka waktu ± 4 hari
mobilisasi fisik tidak terganggu
Tupan:
Dalam jangka waktu 2 hari
mobilisasi fisik menjadi normal
dan tidak terganggu dengan
criteria :
Aktivitas mandiri dan
tidak di Bantu
Klien aktif
1. Berikan penjelasan
pentingnya mobilisasi
2. Latihan mobilisasi
sesuai denagn kemampuan
klien
3. anjurkan klien u/
senam nifas mulai hari ke –
1
4. Latihan kien u/
melakukan personal hygiene
secara bertahap
- Mobilisasi dini
dapat me ↑ metabolisme
peristaltic
- Dapat mencegah
terjadinya kekakuan sendi
- Dapat
merangsang otot rahim u/
kembali bekerja sehingga
penyembuhan dapat terjadi
- Secara bertahap
personal hygiene dapat
Luka efisiotomi kering terpenuhi tanpa bantuan
4. Tupan :
Dalam waktu ± 5 hari resiko
kekurangan volume cairan tidak
terjadi
Tupan :
Dalam jangka waktu ± 24 jam
kekurangan cairan tidak terjadi
dengan criteria :
- Tidak terjadi
perdarahan
- Klien tidak pucat
- Hb 12 – 14
mmHg
1. Tempa
tkan pada posisi rekumben
2. Kaji
hal yang memperberat
kejadian intra partum
khususnya persalinan yang
diindikasi sebagai
persalinan lama
3. Perhati
kan jenis persalinan dan
anesresi, kehilangan darah
pada persalinan dan lama
persalinan tahap II
- Mengoptimalkan
aliran darah serebral,
memudahkan pemanfaatan
fundus dan aliran vaginal
- Persalinan yang
lama mengakibatkan
kelelahan
- Anestesi, masalah
dengan pelepasan plasenta
dapat menimbulkan
kehilangan darah
5. Tupan :
Dalam jangka waktu 4 hari rasa
aman, cemas tidak ada
Tupan :
Dalam jangka waktu 24 jam
cemas tidak terjadi dengan
criteria :
- Klien tidak
tampak cemas
- Klien tidak
bertanya tentang kondisi
dirinya dan tahu perawat u/
bayi
1. Pastik
an persepsi klien tentang
persalinan lama persalinan
dan tingkat kelelahan klien
2. Kaji
kesiapan klien dan motivasi
u/ belajar
3. Mulai
rencana penyuluhan tertulis
dengan menggunakan
format
4. Berika
n informasi tentang
perawatan diri
- Terdapat
hubungan antara lama
persalinan dan kemampuan u/
melakukan tentang jawaban
tugas dan aktivitas perawatan
diri
- Periode PP dapat
merupakan pengalaman
positif bila penyuluhan yang
tepat diberikan u/ membantu
mengembangkan
pertumbuhan bayi
- Membantu
menstandarisasi informasi
yang diterima ortu
- Membantu
mencegah infeksi,
mempercepat pemulihan dan
Periode Early
No Tujuan Intervensi Rasional
1. Tupan:
Dalam waktu 3 hari
kebutuhan nutrisi terpenuhi
Tupan:
Dalam jangka waktu 1 hari
kebutuhan nutrisi dapat
terpenuhi dengan criteria :
Klien tampak segar
Klien tidak lemas
1. Berikan diet TKTP
2. Berikan makanan
sedikit tapi sering
3. Berikan makanan
hangat dan bervariasi
4. Pertahankan tirah
baring kurangi ativitas
berlebih
- Dapat menaikan
energi
- Memberikan
kesempatan pada usus
- u/ meningkatkan
selera makan
- Mengurangi
kebutuhan metabolic
2. Tupan :
Dalam jangka waktu ± 5
hari eliminasi BAB tidak
terganggu
Tupan :
Dalam jangka waktu 1 hari
BAB lancar dengan criteria
:
- BAB (+)
- Tidak ada
perasaan takut saat BAB
1. Ausku
ltasi Bising usus
2. Kaji
adanya humoroid
3. Berika
n informasi diet yang tepat
tentang pentingnya makan
kasar dan pet cairan dan
upaya u/ memberi pola
pengosongan distasis rekti
4. Anjurk
an meningkatkan aktivitas
dan ambulansi sesuai
toleransi
5. Kaji
luka efisiotomi perhatikan
adanya laserasi dan derajat
keterlibatan jaringan
- Mengevaluasi
fungsi usus
- Me ↓ ukuran
humoroid, menghilangkan gatal
dan ketidaknyamanan dan
meningkatkan vasokontriksi
local
- Makanan kasar dan
cairan menghasilkan bulk dan
merangsang eliminasi
- Membantu
meningkatkan peristaltic
gastrointestinal
- Edema berlebihan/
trauma perineal dapt
menyebabkan ketidaknyamanan
3. Tupan :
Dalam jangka waktu 7 hari
93 konsep diri tidak terjadi
1. Kaji
kekuatan, kelemahan usia,
status perkawinan
- Mengidentifikasi
factor resiko potensial dan
sumber pendukung klien u/
Tupan :
Dalam jangka waktu 2 hari
93 konsep diri tidak terjadi
dengan criteria :
- Perubahan
penampilan peran tidak
terjadi
- Klien dan
keluarga bertanggung
jawab
ketersediaan sumber
pendukung
2. Perhati
kan respon klien/ pasangan
terhadap kelahiran dan
peran menjadi ortu
interpersonal pasangan
menerima tantangan klien u/
menerima tantangan peran ortu
- Kemampuan klien
dan beradaptasi secara positif u/
menjadi ortu makin di
- Hubungan yang
kuat diartikan dengan
komunikasi dicirikan dengan
komunikasi yang jujur
4. Tupan :
Dalam jangka waktu 3 hari
resiko 93 pemenuhan
cairan tidak terjadi
Tupan :
Dalam jangka waktu 1 hari
kebutuhan cairan terpenuhi
dengan criteria :
- BAK lancar
- Turgor kulit
baik
1. Pantau
tanda – tanda vital
2. Catat
kehilngan cairan pada waktu
kelahiran
3. Evalua
si kontraktilitas fundus uteri,
jumlah lochea, kondisi
perineum
4. Evalua
si kandung kemih
- u/ mengetahui
perlambangan klien
- Potensial hemorogi/
kehilangan darah ber > pada
waktu kelahiran
- Menentukan
penyebab kekurangan cairan
- Kandung kemih
penuh mengganggu
kontraktilitas
5. Tupan :
Dalam jangka waktu 6 hari
resiko infeksi tidak terjadi
Tupan :
Dalam jangka waktu 4 hari
resiko infeksi tidak terjadi
dengan criteria :
- Tidak ada
tanda – tanda infeksi
- Tidak
terjadi perdarahan
1. Pantau
suhu dan nadi tiap 3 jam
2. Kaji
kontraktilitas uterus
3. Catat
jumlah bau, rabas lochea,
perubahan pada kemajuan
dari rubra ke serosa
- Suhu meningkat
dalam 24 jam pertama
mendadak adanya infeksi
- Kegagalan
mometrium u/ involusi
menyebabkan nyeri
- Lochea secara
normal berbau amis namun
endometritis rabas menjadi
purulen dan bau busuk
Periode Late
No Tujuan Intervensi Rasional
1. Tupan:
Dalam jangka waktu 3 hari
kebutuhan dapat terpenuhi
Tupan:
Dalam jangka waktu 1 hari
kebutuhan nutrisi dapat
terpenuhi dengan criteria :
Klien menyusui
bayi
Pola makan baik
Nafsu makan
meningkat
1. Berikan makanan
sedikit tapi sering dan
makanan tambahan
2. Buat pilihan menu yang
ada dan ijinkan klien u/
mengontrol pilihan
sebanyak mungkin
3. Berikan makanan
dalam porsi hangat
4. Tentukan kebiasaan
diet dalam 24 jam pertama
- Dilatasi gaster dapat
terjadi bila pemberian makanan
terlalu cepat
- u/ meningkatkan
selera makan kien
- u/ meningkatkan
selera makan
- Membantu
mengidentifikasi dan
memperbaiki ketidak ada
kekuatan protein dan vitamin
2. Tupan :
Dalam jangka waktu 6 mg
klien bisa melakukan
hubungan seksual dengan
keinginan
Tupan :
Dalam jangka waktu ± 10
hari perubahan seksual
tidak terjadi dengan criteria
:
- Bisa
melakukan hubungan
seksual
- Fungsi
tubuh kembali normal
1. Diskus
ikan hubungan seksual kien/
pasangan seb kehamilan dan
efek energi klien secara
fisiologis
2. Tentuk
an citra tubuh klien dan
pasangan tentang
ketertarikan fisik setelah
kelahiran
3. Berika
n informasi tentang
perubahan pada respon
seksual seb 3 bulam pertama
setelah kelahiran
4. Siapka
n pasangan terhadap
kemungkinan adanya
kesulitan sementara bagi
pencapaian ereksi/
rangsangan
5. Pastik
an apakah pasangan telah
- Sifat hubungan
seksual seb kehamilan
mempengaruhi pelaksanaan
kembali aktivitas seksual
- Hasrat dirasakan
merupakan fisiologis sebagai citra
tubuhnegatif dapat menurunkan
dorongan seksual
- Pe ↓ kecepatan/
intensitas normal
- Kelemahan dan pe ↑
harapan dapat meningkatkan /me
↓ libido mengubah respon seksual
- Kebanyakan
pasangan dapat dengan aman
melakukan caitus 3 – 4 mg setelah
kelahiran
Daftar Pustaka
1. Bapak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4.EGC. Jakarta
2. Doengoes. M, dkk. 2001. Rencana Perawatan Material/ Bayi, Edisi a. EGC, Jakarta.
3. Favrev. H. 1999. Perawatan Maternitas, Edisi EGC : Jakarta
4. Mansjoer A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, jilid 2. Media Aesculapius. FKUI :
Jakarta.
5. Prawiro harjo. S. 1997. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Yayasan Bina Pustaka, Gramedia.