tugas pcl

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai warga negara yang baik, setia kepada nusa dan bangsa, seharusnya kita mempelajari dan menghayati pandangan hidup bangsa yang sekaligus sebagai dasar filsafat negara, seterusnya untuk diamalkan dan dipertahankan. Pancasila selalu menjadi pegangan bersama bangsa Indonesia, baik ketika negara dalam kondisi yang aman maupun dalam kondisi negara yang terancam. Hal itu tebukti dalam sejarah dimana pancasila selalu menjadi pegangan ketika terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa indonesia. Pancasila merupakan cerminan dari karakter bangsa dan negara indonesia yang beragam. Semua itu dapat diterlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila, yakni sebagai; jiwa bangsa indonesia, keribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup bangsa indonesia, dan pedoman hidup bangsa indonesia. Oleh karena itu, penerapan pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara

Upload: tatit-fitri-pusparani

Post on 19-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas pancasila

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai warga negara yang baik, setia kepada nusa dan bangsa, seharusnya kita mempelajari dan menghayati pandangan hidup bangsa yang sekaligus sebagai dasar filsafat negara, seterusnya untuk diamalkan dan dipertahankan. Pancasila selalu menjadi pegangan bersama bangsa Indonesia, baik ketika negara dalam kondisi yang aman maupun dalam kondisi negara yang terancam. Hal itu tebukti dalam sejarah dimana pancasila selalu menjadi pegangan ketika terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa indonesia.Pancasila merupakan cerminan dari karakter bangsa dan negara indonesia yang beragam. Semua itu dapat diterlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila, yakni sebagai; jiwa bangsa indonesia, keribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup bangsa indonesia, dan pedoman hidup bangsa indonesia.Oleh karena itu, penerapan pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting dan mendasar oleh setiap warga negara, dalam segala aspek kenegaraan dan hukum di Indonesia. Pengamalan pancasila yang baik akan mempermudah terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung arti berbeda-beda tapi tetap satu. Dalam terjemahan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain. Karena ikatan yang satu itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.Pancasila ,khususnya sila Persatuan Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika merupakan suatu pedoman yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Dalam sila Persatuan Indonesia juga diuraikan tujuh butir yang memperjelas makna sila Persatuan Indonesia, yaitu :1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Perwujudan dari pancasila sila ke-3 butir ke 6 yaitu Mengembangkan Persatuan Indonesia Atas Dasar Bhineka Tunggal Ika dapat dilihat dari permasalahan yang ada di Kupang Nusa Tenggara Timur. Terdapat perumahaan BTN Kolhua yang dihuni olah penduduk imigrasi Indonesia wilayah timur yang memiliki berbagai suku dan agama. Hal ini yang membuat masyarakat setempat sulit beradaptasi dengan masyarakat setempat, karena dalam setiap pribadi masyarakat tersebut melekat budaya dari masing-masing. Namun sebagai makhluk social yang saling menbutuhkan satu sama lain penduduk perumahan BTN Kolhua berhasil menerapkan sila ke-3 Pancasila Persatuan Indonesia dimana mereka hidup rukun saling membutuhkan dan menghargai satu sama lain.Makalah ini akan membahas keterkaitan pancasila sila ke-3 butir ke-6 Mengembangkan Persatuan Indonesia Atas Dasar Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan bermasyarakat yaitu manusia sebagai makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain.

1.2 Rumusan MasalahBagaimana makna pancasila sila ke tiga butir ke enam dalam kaitannya dengan manusia sebagai makhluk sosial ?

1.3 TujuanMemahami tentang arti dan makna pancasila sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia khususnya butir ke enam yaitu, mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika dalam kaitannya manusia sebagai makhluk sosial.

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Nilai Sosiologis

Pendekatan nilai sosiologis dalam hal ini adalah pancasila yang mempunyai nilai sosiologis yaitu sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya. Artinya pancasila berperan penting dalam hidup masyarakat Indonesia , apapun yang dilakukan oleh masarakat Indonesia pada umumnya harus sesuai dengan pancasila . Disini saya lebih mengkhususkan pada sila ketiga pancasila yaitu sila persatuan Indonesa , dimana setiap warga negara wajib untuk saling menghargai , dan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan satu dengan yang lainnya harus hidup rukun dan damai . seperti masalah yang akan saya bahas berikut ini , tentang kehidupan masyarakat BTN Kolhua Kupang NTT yang awalnya hidup tidak rukun, namun sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan, akhirnya mereka hidup damai dan saling menolong satu sama lain . Disini lah letak nilai sosiologisnya

2.2 Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan IndonesiaDalam berbagai wacana selalu terungkap bahwa telah menjadi kesepakatan bangsa adanya empat pilar penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara bagi negara-bangsa Indonesia. Bahkan beberapa partai politik dan organisasi kemasyarakatan telah bersepakat dan bertekad untuk berpegang teguh serta mempertahankan empat pilar kehidupan bangsa tersebut. Empat pilar dimaksud dimanfaatkan sebagai landasan perjuangan dalam menyusun program kerja dan dalam melaksanakan kegiatannya. Hal ini diungkapkan lagi oleh Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, pada kesempatan berbuka puasa dengan para pejuang kemerdekaan pada tanggal 13 Agustus 2010 di istana Negara.Empat pilar tersebut adalah (1) Pancasila, (2) Undang-Undang Dasar 1945, (3) Negara Kesatuan Republik Indonesia dan (4) Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun hal ini telah menjadi kesepakatan bersama, atau tepatnya sebagian besar rakyat Indonesia, masih ada yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut adalah sekedar berupa slogan-slogan, sekedar suatu ungkapan indah, yang kurang atau tidak bermakna dalam menghadapi era globalisasi. Bahkan ada yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut sekedar sebagai jargon politik. Yang diperlukan adalah landasan riil dan konkrit yang dapat dimanfaatkan dalam persaingan menghadapi globalisasi.Untuk itulah perlu difahami secara memadai makna empat pilar tersebut, sehingga kita dapat memberikan penilaian secara tepat, arif dan bijaksana terhadap empat pilar dimaksud, dan dapat menempatkan secara akurat dan proporsional dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Pada pasal 27 dan 45 UU Pemerintah tersebut menyebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, kepala daerah dan anggota DPRD wajib memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini akan terlaksana dengan sepatutnya apabila prinsip Bhinneka Tunggal Ika dapat dipegang teguh sebagai acuan dalam melaksanakan UU Pemerintah Daerah dimaksud. Oleh karena itu berbagai pihak wajib memahami makna yang benar terhadap Bhinneka Tunggal Ika, dan bagaimana memanfaatkan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan kenegaraan pada umumnya.Sejak awal telah begitu banyak pihak yang berusaha membahas untuk memahami dan memberi makna Pancasila, serta bagaimana implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sementara itu pilar Bhinneka Tunggal Ika masih kurang menarik bagi pihak-pihak untuk membahas dan memikirkan bagaimana implementasinya, padahal Bhinneka Tunggal Ika memegang peran yang sangat penting bagi negara-bangsa yang sangat pluralistik ini. Dengan bertitik tolak dari pemikiran ini, dicoba untuk membahas makna Bhinneka Tunggal Ika dan bagaimana implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga Bhinneka Tunggal Ika benar-benar dapat menjadi tiang penyangga yang kokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia.Bhinneka Tunggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme, suatu faham yang membiarkan keanekaragaman seperti apa adanya. Membiarkan setiap entitas yang menunjukkan ke-berbedaan tanpa peduli adanya common denominator pada keanekaragaman tersebut. Dengan faham pluralisme tidak perlu adanya konsep yang mensubstitusi keanekaragaman. Demikian pula halnya dengan faham multikulturalisme. Masyarakat yang menganut faham pluralisme dan multikulturalisme, ibarat onggokan material bangunan yang dibiarkan teronggok sendiri-sendiri, sehingga tidak akan membentuk suatu bangunan yang namanya rumah. Hal ini lah yang membuat adanya kaitan yang sangat erat antara konsep Bhineka Tunggal Ika dengan Pancasila khususnya sila Persatuan Indonesia.Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.Prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia (Persatuan Indonesia) tersusun dalam kesatuan majemuk yang tunggal, yaitu :a) Kesatuan sejarah; yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu proses sejarah.

b) Kesatuan nasib; yaitu berda dalam satu proses sejarah yang sama dan mengalami nasib yang sama yaitu dalam penderitaan penjajah dan kebahagiaan bersama.

c) Kesatuan kebudayaan; yaitu keanekaragaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional.

d) Kesatuan asas kerohanian; yaitu adanya ide, cita-cita dan nilai-nilai kerokhanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam Pancasila.

Pada zaman sekarang ini mungkin banyak yang telah meremehkan atau bahkan melupakan makna dari Bhineka Tunggal Ika yang berperan sebagai salah satu pilar penting dalam pemersatu bangsa. Misalnya pada kasus Perumahan BTN Kolhua terletak di Indonesia bagian timur (diterangkan lebih rinci pada sub bab selanjutnya). Kasus tersebut timbul akibat adanya perbedaan suku dan agama yang semestinya tidak menjadi sesuatu yang patut untuk dijadikan penghalang dalam hidup berdampingan khususnya bertetangga.Saat adanya gejolak perpecahan seperti kasus Perumahan BTN Kolhua inilah peran dan makna Bhineka Tunggal Ika sebagai salah satu pilar pemersatu bangsa sangat dirasakan. Bhinneka Tunggal Ika seharusnya tidak hanya menjadi semboyan belaka, tapi menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk mensosialisasikan dan menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita benar-benar memiliki toleransi dan saling memahami atas perbedaan yang ada, semuanya akan dapat berjalan dengan penuh kedamaian. Karena menjadikan perbedaan yang ada sebagai keragaman yang memperkaya negeri tercinta Indonesia.2.3 Penanaman Sila Persatuan Khususnya Butir ke Enam dalam Kehidupan Masyarakat sebagai Makhluk Sosial Perumahan BTN Kolhua terletak di Indonesia bagian timur yakni Kupang Nusa Tenggara Timur, berdiri sejak tahun 1987 . Perumahan ini banyak ditempati oleh kalangan masyarakat dari berbagai suku seperti Sabu, Rote, Sumba, Flores, Alor, ada juga sebagian yang berasal dari Pulau Jawa. Selain berasal dari suku yang berbeda, penduduk Perumahan BTN Kolhua pun menganut agama yang berbeda-beda ada yang beragama Nasrani, beragama Muslim, dan sebagiannya lagi beragama hindu . Awalnya budaya dari suku masing-masing masih sangat melekat dalam tiap diri penduduk BTN Kolhua , apalagi terdiri dari agama yang berbeda , hal inilah yang membuat masyarakat BTN Kolhua sulit untuk beradaptasi satu dengan yang lainnya. Mereka cenderung untuk berdiam diri dirumah mereka masing-masing tanpa ada rasa ingin tahu sedikitpun tentang apa yang terjadi disekitar mereka , bagaimana lingkungan yang ada di sekitar mereka , sehingga perumahan inipun terasa seprti tak berpenghuni. Mereka juga tidak menghargai antar umat beragama . contohnya ketika kebaktian hari minggu sedang berlangsung di gereja sekitar perumahan BTN Kolhua, ada warga yang non kristiani memutar lagu keras-keras. Ini menunjukkan bahwa warga ini tidak menghargai umat kristiani yang sedang beribadah. Namun sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain untuk tetap dapat menjalani hidup, Lama-kelamaan penduduk BTN Kolhua menyadari dengan sendirinya bahwa mereka saling membutuhkan. Hal in berawal dari seorang ibu yang waktu itu akan segera melahirkan pada tengah malam. Suaminya kebingungan harus meminta tolong kepada siapa untuk membantunya membawa istrinya kerumah sakit, sedangkan merekapun tidak mempunyai mobil. Akhirnya dia mengetuk pintu salah seorang tetangganya untuk meminta tolong.tetangga itu bersedia menolongnya , bukan hanya itu dia juga meminta bantuan kepada tetangga lainnya. Berkat bantuan para tetangga akhirnya ibu ini berhasil dibawa kerumah sakit dan dapat bersalin dengan selamat. Dari sinilah mereka menyadari bahwa mereka saling membutuhkan, dan mulai menjalani hidup sesuai dengan pancasila khususnya sila ketiga.

Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia. Menurut Notonegoro (1974 : 44) Sebagai warga Negara Indonesia , memanglah kita harus mengamalkan Pancasila secara subyektif, artinya pelaksanaan dalam pribadi perseorangan, setiap warga Negara, setiap individu, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia.

Justru pengamalan pancasila yang subyektif ini lebih penting dibandingkan pengamalan pancasila secara obyektif, karena pengamalan yang subyektif ini merupakan persyaratan keberhasilan pengalaman yang obyektif.Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia mempunyai beberapa fungsi pokok, yaitu: 1. Pancasila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP No. XX/MPRS/1966 dan ketetapan MPR No. V/MP/1973 serta ketetapan No. IX/MPR/1978. merupakan pengertian yuridis ketatanegaraan 2. Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat sosiologi) 3. Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis dan filosofis)

Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang. Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku, tindakan, dan perbuatan setiap manusia di Indonesia harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila. Hal ini karena Pancasila menurut Weltanschauung merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis.

Pancasila sebagai falsafah negara (philosohische gronslag) dari negara, ideologi negara, dan staatside. Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan atau penyelenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, yang dengan jelas menyatakan ..maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada..

Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia mempunyai beberapa fungsi pokok, yaitu: 1. Pancasila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP No. XX/MPRS/1966 dan ketetapan MPR No. V/MP/1973 serta ketetapan No. IX/MPR/1978. merupakan pengertian yuridis ketatanegaraan 2. Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat sosiologi) 3. Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis dan filosofis Dan yang sekarang dilakukan penduduk BTN Kolhua , menjalani kehidupan bertetangga sesuai dengan pancasila , khususnya sila ketiga yaitu persatuan Indonesia. Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa . Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.

Hal ini benar-benar menunjukkan makna sila persatuan Indonesia yaitu : 1. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.2. Rela berkorban demi bangsa dan negara. 3. Cinta akan Tanah Air. 4. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia. 5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manuasia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama. Oleh karena perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beranekaragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang diliukiskan dalam Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu, maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan yang kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di atas moral dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri. Untuk menjaga kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang mengancam kebhinekaan harus ditolak, pada saat yang sama segala sesuatu yang mengancam moral kebhinekaan harus diberantas. Karena kebhinekaan yang bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung eksistensi dan martabat manusia berbeda.

BAB IIIKesimpulan

Sebagai warga Indonesia yang baik , harus menerapkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari . Dalam hal ini khususnya sila ketiga pesatuan Indonesia . Walaupun berasal dari beda-beda suku dan memiliki kebiasaan berbeda , walaupun terdiri dari agama yang berbeda kita harus tetap satu seperti yang tertuang pada butir-butir pancasila sila ketiga : 1. Mampu menempatkan persatuan ,kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan 2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara apabila diprlukan 3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa 4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia 5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial 6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika

DAFTAR PUSTAKA

Notonegoro, Prof. Dr., S.H.1975. Pancasila Secara Ilmiah Populer,Pancuran tujuh : Jakarta . Kaelan, DRS., M.S.1996. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan,Paradigma : Yogyakarta http://mhgdaniel.blog.fisip.uns.ac.id/files/2011/12/Multikulturalisme-Bhinneka-Tunggal-Ika-Dalam-Perspektif-Pendidikan-Kewarganegaraan-Sebagai-Wahana-Pembangunan-Karakter-Bangsa-Indonesia.pdf Arifin, S. 1993. Etika Pluralisme dan Konstruksi Masyarakat Madani. Republika: 14 Mei 1999 Noor Syam, M. 2006. Pendidikan dan Pembudayaan Moral Filsafat Pancasila, Jakarta:Panitia Semiloka Pembudayaan Nilai Pancasila, Dit.Diknas,Ditjen Mendikdasmen

MAKALAH PANCASILAMemahami Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia serta Mengembangkannya Atas Dasar Bhinneka Tunggal Ika dalam Kaitannya Manusia sebagai Makhluk Sosial.

Disusun oleh1. Roza Nafilah 2. Ayu Leila W3. Tatit Pusparani4. Hayyu Rizky5. Maulida Nusantari

Fakultas Kedokteran GigiUNIVERSITAS JEMBER2012