bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian,
perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang
akan disajikan dalam penjabaran sebagai berikut ini.
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan ini akan dibahas deskripsi pelaksanaan tiap
siklus mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil tindakan dan
refleksi dengan penjabaran sebagai berikut:
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan standar
kompetensi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun, dan
kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dengan rincian sebagai
berikut:
4.1.1.1 Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM), maka perlu
dilakukan persiapan dalam melaksanakan tindakan. Peneliti melakukan diskusi
dengan guru kelas atau kolaboratornya untuk mengidentifikasi dan menemukan
permasalahan pembelajaran matematika yang menyebabkan hasil belajar siswa
rendah, kemudian peneliti menuliskan rencana perbaikan tersebut dalam bentuk
rencana pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Tahap
perencanaan tindakan dalam penelitian ini meliputi:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi
dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. RPP ini akan dijadikan sebagai
panduan dalam mengajar dengan dicermati secara terperinci langkah-langkah
kegiatan yang akan dilakukan dengan metode penemuan terbimbing. Hal ini
dilakukan agar pembelajaran yang akan dilakukan dapat berlangsung dengan
baik.
38
2) Menyiapkan semua alat peraga, sumber belajar dan sarana lain yang akan
digunakan pada siklus I baik dalam pertemuan I, II, dan III. Setelah itu,
dilakukan pengecekan ulang terkait mengenai sarana dan prasarana agar tidak
menghambat jalannya pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa yang akan dijadikan sebagai
bahan refleksi untuk mengukur jalannya pembelajaran baik terhadap guru
maupun siswa.
4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa yang akan
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan berdasarkan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus I. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan yaitu pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis tanggal 26, 27, 28 Maret 2013
bertempat di SDN Langensari 03 Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten
Semarang.
a. Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dengan indikator menyebutkan macam-
macam bangun datar dan menjelaskan pengertian dari masing-masing bangun
datar. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama ini terdiri dari tiga
tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan penjabaran
sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran, guru sebagai pelaksana dalam mengajar mengawali
pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa bersama
dengan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa dan mengabsen siswa.
Setelah itu, guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan memberikan
pertanyaan tentang materi pelajaran matematika sebelumnya dan materi yang akan
diajarkan. Berdasarkan jawaban dari siswa, guru menjelaskan tujuan dan manfaat
39
pembelajaran yang akan diajarkan dan menjelaskan metode pembelajaran yang
akan digunakan yaitu metode penemuan terbimbing.
2) Kegiatan Inti
Guru memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa terkait
materi bangun datar. Siswa bertanya jawab dengan guru menyebutkan macam-
macam bangun datar, kemudian guru membawa contoh bangun datar segitiga dan
perwakilan siswa maju ke depan kelas. Siswa yang maju mengamati bentuk
bangun datar segitiga tersebut dan menjelaskan kepada teman lainnya bagaimana
bentuk bangun datar segitiga itu. Kemudian siswa membentuk kelompok yang
beranggotakan 6-7 siswa dan setiap kelompok mendapatkan macam-macam
bangun datar serta lembar petunjuk dari guru. Secara berkelompok siswa
mengamati macam-macam bangun datar yang telah didapatkan dan berdiskusi
untuk menjawab pertanyaan di lembar petunjuk dari guru. Setiap kelompok
membuat laporan hasil diskusi pada lembar petunjuk dari guru, kemudian
perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah
itu, siswa dengan bimbingan guru membahas hasil diskusi secara bersama-sama
dilanjutkan dengan tanya jawab antara guru dan siswa mengenai hal-hal yang
belum dimengerti oleh siswa.
3) Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru membuat kesimpulan dan rangkuman dari kegiatan
pembelajaran, kemudian guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
b. Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-
sifat bangun datar dengan indikator menghitung besar sudut pada bangun datar
dan mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Langkah-langkah pembelajaran
pada pertemuan kedua ini terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup dengan penjabaran sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran, guru sebagai pelaksana dalam mengajar mengawali
pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengajak siswa untuk
40
berdoa bersama dengan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa dan
mengabsen siswa. Guru juga mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran dan
memberikan apersepsi kepada siswa dengan memberikan pertanyaan tentang
materi sebelumnya dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan dan manfaat
pembelajaran yang akan diajarkan. Setelah itu, guru menjelaskan metode
pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode penemuan terbimbing.
2) Kegiatan Inti
Guru memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa dalam
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar, kemudian perwakilan siswa maju ke
depan kelas untuk mengamati bangun datar persegi yang dibawa guru dan
menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi tersebut serta menghitung besar
sudut persegi menggunakan busur derajat melalui bimbingan guru. Setelah itu,
siswa membentuk kelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan macam-
macam bangun datar, busur derajat dan lembar petunjuk dari guru. Siswa secara
berkelompok mengamati macam-macam bangun datar, kemudian menyebutkan
sifat-sifatnya dan menghitung besar sudut menggunakan busur derajat
berdasarkan lembar petunjuk dari guru. Setiap kelompok membuat laporan hasil
diskusi pada lembar petunjuk guru, kemudian perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah itu, siswa dengan bimbingan guru
membahas hasil diskusi secara bersama-sama dilanjutkan dengan tanya jawab
antara guru dan siswa mengenai hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan akhir dilakukan dengan membuat kesimpulan dan rangkuman dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian guru mengadakan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Pertemuan 3
Dalam pertemuan ketiga ini akan dilakukan pengulangan materi yang sudah
dipelajari sebelumnya dilanjutkan dengan mengerjakan tes evaluasi. Langkah-
langkah pembelajaran pada pertemuan ketiga ini terdiri dari tiga tahap yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan penjabaran sebagai
berikut:
41
1) Kegiatan Awal
Guru sebagai pelaksana dalam mengajar mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa bersama dengan meminta
salah satu siswa untuk memimpin doa dan mengabsen siswa. Kemudian, guru
mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan tanya jawab antara guru dan siswa untuk
mengingat materi yang sudah dipelajari yaitu tentang macam-macam bangun
datar, pengertian dari masing-masing bangun datar, menghitung besar sudut pada
bangun datar dan mengidentifikasi sifat-sifat pada bangun datar. Setelah itu, siswa
bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum dimengerti, dilanjutkan
dengan siswa mengerjakan tes evaluasi siklus I yang telah disiapkan oleh guru
berdasarkan materi yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa membahas soal evaluasi siklus I bersama-sama.
4.1.1.3 Hasil Tindakan
1) Hasil Observasi
a) Pengamatan terhadap guru
Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru pada pertemuan pertama,
guru telah melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah di
RPP yaitu dengan metode penemuan terbimbing. Akan tetapi, saat menjelaskan
tujuan dan manfaat pembelajaran, guru terlalu cepat dalam mengutarakannya. Alat
peraga guru yang dibawa untuk mengarahkan siswa dalam menjawab pertanyaan
kurang menarik sehingga siswa kurang memperhatikan dan kurang aktif dalam
menjawab pertanyaan. Guru belum membagi kelompok secara merata dan kurang
memperhatikan masing-masing anggota kelompok yang tidak ikut mengerjakan.
Guru juga masih kurang dalam pengkondisian kelas dan belum melibatkan
seluruh siswa dalam membuat kesimpulan pembelajaran. Melalui lembar
observasi guru pada pertemuan pertama ini, maka observer bersama dengan guru
42
dan peneliti dapat saling berdiskusi dalam membahas kekurangan dan
memperbaikinya untuk pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua
Berdasarkan refleksi pembelajaran pada pertemuan pertama, pada
pertemuan kedua ini guru sudah terlihat memperbaiki kekurangan yang terdapat
pada pertemuan pertama. Berdasarkan hasil observasi pertemuan kedua, guru
sudah tidak terlalu cepat dalam menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran.
Guru juga sudah mengatur kesiapan siswa dan dapat mengkondisikan kelas. Guru
telah menggunakan alat peraga kongkret yang menarik sehingga siswa
memperhatikan pembelajaran dan sudah mulai aktif walaupun masih ada beberapa
siswa yang kurang memperhatikan dan kurang aktif. Guru sudah mengatur
pembagian kelompok dan sudah sedikit melibatkan siswa dalam membuat
kesimpulan. Kekurangan guru dalam pertemuan kedua ini, guru kurang
memperhatikan siswa-siswa dalam kelompok yang tidak ikut mengerjakan
sehingga mengganggu teman yang lain. Selain itu, saat diskusi kelompok suasana
kelas masih terlihat sangat gaduh.
Pertemuan ketiga
Dalam pertemuan ketiga, guru sudah mengulang materi sebelumnya
dengan cara tanya jawab kepada siswa dan siswa sangat antusias dalam
menjawab. Guru juga membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari
bersama siswa dengan baik. Akhir pembelajaran, guru memberikan tes evaluasi
kepada siswa kemudian membahas tes secara bersama-sama.
b) Pengamatan terhadap siswa
Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama, masih banyak siswa yang ramai dan tidak
memperhatikan guru. Guru terlalu cepat dalam menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran sehingga siswa terlihat masih bingung. Siswa juga kurang aktif dan
kurang antusias dalam menjawab pertanyaan dari guru. Dalam diskusi kelompok,
masih ada siswa yang hanya bergurau saja dan tidak memperhatikan penjelasan
dari guru. Kelompok yang didominasi siswa putra, kebanyakan hanya berbicara
sendiri-sendiri dan tidak melakukan diskusi kelompok dengan baik. Saat
43
mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain ramai dan tidak memperhatikan
hasil diskusi kelompok lain. Hanya beberapa siswa saja yang turut aktif membuat
kesimpulan bersama guru.
Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah siap dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa juga sudah mulai aktif menjawab pertanyaan guru dan maju
ke depan karena alat peraga yang dibawa guru sudah cukup menarik. Pembagian
kelompok sudah merata dan masing-masing siswa dalam kelompok sudah
mendapat tugas sendiri-sendiri sehingga semuanya mengerjakan tugas. Walaupun
begitu, saat mempresentasikan hasil diskusi masih ada beberapa siswa yang
bergurau dan tidak memperhatikan. Dalam membuat kesimpulan, juga hanya
sebagian siswa saja yang turut aktif menjawab.
Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga ini, siswa mengingat pembelajaran yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Sebagian besar siswa sudah aktif dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru untuk mengingat materi sebelumnya.
Siswa juga mengerjakan tes evaluasi dengan baik dan dalam membahas tes
evaluasi tersebut siswa terlihat sangat antusias dan sudah percaya diri dalam
menjawab pertanyaan.
2) Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar matematika pada siklus I diukur melalui tes evaluasi di
pertemuan ketiga. Tes evaluasi dilakukan setelah dilakukannya pembelajaran
pertemuan I hingga pertemuan II. Dari hasil tes evaluasi siklus I, hasil belajar
siswa meningkat walaupun masih terdapat siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM 65. Data hasil belajar matematika siswa pada siklus I sebelum dianalisa
sesuai dengan KKM = 65 disajikan pada tabel 15 berikut ini.
44
Tabel 15
Destribusi Hasil Belajar Siswa Siklus 1
NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE
40-47 2 5%
48-55 6 13%
56-63 5 11%
64-71 16 35%
72-79 7 16%
80-87 6 13%
88-95 5 7%
JUMLAH 45 100%
NILAI TERTINGGI 90
NILAI TERENDAH 40
RATA-RATA 68,44
Berdasarkan tabel 15, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan hasil
belajar siswa dari pra siklus ke siklus I. Hal itu terlihat dari ketuntasan hasil
belajar matematika dengan KKM 65 tercatat 32 siswa atau 71% dinyatakan
tuntas dan 13 siswa atau 29% siswa belum tuntas. Selain itu, pada siklus I ini
perolehan nilai tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat menjadi 90,
sedangkan nilai terendah yaitu 40 dengan nilai rata-rata 68,44. Berdasarkan
tabel 15, dapat dilihat lebih jelas dalam gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
40-47 48-55 56-63 64-71 72-79 80-87 88-95
Jumlah siswa
45
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui jumlah siswa yang nilainya
masih di bawah KKM 65 atau belum tuntas yaitu 13 siswa atau 29%, sedangkan
32 siswa atau 71% sudah tuntas. Berikut ini disajikan tabel ketuntasan hasil
belajar pada siklus 1.
Tabel 16
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nilai Jumlah
siswa
Persentase
(%) Ketuntasan
1 ≥ 65 32 71% Tuntas
2 < 65 13 29% Belum Tuntas
Ketuntasan pada siklus I mencapai 71 %. Dengan demikian, dapat dilihat
dari kondisi sebelum diberikan tindakan dengan kondisi pada siklus I kenaikan
persentase mencapai 33 %. Pada kondisi pra siklus, terdapat 28 siswa yang belum
tuntas dan setelah diberikan tindakan melalui siklus I terjadi kenaikan dengan
jumlah siswa yang tidak tuntas hanya 13 siswa, sedangkan 32 siswa lainnya sudah
tuntas mencapai KKM. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dapat
menunjukkan adanya kesesuaian metode penemuan terbimbing terhadap
karakteristik siswa. Walaupun begitu, persentase ketuntasan tersebut belum
memenuhi indikator kinerja ketuntasan belajar 100% dari seluruh siswa sehingga
perlu dilakukan tindakan siklus II.
4.1.1.4 Refleksi
Refleksi dilakukan sebagai kegiatan evaluasi dari pertemuan I, II, dan III
pada siklus I sehingga dapat dibahas kekurangan dan kendala apa saja yang masih
dihadapi. Hasil dari refleksi akan dijadikan acuan dalam perbaikan dan
perencanaan pada siklus II sehingga indikator kinerja hasil belajar matematika
yang ditentukan oleh peneliti dapat tercapai. Secara keseluruhan pembelajaran
46
dengan metode penemuan terbimbing mengalami beberapa kendala pada siklus I,
yaitu sebagai berikut:
1) Siswa kurang terbiasa dengan penerapan metode penemuan terbimbing karena
guru belum pernah menerapkan metode tersebut sebelumnya.
2) Guru terlalu cepat dalam menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran.
3) Beberapa siswa masih takut dalam menyampaikan pendapat, mengajukan
pertanyaan dan merespon pertanyaan dari guru.
4) Guru belum membagi kelompok secara merata sehingga kelompok yang
didominasi siswa putra cenderung bermain-main sendiri dalam kelompok.
5) Sulitnya dalam pengkondisian kelas karena banyak siswa yang susah diatur
dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
6) Guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam membuat kesimpulan
pembelajaran.
Berdasarkan observasi pada siklus I, maka dapat dilakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus berikutnya dengan cara sebagai berikut :
1) Memberikan penjelasan kepada siswa tentang proses pembelajaran dengan
metode penemuan terbimbing.
2) Guru harus menyampaiakan tujuan pembelajaran secara jelas dan tidak perlu
tergesa-gesa sehingga siswa dapat mengetahui apa yang harus dipahami saat
pembelajaran berlangsung.
3) Memberikan motivasi pada siswa agar siswa dapat berperan aktif dalam
proses pembelajaran dan tidak takut bertanya kepada guru.
4) Pembagian kelompok harus merata anatara siswa perempuan dan laki-laki
serta perlu adanya pembagian tugas dalam kelompok sehingga tidak ada siswa
yang mendominasi dan bermain-main sendiri.
5) Memberikan pengertian pada siswa bahwa saat siswa lain sedang presentasi
harus diperhatikan dan dihargai.
6) Guru harus banyak melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan
pembelajaran.
7) Dari berbagai kekurangan yang ada pada siklus I maka, untuk itu perlu
dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II.
47
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran siklus II merupakan perbaikan pembelajaran
siklus I. Dalam pembelajaran siklus II ini menggunakan standar kompetensi
memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dengan kompetensi
dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang yang akan dilaksanakan dalam tiga
kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
4.1.2.1 Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II, maka perlu dipersiapkan
hal-hal yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sama halnya dengan siklus I,
siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dimana dalam setiap pertemuan
dilakukan persiapan yaitu meninjau ulang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah dirancang sebelumnya. Dengan memperhatikan hasil refleksi
pada siklus I, maka perencanaan perbaikan yang telah dibuat dikaji ulang dan
didiskusikan sehingga pembelajaran pada siklus II dapat terlaksana dengan lebih
baik. Adapun persiapan pembelajaran siklus II yaitu sebagai berikut:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi
dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. RPP ini akan dijadikan
sebagai panduan dalam mengajar dengan dicermati secara terperinci langkah-
langkah kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembelajaran
yang akan dilakukan dapat berlangsung dengan baik.
2) Menyiapkan semua alat peraga, sumber belajar dan sarana lain yang akan
digunakan pada siklus II baik dalam pertemuan I, II, dan III. Setelah itu
dilakukan pengecekan ulang terkait mengenai sarana dan prasarana agar tidak
menghambat jalannya pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa yang akan dijadikan sebagai
bahan refleksi untuk mengukur jalannya pembelajaran baik terhadap guru
maupun siswa.
4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa yang akan
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
48
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan
yaitu pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis tanggal 2, 3, 4 April 2013 bertempat di
SDN Langensari 03 Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Setelah
perencanaan tersusun dengan baik, maka tindakan selanjutnya adalah
melaksanakan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut:
a. Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan indikator menyebutkan macam-
macam bangun ruang dan menjelaskan pengertian dari masing-masing bangun
ruang. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama ini terdiri dari tiga
tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan penjabaran
sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru sebagai pelaksana dalam mengajar mengawali
pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa bersama
dengan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa dan mengabsen siswa.
Setelah itu, guru mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran dan memberikan
apersepsi kepada siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi pelajaran
matematika sebelumnya dan materi yang akan diajarkan. Berdasarkan jawaban
dari siswa, guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan
diajarkan. Setelah itu, guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan
digunakan yaitu metode penemuan terbimbing.
2) Kegiatan Inti
Guru memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa terkait
materi bangun ruang. Siswa bertanya jawab dengan guru menyebutkan macam-
macam bangun ruang, kemudian guru membawa contoh bangun ruang penghapus
papan tulis, kaleng susu dan kotak kubus. Perwakilan siswa maju ke depan kelas
mengamati benda-benda tersebut kemudian menjelaskan kepada teman lainnya
bagaimana bentuk benda-benda berbentuk bangun ruang tersebut. Setelah itu,
siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 6-7 siswa dan setiap kelompok
49
mendapatkan macam-macam bangun ruang serta lembar petunjuk dari guru.
Secara berkelompok siswa mengamati macam-macam bangun ruang yang telah
didapatkan dan berdiskusi untuk menjelaskan pengertian dari masing-masing
bangun ruang berdasarkan lembar petunjuk dari guru. Setiap kelompok membuat
laporan hasil diskusi pada lembar petunjuk dari guru, kemudian perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah itu, siswa
dengan bimbingan guru membahas hasil diskusi secara bersama-sama dilanjutkan
dengan tanya jawab antara guru dan siswa mengenai hal-hal yang belum
dimengerti oleh siswa.
3) Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru membuat kesimpulan dan rangkuman dari kegiatan
pembelajaran, kemudian guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
b. Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan dengan kompetensi dasar mengidentifikasi
sifat-sifat bangun ruang dan indikatornya yaitu menyebutkan pengertian sisi,
rusuk, dan titik sudut pada bangun ruang serta mengidentifikasi sifat-sifat bangun
ruang. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan kedua ini terdiri dari tiga
tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan penjabaran
sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru sebagai pelaksana dalam mengajar mengawali
pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa bersama
dan mengabsen siswa. Guru juga mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran
dan memberikan apersepsi kepada siswa dengan memberikan pertanyaan tentang
materi sebelumnya, dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan dan manfaat
pembelajaran yang akan diajarkan. Setelah itu, guru menjelaskan metode
pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode penemuan terbimbing.
2) Kegiatan Inti
Guru memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa dalam
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Guru membawa kotak kubus kemudian
50
siswa bertanya jawab dengan guru untuk membedakan sisi, rusuk dan titik sudut
pada kotak kubus tersebut. Perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk
mengamati kotak kubus tersebut dan menjelaskan pengertian sisi, rusuk dan titik
sudut pada kotak kubus tersebut. Setelah itu, siswa membentuk kelompok yang
beranggotakan 6-7 siswa dan masing-masing kelompok mendapatkan macam-
macam bangun ruang dan lembar petunjuk dari guru. Siswa secara berkelompok
mengamati macam-macam bangun ruang dan mengidentifikasi sifat-sifat bangun
datar berdasarkan lembar petunjuk dari guru. Setiap kelompok membuat laporan
hasil diskusi pada lembar petunjuk guru, kemudian perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah itu, siswa dengan bimbingan guru
membahas hasil diskusi secara bersama-sama dan bertanya jawab mengenai hal-
hal yang belum dimengerti oleh siswa.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan akhir dilakukan dengan membuat kesimpulan dan rangkuman dari
kegiata, kemudian guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Pertemuan 3
Dalam pertemuan ketiga ini akan dilakukan pengulangan materi yang sudah
dipelajari sebelumnya dilanjutkan dengan mengerjakan tes evaluasi. Langkah-
langkah pembelajaran pada pertemuan ketiga ini terdiri dari tiga tahap yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan penjabaran sebagai
berikut:
1) Kegiatan Awal
Guru sebagai pelaksana dalam mengajar mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa bersama dengan meminta
salah satu siswa untuk memimpin doa dan mengabsen siswa. Kemudian, guru
mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan tanya jawab antara guru dan siswa untuk
mengingat materi yang sudah dipelajari yaitu tentang macam-macam bangun
ruang, pengertian dari masing-masing bangun ruang, menyebutkan pengertian sisi,
51
rusuk dan titik sudut pada bangun ruang, dan mengidentifikasi sifat-sifat bangun
ruang. Setelah itu, siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum
dimengerti dilanjutkan dengan mengerjakan tes evaluasi siklus II yang telah
disiapkan oleh guru berdasarkan materi yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa membahas soal evaluasi siklus II bersama-sama.
4.1.2.3 Hasil Tindakan
1) Hasil Observasi
a) Pengamatan terhadap guru
Pertemuan Pertama
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru pada pertemuan pertama,
masih terlihat beberapa kekurangan yang harus diperhatikan yaitu mengenai
pemilihan kata dalam memberikan pertanyaan pengarah kepada siswa. Guru
kurang tepat dalam pemilihan kata untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan
pengarah kepada siswa. Guru harus cermat dalam pemilihan kata yang digunakan
dalam memberikan pertanyaan pengarah agar siswa memahami maksud dari
pertanyaan guru tersebut. Selain itu, guru masih kurang dalam penguasaan kelas
karena masih terdapat beberapa siswa yang bergurau di kelas. Melalui hasil
lembar observasi guru pada pertemuan pertama ini, maka observer bersama
dengan guru dapat saling berdiskusi dalam membahas kekurangan dan
memperbaikinya untuk pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua
Berdasarkan refleksi pembelajaran pada pertemuan pertama, pada
pertemuan kedua ini guru sudah terlihat memperbaiki kekurangan yang terdapat
pada pertemuan pertama. Berdasarkan hasil lembar observasi guru pertemuan
kedua, guru sudah memberikan pertanyaan menggunakan pemilihan kata yang
tepat dan mudah dipahami sehingga siswa dapat memahami maksud dari
pertanyaan guru. Guru juga sudah dapat menguasai kelas dengan bertindak lebih
tegas kepada siswa yang susah diatur.
52
Pertemuan ketiga
Dalam pertemuan ketiga, guru sudah mengulang materi sebelumnya
dengan cara tanya jawab kepada siswa. Siswa terlihat sangat antusias dan aktif
menjawab pertanyaan. Siswa mengerjakan tes evaluasi dengan baik.
Pada pembelajaran siklus II ini, proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar karena guru telah dapat menguasai kelas dan dapat menyesuaikan
pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing sehingga siswa dapat
berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung .
b) Pengamatan terhadap siswa
Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama, masih terlihat beberapa siswa yang ramai dan
tidak memperhatikan guru. Siswa juga masih kurang aktif dan kurang antusias
dalam menjawab pertanyaan dari guru. Akan tetapi, saat diskusi kelompok siswa
sudah dapat bekerjasama dengan baik dan mulai tertib mengerjakan tugasnya
masing-masing dalam kelompok.
Pertemuan kedua
Keadaan siswa pada pertemuan kedua ini jauh lebih baik lagi. Proses KBM
berjalan lebih efektif. Siswa sudah mulai aktif dan antusias dalam menjawab
pertanyaan guru. Perhatian siswa sudah terfokus kepada gurunya dan sebagian
besar memeprhatikan penjelasan guru. Dalam diskusi kelompok, masing-masing
anggota dalam satu kelompok sudah bertanggung jawab menyeleseikan tugas
masing-masing dalam setiap kelompok. Kerja sama antar anggota dalam
kelompok jauh lebih maksimal. Antusias siswa dalam mengerjakan tugas yang
diberikan lebih meningkat. Hal ini tampak pada hasil nilai yang meningkat. Dari
20 soal yang diberikan pada tes evaluasi secara keseluruhan siswa mengalami
ketuntasan hasil belajar dengan KKM 65. Hal itu membuktikan bahwa siswa
sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga ini, siswa mengingat pembelajaran yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Siswa sangat antusias dalam menjawab
pertanyaan guru terbukti dengan banyaknya siswa yang mengangkat tangan untuk
53
menjawab pertanyaan guru. Siswa juga mengerjakan tes evaluasi dengan baik dan
tertib.
2) Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar Matematika pada siswa kelas 5 SDN Langensari 03 diperoleh
melalui tes evaluasi yang diadakan pada pertemuan ketiga dalam siklus II. Pada
pelaksanaan siklus II, pembelajaran telah berjalan dengan baik sesuai dengan hasil
lembar observasi. Hasil tes evaluasi dari siklus II menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar (KD) mengidentifikasi
sifat-sifat bangun ruang. Siswa telah dapat menyelesaikan tes evaluasi dengan
baik. Data hasil belajar matematika siswa pada siklus II sebelum dianalisa sesuai
dengan KKM = 65 disajikan pada tabel 17 berikut ini.
Tabel 17
Destribusi Hasil Belajar Siswa Siklus 1I
NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE
65-69 6 13%
70-74 9 20%
75-79 11 24%
80-84 7 15%
85-89 6 13%
90-94 2 6%
95-99 4 9%
JUMLAH 45 100%
NILAI TERTINGGI 95
NILAI TERENDAH 65
RATA-RATA 77,22
Berdasarkan tabel 17, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan hasil
belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal itu terlihat dari hasil tes evaluasi siklus
II ini, nilai tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat menjadi 95, sedangkan
nilai terendah menjadi 65 dengan nilai rata-rata 77,22. Hal ini menunjukkan
bahwa pada siklus II ini keseluruhan siswa mengalami ketuntasan belajar.
Berdasarkan tabel 17, dapat dilihat lebih jelas dalam gambar 3 di bawah ini.
54
Gambar 3 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II
Dari gambar 3, maka dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa telah
mencapai indikator kinerja yaitu 100% siswa sudah tuntas dengan KKM = 65.
Nilai tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat menjadi 95, sedangkan nilai
terendah menjadi 65 dengan nilai rata-rata 77,22. Berikut ini disajikan tabel
ketuntasan hasil belajar pada siklus II.
Tabel 18
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
No. Nilai Jumlah
siswa
Persentase
(%) Ketuntasan
1 ≥ 65 45 100% Tuntas
2 < 65 0 0% Belum Tuntas
Dari tabel 18, dapat diketahui bahwa keseluruhan siswa mengalami
ketuntasan belajar dengan nilai yang sangat baik. Hasil belajar siswa pada siklus II
ini telah tuntas 100% dan ini berarti indikator kinerja telah tercapai.
4.1.2.4 Refleksi
Dalam kegiatan pembelajaran siklus II ini sudah berjalan dengan lancar.
Guru sudah dapat menguasai kelas dengan baik dan siswa sudah aktif dalam
0
2
4
6
8
10
12
65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-99
Jumlah siswa
55
mengikuti pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing pada mata
pelajaran matematika materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Selain itu,
hal-hal yang menjadi penghambat jalannya pembelajaran telah dapat diatasi
dengan baik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan ketuntasan belajar 100%
walaupun masih ada beberapa siswa yang nilainya sama dengan KKM 65.
4.2. Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan, dapat diketahui telah
terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui metode penemuan terbimbing pada
mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat
bangun datar dan mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas 5
SDN Langensari 03 pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Data hasil belajar
siswa dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu
membandingkan hasil belajar siswa antar siklus. Pada bagian sebelumnya, telah
dipaparkan pelaksanaan penelitian untuk masing-masing siklus dan pada bagian
ini akan dipaparkan pelaksanaan penelitian semua siklus secara bersamaan
kemudian diperbandingkan sehingga akan diketahui perkembangan hasil belajar
siswa. Untuk memperjelas peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing,
maka dapat dilihat dalam tabel 19 berikut ini.
Tabel 19
Perolehan Nilai Tes Siswa Antar Siklus
No. Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Nilai terendah 35 40 65
2. Nilai tertinggi 85 90 95
3. Rata-rata 60,67 68,44 77,22
Dari data tabel 19, dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil
belajar pada mata pelajaran matematika dari pra siklus yaitu sebelum penggunaan
metode penemuan terbimbing dan setelah menggunakan metode penemuan
56
terbimbing yaitu pada siklus I dan siklus II. Dari hasil perolehan nilai pada tabel
19, dapat diketahui terjadi peningkatan perolehan nilai terendah siswa yaitu pada
pra siklus 35 menjadi 65 pada siklus II, sehingga terjadi kenaikan sebesar 20
point. Perolehan nilai tertinggi juga meningkat yaitu pada pra siklus sebesar 85,
pada siklus II menjadi 95 sehingga terjadi peningkatan 10 point. Sedangkan rata-
rata nilai siswa secara klasikal juga menunjukkan peningkatan yaitu dari 60,67
pada pra siklus menjadi 77,22 pada siklus II.
Berhasilnya pencapaian kompetensi siswa dilihat dari hasil belajarnya
apakah sudah tuntas atau belum dengan didasarkan pada Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditentukan setiap sekolah. Peningkatan hasil belajar
siswa dikatakan meningkat apabila 100% siswa telah berhasil mencapai KKM 65.
KKM di setiap sekolah berbeda-beda tergantung dengan karakteristik dan
kemampuan siswa. KKM digunakan sebagai acuan bagi seorang guru untuk
menilai pencapaian kompetensi siswa sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar pada suatu mata pelajaran. Maka dari itu, untuk mengetahui
keberhasilan tersebut maka dapat dilihat pada tabel 20 di bawah ini.
Tabel 20
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I ,
dan Siklus II
Ketuntasan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
Tuntas 17 38% 32 71% 45 100%
BelumTuntas 28 62% 13 29% 0 0%
Dari tabel 20, terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika dari pra siklus sampai dengan pembelajaran
siklus II. Pada pra siklus, 38% siswa tuntas dan 62% siswa belum tuntas. Pada
siklus I, 71% siswa tuntas dan 29 % belum tuntas. Sedangkan pada siklus II
semua siswa yaitu 45 siswa secara keseluruhan mengalami ketuntasan belajar
57
sebesar 100% sehingga indikator kinerja telah tercapai. Hal ini dapat digambarkan
pada gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra
Siklus, Siklus I , dan Siklus II
4.3. Pembahasan
4.3.1 Pembahasan Pra Siklus
Peneliti melakukan pengamatan atau observasi terlebih dahulu sebelum
melaksanakan penelitian siklus I. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
peneliti dengan guru kelas, dalam pembelajaran matematika ternyata guru masih
menggunakan pembelajaran konvensional sehingga siswa diberi materi secara
penuh. Aktivitas guru masih terlihat sangat dominan dibandingkan dengan
aktivitas siswa. Hal membuat siswa tidak aktif dan kurang memahami materi yang
diajarkan. Selain itu, pembelajaran matematika menjadi sangat membosankan
sehingga siswa kurang antusias dan tertarik memperhatikan pembelajaran.
Pembelajaran konvensional dalam pembelajaran matematika yang dilakukan guru
tersebut sangat berdampak terhadap hasil belajar siswa. Hal itu terlihat dari hasil
pretest mata pelajaran matematika pada siswa kelas 5 SDN Langensari 03
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran
2012/2013 yang masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Dari jumlah siswa sebanyak 45, hanya 17 siswa
62%
29%
0%
38%
71%
100%
0
20
40
60
80
100
120
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Belum Tuntas
Tuntas
58
atau 38% yang tuntas. Sedangkan yang tidak tuntas 28 siswa atau 62% dengan
nilai rata-rata 60,67. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam
pelajaran matematika masih rendah. Untuk itu, peneliti berupaya memperbaiki
hasil belajar melalui metode penemuan terbimbing.
4.3.2 Pembahasan Siklus I
Perolehan hasil belajar pada siklus I ini masih belum optimal. Beberapa
kekurangan dalam penelitian tindakan siklus I ini antara lain kurang terbiasanya
siswa dengan metode penemuan terbimbing karena jarang diterapkan dalam
pembelajaran sehingga siswa cenderung tidak memperhatikan dan masih kurang
aktif dalam pembelajaran. Siswa juga masih takut dalam menjawab pertanyaan
guru. Selain itu, dalam penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran guru
terlalu cepat sehingga siswa kurang mengerti apa yang harus dia pahami ketika
pembelajaran. Guru juga perlu membagi kelompok secara merata agar tidak ada
siswa yang bermain-main sendiri ketika diskusi kelompok. Pengkondisian kelas
masih kurang karena masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
guru dan presentasi di kelas. Dalam membuat kesimpulan pembelajaran, guru dan
siswa harus turut berperan aktif. Guru dan siswa harus bekerjasama dengan lebih
baik lagi dalam pembelajaran di siklus II sehingga pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing dapat terlaksana secara efektif.
Berdasarkan hasil penelitian kegiatan pembelajaran di kelas 5 SDN
Langensari 03 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, terlihat bahwa
ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing. Ketuntasan hasil belajar pra siklus mencapai 62%,
perolehan nilai rata-rata 60,67 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 35.
Pada siklus I, ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 70%, nilai rata-rata
77,22 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Walaupun hasil belajar pada
siklus I ini sudah meningkat, tetapi masih terdapat siswa yang belum tuntas
sebanyak 13 siswa dengan persentase 29% sehingga perlu dilakukan tindakan
siklus II untuk mencapai indikator kinerja 100% siswa tuntas belajar.
59
4.3.3 Pembahasan Siklus II
Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus I akan dilaksanakan pada siklus
II. Pada pertemuan pertama siklus II dari kegiatan refleksi, teridentifikasi bahwa
guru kurang cermat dalam pemilihan kata yang digunakan dalam memberikan
pertanyaan pengarah kepada siswa sehingga siswa kurang memahami maksud dari
pertanyaan guru tersebut. Selain itu, karena jumlah siswa yang cukup banyak,
penguasaan kelas masih kurang karena masih terdapat beberapa siswa yang
bergurau sendiri dan tidak memperhatikan pembelajaran. Meskipun demikian,
pada pertemuan kedua guru sudah dapat memperbaiki kekurangannya tersebut
dengan memberikan pertanyaan pengarah menggunakan kata-kata yang mudah
dipahami siswa sehingga siswa mulai antusias dan aktif dalam menjawab
pertanyaan guru. Guru juga sudah mulai tegas bertindak terhadap siswa yang
kurang memperhatikan dan mengganggu jalannya proses pembelajaran sehingga
siswa sudah tidak ada lagi yang bergurau di dalam kelas.
Hasil belajar meningkat di siklus II ini. Pada siklus I, ketuntasan hasil
belajar mencapai 71%, nilai rata-rata 68,44 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai
terendah 40. Sedangkan pada siklus II, ketuntasan belajar siswa meningkat karena
45 siswa atau 100% siswa tuntas belajar dengan nilai rata-rata 77,22, nilai
tertinggi 95 dan nilai terendah 65. Ketuntasan hasil belajar pada siklus II ini telah
mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu ketuntasan
belajar 100% .
4.3.4 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada kondisi awal (pra siklus), sebelum diadakan penelitian tindakan kelas
di SDN Langensari 03 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang,
perolehan nilai rata-rata 60,67 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada
siklus I, nilai rata-rata menjadi 68,44 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah
40. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan
tingkat keberhasilan ketuntasan 71% dari jumlah siswa sebanyak 45 siswa. Akan
tetapi, masih terdapat 29% siswa yang belum tuntas sehingga perlu diadakan
pelaksanaan tindakan siklus II. Pada siklus II, ketuntasan belajar siswa meningkat
60
menjadi 100% dan nilai rata-rata meningkat menjadi 77,22 dengan nilai tertinggi
95 dan nilai terendah 65. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Penelitian Dwi Maryati (2011) yang berjudul “Upaya peningkatan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui penerapan pembelajaran penemuan
terbimbing pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Werdoyo Kecamatan Godong
Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2010/2011”. Dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pra siklus, terdapat 17 siswa atau 40%
siswa tuntas belajar. Pada siklus I terdapat 34 siswa atau 79% siswa tuntas dengan
rata-rata 75. Pada siklus II terdapat 43 siswa atau 100% siswa tuntas dengan nilai
rata-rata 86,25.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa penerapan metode
penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa
kelas 5 SDN Langensari 03 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 melalui lima tahap kegiatan yaitu: (1)
mengarahkan siswa pada masalah, (2) mengorganisasikan siswa dalam belajar, (3)
membimbing penyelidikan individual atau kelompok, (4) menyajikan atau
mempresentasikan hasil kegiatan, (5) mengevaluasi kegiatan.